Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (atau biasa disingkat TNI Angkatan Laut atau TNI-AL) adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di laut.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut | |
---|---|
Dibentuk | 10 September 1945 |
Negara | Indonesia |
Tipe unit | Angkatan Laut |
Jumlah personel | 74.000[1] (2011) |
Bagian dari | Tentara Nasional Indonesia |
Moto | Jalesveva Jayamahe (Kawi, lit:"Di Laut Kita Jaya") |
Panji-panji | |
Kapal perang dan perlengkapannya | 150[2] (2012) |
Pertempuran | Pertempuran Laut Aru Konfrontasi Indonesia-Malaysia Dwikora Trikora |
Situs web | www |
Tokoh | |
Kepala Staf Angkatan Laut | Laksamana TNI Siwi Sukma Adji[3] |
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut | Laksdya TNI Mintoro Yulianto |
Insignia | |
Bendera Kapal | |
Roundel & Fin Flash |
TNI Angkatan Laut dibentuk pada tanggal 10 September 1945 yang pada saat dibentuknya bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR Laut) yang merupakan bagian dari Badan Keamanan Rakyat.
TNI Angkatan Laut dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas Besar Angkatan Laut (MABESAL). Sejak 23 Mei 2018 KASAL dijabat oleh Laksamana TNI Siwi Sukma Adji yang menggantikan Laksamana TNI Ade Supandi yang memasuki masa pensiun.
Kekuatan TNI-AL saat ini terbagi dalam 3 komando armada yaitu, Komando Armada I (Koarmada I) yang berpusat di Jakarta, Komando Armada II (Koarmada II) yang berpusat di Surabaya, dan Komando Armada III (Koarmada III) yang berpusat di Sorong serta satu Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Selain itu juga membawahi Korps Marinir.
Sejarah TNI-AL
Sejarah TNI-AL dimulai tanggal 10 September 1945, setelah masa awal diproklamasikannya kemerdekaan negara Indonesia, administrasi pemerintah awal Indonesia mendirikan Badan Keamanan Rakyat Laut (BKR Laut). BKR Laut dipelopori oleh pelaut-pelaut veteran Indonesia yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan Belanda) pada masa penjajahan Belanda dan Kaigun pada masa pendudukan Jepang.
Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut yang selanjutnya lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), dengan segala kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya. Sejumlah Pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal-kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan, dan personel pengawaknya pun direkrut untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu. Kekuatan yang sederhana tidak menyurutkan ALRI untuk menggelar Operasi Lintas Laut dalam rangka menyebarluaskan berita proklamasi dan menyusun kekuatan bersenjata di berbagai tempat di Indonesia. Di samping itu mereka juga melakukan pelayaran penerobosan blokade laut Belanda dalam rangka mendapatkan bantuan dari luar negeri.
Selama 1949-1959 ALRI berhasil menyempurnakan kekuatan dan meningkatkan kemampuannya. Di bidang Organisasi ALRI membentuk Armada, Korps Marinir yang saat itu disebut sebagai Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL), Penerbangan Angkatan Laut dan sejumlah Komando Daerah Maritim sebagai komando pertahanan kewilayahan aspek laut.
Pada 1990-an TNI AL mendapatkan tambahan kekuatan berupa kapal-kapal perang jenis korvet kelas Parchim, kapal pendarat tank (LST) kelas 'Frosch', dan Penyapu Ranjau kelas Kondor. Penambahan kekuatan ini dinilai masih jauh dari kebutuhan dan tuntutan tugas, lebih-lebih pada masa krisis multidimensional ini yang menuntut peningkatan operasi namun perolehan dukungannya sangat terbatas. Reformasi internal di tubuh TNI membawa pengaruh besar pada tuntutan penajaman tugas TNI AL dalam bidang pertahanan dan keamanan di laut seperti reorganisasi dan validasi Armada yang tersusun dalam flotila-flotila kapal perang sesuai dengan kesamaan fungsinya dan pemekaran organisasi Korps Marinir dengan pembentukan satuan setingkat divisi Pasukan Marinir-I di Surabaya dan setingkat Brigade berdiri sendiri di Jakarta.
