Kereta api Manahan

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Manahan merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia melayani relasi GambirSolo Balapan melalui lintas selatan Jawa (via CirebonPurwokerto).

Kereta api Manahan
Kereta api Manahan setelah melintasi JPL 81, Bekasi

Kereta api Manahan
Kereta api Manahan
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api antarkota
Status
  • Beroperasi (Fakultatif dan Tambahan)
Mulai beroperasi
  • 1 Juni 2023 (Fakultatif)
  • 7 Februari 2024;
Operator saat iniKereta Api Indonesia
Lintas pelayanan
Stasiun awalGambir
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah
Stasiun akhirSolo Balapan
Jarak tempuh571 km
Waktu tempuh rerata
  • 8 jam 6 menit (Fakultatif)
  • 8 jam 58 menit (Tambahan)
Frekuensi perjalananDua kali keberangkatan tiap hari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif
Pengaturan tempat duduk50 tempat duduk disusun 2-2 (kelas eksekutif)
kursi dapat direbahkan dan diputar
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca dupleks dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas bagasiAda (bukan kereta bagasi)
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional70 s.d 100 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal
  • 79F-82F (Fakultatif)
  • 7015-7016 (Tambahan)

Asal usul nama

sunting

Nama Manahan berasal dari nama tokoh masyarakat setempat yang bernama Ki Ageng Pamanahan, seorang sosok panutan serta merupakan kakak dari Sultan Adiwijaya. Saat ini, nama Manahan dijadikan sebuah nama kelurahan di kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah dimana letak Stasiun Solo Balapan berada.[1]

Awal pengoperasian kereta api

sunting

Kereta api Manahan dioperasionalkan mulai 1 Juni 2023 dengan berstatus fakultatif relasi Solobalapan-Gambir lama perjalanan 7 jam 8 menit.

Kereta api Manahan merupakan layanan penerus rute Jakarta-Solo yang sejak tahun 2016 lalu telah beroperasi dengan status "Kereta Tambahan", yaitu Kereta api Argo Lawu Fakultatif dan Argo Dwipangga Fakultatif.

Rangkaian Kereta ini menggunakan 2 Jenis rangkaian yang Berbahan dasar stainless steel dan mild steel, Rangkaian Manahan dari Solo Balapan menggunakan rangkaian mild steel dengan stamformasi yaitu 1 Kereta Pembangkit, 4 Kereta Eksekutif, 1 Kereta Makan, 4 Kereta Eksekutif dengan Depo Kereta Solo Balapan (SLO) sedangkan Rangkaian Manahan dari Gambir menggunakan rangkaian stainless steel dengan stamformasi yaitu 1 Kereta Pembangkit, 4 Kereta Eksekutif, 1 Kereta Makan, 4 Kereta Eksekutif dengan Depo Kereta Jakarta Kota (JAKK).

Stasiun pemberhentian

sunting

Berikut ini adalah stasiun kereta api dilayani oleh KA Manahan.[2]

Provinsi Kota/Kabupaten Stasiun Keterangan Status
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gambir  
Stasiun ujung, terintegrasi dengan layanan BRT Transjakarta
Jatinegara        
Hanya mengarah ke Gambir untuk menurunkan penumpang dan terintegrasi dengan Commuter Line Cikarang dan layanan BRT Transjakarta
Jawa Barat Bekasi Cikarang   LW
Hanya KA 79F serta terintegrasi dengan Commuter Line Cikarang, Walahar, dan Jatiluhur
Kota Cirebon Cirebon Terletak di Jalur Lintas Utara Jawa
Daerah Istimewa Yogyakarta Kota Yogyakarta Yogyakarta Y P YA
Terintegrasi dengan Commuter Line Yogyakarta, Prambanan Ekspres, Lin YIA, layanan bus Trans Jogja, dan Teman Bus Yogyakarta
Jawa Tengah Banyumas Purwokerto Terintegrasi dengan Teman Bus dan Trans Jateng di terminal Pasar Pon
Cilacap Kroya
Kebumen Kebumen Hanya KA 80F dan 81F
Purworejo Kutoarjo P
Stasiun ujung barat Commuter Line Prambanan Ekspres dan terintegrasi dengan bus Trans Jateng
Klaten Klaten Y AS
Stasiun ujung dari kereta bandara Adi Soemarmo, stasiun ini merupakan pemberhentian dari Commuter Line Yogyakarta
Kota Surakarta Solo Balapan Y AS
Stasiun ujung, terintegrasi dengan Commuter Line Yogyakarta dan kereta bandara BIAS serta terintegrasi dengan bus Batik Solo Trans dan Trans Jateng di terminal Tirtonadi.

Legenda

Stasiun ujung (terminus)
Berhenti untuk semua arah
Berhenti hanya pada KA Manahan 81F dan 80F
Berhenti hanya mengarah ke Gambir (satu arah)

Insiden

sunting

Pada tanggal 15 Februari 2024, lokomotif pada Kereta api Manahan nomor 79A menuju Jakarta Gambir mengalami anjlokan setelah tertemper truk pasir di perlintasan tanpa sebidang di Tanjung, Brebes, Jawa Tengah; tepatnya di km 261+2 petak antara Stasiun Ketanggungan dan Ciledug sehingga menewaskan dua orang, yaitu ayah dan anak. Tidak ada korban jiwa baik dari petugas ataupun penumpang Kereta api Manahan dalam kecelakaan tersebut, namun terdapat kerusakan pada bagian depan lokomotif CC 203 (CC 203 01 07 YK) akibat temperan truk tersebut dan lalu lintas kereta api di lintas tengah Pulau Jawa koridor Cirebon-Prupuk terganggu, terutama pada jalur hilir.[3]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Silva, Dimasyah (29 Mei 2023). "GAPEKA 2023, Argo Merbabu dan Manahan: Kereta Tambahan yang Dapat Nama Sendiri". Railway Enthusiast Digest. Gerakan Pemuda Penggemar Kereta Api. Diakses tanggal 29 Mei 2023. 
  2. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023 (PDF). Bandung: PT Kereta Api Indonesia (Persero). 14 April 2023. hlm. 301. Diakses tanggal 12 Mei 2023 – via Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 
  3. ^ Fadilah, Ilyas (2024-02-15). "Kereta Anjlok Gara-gara 'Dicium' Truk, KAI Minta Maaf Perjalanan Terganggu". Detik. Bandung: Trans Media. Diakses tanggal 2024-02-15. 

Pranala luar

sunting