Bus kota di Surabaya
Kota Surabaya memiliki sejumlah layanan transportasi umum berupa bus kota reguler oleh beberapa perusahaan otobus (PO), baik perusahaan milik BUMN maupun swasta, yang beroperasi sesuai dengan izin trayek dari Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Layanan tersebut telah beroperasi sejak 20 Juli 1975, menggantikan fungsi trem sebagai transportasi umum utama kala itu.
Mulai beroperasi | 20 Juli 1975 |
---|---|
Wilayah layanan | Surabaya dan Sidoarjo |
Kelas | ekonomi, patas dan patas AC |
Rute terpendek | 9,5 km (Purabaya–Bratang) |
Rute terpanjang | 36,0 km (Sidoarjo–JMP) |
Penumpang harian | 5.411.727 (2014)[1] |
Jenis bahan bakar | solar |
Operator | multi-operator |
Pada awal dekade tahun 2010-an, populasi bus kota reguler semakin menurun seiring dengan banyaknya unit yang sudah tidak laik dan mulai munculnya berbagai layanan angkutan daring di kota ini. Eksistensi bus kota reguler juga semakin tergerus dengan mulai beroperasinya berbagai layanan angkutan massal berbasis jalan (bus rapid transit) di kota ini sejak pertengahan tahun 2015 seperti Trans Gerbangkertosila (dikenal sebagai Trans Sidoarjo), Suroboyo Bus, Trans Semanggi Suroboyo dan Trans Jatim. Sampai tahun 2017, populasi bus kota reguler dengan berbagai macam sasis (kerangka) dan bodi mencapai 274 unit yang tersebar pada dua puluh jalur trayek berbeda.
Awal September 2022, operator BUMN Perum DAMRI resmi menghentikan seluruh operasional bus kota reguler miliknya, sehingga seluruh layanan bus kota reguler yang tersisa hanya dioperasikan oleh beberapa perusahaan otobus swasta saja. Total terdapat 38 unit bus dari beberapa perusahaan otobus seperti PO Estraa Mandiri, PO Ladju, PO Akas NR, PO Dua Putra, dsb., yang menyediakan layanan pada dua trayek ekonomi, dua trayek patas dan satu trayek patas AC. Trayek-trayek tersebut menghubungkan Terminal Purabaya atau Terminal Larangan (Sidoarjo) di selatan kota dengan beberapa prasarana transportasi umum di utara kota seperti Terminal Bratang, Terminal Joyoboyo ataupun Jembatan Merah Plaza (JMP).
Sejarah dan perkembangan
Bus pengumpan trem
Layanan bus kota sudah hadir di Surabaya sebagai bus pengumpan atau penjemput penumpang trem milik perusahaan Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS) sejak tahun 1889. Unit bus banyak ditempatkan di beberapa prasarana pemberhentian trem seperti Stasiun Wonokromo Kota, Willemplein, dan Ujung. Seiring dengan meredupnya masa keemasan trem, Pemkot Surabaya mulai menghentikan seluruh operasional trem pada tahun 1969. Hasilnya, bus pengumpan trem berubah status menjadi moda transportasi umum utama di kota ini.[2][3][4][5][6][7]
Bus kota pelopor Perum DAMRI
Selepas dari berhentinya operasional trem, Pemkot Surabaya mulai melakukan proyek pendirian dan pengadaan layanan bus kota yang terikat pada trayek tetap, dengan bekerja sama dengan operator pelopor Perum DAMRI. Layanan bus kota oleh Perum DAMRI ini resmi diluncurkan pada 20 Juli 1975 dengan jumlah dua puluh unit bus besar produksi Robur. Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat, Perum DAMRI mulai menambah jumlah bus sebanyak lima puluh unit pada tahun 1976 dan 92 unit pada tahun 1978. Sampai tahun 1982, rute bus kota bertambah menjadi sembilan dan dilayani oleh 168 unit bus.[8][9][10][11] Kesembilan rute bus kota terbaru tersebut yaitu:
- Joyoboyo–Jembatan Merah via Darmo
- Joyoboyo–Jembatan Merah via Diponegoro
- Joyoboyo–Tanjung Perak
- Kutisari–Jalan Demak
- Aloha–Jembatan Merah
- Kutisari–Karang Menjangan
- Jalan Demak–Karang Menjangan
- Aloha–Tugu Pahlawan via Darmo
- Aloha–Tugu Pahlawan via Diponegoro.
Bus tingkat
Pada tahun 1981, Perum DAMRI mulai mengoperasikan lima trayek bus tingkat menggunakan bus produksi Leyland Motors. Setahun kemudian, Perum DAMRI menambahkan kembali dua trayek baru, bersamaan dengan diresmikannya layanan bus kota kelas patas. Sampai tahun 1983, jumlah jalur bus tingkat sudah bertambah menjadi sepuluh trayek berbeda. Setelah beroperasi selama delapan tahun, seluruh operasional bus tingkat mulai dihentikan sejak tahun 1989. Salah satu faktor penyebabnya adalah prasarana pada jalan arteri yang masih belum mendukung untuk operasional dan keterjangkauan moda transportasi bus desain bertingkat. Seluruh unit bus milik bus tingkat akhirnya mulai digantikan kembali dengan bus biasa.[8][9][10][11]
Bus RMB
Salah satu bentuk peningkatan pelayanan bus kota dari operator Perum DAMRI pada awal dekade tahun 2000-an adalah dengan pengoperasian bus rute metode baru (RMB). Perbedaan mendasar bus RMB dengan bus lainnya adalah terdapatnya berbagai pembenahan dan perbaikan kualitas pelayanan seperti penambahan fasilitas interior, sistem keamanan, kapasitas jumlah penumpang, jadwal keberangkatan, jarak antarkeberangkatan (headway), titik pemberhentian (halte), metode pembayaran, kompetensi awak kru, hingga sistem penggajian. Bus RMB ini dirancang sebagai proyek percontohan untuk perbaikan kualitas pada trayek-trayek yang lain. Bus RMB ini merupakan awal dari pengembangan bus kota dengan fasilitas pendingin udara (AC), sehingga nantinya unit-unit bus ini lebih dikenal sebagai bus kota patas AC.[12][13]
Bus patas AC
Per 5 Juli 2007, Perum DAMRI mulai melakukan peremajaan unit bus kota kelas patas secara bertahap menggunakan unit kelas patas dengan fasilitas pendingin udara (AC) dan pintu otomatis. Tahap awal dilakukan dengan mengganti dua puluh unit bus kota pada trayek P1 dengan bus kota trayek PAC1. Menyusul pada 3 April 2012, sepuluh unit bus kota trayek P8 juga mulai digantikan dengan bus kota trayek PAC8.[14][15]
Bus wanita
Per 30 April 2012, Pemkot Surabaya bekerja sama dengan Perum DAMRI mulai mengoperasikan layanan bus kota khusus wanita atau disebut bus wanita. Layanan tersebut bertujuan meminimalisir terjadinya kasus pelecehan seksual dan tindak kriminal terhadap kaum wanita di dalam transportasi umum. Jumlah unit yang disediakan oleh Perum DAMRI untuk layanan tersebut sebanyak tiga belas unit bus besar. Per 2 Juli 2012, bus wanita mulai beroperasi dengan menggunakan enam unit bus pada trayek PAC1. Rendahnya okupansi penumpang membuat jumlah bus yang beroperasi terus dikurangi. Hingga 13 Juli 2012, hanya empat unit bus wanita yang beroperasi. Operasional yang tidak efektif serta tidak adanya umpan balik berupa evaluasi dan rencana jangka panjang dari Pemkot Surabaya membuat layanan ini perlahan mulai berhenti beroperasi. Unit bus wanita mulai difungsikan kembali sebagai bus kota reguler dengan mengangkut penumpang berbagai gender.[16][17][18][19][20]
BRT Trans Sidoarjo
Perum DAMRI bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo meresmikan layanan Trans Sidoarjo (sebagai bagian dari pengembangan angkutan aglomerasi Trans Gerbang Kertasusila) dengan jumlah total tiga puluh unit bus besar berdesain dek tinggi (highdeck) bantuan dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) pada 21 September 2015.[21] Trans Sidoarjo merupakan sistem transportasi berbasis bus rapid transit (BRT) menggunakan bus cepat, murah dan berpendingin udara (AC) pada kawasan di seputar Sidoarjo. Rute Trans Sidoarjo menghubungkan Terminal Purabaya dengan Terminal Porong via Tol, Terminal Larangan dan Tanggulangin. Rendahnya okupansi penumpang membuat Perum DAMRI merugi, sehingga secara bertahap mengurangi jumlah unit bus yang beroperasi hingga tersisa sepuluh unit. Sejak PPKM akibat pandemi Covid-19, Trans Sidoarjo berhenti beroperasi. Pada tahun 2020, seluruh unit bus Trans Sidoarjo dialihfungsikan pada trayek bus kota trayek PAC4 dan PAC8.[22][23][24][25][26]
Jalur trayek dan operator layanan
Kelas layanan
Layanan bus kota di Surabaya terbagi dalam tiga tingkatan kelas perjalanan berdasarkan perbedaan kualitas akomodasi. Urutan kelas layanan dari yang terendah adalah kelas ekonomi, patas, dan patas AC. Bus ekonomi hanya mempunyai rute lintasan di jalan arteri dalam kota, tarif lebih murah daripada kelas di atasnya, serta dapat menampung penumpang berdiri (jika kapasitas kursi terisi penuh). Bus patas (akronim dari cepat–terbatas) mempunyai rute lintasan di jalan arteri maupun tol dalam kota, waktu tempuh lebih cepat dari bus ekonomi, serta mengangkut penumpang terbatas sesuai kapasitas maksimal kursi. Sedangkan bus patas AC merupakan bus patas dengan tambahan fasilitas berupa penyejuk udara (AC). Sebagian besar unit bus patas AC di Surabaya merupakan unit milik Perum DAMRI. Unit bus patas yang sudah tidak laik dan berusia lebih dari lima belas tahun akan digantikan dengan unit bus patas AC secara bertahap.[27][28][29]
Daftar trayek
Pemkot Surabaya mulai melakukan penambahan dan penyesuaian trayek bus kota pada periode tahun 1991–1993. Penyesuaian trayek tersebut dilakukan setelah dioperasikannya beberapa prasarana umum di kota ini seperti Terminal Purabaya, Terminal Tambak Osowilangon, Jalan Raya Ahmad Yani dan Jalan Tol Surabaya–Gresik.[30][31][32] Berdasarkan data dari Dishub Kota Surabaya, terdapat penurunan jumlah izin trayek bus kota dalam kurun waktu tahun 2009–2017. Jumlah total izin trayek bus kota pada tahun 2009 sebanyak 426 unit yang tersebar pada 22 trayek aktif, sedangkan total izin trayek bus kota pada tahun 2017 mengalami penurunan hingga 36%, dengan rincian terdapat 274 unit tersebar pada dua puluh trayek aktif.[33][34]
Operator
Penyedia layanan bus kota reguler di Surabaya terbagi menjadi dua jenis operator, yaitu operator BUMN dan operator swasta. Operator BUMN merujuk pada satuan unit angkutan bus kota (UABK) oleh Perum DAMRI Cabang Surabaya.[35] Sedangkan operator swasta merujuk pada satuan kerja sama operasional (KSO) dari beberapa perusahaan otobus milik swasta di Jawa Timur, yang unitnya dikaryakan untuk divisi bus kota.[33] Sejak tahun 2015, seluruh operator bus kota mulai membentuk badan hukum dalam bentuk perseroan terbatas (PT) untuk memudahkan pengaturan operasional di lapangan.[36][37] Awal September 2022, seluruh layanan bus kota reguler hanya dioperasikan oleh sepuluh perusahaan otobus swasta saja. Total terdapat 38 unit bus dari perusahaan otobus tersebut, yang menyediakan layanan pada dua trayek ekonomi, dua trayek patas dan satu trayek patas AC.[38][39]
No | Nama perusahaan otobus | Badan hukum | Sebaran unit tiap jalur | Jumlah unit | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | PO Estraa Mandiri | PT Estra Mandiri Prima, Taman | 0 | 2 | 5 | 6 | 13 |
2 | PO Ladju | PT Ladju Srikandi Mandiri, Pasuruan | 0 | 0 | 1 | 7 | 8 |
3 | PO Akas NR | PT Akas Kisara Barokah, Medaeng | 3 | 1 | 1 | 1 | 6 |
4 | PO Mandiri | PT Mandiri Putra Baruna (MPB), Taman | 1 | 2 | 0 | 0 | 3 |
5 | PO Dua Putra | PT Dua Putra Jati, Kedung Asem | 1 | 1 | 0 | 1 | 3 |
6 | PO Indrapura 88 | PT Bersama Indrapura Sejahtera, Taman Pondok Jati | 0 | 1 | 0 | 1 | 2 |
7 | PO Rodta | PT Dharmamarga Ekatama (DME), Taman | 0 | 1 | 0 | 0 | 1 |
8 | PO Mandala | PT Akas Kisara Barokah, Medaeng | 1 | 0 | 0 | 0 | 1 |
9 | PO Sabar Indah | PT Sabar Indah Mulia Perkasa, Kutisari | 0 | 0 | 0 | 1 | 1 |
10 | PO Sari Indah | PT Madjoe Muda Mandiri (3M), Kletek | 0 | 0 | 0 | 1 | 1 |
Jumlah unit | 6 | 8 | 7 | 18 | 39 | ||
Catatan: Jumlah unit tidak termasuk bus cadangan. |
Perum DAMRI merupakan satu-satunya operator yang menerapkan sistem gaji tetap bagi kru bus, baik pengemudi maupun kondektur.[40][41] Selain Perum DAMRI, operator lainnya menerapkan sistem setoran dan bagi hasil bagi kru bus. Kru mendapat penghasilannya berdasarkan pada jumlah uang yang harus disetorkan kepada perusahaan. Setelah jumlah uang yang dihasilkan dikurangi dengan uang setoran, sisanya dibagi kepada kru.[42][43][44]
Rute perjalanan
Rute aktif
Sampai September 2022, terdapat empat rute perjalanan berbeda pada lima jalur trayek aktif bus kota reguler di Surabaya. Ketujuh trayek tersebut terdiri dari dua trayek bus ekonomi, dua trayek bus patas dan tiga trayek bus patas AC. Kelima jalur trayek tersebut menghubungkan ujung selatan kota seperti Terminal Purabaya atau Terminal Larangan dengan prasarana transportasi umum di utara kota seperti Terminal Bratang dan Jembatan Merah Plaza (JMP). Unit bus mempunyai jadwal operasional efektif antara pukul 05.00–17.00 WIB dengan waktu tunggu (headway) minimal 25 menit dari setiap terminal dan titik pemberhentian. [45][46]
Rute nonaktif
Unit bus kota di Surabaya mempunyai peron atau jalur pemberangkatan tersendiri di Terminal Purabaya sejak revitalisasi gedung terminal pada Maret 2013. Jumlah peron yang disediakan adalah sepuluh lajur, menyesuaikan dengan banyaknya jalur bus kota dengan okupansi penumpang yang tinggi. Kesepuluh trayek tersebut masih beroperasi rutin pada periode tahun 2013–2020.[47] Namun seluruh unit bus kota pada seluruh trayek berhenti beroperasi setelah Pemkot Surabaya menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat pandemi Covid-19 di kota ini. Beberapa trayek mulai dioperasikan kembali sejak Pemkot Surabaya mulai menurunkan level PPKM dan Terminal Purabaya mulai disinggahi oleh unit bus antarkota. Namun terdapat beberapa trayek yang mengalami kekosongan unit bus laik, sehingga beberapa trayek tersebut tidak dioperasikan lagi (nonaktif).[48][49][50][51]
Spesifikasi unit bus
Secara umum, hampir seluruh unit bus kota di Surabaya (terkecuali bus patas AC) mempunyai corak seragam (livery) yang serupa pada bodi bus. Seragam pada bodi bus menggunakan warna dasar putih dan bemper berwarna khusus sesuai dengan tingkatan kelas layanan. Beberapa unit bahkan menambahkan tempelan stiker berukuran besar yang mencolok dari iklan produk komersial seperti minuman ringan, obat sakit kepala, pakan burung, alas kaki, furnitur, ranjang, dan lain sebagainya.[52][53]
Per tahun 2009, sebagian unit bus kota milik Perum DAMRI yang tidak laik (usia di atas lima belas tahun) mulai diremajakan dan diganti menggunakan bus patas AC.[info 2] Sejak pertengahan tahun 2018, Perum DAMRI mengganti sebagian unit bus pada trayek yang dimiliki dengan bus bantuan teknis Kemenhub RI tahun anggaran 2014. Bus bersasis Hino RK8 R260 dan bodi Laksana Discovery tersebut merupakan bekas unit Trans Sidoarjo.[54][55][56]
Berbeda dengan Perum DAMRI, sebagian besar unit bus milik operator swasta menggunakan bus bekas dengan berbagai spesifikasi.[info 3] Umumnya unit bus diperoleh dengan memanfaatkan bus bekas ataupun rombakan milik operator, ataupun membeli bus bekas dari perusahaan otobus lain. Hal tersebut menyebabkan unit-unit bus milik operator swasta memiliki tingkat keberagaman jenis sasis dan bodi yang tinggi daripada unit bus milik Perum DAMRI yang cenderung seragam.[57]
Sistem pembayaran layanan
Sistem pembayaran layanan bus kota di Surabaya sebagian besar masih menggunakan sistem konvensional, yaitu pembayaran dengan uang tunai secara langsung kepada kondektur di atas bus.[58][59] Perum DAMRI juga pernah menerapkan sistem karcis, yaitu pembayaran dilakukan dengan membayarkan uang tunai kepada kondektur yang kemudian ditukar dengan karcis sebagai bukti pembayaran.[60][61][62] Jenis tarif layanan yang diberlakukan merupakan tarif tetap, yang berarti bahwa besaran tarif diberlakukan sama baik untuk jarak dekat maupun jauh. Besaran tarif layanan bus kota pada seluruh trayek diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota Surabaya Nomor 76 Tahun 2014.[63][64] Kendala dari beberapa faktor seperti maraknya angkutan daring, kenaikan harga bahan bakar, penurunan jumlah penumpang harian, dan efek pemberlakuan PSBB serta PPKM membuat seluruh operator mulai menyesuaikan besaran tarif layanan beberapa kali.[65][info 4]
Layanan lainnya
Bus pemadu moda
Guna mengimplementasikan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003, Perum DAMRI mulai membuka layanan bus perkotaan sebagai bus pemadu moda di Surabaya sejak tahun 2004. Bus pemadu moda tersebut menunjang konektivitas antarmoda (angkutan darat, air dan udara) dengan sifat layanan tanpa hambatan (seamless), efisien dan berlanjut (sustainable).[66][67] Perum DAMRI bekerja sama dengan PT Angkasa Pura I menyediakan layanan bus pemadu moda penghubung prasarana bandara–terminal bus dari Terminal 1 Domestik (T1) dan Terminal 2 Internasional (T2) Bandar Udara Internasional Juanda dengan menggunakan unit angkutan khusus bandara (UAKB). Pada tahun 2022, terdapat tiga rute perjalanan pada tiga trayek bus pemadu moda dari Bandara Juanda.[info 5][68][69]
Bus antarkota
Aglomerasi Gerbang Kertasusila
Semenjak dua terminal penumpang tipe A dibangun di kawasan perbatasan Surabaya seperti Bungurasih dan Tambak Osowilangon pada dekade tahun 1990-an, seluruh izin trayek bus antarkota mulai dipindahkan ke kedua terminal tersebut. Namun terdapat beberapa layanan bus antarkota wilayah aglomerasi Gerbang Kertasusila (selain Trans Jatim) memiliki izin trayek yang menjangkau kawasan dalam kota. Hal tersebut menyebabkan unit bus antarkota tersebut dapat menaikturunkan penumpang di halte atau titik pemberhentian yang sama dengan trayek bus kota yang berhimpitan. Berikut merupakan trayek bus antarkota di Surabaya yang mempunyai titik lintasan di kawasan dalam kota.[70]
- JMP–Sidoarjo via Tol
- Joyoboyo–Mojokerto
- Tambak Osowilangon–Paciran
- Purabaya–Porong via Tol (nonaktif)
Lintas Jawa–Madura
Semenjak Jembatan Suramadu mulai dioperasikan pada tahun 2010, beberapa trayek bus antarkota dalam provinsi (AKDP) lintas Jawa–Madura mulai melakukan penyesuaian rute lintasan serta halte penumpang di wilayah utara Kota Surabaya. Sesuai edaran dari Dishub Provinsi Jawa Timur, bus antarkota diizinkan melintasi Jembatan Suramadu tanpa harus melintasi penyeberangan Ujung–Kamal. Mengacu pada hasil kesepakatan antara perusahaan otobus (PO) terkait dengan organisasi angkutan darat (organda) setempat, bus antarkota diizinkan mengangkut penumpang secara terbatas dan diluar jadwal operasional angkutan kota (bemo) dan bus kota. Bus antarkota hanya dapat menaikturunkan penumpang dari titik seperti Ujung Baru, Taman Barunawati dan Kedinding Lor.[71][72][73]
Galeri
Referensi
Catatan bawah
- ^ (i)
Beberapa perusahaan otobus (PO) lokal Jawa Timur seperti di bawah ini pernah menjadi operator bus kota di Surabaya. Namun PO tersebut berhenti menjadi operator dikarenakan satu atau beberapa faktor. Pertama, PO mengalami kekurangan unit bus laik jalan. Kedua, PO kini berfokus pada trayek antarkota atau pariwisata. Ketiga, unit dan trayek bus kota diperjualbelikan atau diakuisisi operator lain. Atau keempat, PO mengalami pailit (kebangkrutan).- Perum DAMRI
- PO Arjuna Muda
- PO Arjuna Sakti
- PO Baruna
- PO Eka
- PO Hafana
- PO Jaya Utama
- PO Jember Indah
- PO Kalisari
- PO Kentjono
- PO Madju Mapan
- PO Menggala
- PO Pemudi
- PO Restu
- PO Robana
- PO Sumber Kencono
- PO Sri Lestari
- dsb.
(ii)
PO Rodta (akronim dari Roda Kota) dan PO Estraa Mandiri (akronim dari Keluarga Besar Ibu Erna dan Bapak Sungging) merupakan subunit dari PT Dharmamarga Ekatama (DME). Sedangkan PT DME sendiri merupakan anak usaha dari PT Dharma Lautan Utama (DLU), sebuah perusahaan pelayaran angkutan penumpang dan kendaraan yang berpusat di Surabaya. - ^ Sebelum tahun 2007, hampir seluruh unit bus kota milik Perum DAMRI didominasi bus bersasis Mercedes-Benz O325 dan bodi Volgren atau Starion. Sejak Juli 2007, unit bus tersebut mulai digantikan dengan bus berpenyejuk udara (AC) dengan dominasi bus bersasis Mercedes-Benz OH1521 dan bodi Rahayu Sentosa Celcius.
- ^ Beberapa sasis yang banyak digunakan unit bus kota milik operator swasta diantaranya seperti Nissan CB, Mitsubishi BM dan Hino (seri AK3HR/AK174/RK174/FG235). Sedangkan beberapa bodi yang banyak digunakan diantaranya seperti Malindo kapsul, Laksana Sprinter, New Armada Travego/Panorama 2, Tugas Anda, Tentrem Old Inspiro dan Trijaya Union.
- ^ Sampai tahun 2021, seluruh operator serentak untuk menaikkan tarif layanan hingga Rp10.000,00. Seluruh unit bus diwajibkan untuk menempelkan stiker perubahan tarif di kaca bus sebagai bentuk publikasi.
- ^ (i)
Perum DAMRI pernah mengoperasikan beberapa trayek pemadu moda seperti di bawah ini, yang menghubungkan prasarana bandara–terminal bus di wilayah aglomerasi perkotaan Gerbang Kertasusila. Namun trayek tersebut dinonaktifkan karena rendahnya okupansi penumpang.
1. Juanda (T1)–Tanjung Perak
2. Juanda (T1)–Joyoboyo
3. Juanda (T1)–DTC Wonokromo
4. Juanda (T1)–Bangkalan
5. Juanda (T1)–Paciran
6. Juanda (T2)–Purabaya
7. Juanda (T1–T2) (angkutan shuttle gratis).
(ii)
Per 14 April 2021, Perum DAMRI bekerjasama dengan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dan PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) mengoperasikan layanan pemadu moda penghubung prasarana pelabuhan–terminal bus dari Gapura Surya Nusantara (GSN) Pelabuhan Tanjung Perak. Layanan tersebut mempermudah konektivitas antarmoda penumpang kapal tanpa harus berjalan kaki menuju Halte Ujung Baru. Terdapat dua rute perjalanan berbeda yang menghubungkan GSN Tanjung Perak dengan Terminal Purabaya ataupun Terminal Tambak Osowilangon via Tol. Jadwal keberangkatan bus menyesuaikan dengan jadwal sandar kapal.
Referensi
- ^ Dinas Perhubungan Kota Surabaya (2014). "Arus kendaraan dan penumpang yang datang dan berangkat menurut jenis kendaraan melalui Terminal Purabaya 2008-2014". surabayakota.bps.go.id. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ Mahar Jalu Primadana; Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari (2019). "Terminal Joyoboyo Surabaya Tahun 1970–1991". Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga.
- ^ Afaf Nadiyah Rifa (24 April 2020). "Melirik kembali jejak trem di Indonesia". clapeyronmedia.com. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Mokhamad Dofir (6 Februari 2021). "Riwayat trem warisan Belanda di Surabaya". faktualnews.co. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ "Trem riwayatmu dulu". majalah.tempo.co. 26 Mei 2013. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Muhammad Firman (8 Juli 2013). "Jejak dan sosok dibalik trem Surabaya". ayorek.org. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ M.F. Mukthi (5 Mei 2015). "Sepenggal perjalanan sejarah trem di Surabaya". historia.id. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ a b Henrry Jaladara Eka Atmaja; Masliyah; Nugroho Utomo (2013). "Analisa operasional halte bus kota pada rute Terminal Purabaya-Tanjung Perak (via jalan raya Darmo) menurut tinjauan standar kelayakan dan aspek aksesibilitas Henrry". Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
- ^ a b Hikmah Tri Susiloningtyas; Nasution (2015). "Dinamika DAMRI sebagai sarana transportasi di Surabaya tahun 1970–1982". Avatara, e-Journal Pendidikan Sejarah. 3 (1): 127–134.
- ^ a b Alin Wiyudha Permana; Dewa Agung Gedhe Agung; Yuliati (2017). "Perkembangan bus kota DAMRI di Surabaya tahun 1975–1989 dan nilai pendidikannya". Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.
- ^ a b Taufiqurrahman; Thomas Kukuh (20 Januari 2017). "Kenangan DAMRI, bus kota, dan transportasi masal Surabaya". jawapos.com. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ James Paul; RA Dewi Iswari P. (2002). "Upaya peningkatan pelayanan bus kota RMB ditinjau dari segi waktu tempuhnya". Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra.
- ^ Rudy Setiawan (2004). "Upaya peningkatan pelayanan bus kota RMB ditinjau dari segi waktu tempuhnya". Seminar Nasional Rekayasa Perencanaan II 2004 Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
- ^ Marmorittarieta Stiltaurantia (5 April 2007). "20 unit diluncurkan: Bus DAMRI baru, ber-AC dan bebas copet". suarasurabaya.net. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Purna Budi Nugraha (30 April 2012). "DAMRI luncurkan 10 unit bus patas AC". kabarbisnis.com. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Moch. Andriansyah (30 April 2012). "Bus khusus perempuan di Surabaya untuk hindari pelecehan". merdeka.com. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Moch. Andriansyah (30 April 2012). "10 bus khusus kaum hawa diluncurkan di Surabaya". merdeka.com. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ M. Said Sutomo (19 Juni 2012). "Launching bus kota Surabaya khusus perempuan: Hanya isapan jempol". ylpkjatim.or.id. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Dinny Octaviane Wasistya; Lukman Arif (2013). "Pelayanan transportasi umum bus DAMRI khusus wanita di Kota Surabaya (Studi kasus di Terminal Purabaya Kota Surabaya)". Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
- ^ Cocos Nusi Vera; Tukiman (2013). "Minat masyarakat dalam menggunakan bus kota DAMRI khusus wanita di Surabaya". Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
- ^ Yudha Friyanka (2017). "Politik transportasi di perkotaan: Studi tentang relasi pemerintah dan operator dalam bus rapid transit di Kabupaten Sidoarjo". Jurnal Politik Muda. 6 (3): 252–261.
- ^ Nur Hadi (21 September 2015). "Bus Trans Sidoarjo resmi beroperasi hari ini". bisnis.tempo.co. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Bintang Iman Prakoso; Wahju Herijanto (2016). "Evaluasi kinerja dan pelayanan bus Trans Sidoarjo". Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
- ^ Nuraini Faiq; Titis Jati Permata (18 Januari 2018). "Tak diminati, bus Trans Sidoarjo dialihkan angkut penumpang ke Tanjung Perak Surabaya". surabaya.tribunnews.com. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Nuraini Faiq; Parmin (10 Desember 2018). "Keberangkatan bus Trans Sidoarjo dikeluhkan, penumpang pilih tidur di dalam bus". surabaya.tribunnews.com. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ M. Sholahuddin (9 Oktober 2021). "Bus Trans Sidoarjo tidak beroperasi, halte-halte pun mangkrak". jawapos.com. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Handhika Eko (10 Juli 2019). "Belum tau kelas apa saja yang ada di bus? cek dulu biar ga ketinggalan". mobilkomersial.com. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ Anton Hari Wirawan (16 November 2017). "Bagi yang belum tahu arti bus patas, cepat baca! daripada dibilang kuper". gridoto.com. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ Arif Nugrahadi; Aditya Maulana (20 April 2021). "Simak, ini tarif bus patas jurusan Surabaya-Yogyakarta". kompas.com. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ Pemerintah Provinsi Jawa Timur (2005). "Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Tarif Dasar Angkutan Penumpang Bus Kota Kelas Ekonomi Menggunakan Mobil Bus Umum di Propinsi Jawa Timur" (PDF). jdih.mkri.id. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2008). "Peraturan Walikota Surabaya Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Penetapan Tarif Angkutan Penumpang Umum (Mikrolet), Tarif Angkutan Bus Kota (Angkutan Perbatasan) dan Tarif Angkutan Taksi Argometer dalam Wilayah Kota Surabaya" (PDF). jdihn.go.id. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ Peggy Laoh; Moedjio Slamet (1985). "Meningkatkan pelayanan angkutan kota khususnya bemo melalui penyediaan pangkalan bemo, Suatu studi kasus di Manukan Kulon". Jurusan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga.
- ^ a b Bidang Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan Kota Surabaya (2015). Naskah akademik rancangan Peraturan Daerah Kota Surabaya tentang izin penyelenggaraan bengkel umum kendaraan bermotor. Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
- ^ Dinas Perhubungan Kota Surabaya (2017). "Data jumlah mikrolet di Kota Surabaya tahun 2017" (PDF). dpm-ptsp.surabaya.go.id. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ Ridani Suwito; Supriyanto (2014). "Peningkatan kualitas pelayanan jasa transportasi angkutan bus DAMRI Kota Surabaya (Studi kasus di Terminal Tambak Osowilangun – Surabaya Barat)". Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wijaya Putra.
- ^ "Pemilik angkutan penumpang harus berbadan hukum". kominfo.jatimprov.go.id. 26 Februari 2015. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ "Pemberian izin angkutan penumpang". dephub.go.id. 29 November 2014. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ Badan Pusat Statistik Kota Surabaya (2022). "Data sensus transportasi Kota Surabaya". surabayakota.bps.go.id. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ "Cek perusahaan dan kendaraan dengan jenis layanan angkutan barang, angkutan orang dalam trayek dan angkutan orang tidak dalam trayek". spionam.dephub.go.id. 2022. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ Direksi Perum DAMRI; Serikat Karyawan DAMRI (15 November 2018). "Komitmen bersama antara manajemen dengan skarda dan SPD untuk perundingan perjanjian kerja bersama (PKB) periode 2018–2020" (PDF). ppid.damri.co.id. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ Muhammad Fathan Radityasani; Agung Kurniawan (17 Juli 2021). "Bahas bagaimana sistem gaji pengemudi bus AKAP". kompas.com. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ Cholis Aunurrohman; Henry Feriadi; Perminas Pangeran (2013). "Kepribadian, sikap, dan sistem pendapatan supir bus kota di Yogyakarta: Suatu model penanganan konflik dalam bidang transportasi". Program Studi Perdamaian dan Transformasi Konflik, Fakultas Theologia, Universitas Kristen Duta Wacana.
- ^ Suwardi (2007). "Analisis penetapan tarif bus kota dengan manajemen terpadu di kota Surakarta". Publikasi Ilmiah Universitas Muhammadiyah Surakarta. 7 (2): 198–202.
- ^ Hendaru Tri Hanggoro (12 Apr 2019). "Kegagalan bus kota tanpa kondektur". historia.id. Diakses tanggal 14 September 2022.
- ^ Media Center Dinas Komunikasi dan Informasi Pemerintah Kota Surabaya (14 September 2015). "Transportasi Kota Surabaya". Surabaya. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Adriansyah Yasin; Fagra Hanif (21 Mei 2018). "Public transport network map of Surabaya Metropolitan area, consist of Suroboyo Bus service, DAMRI city buses, and the infrequent commuter rail network" (PDF). Transport for Jakarta. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Dadang Supriyatno; Ari Widayanti (2010). "Kinerja layanan bis kota di Kota Surabaya" (PDF). Jurnal Transportasi. 10 (1): 43–52. doi:10.26593/jtrans.v10i1.374.%25p.
- ^ Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (1 April 2020). "Keputusan Walikota Nomor 188.45/101/436.1.2/2020 Tahun 2020 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Bencana Wabah Penyakit akibat Corona Virus Disease 2O19 (Covid-19) di Kota Surabaya". JDIH Surabaya. Diakses tanggal 27 Maret 2022.
- ^ Bakesbangpol Linmas (24 April 2020). "Peraturan Walikota Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Surabaya". JDIH Surabaya. Diakses tanggal 27 Maret 2022.
- ^ Bakesbangpol Linmas (13 Juli 2020). "Peraturan Walikota Nomor 33 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Surabaya". JDIH Surabaya. Diakses tanggal 27 Maret 2022.
- ^ Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (22 Desember 2020). "Peraturan Walikota Nomor 67 Tahun 2020 tentang Penerapan Protokol Kesehatan dalam Rangka Pencegahan dan Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya". JDIH Surabaya. Diakses tanggal 27 Maret 2022.
- ^ Dinas Perhubungan Kota Surabaya (19 Mei 2009). "Peraturan Walikota Nomor 026 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum". JDIH Surabaya. Diakses tanggal 24 Maret 2022.
- ^ Taufiqurrahman; Thomas Kukuh (23 Desember 2016). ""Menikmati" Surabaya dengan si Mercy tua, "om telolet om" pun tak sanggup". Jawa Pos. Diakses tanggal 24 Maret 2022.
- ^ "Bus kota bobrok diganti". Tribun News. 25 Juli 2009. Diakses tanggal 24 Maret 2022.
- ^ "Bandung jadi kota percontohan penggunaan bus DAMRI baru". Detik News. 9 Maret 2015. Diakses tanggal 24 Maret 2022.
- ^ Rizqi Wahyu Pratama; Hanny Hafiar; Centurion Chendy Priyatna (2018). "Implementasi program "Ayo Naik Bus" oleh Perum DAMRI Bandung". Jurnal Avant Garde. 6 (2): 116–139.
- ^ Adi Suprayitno; Siti Afifiyah (20 September 2019). "Mengenang angkutan umum tempo dulu di Surabaya". Tagar. Diakses tanggal 24 Maret 2022.
- ^ Esa Wahyu Endarti; Miftah Thoha (2006). "Interaksi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam pelayanan transportasi publik perkotaan: Studi pada pelayanan transportasi bus kota di Surabaya". Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Pascasarjana, Universitas Gajah Mada.
- ^ Inanta Indra P. (29 Januari 2020). "Pemenuhan atas hak pelayanan transportasi manusiawi di Kota Surabaya". Transportologi. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Moch. Ihsan Hidayatullah; Misbahuddin Azzuhri (2013). "Perumusan strategi Perum DAMRI unit bus kota Surabaya, dalam rangka menjaga kelangsungan usaha dan meningkatkan keunggulan kompetitif". Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.
- ^ Purwo Mahardi; Tri Sudibyo; Fitri Rohmah Widayanti (2019). "Analisis kualitas pelayanan bus kota Surabaya berdasarkan persepsi pengguna dengan metode importance performance analysis (IPA)". Publikasi Riset Orientasi Teknik Sipil (PROTEKSI). 1 (1): 22–29. doi:10.26740/proteksi.v1n1.p22-29.
- ^ Adhi Muhtadi; Sapto Budi Wasono; I Putu Artaya; Sri Wiwoho Mudjanarko (2012). "Evaluasi pelayanan bus dan MPU Kota Surabaya untuk menunjang sistem transportasi berkelanjutan". Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2012: 1–6.
- ^ Thomas Pulungan (1 Oktober 2021). "3 nostalgia bus kota di Jakarta, kamu pernah coba di era mana". Sindo News. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Pemerintah Kota Surabaya (2014). "Peraturan Walikota Surabaya Nomor 76 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 41 Tahun 2013 tentang Penetapan Tarif Penumpang Kelas Ekonomi untuk Angkutan Orang dalam Trayek dan Pemberian Persetujuan Tarif Penumpang untuk Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek dengan Menggunakan Taksi Dalam Wilayah Kota Surabaya". JDIHN. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ "Tarif bus DAMRI melonjak naik di pelabuhan GSN PT Pelindo 3 Surabaya". Tabloid Suksesi Nasional. 18 Juli 2021. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (2003). "Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum". JDIH Dephub. Diakses tanggal 25 Maret 2022.
- ^ Hernawan Nugroho (31 Desember 2015). "Layanan pemadu moda sebagai upaya dukungan konektivitas kawasan antara Wonosari - Yogyakarta". Bappeda Jogjaprov. Diakses tanggal 25 Maret 2022.
- ^ Humas Angkasa Pura I (2017). "Profil Bandar Udara Internasional Juanda" (PDF). DPM PTSP. Diakses tanggal 18 Februari 2022.
- ^ Ardhani Indra J. (2014). "Indeks kepuasan masyarakat pada pelayanan bus DAMRI khusus bandara Juanda" (PDF). Kebijakan dan Manajemen Publik. 2 (1): 1–9.
- ^ Pemerintah Provinsi Jawa Timur (2016). "Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur Nomor 27 Tahun 2016 Tentang Tarif Dasar, Tarif Jarak Batas Atas dan Batas Bawah Angkutan Penumpang Antar Kota Dalam Provinsi Kelas Ekonomi Menggunakan Mobil Bis Umum di Provinsi Jawa Timur". JDIH BPK RI. Diakses tanggal 23 Maret 2022.
- ^ "Trayek bus Suramadu diubah, langsung lewat jembatan". Tribun News. 15 Juni 2009. Diakses tanggal 16 April 2022.
- ^ Rohman Taufiq (8 April 2010). "Bus penumpang tidak dilarang melewati Jembatan Suramadu". Tempo. Diakses tanggal 16 April 2022.
- ^ Siwi Tri Puji B (5 November 2010). "Bus AKDP diizinkan lewat Jembatan Suramadu". Republika. Diakses tanggal 16 April 2022.
Pranala luar
(Indonesia) Situs resmi Dinas Perhubungan Kota Surabaya