Kota Medan

ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia

Kota Medan (Melayu Jawi: ميدان) adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di luar Pulau Jawa dan kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya[3][4][5] Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata penangkaran orang utan di Bukit Lawang, serta kawasan Danau Toba.

Kota Medan
Daerah tingkat II
Dari kiri atas searah jarum jam: Istana Maimun, Tugu Tuan Guru Patimpus, Balai Kota Lama, kawasan Masjid Raya Al Mashun, Tugu SIB.
Dari kiri atas searah jarum jam: Istana Maimun, Tugu Tuan Guru Patimpus, Balai Kota Lama, kawasan Masjid Raya Al Mashun, Tugu SIB.
Lambang resmi Kota Medan
Motto: 
Bekerja sama dan sama- sama bekerja untuk kemajuan dan kemakmuran Kota Medan metropolitan[1]
Peta
Peta
Kota Medan di Sumatra
Kota Medan
Kota Medan
Peta
Kota Medan di Indonesia
Kota Medan
Kota Medan
Kota Medan (Indonesia)
Koordinat: 3°35′N 98°40′E / 3.583°N 98.667°E / 3.583; 98.667
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Utara
Tanggal berdiri1 Juli 1590
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 21
Pemerintahan
 • BupatiDrs.H.T.Dzulmi Eldin, S.M.Si
Luas
 • Total265,10 km2 (10,240 sq mi)
Populasi
 (2014)[2]
 • Total2,497,183
 • Kepadatan8.008/km2 (20,740/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam (68,83%), Protestan (20,27%), Buddha (8,79%), Katolik (2,79%), Hindu (0,44%), lainnya (0,85%)
 • BahasaIndonesia, Melayu, Batak, Jawa, Hokkien, Minangkabau, Aceh, Mandailing, Tamil
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1275 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 61
Kode Kemendagri12.71 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023MDN
DAURp. 1.270.244.794.000.-
Flora resmiTembakau Deli
Fauna resmiBiawak
Situs webwww.pemkomedan.go.id

Sejarah

Medan berasal dari kata bahasa Melayu, yang berarti tanah lapang atau tempat yang luas.

Hari jadi Kota Medan diperingati tiap tahun sejak tahun 1970 dan pada mulanya ditetapkan jatuh pada tanggal 1 April 1909. Tetapi tanggal ini mendapat bantahan yang cukup keras dari kalangan pers dan beberapa orang ahli sejarah karena itu, Walikota membentuk panitia sejarah hari jadi Kota Medan untuk melakukan penelitian dan penyelidikan.

Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani dibentuklah Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai Ketua adalah Prof. Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA, Anggotanya antara lain Ny. Mariam Darus, SH dan T.Luckman, SH.

Untuk lebih mengintensifkan kegiatan kepanitiaan ini dikeluarkan lagi Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya Prof.Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA dan Anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, SH, Drs.Payung Bangun, MA dan R. Muslim Akbar.

DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan Anggotanya antara lain Drs.M.Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin, SH, Badar Kamil, BA dan Mas Sutarjo.

Untuk sementara disebutlah nama Guru Patimpus sebagai pembuka sebuah kampung di pertemuan dua sungai babura dan sungai deli, disebuah kampung yang bernama Medan Puteri. Walau sangat minim data tentang Guru Patimpus sebagai pendiri Kota Medan. Jikapun ada, konon pernah ada manuskrip Pustaha Hamparan Perak yang konon menyebut nama Guru Patimpus, meski manuskrip itu tidak pernah dilihat keberadaannya oleh tim perumus.

Maka ditetapkan berdasarkan prakiraan bahwa tanggal 1 Juli 1590 diusulkan kepada Walikota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan, yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD Tk.II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10 Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan.

Sesuai dengan hal itu oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli 1590.

Secara resmi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tk.II Medan menetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai Hari Jadi Kota Medan dan mencabut Hari Ulang Tahun Kota Medan yang diperingati tanggal 1 April setiap tahunnya pada waktu-waktu sebelumnya.

Di Kota Medan juga menjadi pusat Kesultanan Melayu Deli, yang sebelumnya adalah Kerajaan Aru. Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli (kini Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Indonesia).

John Anderson, orang Eropa asal Inggeris yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Raja Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya menjadi ibukota Karesidenan Sumatera Timur sekaligus ibukota Kesultanan Deli. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra Melayu, dan seorang Tionghoa.

 
Pemandangan udara kota Medan pada tahun 1920-an.
 
Daerah Kesawan tahun 1920-an.

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.

Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.

Pemerintahan

Kota Medan saat ini dipimpin oleh Dzulmi Eldin sebagai Walikota dan Akhyar Nasution sebagai Wakil Walikota.[6]

Wilayah Kota Medan dibagi menjadi 21-kecamatan dan 151-kelurahan:

Wali kota

Geografi

 
Peta kecamatan di Kota Medan.

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:

Utara Selat Malaka
Timur Kabupaten Deli Serdang
Selatan Kabupaten Deli Serdang
Barat Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Sungai

Sedikitnya ada sembilan sungai yang melintasi kota ini:

  • Sungai Belawan
  • Sungai Badera
  • Sungai Sikambing
  • Sungai Putih
  • Sungai Babura
  • Sungai Deli
  • Sungai Sulang-Saling
  • Sungai Kera
  • Sungai Tuntungan

Selain itu, untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan Kanal Timur.

Demografi

Tahun Penduduk
2001 1.926.052
2002 1.963.086
2003 1.993.060
2004 2.006.014
2005 2.036.018
2007 2.083.156
2008 2.102.105
2009 2.121.053[7]
2010 2.109.339[8]
2012 2.122.804[2]

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter.

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa.[8] Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan.[8] Bersama kawasan metropolitannya (Kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang) penduduk Medan mencapai 4.144.583 jiwa. Dengan demikian Medan merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar di Sumatera dan keempat di Indonesia.

Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.

Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan, dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah sebesar 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.

Kota Medan memiliki beragam etnis dengan mayoritas penduduk beretnis Jawa, Batak, Tionghoa, dan Minangkabau. Adapun etnis aslinya adalah Melayu. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.

Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni oleh 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang keturunan Eropa, 35.009 orang Indonesia, 8.269 keturunan Tionghoa, dan 139 berasal dari ras Timur lainnya.

Perbandingan etnis di Kota Medan pada tahun 1930, 1980, dan 2000
Etnis Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000
Jawa 24,89% 29,41% 33,03%
Batak 2,93% 14,11% 20,93%
Tionghoa 35,63% 12,80% 10,65%
Mandailing 6,12% 11,91% 9,36%
Minangkabau 7,29% 10,93% 8,6%
Melayu 7,06% 8,57% 6,59%
Karo 0,19% 3,99% 4,10%
Aceh -- 2,19% 2,78%
Sunda 1,58% 1,90% --
Lain-lain 14,31% 4,13% 3,95%
Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983; 2000: BPS Sumut
*Catatan: Data BPS Sumut tidak menyenaraikan "Batak" sebagai suku bangsa, total Simalungun (0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak (0,34%), dan Nias (0,69%) adalah 20,93%

Angka Harapan Hidup penduduk kota Medan pada tahun 2007 adalah 71,4 tahun, sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah 148.100 jiwa.

Kehidupan sosial

 
Pembukaan Festival Melayu Agung tahun 2012. Suku Melayu merupakan salah satu suku asli di Medan yang pernah mengalami masa keemasan di era Kesultanan Deli. Kesultanan Deli sendiri masih eksis hingga saat ini walaupun sudah tak memiliki kekuasaan politik.
Berkas:DSC 0104.jpg
Perayaan Cap Go Meh (十五暝) di Vihara Maha Maitreya.

Pekerjaan

Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatera dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Melayu dan Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Minangkabau.[9]

Komposisi Etnis Berdasarkan Okupasi Profesional[10]
Etnis Pengacara Dokter Notaris Wartawan
Aceh 2,6% 3,9% -- 3,7%
Batak 13,2% 15,9% 18,5% 8,5%
Jawa 5,3% 15,9% 11,1% 10,4%
Mandailing 23,6% 14,1% 14,8% 18,3%
Minangkabau 36,8% 20,6% 29,7% 37,7%
Melayu 5,3% 5,9% 3,7% 17,7%
Sunda -- -- 3,7% 10,4%
Tionghoa -- 14,7% 7,4% 1,2%

Pola pemukiman

Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota, banyak yang tinggal di pinggiran kota. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan, 75% dari mereka tinggal di sekitar pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati.[9]

Pendidikan

Pendidikan formal SD negeri dan swasta SMP negeri dan swasta SMA negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 827 337 288 72

Situs pariwisata

Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air Tirtanadi (yang merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung - sebuah jembatan di atas rel kereta api, Kantor Pos, Bank Indonesia, Gedung London Sumatera dan Bangunan tua di daerah Kesawan.

Selain itu, masih ada beberapa bangunan bersejarah, antara lain Istana Maimun, Masjid Raya Medan, Masjid Raya Al Osmani dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani (Kesawan).

Daerah Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT London Sumatra, dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di Penang, Malaysia dan Singapura. Ruko-ruko ini, kini telah disulap menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya. Saat ini Pemerintah Kota merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini.

Bangunan tua

 
Istana Maimun.
 
Gedung PT PP London Sumatera.
 
Rumah Tjong A Fie.
 
Beberapa Bangunan lama di Jalan Palang Merah
  • Kantor Balai Kota Lama
  • Kantor Pos Medan
  • Stasiun Kereta Api Medan
  • Menara Bakaran Batu
  • Istana Maimun
  • Menara Air Tirtanadi
  • Rumah Tjong A Fie
  • PT PP London Sumatera
  • Vihara Gunung Timur
  • Vihara Setia Budi / Kwan Te Bio
  • Kuil Shri Mariamman
  • Masjid Al Osmani
  • Majid Raya Al Mashun
  • Gereja Immanuel
  • Hotel Inna Dharma Deli
  • Bank Indonesia
  • Gedung B.K.S. P.P.S.
  • Gedung Asuransi Jiwasraya
  • Kolam Sri Deli
  • Pekong Lima Medan Labuhan
  • Stasiun Labuan
  • Bank Mandiri Cabang Kesawan
  • Restoran Tip Top
  • Gedung Warenhuis/Gedung AMPI
  • Titi Gantung
  • RS. Tembakau Deli
  • RS. dr. Pirngadi
  • RS. Santa Elisabeth
  • Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
  • Masjid Lama Gg. Bengkok

Hotel

Berkas:The-aryaduta-hotel-medan.jpg
The Aryaduta Hotel.
  • Grand Angkasa International Hotel
  • Danau Toba International Hotel
  • JW Marriott
  • Grand Aston City Hall
  • Grand Swissbell Hotel
  • The Aryaduta Hotel
  • Hotel Citi International
  • Santika Premiere Dyandra Hotel
  • Inna Dharma Deli Hotel
  • Hotel Deli River
  • Garuda Plaza Hotel
  • Alpha Inn
  • Grand Delta Hotel
  • Hotel Grand Antares Indonesia
  • Asean International Hotel
  • Novotel Soechi International Hotel
  • Hotel Tiara Medan
  • Hotel Haji Amir, Jl Letda Sujono
  • Hotel Candi
  • Borobudur Asri Hotel
  • Garuda Plaza Hotel
  • Semarak International Hotel
  • Hotel Medan Ville
  • Gandhi inn

Tempat Ibadah

Berkas:Interior M Al Osmani.jpg
Masjid Al Osmani.
 
Majid Raya Al Mashun.
 
Gereja Bunda Maria Annai Velangkanni.
 
Vihara Borobudur.
 
Klenteng Vihara Gunung Timur.
  • Masjid Al Osmani Medan Labuhan
  • Majid Raya Al Mashun
  • Mesjid Agung Medan
  • Masjid Lama Gg. Bengkok
  • Mesjid Amaliyah Panglima Denai Amplas
  • Masjid Al-Musabbihin TASBI Blok C
  • Masjid Al-Huda, Jl Perjuangan Tj. Rejo
  • Masjid Nurul Hidayah, Jl. Young Panah Hijau Ling. IV, Labuhan Deli, Medan Marelan
  • Mesjid Al Amin
  • Masjid Nurul Iman Komplek MTsN 3 Medan Perumnas Helvetia
  • Masjid Al Abrar TitiPapan
  • Masjid Jami' Al Hidayah Paya Pasir Marelan
  • Masjid Al Ikhlas Simp. Kantor
  • Masjid Taqwa Muhammadiyah Jl. Mustafa Medan
  • Masjid Baitul Amal Martubung
  • Masjid Al Iman Marelan Pasar II
  • Masjid Jami' Al Qanitin Sei Sikambing
  • Gereja Methodist Indonesia Jemaat Gloria Berbahasa Tionghoa Medan Jl. P. Merak Jingga
  • Gereja HKBP
  • Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI)
  • Gereja Bethel Indonesia (GBI)
  • Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB)
  • Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII)
  • Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB)
  • Gereja Mawar Sharon
  • Graha Bunda Maria Annai Velangkanni
  • Katedral Roma Katholik
  • Pura Agung Raksa Buana, Polonia
  • Kuil Shri Mariamman
  • Maha Vihara Maitreya, Cemara Asri
  • Vihara Sakyamuni, Indonesia Theravada Buddhist Centre (ITBC), Cemara Asri
  • Vihara Mahasampatti, Jl. Pajang No. 3-5-7-9-11 Medan
  • Vihara Borobudur
  • Pubbārāma Buddhist Centre Kota Bangun
  • Vihara Dharma Wijaya
  • Vihara Metta Jaya
  • Vihara Dharma Shanti
  • Wihara Mahavira Graha - Maha Karuna Buddhist Centre (MKBC)
  • Kelenteng Vihara Gunung Timur
  • Vihara Setia Budi / Kwan Te Bio
  • Cetiya Atmavichara
  • Yayasan Buddha Tzu Chi Medan

Wisata kuliner

Berkas:Merdeka walk medan.jpg
Merdeka Walk.
  • Merdeka Walk, pusat jajanan 24 jam yang terletak di Lapangan Merdeka Medan dan tepat berada di seberang Balai Kota Lama Medan.
  • Ramadhan Fair, khusus dibuka pada saat bulan Ramadhan terletak bersebelahan dengan Masjid Raya Medan.
  • Kuliner Pagaruyung, masakan India dan Indonesia di daerah "Kampung Keling" ("Kampung Madras").
  • Asia Mega Mas Food Court Centre 唐 人 街, Terletak di Kompleks Asia Mega Mas Medan.
  • Pasar Merah Square, terletak di Jalan H.M. Jhoni, berdekatan dengan Kampus ITM dan UMSU.
  • Amaliun Food Court, terletak di Jalan Amaliun, dekat dengan Yuki Simpang Raya.
  • Jalan Dr. Mansyur (Kampus USU), pilihan berbagai cafe yang menawarkan beragam hidangan.
  • Jalan Semarang, masakan Tionghoa pada malam hari.
  • Restoran Tip Top, Restoran yang dibangun pada zaman kolonial Belanda, terletak di Kesawan.
  • Imlek Fair, khusus diadakan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek setahun sekali.

Transportasi

Darat

 
Stasiun Medan Kota.
Berkas:Kuala-Namu.jpg
Bandara Internasional Kuala Namu.
 
Pelabuhan Internasional Belawan.

Terminal yang melayani warga Medan:

Keunikan Medan terletak pada becak bermotornya (becak mesin/ becak motor) yang dapat ditemukan hampir di seluruh Medan. Berbeda dengan becak biasa (becak dayung), becak motor dapat membawa penumpangnya kemana pun di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia angkutan umum berbentuk minibus (angkot/oplet) dan taksi. Pengemudi becak berada di samping becak, bukan di belakang becak seperti halnya di Jawa, yang memudahkan becak Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku dan memungkinkan untuk diproduksi dengan harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit modifikasi saja agar sepeda atau sepeda motor biasa dapat digunakan sebagai penggerak becak. Desain ini mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang Jerman di Perang Dunia II.

Sebutan paling khas untuk angkutan umum adalah Sudako. Sudako pada awalnya menggunakan minibus Daihatsu S38 dengan mesin 2 tak kapasitas 500cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up. Pada bagian belakangnya diletakkan dua buah kursi panjang sehingga penumpang duduk saling berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan penumpang di depannya.

Trayek pertama kali sudako adalah "Lin 01", (Lin sama dengan trayek) yang menghubungkan antara daerah Pasar Merah (Jl. HM. Joni), Jl. Amaliun dan terminal Sambu, yang merupakan terminal pusat pertama angkutan penumpang ukuran kecil dan sedang. Saat ini "Daihatsu S38 500 cc" sudah tidak digunakan lagi karena faktor usia, dan berganti dengan mobil-mobil baru seperti Toyota Kijang, Isuzu Panther, Daihatsu Zebra, dan Daihatsu Espass.

Selain itu, masih ada lagi angkutan lainnya yaitu bemo, yang berasal dari India. Beroda tiga dan cukup kuat menanjak dengan membawa 11 penumpang. Bemo kemudian digantikan oleh bajaj yang juga berasal dari India, yang di Medan dikenal dengan nama "toyoko".

Kereta api menghubungkan Medan dengan Tanjungpura di sebelah barat laut, Belawan di sebelah utara, dan Binjai-Tebing Tinggi-Pematang Siantar dan Tebing Tinggi-KisaranTanjungbalai-Rantau Prapat di tenggara. Jalan Tol Belmera menghubungkan Medan dengan Belawan dan Tanjung Morawa. Jalan tol Medan-Tebing Tinggi, Medan-Kuala Namu dan Medan-Binjai juga sedang direncanakan pembangunannya.