Tugas TNI Angkatan Laut
Sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI Pasal 9, Angkatan Laut bertugas:
- melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan;
- menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;
- melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah;
- melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut;
- melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.
Perpres No. 62/2016
Dalam Perpres Nomor 62 Tahun 2016 ini ditegaskan, bahwa perubahan dan/atau pembentukan unit organisasi baru yang dijabat oleh Perwira Tinggi ditetapkan oleh Presiden.[5] Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 62 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Juli 2016, juga memuat organisasi Markas Besar TNI Angkatan Laut. Menurut Pepres ini Markas Besar TNI Angkatan Laut terdiri atas: a. unsur pimpinan: 1. Kepala Staf TNI Angkatan Laut; dan 2. Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut; b. unsur pembantu pimpinan; c. unsur pelayanan diatur dengan Peraturan Panglima. d. Badan Pelaksana Pusat; dan e. Komando Utama Pembinaan.[6]
Organisasi
TNI-AL berada di bawah Markas Besar TNI. Perwira tersenior Angkatan Laut, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, adalah perwira tinggi berbintang empat dengan pangkat Laksamana mengepalai Angkatan Laut di bawah Panglima TNI.
Kepala staf
Jabatan tertinggi di TNI Angkatan Laut adalah Kepala Staf TNI Angkatan Laut, yang biasanya dijabat oleh Laksamana berbintang empat. Saat ini TNI Angkatan Laut dipimpin oleh Laksamana TNI Siwi Sukma Adji
Kotama
Komando Utama di bawah TNI AL ada Komando Armada (Koarmada) yang dipimpin oleh perwira berbintang dua (Laksamana Muda/Mayjen (Mar.)), Di bawah Koarmada ada Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) yang dipimpin perwira berbintang satu (Laksamana Pertama/Brigjen (Mar.)), selain itu Koarma juga mempunyai Satuan Operasi (Gugus Tempur/Gugus Keamanan) dan Satuan Pelaksana (Satuan Kapal Cepat, Kapal Amfibi, Kapal Selam dll.) yang masing-masing Satuan atau Gugus dipimpin perwira berbintang satu juga. Di bawah Lantamal ada Pangkalan TNI AL (Lanal) yang dipimpin oleh Perwira berpangkat Letkol atau Kolonel, dan di bawah Lanal ada Pos TNI AL (Posal) yang dipimpin oleh Kapten atau Mayor. Sedangkan untuk Satuan Pelaksana membawahi Armada-armada yaitu KRI-KRI yang setiap KRI dipimpin oleh perwira dengan pangkat Mayor, Letkol ataupun Kolonel.
Komando Utama
Komando Operasi
- Komando Armada I (Koarmada I) dipimpin oleh Laksamana Muda TNI Yudo Margono, S.E., M.M.
- Komando Armada II (Koarmada II) dipimpin oleh Laksamana Muda TNI Didik Setiyono
- Komando Armada III (Koarmada III) dipimpin oleh Laksamana Muda TNI I Nyoman Gede Ariawan, S.E., M.M.
- Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) dipimpin oleh Laksamana Muda TNI R. Achmad Rivai
Komando Tempur
- Korps Marinir (Kormar) dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI (Mar) Bambang Suswantono, S.H., M.H., M.Tr. (Han)
Komando Pendidikan
- Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Laut (Kodiklatal) dipimpin oleh Laksamana Muda TNI Darwanto
- Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) dipimpin oleh Laksamana Muda TNI Arusukmono Indra Sucahyo
- Akademi Angkatan Laut (AAL) dipimpin oleh Laksamana Muda TNI Edi Sucipto
Badan Pelaksana Pusat
- Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal) dipimpin oleh Laksamana Pertama TNI Nazali Lempo, SH, MH
- Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) dipimpin oleh Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir
- Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) dipimpin oleh Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H.
- Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) dipimpin oleh Laksamana Pertama TNI Siswo Hadi Sumantri
Dinas Militer
- Dinas Pengamanan Angkatan Laut
- Dinas Penerangan Angkatan Laut
- Dinas Operasi Dan Latihan Angkatan Laut
- Dinas Komunikasi dan Elektronika Angkatan Laut
- Dinas Pembinaan Hukum Angkatan Laut
- Dinas Potensi Maritim Angkatan Laut
- Dinas Administrasi Personil Angkatan Laut
- Dinas Pendidikan Angkatan Laut
- Dinas Perawatan Personil Angkatan Laut
- Dinas Kesehatan Angkatan Laut
- Dinas Psikologi Angkatan Laut
- Dinas Material Angkatan Laut
- Dinas Material Senjata dan Elektronika Angkatan Laut
- Dinas Kelaikan Material Angkatan Laut
- Dinas Fasilitas Pangkalan Angkatan Laut
- Dinas Pengadaan Angkatan Laut
- Dinas Pembekalan Angkatan Laut
- Dinas Keuangan Angkatan Laut
- Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut
- Dinas Informasi dan Pengolahan Data Angkatan Laut
- Dinas Operasi dan Latihan Angkatan Laut
Pasukan Khusus
- Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) dipimpin oleh Kolonel Mar Nanang Saefulloh, S.E.
- Komando Pasukan Katak Komando Armada I (Kopaska Koarmada I) dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Johan Wahyudi
- Komando Pasukan Katak Komando Armada II (Kopaska Koarmada II) dipimpin oleh Kolonel Laut (T) Ariyadi, S.E.
- Komando Pasukan Katak Komando Armada III (Kopaska Koarmada III) dipimpin oleh Letkol Laut (E) Joko Andriyanto, S.T., M.Tr.Hanla
- Batalyon Intai Amfibi 1/Marinir (Yontaifib 1 Mar) dipimpin oleh Letkol Mar Alim Firdaus
- Batalyon Intai Amfibi 2/Marinir (Yontaifib 2 Mar) dipimpin oleh Letkol Mar Rino Rianto, M.Tr. (Hanla)
- Batalyon Intai Amfibi 3/Marinir (Yontaifib 3 Mar) dipimpin oleh
Kekuatan
Nama kapal yang dimiliki TNI-AL selalu dimulai dengan KRI, singkatan dari Kapal Perang Republik Indonesia. Selain itu juga ada kapal yang diawali dengan KAL, singkatan dari Kapal Angkatan Laut. Suatu sistem penomoran diadopsi guna membedakan tiap Kapal. Nama kapal bervariasi, mulai dari nama Pahlawan, Teluk, hingga binatang.
Setiap kapal dipersenjatai dengan salah satu atau lebih dari berbagai macam persenjataan yang tersedia menurut kelasnya, mulai dari senapan mesin 12,7mm, kanon, meriam hingga peluru kendali.
Saat ini TNI AL memiliki sekitar 68.800 prajurit, termasuk di dalamnya 18.500 personel marinir dan 1.090 penerbangan/personel udara AL. Kekuatan TNI AL secara garis besar sebagai berikut:
Kapal perang
Kapal Republik Indonesia (KRI) berjumlah 167 kapal, KRI dibagi menjadi tiga kelompok kekuatan:
- Kekuatan Pemukul (Striking Force) terdiri dari 51 KRI yang memiliki persenjataan strategis:
- 3 kapal selam kelas changbogo
- 2 kapal selam kelas Cakra.
- 2 Fregat kelas SIGMA 10514
- 6 Fregat kelas Ahmad Yani
- 4 Korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach)
- 3 Korvet kelas Korvet kelas Bung Tomo
- 3 Korvet kelas Fatahillah
- 14 Korvet anti kapal selam kelas Parchim
- 4 Kapal cepat rudal (KCR) kelas Sampari
- 8 Kapal cepat rudal (KCR) kelas Clurit
- 3 kapal cepat rudal kelas Mandau
- 4 kapal cepat torpedo (KCT) kelas Ajak
- Kekuatan Patroli (Patrolling Force) berjumlah 53 KRI.
- 10 kapal FPB buatan PT. PAL kelas Pandrong, 5 di antaranya yang bertipe Nav-5 sudah dipersenjatai dengan rudal
- 2 kapal (hibah dari Brunei) kelas Salawaku
- 1 Kapal cepat buatan Fasharkan TNI AL 40 meter kelas Krait
- 2 Kapal cepat buatan Fasharkan 40 meter kelas Tarihu
- 25 kapal Fiber buatan Fasharkan TNI AL kelas Boa
- 15 kapal PC kelas Sibarau
- 2 buru ranjau (BR) kelas Pulau Rengat
- Kekuatan Pendukung (Supporting Force) berjumlah 63 KRI, terdiri dari:
- 5 Landing Platform Dock (LPD) kelas Makassar
- 7 angkut tank (AT) kelas Teluk Bintuni
- 12 angkut tank (AT) kelas Frosch
- 5 angkut tank (LST) kelas Teluk Semangka
- 1 markas (MA) kelas Multatuli
- 6 penyapu ranjau (PR) kelas kondor
- 5 bantuan cair minyak (BCM): ARN, SRG, SGG, SMB,BPP
- 1 Bantuan Rumah Sakit (BRS) Kelas dr. Suharso
- 2 bantu tunda (BTD) kelas Soputan
- 4 bantu umum (BU): KMT, MTW, NTU, WGO
- 1 bantu angkut personel (BAP) kelas Tanjung Kambani
- 2 bantu angkut personel (BAP) kelas Tanjung Nusanive
- 3 bantu hidrooseanografi (BHO) kelas Pulau Rondo
- 1 bantu hidrooseanografi (BHO) kelas Dewa Kembar
- 1 kapal latih kelas Ki Hajar Dewantara
- 2 kapal latih
TNI AL sudah mempunyai 4 kapal LPD. Kapal multipurpose ini 2 unit dibuat di Korea Selatan (KRI MKS dan KRI SBY) dan 2 unit dikerjakan oleh PT. PAL (KRI BAC DAN KRI BJN)
Kapal patroli pendukung
Kapal Angkatan Laut (KAL) adalah kapal patroli yang berfungsi untuk mendukung Pangkalan TNI AL (Lanal) dalam melaksanakan tugas-tugas patroli keamanan laut dan tugas-tugas dukungan lainnya.
Pesawat udara
Pesawat udara berjumlah 82 unit, terdiri dari 52 sayap tetap dan 30 sayap putar.
Pasukan pendarat
Peralatan tempur Korps Marinir sejumlah 437 kendaraan tempur (ranpur), tetapi 307 ranpur berusia di atas 30 tahun, 37 ranpur berusia 21-30 tahun, sisanya 103 ranpur berusia 1-10 tahun.
Kekuatan marinir Indonesia saat dibagi dalam 2 Pasmar (Surabaya dan Jakarta) membawahi Brigif, Menbanpur, Menart, Menkav, Lanmar dsb.
Pangkalan Utama Angkatan Laut
Penomoran lantamal diubah menjadi berurutan dari Lantamal I sampai XI sesuai lokasi dari barat ke timur pada 1 Agustus 2006 seiring dengan peresmian Pangkalan Angkatan laut (Lanal) Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat menjadi Pangkalan Utama Angkalan Laut (Lantamal) II. Pada tahun 2015, tiga Pangkalan AL (Lanal) ditingkatkan menjadi Pangkalan Utama AL (Lantamal) dengan melanjutkan penomoran XII, XIII and XIV.
