Portal:Pertanian/Berita terkini/Maret
Arsip |
|
- 17 Maret 2016
- "Delta sungai Mekong di Vietnam Selatan mengalami kekeringan terparah akibat El Nino. Kawasan ini merupakan lumbung padi terbesar di Vietnam. Kekeringan ini mengakibatkan turunnya produksi hingga satu juta ton. Namun kondisi ini tidak mengganggu ketahanan pangan Vietnam, karena negara ini telah mengekspor hingga tujuh juta ton per tahun. Namun kekeringan ini dapat mengurangi kesejahteraan petani yang berladang di kawasan tersebut." (Daily Mail) (ABC News)
- 16 Maret 2016
- "Paket kebijakan terhadap peternakan susu di Eropa menjadikan harga susu terus turun. Suplai susu berlebih namun permintaan yang rendah di Eropa, yang diakibatkan embargo balasan dari Rusia menyebabkan peternakan sapi di seluruh Eropa terus merugi. Kondisi ini membuat Uni Eropa harus membayar peternak untuk 'menghentikan produksi' demi kestabilan suplai. Namun paket kebijakan kemungkinan tidak mampu mempertahankan pendapatan peternak dalam waktu lama." (Stuff.co.nz) (Agriland)
- 14 Maret 2016
- "Jenis daging yang dikonsumsi gadis dapat mempengaruhi kemajuan pubertasnya. Penelitian dari University of Michigan menemukan bahwa gadis yang mengkonsumsi daging ikan berlemak mengalami perlambatan pubertas, sedangkan yang mengkonsumsi daging sapi mengalami percepatan. Mereka mensurvey 400 lebih gadis di Bogota, Kolombia yang berusia antara 5 sampai 12 tahun." (Hindustan Times) (DNA India)
- 13 Maret 2016
- "Berbagai lembaga kemasyarakatan dan partai politik di India menolak keberadaan Monsanto dan produknya melalui jalur hukum. Beberapa di antara tuntutan hukum yang dikeluarkan adalah tuduhan monopoli produk dan kurangnya kelayakan ilmiah terhadap benih tanaman transgenik produksi Monsanto. Selain itu, keampuhan tanaman transgenik mulai diragukan, karena beberapa hama utama mulai memperlihatkan resistansinya. Salah satunya adalah kapas yang produksinya di India terserang hama meski menggunakan produk Monsanto." (Wall Street Journal) (The Wire)
- 11 Maret 2016
- "Kadar metana di atmosfer meningkat tajam sejak tahun 2006. Penyebabnya, menurut peneliti dari National Institute of Water and Atmospheric Research, adalah budi daya padi di Asia Tenggara, China, dan India, serta pemeliharaan sapi. Mereka membuat kesimpulan tersebut berdasarkan rasio isotop karbon C-13/C-12 yang ditemukan pada metana di udara, yang sesuai dengan hasil metabolisme mikroba. Sedangkan aktivitas mikroba yang menghasilkan metana bisa ditemukan di lahan basah (seperti rawa dan sawah) serta aktivitas pencernaan hewan ternak. Mereka mengeliminasi rawa dari daftar kemungkinan karena berdasarkan data satelit, emisi metana terbesar tidak berasal dari rawa, melainkan dari kawasan lumbung padi." (Science Magazine) (Radio NZ)
- 10 Maret 2016
- "Target 20 persen campuran bahan bakar nabati dan diesel untuk tahun ini diperkirakan sulit untuk dipenuhi oleh Indonesia tahun ini. Sedangkan El Nino telah menyebabkan penurunan produksi minyak sawit Asia Tenggara. Kondisi keduanya akan menyebabkan penurunan ekspor kelapa sawit ke Eropa, China, dan India, dan merupakan yang pertama terjadi dalam lima tahun terakhir." (The Star) (Jakarta Globe)
- "Konsumsi suplemen vitamin D dan minyak ikan, yang selama ini direkomendasikan untuk penderita Osteoartritis, ternyata tidak memberikan efek yang signifikan. Sebuah studi dari Menzies Research Institute, University of Tasmania, menyimpulkan demikian dari studi terhadap 413 pasien selama dua tahun. Meski demikian, mereka masih berpendapat bahwa minyak ikan masih berperan penting dalam kesehatan tulang." (NDTV) (Economic Times)
- 9 Maret 2016
- "Kolonisasi Mars semakin dekat. Penelitian yang dilakukan Wageningen University mengenai pertumbuhan tanaman pertanian di tanah buatan yang menyerupai tanah planet Mars mendapatkan hasil yang signifikan. Mereka sudah memanen gandum hitam, tomat, dan kacang-kacangan pada tanah tersebut. Meski hasilnya lebih sedikit dibandingkan yang dihasilkan dengan tanah di bumi, mereka menyimpulkan bahwa koloni manusia di Mars tetap dapat menjaga asupan nutrisinya melalui budi daya tanaman di planet tersebut." (ScienceAlert) (UPI)
- 8 Maret 2016
- "Sebuah studi terhadap suatu wilayah lumbung pangan dunia baru, Mato Grosso di Brazil yang kini menyuplai 10 persen kedelai dunia, menyimpulkan bahwa peningkatan satu derajat celcius dapat menurunkan produksi kedelai di wilayah tersebut hingga 13 persen. Kondisi ini dikatakan cukup mengkhawatirkan, karena pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2015, neara anggota konferensi sepakat untuk membatasi peningkatan temperatur hingga setinggi-tingginya 2 derajat celcius, sehingga berdasarkan simulasi, dapat mengurangi suplai pangan hingga seperempatnya." (Phys.org) (ZME Science)
- 7 Maret 2016
- "China mengubah kebijakan produksi pangannya. Setelah sukses meningkatkan produksi beberapa tahun terakhir untuk memberi makan semiliar penduduknya, bahkan mampu ekspor, China kini kelebihan suplai yang berpotensi membebani anggaran negara. Mereka harus menyerap kelebihan suplai tersebut sehingga petani tetap dapat hidup. Namun kebijakan pertanian China untuk beberapa tahun kedepan hanya bertujuan untuk mencegah suplai jatuh, sambil meningkatkan penguasaan teknologi di tingkat petani sehingga efisiensi dan pendapatan pedesaan meningkat." (Reuters) (Business Times)
- 5 Maret 2016
- "Jonathan Lundgren, entomologis yang pernah mendapatkan Presidential Early Career Award for Scientists and Engineers mengajukan gugatan terhadap USDA karena menghalangi dan menyensor riset independennya terkait pengaruh pestisida neonicotinoida terhadap serangga penyerbuk. Penyensoran diduga karena hasil riset Lundgren bertolak belakang dengan agenda USDA yang mendukung keberadaan produsen pestisida di Amerika Serikat. Selain Lundgren, tiga ilmuwan selembaga dan sembilan lembaga penelitian lainnya juga mengalami hal yang sama karena riset terkait. USDA menolak klaim tersebut dan menyebutkan bahwa Lundgren diskors karena kasus pelanggaran perjalanan dinas." (ChemInfo) (The Washington Post)
- 4 Maret 2016
- "Perubahan iklim dapat menyebabkan gangguan terhadap produksi pangan dan kesehatan manusia, yang dari keduanya dapat membunuh 500 ribu jiwa tambahan di tahun 2050. Sedangkan saat ini 1,4 juta jiwa diperkirakan meninggal setiap tahun akibat dampak perubahan iklim secara langsung maupun tidak langsung. Angka tersebut didapatkan dari simulasi skenario berkurangnya asupan nutrisi manusia karena berkurangnya produksi pangan dan gangguan pada produksi tanaman, yang secara langsung menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia." (Medical News Today) (News Week)
- 3 Maret 2016
- "Kekeringan yang sedang terjadi di Suriah kemungkinan merupakan musim kering yang terparah sejak 900 tahun lalu, demikian NASA melaporkan. Kesimpulan ini didapatkan berdasarkan analisis cincin pertumbuhan pada fosil pohon yang ditemukan di kawasan tersebut. Dengan ditambah konflik yang terjadi di negara tersebut, menjadikan kelangkaan air semakin parah bagi warga di negara tersebut." (Guardian) (Independent)
- 2 Maret 2016
- "Flubendiamida, insektisida dari kelas ryanoida akan dilarang penggunaannya di Amerika Serikat karena memiliki risiko terhadap kesehatan organisme air. Studi yang dilakukan oleh EPA menemukan bahwa flubendiamida terurai di alam menjadi senyawa yang sangat beracun dan mampu mengganggu rantai makanan, dan bersifat sangat persisten di alam. Pengguna terbesar flubendiamida adalah budi daya kacang almond di California. Flubendiamida diproduksi oleh Bayer CropScience dan Nichino America." (Agriculture.com) (Los Angeles Times)
- 1 Maret 2016
- "Lima tahun berlalu setelah ledakan PLTN Fukushima, level cesium di dalam produk seafood asal Fukushima, Jepang sudah menuju ke ambang batas aman. Cesium-137 merupakan produk dari fisi nuklir Uranium-235 dan bersifat radioaktif. Riset terhadap kadar cesium dalam ikan tersebut dilakukan oleh tim dari beberapa perguruan tinggi di Jepang dan dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences." (Huffington Post) (Time)
Arsip: