Aksara Bengali

abugida yang digunakan untuk menuliskan bahasa Bengali

Aksara Bengali (bahasa Bengali: বাংলা লিপি, Bangla lipi, Pengucapan Bengali: [ˈbaŋla lipi]); atau Alfabet Bengali (bahasa Bengali: বাংলা বর্ণমালা, Bangla bôrṇômala) adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Bengali didasarkan pada aksara Bengali-Assam, dan secara historis telah digunakan untuk menulis bahasa Sansekerta dalam Beng. Aksara ini adalah salah satu sistem penulisan yang paling banyak diadopsi di dunia (digunakan oleh lebih dari 265 juta orang).[4]

Aksara Bengali
বাংলা লিপি
Jenis aksara
BahasaBengali, Sanskerta, Khasi,[1] Kudmali
Periode
Abad ke-11–sekarang[2]
DaerahBenggala
Arah penulisanKiri ke kanan
Aksara terkait
Silsilah
Menurut hipotesis hubungan antara abjad Aramea dengan Brahmi, maka silsilahnya sebagai berikut:
Dari aksara Brahmi diturunkanlah:
Aksara kerabat
Assam dan Tirhuta
ISO 15924
ISO 15924Beng, , ​Bengali (Bangla)
Pengkodean Unicode
Nama Unicode
Bengali
U+0980–U+09FF
 Artikel ini mengandung transkripsi fonetik dalam Alfabet Fonetik Internasional (IPA). Untuk bantuan dalam membaca simbol IPA, lihat Bantuan:IPA. Untuk penjelasan perbedaan [ ], / / dan  , Lihat IPA § Tanda kurung dan delimitasi transkripsi.

Dari sudut pandang klasifikasi, sistem penulisan Bengali adalah abugida, yaitu grafem vokalnya terutama diwujudkan bukan sebagai huruf independen, tetapi sebagai diakritik yang memodifikasi vokal yang melekat pada huruf dasar yang ditambahkan. Sistem penulisan Bengali ditulis dari kiri ke kanan dan menggunakan huruf besar tunggal, yang membuatnya menjadi aksara monokameral, berbeda dengan aksara bikameral seperti alfabet Latin. Hal ini dikenali, seperti lainnya aksara Brahmi, dengan garis horizontal khas dikenal sebagai matra (মাত্রা) berjalan di sepanjang bagian atas huruf yang menghubungkannya. Namun, sistem penulisan Bengali tidak terlalu kaku dan menampilkan bentuk yang lebih berliku-liku daripada aksara Dewanagari.[5]

Sejarah

Aksara Bengali sangat mirip dengan Aksara Dewanagari dalam Bahasa Hindi dan sama-sama berasal dari rumpun aksara Brahmi; namun, aksara Bengali mulai berdiri sebagai aksara yang dominan sejak abad ke-11. Aksara Brahmi berkembang pada masa pemerintahan Asoka, dan bentuknya yang sekarang telah tercatat pada tahun 1778 dan pada abad ke-19.

Abugida ini berkembang dari sistem penulisan India Kuno yang menorehkan tinta di atas daun lontar dan dimulai sejak zaman pemerintahan Raja Asoka pada abad ke-3 SM.

Aksara Bengali sendiri berkembang dari varian timur huruf Brahmi yang disebut Kutilalipi, dan mulai berkembang sejak abad ke-7 M. Huruf-huruf Bengali berbentuk lebih runcing dan ujung yang tajam daripada huruf Devanagari meski 2 aksara ini mempunyai matra di atasnya, sedangkan tulisan Bengali cetak untuk pertama kalinya digunakan pada buku ‘A Grammar of the Bengal Language’ (bahasa Bengali: Tatabahasa Bahasa Bengal) karya N.B Halhed pada tahun 1778. Pada tahun 1785, Warren Hastings meminta warga lainnya, yakni Charles Wilkins untuk membuat versi cetak huruf Bengali, sehingga Wilkins dijuluki sebagai bapak huruf cetak Bahasa Bengali. Dia juga mengajarkan Panchanan Karmakar, seorang seniman terkemuka pada masa itu giat mempelajari cara pembuatan huruf cetak untuk Bengali.