Pada akhir tahun 2015, sistem Bus Rapid Transit Trans Mebidang telah beroperasi di kota Medan, kota Binjai, dan kabupaten Deli Sedang.

Laut

Pelabuhan Belawan terletak di bagian utara kota. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan Indonesia tersibuk di luar pulau Jawa. Layanan kapal feri menghubungkan Belawan dengan Penang di Malaysia.

Udara

Bandar Udara Internasional Polonia yang terletak tepat di jantung kota, dahulunya menghubungkan Medan dengan kota-kota besar lainnya di dalam dan di luar Indonesia. Sejak pada tanggal hari Kamis, 25 Juli 2013, operasional Polonia dihentikan dan dipindahkan ke Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang yang menghubungkan Medan dan sekitarnya dengan kota-kota seperti Bandung, Palembang, Jakarta, Surabaya serta Kuala Lumpur di Malaysia dan Singapura.

Media massa

Radio

Kota Medan juga memiliki beberapa terdiri dari 46-stasiun radio seperti:

Frekuensi Signal Nama Stasiun
801-KHz AM Radio Programma-1 Radio Republik Indonesia
810-KHz Radio Programma 2
830-KHz Radio Programma 3
855-KHz Radio Programma 4
900-KHz Radio Bethany Bethany
1127-KHz RPDT2 Kotamadya Medan RPDT2
88.0-MHz FM Radio Female FeMale Radio Jakarta
88.4-MHz Radio Swara Rakyat
88.4-MHz Radio Satya Bhakti Poldasu
88.8-MHz Radio Programma 3 Radio Republik Indonesia
89.2-MHz Radio Pasopati Perkasa
89.6-MHz Radio Visi Kardopa
90.4-MHz Radio Sonora Radio Sonora
90.8-MHz Radio Mix Radio KISS Network
91.6-MHz Radio UMSU UMSU
92.4-MHz Radio Programma 2 Radio Republik Indonesia
92.8-MHz Radio Lite Radio KISS Network
93.2-MHz Radio Elshinta News and Talk Medan Radio Elshinta News and Talk
93.7-MHz Radio Metro Medan
94.3-MHz Radio Programma 1 Radio Republik Indonesia
94.7-MHz Radio Suara Medan
95.1-MHz Radio SINDO Trijaya Medan Radio SINDO Trijaya
95.5-MHz Radio Citra Buana
95.9-MHz Radio City
96.3-MHz Radio Rhodesa
96.7-MHz Radio Dangdut Medan RDI
97.1-MHz Radio Sikamoni
97.5-MHz Radio Prambors Medan Radio Prambors
97.8-MHz V-Radio
98.3-MHz I-Radio Medan I-Radio
99.1-MHz Radio Moze
99.5-MHz Radio Mutiara
99.9-MHz Radio Istana
100.2-MHz Radio Yaska Radio KISS Network
101.0-MHz Radio Joy
101.4-MHz Radio Roris
101.8-MHz Radio Smart Medan Radio Smart
102.2-MHz Radio Bonsita
102.6-MHz Radio Star News Radio KISS Network
103.0-MHz Radio Best
103.4-MHz Radio Symphony
103.8-MHz Radio Gita
104.2-MHz Radio Maria
105.0-MHz Radio KISS Radio KISS Network
105.8-MHz Radio Delta Delta
106.2-MHz Radio Kardopa Kardopa Group
106.6-MHz Radio Sonya Yuhu!
107.3-MHz Radio Lips ISX

Televisi

Kota Medan juga memiliki beberapa terdiri dari 17-stasiun televisi (16-siaran nasional dan 2-siaran lokal) seperti:

Kanal Signal Frekuensi Nama Jaringan Nama Perusahaan Pemilik Status Negara
23 487.250-MHz UHF Indosiar PT Indosiar Visual Mandiri Elang Mahkota Teknologi Nasional   Indonesia
25 503.250-MHz MNCTV PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia Media Nusantara Citra
27 519.250-MHz Trans TV PT Televisi Transformasi Indonesia Trans Media
29 535.250-MHz ANTV PT Cakrawala Andalas Televisi Visi Media Asia
31 551.250-MHz Global TV PT Global Informasi Bermutu Media Nusantara Citra
33 567.250-MHz RCTI PT Rajawali Citra Televisi Indonesia Media Nusantara Citra
35 583.250-MHz SCTV PT Surya Citra Televisi Elang Mahkota Teknologi
37 599.250-MHz tvOne PT Lativi Media Karya Visi Media Asia
39 615.250-MHz Metro TV PT Media Televisi Indonesia Media Group
41 631.250-MHz Trans7 PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh Trans Media
43 647.250-MHz NET. PT Net Mediatama Indonesia Indika Group
45 663.250-MHz iNews TV PT Deli Media Televisi Media Nusantara Citra
47 679.250-MHz TVRI Nasional TVRI Lembaga Penyiaran Publik TVRI Pemerintah Indonesia
TVRI Sumatera Utara Pemeritah Sumatera Utara Lokal
49 695.250-MHz DAAI TV PT Daya Angkasa Andalas Indah Televisi Tau Chi Media Berjaringan
53 727.250-MHz Rajawali Televisi PT Cahaya Nusantara Perkasa Televisi Rajawali Corpora Nasional
55 737.250-MHz INTV PT Banten Media Global Televisi Netwave Group
59 747.250-MHz Kompas TV PT Kompas Media Group Kompas Gramedia
61 767.250-MHz BeritaSatu TV Medan PT BeritaSatu Media News BeritaSatu Media Holdings

Surat kabar

Kota Medan juga memiliki beberapa terdiri dari 22-surat kabar seperti:

  1. The Jakarta Post
  2. Koran SINDO
  3. Media Indonesia
  4. Kompas
  5. Suara Pembaruan
  6. Sinar Harapan
  7. Republika
  8. Koran Tempo
  9. Koran Jakarta
  10. Investor Daily
  11. Media Indonesia
  12. Bisnis Indonesia
  13. Kompas Gramedia
  1. Analisa
  2. Sumut Pos
  3. Waspada
  4. Andalas
  5. Medan Bisnis
  6. Sinar Indonesia Baru
  7. Jurnal Medan
  8. Pos Metro Medan
  9. Tribun Medan

Pusat perbelanjaan

Plaza dan Mal

  • Deli Plaza, Sinar Plaza, Menara Plaza, digabung menjadi satu dengan nama "Podomoro City Deli Medan".
  • Grand Palladium, terletak di Medan Petisah.
  • Plaza Medan Fair, terletak di Medan Petisah.
  • Medan Mall, terletak di Pusat Pasar.
  • Medan Plaza Centre, satu di antara plaza tertua di Medan. Plaza ini berhasil bertahan karena tetap mempertahankan penyewa kios yang menyediakan beragam barang dan jasa yang ekonomis, namun ditutup akibat kebakaran pada tahun 2015.
  • Millenium Plaza, pusat penjualan telepon genggam, dulu bernama "Tata Plaza" sampai dengan tahun 1999.
  • Sun Plaza, terletak di dekat Kantor Gubernur Sumatera Utara di Medan Petisah.
  • Cambridge City Square, di atasnya terdapat 4-bangunan yang berupa apartemen.
  • Thamrin Plaza, terletak di Medan Area, Medan.
  • Perisai Plaza, sejak tahun 2006 Perisai Plaza mulai tutup secara perlahan.
  • Olympia Plaza, satu di antara plaza tertua di Medan, bersebelahan dengan Medan Mall. Namun kini sudah tidak beroperasi sebagai tempat grosir pakaian, sepatu dan barang pecah belah.
  • Brastagi Mall, awalnya bernama Price Mart. Selanjutnya berganti nama menjadi The Club Store. Setelah direnovasi, plaza ini berganti nama menjadi Mall The Club Store. Dan akhirnya berganti nama menjadi Brastagi Mall.
  • Hong Kong Plaza - Novotel Soechi
  • Lotte Mart Wholesale, dulu bernama Makro.
  • Yuki Pasar Raya dan Yuki Simpang Raya
  • Yanglim Plaza
  • Prima City Plaza dikenal sebagai City Plaza adalah plaza pertama di Kota Medan, berlokasi di Jalan Surabaya dan kini telah berubah menjadi hotel.
  • Horas Plaza juga di Jalan Surabaya, termasuk sebagai plaza tua dan sudah lama tutup.
  • Juwita Mall bisa disebut sebagai mall pertama di Kota Medan, berdiri puluhan tahun sebelum Medan Mall dan bertahun-tahun sebelum City Plaza. Berlokasi di Jalan Surabaya.
  • Ringroad City Walks terletak di kawasan Jl.Ringroad dan diresmikan pada tahun 2015
  • Hermes Palace jl. Wolter mongonsidi
  • Focal point mall
  • Center point mall
  • Ramayana Pringgan, Ramayana Sm. Raja, Ramayana pasar pancing

Pasar

  • Pusat Pasar, salah satu pasar tradisional tua di Medan yang sudah ada sejak zaman kolonial. Menyediakan beragam kebutuhan pokok dan sayur mayur.
  • Pasar Petisah. pemerintah kota menggabungkan pasar tradisional dan pasar modern. Tak heran jika sekarang tampilannya tidak kumuh dan becek seperti pasar tradisional umumnya. Pasar Petisah menjadi acuan berbelanja yang murah dan berkualitas.
  • Pasar Beruang, terletak di Jalan Beruang.
  • Pasar Simpang Limun, salah satu pasar tradisonal yang cukup tua dan menjadi merek dagang kota Medan. Terletak di persimpangan Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Sakti Lubis. Saat ini sedang dalam tahap penataan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas akibat kesibukan pasar ini.
  • Pasar Ramai, pasar ini terletak di persimpangan Jalan Aksara & Jalan Thamrin yang bersebelahan dengan Thamrin Plaza.
  • Pasar Timah, merupakan terusan dari Pasar Besi yang lebih akrab disebut juga Pajak Besi. pasar ini menjulang sepanjang jalan Timah dari jalan Besi hingga menuju ke depan YangLim Plaza di jalan Emas, Medan.
  • Pasar Sukaramai, pasar ini terletak di Kelurahan Sukaramai, Kecamatan Medan Area.
  • Pasar Simpang Melati, pasar ini terkenal sebagai tempat perdagangan pakaian bekas dan menjadi lokasi favorit baru para pemburu pakaian bekas setelah Pasar Simalingkar dan Jl. Pancing. Pasar Simpang Melati ramai dikunjungi pada akhir pekan.
  • Pasar Ikan Lama, pasar ini tidak menjual ikan, pasar ini memasarkan tekstil yang cukup terkenal, bahkan tak jarang dijadikan sebagai objek kunjungan wisata bagi para turis asing.
  • Pasar Pagi Tanjung Rejo, pasar ini terletak di Jalan Setia Budi
  • Pasar Marelan, Terletak di Jl. Marelan Raya Pasar V. Pasar Ini cukup ramai dan macet dan jalannya pun banyak yang rusak hingga berlubang.
  • Pasar Pagi Labuhan, letaknya strategi berada di jalan K.L. Yos Sudarso KM. 17 dan Jl. Syahbuddin Yatim (kalau jalan dari tugu sei nunang). Letaknya pun berdekatan dengan Masji Raya Al Osmani, Pekong Lima Medan Labuhan, Puskesmas Medan Labuhan, dan YASPI. Juga termasuk kota tua di labuhan.
  • Pasar Helvetia, terletak di Perumnas Helvetia dekat dengan MTs N 3 Medan
  • Pasar Sore Simpang Atap, terletak di Jl. K.L. Yos Sudarso Simpang Atap Martubung, dekat dengan pabrik Coca Cola

Ada keunikan tersendiri dalam pengucapan Pasar di kalangan masyarakat di Medan. Orang Medan biasanya menyebut Pasar dengan sebutan Pajak seperti menyebut Pajak Petisah, Pajak Ikan Lama, Pajak Besi, dll sehingga orang dari luar daerah Kota Medan kadang bingung dengan mengira merujuk kepada kantor Dinas Perpajakan. Tidak diketahui secara pasti asal usul kebiasaan pengucapan ini di Kalangan Masyarakat di Kota Medan. Ada yang beranggapan, penyebutan pajak untuk penamaan pasar, berasal dari pungutan retribusi (pajak) untuk penjual-penjual di pasar.

Olahraga

Beberapa klub olahraga yang terdapat di Medan antara lain klub sepak bola: PSMS Medan, Medan Jaya, Medan Chiefs, Bintang PSMS Medan dan Medan United; dan klub basket: Angsapura Sania. Gelanggang olahraga yang terdapat di Medan antara lain Stadion Teladan, Stadion Kebun Bunga, dan GOR Angsapura. Sedangkan lapangan berolahraga adalah Lapangan Merdeka, Lapangan Persit Chandra Kirana (Jalan Gaperta), dan Lapangan Benteng.

Pekan Olahraga Kota Medan

Sejak tahun 2009, KONI Kota Medan dan pemerintah Kota Medan mengadakan Pekan Olahraga Kota (Porkot). Pembukaan dan penutupan Porkot dilaksanakan di Stadion Teladan.[11][12]

Porkot 2009 dilaksanakan tanggal 11-18 Agustus 2009 mempertandingkan 30 cabang olahraga.[11] Kecamatan Medan Helvetia menjuarai Porkot ini.[13][14]

Porkot 2010 dilaksanakan tanggal 11-18 Desember 2010 mempertandingkan 32 cabang olahraga.[15][16] Kecamatan Medan kota menjuarai porkot ini.[13]

Porkot 2011 dilaksanakan tanggal 15-22 Oktober 2011 mempertandingkan 33 cabang olahraga.[12] Kecamatan Medan Kota menjuarai Porkot ini dengan kecamatan Medan Helvetia berada di peringkat kedua dan kecamatan Medan Denai berada di peringkat ketiga.[17][18][19]

Konsulat Jendral

Berikut adalah negara-negara yang memiliki perwakilan konsulat jenderal di Medan:

  1.   Amerika Serikat
  2.   Australia
  3.   Belanda
  4.   Belgia
  5.   Britania Raya
  6.   Brunei
  7.   Tiongkok
  8.   Denmark
  9.   India
  10.   Jepang
  11.   Jerman
  12.   Malaysia (kedutaan besar)
  13.   Norwegia
  14.   Pakistan
  15.   Rusia
  16.   Singapura (kedutaan besar)
  17.   Sri Lanka
  18.   Swedia
  19.   Thailand
  20.   Turki

Kota kembar

Negara Kota Negara Bagian / Daerah
  Indonesia Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta
  Malaysia Kuala Lumpur Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur
  Singapura Singapura

Tokoh

 
Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah, Sultan Deli IX (1873-1924).

Tokoh-tokoh yang lahir di Medan:

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Pemko Medan - Lambang Kota Medan". Diakses tanggal 2010-05-28. 
  2. ^ a b "Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012". BPS Sumut. 2012. Diakses tanggal 2014-01-11. 
  3. ^ Fox News artikel 18 Sept 2012
  4. ^ The Wall Street Journal artikel 5 Januari 2014
  5. ^ The Jakarta Post artikel 1 April 2014
  6. ^ Walikota dan Wakil Walikota terpilih
  7. ^ "BPS Kota Medan - Jumlah Penduduk & Kepadatan Penduduk Kota Medan tahun 2009". Diakses tanggal 2010-07-05. 
  8. ^ a b c "Penduduk Sumut paling padat di Medan". 2010-08-17. Diakses tanggal 2010-08-25. 
  9. ^ a b (Indonesia) "Orang Melayu di Kota Medan". 
  10. ^ "IDI, Peradin, Ikatan Notaris Cabang Medan, PWI, 1980". 
  11. ^ a b "Portal Berita Orang Sumut | Portalnya Orang Sumut". ANTARA Sumut. 2009-08-12. Diakses tanggal 2011-10-30. 
  12. ^ a b Lukmanul Hakim (2011-10-22). "Selamat Datang di Situs Resmi Koni Medan". Koni-medan.org. Diakses tanggal 2011-10-30. 
  13. ^ a b Freddie Chandra S.Kom. "Medan Kota Juara Umum Porkot 2010 - Harian Medan Bisnis". Medanbisnisdaily.com. Diakses tanggal 2011-10-30. 
  14. ^ "Helvetia Juara Umum | Arsip Harian Sumut Pos | 7078". Hariansumutpos.com. 2009-08-19. Diakses tanggal 2011-10-30. 
  15. ^ Freddie Chandra S.Kom. kota_buka_porkot_medan_2010_hari_ini/ "Walikota Buka Porkot Medan 2010 Hari Ini - Harian Medan Bisnis" Periksa nilai |url= (bantuan). Medanbisnisdaily.com. Diakses tanggal 2011-10-30. 
  16. ^ "Wali Kota Dukung Gelaran Porkot 2010 | Arsip Harian Sumut Pos | 66695". Hariansumutpos.com. 2010-11-20. Diakses tanggal 2011-10-30. 
  17. ^ "Medan Kota Tetap Juara Porkot Medan 2011". KONI Medan. 2011-10-26. Diakses tanggal 2011-10-30. 
  18. ^ Lukmanul Hakim (2011-10-22). "Selamat Datang di Situs Resmi Koni Medan". Koni-medan.org. Diakses tanggal 2011-10-30. 
  19. ^ Freddie Chandra S.Kom. "Medan Kota Pertahankan Gelar Juara Umum Porkot - Harian Analisa". Analisadaily.com. Diakses tanggal 2011-10-30. 

Daftar pustaka

  • (Indonesia) Suti, Bayo Medan Menuju Kota Metropolitan (Yayasan Potensi Pengembangan Daerah, Medan, 1979)

Pranala luar

  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191  
Kota Medan
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.