Sesuai dengan rencana strategis pengembangan armada TNI Angkatan Laut, direncanakan akan ada 3 komando armada, yaitu Komando Armada I di Jakarta, Komando Armada II di Surabaya dan Komando Armada III di Sorong.[7]
Kekuatan TNI Angkatan Laut tersebar di beberapa Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) yang berada di bawah tiga komando utama armada yaitu:
- Pangkalan Utama I (Lantamal I) di Belawan, membawahi Pangkalan Angkatan Laut, meliputi Sabang, dan Dumai, Lhokseumawe, Tanjung Balai Asahan dan Simeulue. Satu Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Sabang, dan dua fasilitas pemeliharaan dan perbaikan (Fasharkan) di Sabang, Belawan. Saat ini Danlantamal I dijabat oleh Brigjen TNI Mar. Widodo Dwi Purwanto
- Pangkalan Utama II (Lantamal II) di Padang membawahi Lanal Sibolga, Lanal Nias, Mentawai (rencana), dan Bengkulu. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal II merupakan sebutan untuk Lantamal III Jakarta. Saat ini Danlantamal II dijabat oleh Laksamana Pertama TNI R. Achmad Rivai, SE. MM.
- Pangkalan Utama III (Lantamal III) di Jakarta, membawahi 6 Pangkalan Angkatan Laut, meliputi Palembang, Cirebon, Panjang, Banten, Bandung, dan Bangka Belitung. Selain itu, memiliki satu fasilitas pemeliharaan dan perbaikan di Pondok Dayung, Jakarta. Fasharkan Pondok Dayung ini sekarang memiliki kemampuan membuat kapal patroli jenis KAL ukuran 28-35 meter. Satu Lanudal di Pondok Cabe Jakarta Selatan. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal III merupakan sebutan untuk Lantamal V Surabaya. Saat ini Danlantamal III dijabat oleh Brigadir Jenderal TNI Mar R.M. Trusono, S.Mn.
- Pangkalan Utama IV (Lantamal IV) di Tanjungpinang membawahi 6 Pangkalan Angkatan Laut, yaitu Batam, Tarempa, Ranai, Tanjung Balai Karimun, dan Dabo Singkep. Lantamal Tanjung Pinang memiliki satu fasilitas pemeliharaan dan perbaikan atau fasharkan di Mentigi (Fasharkan Mentigi) yang punya kemampuan membuat kapal patroli (KAL) 12, 28, dan 35 meter. Di samping itu, memiliki 2 Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) berada di Matak, Kepulauan Natuna, dan di Tanjungpinang/Kijang. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal IV merupakan sebutan untuk Lantamal VI Makassar. Saat ini Danlantamal IV dijabat oleh Laksamana Pertama TNI S Irawan.
- Pangkalan Utama XII (Lantamal XII) di Pontianak membawahi 3 Pangkalan Angkatan Laut, yaitu Pangkalan Bun, Ketapang dan Sambas. Saat ini Danlantamal XII dijabat oleh Brigadir Jenderal TNI (Mar) M Hari.
- Pangkalan Utama V (Lantamal V) di Surabaya membawahi tujuh Pangkalan Angkatan Laut satu Denal, meliputi Tegal, Cilacap, Semarang, Denal Yogyakarta, Malang, Banyuwangi, Denpasar dan Batuporon . Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal V merupakan sebutan untuk Lantamal X Jayapura. Membawahi Lanudal Juanda dan Fasharkan Surabaya. Saat ini Danlantamal V dijabat oleh Brigjen TNI (Mar) Rudy Andi Hamzah.
- Pangkalan Utama VI (Lantamal VI) di Makassar membawahi Pangkalan Angkatan Laut Palu, Mamuju, dan Kendari. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal VI merupakan sebutan untuk Lantamal VIII Bitung. Membawahi Fasharkan Makassar. Saat ini Danlantamal VI dijabat oleh Laksma TNI Yusup.
- Pangkalan Utama VII (Lantamal VII) di Kupang, Nusa Tenggara Timur, membawahi Pangkalan Angkatan Laut Mataram, Maumere, Pulau Rote. Memiliki 1 Pangkalan Udara, di Kupang. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal VII merupakan sebutan untuk Lantamal IV Tanjungpinang. Saat ini Danlantamal VII dijabat oleh Brigadir Jenderal TNI (Mar.) Siswoyo Hari Santoso.
- Pangkalan Utama VIII (Lantamal VIII) di Manado, Sulawesi Utara, membawahi Pangkalan Angkatan Laut Tahuna, Gorontalo, dan Tolitoli serta satu Pangkalan Udara Angkatan Laut di Manado. Lantamal VIII sebelum 1 Agustus 2006, merupakan sebutan untuk Lantamal IX Ambon.Saat ini Danlantamal VIII dijabat oleh Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir.
- Pangkalan Utama XIII (Lantamal XIII) di Tarakan, Kalimantan Utara yang membawahi Pangkalan Angkatan Laut Balikpapan, Sangatta, Nunukan, Kota Baru dan Banjarmasin.
- Pangkalan Utama IX (Lantamal IX) di Ambon membawahi pangkalan Angkatan Laut Aru dan Fasharkan Ambon. Sebelum 1 Agustus 2006, Lantamal IX merupakan sebutan untuk Lantamal VII Kupang. Saat ini Danlantamal IX dijabat oleh Laksamana Pertama TNI Nurhidayat, S.H.
- Pangkalan Utama X (Lantamal X) di Jayapura, membawahi Pangkalan Angkatan Laut Biak, Sorong, dan Fasharkan Manokwari. Saat ini Lantamal X dijabat oleh Laksamana Pertama TNI Heru Kusmanto.
- Pangkalan Utama XI (Lantamal XI) di Merauke, Papua membawahi Pangkalan Angkatan Laut Timika dan Merauke serta Lanudal Aru. Saat ini Lantamal XI dijabat oleh Brigadir Jenderal TNI (Mar) Suhartono.
- Pangkalan Utama XIV (Lantamal XIV) di Sorong, Papua Barat membawahi Pangkalan Angkatan Laut Ternate, dan Morotai dan satu Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan di Manokwari yang mampu memproduksi KAL 12 dan 28 meter.
Kekuatan lain
Puspenerbal
Puspenerbal atau Pusat Penerbangan TNI AL merupakan bagian dari TNI-AL yang bertugas menyediakan fungsi penerbangan bagi operasi-operasi Angkatan Laut. Puspernerbal didirikan pada tahun 1956. Puspenerbal dibentuk sebagai sentralisasi pembinaan penerbangan TNI AL dalam suatu wadah, sehingga akan lebih menguntungkan dalam pengawasan dan pengendaliannya. Puspenerbal dipimpin oleh perwira tinggi bintang satu disebut Danpuspenerbal.
Komando Pasukan Katak
Komando Pasukan Katak (disingkat Kopaska) adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.
Detasemen Jala Mengkara
Detasemen Jala Mangkara (disingkat Denjaka) adalah sebuah detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984.
Korps Wanita Angkatan Laut
Korps Wanita Angkatan Laut (disingkat Kowal) merupakan bagian dari TNI Angkatan Laut, dan setiap tanggal 5 Januari diperingati sebagai Hari jadi Kowal.
Polisi Militer Angkatan Laut
Polisi Militer Angkatan Laut merupakan pelaksana fungsi kepolisian militer di jajaran TNI Angkatan Laut.
Rencana ke depan
Proyek-proyek ke depan antara lain pembangunan 3 kapal selam jenis Changbogo Class (Lisensi Tipe 209 Jerman) yang akan selesai pada 2015, pembangunan 1 Fregat Sigma 10514 yang dijadwalkan akan selesai pada 2017, pembelian 3 MRLF (Multi Role Light Frigate) Nakhoda Ragam Class buatan BAE Inggris yang akan diterima tahun 2013 (tahap I), pengembangan armada KCR-40 kelas Clurit hingga 2014 sebanyak 8 buah, pembelian 3 KCR Stealth kelas klewang, pembelian 3 FPB-60 dari PT PAL (kontrak sudah ditandatangani), pembelian 11 helikopter anti permukaan dan anti kapal selam (AKS) dan pembelian 5 CN-235 MPA (sedang tahap pembangunan di PT DI).
Evaluasi hasil pembinaan kekuatan TNI AL tahun 2014 sebagai berikut: pertama, bidang organisasi: Pelaksanaan validasi organisasi TNI AL dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan mempertajam tugas pokok organisasi serta penguatan hubungan kelembagaan dengan berpedoman pada Perpres RI Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi TNI. Validasi organisasi TNI AL tahun 2014 yang sudah terlaksana adalah perubahan kedudukan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) yang semula di bawah Kobangdikal menjadi Balakpus Mabesal dipimpin Perwira Tinggi Bintang Satu, peningkatan Posal Teluk Dalam menjadi Lanal Kelas B Nias, pembentukan Kolatnerbal, dan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Ladokgi RE. Martadinata. Sedangkan usulan validasi TNI AL yang masih dalam proses di Mabes TNI sebagai bagian daru usulan revisi Prepres Nomor 10 Tahun 2010 adalah pembentukan Steral, Komando Armada Kawasan, Pushidrosal, Disopslatal, pembentukan Lantamal Pontianak, Lantamal Tarakan dan Lantamal Sorong, pembentukan Pasmar 3 Sorong, serta peningkatan jabatan Danpuspomal dan Kadiskum Kormar.
Operasi keamanan Laut (Kamla) yang dilaksanakan sepanjang tahun 2014, dengan hasil 434 kapal diperiksa, 409 kapal diizinkan melanjutkan pelayaran, 25 kapal dikawal (di-adhoc), 12 kapal proses bebas karena tidak cukup bukti, dan 13 proses hukum. Ada 4 kapal yang ditenggelamkan, masing-masing 2 kapal ikan asing di perairan Anambas, Tarempa pada tanggal 5 Desember 2014 lalu, dan 2 kapal asing di perairan Ambon pada tanggal 21 Desember 2014 baru-baru ini, dan selanjutnya ada rencana penenggelaman berikutnya sambil menunggu penyelesaian hukum (inkrah).
Penyediaan sumber daya manusia (SDM) selama tahun 2014 telah dilaksanakan perekrutan personel sebanyak 953 orang. Dengan rincian 106 orang Perwira, 460 orang Bintara, 387 orang Tamtama. Kekuatan personel TNI AL sampai bulan Desember 2014 berjumlah 73.295 orang atau 72% dari DSP (Daftar Susunan Personel), yang terdiri dari 65.190 personel militer dan 8.105 personel PNS TNI AL. Perekrutan personel merujuk pada kebutuhan organisasi sesuai dengan pembangunan kekuatan pokok minimum, pembentukan organisasi baru, atau pengembangan organisasi yang ada, namun tetap memperhatikan rata-rata tingkat susut alami dan nonalami berdasarkan kebijakan zero growth of personnel dan right sizing.[8]
Rujukan
- ^ "TNI AD Takkan Tambah Personel Tahun Ini". Investor Daily Indonesia. 25 Januari 2012. Diakses tanggal 3 Januari 2014.
- ^ "Military Strength of Indonesia". GlobalFirepower.com. Diakses tanggal 3 Januari 2014.
- ^ http://http://m.tribunnews.com/nasional/2018/05/23/profil-laksamana-siwi-sukma-adji-ksal-pilihan-presiden-jokowi. Diakses tanggal 23 Mei 2018. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ Rivki (31 Desember 2014). "Jokowi Lantik Laksamana Madya Ade Supandi Menjadi KSAL". Detik.com. Diakses tanggal 2 Januari 2015.
- ^ "Susunan Organisasi TNI AU Sesuai Perpres Baru"
- ^ "Perpres No. 62/2016 Tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia"
- ^ http://news.detik.com/berita/2845482/akan-ada-3-komando-armada-tni-al-pangarmatim-jadi-armada-pusat-ri Akan Ada 3 Komando Armada TNI AL, Pangarmatim Jadi Armada Pusat RI]
- ^ "TNI AL SELENGGARAKAN RAPIM TAHUN 2015" website tni al.mil.id
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Tentara Nasional Indonesia
- (Indonesia) Situs web resmi
- (Indonesia) Situs web resmi Korps Marinir Indonesia
- (Indonesia) Blog militer indonesia
- (Inggris) Kumpulan foto majalah Indonesia Navy
- (Inggris) Kumpulan foto artikel tentang aviasi Indonesia