Sistem ini berlangsung lama hingga ditemukannya teknik linotype pada tahun 1886, dan diperkenalkan ke dalam sistem cetak huruf Bengali oleh S.C. Majumdar, R. Basu dan sebagainya. Sistem inilah yang dipakai hingga sekarang.

Huruf[4]

Vokal

Huruf Pengucapan IPA
ô, o o, ɔ
a, aa a
i[catatan 1] i
ee, i[catatan 2] i
u[catatan 3] u
u[catatan 4] u
e, ê, ae e, æ, ɛ
oi, oy oiː
o o
ou, ow, ou
r̥, ri ɹi

Konsonan

Huruf Romanisasi Pengucapan IPA
khô kʰɔ
ghô gʰɔ
ngô ŋɔ
t͡ʃɔ, t͡sɔ, sɔ
chô t͡ʃʰɔ, t͡sʰɔ, sɔ
d͡ʒɔ, dzɔ, zɔ
jhô d͡ʒʱɔ, dzʱɔ
ñô nɔ, ẽɔ
ṭô ʈɔ
ṭhô ʈʱɔ
ḍô ɖɔ
ḍhô ɖʱɔ
ṇô, nô ɳɔ, nɔ
t̪ɔ
thô t̪ʰɔ
d̪ɔ
dhô d̪ʱɔ
phô, fô ɸɔ, fɔ, pʰɔ
bhô bʱɔ, βɔ
yô, jô jɔ, d͡ʒɔ, dzɔ
ɹɔ
shô, sô ʃɔ, sɔ
ṣô, shô ʂɔ, ʃɔ
sô, shô sɔ, ʃɔ
hɔ, ɦɔ
ড় ṛô ɽɔ
ঢ় ṛhô ɽʱɔ
য় ẏô e̯ɔ, ∅

Huruf dengan vokal diakritik

 
Huruf Bengali "k" dengan tanda vokal.
Huruf Romanisasi Pengucapan IPA
kô, ko ko, kɔ
কা ka, kaa ka
কি ki ki
কী kee, ki ki
কু ku ku
কূ ku ku
কে ke, kê, kae ke, kæ, kɛ
কৈ koi koiː
কো ko ko
কৌ kou kou
কৃ kri kɹi
kôt kɔt̪
কং kông kɔŋ
কঃ kôḥ/kô kɔh/kɔ
কঁ kn kɔ̃
ক্ k k

Romanisasi

Romanisasi Bengali adalah penggambaran bahasa Bengali dalam aksara Latin. Ada berbagai cara untuk sistem Romanisasi Bengali, yang dibuat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi gagal untuk mewakili suara fonetik Bengali yang sebenarnya. Sementara standar yang berbeda untuk romanisasi telah diusulkan untuk aksara Bengali, sistem romanisasi tersebut belum diadopsi dengan tingkat keseragaman yang terlihat dalam bahasa seperti Jepang atau Sansekerta.[catatan 5] Aksara Bengali sering disertakan dengan kelompok aksara Brahmik untuk romanisasi di mana nilai fonetik Bengali yang sebenarnya tidak pernah diwakili. Beberapa di antaranya adalah menggunakan sistem romanisasi IAST.[6] "Transliterasi Bahasa India" atau ITRANS,[7] dan perluasan IAST ditujukan untuk wilayah bahasa non-Sansekerta di wilayah India yang disebut dengan Perpustakaan Romanisasi Nasional di Kolkata.[8]

Contoh teks

Pasal 1 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia


Bengali dalam Aksara Bengali

ধারা ১: সমস্ত মানুষ সাধীনভাবে সমান মর্যাদা এবং অধিকার নিয়ে জন্মগ্রহণ করে। তাঁদের বিবেক এবং বুদ্ধি আছে; সুতরাং সকলেরই একে অপরের প্রতি ভ্রাতৃত্বসুলভ মনোভাব নিয়ে আচরণ করা উচিত।

Bengali dalam romanisasi

Dhara aek: Shômôsto manuṣ śadhinbhabe śôman môrjada ebong odhikar niẏe jônmogrohon kôre. Tander bibek aebông buddhi aache; sutorang sôkoleri aeke ôporer proti bhratritbosulôbh monobhab niẏe acôrôṇ kôra ucit.

Bengali dalam IPA

d̪ʱara ɛk ʃɔmost̪o manuʃ ʃad̪ʱinbʱabe ʃɔman mɔrdʒad̪a eboŋ od̪ʱikar nie̯e dʒɔnmoɡrohon kɔre. t̪ãd̪er bibek eboŋ budd̪ʱːi atʃʰe; sut̪oraŋ sɔkoleri ɛke ɔporer prot̪i bʱrat̪rit̪ːosulɔbʱ monobʱab nie̯e atʃoron kɔra utʃit̪.

Terjemahan

Bagian 1: Semua orang dilahirkan dengan kebebasan, martabat, dan hak yang sama. Mereka dianugerahi dengan akal dan hati nurani. Oleh karena itu, mereka harus memiliki sikap semangat persaudaraan terhadap satu sama lain.

Unicode

Aksara Bengali ditambahkan ke Unicode Standard pada Oktober 1991 dengan perilisan versi 1.0.

Blok Unicode untuk Bengali adalah U+0980–U+09FF.

Bengali[1][2]
Official Unicode Consortium code chart (PDF)
  0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F
U+098x
U+099x
U+09Ax
U+09Bx ি
U+09Cx
U+09Dx
U+09Ex
U+09Fx
Catatan
1.^Per Unicode versi 8.0
2.^Abu-abu berarti titik kode kosong

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "ScriptSource - Khasi". scriptsource.org. Diakses tanggal 21 September 2021. 
  2. ^ "Ancient Scripts". Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 November 2010. Diakses tanggal 20 March 2007. 
  3. ^ Daniels, Peter T. (2008). "Writing systems of major and minor languages". Dalam Kachru, Braj B.; Kachru, Yamuna; Sridhar, S. N. Languages in South Asia. Cambridge University Press. hlm. 285–308. ISBN 978-0-521-78141-1. 
  4. ^ a b "Bengali alphabet". Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Januari 2008. Diakses tanggal 11 Juni 2005. 
  5. ^ George Cardona dan Danesh Jain (2003), The Indo-Aryan Languages, Routledge, ISBN 978-0415772945
  6. ^ "Learning International Alphabet of Sanskrit Transliteration". Sanskrit 3 – Learning transliteration. Gabriel Pradiipaka & Andrés Muni. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Februari 2007. Diakses tanggal 20 November 2006. 
  7. ^ "ITRANS – Indian Language Transliteration Package". Avinash Chopde. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Januari 2013. Diakses tanggal 20 November 2006. 
  8. ^ "Annex-F: Roman Script Transliteration" (PDF). Indian Standard: Indian Script Code for Information Interchange — ISCII. Bureau of Indian Standards. 1 April 1999. hlm. 32. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 20 Januari 2013. Diakses tanggal 20 November 2006. 

Catatan

  1. ^ Dalam Bengali, adalah hrôshbô i (হ্রস্ব ই); yang artinya i pendek
  2. ^ Dalam bahasa Bengali, adalah dīrghô i (দীর্ঘ ঈ), yang artinya i panjang
  3. ^ Dalam bahasa Bengali, adalah hrôshbô u (হ্রস্ব উ); yang artinya u pendek
  4. ^ Dalam Bengali, adalah dīrghô u (দীর্ঘ ঊ), yang artinya u panjang
  5. ^ Dalam bahasa Jepang, ada beberapa perdebatan mengenai apakah menonjolkan perbedaan tertentu, seperti Tōhoku dan Tohoku. Bahasa Sansekerta terstandarisasi dengan baik karena komunitas penuturnya yang relatif kecil, dan perubahan aksen tidak menjadi masalah besar.

Pranala luar