Jawa Tengah

provinsi di Pulau Jawa, Indonesia
Revisi sejak 11 September 2013 12.29 oleh Relly Komaruzaman (bicara | kontrib) (←Suntingan Demiyanto (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Relly Komaruzaman)

Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.

Jawa Tengah
Bendera Jawa Tengah
Motto: 
"Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja"
(Berjanji akan berusaha keras dan setia terhadap negara)
Peta
Peta
Negara Indonesia
Tanggal15 Agustus 1950
Ibu kotaKota Semarang
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 29
  • Kota: 6
  • Kecamatan: 534
  • Kelurahan: 8559
Pemerintahan
 • GubernurH. Ganjar Pranowo, S.H
 • Wakil GubernurDrs. H. Heru Sudjatmoko, M.Si
Luas
 • Total32.548,20 km2 (12,566,93 sq mi)
Populasi
 • Total32.380.687
 • Kepadatan990/km2 (2,600/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 96.7%, Protestan 1.7%, Katolik 2.2%, Hindu 0.08%, Buddha 0.64%, dan Kejawen 0.33%[1]
 • BahasaBahasa Jawa, Indonesia, Sunda, Tiochiu, Mandarin
Kode Kemendagri33 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS33 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 1.276.180.223.000,-
Situs webwww.jatengprov.go.id

Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.

Sejak tahun 2008, provinsi Jawa Tengah memiliki hubungan kembar dengan provinsi Fujian di China.

Sejarah

Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (gewesten) yakni Semarang, Kudus, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan. Surakarta masih merupakan daerah swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri sendiri dan terdiri dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, sebagaimana Yogyakarta. Masing-masing gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu Kudus Gewest juga meliputi Regentschap Tuban dan Bojonegoro.

Setelah diberlakukannya Decentralisatie Besluit tahun 1905, gewesten diberi otonomi dan dibentuk Dewan Daerah. Selain itu juga dibentuk gemeente (kotapraja) yang otonom, yaitu Pekalongan, Tegal, Semarang, Salatiga, dan Magelang.

Sejak tahun 1930, provinsi ditetapkan sebagai daerah otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi (Provinciale Raad). Provinsi terdiri atas beberapa karesidenan (residentie), yang meliputi beberapa kabupaten (regentschap), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (district). Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan, Kudus-Rembang, Semarang, Banyumas, dan Kedu.

Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 Pemerintah membentuk daerah swapraja Kasunanan dan Mangkunegaran; dan dijadikan karesidenan. Pada tahun 1950 melalui Undang-undang ditetapkan pembentukan kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan 6 kotamadya. Penetapan Undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal 15 Agustus 1950.

Pemerintahan

Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545 kecamatan dan 8.490 desa/kelurahan.

Sebelum diberlakukannya Undang-undang Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, Jawa Tengah juga terdiri atas 3 kota administratif, yaitu Kota Purwokerto, Kota Cilacap, dan Kota Klaten. Namun sejak diberlakukannya Otonomi Daerah tahun 2001 kota-kota administratif tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah kabupaten.

Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan pusat pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Kabupaten Magelang (dari Kota Magelang ke Mungkid), Kabupaten Tegal (dari Kota Tegal ke Slawi), serta Kabupaten Pekalongan (dari Kota Pekalongan ke Kajen).

Daftar kabupaten dan kota

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km²)[2] Jumlah penduduk (2020) Kecamatan Kelurahan/desa Lambang Peta lokasi
1 Kabupaten Banjarnegara Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto (Pj.) 1.023,73 1.017.767 20 12/266
 
 
2 Kabupaten Banyumas Purwokerto Iwanuddin Iskandar (Pj.) 1.335,30 1.776.918 27 30/301
 
 
3 Kabupaten Batang Batang Lani Dwi Rejeki (Pj.) 788,65 801.718 15 9/239
 
 
4 Kabupaten Blora Blora Arief Rohman 1.955,82 888.224 16 24/271
 
 
5 Kabupaten Boyolali Boyolali Said Hidayat 1.008,45 1.062.713 22 6/261
 
 
6 Kabupaten Brebes Brebes Djoko Gunawan (Pj.) 1.902,37 1.978.759 17 5/292
 
 
7 Kabupaten Cilacap Cilacap M Arief Irwanto (Pj.) 2.124,47 1.944.857 24 15/269
 
 
8 Kabupaten Demak Demak Eisti'anah 900,12 1.203.956 14 6/243
 
 
9 Kabupaten Grobogan Purwodadi Sri Sumarni 2.013,86 1.453.526 19 7/273
 
 
10 Kabupaten Jepara Jepara Edy Supriyanta (Pj.) 1.059,25 1.184.947 16 11/184
 
 
11 Kabupaten Karanganyar Karanganyar Timotius Suryadi (Pj.) 775,44 931.693 17 15/162
 
 
12 Kabupaten Kebumen Kebumen Arif Sugiyanto 1.211,74 1.350.438 26 11/449
 
 
13 Kabupaten Kendal Kendal Dico Ganinduto 1.118,13 1.018.505 20 20/266
 
 
14 Kabupaten Klaten Klaten Sri Mulyani 658,22 1.260.506 26 10/391
 
 
15 Kabupaten Kudus Kudus Muhammad Hasan Chabibie (Pj.) 425,15 849.184 9 9/123
 
 
16 Kabupaten Magelang Mungkid Sepyo Achanto (Pj.) 1.102,93 1.299.859 21 5/367
 
 
17 Kabupaten Pati Pati Sujarwanto Dwiatmoko (Pj.) 1.489,19 1.324.188 21 5/401
 
 
18 Kabupaten Pekalongan Kajen Fadia Arafiq 837,00 968.821 19 13/272
 
 
19 Kabupaten Pemalang Pemalang Mansur Hidayat 1.118,03 1.471.489 14 12/212
 
 
20 Kabupaten Purbalingga Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi 677,55 998.561 18 15/224
 
 
21 Kabupaten Purworejo Purworejo Yuli Hastuti 1.091,49 769.880 16 25/469
 
 
22 Kabupaten Rembang Rembang Abdul Hafidz 887,13 645.333 14 7/287
 
 
23 Kabupaten Semarang Ungaran Ngesti Nugraha 950,21 1.053.094 19 27/208
 
 
24 Kabupaten Sragen Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati 941,54 976.951 20 12/196
 
 
25 Kabupaten Sukoharjo Sukoharjo Etik Suryani 489,12 907.587 12 17/150
 
 
26 Kabupaten Tegal Slawi Agustyarsyah (Pj.) 876,10 1.596.996 18 6/281
 
 
27 Kabupaten Temanggung Temanggung Hary Agung Prabowo (Pj.) 837,71 790.174 20 23/266
 
 
28 Kabupaten Wonogiri Wonogiri Joko Sutopo 1.793,67 1.043.177 25 43/251
 
 
29 Kabupaten Wonosobo Wonosobo Afif Nurhidayat 981,41 879.124 15 29/236
 
 
30 Kota Magelang - Muhammad Nur Aziz 16,06 121.526 3 17/-
 
 
31 Kota Pekalongan - Achmad Afzan Arslan Djunaid 45,25 307.150 4 27/-
 
 
32 Kota Salatiga - Yasip Khasani (Pj.) 57,36 192.322 4 23/-
 
 
33 Kota Semarang - Hevearita Gunaryanti Rahayu 373,78 1.653.524 16 177/-
 
 
34 Kota Surakarta - Teguh Prakosa 46,01 522.364 5 51/-
 
 
35 Kota Tegal - Agus Dwi Sulistyantono (Pj.) 39,68 273.825 4 27/-
 
 


Daftar gubernur

Gubernur Jawa Tengah saat ini adalah Ganjar Pranowo.

Struktur Pemerintahan Daerah Jawa Tengah terdiri atas Sekretariat Daerah (yang meliputi 3 asisten dan membawahi 9 biro), 19 dinas, 6 kantor, 15 badan, serta 7 badan rumah sakit daerah.

Perwakilan

Jawa Tengah mengirim 77 wakil dari sepuluh daerah pemilihan ke DPR RI dan empat wakil ke DPD.

DPRD Jawa Tengah hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009 tersusun dari sepuluh partai, dengan perincian sebagai berikut:[3][4]

Partai Kursi %
PDI-P 23 -
Partai Demokrat 16 -
Partai Golkar 11 -
PKS 10 -
PAN 10 -
PKB 9 -
Partai Gerindra 9 -
PPP 7 -
Partai Hanura 4 -
PKNU 1 -
Total 100 100,0

Geografi

 
Peta Administrasi Provinsi Jawa Tengah

Relief

Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2-15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%.

Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan Brebes selebar 40 km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini bersambung dengan depresi Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria pada akhir Zaman Es (sekitar 10.000 tahun SM) merupakan pulau terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) berada di tepi laut dan menjadi tempat berlabuhnya kapal. Proses sedimentasi ini sampai sekarang masih berlangsung di pantai Semarang.

Di selatan kawasan tersebut terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng, yakni pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur).

Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah Pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar 30-50 km; di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan bagian timur merupakan Dataran Tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu dan Gunung Ungaran. Antara rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari Majenang (Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan Temanggung dan Magelang) merupakan lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pegunungan Serayu Selatan merupakan pengangkatan zone Depresi Bandung.

Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10-25 km. Perbukitan yang landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa Timur.

Hidrologi

Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa (572 km); memiliki mata air di Pegunungan Sewu (Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa di antaranya adalah Kali Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedang sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia di antaranya adalah Serayu dan Kali Progo. Di antara waduk-waduk yang utama di Jawa Tengah adalah Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri), Waduk Kedungombo (Kabupaten Boyolali dan Sragen), Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal), Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), Waduk Wadaslintang (perbatasan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Wonosobo), Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen)dan Waduk Mrica (Kabupaten Banjarnegara).

Gunung berapi

Terdapat 5 gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah, yaitu: Gunung Merapi (di Boyolali), Gunung Slamet (di Pemalang), Gunung Sindoro (di Temanggung - Wonosobo), Gunung Sumbing ( di Temanggung - Wonosobo), dan Gunung Dieng (di Banjarnegara).

Keadaan tanah

Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan grumusol; sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif subur.

Iklim

Jawa Tengah memiliki iklim tropis, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan suhu rata-rata 21-32oC. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan bagian barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan Kabupaten Wonogiri.

Penduduk

Demografi

Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah 32.380.687 jiwa terdiri atas 16.081.140 laki-laki dan 16.299.547 perempuan. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (1,732 juta jiwa), Kabupaten Cilacap (1,644 juta jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1,553 juta jiwa).

Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), daerah Salatiga Raya ( termasuk wilayah Ambarawa, Bringin, Kopeng, Tengaran dan Suruh), Solo Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.

Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5% per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).

Dari jumlah penduduk ini, 47% di antaranya merupakan angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%).

Suku

Komposisi etnis Jawa Tengah pada tahun 2000
Etnis Jumlah (%)
Jawa 97,96
Sunda 1,05
Tionghoa 0,54
Madura 0,05
Batak 0,05
Arab 0,03
Minangkabau 0,02
Betawi 0,02
Melayu 0,02
Bugis 0,01
Banjar 0,01
Lain-lain 0,24
Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2000[5]

Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini.

Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya.

Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.

Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula orang Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan orang Kanekes di Banten.

Bahasa

Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar.

Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, di antaranya terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Di antara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu.

Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di kabupaten Brebes bagian selatan, dan kabupaten Cilacap utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya.

Berbagai macam dialek yang terdapat di Jawa Tengah :

  1. dialek Pekalongan
  2. dialek Kedu
  3. dialek Bagelen
  4. dialek Semarangan (Kota Semarang)
  5. dialek Kudus
  6. dialek Blora
  7. dialek Surakarta
  8. dialek Yogyakarta
  9. dialek Madiun
  10. dialek Banyumasan (Ngapak)
  11. dialek Bandek
  12. dialek Tegal-Brebes

Agama

Islam
  
88%
Katholik
  
7%
Kristen
  
2%
Budha
  
1%
Hindu
  
0,5%
Lainnya
  
0,6%

Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam dan sebagian masih mempertahankan tradisi Kejawen yang dikenal dengan istilah abangan.

Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan puluhan aliran kepercayaan. Penduduk Jawa Tengah dikenal dengan sikap tolerannya. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dengan populasi umat Kristen dan Katolik terbesar di Indonesia. Sebagai contoh di daerah Muntilan, Kabupaten Magelang banyak dijumpai penganut agama Katolik, dan dulunya daerah ini merupakan salah satu pusat pengembangan agama Katolik di Jawa. Di lain daerah, suatu desa di kecamatan Sumpiuh, Banyumas, 100% penduduknya beragama Islam.

Terdapat pula orang-orang keturunan Yahudi dan menganut agama Yahudi di Jawa Tengah yang jumlahnya sangat sedikit sekali. Mereka ada di wilayah Semarang, Cilacap, Solo, dan Brebes. Mereka umumnya adalah Yahudi keturunan Belanda pada zaman kolonial.

Perekonomian

Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap.

Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan. Daerah Rembang,Blora-Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri rokok. Di Cilacap dan Rembang terdapat industri semen.

Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman Hindia Belanda telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.

Komunikasi dan Media Massa

Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal merupakan kota-kota yang memiliki stasiun relay televisi swasta nasional. Beberapa stasiun televisi lokal di Jawa Tengah adalah TV Borobudur, Pro-TV, Cakra Semarang TV dan TVKU (di Semarang); Simpang 5 TV (di Pati); TATV (di Surakarta); SOLO TV (di Surakarta) dan (di Salatiga); Salatiga TV (di Salatiga); TegalTV (di Tegal); Ratih TV (di Kebumen); Batik TV (di Pekalongan); dan Banyumas TV (di Banyumas).

Suara Merdeka, harian yang terbit dari Semarang, adalah surat kabar dengan sirkulasi tertinggi di Jawa Tengah[butuh rujukan]; harian ini juga memiliki edisi lokal Suara Pantura dan Suara Solo. Di samping itu terdapat koran jaringan Jawa Pos Group, baik yang terbit bersama induknya Jawa Pos (Radar Solo, Radar Jogja, Radar Semarang, dan Radar Kudus) maupun yang terbit sendiri (Meteor, Solo Pos, Radar Tegal, Radar Banyumas, Joglosemar). Selain itu terdapat juga jaringan baru surat kabar yaitu Radar Pos di kota Salatiga dan beberapa biro di kota Semarang dan kota Solo disamping dahulu terdapat Salatiga Pos, Solopos Salatiga Raya, Gerbang Metro Salatiga (Suara Merdeka) dan Hati Beriman Majalah milik Pemkot Salatiga.[6], [7]

Pendidikan Tinggi

Jawa Tengah memiliki sejumlah perguruan tinggi terkemuka, terutama di kota Semarang dan Surakarta. Perguruan tinggi negeri meliputi: Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Walisongo di Semarang; Universitas Sebelas Maret (UNS), Institut Agama Islam Negeri(Stain) Salatiga, dan Institut Seni Indonesia di Surakarta, serta Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Purwokerto

 
Logo Undip

Sedangkan universitas swasta di Jawa Tengah antara lain Universitas Semarang (USM) yang didirikan oleh Yayasan AlumniUniversitas Diponegoro (Undip),Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (UNTAG), Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Salatiga, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) dan Unika Soegijapranata di Semarang, STIE Bank BPD Jateng, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Magelang, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Semarang ( UNIMUS ), Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP), Universitas Pekalongan UNIKAL, Universitas Panca Sakti di Tegal, Universitas Muhadi Setiabudi di Brebes, Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdathul Ulama (STAINU) Kebumen, serta Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STAINU) Putra Bangsa di Kebumen

Selain itu juga terdapat Akademi Angkatan Darat (AAD) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta Akademi Kepolisian di Semarang. LPLP Tutuko adalah lembaga pendidikan aviasi dan maintenance penerbangan (mekanik) di Surakarta (Jl. Merapi, Surakarta) dan Yogyakarta (Jl. Sorosutan, Yogyakarta).

Pariwisata

 
Air Terjun Grojogan Sewu

Jawa Tengah banyak terdapat obyek wisata yang sangat menarik. Kota Semarang memiliki sejumlah bangunan kuno. Obyek wisata lain di kota ini termasuk Puri Maerokoco (Taman Mini Jawa Tengah)[8] , Museum Jawa Tengah Ranggawarsita[9] dan Museum Rekor Indonesia (MURI).[10] Kota Jepara terdapat sejumlah bangunan kuno yaitu: Candi Angin, Masjid Mantingan, Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Benteng Portugis Banyumanis, Benteng VOC, Museum R.A Kartini.[11]

 
Borobudur
 
Prambanan

Salah satu kebanggaan provinsi ini adalah Candi Borobudur, yakni monumen Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-9, terdapat di Kabupaten Magelang.[12] Candi Mendut dan Candi Pawon juga terletak dalam satu kawasan dengan Borobudur.[13]

Candi Prambanan di Klaten merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia.[14] Di kawasan Dieng terdapat kelompok candi-candi Hindu, yang diduga dibangun sebelum era Mataram Kuno.[15] Kompleks candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang.[16] Di kawasan kecamatan Keling tepatnya di desa Tempur terdapat Candi Angin.[17]

 
Museum Fosil Sangiran

Surakarta dipandang sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, dimana di kota ini terdapat Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Obyek wisata menarik di timur kota ini adalah beberapa wisata air terjun seperti Air Terjun Jumog, serta yang terkenal adalah Air Terjun Grojogan Sewu. Adapula candi-candi peninggalan Majapahit yang ketiganya terletak di Kabupaten Karanganyar; serta Museum Fosil Sangiran yang terletak di Jalan Solo-Purwodadi tepatnya Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Di bagian selatan wilayah Surakarta, Kabupaten Wonogiri terdapat beberapa wisata air, seperti Waduk Gajah Mungkur, serta Pantai Nampu dan Pantai Sembukan dengan hamparan tebing dan pasir putihnya.

Bagian selatan Jawa Tengah juga menyimpan sejumlah obyek wisata menarik, di antaranya Goa Jatijajar, Goa Petruk, [Pantai Menganti]], Benteng Van Der Wijck dan Pantai Karangbolong di Kabupaten Kebumen, serta Baturraden di Kabupaten Banyumas. Di bagian utara terdapat Obyek Wisata Guci di lereng Gunung Slamet, Kabupaten Tegal; serta Kota Pekalongan yang dikenal dengan julukan 'kota batik'.

Kawasan pantura timur banyak menyimpan wisata religius. Masjid Agung Demak yang didirikan pada abad ke-16 merupakan bangunan artistik dengan paduan arsitektur Islam dan Hindu. Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kawasan pantura timur terdapat 3 makam wali sanga, yakni Sunan Kalijaga di Demak, Sunan Kudus di kota Kudus, dan Sunan Muria di Kabupaten Kudus.

Transportasi

Jawa Tengah dilalui beberapa ruas jalan nasional, yang meliputi jalur pantura (menghubungkan Jakarta-Semarang-Kudus-Surabaya-Banyuwangi), jalur Tegal-Purwokerto, jalur lintas selatan (menghubungkan Bandung-Yogyakarta-Surakarta-Madiun-Surabaya), serta jalur Semarang-Solo. Losari, pintu gerbang Jawa Tengah sebelah barat dapat ditempuh 3,5 - 4 jam perjalanan dari Jakarta. Saat ini sedang dibangun ruas Jalan Tol Semarang-Solo yang menghubungkan Kota Semarang dan Solo, melalui Ungaran, Salatiga, Boyolali hingga Solo, sehingga mempersingkat waktu tempuh dan memperlancar kegiatan perekonomian.[18]

Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur kereta api, yakni pada tahun 1867 di Semarang dengan rute Samarang-Tanggung yang berjarak 26 km, atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang.[19] Saat ini jalur kereta api yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta-Semarang-Surabaya), lintas selatan (Bandung-Yogyakarta-Surabaya), jalur Kroya-Cirebon, dan jalur Solo-Gundih-Semarang. Jalur kereta Solo-Wonogiri yang telah lama mati dihidupkan kembali pada tahun 2005. Jalur lain yang diaktifkan kembali adalah jalur rel Kedungjati - Ambarawa yang menghubungkan stasiun Bringin, stasiun Tuntang Salatiga dan berakhir di stasiun Ambarawa. Dari stasiun Ambarawa dapat berlanjut sampai stasiun Bedono pada tahun 2015 mendatang. [20]

Untuk transportasi udara, Bandara Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Adi Sumarmo di Boyolali merupakan bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat Bandara Dewandaru di Jepara (Kec. Karimunjawa), Bandara Tunggulwulung di Cilacap dan Bandara Wirasaba di Purbalingga. Penerbangan Jakarta-Semarang atau Jakarta-Surakarta dapat ditempuh dalam waktu 45-50 menit.

Lihat pula

Pranala luar

Catatan kaki

  1. ^ Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut
  2. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  3. ^ Sudibyo, TW. Rekap Pileg di Jateng, DPRD Jateng Didominasi Muka Baru. DetikNews. Edisi 19-05-2009.
  4. ^ PDIP Raih Kursi Terbanyak DPRD Jateng. AntaraNews. Edisi 19-05-2009.
  5. ^ Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Anan; Indonesia's population: ethnicity and religion in a changing political landscape, 2003
  6. ^ "Radar Pos Radar Salatiga". radarpos.com. 16 Juni 2013. Diakses tanggal 26 Juni 2013. 
  7. ^ "Hati Beriman Majalah Masyarakat Kota Salatiga". hatiberiman-pemkot-salatiga.go.id. 16 Juni 2013. Diakses tanggal 26 Juni 2013. 
  8. ^ "Optimalisasi Fungsi Puri Maerokoco". suara merdeka.com. 17 May 2010. Diakses tanggal 26 Juni 2012. 
  9. ^ "Gading Gajah Purba Direkonstruksi di Museum Ronggowarsito". suara merdeka.com. 16 June 2009. Diakses tanggal 26 Juni 2012. 
  10. ^ "Kaligrafi Pelapah Pisang Catat Rekor MURI". kompas.com. 12 May 2012. Diakses tanggal 26 Juni 2012. 
  11. ^ "Pariwisata di Jepara, Penyokong PAD Terkuat Setelah Ukir". kompas.com. 17 Juni 2012. Diakses tanggal 26 Juni 2012. 
  12. ^ "Menikmati Sunrise di Borobudur". kompas.com. 17 February 2012. Diakses tanggal 26 Juni 2012. 
  13. ^ "Kisah Mataram di Poros Kedu-Prambanan". kompas.com. 18 February 2012. Diakses tanggal 26 Juni 2012. 
  14. ^ "Candi Prambanan, Alternatif Rest Area Pemudik". suaramerdeka.com. 20 August 2011. Diakses tanggal 26 Juni 2012. 
  15. ^ "UGM Temukan Puluhan Artefak di Candi Dieng". suara merdeka.com. 13 June 2010. Diakses tanggal 26 Juni 2012. 
  16. ^ "Wisatawan Padati Gedong Songo". suara merdeka.com. 02 January 2010. Diakses tanggal 26 Juni 2012. 
  17. ^ "Situs Candi Angin Diminta Dilestarikan". suara merdeka.com. 15 November 2008. Diakses tanggal 26 Juni 2012. 
  18. ^ "Jalan Tol Semarang-Solo Selesai Tahun 2014". kompas.com. 27 January 2012. Diakses tanggal 26 Juni 2012. 
  19. ^ "Sejarah Kereta Api di Indonesia". kompas.com. 21 Juli 2011. Diakses tanggal 26 Juni 2012. 
  20. ^ "Jalur Kereta Kedungjati-Tuntang Beroperasi Tahun 2015". tempo.co.id. 30 May 2013. Diakses tanggal 14 Juni 2013. 

6°58′S 110°7′E / 6.967°S 110.117°E / -6.967; 110.117