Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas (Hanacaraka: ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦧꦚꦸꦩꦱ꧀, Bahasa Banyumasan: Kabupatèn Banyumas) adalah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibu kotanya adalah Purwokerto. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes di utara; Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini.
Kabupaten Banyumas | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Rarasing Rasa Wiwaraning Praja | |
Koordinat: 7°37′S 109°21′E / 7.61°S 109.35°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Dasar hukum | UU No. 13/1950 |
Ibu kota | Purwokerto |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Ir. H. Achmad Husein |
Luas | |
• Total | 1.329,03 km2 (51,314 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.840.153 |
Demografi | |
• Agama | Islam 97,51% Kristen 2,18% - Protestan 1,29% - Katolik: 0.89% Hindu: 0,16% Buddha 0,14% Lainnya 0,02%[1] |
• Bahasa | Banyumasan, Sunda (dialek Banyumas), Indonesia, Bahasa Isyarat Indonesia |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0282 |
Kode Kemendagri | 33.02 |
DAU | Rp1.127.939.938.000,00 (2013) |
Semboyan daerah | Banyumas SATRIA (Sejahtera, Adil, Tertib, Rapi, Indah, dan Aman) |
Flora resmi | Nagasari |
Fauna resmi | Burung Trocokan |
Situs web | www |
Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari wilayah budaya Banyumasan, yang berkembang di bagian barat Jawa Tengah. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Banyumasan, yakni salah satu dialek bahasa Jawa yang cukup berbeda dengan dialek standar bahasa Jawa ("dialek Mataraman"). Masyarakat dari bahasa dan daerah lain kerap menjuluki "bahasa ngapak" karena ciri khas bunyi /k/ yang dibaca penuh pada akhir kata (berbeda dengan dialek Mataraman yang dibaca sebagai glottal stop).
Geografis
Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.
Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, dataran di Kabupaten Banyumas terdiri dari 54,86 % berada di ketinggian 0 - 100 m dan 45,14 % berada di ketinggian 101 m - 500 m.
Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M dan masih aktif.
Keadaan cuaca dan iklim di Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah. Karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari pesisir pantai maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak. Namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir tampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4 °C - 30,9 °C.
Secara astronomis, Kabupaten Banyumas terletak antara 7°15'05" - 7°37'10" Lintang Selatan dan antara 108°39'17" - 109°27'15" Bujur Timur.
Batas Wilayah
Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah:
Utara | Gunung Slamet, kabupaten Tegal dan kabupaten Pemalang |
Timur | Kabupaten Purbalingga, kabupaten Kebumen, dan kabupaten Banjarnegara |
Selatan | Kabupaten Cilacap |
Barat | Kabupaten Cilacap dan kabupaten Brebes |
Sejarah
Cerita Pasirluhur
Babad Pasir berisi legenda mengenai kisah masa muda tiga putera Prabu Siliwangi, yakni Raden Banyakcatra atau Arya Banyakcatra, Raden Banyakblabur, dan Raden Banyakngampar.[2] Banyakcatra pergi meninggalkan kerajaannya untuk mencari puteri yang diidamkannya, hingga tiba di Kadipaten Pasirluhur (di sebelah barat Purwokerto sekarang), yang ketika itu berada di bawah pemerintahan Adipati Kandadhaha. Tertarik dengan Dewi Ciptarasa, puteri Adipati Kandadhaha, Arya Banyakcatra kemudian menyamar menjadi orang biasa dengan nama Kamandaka. Namun sang Adipati belakangan tidak menyetujui hubungan yang terjalin antara Kamandaka dengan Dewi Ciptarasa.
Setelah melalui berbagai petualangan, termasuk menyamar sebagai Lutung Kasarung; bertarung dengan adiknya, Banyakngampar yang menyamar dengan nama Silihwarni; dan bertempur dengan Raja Pulebahas dari Nusa Kambangan; pada akhirnya Kamandaka diterima sebagai menantu Adipati Kandadhaha, setelah penyamarannya terbuka dan diketahui jati dirinya sebagai putera raja. Pada saatnya, Arya Banyakcatra mewarisi kedudukan mertuanya sebagai Adipati Pasirluhur. Sementara Arya Banyakngampar menjadi adipati di wilayah Dayeuhluhur (Majenang, Cilacap sekarang).
Berselang beberapa generasi, diceritakan bahwa salah satu keturunan Arya Banyakcatra yang menjadi penguasa Pasirluhur, yakni Banyakbelanak, diislamkan oleh Raden Patah, penguasa Demak, melalui seorang wali yang bergelar Pangeran Makdum.[3] Adipati Banyakbelanak kemudian menjadi bawahan Demak yang setia dan banyak melakukan perjalanan untuk mengislamkan wilayah bagi kepentingan Demak, ke barat dan ke timur hingga ke wilayah Gagelang, Pranaraga (Ponorogo) dan Pasuruan. Oleh penguasa Demak ia kemudian diberi kekuasaan atas wilayah pedalaman, mulai dari Udug-udug Krawang hingga tugu mengangkang (Sundoro-Sumbing), dan digelari Pangeran Senapati Mangkubumi.[4][5] Akan tetapi puteranya, yang kemudian naik menjadi penguasa Pasirluhur dan bergelar Adipati Tole, murtad dari agama Islam sehingga kemudian diserang oleh penguasa Demak yang baru, Pangeran Trenggana, dan kemudian posisinya digantikan oleh salah seorang kerabatnya.[5][6]
Lahirnya Banyumas
Menurut Babad Banyumas, wilayah Banyumas sebelumnya termasuk bagian dari wilayah Wirasaba (sekarang terletak di Purbalingga). Adalah pada masa Adipati Wirasaba yang ke-7, yakni Adipati Wargohutomo (atau Adipati Warga Utama) ke-II yang memiliki nama muda R. Joko Kaiman, ketika wilayah Wirasaba dibagi menjadi empat daerah.[7][8] Joko Kaiman adalah putera Arya Banyaksasra dari Pasirluhur.[7]
Penguasa Wirasaba sebelumnya, Adipati Wargohutomo I, mati dibunuh oleh utusan Sultan Hadiwijaya dari Pajang pada tahun 1578.[9][5] Akan tetapi menantunya, R. Joko Kaiman, dikukuhkan oleh Sultan Pajang sebagai penggantinya, dengan gelar Adipati Wargohutomo II. Meski demikian wilayahnya kemudian dibagi menjadi empat, yakni:[7][8]
- Wirasaba (lk. Purbalingga sekarang)
- Banjar Petambakan (Banjarnegara)
- Merden (wilayah Cilacap), dan
- Kejawar (Banyumas).
Joko Kaiman berkedudukan di Kejawar, dan menjadi pemuka (wedana bupati) bagi ketiga wilayah lainnya. Karena membagi empat wilayahnya, Joko Kaiman juga dikenal sebagai Adipati Mrapat.[7]
Pengukuhan Joko Kaiman sebagai Adipati Wirasaba ke-7 oleh Sultan Hadiwijaya diyakini terjadi pada hari bulan 12 Rabi'ul Awwal 990 H atau 6 April 1582 M. Tanggal inilah yang ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Banyumas.[7]
Pemerintahan
Daftar Bupati
No. | Foto | Bupati | Partai | Mulai menjabat | Selesai menjabat | Wakil Bupati | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Djoko Kahiman | 1582 | 1583 | |||||
2 | Merta Sura I | 1583 | 1600 | |||||
3 | Merta Sura II | 1601 | 1620 | |||||
4 | Mertayuda I | 1620 | 1650 | |||||
5 | Mertayuda II (atau Yudanegara I)[10] | 1650 | 1705 | |||||
6 | Suradipura | 1705 | 1707 | |||||
7 | Yudanegara II | 1707 | 1745 | |||||
8 | Reksa Praja | 1745 | 1749 | |||||
9 | Yudanegara III | 1749 | 13 Februari 1755[11] | |||||
10 | Yudanegara IV | 1755 | 1780 | |||||
11 | Tejakusuma | 1780 | 1788 | |||||
12 | Yudanegara V | 1788 | 1816 | |||||
13 | Banyumas terpecah menjadi dua:
Cakrawedana sebagai Adipati Kasepuhan Martadireja I |
1816 | 1830 | |||||
14 | Martadireja II | 1830 | 1832 | |||||
15 | Cakranegara I | 1832 | 1864 | |||||
16 | Cakranegara II | 1864 | 1879 | |||||
17 | Martadiredja III | 1879 | 1913 | |||||
18 | Ganda Subrata | 1913 | 1933 | |||||
19 | Sujiman Gandasubrata[12] | 1933 | 1948 | |||||
20 | Sapangat Kartanegara[13] | 1948 | 1950 | |||||
21 | Moh. Kabul Purwodireja | 1950 | 1953 | |||||
22 | RE. Budiman | 1954 | 1957 | |||||
23 | M. Mirun Prawiradireja | 30 Januari 1957 | 15 Desember 1957 | |||||
24 | R. Bayu Nuntoro | 15 Desember 1957 | 1960 | |||||
25 | R. Subagyo | 1960 | 1966 | |||||
26 | Soekarno Agung | 1966 | 1971 | |||||
27 | Poedjadi Jaringbandayuda | 1971 | 1978 | |||||
28 | R.G. Rudjito | 1978 | 1988 | |||||
29 | Djoko Sudantoko | 1988 | 1998 | |||||
30 | Aris Setiono | 1998 | 2008 | |||||
31 | Mardjoko | PKB[14] | 11 April 2008 | 11 April 2013 | Achmad Husein | [15] | ||
32 | Achmad Husein | PDI-P | 11 April 2013 | 11 April 2018 | Budhi Setiawan (menjadi Plt. Bupati Banyumas sejak 15 Februari 2018 sampai 11 April 2018) | |||
— | Wahyu Budi Saptono (Pelaksana harian) | 11 April 2018 | 13 Juli 2018 | Jabatan kososng | [16] | |||
— | Budi Wibowo (Penjabat) | 13 Juli 2018 | 24 September 2018 | |||||
32 | Achmad Husein | PDI-P | 24 September 2018 | 24 September 2023 | Sadewo Tri Lastiono | |||
— | Hanung Cahyo Saputro (Penjabat sementara) |
24 September 2023 | 19 September 2024 | Jabatan kosong | ||||
— | Iwanuddin Iskandar (Penjabat sementara) |
19 September 2024 | Petahana |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Banyumas dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[17] | 2014–2019[18] | 2019–2024[19] | 2024–2029 | ||
PKB | 5 | 7 | 8 | 9 | |
Gerindra | (baru) 4 | 6 | 7 | 7 | |
PDI-P | 13 | 16 | 17 | 17 | |
Golkar | 7 | 6 | 6 | 5 | |
NasDem | (baru) 1 | 2 | 1 | ||
PKS | 5 | 4 | 4 | 6 | |
Hanura | (baru) 1 | 0 | 0 | 0 | |
PAN | 5 | 4 | 3 | 2 | |
Demokrat | 7 | 3 | 1 | 2 | |
PPP | 3 | 3 | 2 | 1 | |
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 9 | 9 | 9 | 9 |
Kecamatan
Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 kecamatan, 30 kelurahan, dan 301 desa. Pada tahun 2023, jumlah penduduknya mencapai 1.857.211 jiwa dengan luas wilayah 1.335,30 km² dan sebaran penduduk 1.385 jiwa/km².[20][21]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Banyumas, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Luas (km2) | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Kodepos[22] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|---|
33.02.14 | Ajibarang | 66,50 | 15 | 53163 | Desa | ||
33.02.11 | Banyumas | 38,09 | 12 | 53192 | Desa | ||
33.02.22 | Baturaden | 45,53 | 12 | 53151 | Desa | ||
33.02.17 | Cilongok | 105,34 | 20 | 53162 | Desa | ||
33.02.15 | Gumelar | 93,95 | 10 | 53165 | Desa | ||
33.02.10 | Kalibagor | 35,73 | 12 | 53191 | Desa | ||
33.02.18 | Karanglewas | 32,50 | 13 | 53161 | Desa | ||
33.02.05 | Kebasen | 54,00 | 12 | 53172 | Desa | ||
33.02.23 | Kedung Banteng | 60,22 | 14 | 53152 | Desa | ||
33.02.20 | Kembaran | 25,92 | 16 | 53182 | Desa | ||
33.02.06 | Kemranjen | 60,71 | 15 | 53194 | Desa | ||
33.02.03 | Jatilawang | 48,16 | 11 | 53174 | Desa | ||
33.02.01 | Lumbir | 102,66 | 10 | 53177 | Desa | ||
33.02.12 | Patikraja | 43,23 | 13 | 53171 | Desa | ||
33.02.16 | Pekuncen | 92,70 | 16 | 53164 | Desa | ||
33.02.13 | Purwojati | 37,86 | 10 | 53175 | Desa | ||
33.02.25 | Purwokerto Barat | 7,40 | 7 | 53131-53137 | Kelurahan | ||
33.02.24 | Purwokerto Selatan | 13,75 | 7 | 53141-53147 | Kelurahan | ||
33.02.26 | Purwokerto Timur | 8,42 | 6 | 53111-53116 | Kelurahan | ||
33.02.27 | Purwokerto Utara | 9,01 | 7 | 53121-53127 | Kelurahan | ||
33.02.04 | Rawalo | 49,64 | 9 | 53173 | Desa | ||
33.02.19 | Sokaraja | 29,92 | 18 | 53181 | Desa | ||
33.02.09 | Somagede | 40,11 | 9 | 53193 | Desa | ||
33.02.21 | Sumbang | 53,42 | 19 | 53183 | Desa | ||
33.02.07 | Sumpiuh | 60,01 | 3 | 11 | 53195 | Desa | |
Kelurahan | |||||||
33.02.08 | Tambak | 52,03 | 12 | 53196 | Desa | ||
33.02.02 | Wangon | 60,78 | 12 | 53176 | Desa | ||
TOTAL | 30 | 301 |
Ibu kota Kabupaten Banyumas adalah Purwokerto, di mana meliputi kecamatan Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, dan Purwokerto Utara. Purwokerto dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Purwokerto kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Banyumas. Diantara kota-kota kecamatan yang cukup signifikan di Kabupaten Banyumas adalah: Banyumas, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Buntu dan Sumpiuh.
Transportasi
Kabupaten Banyumas dilalui jalan negara yang menghubungkan kota Tegal-Purwokerto, Purwokerto-Temangggung-Magelang/Semarang, serta jalan lintas selatan Bandung-Yogyakarta-Surabaya. Wangon merupakan persimpangan jalur Yogyakarta-Bandung dan Tegal-Cilacap.
Angkutan umum bus antarkota di antaranya jurusan Jakarta, Tegal/Cirebon, Bandung, Semarang, Yogyakarta/Solo.
Kabupaten ini juga terdapat jalur kereta api yang menghubungkan lintas menuju berbagai kota di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Bekasi, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Tegal, Semarang, Cilacap, Kutoarjo, Yogya, Solo, Madiun, Jombang, Surabaya, Malang, Sidoarjo, Jember, dan Banyuwangi. Stasiun terbesar dan tersibuk di Kabupaten Banyumas adalah Stasiun Purwokerto, yang melayani seluruh perjalanan kereta api, dan menjadi stasiun pusat/induk dari pengelolaan Daerah Operasi V Purwokerto. Selain itu, stasiun yang juga tidak kalah penting adalah Stasiun Sumpiuh yang melayani beberapa perjalanan kereta api.
Media Massa
Majalah ANCAS
Majalah ANCAS adalah satu-satunya majalah yang menggunakan bahasa Jawa banyumasan. Majalah ANCAS berisi pendidikan dan kebudayaan juga sastra banyumasan. Terbit sejak tgl 6 April 2010 dengan oplah sekitar 8000 eksemplar. Distribusi majalah ANCAS di wilayah Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara juga sampai ke Bali, Kalimantan, Papua, Jakarta, Surabaya,Jogjakarta juga Lampung.
Banyumas TV
Banyumas memiliki stasiun televisi lokal Banyumas Televisi, waktu on air adalah 12.00 sampai 23.00. Acaranya lebih banyak produksi sendiri dan hasil karya rumah produksi lokal dengan muatan gaya banyumasan yang kental, pada jam-jam tertentu juga merelay stasiun televisi NET.
Radar Banyumas
Radar Banyumas adalah surat kabar yang terbit di Banyumas, dan masih satu grup dengan Jawa Pos Group.
mBanyumasi
mBanyumasi adalah surat kabar yang dikelola oleh pengusaha lokal sejak Mei 2006 di Banyumas.
Satelit Post
Satelit Post adalah surat kabar baru yang terbit di Purwokerto dan sekitarnya. Harga surat kabar ini pada awal terbitnya adalah Rp1.000.
Harian Banyumas
Harian Banyumas adalah surat kabar baru yang terbit di Purwokerto dan sekitarnya. Harian Banyumas merupakan bagian dari Harian Suara Merdeka. Harga surat kabar ini diawal terbitnya Rp 1.000,-
Pendidikan
Pendidikan formal | TK atau RA | SD atau MI | SMP atau MTs | SMA atau MA | SMK | Perguruan tinggi | Lainnya | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Negeri | 3 | 965 | 106 | 22 | 9 | 2 | 1 | |||||
Swasta | 676 | 202 | 112 | 31 | 53 | 20 | 3 | |||||
Total | 679 | 1.167 | 218 | 53 | 62 | 22 | 4 | |||||
Data sekolah di Kabupaten Banyumas Sumber: Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banyumas (2010/2011)[23] |
Budaya
Budaya Banyumasan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan wilayah lain di Jawa Tengah, walaupun akarnya masih merupakan budaya Jawa.
Di antara seni pertunjukan yang terdapat di Banyumas antara lain:
- Wayang kulit gagrag Banyumas, yaitu kesenian wayang kulit khas Banyumasan. Terdapat dua gagrak (gaya), yakni Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Kekhasan wayang kulit gragak Banyumasan adalah napas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya.
- Begalan, adalah seni tutur tradisional yang pada upacara pernikahan. Kesenian ini menggunakan peralatan dapur yang memiliki makna simbolis berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam berumah tangga nantinya.
Kesenian musik tradisional Banyumas juga memiliki kekhasan tersendiri dibanding dengan kesenian musik Jawa lainnya, di antaranya:
- Calung, adalah alat musik yang terbuat dari potongan bambu yang diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik khas Banyumas yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan Jawa, terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan demikian karena bunyi yang dikeluarkan mirip gong tetapi dimainkan dengan cara ditiup (Bahasa Jawa: disebul), alat ini juga terbuat dari bambu dengan ukuran yang besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lazim disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula disajikan lagu-lagu pop yang diaransemen ulang.
- Kenthongan (sebagian menyebut tek-tek), adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Kenthong adalah alat utamanya, berupa potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan bedug, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret. Dalam satu grup kenthongan, kenthong yang dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi yang selaras.
- Salawatan Jawa, yakni salah satu seni musik bernapaskan Islam dengan perangkat musik berupa terbang jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan lagu-lagu yang diambil dari kitab Barzanji.
- bongkel, yakni peralatan musik tradisional sejenis angklung, namun terdiri empat bilah berlaras slendro.
Sejumlah tarian khas Banyumasan antara lain:
- lengger, merupakan tarian yang dimainkan oleh dua orang perempuan atau lebih. Di tengah-tengah pertunjukkan hadir seorang penari laki-laki disebut badhud (badut/bodor). Tarian ini umumnya dilakukan di atas panggung dan diiringi oleh alat musik calung.
- sintren, adalah tarian yang dimainkan oleh laki-laki yang mengenakan baju perempuan. Tarian ini biasanya melekat pada kesenian ebeg. Di tengah-tengah pertunjukan biasanya pemain ditindih dengan lesung dan dimasukan ke dalam kurungan, di mana dalam kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama pemain yang lain.
- aksimuda, yakni kesenian bernapaskan Islam berupa silat yang digabung dengan tari-tarian.
- angguk, yakni kesenian tari-tarian bernapaskan Islam. Kesenian ini dilakukan oleh delapan pemain, di mana pada akhir pertunjukan pemain tidak sadarkan diri.
- aplang atau daeng, yakni kesenian yang serupa dengan angguk, dengan pemain remaja putri.
- buncis, yaitu paduan antara kesenian musik dan tarian yang dimainkan oleh delapan orang. Kesenian ini diiringi alat musik angklung.
- ebeg, adalah kuda lumping khas Banyumas. Pertunjukan ini diiringi oleh gamelan yang disebut bendhe.
Pariwisata
Banyumas memiliki beberapa tempat wisata andalan, kebanyakan berupa keindahan alam seperti gua, air terjun dan wana wisata.
Wisata alam
- Baturraden
- Pancuran Pitu
- Pancuran Telu
- Gua SaraBadak
- Curug Gede
- Curug Ceheng
- Curug Belot
- Curug Cipendok
- Bumi Perkemahan Kendalisada
- Telaga Sunyi
- Mata Air Panas Kalibacin
- Bendung Gerak Serayu
- Wahana Wisata Lembah Combong
- Batur Agung Adventure Forest
- Curug Nangga Pekuncen Ajibarang
- Bukit Tranggulasih
- Curug Jenggala Kalipagu Ketenger
- Small World Baturraden
- The Village Purwokerto
- Caping Park
- Hutan Pinus Limpakuwus Baturaden
- Kebun Raya Baturraden
Wisata sejarah
Wisata keluarga
- Combong Valley Paint Ball and War Games
- Serayu River Voyage
- Dreamland Spring Water Park
- Depo Bay
- Taman Rekreasi Andhang Pangrenan
- Baturraden
- The Forest Island Baturraden
Perayaan
Kabupaten Banyumas memiliki beberapa acara yaitu:
- Banyumas Extravaganza
Kuliner
Kuliner khas dari Banyumas di antaranya adalah:
Masakan
Masakan khas Banyumas, yaitu:
- Mendoan
- Sate Bebek Tambak
- Soto Sokaraja
- Gethuk Goreng Sokaraja
Minuman
Minuman khas Banyumas, yaitu:
- Es Dawet Banyumas
- Wedang Runtah
Jajanan
Jajanan pasar khas Banyumas, yaitu:
- Getuk goreng sokaraja
- Jenang jaket khas Mersi (Purwokerto Timur)
- Kraca
- Keripik tempe
- Kue Gelombang Samudra
Oleh-oleh
Oleh-oleh khas banyumas, yaitu:
- Nopia
- Mino (Mini Nopia)
Batik Banyumasan
Banyumas juga menghasilkan batik, meskipun tidak setenar Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Batik Banyumas mempunyai keunikan karena kedua sisi muka dan belakang mempunyai kualitas yang hampir sama. Batik banyumas yang sekarang ini cukup terkenal adalah Batik produksi Pak Sugito dari Sokaraja. Selain itu sentra batik Banyumasan yang lengkap barada di jalan Mruyung di dalam kompleks alun-alun kota Banyumas.
Tokoh
- Saifuddin Zuhri,Menteri Agama RI pada kabinet Kerja III,Kerja IV,Dwikora I,Dwikora II dan Ampera I
- Jenderal Gatot Subroto, wakil kepala staf Angkatan Darat dan penggagas AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
- Ahmad Tohari, sastrawan yang dikenal melalui trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dan telah memperoleh penghargaan dari dalam dan luar negeri.
- S. Bagio, pelawak yang terkenal pada tahun '80an, membintangi berbagai judul film dan sering tampil dalam acara lawak di TVRI.
- Sugino Siswocarito, dalang Banyumasan.
- Sugito Purbocarito, dalang Banyumasan.
- Mayangsari, penyanyi.
- Pangky Suwito, artis film.
- Bambang Set, sastrawan.
- Dharmadi, sastrawan.
- Darto Helm, pelawak yang terkenal pada era '80an bersama dengan S. Bagyo
- Soesilo Sudarman, mantan menteri di era Orde Baru.
- Achmad Mubarok, Politikus Partai Demokrat .
- Soeparjo Roestam, mantan menteri di era Orde Baru
- Purnomo, pelari tercepat di Asia pada tahun 80-an
- M. Koderi, budayawan penulis buku-buku tentang Banyumasan
- Jend. Surono Reksodimedjo, mantan Menko Polkam
- Slamet Effendi Yusuf, Politikus Partai Golkar
- Sutedja, komponis, seniman
- R. A. Wiryatmadja, Pendiri BRI
- Margono Sukarjo, Prof. Ahli Bedah Pertama Indonesia
- Raden Mas Margono Djojohadikusumo, Pendiri BNI 1946
- Christian Hadinata, pemain bulu tangkis
- Henri Adolphe van de Velde, politikus Belanda
- Dolf Nijhoff, pejuang Belanda pada masa PD II
- H. Purwoto S. Gandasubrata, S.H., mantan Ketua Mahkamah Agung RI cucu Bupati Banyumas ke 18 KPAA Ganda Subrata
- H.R. Mochamad Iman, S.H., mantan Hakim Agung dan Ketua Muda Mahkamah Agung RI.
- Achmad Sultoni, sastrawan dan budayawan Banyumas. Penggerak sastra di Komunitas Penyair Institute (KPI) Purwokerto.
- Tontowi Ahmad atlet bulu tangkis peraih medali emas olimpiade Rio De Jeneiro Brasil TH. 2016
Referensi
- ^ a b "Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2020" (pdf). www.banyumaskab.bps.go.id. Diakses tanggal 23 Agustus 2020.
- ^ Knebel, J. 1898. "Babad Pasir, volgens een Banjoemaasch Handschrift". Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap der Kunsten en Wetenschappen, deel LI. Batavia :Egbert Heemen, 1779-1922.
- ^ Knebel, J. op cit. p.114
- ^ Knebel, J. op cit. p.124
- ^ a b c Graaf, H.J. de & Th.G.Th. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa, tinjauan sejarah politik abad XV dan XVI. (terj., ed.rev.) Jakarta :Pustaka Utama Grafiti & KITLV.
- ^ Knebel, J. op cit. p.125.
- ^ a b c d e Sudarmo, M.W.R. & B.S. Purwoko. 2009. Sejarah Banyumas Dari Masa ke Masa.
- ^ a b Herusatoto, B. 2008. Banyumas: sejarah, budaya, bahasa, dan watak. Yogyakarta :LKiS. hlm.26.
- ^ Graaf, H.J. de. 1954. "De regering van Panembahan Sénapati Ingalaga". Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde deel XIII. s'Gravenhage - Martinus Nijhoff.
- ^ "#SejarahMasaKerajaan | Pemerintah Kabupaten Banyumas". dinarpus.banyumaskab.go.id. Diakses tanggal 2024-11-12.
- ^ crew, kraton. "Pepatih Dalem Kesultanan Yogyakarta". kratonjogja.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-11-16.
- ^ Het dagblad : uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia 05-11-1948, Indische courant voor Nederland 13-11-1948
- ^ De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad 11-12-1947, De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad 08-04-1948, Indische courant voor Nederland 10-08-1949, De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad 16-03-1950
- ^ "Data Hasil Pilkada Tahun 2008". view.officeapps.live.com. Diakses tanggal 2024-11-08.
- ^ "Achmad Husein". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2024-11-08.
- ^ "Daftar Wakil Bupati Banyumas". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2024-11-08.
- ^ "Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2013". Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. 21-01-2015. Diakses tanggal 23-04-2023.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Banyumas 2014-2019[pranala nonaktif permanen]
- ^ KPU Banyumas Tetapkan 50 Anggota DPRD 2019-2024[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Banyumas
- ^ Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banyumas (2010/2011)
Bacaan lanjutan
- Koderi, M., Banyumas Wisata dan Budaya. Purwokerto: Penerbit Metro, 1991.
Lihat pula
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Pemerintah Kabupaten Banyumas Diarsipkan 2020-04-28 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Universitas Jenderal Soedirman
- (Indonesia) Universitas Muhammadiyah Purwokerto
- (Indonesia) Radar Banyumas
- (Indonesia) Baturraden Adventure Forest
- (Indonesia) Informasi sejarah Banyumas dan peninggalannya