Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (atau biasa disingkat TNI Angkatan Darat atau TNI-AD) adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di darat.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat | |
---|---|
Dibentuk | 15 Desember 1945 |
Negara | Indonesia |
Tipe unit | Angkatan Darat |
Jumlah personel | 483,000 (2016)[1] |
Bagian dari | Tentara Nasional Indonesia |
Markas Besar | Jakarta |
Julukan | TNI AD |
Moto | Kartika Eka Paksi (Sanskrit, lit:"burung perkasa dengan satu cita-cita mulia") |
Pertempuran | Perang Kemerdekaan Indonesia Konfrontasi Indonesia-Malaysia Operasi Seroja Operasi militer Indonesia di Aceh 2003-2004 Operasi Tinombala (2016) |
Situs web | www.tniad.mil.id |
Tokoh | |
Kepala Staf Angkatan Darat | Jenderal TNI Andika Perkasa |
Wakil Kepala Staf Angkatan Darat | Letnan Jenderal TNI Tatang Sulaiman |
Insignia | |
Roundel & Fin Flash |
TNI Angkatan Darat dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945 bersamaan dengan dibentuknya TNI yang pada awal berdirinya bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
TNI Angkatan Darat dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas Besar Angkatan Darat (MABESAD). KASAD saat ini dijabat oleh Jenderal TNI Andika Perkasa.
Kekuatan TNI-AD saat ini terdiri dari 2 komando utama (kotama) tempur yaitu Kostrad, dan Kopassus. Di wilayah TNI-AD memiliki 15 Komando Daerah Militer, dan 46 Komando Resor Militer masing-masing wilayah memiliki satuan tempur tersendiri. Selain komando utama tempur, TNI-AD juga memiliki komando utama pendidikan yang mendidik para perwira dan calon perwira di Akademi Militer, Secapa, Seskoad dan komando utama pengembangan dan doktrin yaitu Kodiklat.
Sejarah
Cikal bakal lahirnya TNI pada awal kemerdekaan Indonesia dimulai dari penggabungan kekuatan bersenjata yang berasal dari para tokoh pejuang bersenjata, baik dari hasil didikan Jepang (PETA), Belanda (KNIL), maupun mereka yang berasal dari laskar rakyat. Hasil penggabungan ini menghasilkan sebuah lembaga yang bermana Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang kemudian berturut-turut berganti nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), Tentara Republik Indonesia (TRI) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pada masa Orde Baru, Tentara Nasional Indonesia (TNI) digabung dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Penggabungan ini membentuk sebuah badan dengan nama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Berdasarkan Ketetapan MPR No. VI/MPR/2000 kembali menggunakan nama Tentara Nasional Indonesia (TNI) setelah pemisahan peran antara TNI dan Polri.
Sejak kelahirannya, TNI menghadapi berbagai tugas dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Mempertahankan kemerdekaan
Segera setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia menghadapi Sekutu/Belanda yang berusaha menjajah kembali bangsa Indonesia. Kedatangan kembali Sekutu/Belanda mendapat perlawanan kekuatan TNI bersama rakyat. Perlawanan tersebut menimbulkan pertempuran yang terjadi di mana-mana, seperti di Semarang (1945), Ambarawa (1945), Surabaya (1945), Bandung (1946), Medan (1947), Palembang (1947), Margarana (1946), Menado (1946), Sanga-Sanga (1947), Agresi Militer Belanda I (1947), Agresi Militer Belanda II (1948), dan Serangan Umum 1 Maret 1949.
Pada saat menghadapi Agresi Militer Belanda II, walaupun Pemerintah RI yang saat itu berpusat di Yogyakarta telah menyerah, Panglima Besar Jenderal Soedirman tetap melanjutkan perjuangannya, yaitu dengan cara gerilya karena berpegang teguh pada prinsip kepentingan negara dan bangsa.
Akibat dari perlawanan tersebut akhirnya bangsa Indonesia mampu mempertahankan pengakuan atas kemerdekaan dan kedaulatan RI pada tanggal 27 Desember 1949. Perjuangan ini berhasil berkat adanya kepercayaan diri yang kuat, semangat pantang menyerah, berjuang tanpa pamrih dengan tekad merdeka atau mati.
Menjaga keutuhan bangsa dan negara
TNI bersama rakyat melaksanakan operasi dalam negeri seperti penumpasan terhadap PKI di Madiun 1948 dan Gerakan 30 September 1965, terhadap pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan, terhadap PRRI di Sumatra Barat, Permesta di Menado, Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan, PGRS/Paraku di Kalimantan Barat, Republik Maluku Selatan di Ambon, GPLHT di Aceh, Dewan Ganda di Sumatra Selatan, dan OPM di Irian. Perjuangan ini dilaksanakan demi kepentingan menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara serta berpegang teguh pada prinsip demi kepentingan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia .
Operasi pengamanan dilaksanakan terhadap kegiatan kenegaraan seperti Pemilu, Sidang Umum/Sidang Istimewa MPR, dan pengamanan terhadap terjadinya konflik komunal. Operasi pengamanan ini didasarkan pada kepentingan negara dan bangsa, penyelamatan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tugas
Sebagai bagian dari TNI, sesuai dengan pasal 7 ayat (1) UU nomor 34 tahun 2004, tugas pokok TNI AD adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Organisasi
Markas Besar TNI-AD berada di bawah koodinasi dengan Markas Besar TNI. Perwira tersenior Angkatan Darat, Kepala Staf TNI Angkatan Darat, adalah perwira tinggi berbintang empat dengan pangkat Jenderal mengepalai Angkatan Darat di bawah Panglima TNI.
Kepala staf
Jabatan tertinggi di TNI Angkatan Darat adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat, yang biasanya dijabat oleh Jenderal berbintang empat. Saat ini TNI Angkatan Darat dipimpin oleh Jenderal TNI Andika Perkasa.
Tingkat Kotama Daerah
Pada TNI AD tingkat kotama daerah pertama adalah Komando Daerah Militer (KODAM) yang wilayah pertahanannya biasanya meliputi satu Provinsi atau lebih, Kodam dipimpin pewira berpangkat Mayor Jenderal, di bawah Kodam ada Komando Resor Militer (KOREM) yang wilayahnya biasanya meliputi wilayah luas atau karesidenan, Korem dipimpin perwira berpangkat Brigadir Jenderal/Kolonel, di bawah Korem ada Komando Distrik Militer (KODIM) yang daerahnya meliputi wilayah satu Kabupaten/Kota atau lebih, Kodim dipimpin oleh perwira berpangkat Letnan Kolonel, sedangkan ada beberapa Kodim yang berdiri sendiri (tidak menginduk kepada Korem tetapi langsung pada Kodam) maka pimpinannya berpangkat Kolonel. Dibawah Kodim ada Komando Rayon Militer (KORAMIL) yang wilayahnya biasanya terdiri dari satu Kecamatan atau lebih, koramil dipimpin oleh perwira berpangkat Kapten atau Mayor (untuk Kodim berdiri sendiri).
Pangkat
Di TNI Angkatan Darat, sebagaimana di kecabangan lainnya, kepangkatan terdiri dari Perwira, Bintara dan Tamtama. Adapun pangkat tertinggi di Angkatan Darat adalah Jenderal Besar dengan bintang lima. Sampai saat ini ada 3 orang perwira TNI Angkatan Darat yang dianugerahi pangkat tersebut. Mereka adalah:
Komando Utama
Komando Utama Tempur
- Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) dipimpin oleh Letnan Jenderal TNI Besar Harto Karyawan
- Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI I Nyoman Cantiasa
- Komando Daerah Militer (Kodam) dipimpin oleh Pangdam
Komando Pendidikan
- Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklatad) dipimpin oleh Letnan Jenderal TNI Anto Mukti Putranto, S.Sos.
- Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Kurnia Dewantara
- Akademi Militer (Akmil) dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M.
- Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapaad) dipimpin oleh Brigadir Jenderal TNI Urip Wahyudi, S.Ip.,
- Resimen Induk Kodam (Rindam) dipimpin oleh Danrindam
Badan Pelaksana Pusat
- Pusat Polisi Militer Angkatan Darat dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Rudi Yulianto
- Pusat Intelijen Angkatan Darat dipimpin oleh Brigadir Jenderal TNI Sonny Aprianto, S.E., M.M.
- Pusat Penerbangan Angkatan Darat dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Stephanus Tri Mulyono
- Pusat Teritorial Angkatan Darat dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Arip Rahman
- Pusat Kesehatan Angkatan Darat dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.s
Direktorat
Dinas Militer
Pasukan Khusus
- Satuan 81/Penanggulangan Teror (Sat 81/Gultor) dipimpin oleh Kolonel Inf Yudha Airlangga
- Yon Satria Sandi Yudha (Yon Satria Sandi Yudha) dipimpin oleh Letnan Kolonel Inf Bachtiar Susanto
Warna baret
- Baret Raider: Warna hijau lumut dengan lambang Cepat, Senyap, Tepat (Lambang Raider)
- Baret Kostrad: Warna hijau dengan lambang Cakra Sapta Agni (Lambang Kostrad)
- Baret Kopassus: Warna merah dengan lambang Tribhuana Chandrasa (Lambang Kopassus)
- Baret Infanteri (Di bawah organik Pussenif atau Kodam): Warna hijau dengan lambang Pussenif
- Baret Kavaleri: Warna hitam dengan lambang Pussenkav
- Baret Artileri Pertahanan Udara: Warna cokelat dengan lambang Pussenarhanud
- Baret Artileri Medan: Warna cokelat dengan lambang Pussenarmed
- Baret Zeni: Warna hijau dengan lambang Ditziad
- Baret Perhubungan: Warna hijau dengan lambang Dithubad
- Baret Polisi Militer: Warna biru muda dengan lambang pistol bersilang (berbeda dengan lambang Puspomad yang bergambar topeng Gajah Mada)
- Baret Pembekalan Angkutan: Warna biru tua dengan lambang Ditbekangad
- Baret Penerbangan Angkatan Darat: Warna hijau dengan lambang Wira Amur (lambang Puspenerbad)
Keterangan:
- Tidak semua kecabangan memiliki baret.
- Jika suatu kesatuan berada di bawah organik Kostrad maka menggunakan baret Kostrad (misal: Yonkav-1/Kostrad mengenakan baret warna hijau (Kostrad) bukan hitam), kecuali jika berada di bawah organik Kodam.
- Pembaretan adalah istilah untuk mendapatkan baret. Tidak mudah untuk mendapatkannya. Maka dari itu baret adalah kebanggaan masing-masing kecabangan.
Peralatan
Persenjataan dan Perlengkapan Infanteri
Senjata ringan
Nama | Asal | Tipe | Kaliber | Keterangan |
---|---|---|---|---|
Pindad P1/P2[2] | Indonesia | Pistol semiotomatis | 9x19mm | Versi lokal dari Browning Hi-Power, dengan lisensi dari FN Herstal. Sekitar 30.000 P1 dan 2.000 P2 diproduksi. |
Pindad G2 Elite dan G2 Combat | Indonesia | Pistol semiotomatis | 9x19mm | Senjata standar TNI AD. |
Pindad PM2[2] | Indonesia | Pistol mitraliur | 9x19mm | |
MP5 series | Jerman | Pistol mitraliur | 9x19mm | Digunakan oleh pasukan khusus. |
AK-47[2] | Uni Soviet | Senapan serbu | 7.62x39mm | |
Pindad SS1[2] | Indonesia | Senapan serbu | 5.56x45mm | Didasarkan pada FN FNC. |
Pindad SS2[2] | Indonesia | Senapan serbu | 5.56x45mm | Modenisasi SS1. |
M16[2] | Amerika Serikat | Senapan serbu | 5.56x45mm | |
M4 Carbine | Senapan Serbu | 5.56x45mm | ||
FAMAS | Prancis | Senapan Serbu | 0.223 | |
HK 416 | Jerman | Senapan Serbu | 5.56x45mm NATO | |
Pindad SPR-1[2] | Indonesia | Senapan runduk | 7.62x51mm | |
Pindad SPR-3[2] | Indonesia | Senapan runduk | 7.62x51mm | |
Pindad SPR-2[2] | Indonesia | Senapan anti material | 12.7x99mm | |
Pindad SM3 | Indonesia | Senapan mesin ringan | 5.56x45mm | Versi lokal FN Minimi. |
Pindad SM2[2] | Indonesia | Senapan mesin serbaguna | 7.62x51mm | Versi lokal FN MAG. |
Pindad SMB-QCB | Indonesia | Senapan mesin berat | 12.7x99mm | Versi lokal CIS 50MG. |
Granat dan Sistem Roket
Nama | Asal | Tipe | Jumlah | Keterangan |
---|---|---|---|---|
Pindad SPG1 | Indonesia | Pelontar granat senapan | Pelontar granat yang pertama kali diproduksi lokal | |
M79 | Amerika Serikat | Pelontar geranat tembakan tunggal | ||
AT-13 Metis M | Rusia | Pelontar rudal anti-tank | ||
M80[3] | Yugoslavia | Rudal panggul | ||
PF-89 | China | Roket Anti Tank |
Tank
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
Leopard Revolution | Jerman | Tank tempur utama | 61 | Paket upgrade Leopard 2 dari Rheinmetall. Dipesan oleh Jenderal Pramono Edhie Wibowo [4][5] | |
Leopard 2A4 | Jerman | Tank tempur utama | 42 | Satu paket dengan Leopard Revolution[6][7] | |
AMX-13 | Prancis | Light Tank | 325 | Ditingkatkan kemampuannya di PT Pindad[8] | |
FV101 Scorpion 90 | Britania Raya | Light Tank | 100 | Sebagian akan dipindah ke pulau Kalimantan[8] |
Angkut Personel Ringan
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
AMX-VTT | Prancis | Pengangkut personel lapis baja | 200 | ||
Tarantula 6x6 | Republik Korea | Kendaraan tempur infanteri | 22 | Ditempatkan pada dua batalyon, yakni di Yonkav 1 Tank/Kostrad dan Yonkav 9 Serbu/Kodam Jaya.[8] | |
Marder 1A3 | Jerman | Kendaraan tempur infanteri | 50 | Satu paket dengan Leopard Revolution.[6][7][9] | |
V-150 Commando | Amerika Serikat | Pengangkut personel lapis baja | 200 | ||
VAB | Prancis | Pengangkut personel lapis baja | 46 | Awalnya terdapat 14 disediakan. 32 lagi dibeli tahun 2006 untuk misi perdamaian Indonesia di Lebanon.[10] | |
Alvis Stormer | Britania Raya | Pengangkut personel lapis baja | ~70 | Termasuk varian pengangkut personel lapis baja, mobil komando, ambulans, derek, ranpur logistik, dan ranpur jembatan.[11] | |
Pindad APS-3 ANOA | Indonesia | Pengangkut personel lapis baja | 380+[12] | Pemesanan Anoa pertama oleh TNI AD pada tahun 2008 sebanyak 154 unit untuk berbagai tipe. tahun 2011 memesan 11 unit tipe APC semua. Tahun 2012 memesan 61 unit.[13] | |
Pindad APR-1V | Indonesia | Pengangkut personel lapis baja | 40 | 2004 | Pendahulu Pindad APS-3. Dirancang berdasarkan rangka truk komersil milik Isuzu. Pesanan lanjutan batal akibat gempa bumi Samudra Hindia 2004. |
Kendaraan Lapis Baja
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
FV601 Saladin | Britania Raya | Mobil lapis baja | 69 | Secara bertahap akan diganti dengan Pindad Badak | |
Ferret[14] | Britania Raya | Mobil lapis baja | 55 | ||
Cadillac Gage Commando Scout | Amerika Serikat | Mobil lapis baja | 26 | 1983 | |
BTR-40[14] | Uni Soviet | Mobil lapis baja | 100-130 | 1963–1965 | Dimodifikasi di Indonesia dari pengangkut personel lapis baja menjadi varian intai lapis baja.[15] |
Pindad Badak | Indonesia | Mobil lapis baja | 50 | 2016[16] |
Sarana pendukung dan logistik
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
M151 MUTT | Amerika Serikat | Kendaraan angkut ringan | |||
Dodge M37 | Amerika Serikat | Kendaraan angkut ringan | |||
Renault Sherpa 2 | Prancis | Kendaraan angkut ringan | 30 | Juli 2011 | Diumumkan pada Juli 2011[17] |
Land Rover LWB | Britania Raya | Kendaraan angkut ringan | |||
Steyr Puch Haflinger 700 AP | Austria | Kendaraan angkut ringan | |||
Toyota Hilux | Jepang | Kendaraan angkut ringan | |||
Isuzu D-Max | Jepang | Kendaraan angkut ringan | |||
Ford Ranger | Amerika Serikat | Kendaraan angkut ringan | |||
Nissan Q4W73 | Jepang | Truk ringan | |||
DAF YA400 | Belanda | Truk angkut | |||
Unimog | Jerman | Truk menengah | |||
Steyr 680M | Austria | Truk menengah | |||
Bedford MK | Britania Raya | Truk ringan | |||
AM General M35 | Amerika Serikat | Truk menengah | |||
Steyr 17M29 | Austria | Truk menengah | |||
FAW CA150PL2 | Tiongkok | Truk menengah | |||
XR311 FAV | Amerika Serikat | Kendaraan serang cepat | |||
Cakra FAV | Indonesia | Kendaraan serang cepat |
Artileri, sistem pertahanan udara dan radar
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
Astros II | Brasil | Peluncur roket multilaras | 36[18] | Multikaliber | |
NDL-40 | Indonesia | Peluncur roket multilaras | 50 | Kaliber 77 mm, buatan PT DI | |
M48 | Yugoslavia | Meriam gunung | 144 | ||
AZP S-60 | Uni Soviet | Artileri antipesawat kaliber 57mm | 256 | ||
Oerlikon Skyshield[19] | Swiss | Artileri antipesawat kaliber 35mm | - | ||
M101 [20] | Amerika Serikat | Artileri tarik | 180 | ||
KH 178 | Korea Selatan | Artileri tarik | 72 | ||
KH 179 | Korea Selatan | Artileri tarik kaliber 155mm | |||
FH-2000[20] | Singapura | Artileri tarik | 8 | ||
Poprad (versi rudal Grom dalam sishanud Kobra [21] ) | Polandia | Rudal darat-ke-udara jarak pendek | Tidak diketahui, namun dipercaya lebih dari 70 unit [22] | ||
ZU-23-2 ( Buatan Polandia) | Polandia | Artileri Anti-Pesawat kaliber 23mm | - | ||
Rapier | Britania Raya | Rudal darat-ke-udara | 120 | Akan diganti | |
RBS-70[23] | Swedia | Rudal darat-ke-udara | 45 | ||
Mistral[24] | Prancis | Rudal darat-ke-udara | - | ||
QW-3[25] | Tiongkok | Rudal darat-ke-udara | - | ||
AMX Mk 61 | Prancis | Artileri gerak sendiri | 57 | ||
CAESAR | Prancis | Artileri gerak sendiri | 36[26] | ||
TAFLIR | Prancis | Radar | 5 |
Pesawat
Pesawat | Asal | Tipe | Versi | Beroperasi[27] | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
Aero Commander | Amerika Serikat | Helikopter angkut | 680 | 3 | |
AH-64 Apache | Amerika Serikat | Helikopter serang | AH-64D & AH-64E | 0 | 8 dalam pesanan[28] |
Bell 47 | Amerika Serikat | Helikopter multiperan | 47G | 10 | |
Bell UH-1 Iroquois | Amerika Serikat | Helikopter multiperan | Bell-205A1 | 10 | |
Bell 412 | Amerika Serikat/ Indonesia | Helikopter transpor | 412EP | 24 | Dibuat dengan lisensi di PT DI |
Britten-Norman Islander | Britania Raya | Transpor multiperan | BN-2A | 1 | |
CASA C-212 Aviocar | Spanyol/ Indonesia | Transpor taktis | 4 | Transfer produksi pada PT DI | |
Cessna 310 | Amerika Serikat | Transpor multiperan | 4 | ||
Eurocopter Bo 105 | Jerman/ Indonesia | Helikopter multiperan | 30 | Dibuat dengan lisensi di PT DI | |
Eurocopter EC120 Colibri | Prancis | Helikopter Latih | Untuk menggantikan Schweizer 300 | ||
Eurocopter Fennec | Prancis/ Indonesia | Helikopter multiperan | AS550 | 11 | Dibuat dengan lisensi di PT DI |
Mil Mi-17 Hip-H | Rusia | Helikopter serang ringan dan transpor | Mi-17V5 | 12 | |
Mil Mi-35 Hind | Rusia | Helikopter serang | Mi-35 Hind-F | 5 | [29] |
Schweizer 300 | Amerika Serikat | Helikopter latih | 300C | 6 | Akan diganti |
Referensi
- ^ "TNI AD Takkan Tambah Personel Tahun Ini". Investor Daily Indonesia. 25 Januari 2012. Diakses tanggal 3 Januari 2014.
- ^ a b c d e f g h i j "TNI Angkatan Darat - Situs Resmi TNI Angkatan Darat" (dalam bahasa Indonesian). 19 March 2011.
- ^ Minister of Economy and Regional Development Republic of Serbia (24 September 2010), Annual Report on the Transfers of Controlled Goods in 2008 (dalam bahasa English), Stockholm International Peace Research Institute, diakses tanggal 30 September 2010
- ^ "TNI AD akan beli 100 tank Leopard dan 8 heli Apache dari Eropa". detiknews.com. 11 November 2011. Diakses tanggal 14 Oktober 2012.
- ^ "Segera, TNI Miliki 150 Tank Leopard". Yahoo.com. Diakses tanggal 14 Oktober 2012.
- ^ a b Indra Wijaya (23 September 2013). "Dua Tank Leopard Tiba di Tanah Air". Tempo. Diakses tanggal 5 Oktober 2013.
- ^ a b Wakhid Muqodam (6 September 2014). "Puluhan Tank Siap Meriahkan Peringatan HUT TNI". suarasurabaya.net. Diakses tanggal 7 September 2014.
- ^ a b c Rujukan kosong (bantuan)
- ^ "General Cache Information of Marder" (dalam bahasa English). Military Today. Diakses tanggal 7 Agustus 2015.
- ^ "TNI defends purchase of 32 armored vehicles" (dalam bahasa English). The Jakarta Post. 18 September 2006. Diakses tanggal 10 Juli 2007.
- ^ "Stormer - Light Armoured Vehicles - Jane's Land Forces". Jane's Information Group. 18 Januari 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Mei 2009.
- ^ "Pindad Delivers 40 Units of 6x6 Armoures Personnel Carrier to Department of Defence" (Siaran pers). Pindad. Agustus 2009. Diakses tanggal 19 Maret 2011.
- ^ "Malaysia dan Irak Tunggu Kesepakatan PT Pindad Untuk Boyong Panser Anoa". detikNews. 16 Oktober 2012. Diakses tanggal 16 Oktober 2012.
- ^ a b "Stockholm International Peace Research Institute-The Independent Resource on Global Security". Sipri.org. Diakses tanggal 2 Januari 2014.
- ^ "BTR-40 series of wheeled armoured vehicles". JEDsite. Diakses tanggal Januari 2011.
- ^ Cahyani, Dewi Rina (2016-01-20). "Jusuf Kalla Pesan 50 Panser Badak Buatan Pindad". Tempo. Diakses tanggal 2018-06-12.
- ^ "Renault Trucks Defense Receive New Orders form Indonesia". Renault Trucks Defense. Juli 2011. Diakses tanggal Juli 2011.
- ^ "Компания «Авибрас» поставит СВ Индонезии РСЗО «Астрос-2»" (dalam bahasa Russian). Arms Trade. 9 November 2012. Diakses tanggal 14 November 2012.
- ^ "Air Force Orders anti-Aricraft Weapons". Embassy of the Republic of Indonesia for Norway. Diakses tanggal 7 Agustus 2015.
- ^ a b http://pussenarmed.kodiklat-tniad.mil.id/index.php?option=com_content&view=article&id=46&Itemid=180
- ^ "Indo Defence 2010: 4th Indonesia Tri Service Dafence and Aerospace Exhibition" (dalam bahasa English). Army Recognation. 10 November 2010. Diakses tanggal 10 November 2010.
- ^ http://articles.janes.com/articles/Janes-Land-Based-Air-Defence/Indonesia-Indonesia.html
- ^ Haryo Adjie Nogo Seno (10 Februari 2009). "RBS-70 : Rudal Pencegat Supersonik Jarak Dekat". IndoMiliter. Diakses tanggal 10 Februari 2009.
- ^ Saiful Munir (12 Oktober 2014). "Spesifikasi Alutsista Rudal Mistral Milik TNI AD". SindoNews. Diakses tanggal 7 Agustus 2015.
- ^ Hendri Firzani (3 Januari 2008). "Rudal Cina Warisan Jenderal Djoko". Gatra. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Agustus 2008.
- ^ http://defense-studies.blogspot.com/2012/09/dua-howitzer-caesar-155-mm-tiba-di.html
- ^ "World Military Aircraft Inventory", Aerospace Source Book 2007, Aviation Week & Space Technology, January 15, 2007.
- ^ Palupi Annisa Auliani (6 Oktober 2011). "Sjafrie:Kalau PT DI Bisa Lebih Murah, Kemenhan akan Beli Lebih Banyak". Republika.co.id. Diakses tanggal 6 Oktober 2011.
- ^ http://www.milaviapress.com/orbat/indonesia/index.php
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi