Kitab Ratapan ( איכה ʾēḫā(h), Eikha) terdiri dari lima syair yang meratapi jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel pada tahun 586 s.M., dan kehancuran serta masa pembuangan sesudah itu.

Dalam bahasa Ibrani disebut Ekhah, yang artinya adalah "Kenapa," yang merupakan rumus dalam memulai nyanyian ratapan. Dalam Septuaginta dalam bahasa Yunani disebut threnoi (dari bahasa Ibrani qinoth, yang berarti "ratapan").

Walaupun kitab ini pada umumnya bernada sedih, namun di dalamnya tampak juga segi kepercayaan kepada Tuhan dan harapan akan masa depan yang cerah. Misalnya bagian yang mengungkapkan: "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (3:22-23).

Syair-syair ini digunakan oleh orang Yahudi dalam ibadah mereka pada hari-hari khusus untuk berpuasa dan berkabung. Hari-hari khusus seperti itu diadakan setiap tahun untuk mengenang malapetaka yang menimpa bangsa itu pada tahun 586 s.M.

Berdasarkan Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002


Lihat pula: