Marilyn Monroe

aktris, model, dan penyanyi Amerika Serikat

Marilyn Monroe (nama lahir adalah Norma Jeane Mortenson; 1 Juni 1926 – 5 Agustus 1962) adalah seorang aktris dan peragawati Amerika. Terkenal karena memerankan karakter "si pirang yang bodoh", ia menjadi salah satu simbol seks paling populer pada tahun 1950-an, yang menandai perilaku terhadap seksualitas pada era tersebut. Meskipun ia merupakan seorang aktris dengan bayaran paling tinggi, hanya pada satu dekade film-filmnya meraih keuntungan sejumlah $200 juta pada masa kematiannya yang misterius pada tahun 1962.[1] Ia masih dianggap menjadi ikon budaya populer besar.[2]

Marilyn Monroe
Monroe s. 1953
Monroe s. 1953
LahirNorma Jeane Mortenson
(1926-06-01)1 Juni 1926
Los Angeles, California, AS
Meninggal5 Agustus 1962(1962-08-05) (umur 36)
Los Angeles, California, AS
Sebab meninggalOverdosis barbiturat
MakamWestwood Village Memorial Park Cemetery
Nama lainNorma Jeane Baker
Pekerjaan
  • Aktris
  • model
  • penyanyi
Tahun aktif1945–1962
Suami/istri
  • James Dougherty
    (m. 1942; c. 1946)
  • (m. 1954; c. 1955)
  • (m. 1956; c. 1961)
Situs webmarilynmonroe.com
Tanda tangan
IMDB: nm0000054 Allocine: 1201 Rottentomatoes: celebrity/marilyn_monroe Allmovie: vn6781020 106569 Metacritic: person/marilyn-monroe TV.com: people/marilyn-monroe-1
Souncloud: marilyn-monroe-official Spotify: 5sEocv1pFst7o3pam69obY iTunes: 70631305 Last fm: Marilyn+Monroe Musicbrainz: 6e60deeb-a666-42c5-95cb-a5eada6bbbe5 Discogs: 135189 Allmusic: mn0000266916 Find a Grave: 725 Modifica els identificadors a Wikidata

Lahir dan dibesarkan di Los Angeles, Monroe menjalani sebagian besar masa kecilnya di perumahan dan sebuah panti asuhan. Ia menikah untuk pertama kalinya pada usia enam belas tahun. Ketika bekerja di sebuah pabrik sebagai bagian dari upaya perang pada 1944, ia bertemu dengan seorang fotografer dan memulai karier pin-up modeling yang sukses. Pekerjaan tersebut berujung pada kontrak-kontrak film berjangka pendek dengan Twentieth Century-Fox (1946–1947) dan Columbia Pictures (1948). Setelah serangkaian peran film kecil, ia menandatangani sebuah kontrak baru dengan perusahaan Fox pada 1951. Sepanjang dua tahun berikutnya, ia menjadi seorang aktris populer dengan peran-peran dalam beberapa film komedi, yang meliputi As Young as You Feel dan Monkey Business, dan dalam film drama Clash by Night dan Don't Bother to Knock. Monroe menghadapi sebuah skandal saat foto-foto telanjangnya terbongkar yang diambil sebelum menjadi seorang bintang, namun bukannya merusak kariernya, cerita tersebut meningkatkan tawaran terhadap perfilman.

Pada tahun 1953, Monroe menjadi salah satu bintang Hollywood paling disorot, dengan peran-peran utama dalam tiga film: noir Niagara, yang berfokus pada adegan seksualnya, dan film komedi Gentlemen Prefer Blondes dan How to Marry a Millionaire, yang membangun citra bintangnya sebagai seorang "pirang bodoh". Meskipun ia memainkan peran penting dalam pembuatan dan pengurusan citra publiknya sepanjang kariernya, ia tidak menyetujui jenis peran dan bayaran yang diberikan studionya. Ia cuti pada awal 1954 untuk berhenti ikut dalam sebuah proyek film, namun kembali menjadi bintang dalam salah satu kesuksesan box office terbesar pada masa akrirnya, The Seven Year Itch (1955). Meskipun studionya masih memegang kontraknya, Monroe mendirikan sebuah perusahaan produksi film pada akhir 1954, Marilyn Monroe Productions (MMP). Tahun 1955 ia dedikasikan untuk membangun perusahaannya dan mulai belajar metode akting di Actors Studio. Pada akhir tahun 1955, Fox memberikannya kontrak baru, yang memberikannya kontrol lebih dan gaji lebih besar. Setelah menuai sambutan untuk penampilannya dalam film Bus Stop (1956) dan berakting dalam produksi independen pertama MMP, The Prince and the Showgirl (1957), ia memenangi penghargaan Golden Globe untuk Aktris Terbaik untuk Some Like It Hot (1959). Film terakhirnya yang selesai dibuat adalah film drama The Misfits (1961).

Kehidupan pribadi Monroe yang bermasalah menuai perhatian. Ia berjuang keras melawan kecanduan, depresi, dan kecemasan. Dua pernikahannya sangat disorot, yakni dengan pemain bisbol Joe DiMaggio dan pengarang drama Arthur Miller, yang keduanya berakhir dengan perceraian. Ia meninggal pada usia 36 tahun karena overdosis barbiturat di rumahnya di Los Angeles, pada tanggal 5 Agustus 1962. Meskipun kematian tersebut dinyatakan sebagai tindakan bunuh diri, beberapa teori konspirasi muncul dalam beberapa dekade setelah kematiannya.

Kehidupan dan karier

Masa kecil dan pernikahan pertamanya (1926–1944)

 
Monroe pada masa bayi

Monroe lahir dengan nama Norma Jeane Mortenson di Los Angeles County Hospital pada tanggal 1 Juni 1926 sebagai anak ketiga dari Gladys Pearl Baker (née Monroe, 1902–1984).[3] Gladys, putri dari dua migran Barat Tengah yang bermukim di California, adalah seorang flapper dan bekerja sebagai pemotong negatif film di Consolidated Film Industries.[4] Ketika ia berusia lima belas tahun, Gladys menikahi seorang pria yang berusia sembilan tahun lebih tua darinya, John Newton Baker, dan memiliki dua anak darinya, Robert (1917–1933)[5] dan Berniece (kelahiran 1919).[6] Ia bercerai pada 1921, dan Baker mengambil hak asuh atas anak-anak tersebut dan membawanya ke tempat asalnya, Kentucky.[7] Monroe telah menyebut bahwa ia memiliki seorang saudari sampai ia berusia dua belas tahun, dan menemuinya untuk pertama kalinya pada masa dewasa.[8] Gladys menikahi suami keduanya Martin Edward Mortensen pada 1924, namun mereka berpisah sebelum ia mengandung Monroe; mereka bercerai pada 1928.[9] Identitas ayah Monroe tidak diketahui dan Baker sering kali digunakan sebagai marganya.[10][a]

Masa kecil Monroe awalnya berjalan stabil dan bahagia.[14] Meskipun Gladys secara mental dan keuangan belum dipersiapkan untuk seorang anak, ia menyerahkan Monroe kepada orang tua angkat Albert dan Ida Bolender di kota pedesaan Hawthorne setelah kelahiran.[15] Mereka membesarkan anak angkat mereka berdasarkan pada prinsip-prinsip Kristen evangelikal.[14] Mula-mula, Gladys tinggal dengan keluarga Bolender dan pergi untuk bekerja di Los Angeles, sampai waktu kerja yang lama memaksanya kembali ke kota tersebut pada awal 1927.[16] Ia kemudian mulai mengunjungi putrinya pada akhir pekan, sering kali mengajaknya ke bioskop dan dibawa ke Los Angeles.[14] Meskipun keluarga Bolender ingin mengadopsi Monroe, pada musim panas 1933, Gladys mengambil kembali Monroe dan pindah dengannya ke sebuah rumah kecil di Hollywood.[17] Mereka berbagi rumah tersebut bersama dengan aktor George dan Maude Atkinson dan putri mereka, Nellie.[18] Beberapa bulan kemudian, pada Januari 1934, Gladys mengalami penurunan mental dan didiagnosa dengan skizofrenia paranoid.[19] Setelah beberapa bulan berbaring di rumah, ia memutuskan untuk beropat ke Metropolitan State Hospital.[20] Ia menjalani sisa hidupnya keluar masuk rumah sakit, dan jarang menjalin kontak dengan Monroe.[21]

"Saat aku berusia lima tahun, aku mulai ingin menjadi seorang aktris. Aku suka permainan panggung. Aku tak ingin seperti dunia di sekitarku karena merupakan hal biasa, namun aku suka main rumah-rumahan. Ini seperti kamu membuat perbatasanmu sendiri... Saat Aku mendengar bahwa pekerjaan tersebut adalah berakting, Aku berkata apakah aku menginginkannya... Beberapa keluarga angkatku digunakan untuk mengirimku ke film-film yang menempatkanku keluar dari rumah dan Aku duduk stiap hari dan bekerja sampai malam. Di arah depan, terdapat layar yang sangat lebar, seorang anak kecil yang sendirian, dan aku menyukainya."[22]

—Monroe dalam sebuah wawancara untuk Life pada 1962

Monroe meminta perlindungan kepada pemerintah negara bagian, dan teman ibunya, Grace McKee Goddard, mengambil tanggung jawab atas urusan dirinya dan ibunya.[23] Pada empat tahun berikutnya, ia tinggal dengan beberapa keluarga angkat, dan sering kali berpindah-pindah sekolah. Pada enam belas bulan pertama, ia masih tinggal dengan keluarga Atkinson; ia mengalami pelecehan seksual pada waktu itu.[24][b] Selalu menjadi gadis pemalu, ia juga menjadi orang gagap dan penyendiri.[30] Pada musim panas 1935, ia tinggal dengan Grace, suaminya Erwin "Doc" Goddard dan dua keluarga lainnya,[31] sampai Grace membawanya ke panti asuhan Los Angeles Orphans Home, Hollywood pada September 1935.[32] Meskipun panti asuhan tersebut merupakan "sebuah lembaga model" dan memberikan hal-hal positif dari para pengasuhnya, Monroe takut ditempatkan disana, karena ia "merasa bahwa tidak ada yang menginginkannya".[33]

 
Monroe dan suami pertamanya James Dougherty, s. 1943–1944

Diurus oleh staf sebuah panti asuhan, yang menyatakan bahwa Monroe akan hidup lebih bahagia dalam sebuah keluarga, Grace menjadi penjaga hukumnya pada 1936, meskipun ia tidak dapat keluar dari panti asuhan sampai musim panas 1937.[34] Persinggahan kedua Monroe dengan keluarga Goddard hanya berlangsung selama beberapa bulan, karena Doc mencabulinya.[35] Setelah singgah dengan berbagai kerabat dan teman-temannya dan Grace di Los Angeles dan Compton,[36] Monroe menemukan sebuah rumah yang lebih permanen pada September 1938, dimana ia tinggal dengan bibi Grace, Ana Atchinson Lower, di distrik Sawtelle.[37] Ia masuk Emerson Junior High School dan mengambil layanan mingguan Christian Science dengan Lower.[38] Meskipun menjadi murid dengan kemampuan rata-rata, Monroe terampil dalam menulis dan berkontribusi pada surat kabar sekolah tersebut.[39] Karena Lower yang sudah tua mengalami masalah kesehatan, Monroe kembali tinggal dengan keluarga Goddard di Van Nuys pada akhir 1940 atau awal 1941.[40] Setelah lulus dari Emerson, ia mulai masuk Van Nuys High School.[41]

Pada awal 1942, perusahaan dimana Doc Goddard bekerja memintanya untuk berpindah ke Virginia Barat.[42] Hukum di California melarang keluarga Goddard membawa serta Monroe ke negara bagian tersebut, dan ia terancam dikembalikan ke panti asuhan.[43] Sebagai solusinya, ia dinikahkan dengan putra tetangga mereka, buruh pabrik berusia 21 tahun James "Jim" Dougherty, pada 19 Juni 1942, setelah ulang tahunnya yang ke-16.[44] Monroe kemudian keluar dari SMA dan menjadi ibu rumah tangga; ia kemudian menyatakan bahwa "pernikahan tidak membuatku sedih, namun tidak membuatku bahagia. Suamiku dan Aku susah berbicara satu sama kali. Peristiwa tersebut tidak diinginkan karena mereka pemarah. Kami tidak pernah berbincang. Aku jadi semakin bosan."[45] Pada 1943, Dougherty masuk Merchant Marine.[46] Ia awalnya ditempatkan di Catalina Island, dimana ia tinggal dengannya sampai suaminya berlayar ke Pasifik pada April 1944; ia masih berada disana selama lebih dari dua tahun.[46] Setelah Dougherty pulang, Monroe berpindah dengan orang tua mertuanya dan mulai bekerja di Radioplane Munitions Factory untuk ikut upaya perang dan memiliki pemasukannya sendiri.[46]

Modeling dan peran-peran film pertama (1945–1949)

 
Monroe difoto oleh David Conover saat ia masih bekerja di pabrik Radioplane pada akhir 1944

Pada akhir tahun 1944, Monroe bertemu fotografer David Conover, yang dikirim oleh First Motion Picture Unit (FMPU) dari Pasukan Udara Angkatan Darat AS untuk mengambil gambar para buruh perempuan.[47] Meskipun tidak ada gambarnya yang dipakai oleh FMPU, ia keluar dari pabrik tersebut pada Januari 1945 dan memulai karier modeling untuk Conover dan teman-temannya.[48][49] Ia berpindah ke rumah keluarga iparnya, dan memberitahu mereka dan suaminya, bahwa ia menandatangani kontrak dengan Blue Book Model Agency pada Agustus 1945.[50] Ia mulai secara giat menggunakan nama Jean Norman saat bekerja, dan rambut pirang bergelombangnya membuatnya makin terkenal.[51] Karena ia lebih digunakan sebagai pin-up ketimbang peragaan mode, ia sering tampil pada iklan-iklan dan majalah-majalah pria dewasa.[52] Menurut pemilik agensi tersebut, Emmeline Snively, Monroe merupakan salah satu model yang pekerja keras dan paling ambisius; pada awal 1946, ia telah tampil pada 33 sampul majalah untuk publikasi-publikasi seperti Pageant, U.S. Camera, Laff, dan Peek.[53]

 
Monroe pada masa karier modelingnya

Karena berhasil meraih kesuksesan, Snively memberikan kontrak untuk Monroe dengan sebuah agensi akting pada Juni 1946.[54] Setelah wawancara gagal dengan para produser Paramount Pictures, ia memulai tes layar lebar oleh Ben Lyon, seorang eksekutif 20th Century-Fox. Kepala eksekutif Darryl F. Zanuck tidak meminatinya,[55] namun ia memutuskan untuk memberikannya kontrak enam bulan standar agar ia tidak menandatangani kontrak dengan studio pesaing RKO Pictures.[c] Monroe memulai kontraknya pada Agustus 1946, dan bersama dengan Lyon memilih nama panggung "Marilyn Monroe".[57] Nama tersebut pertama kali disematkan oleh Lyon, yang mengingat bintang Broadway Marilyn Miller; nama terakhir yang dipakai oleh Monroe berasal dari nama tengah ibunya.[58] Pada September 1946, ia bercerai dengan Dougherty, yang menentang kariernya.[59]

 
Monroe dalam sebuah foto publisitas studio yang diambil saat ia menjadi pemain kontrak di 20th Century-Fox pada 1947. Ia tampil dalam dua peran film kecil pada masa kontrak tersebut dan hengkang setelah setahun.

Monroe tak mendapat peran film pada bulan pertama kontraknya dan menjalani masa tersebut pada kelas akting, nyanyi dan tari.[60] Untuk mempelajari industri film lebih mendalam dan mempromosikan dirinya sendiri, ia juga menjalani waktu di halaman studio untuk mengamati para pemain lainnya yang sedang bekerja.[61] Kontraknya diperbaharui pada Februari 1947, dan ia kemudian diberi dua peran pertamanya: sembilan kalimat dialog sebagai seorang pelayan dalam film drama Dangerous Years (1947) dan penampilan satu kalimat dalam film komedi Scudda Hoo! Scudda Hay! (1948).[62][d] Studio tersebut juga memasukkannya dalam Actors' Laboratory Theatre, sebuah sekolah akting yang berada di bawah naungan Group Theatre; ia menyatakan bahwa pengalaman tersebut merupakan "rasa pertamanya dari akting nyata dalam drama nyata yang didapatkan, dan Aku terpancing".[64] Kontrak Monroe tidak diperbarui pada Agustus 1947, dan ia kembali modeling selain mendapatkan pekerjaan tambahan di studio tersebut.[65]

Ditentukan untuk membuatnya menjadi seorang aktor, Monroe melanjutkan pembelajaran di Actors' Lab, dan pada bulan Oktober tampil sebagai seorang vampir berambut pirang dalam permainan panggung berjangka pendek Glamour Preferred di Bliss-Hayden Theater, namun produksi tersebut tidak diulas oleh publikasi besar manapun.[66] Untuk mempromosikan dirinya sendiri, ia mendatangi kantor-kantor produser, berteman dengan kolumnis gosip Sidney Skolsky, dan menghibur para tamu laki-laki di ruang tamu studio, sebuah praktik yang ia mulai di Fox.[67] Ia juga menjadi teman dan mitra seksual dari eksekutif Fox Joseph M. Schenck, yang meminta temannya Harry Cohn, kepala eksekutif Columbia Pictures, untuk menandatanganinya pada Maret 1948.[68]

Saat berada di Fox, ia berperan sebagai "sang gadis di balik pintu", di Columbia ia dimodelkan seperti Rita Hayworth.[69] Gaya rambut Monroe dikembangkan dengan elektrolisis dan rambutnya menjadi tampak lebih terang, menjadi pirang berlian.[70] Ia juga mulai bekerja dengan kepala pelatih drama studio tersebut, Natasha Lytess, yang menjadi mentornya sampai 1955.[70] Satu-satunya film di studio tersebut adalah film musikal berbiaya rendah Ladies of the Chorus (1948), dimana ia mendapatkan peran pertamanya sebagai gadis paduan suara yang dilamar oleh seorang pria yang kaya.[63] Pada produksi tersebut, ia mulai menjalin hubungan dengan pelatih vokalnya, Fred Karger, yang dibayar untuk melatih suaranya.[71] Disamping membintangi peran dan kemudian tes layar lebar untuk peran utama dalam Born Yesterday (1950), kontrak Monroe tidak diperbaharui.[72] Ladies of the Chorus dirilis pada bulan Oktober dan tidak meraih kesukesan.[73]

Setelah meninggalkan Columbia pada September 1948, Monroe menjadi murid dari Johnny Hyde, wakil presiden William Morris Agency. Hyde mulai mewakilinya dan memasukki hubungan seksual, meskipun ia menolak untuk menikah dengannya.[74] Untuk meningkatkan karier Monroe, ia membayar operasi silikon untuk mengimplan rahangnya dan mungkin rhinoplasti, dan diikutsertakan dalam film Marx Brothers Love Happy (1950).[75] Monroe juga melanjutkan modeling, dan pada Mei 1949 berpose pada foto-foto telanjang yang diambil oleh Tom Kelley.[76] Meskipun perannya dalam Love Happy sangat kecil, ia dipilih untuk berpartisipasi dalam tur promosional film tersebut di New York pada tahun tersebut.[77]

Menapaki karier (1950–1952)

 
Monroe sebagai pacar gangster Angela dalam The Asphalt Jungle (1950) karya John Huston, salah satu penampilan pertamanya yang dipuji oleh para kritikus

Monroe tampil dalam enam film yang dirilis pada tahun 1950. Ia tak hanya terlibat dalam film Love Happy, A Ticket to Tomahawk, Right Cross dan The Fireball, namun juga membuat penampilan kecil dalam dua film terkenal: film kejahatan John Huston The Asphalt Jungle dan film drama Joseph Mankiewicz All About Eve.[78] Pada film The Asphalt Jungle, Monroe berperan sebagai Angela, perempuan muda simpanan dari seorang penjahat berumur.[79] Meskipun hanya beradegan selama lima menit, ia meraih pujian dalam film Photoplay dan menurut Spoto "secara efektif beralih dari model film menjadi aktris serius".[79] Dalam All About Eve, Monroe berperan sebagai Miss Caswell, seorang aktris muda.[80]

Setelah kesuksesan Monroe dalam peran-peran tersebut, Hyde menegosiasikan kontrak tujuh tahun dengan 20th Century-Fox pada Desember 1950.[81] Ia meninggal karena serangan jantung sehari kemudian, sebuah hal yang membuatnya terpukul.[82] Disamping itu, 1951 menjadi tahun dimana ia lebih banyak meraih tawaran. Pada Maret, ia menjadi presenter di Academy Awards ke-23, dan pada bulan September, Collier's menjadi majalah nasional pertama yang memuat profilnya dalam satu halaman penuh.[83] Ia mendapatkan peran pendukung dalam empat film berbiaya rendah: dalam film drama MGM Home Town Story, dan dalam tiga film komedi Fox, As Young as You Feel, Love Nest, dan Let's Make It Legal.[84] Menurut Spoto, seluruh empat film tersebut menampilkan "esensialnya [sebagai] ornamen seksi", namun ia meraih beberapa pujian dari para kritikus: Bosley Crowther dari The New York Times menyebutnya "hebat" dalam As Young As You Feel dan Ezra Goodman dari Los Angeles Daily News menyebutnya "salah satu [aktris] paling gemilang" untuk Love Nest.[85] Untuk mengembangkan kemampuan aktingnya, Monroe mulai mengambil keas di bawah naungan Michael Chekhov dan artis mime Lotte Goslar.[86] Ketenarannya pada kalangan audien juga bertumbuh: ia meraih ribuan surat dari para penggemar selama seminggu, dan dideklarasikan menjadi "Miss Kue Keju pada 1951" oleh surat kabar angkatan darat Stars and Stripes, yang merefleksikan preferensi para prajurit dalam Perang Korea.[87] Dalam kehidupan pribadinya, Monroe menjalin hubungan dengan sutradara Elia Kazan, dan juga berkencan dengan beberapa pria lainnya, termasuk sutradara Nicholas Ray dan Yul Brynner dan aktor Peter Lawford.[88]

 
Monroe saat berperan sebagai seorang pengasuh bayi yang mengalami gangguan mental dalam film thriller Don't Bother to Knock (1952)

Tahun kedua kontrak Fox membuat Monroe menjadi aktris dengan biaya tertinggi, yang membuatnya kolumnis gosip Florabel Muir menjulukinya "it girl" tahun ini dan Hedda Hopper menyebutnya sebagai "ratu kue keju" yang telah "memecahkan box office".[89][90] Pada bulan Februari, ia dijuluki "personalitas box office muda terbaik" oleh Foreign Press Association of Hollywood,[91] dan memulai hubungan percintaan yang sangat disorot oleh pensiunan pemain New York Yankees Joe DiMaggio, salah satu tokoh olahraga paling terkenal pada masa itu.[92] Sebulan kemudian, sebuah skandal pecah saat ia diwawancara bahwa ia telah berfoto untuk gambar-gambar telanjang pada 1949, yang muncul dalam kalender-kalender.[93] Studio tersebut telah menyadari foto-foto tersebut beberapa minggu sebelumnya, dan dapat merusak kariernya. Mereka dan Monroe memutuskan untuk berbicara di depan publik sesambil menyatakan bahwa ia hanya berpose untuk gambar-gambar tersebut saat kondisi keuangan sedang memburuk.[94] Strategi tersebut membuat ia mendapatkan simpati masyarakat dan meningkatkan tawaran dalam film-film: sebulan kemudian, ia tampil pada sampul Life dengan judul "The Talk of Hollywood".[95] Monroe menambahkan reputasinya sebagai sebuah simbol seks baru dalam peran-peran lainnya pada tahun terserbut, seperti mengenakan busana terbuka saat berakting sebagai Marsekal Besar di pawai Kontes Kecantikan Miss America, dan dikatakan kepada kolumnis gosip Earl Wilson bahwa ia biasanya tidak mengenakan pakaian dalam.[96]

 
Bersama dengan Keith Andes dalam Clash by Night (1952). Film tersebut membuat Monroe lebih sering berakting dalam peran drama.

Di samping ketenaran pembawaan tampilan seks-nya, Monroe berharap untuk lebih sering mempersembahkan penampilan aktingnya, dan pada musim panas 1952 tampil dalam dua drama yang sukses secara komersial.[97] Yang pertama adalah Clash by Night karya Fritz Lang, dimana ia dipinjamkan kepada RKO dan memerankan seorang buruh penangkaran ikan; untuk persiapan, ia menjalani waktu di sebuah penangkaran ikan sebenarnya di Monterey.[98] Ia berhasil meraih ulasan positif untuk penampilannya: The Hollywood Reporter menyatakan bahwa "ia memainkan peran tersebut dengan interpretasi sempurnanya", dan Variety menyatakan bahwa ia "telah memberikan pembawaan yang membuatnya meraih ketenaran".[99][100] Film keduanya adalah film thriller Don't Bother to Knock, dimana ia berperan sebagai seorang pengasuh bayi yang mengalami gangguan mental dan Zanuck membantunya untuk mengetes kemampuannya dalam peran yang lebih dramatis.[101] Film tersebut meraih ulasan campuran dari para kritikus, dengan Crowther menyatakan bahwa ia terlalu berpengalaman untuk peran sulit tersebut,[102] dan Variety menjelek-jelekkan masalah naskah pada film tersebut.[103][104]

Tiga film Monroe lainnya pada 1952 melanjutkan kekhasannya dalam peran-peran komedi yang berfokus pada tampilan seks-nya. Dalam We're Not Married!, peran yang dibintanginya sebagai kontestan kontes kecantikan "menampilkan Marilyn dalam dua pakaian renang", menurut penulisnya Nunnally Johnson.[105] Dalam Monkey Business karya Howard Hawks, dimana ia beradu peran dengan Cary Grant, ia berperan sebagai seorang sekretaris yang "bodoh, kekanak-kanakan, dan polos yang tidak menyadari keseksiannya".[106] Dalam O. Henry's Full House, film terakhirnya pada tahun tersebut, ia memegang peran kecil sebagai pelacur.[106]

Pada masa tersebut, Monroe meraih reputasi untuk peran-peran sulit pada sejumlah film-film, yang diperburuh dengan perjuangan kariernya: ia sering terlambat atau tidak tampil pada seluruh adegan, tidak mengingat kalimatnya, dan butuh melakukan beberapa pengambilkan gambar ulang sebelum ia benar-benar membetulkan penampilannya.[107] Rasa ketergantungan pada pelatih aktingnya, mula-mula Natasha Lytess dan kemudian Paula Strasberg, juga menyulitkan para sutradaranya.[108] Masalah Monroe terpacu pada kombinasi perfeksionisme, penekanan diri yang rendah, dan demam panggung; ia tidak suka kekurangan kendali saat ia berkarya pada film-film, dan tidak pernah mengalami masalah serupa pada saat pengambilan foto, dimana ia lebih menyinggung penampilannya daripada secara mendadak mengikuti naskah.[109][110] Untuk mengobati kecemasan dan insomnia kronis, ia mulai menggunakan barbiturat, ampetamin dan alkohol, yang juga menambah masalahnya, meskipun ia tidak mengalami kecanduan sampai 1956.[111] Menurut Sarah Churchwell, beberapa perilaku Monroe khususnya dalam kariernya dilakukan dalam rangka menanggapi sikap merendahkan dan pembelaian yang dilakukan oleh para sutradara dan bintang laki-laki sejawatnya.[112] Hal yang sama juga diutarakan oleh dengan Lois Banner yang menyatakan bahwa ia dilecehkan oleh beberapa sutradaranya.[113]

Naik daun (1953)

 
Sebagai Rose Loomis dalam film noir Niagara (1953), ia menampilkan aura seksualnya

Monroe membintangi tiga film yang dirilis pada 1953, yang menjadikannya simbol seks utama dan salah satu penampil paling berbayar di Hollywood.[114][115] Film pertama dari ketiga film tersebut adalah film noir Technicolor Niagara, dimana ia berperan sebagai perempuan jahat yang berencana untuk membunuh suaminya, yang diperankan oleh Joseph Cotten.[116] Pada waktu itu, Monroe dan artis tata riasnya Allan "Whitey" Snyder mengembangkan tata rias yang menjadi dikaitkan dengannya: alis gelap melengkung, kulit pucat, bibir merah "berkilau" dan kesan cantik .[117] Menurut Sarah Churchwell, Niagara merupakan salah satu film paling seksual sepanjang karier Monroe, dan film tersebut menampilkan adegan-adegan dimana tubuhnya hanya ditutupi oleh selimut atau handuk, yang dianggap mengejutkan para audien pada masa itu.[118] Adegan paling terkenalnya adalah sebuah pengambilan gambar panjang selama 30 detik dimana Monroe berjalan mundur dengan pinggang bergoyang, yang biasanya digunakan dalam pemasaran film tersebut.[118]

Setelah Niagara dirilis pada bulan Januari, kelompok-kelompok wanita melakukan protes menentang hal tersebut karena dianggap tak bermoral, namun tetap populer di kalangan audien dan meraih keuntungan sebesar $6 juta di box office.[119] Meskipun Variety menyebutnya "terselubung" dan "melecehkan", The New York Times menyatakan bahwa "celah pada Miss Monroe terkadang terlihat", meskipun Monroe bukanlah "aktris sempurna pada masa itu ... ia dapat menjadi handal – bahkan saat ia berjalan".[120][121] Monroe kemudian meraih perhatian dengan seringnya ia tampil dalam acara-acara umum, terutama penghargaan Photoplay pada Januari 1953, dimana ia memenangkan penghargaan "Fastest Rising Star".[122] Ia mengenakan busana lamé berwarna emas menyerupai kulit, yang membuat bintang veteran Joan Crawford menyebut perilakunya sebagai "belum siap menjadi seorang aktris atau seorang wanita" bagi pers.[122]

 
Monroe sedang menampilkan "Diamonds Are a Girl's Best Friend" dalam Gentlemen Prefer Blondes (1953)

Meskipun Niagara membuat Monroe menjadi simbol seks dan mengangkat "tampilan"nya, film keduanya pada tahun tersebut, film komedi satir musikal Gentlemen Prefer Blondes, mendirikan persona layar lebarnya sebagai "pirang bodoh".[123] Berdasarkan pada novel penjualan terbaik karya Anita Loos dan versi Broadway-nya, film tersebut berkisah tentang dua gadis acara "berhias emas", Lorelei Lee dan Dorothy Shaw, yang diperankan oleh Monroe dan Jane Russell. Peran Lorelei awalnya dituj-ukan untuk Betty Grable, yang telah menjadi "bom pirang" paling populer dari 20th Century-Fox pada 1940-an; Monroe cepat menyingkirkannya karena bintangnya akan tampil kepada audien laki-laki dan perempuan.[124] Sebagai kampenye publisitas film tersebut, ia dan Russell menyematkan jejak tangan dan kaki mereka pada semen basah di luar Grauman's Chinese Theatre pada bulan Juni.[125] Gentlemen Prefer Blondes dirilis tak lama setelah itu dan menjadi salah satu kesuksesan box office terbesar pada tahun tersebut dengan keuntungan sebesar $5.3 juta, lebih dari dua kali lipat dari biaya produksinya.[126] Crowther dari The New York Times dan William Brogdon dari Variety sama-sama memberikan tanggapan positif terhadap Monroe, khususnya saat ia menampilkan "Diamonds Are a Girl's Best Friend"; menurut William Brogdon, ia mendemonstrasikan "kemampuan seks pada sebuah lagu serta menekankan nilai-nilai penglihatan dari sebuah adegan melalui penampilannya".[127][128]

 
Monroe bersama dengan Betty Grable dan Lauren Bacall dalam How to Marry a Millionaire (1953), kesuksesan box office terbesarnya pada tahun tersebut

Pada September, Monroe membuat debut televisinya dalam Jack Benny Show, memerankan wanita fantasi Jack dalam episode "Honolulu Trip".[129] Ia beradu peran dengan Betty Grable dan Lauren Bacall dalam film ketiganya pada tahun tersebut, How to Marry a Millionaire, yang dirilis pada bulan November. Film tersebut menampilkan Monroe dalam peran model naif yang bekerja sama dengan teman-temannya untuk mencari suami-suami kaya, mempertahankan rumus sukses Gentlemen Prefer Blondes. Film tersebut merupakan film kedua yang pernah dirilis dalam CinemaScope, sebuah format layar lebar yang Fox harap akan membuat para audien kembali ke bioskop saat televisi menyingkirkan studio-studio film.[130] Disamping tanggapan campuran, film tersebut menjadi kesuksesan box office terbesar Monroe pada masa kariernya, meraih $8 juta dalam tempat-tempat penyewaan di dunia.[131]

Monroe masuk dalam Top Ten Money Making Stars Poll tahunan pada 1953 dan 1954[115] . Menurut sejarawan Fox Aubrey Solomon menjadi "aset terbesar" bersama dengan CinemaScope.[132] Posisi Monroe sebagai simbol seks utama dikonfirmasikan pada bulan Desember, saat Hugh Hefner menampilkannya pada sampul dan lembar tengah dalam keluaran pertama Playboy.[133] Gambar sampulnya merupakan jepretan darinya yang diambil di pawai Miss America Pageant pada 1952, dan lembar tengahnya menampilkan salah satu foto telanjangnya tahun 1949.[133]

Konflik dengan 20th Century-Fox dan pernikahan dengan Joe DiMaggio (1954–1955)

Monroe dan Joe DiMaggio setelah menikah di San Francisco City Hall pada Januari 1954; mereka berpisah sembilan bulan kemudian.
Monroe sedang berpose untuk para prajurit di Korea setelah sebuah penampilan USO pada Februari 1954, saat ia sedang ditangguhkan dari studionya

Meskipun Monroe telah menjadi salah satu bintang terbesar 20th Century-Fox, kontraknya tak diperpanjang sejak 1950, yang menandakan bahwa ia dibayar paling kurang ketimbang bintang-bintang semasanya yang lain dan tak memilih proyeknya atau rekan kerjanya.[134] Ia juga berusaha untuk beralih peran, dan upayanya untuk tampil dalam film-film selain komedi dan musikal dihalangi oleh Zanuck, yang memiliki kebencian pribadi yang kuat terhadapnya dan tidak memikirkan bahwa ia akan meraih studio tersebut karena pendapatan lebih banyak dalam genre drama.[135] Saat menolak untuk memulai syuting komedi musikal lainnya, sebuah versi film dari The Girl in Pink Tights, yang dibintangi oleh Frank Sinatra, studio tersebut menangguhkannya pada 4 Januari 1954.[136]

Penangguhan tersebut menjadi berita laman depan dan Monroe memulai kampanye publisitas untuk menangkis pers negatif apapun dan memperkuat posisinya dalam konflik tersebut. Pada 14 Januari, ia dan Joe DiMaggio, yang hubungannya telah menjadi perhatian media sejak 1952, menikah di San Francisco City Hall.[137] Mereka kemudian berkunjung ke Jepang, mencampur bulan madu dengan kunjungan bisnisnya.[138] Dari sana, ia pergi sendirian ke Korea, dimana ia menampilkan lagu-lagu dari film-filmnya sebagai bagian dari acara USO untuk lebih dari 60,000 Marinir AS sepanjang empat hari.[139] Setelah kembali ke Hollywood pada Februari, ia dianugerahi penghargaan "Bintang Perempuan Paling Populer" dari Photoplay.[140] Ia menetap di studio tersebut pada bulan Maret: ini meliputi kontrak baru yang kemudian dibuat pada tahun tersebut, dan membintangi peran dalam versi film permainan panggung Broadway The Seven Year Itch, dimana ia meriah bonus $100,000.[141]

Film Monroe berikutnya yang dirilis adalah film barat karya Otto Preminger River of No Return, yang difilmkan sebelum penangguhannya dan menampilkan Robert Mitchum sebagai lawan mainnya. Ia menyebut film tersebut "film koboi tingkat Z dimana akting diselesaikan dua kali pada pengambilan gambar dan proses CinemaScope", meskipun film tersebut populer di kalangan audien.[142] Film pertama yang dibuat setelah ia kembali ke Fox adalah musikal There's No Business Like Show Business, yang sangat ia benci namun studio memintanya untuk ikut berperan dalam rangka menggeser The Girl in Pink Tights.[141] Musikal tersebut meraih kegagalan setelah dirilis pada bulan Desember, dan penampilan Monroe dianggap vulgar oleh beberapa kritikus.[143]

 
Monroe sedang berpose untuk para fotografer saat pemfilman adegan jalur subway untuk The Seven Year Itch pada September 1954

Pada September 1954, Monroe memulai pemfilman film komedi Billy Wilder The Seven Year Itch, dimana ia beradu peran dengan Tom Ewell sebagai wanita yang menjadi objek fantasi seksual tetangganya yang telah menikah. Meskipun film tersebut mengambil gambar di Hollywood, studionya memutuskan untuk memajukan publisitas dengan melakukan pemfilman sebuah adegan di Lexington Avenue, New York.[144] Saat syuting, Monroe berdiri sebuah sebuah jalur subway dengan angin yang mengangkat rok gaun putih-nya, yang menjadi salah satu adegan paling terkenal dari kariernya. Syuting tersebut berlangsung selama beberapa jam dan diikuti oleh kerumumnan berjumlah sekitar 2,000 orang, termasuk para fotografer profesional.[144]

Meskipun publisitas Monroe dicantumkan di laman-laman depan internasional, ini menandai akhir pernikahannya dengan DiMaggio, yang menjadi frustasi terhadap pencantuman tersebut.[145] Pasangan tersebut telah menjadi tegang dari awal kecemburuannya dan sikap yang terkontrol; Spoto dan Banner juga berpendapat bahwa suaminya melakukan tindak pelecehan secara fisik.[146] Setelah kembali ke Hollywood, Monroe menemui jaksa terkenal Jerry Giesler dan mengumumkan pada Oktober 1954 bahwa ia telah bercerai.[147] The Seven Year Itch dirilis pada bulan Juni berikutnya, dan meraih keuntungan lebih dari $4.5 juta di box office, menjadikannya salah satu kesuksesan komersial terbesar pada tahun tersebut.[148]

 
Monroe di Actors Studio, dimana ia mulai belajar metode akting pada 1955

Setelah pembuatan film Itch selesai pada November, Monroe memulai pertempuran baru untuk kontrol atas kariernya dan meninggalkan Hollywood untuk pergi ke East Coast, dimana ia dan fotografer Milton Greene mendirikan perusahaan produksi mereka sendiri, Marilyn Monroe Productions (MMP)  – sebuah tindakan yang kemudian disebut "alat" dalam meruntuhkan sistem studio.[149][e] Mengumumkan pembentukannya dalam sebuah konferensi pers pada Januari 1955, Monroe menyatakan bahwa ia "mengupayakan peran-peran seks lama yang sama. Aku ingin melakukan hal-hal yang lebih baik. Orang-orang memiliki skup, kau tau."[151] Ia berpendapat bahwa ia tidak berlama-lama berada di bawah kontrak dengan Fox, karena studio tersebut tak memenuhi tugas-tugasnya, sepert membayar bonus yang dijanjikan untuk The Seven Year Itch.[152] Hal ini memulai pertempuran hukum sepanjang setahun antara ia dan studio tersebut.[153] Pers kebanyakan mengejek Monroe atas tindakannya dan ia diplesetkan dalam parodi Itch karya penulis George Axelrod Will Success Spoil Rock Hunter? (1955), dimana Jayne Mansfield yang berperan sepertinya memerankan seorang aktris bodoh yang memulai perusahaan produksinya sendiri.[154]

Monroe mendedikasikan tahun 1955 untuk belajar kerajinan. Ia pindah ke New York dan mulai mengambil kelas akting dengan Constance Collier dan menghadiri loka-loka karya tentang metode akting di Actors Studio, yang dijalankan oleh Lee Strasberg.[155] Ia terkadang menuliskan catatan-catatan pribadi kepada dirinya sendiri tentang apa yang ia pelajari pada hari yang diberikan, memahami bahwa pengamatan Strasberg terhadapnya sebagian berpengaruh:

Mengapa hal ini berarti bagiku?... Strasberg membuatku merasa buruk [saat aku berakting "takut"]... Aku harus memulai hal-hal yang memperkuat... dengan tidak memperlihatkan kekuatan, namun hanya memperlihatkan dan menonjolkan cara dan gaya teknik.[156]

Ia makin dekat dengan Strasberg dan istrinya Paula, meraih pelajaran pribadi di rumah mereka karena rasa malunya, dan kemudian dianggap seperti anggota keluarga sendiri.[157] Ia mengeluarkan pelatih drama lamanya, Natasha Lytess, dan menggantinya dengan Paula; Strasbergs masih menjadi pengaruh penting selama sisa masa kariernya.[158] Monroe juga memulai psikoanalisis atas rekomendasi Strasberg, yang meyakini bahwa seorang aktor harus mengendalikan trauma emosionalnya dan menggunakannya dalam penampilan mereka.[159][f]

Dalam kehidupan pribadinya, Monroe melanjutkan hubungannya dengan DiMaggio meskipun masih dalam proses perceraian; ia juga berkencan dengan aktor Marlon Brando dan pengarang drama Arthur Miller.[161] Ia mula-mula dikenalkan kepada Miller oleh Kazan pada awal 1950-an.[161] Hubungan antara Monroe dan Miller makin serius setelah Oktober 1955, saat perceraiannya dengan DiMaggio akhirnya terselesaikan, dan Miller berpisah dari istrinya.[162] FBI juga membuka sebuah berkas tentangnya.[162] Studio khawatir bahwa Monroe akan dimasukkan daftar gelap dan membujuknya untuk mengakhiri hubungannya, karena Miller diselidik oleh FBI atas dakwaan komunisme dan dipanggil oleh House Un-American Activities Committee.[163][164] Disamping beresiko bagi kariernya, Monroe menolak untuk mengakhiri hubungan tersebut, kemudian menyebut studio tersebut "melahirkan pengecut".[165]

Pada akhir tahun, Monroe dan Fox menyepakati kontrak tujuh tahun yang baru. MMP jelas tidak dapat menangani keuangan film sendiri, dan studio tersebut menginginkan agar Monroe berkarya kembali.[153] Kontrak tersebut diikuti dengan pembuatan empat filmnya untuk Fox selama tujuh tahun.[166] Studio tersebut akan membayarnya $100,000 untuk setiap film, dan memberikannya hak untuk memilih proyeknya, sutradaranya dan sinematografernya sendiri.[166] Ia juga bebas untuk membuat satu film dengan MMP per setiap film yang terselesaikan untuk Fox.[166]

Sambutan kritis dan pernikahan dengan Arthur Miller (1956–1959)

 
Monroe dan Arthur Miller di pernikahan mereka pada 29 Juni 1956

Pada 1956, Monroe mulai mengumumkan kemenangannya atas 20th Century-Fox; pers, yang sebelumnya menderanya, sekarang menulis hal positif terhadap keputusannya untuk bertarung dengan studio tersebut.[167] Time menyebutnya "pengusaha lihai"[168] dan Look memprediksi bahwa kemenangan tersebut akan menjadi "sebuah contoh dari seorang individual melawan sebuah kelompok selama bertahun-tahun mendatang".[167] Pada bulan Maret, ia resmi mengubah namanya menjadi Marilyn Monroe.[169] Hubungannya dengan Miller menghasilkan beberapa komentar negatif dari pers, termasuk Walter Winchell yang menyatakan bahwa "bintang film pirang terkenal Amerika sekarang menjadi kekasih intelijen sayap kiri."[170] Monroe dan Miller menikah dalam sebuah acara sipil di Westchester County Court, White Plains, New York pada 29 Juni, dan dua hari kemudian mengadakan upacara Yahudi di rumah agennya di Waccabuc, New York.[171][172] Monroe berpindah ke Yudaisme melalui pernikahan tersebut, yang membuat Mesir mencekal seluruh filmnya.[173][g] Media menganggap penyatuan tersebut sebagai kesalahpencocokan yang memberikann citra bintangnya sebagai simbol seks dan posisinya sebagai intelektual, seperti yang dituangkan dalam berita utama Variety "Egghead Weds Hourglass".[175]

 
Penampilan dramatis Monroe dalam Bus Stop (1956) menandai keberangkatannya dari film-film komedi awal.

Film drama Bus Stop adalah film yang Monroe pilih untuk dibuat di bawah kontrak barunya; film tersebut dirilis pada Agustus 1956. Ia berperan menjadi Chérie, seorang penyanyi salon yang mengimpikan ketenaran yang dicintai oleh seorang koboi naif. Untuk peran tersebut, ia mempelajari aksen Ozark, memilih kostum dan tata rias yang kurang glamour ketimbang film-film sebelumnya, dan menyediakan nyanyian dan tari.[176] Sutradara Broadway Joshua Logan sepakat untuk menyutradarai, meskipun awalnya meragukan kemampuan aktingnya dan mengetahui reputasinya karena menyulitkan.[177] Pemfilman dilakukan di Idaho dan Arizona pada awal 1956, dengan Monroe "secara teknis dalam perubahan" menjadi kepala MMP, menjadikannya pembuat keputusan terhadap sinematografi dan dengan Logan mengadaptasi perfeksionisme dan kelarutan kroniknya.[178]

Pengalaman tersebut mengubah opini Logan terhadap Monroe, dan ia kemudian membandingkannya dengan Charlie Chaplin dalam kemampuannya untuk mencampur komedi dan tragedi.[179] Bus Stop meraih kesuksesan box office, mendapatkan keuntungan sebesar $4.25 juta, dan meraih ulasan yang umumnya positif.[180] The Saturday Review of Literature menulis bahwa penampilan Monroe "sempat kehilangan kesempatan dan secara keseluruhan ia menampilkan kepribadian glamour" dan Crowther menyarakan: "Pegang kursimu, semuanya, dan dapatkanlah sebuah kejutan. Marilyn Monroe akhirnya telah menempatkan dirinya menjadi seorang aktris."[181] Ia meraih sebuah Golden Globe untuk nominasi Aktris Terbaik untuk penampilannya.[91]

 
Monroe dengan Laurence Olivier saat sebuah konferensi pers untuk mengumumkan proyek bersama mereka, The Prince and the Showgirl (1957)

Pada Agustus 1956, Monroe memulai pemfilman produksi independen pertama MMP, The Prince and the Showgirl, di Pinewood Studios, Inggris.[182] Film tersebut berdasarkan pada The Sleeping Prince karya Terence Rattigan, sebuah permainan panggung tentang hubungan antara seorang gadis penampil dan seorang pangeran pada 1910-an. Peran-peran utamanya mula-mula ditampilkan di atas panggung oleh Laurence Olivier dan Vivien Leigh; ia mempersembahkan kembali perannya dan menyutradarai dan memproduksi film tersebut.[168] Produksi tersebut disertai oleh konflik antara ia dan Monroe.[183] Ia memurkainya dengan pernyataan "Semua yang kau lakukan seksi", dan menginginkannya mereplikasi tafsiran Leigh.[184] Ia juga membenci keberadaan Paula Strasberg, pelatih akting Monroe, di tempat pengambilan gambar.[185]

Dalam menangkis apa yang ia anggap perilaku "merendahkan" Olivier, Monroe mulai datang terlambat dan menjadi tak kooperatif, dengan menyatakan bahwa "jika kamu tak menghargai artis-artismu, kita juga tak bisa berkarya."[183] Ia makin sering menggunakan obat-obatan, dan menurut Spoto, ia menjadi hamil dan kehilangan kesempatan pada masa produksi.[186] Ia juga berargumen kepada Greene tentang bagaimana MMP seharusnya berjalan, termasuk apakah Miller harus bergabung dengan perusahaan tersebut.[186] Meskipun kesulitan, film tersebut selesai sesuai jadwal pada akhir tahun.[187] Film tersebut dirilis pada Juni 1957 dengan ulasan campuran, dan tak populer di kalangan audien Amerika.[188] Film tersebut lebih terkenal di Eropa, dimana ia dianugerahi penghargaan David di Donatello dari Italia dan Bintang Kristal dari Prancis, dan dinominasikan untuk BAFTA.[189]

Setelah kembali ke Amerika Serikat, Monroe mengambil cuti selama 18 bulan dari bekerja untuk berkonsentrasi pada kehidupan rumah tangga di East Coast. Ia dan Miller berpisah pada masa antara mereka tinggal di apartemen di Manhattan dan sebuah rumah kebun abad kedelapan belas yang mereka sewa di Roxbury, Connecticut; mereka menjalani musim panas di Amagansett, Long Island.[190] Ia hamil pada pertengahan 1957, namun karena janin berada di luar rahim, maka janin tersebut digugurkan.[191] Ia mengalami tekanan setahun kemudian.[192] Masalah ginekologinya sebagian besar disebabkan oleh endometriosis, sebuah penyakit yang ia alami sepanjang masa dewasanya.[193][h] Monroe juga sering masuk rumah sakit pada masa itu karena overdosis barbiturat.[196] Pada masa cuti, ia mendepak Greene dari MMP dan mencabut saham perusahaannya karena mereka tidak menaruh ketidaksepakatan mereka dan ia mulai didakwa melarikan uang dari perusahaan tersebut.[197]

 
Monroe bersama dengan Tony Curtis dan Jack Lemmon dalam Some Like It Hot (1959) karya Billy Wilder, dimana ia memenangkan Golden Globe

Monroe kembali ke Hollywood pada bulan Juli 1958 untuk beradu peran dengan Jack Lemmon dan Tony Curtis dalam film komedi karya Billy Wilder tentang peran-peran gender, Some Like It Hot.[198] Meskipun ia menganggap peran Sugar Kane merupakan "pirang bodoh" lainnya, ia menerimanya karena dorongan Miller dan tawaran meraih sepuluh persen laba film sebagai tambahan bayaran standarnya.[199] Kesulitan produksi film sejak itu menjadi "legendaris".[200] Monroe akan menuntut puluhan pengambilan ulang gambar, dan tak dapat mengungat kalimatnya atau aktingnya secara langsung – Curtis dikenal menyatakan bahwa ciumannya "seperti mencium Hitler" karena pengambilan gambar berulang kali.[201] Monroe sendiri secara pribadi menyukai produksi pada sebuah kapal tenggelam dan menyatakan pada bintang sejarawannya dan sutradara dengan menyatakan "[namun] kenapa aku harus ragu, aku tak kehilangan kemaluan."[202] Beberapa masalah terjadi dari konflik antara ia dan Miller, yang juga memiliki reputasi karena kesulitan, tentang bagaimana ia harus memainkan karakter tersebut.[203] Monroe membuat Wilder murka saat ia menanyainya untuk mengganti beberapa adegannya, yang membuat penampilan panggungnya memburuk, dan disimpulkan bahwa ia keberatan terhadap beberapa adegan yang ia perankan.[203]

Pada akhirnya, Wilder menjadi bahagia dengan penampilan Monroe, dengan menyatakan: "Siapapun dapat mengingat kalimat, namun hal ini memperlukan artis yang sebenarnya untuk didatangkan ke tempat pengambilan gambar dan tidak mengetahui kalimatnya dan sehingga memberikan penampilan yang ia bisa!"[204] Meskipun produksinya menyulitkan, saat Some Like It Hot dirilis pada Maret 1959, film tersebut meraih kesuksesan kritis dan komersial.[205] Penampilan Monroe membuatnya meraih Golden Globe untuk Aktris Terbaik, dan membuat Variety memanggilnya "seorang pemeran komedi yang mencampur daya tarik seksual dan waktu yang tak berbenturan".[189][206] Film tersebut terpilih menjadi salah satu film terbaik yang pernah dibuat dalam jajak pendapat dari American Film Institute dan Sight & Sound.[207][208]

Penurunan karier dan kesulitan pribadi (1960–1962)

 
Monroe dan Yves Montand dalam film komedi musikal Let's Make Love (1960), yang ia sepakati untuk membuat pemenuhan kontraknya dengan Fox.

Setelah Some Like It Hot, Monroe mengambil cuti lainnya sampai akhir 1959, saat ia kembali ke Hollywood untuk membintangi film komedi musikal Let's Make Love, tentang seorang aktris dan milioner yang jatuh cinta saat tampil dalam permainan panggung satir.[209] Ia memilih George Cukor untuk menyutradarai dan Miller menulis kembali bagian-bagian dari naskah, yang ia anggap layak; ia menerima sebagian secara pribadi karena ia berada di bawah kontrak dengan Fox, menjadikannya salah satu dari empat film menjanjikan.[210] Produksinya ditunda oleh ketiadaan berikutnya dari tempat pengambilan gambar.[209] Ia menjalin hubungan dengan Yves Montand, lawan mainnya, yang banyak dikabarkan oleh pers dan digunakan dalam kampanye publisitas film tersebut.[211] Let's Make Love meraih kegagalan setelah dirilis pada September 1960;[212] Crowther menyebut Monroe tampil "tidak rapi" dan "kurang ... dinamisme Monroe lama",[213] dan Hedda Hopper menyebut film tersebut sebagai "film paling vulgar yang pernah ia selesaikan ".[214] Truman Capote dicetuskan olehnya untuk memerankan Holly Golightly dalam sebuah adaptasi film dari Breakfast at Tiffany's, namun peran tersebut diambil oleh Audrey Hepburn karena para produsernya khawatir jika Monroe ikut campur dalam produksi.[215]

Film terakhir yang Monroe berhasil selesaikan adalah The Misfits karya John Huston, yang Miller telah tulis untuk menyediakannya peran dramatis.[216] Ia berperan sebagao Roslyn, seorang wanita yang telah bercerai yang berteman dengan tiga koboi tua, yang diperankan oleh Clark Gable, Eli Wallach dan Montgomery Clift. Pemfilmannya di gurun Nevada antara Juli dan November 1960 kembali mengalami kesulitan.[217] Pernikahan empat tahun Monroe dan Miller secara efektif berakhir, dan ia memulai hubungan baru dengan Inge Morath.[216] Monroe benci saat ia mendasarkan perannya berdasarkan pada kehidupannya, dan meskipun lawan mainnya adalah para pemeran laki-laki; ia juga berjuang dengan perilaku Miller yang menulis ulang adegan-adegan semalam sebelum pemfilman.[218] Kesehatannya juga menurun: ia terserang penyakit batu empedu, dan penggunaan obat-obatan yang berlebihan biasa ia lakukan sehingga ia tertidur di bawah pengaruh barbiturat.[219] Pada bulan Agustus, pemfilman terhambat karena ia menjalani detoks selama seminggu di sebuah rumah saktit Los Angeles.[219] Disamping masalah-masalahnya, Huston menyatakan bahwa saat Monroe memerankan Roslyn, ia "tak terlihat emosi. Peran tersebut terlihat nyata. Ia sangat mendalami dirinya sendiri dan menemukannya dan mengirimkannya ke dalam kesadaran."[220]

 
Monroe bersama dengan Clark Gable, Montgomery Clift, Eli Wallach, dan Estelle Winwood dalam The Misfits. Film tersebut merupakan film terakhir yang diselesaikan Monroe dan Gable.

Monroe dan Miller berpisah setelah pemfilman selesai, dan ia meraih perceraian cepat di Meksiko pada Januari 1961.[221] The Misfits dirilis pada bulan berikutnya, namun film tersebut gagal di box office.[222] Ulasan-ulasannya bercampur,[222] dengan Variety mempermasalahkan karakter "berombak",[223] dan Bosley Crowther menyebut Monroe "benar-benar hambar dan tak berpendirian" dan menyatakan bahwa "sungguh disayangkan untuk struktur film tersebut, setiap hal padanya menurun".[224] Disamping kegagalan awal film tersebut, film tersebut meraih banyak ulasan positif dari para kritikus dan sarjana film pada abad kedua puluh satu. Geoff Andrew dari British Film Institute menyebutnya klasik,[225] Sarjana Huston, Tony Tracy menyebut bahwa Monroe menampilkan "tafsiran lebih dewasa dari kariernya",[226] dan Geoffrey McNab dari The Independent memujinya karena "luar biasa" dalam memerankan "kekuatan empati" Roslyn.[227]

Monroe melanjutkan kariernya dalam adaptasi televisi dari cerita pendek W. Somerset Maugham Rain untuk NBC, namun proyek tersebut kandas karena jaringannya tak ingin mengambil pilihan sutradaranya, Lee Strasberg.[228] Selain berkarya, ia menjalani enam bulan pertama tahun 1961 dengan memulihkan masalah-masalah kesehatan. Monroe menjalani pembedahan pada bagian endometriosis, yang mengalami kolekistektomi, dan menjalani empat minggu dalam perawatan rumah sakit – termasuk pemulihan mental jangka panjang – untuk masalah depresi.[229][i] Ia dibantu oleh mantan suaminya Joe DiMaggio, yang menjalin hubungan dengannya lagi sebagai sahabat.[231] Pada musim semi 1961, Monroe juga kembali ke California setelah enam tahun di East Coast.[232] Ia mengencani Frank Sinatra selama beberapa bulan, dan pada awal 1962, menyewa sebuah rumah di Brentwood, Los Angeles.[232]

 
Monroe di tempat pengambilan gambar Something's Got to Give. Ia absen karena sakit selama sebagian besar masa produksi dan dipecat oleh Fox pada Juni 1962.

Monroe kembali ke sorotan publik pada musim semi tahun 1962: ia meraih penghargaan "World Film Favorite" Golden Globe dan memulai syuting sebuah film baru untuk 20th Century-Fox, Something's Got to Give, sebuah re-make dari My Favorite Wife (1940).[233] Film tersebut sama-sama diproduksi oleh MMP, disutradarai oleh George Cukor dan dibintangi oleh Dean Martin dan Cyd Charisse.[234] Berhari-hari sebelum pemfilman dimulai, Monroe terserang sinusitis; disamping nasihat medis menjelang produksi, Fox memulai perencanaannya pada akhir April.[235] Monroe terlalu sakit untuk berkarya pada kebanyakan enam minggu berikutnya, namun disamping konfirmasi dari berbagai dokter, studio berusaha memulihkannya dengan menuduh bahwa ia memalsukan kabar tersebut.[235] Pada 19 Mei, ia mengambil cuti untuk menyanyikan "Happy Birthday" di atas panggung pada perayaan ulang tahun Presiden John F. Kennedy di Madison Square Garden, New York.[236] Ia meraih perhatian karena kostumnya: gaun ketat berwarna kulit yang diselimuti dengan kelap-kelip, yang membuatnya tampak telanjang.[236][j] Kunjungan Monroe ke New York menyebabkan para eksekutif Fox menjadi lebih iritasi, yang ingin agar ia menundanya.[238]

Monroe melanjutkan pemfilman sebuah adegan untuk Something's Got to Give dimana ia berencang sambil bugil di sebuah kolam renang.[239] Untuk meningkatkan publisitas, pers diundang untuk mengambil foto-foto dari adegan tersebut, yang kemudian diterbitkan dalam majalah Life; ini merupakan pertama kalinya seorang bintang besar berpose bugil saat di puncak kariernya.[240] Saat ia kembali sakit selama beberapa hari, Fox memutuskan agar ia tak melanjutkan film lainnya yang masih dijadwalkan saat mereka sedang berusaha untuk menutupi meningkatnya biaya film Cleopatra (1963).[241] Pada 7 Juni, Fox memecat Monroe dan mendendanya $750,000.[242] Ia digantikan oleh Lee Remick, namun setelah Martin menolak membuat film tersebut dengan siapapun selain Monroe, Fox memerintahkannya untuk menghentikan produksinya.[243] Studio menuduh Monroe mengkhianati film tersebut dan mulai menyebarkan publisitas negatif tentangnya, bahkan menuduh bahwa ia terganggu mentalnya.[242]

Fox kemudian menyesali keputusan tersebut, dan membuka lagi negosiasi dengan Monroe pada bulan Juni: sebuah tindakan yang menghasilkan kontrak baru, termasuk pengangkatan kembali proyek Something's Got to Give dan membintangi peran dalam film komedi gelap What a Way to Go! (1964), yang dicapai pada musim panas berikutnya.[244] Untuk memperbaiki citra publiknya, Monroe melakukan beberapa usaha publisitas, termasuk wawancara untuk Life dan Cosmopolitan dan pengambilan foto pertamanya untuk Vogue.[245] Untuk Vogue, ia dan fotografer Bert Stern bekerjasama untuk dua serial foto, yang satu sebuah editorial mode standar dan yang lainnya pose telanjangnya, dimana keduanya kemudian diterbitkan secara anumerta dengan judul The Last Sitting.[246] Dalam minggu-minggu terakhir hidupnya, ia juga berencana membintangi sebuah biopik Jean Harlow.[247]

Kematian

 
Laman depan New York Daily Mirror pada 6 Agustus 1962

Pada jam-jam pagi awal tanggal 5 Agustus 1962, psikiatris Monroe, Dr. Ralph Greenson, menemukan bahwa ia telah meninggal di kamar tidur rumahnya di Brentwood. Greenson dipanggil kesana oleh penjaga rumahnya Eunice Murray, yang terjaga sepanjang malam dan terbangun pada pukul 3:00 dini hari karena "merasakan sesuatu yang buruk". Murray melihat sinar dari pintu kamar Monroe, namun tak dapat menanggapinya dan menemukan bahwa pintunya terkunci.[248] Kematian tersebut dikonfirmasikan oleh dokter Monroe, Dr. Hyman Engelberg, yang datang ke rumah tersebut pada sekitar pukul 3:50 dini hari.[248] Pada pukul 4:25 dini hari, mereka melaporkannya ke Departemen Kepolisian Los Angeles.[248]

Los Angeles County Coroners Office dibantu dalam penyelidikan mereka oleh para psikiatris dengan pengetahuan tentang bunuh diri dari Los Angeles Suicide Prevention Team.[249] Diperkirakan bahwa Monroe telah wafat antara pukul 20:30 dan 22:30,[250] dan laporan toksikologi kemudian menyatakan bahwa sebab kematiannya adalah keracunan barbiturat akut. Ia memiliki 8 mg% (miligram per 100 mililiter solusi) hidrat kloral dan 4.5 mg% pentobarbital (Nembutal) dalam darahnya, dan juga 13 mg% pentobarbital di hatinya.[251] Botol-botol kosong mengandung obat-obatan tersebut ditemukan di sebelah kasurnya.[249] Diyakini Monroe secara tak sengaja mengalami overdosis di luar batas, karena para penyidik menemukan jasadnya beberapa kali melebihi batas mematikan.[252] Para dokternya menyatakan bahwa ia mengalami "ketakutan dan depresi berkelanjutan" dengan perubahan perasaan yang "mendadak dan tak terprediksi", dan telah overdosis beberapa kali di masa lampau, kemungkinan secara intensional.[252][253] Karena fakta-fakta tersebut dan kurangnya indikasi apapun dari orang luar, para penyidik menyatakan bahwa ia meninggal akibat bunuh diri.[254]

 
Ukiran Monroe di Westwood Memorial Park

Monroe merupakan seorang bintang internasional dan kematian mendadaknya menjadi berita laman depan di Amerika Serikat dan Eropa.[255] Menurut Lois Banner, "dapat dikatakan bahwa tingkat bunuh diri Los Angeles menjadi berganda sebulan setelah ia wafat; tingkat peredaran dari kebanyakan surat kabar merebak pada bulan tersebut",[255] dan Chicago Tribune melaporkan bahwa mereka menerima ratusan panggilan telepon dari para anggota masyarakat yang meminta informasi tentang kematiannya.[256] Artis Prancis Jean Cocteau berpendapat bahwa kematiannya "harus dijadikan pembelajaran penting bagi semua orang, yang pekerjaan utamanya terdiri dari memata-matai dan menjadi bintang film", mantan bintang sejawatnya Laurence Olivier menuduhnya "korban bulat dari baliho dan sensasi", dan sutradara Bus Stop Joshua Logan menyatakan bahwa ia merupakan "salah satu orang yang paling kurang terapresiasi di dunia".[257] Pemakamannya, yang diadakan di Westwood Village Memorial Park Cemetery pada 8 Agustus, bersifat pribadi dan hanya dihadiri oleh para kenalan terdekatnya.[258] Pelayanan tersebut diadakan oleh Joe DiMaggio dan manajer bisnisnya Inez Melson.[258] Ratusan pengunjung mengerumuni jalanan di sekitaran pemakaman tersebut.[258] Monroe kemudian diistirahatkan di makam No. 24 di Corridor of Memories.[259]

Beberapa teori konspirasi tentang kematian Monroe muncul pada dekade-dekade berikutnya, terutama pembunuhan dan kecelakaan overdosis.[260] Spekulasi pembunuhan tersebut mula-mula meraih perhatian umum dengan publikasi Marilyn: A Biography karya Norman Mailer pada 1973, dan pada tahun-tahun berikutnya menjadi merebak saat Jaksa Distrik County Los Angeles John Van de Kamp melakukan "penyelidikan lanjutan" pada 1982 untuk melihat apakah penyelidikan kriminal dapat dibuka.[261] Tak ada bukti keterlibatan orang luar yang ditemukan.[262]

Pesona layar lebar dan tanggapan

"Aku tak pernah berhenti memahaminya, simbol seks ini. Aku selalu memikirkan simbol-simbol adalah hal-hal yang kau benturkan bersamaan! Itu adalah sebuah ketegangan, sebuah simbol seks menjadi suatu hal. Aku pastinya membenci suatu hal. Namun jika aku mendatakan sebuah simbol dari suatu hal, aku akan lebih memiliki seks ketimbang beberapa hal lainnya yang dari mereka yang memiliki simbol."[263]

—Monroe dalam sebuah wawancara untuk majalah Life pada 1962

Saat permulaan perkembangan citra bintangnya 20th Century-Fox ingin Monroe menggantikan Betty Grable yang telah menua, "bom pirang" paling terkenal mereka dari 1940-an.[264] Meskipun 1940-an telah menjadi batu pijakan para aktris yang dipandang cerdas dan menyulitkan, seperti Katharine Hepburn dan Barbara Stanwyck, yang diterapkan kepada para audien yang didominasi wanita, studio tersebut ingin Monroe menjadi bintang dekade baru yang menarik perhatian pria terhadap bioskop-bioskop film.[264] Ia memainkan bagian signifikan dalam pembentukan citra publiknya dari permulaan, dan menjelang akhir kariernya menunjukkan ia melakukan kontrol yang hampir bulat.[265][266] Monroe mencurahkan beberapa strategi publisitasnya, meningkatkan pertemanan dengan para kolumnis gosip seperti Sidney Skolsky dan Louella Parsons, dan mengkontrol penggunaan citranya.[267] Disamping Grable, ia sering kali dibandingkan dengan ikonik pirang lainnya, bintang film 1930-an Jean Harlow.[268] Perbandingan tersebut sebagian diamini oleh Monroe, yang menganggap Harlow sebagai idola masa kecilnya, yang biopiknya ingin ia perankan, dan bahkan meniru gaya rambut Harlow untuk mewarnai rambutnya.[269]

 
Monroe dalam Gentlemen Prefer Blondes (1953), salah satu film dimana Monroe memerankan seorang "pirang bodoh" naif dan atraktif secara seksual

Pesona layar lebar Monroe terpusat pada rambut pirangnya, dan stereotipe diasosiasikan dengan hal tersebut, khususnya kebodohan, kenaifan, ketersediaan seksual dan artifisialitas.[270] Ia sering kali menggunakan suara serak dan kekanak-kanakan dalam film-filmnya, dan dalam wawancara memberikan penekanan bahwa setiap hal yang ia katakan "polos dan tak terperhitungkan", memplesetkan dirinya sendiri dengan entendre ganda yang dikenal sebagai "Monroeisme".[271] Contohnya, saat ia ditanyai apakah melakukan pengambilan gambar bugil pada 1949, ia menjawab, "Aku memiliki radio menyala".[272] Memulai kariernya sebagai model pin-up, figur jam pasir Monroe menjadi salah satu tampilannya yang paling sering dikenal.[273] Sarjana film Richard Dyer menyatakan bahwa Monroe sering menganggap bahwa ia sering menampilkan siluet melengkung, dan foto-foto publisitasnya sering kali berpose seperti pin-up.[273] Jalan lenggak-lenggok khasnya juga menarik perhatian terhadap tubuhnya, membuatnya dijuluki "gadis dengan jalan horizontal".[106]

Busana memainkan bagian penting dalam citra bintang Monroe. Ia sering kali mengenakan busana putih untuk menyelaraskan rambut pirangnya, dan menarik perhatian dengan mengenakan busana yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.[274] Pendirian publisitasnya sering kali melibatkan busananya yang mengumbar sebagian besar bagian tubuhnya atau bahkan kurang bahan,[275] seperti saat salah satu pundaknya terbuka dari gaunnya disorot saat sebuah konferensi pers.[275] Dalam kisah-kisah pers, Monroe menggambarkan perwujudan Mimpi Amerika, sebagai seorang gadis yang tumbuh dari masa kecil yang menyesakkan menjadi bintang Hollywood.[276] Kisah masanya dalam memajukan keluarga dan yatim piatu menyeruak dan bahkan sebagian dicantumkan dalam biografi studionya.[277]

Meskipun pesona khas Monroe terlihat bodoh namun memiliki keatraktifan seksual digambarkan secara hati-hati, para audien dan kritikus film meyakini bahwa hal tersebut merupakan kepribadian aslinya dan bahwa ia tidak berakting dalam film-film komedinya. Hal tersebut menjadi tantangan pada masa karier berikutnya, dimana ia ingin mengubah citra publiknya dan memakai gaya peran lainnya, atau dihormati sebagai pengusaha.[278] Menurut Sarah Churchwell, yang mempelajari penjelasan tentang Monroe, menyatakan:

Mitos terbesar adalah bahwa ia bodoh. Yang kedua adalah bahwa ia jahil. Yang ketiga bahwa ia tidak sedang berakting. Ia jauh dari kata bodoh, meskipun ia tak mendapatkan pendidikan formal, dan ia sangat sensitif terhadap hal tersebut. Namun ia memang sangat pintar – dan sangat sulit. Ia telah mengalahkan sistem studio Hollywood pada 1950-an. [...] Pirang bodoh adalah sebuah perang – ia adalah seorang aktris, untuk mengguncangkan surga! Aktris bagus semacam itu yang tak satupun orang yang sekarang meyakini bahwa hal apapun tentangnya selain yang ia perankan di layar lebar.[279]

Lois Banner menyatakan bahwa ia sering kali memplesetkan statusnya sebagai simbol seks dalam film-film dan penampilan publiknya.[280] Monroe menyatakan bahwa ia dipengaruhi oleh Mae West, mengatakan bahwa ia "mempelajari beberapa trik darinya – yang menekankan tawa, atau candaan, seksualitasnya sendiri".[281] Pada 1950-an, ia juga belajar komedi di kelas-kelas yang diberikan oleh mime dan penari Lotte Goslar, yang dikenal karena penampilan panggung komedinya, dan telah menemaninya pada tempat-tempat pengambilan gambar film untuk mengajarinya.[282] Dalam Gentlemen Prefer Blondes, salah satu film dimana ia memerankan seorang pirang bodoh yang sangat khas, Monroe berkata "Aku bisa jadi pintar pada hal penting, namun kebanyakan pria tak menyukainya" sesambil menambahkan kalimat karakternya dalam naskah.[283]

 
Monroe datang ke sebuah pesta yang merayakan Louella Parsons di klub malam Ciro's pada Mei 1953

Dyer menyatakan bahwa citra bintang Monroe utamanya terbentuk dari sorotan laki-laki dan bahwa ia biasanya memerankan "seorang gadis", yang terdefinisi lewat gendernya, dalam film-filmnya.[284] Peran-perannya hampir selalu menjadi gadis paduan suara, sekretaris atau peragawati; pekerjaan-pekerjaan dimana "wanita tampil untuk kesenangan pria."[284] Sarjana film Thomas Harris, yang juga menganalisis citra publik Monroe pada 1957, menyatakan bahwa akar kelas pekerjannya dan kurangnya keterlibatan keluarga membuatnya tampil lebih seksual, "gagasan teman sepermainan", berseberangan dengan tokoh sezamannya, Grace Kelly, yang juga dikenal sebagai orang berambut pirang atraktif, namun karena ia berasal dari kalangan kelas atas, ia lebih tampak sebagai aktris tersofistikasi, yang tak dapat diterima bagi sebagian besar penonton laki-laki.[285]

Menurut Dyer, Monroe menjadi "sebuah nama rumah tangga untuk seks secara virtual" pada 1950-an dan "citranya telah menempatkan gagasan-gagasan tentang moralitas dan seksualitas yang terkarakteristik pada tahun lima puluhan di Amerika", seperti gagasan-gagasan Freud tentang seks, laporan Kinsey (1953), dan The Feminine Mystique (1963) karya Betty Friedan.[286] Dengan menampilkan kevulgaran dan ketidaksadaran akan daya tarik seksnya, Monroe merupakan simbol seks pertama yang menghadirkan seks sebagai hal alami dan tak berbahaya, yang berseberangan dengan femme fatales 1940-an.[287] Spoto menyebutnya sebagai perwujudan dari "gagasan pasca-perang dari gadis Amerika, lebih, butuh pembelaian, menyembah pria, naif, menawarkan seks tanpa tuntutan", yang didukung oleh Molly Haskell yang menyatakan bahwa "ia merupakan fiksi tahun lima puluhan, sebuah kebohongan bahwa seorang wanita tak butuh seksual, yang ia tujukan, atau curahkan, terhadap kebutuhan pria."[288] Orang sezaman Monroe, Norman Mailer menyatakan bahwa "Marilyn mensugestikan seks merupakan hal sulit dan berbahaya bagi orang lain, namun es krim baginya", sementara Groucho Marx mengkarakteristikkannya sebagai "Mae West, Theda Bara, dan Bo Peep yang dicampur jadi satu".[289] Menurut Haskell, karena statusnya sebagai simbol seks, Monroe kurang populer di kalangan perempuan ketimbang pria, karena mereka "tak ingin diidentifikasi dengannya dan tak berniat mendukungnya", meskipun hal tersebut berubah setelah kematiannya.[290]

Dyer juga berpendapat bahwa rambut pirang platinum menjadi tampilan terkenal Monroe karena hal tersebut menjadikannya "tak ambigu secara rasial" dan mengeksklusifkan orang putih saat Gerakan Hak Sipil sedang dimulai, dan bahwa ia dipandang sebagai lambang rasisme dalam budaya populer abad kedua puluh.[291] Banner sepakat bahwa bukan karena Monroe meluncurkan tren aktris pirang platinum bertepatan saat Gerakan Hak Sipil, namun juga mengkritik Dyer, dengan menekankan bahwa kehidupan pribadinya yang sangat dipublikasi membuat Monroe berkaitan dengan orang-orang yang dipandang sebagai "etnis kulit putih", seperti Joe DiMaggio (Italia-Amerika) dan Arthur Miller (Yahudi).[292] Menurut Banner, ia kadang menantang norma-norma rasial dalam foto-foto publisitasnya; contohnya, dalam sebuah gambar yang ditampilkan dalam majalah Look pada 1951, ia tampil mengenakan busana ketat saat sedang berpraktik dengan pelatih nyanyi Afrika-Amerika Phil Moore.[293]

 
Monroe mengiklankan sampo pada 1953

Monroe dipandang sebagai bintang Amerika secara spesifik, "sebuah lembaga negara yang juga mengenalkan hot dog, pai apel, atau bisbol" menurut Photoplay.[294] Banner menyebutnya simbol populuxe, seorang bintang bercitra glamour dan bahagia yang "membantu negara tersebut keluar dari paranoianya pada 1950-an saat Perang Dingin, bom atom, dan komunis totalitarian Uni Soviet".[295] Sejarawan Fiona Handyside menyatakan bahwa para audien perempuan Prancis mengaitkan kulit putih dan rambut pirang sebagai modernitas dan kebersihan Amerika, dan sehingga Monroe dipandang menyimbolkan wanita modern dan "bebas" yang hidup dalam lingkup masyarakat.[296] Sejarawan film Laura Mulvey menyatakan bahwa ia mendutai budaya konsumtif Amerika:

Jika Amerika mengekspor demokrasi glamour pada masa pasca-perang, memiskinkan Eropa, film-film dapat menjadi jendela tokonya ... Marilyn Monroe, dengan seluruh atribut Amerikanya dan tonjolan seksualitas, mendatangkan sebuah citra tunggal terhadap ekonomi, politik dan erotis. Pada pertengahan 1950-an, ia berdiri untuk sebuah merek glamour tak berkelas, yang tersedia bagi siapapun yang menggunakan kosmetik, nilon dan peroksida Amerika.[297]

Twentieth Century Fox meraih laba dari ketenaran Monroe dengan meningkatkan beberapa aktris yang mirip dengannya yang meliputi Jayne Mansfield dan Sheree North.[298] Studio-studio lainnya juga berupaya untuk membuat Monroe-Monroe mereka sendiri: Universal Pictures dengan Mamie Van Doren,[299] Columbia Pictures dengan Kim Novak,[300] dan Rank Organisation dengan Diana Dors.[301]

Warisan

 
Monroe pada tahun 1953

Menurut The Guide to United States Popular Culture, "sebagai ikon budaya populer Amerika, beberapa pesaing Monroe dalam popularitas meliputi Elvis Presley dan Mickey Mouse ... tak ada bintang lainnya yang pernah terinspirasi pada rangkaian emosi besar semacam itu – dari berani sampai malu, dari iri sampai berbelas kasihan."[302] Sejarawan seni Gail Levin menyatakan bahwa Monroe telah menjadi "tokoh paling sering difoto pada abad ke-20",[303] dan The American Film Institute mengangkatnya menjadi legenda layar lebar perempuan terbesar keenam dalam sejarah film Amerika. Smithsonian Institution mencantumkannya pada daftar "100 Tokoh Amerika Paling Signfikan Sepanjang Masa" buatan mereka,[304] dan Variety dan VH1 menempatkannya pada peringkat sepuluh besar dalam peringkat ikon budaya populer terbesar mereka pada abad kedua puluh.[305][306] Ratusan buku menjelaskan tentang Monroe, ia telah telah menjadi subyek film, permainan panggung, opera dan lagu, dan mempengaruh artis-artis dan para entertainer seperti Andy Warhol dan Madonna.[307][308] Ia juga masih menjadi merek bernilai:[309] citra dan namanya dilisensikan untuk ratusan produk, dan ia muncul dalam periklanan untuk perusahaan-perusahaan antar-negara dan merek-merek seperti Max Factor, Chanel, Mercedes-Benz, dan Absolut Vodka.[310][311]

Ketenaran Monroe dikaitkan dengan citra publiknya yang berseberangan.[312] Di satu sisi, ia merupakan simbol seks, ikon kecantikan dan salah satu bintang sinema Hollywood klasik paling terkenal.[313][314][315] Di sisi lain, ia juga dikenang karena ketegangan kehidupan pribadinya, masa kecil yang tak stabil, perjuangan demi penghormatan profesional, dan kematiannya dan teori-teori konspirasi yang menyelimutinya.[316] Ia telah dituliskan oleh para sarjana dan jurnalis yang meminati gender dan feminisme,[317] seperti Gloria Steinem, Jacqueline Rose,[318] Molly Haskell,[319] Sarah Churchwell,[311] dan Lois Banner.[320] Beberapa orang seperti Steinem, memandangnya sebagai korban sistem studio.[317][321] Yang lainnya, seperti Haskell,[322] Rose,[318] dan Churchwell,[311] menyoroti peran proaktif Monroe dalam kariernya dan keikutsertaannya dalam pembentukan pesona publiknya.

 
Panel kiri dari artis pop lukisan Marilyn Triptych (1962) karya James Gill

Karena ketenaran dan ketegangan kehidupan pribadinya saling berseberangan, Monroe sangat sering dibahas dalam diskusi-diskusi besar tentang fenomena modern seperti media massa, ketenaran, dan budaya konsumerisme.[323] Menurut akademisi Susanne Hamscha, karena keberadaannya dalam diskusi-diskusi terkini tentang masyarakat modern, Monroe "tak pernah secara bulat berada dalam satu waktu atau tempat" namun telah menjadi "sebuah permukaan dimana penjelasan-penjelasan budaya Amerika dapat di(re)konstruksi", dan "berfungsi sebagai kekhasan budaya yang dapat direproduksi, ditransformasi, diterjemahkan dalam konteks-konteks, dan dilakukan oleh orang lain".[323] Demikian pula dengan Banner yang menyatakan bahwa Monroe merupakan "pemberi bentuk abadi" yang dibuat ulang oleh "setiap generasi, bahkan setiap individual ... untuk spesifikasi mereka sendiri".[324]

Meskipun Monroe masih menjadi ikon kebudayaannya, para kritikus terpecah terhadap warisannya sebagai seorang aktris. David Thomson menyebut perwujudan karyanya "tak tergantikan"[325] dan Pauline Kael menyatakan bahwa ia tak dapat berakting, namun lebih "menggunakan kekurangan kemampuan aktris untuk memasuki ranah publik. Ia telah menyaksikan atau wujudkan atau tekankan untuk menurunkan kue keju dalam akting – dan vice versa; ia melakukan apa yang orang lain 'rasa bagus' yang tak dilakukan".[326] Sebaliknya, menurut Peter Bradshaw, Monroe adalah seorang komedian berbakat yang "memahami bagaimana komedi meraih dampaknya",[327] dan Roger Ebert menyatakan bahwa "eksentrisitas dan pemikiran Monroe terhadap pengambilan gambar menjadi terkenal, namun studio-studio yang lama mengambilnya karena aktris manapun akan dimasukkan daftar gelap karena mereka mengembalikan layar lebar menjadi magis".[328] Demikian pula dengan Jonathan Rosenbaum yang menyatakan bahwa "ia menampilkan konten seksis dari materialnya" dan bahwa "kesulitan beberapa orang menyoroti intelijensi Monroe sebagai aktris dipandang berakar dalam ideologi era represif, saat wanita superfeminim tak ingin menjunjung kecerdasan".[329]

Filmografi

Catatan

  1. ^ Gladys menamai Mortensen sebagai ayah Monroe dalam sertifikat kelahiran (meskipun nama tersebut salah tulis),[11] namun tampaknya ia bukanlah ayahnya.[12] Biografer Fred Guiles dan Lois Banner menyatakan bahwa tampaknya ayahnya adalah Charles Stanley Gifford, seorang buruh yang menjalin hubung dengan Gladys pada 1925, sementara Donald Spoto berpikir tampaknya pekerja lainnya adalah ayahnya.[13]
  2. ^ Monroe berkata bahwa ia mengalami pelecehan seksual dari seorang penghuni penginapan ketika ia berusia delapan tahun kepada biografernya Ben Hecht pada 1953–1954 dan Maurice Zolotow pada 1960, dan dalam wawancara Paris Match dan Cosmopolitan.[25] Meskipun ia menolak memberitahukan nama dari pelakunya, Banner percaya bahwa pelakunya adalah George Atkinson, karena ia adalah pemilik penginapan dan mengangkat Monroe ketika ia berusia delapan tahun; Banner juga menyatakan bahwa deskripsi pelaku yang dibuat Monroe sama dengan deskripsi lainnya dari Atkinson.[26] Banner berpendapat bahwa pelakunya berdampak besar dalam masalah kesehatan mental Monroe, dan juga menyatakan bahwa karena bahasan tersebut merupakan hal tabu pada pertengahan abad Amerika Serikat, pengakuan Monroe secara terbuka tersebut merupakan hal tak lazim.[27] Spoto tidak menyebutkan peristiwa tersebut namun menyatakan bahwa Monroe mengalami pelecehan seksual dari suami Grace pada 1937 dan dari seorang sepupu ketika tinggal dengan seorang kerabat pada 1938.[28] Barbara Leaming mengakui pernyataan pelecehan yang dibuat oleh Monroe, namun biografer Fred Guiles, Anthony Summers dan Carl Rollyson meragukan peristiwa tersebut karena kurangnya bukti terkait pernyataan Monroe.[29]
  3. ^ Pemilik RKO Howard Hughes telah mengeluarkan minat dengan Monroe setelah melihatnya pada sebuah sampul majalah.[56]
  4. ^ Terkadang diklaim bahwa Monroe tampil sebagai pemeran tambahan dalam film-film Fox lainnya pada masa tersebut, yang meliputi Green Grass of Wyoming, The Shocking Miss Pilgrim, dan You Were Meant For Me, namun tak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.[63]
  5. ^ Monroe dan Greene mula-mula bertemu dan menjalin hubungan pada 1949, dan bertemu laghi pada 1953, saat ia memfotonya untuk majalah Look. Ia berkata kepadanya tentang keinginannya untuk memiliki sebuah studio, dan Greene bersepakat bahwa mereka akan memulai perusahaan studio milik mereka sendiri.[150]
  6. ^ Monroe giat melakukan psikoanalisis dari 1955 sampai ia meninggal pada 1962. Analis-analisnya adalah psikiatris Margaret Hohenberg (1955–57), Anna Freud (1957), Marianne Kris (1957–61), dan Ralph Greenson (1960–62).[160]
  7. ^ Monroe mengidentifikasikan orang Yahudi sebagai "kelompok terbuang" dan ingin berpindah agama untuk menjadikan dirinya sendiri sebagai bagian dari keluarga Miller.[174] Ia diinstruksikan oleh Rabbi Robert Goldberg dan berpindah agama pada 1 Juli 1956.[173] Peminatan Monroe dalam Yudaisme sebagai agama terbatas: ia menyebut dirinya sendiri sebagai "ateis Yahudi" dan setelah ia bercerai dari Miller, tidak mempraktikkan kepercayaan tersebut disamping menyimpan beberapa barang keagamaan.[173] Mesir juga mengangkat pencekalannya setelah perceraian diakhiri pada 1961.[173]
  8. ^ Hal tersebut juga menyebabkan ia mengalami luka menstruasi sepanjang hidupnya, yang membuatnya cuti dari kontrak pekerjaan selama periode tersebut, dan menjalani beberapa pembedahan.[193] Monroe terkadang dituduh menjalani aborsi beberapa kali, dan bahwa aborsi tak aman dibuat oleh orang-orang tanpa pelatihan media turut berkontribusi pada ketidakmampuannya untuk hamil.[194] Rumor-rumor aborsi dimulai dari pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh Amy Greene, istri Milton Greene, namun tak didukung oleh bukti kuat manapun.[195]
  9. ^ Monroe mula-mula melarikan dirinya sendiri ke Payne Whitney Psychiatric Clinic di New York, atas nasihat psikiatris Marianne Kris.[230] Kris kemudian menyatakan bahwa rumah sakit pilihannya salah: Monroe ditempatkan pada sebuah tempat bagi orang sakit mental dengan psikosis, dimana ia dikunci dalam sebuah ruang tertutup dan tidak boleh bergerak melebihi ruang tersebut atau meninggalkan rumah sakit.[230] Monroe akhirnya boleh meninggalkan rumah sakit setelah tuga hari dengan bantuan Joe DiMaggio, dan berpindah ke Columbia University Medical Center dimana ia menetap disana selama 23 hari beriikutnya.[230]
  10. ^ Monroe dan Kennedy menjalin hubungan pertemanan dan familiar satu sama lain. Meskipun mereka terkadang dituduh menjalin hubungan seksual, tak ada bukti bahwa hubungan mereka serius.[237]

Referensi

  1. ^ Hertel, Howard; Heff, Don (August 6, 1962). "Marilyn Monroe Dies; Pills Blamed". Los Angeles Times. Tribune Publishing. Diakses tanggal September 23, 2015. 
  2. ^ Chapman 2001, hlm. 542–543; Hall 2006, hlm. 468.
  3. ^ Spoto 2001, hlm. 3, 13–14; Banner 2012, hlm. 13.
  4. ^ Spoto 2001, hlm. 9–10; Rollyson 2014, hlm. 26–29.
  5. ^ Miracle & Miracle 1994, hlm. see family tree.
  6. ^ Spoto 2001, hlm. 7–9; Banner 2012, hlm. 19.
  7. ^ Spoto 2001, hlm. 7–9.
  8. ^ Spoto 2001, hlm. 88, for first meeting in 1944; Banner 2012, hlm. 72, for mother telling Monroe of sister in 1938.
  9. ^ Churchwell 2004, hlm. 150, citing Spoto and Summers; Banner 2012, hlm. 24–25.
  10. ^ Spoto 2001, hlm. 17, 57.
  11. ^ Churchwell 2004, hlm. 150, citing Spoto, Summers and Guiles.
  12. ^ Churchwell 2004, hlm. 149–152; Banner 2012, hlm. 26; Spoto 2001, hlm. 13.
  13. ^ Churchwell 2004, hlm. 152; Banner 2012, hlm. 26; Spoto 2001, hlm. 13.
  14. ^ a b c Spoto 2001, hlm. 17–26; Banner 2012, hlm. 32–35.
  15. ^ Spoto 2001, hlm. 16–17; Churchwell 2004, hlm. 164; Banner 2012, hlm. 22–32.
  16. ^ Banner 2012, hlm. 32–33.
  17. ^ Banner 2012.
  18. ^ Spoto 2001, hlm. 26–28; Banner 2012, hlm. 35–39.
  19. ^ Churchwell 2004, hlm. 155–156.
  20. ^ Churchwell 2004, hlm. 155–156; Banner 2012, hlm. 39–40.
  21. ^ Spoto 2001, hlm. 100–101, 106–107, 215–216; Banner 2012, hlm. 39–42, 45–47, 62, 72, 91, 205.
  22. ^ Meryman, Richard (September 14, 2007). "Great interviews of the 20th century: "When you're famous you run into human nature in a raw kind of way"". The Guardian. Guardian Media Group. Diakses tanggal October 21, 2015. 
  23. ^ Spoto 2001, hlm. 40–49; Churchwell 2004, hlm. 165; Banner 2012, hlm. 40–62.
  24. ^ Spoto 2001, hlm. 33–40; Banner 2012, hlm. 40–54.
  25. ^ Banner 2012, hlm. 48–49.
  26. ^ Banner 2012, hlm. 40–59.
  27. ^ Banner 2012, hlm. 7, 40–59.
  28. ^ Spoto 2001, hlm. 55; Churchwell 2004, hlm. 166–173.
  29. ^ Churchwell 2004, hlm. 166–173.
  30. ^ Banner 2012, hlm. 27, 54–73.
  31. ^ Banner 2012, hlm. 47–48.
  32. ^ Spoto 2001, hlm. 44–45; Churchwell 2004, hlm. 165–166; Banner 2012, hlm. 62–63.
  33. ^ Banner 2012, hlm. 60-63.
  34. ^ Spoto 2001, hlm. 49–50; Banner 2012, hlm. 62–63 (see also footnotes), 455.
  35. ^ Spoto 2001, hlm. 49–50; Banner 2012, hlm. 62–63, 455.
  36. ^ Banner 2012, hlm. 62–64.
  37. ^ Spoto 2001, hlm. 51–67; Banner 2012, hlm. 62–86.
  38. ^ Spoto 2001, hlm. 68–69; Banner 2012, hlm. 75–77.
  39. ^ Banner 2012, hlm. 73–76.
  40. ^ Spoto 2001, hlm. 67–69; Banner 2012, hlm. 86.
  41. ^ Spoto 2001, hlm. 67–69.
  42. ^ Spoto 2001, hlm. 70–75; Banner 2012, hlm. 86–90.
  43. ^ Banner 2012, hlm. 86–90.
  44. ^ Spoto 2001, hlm. 70–75.
  45. ^ Spoto 2001, hlm. 70–78.
  46. ^ a b c Spoto 2001, hlm. 83–86; Banner 2012, hlm. 91–98.
  47. ^ Spoto 2001, hlm. 90–91; Churchwell 2004, hlm. 176.
  48. ^ Spoto 2001, hlm. 90–93; Churchwell 2004, hlm. 176–177.
  49. ^ "YANK USA 1945". Wartime Press. Diakses tanggal January 13, 2012. 
  50. ^ Banner 2012, hlm. 103–104.
  51. ^ Spoto 2001, hlm. 93–95; Banner 2012, hlm. 105–108.
  52. ^ Spoto 2001, hlm. 95–107.
  53. ^ Spoto 2001, hlm. 95, for statement & covers; Banner 2012, hlm. 109, for Snively's statement.
  54. ^ Spoto 2001, hlm. 110–111.
  55. ^ Spoto 2001, hlm. 110–112; Banner 2012, hlm. 117–119.
  56. ^ Banner 2012, hlm. 119.
  57. ^ Spoto 2001, hlm. 112–114.
  58. ^ Spoto 2001, hlm. 114.
  59. ^ Spoto 2001, hlm. 109.
  60. ^ Spoto 2001, hlm. 118–119.
  61. ^ Spoto 2001, hlm. 119–120; Banner 2012, hlm. 130–131.
  62. ^ Spoto 2001, hlm. 120–121.
  63. ^ a b Churchwell 2004, hlm. 59.
  64. ^ Spoto 2001, hlm. 122–126.
  65. ^ Spoto 2001, hlm. 120–121, 126; Banner 2012, hlm. 133.
  66. ^ Spoto 2001, hlm. 122–129; Banner 2012, hlm. 133.
  67. ^ Spoto 2001, hlm. 130–133; Banner 2012, hlm. 133–144.
  68. ^ Churchwell 2004, hlm. 204–216, citing Summers, Spoto and Guiles for Schenck; Banner 2012, hlm. 141–144; Spoto 2001, hlm. 133–134.
  69. ^ Banner 2012, hlm. 139.
  70. ^ a b Spoto 2001, hlm. 133–134.
  71. ^ Spoto 2001, hlm. 141–144.
  72. ^ Banner 2012, hlm. 148.
  73. ^ Summers 1985, hlm. 43.
  74. ^ Spoto 2001, hlm. 145–146; Banner 2012, hlm. 149, 157.
  75. ^ Spoto 2001, hlm. 146; Banner 2012, hlm. 148–149.
  76. ^ Spoto 2001, hlm. 151–153.
  77. ^ Banner 2012, hlm. 149.
  78. ^ Churchwell 2004, hlm. 59–60.
  79. ^ a b Spoto 2001, hlm. 159–162.
  80. ^ Spoto 2001, hlm. 168–170.
  81. ^ Riese & Hitchens 1988, hlm. 228; Spoto 2001, hlm. 182.
  82. ^ Spoto 2001, hlm. 175–177; Banner 2012, hlm. 157.
  83. ^ Spoto 2001, hlm. 183, 191.
  84. ^ Churchwell 2004, hlm. 60.
  85. ^ Spoto 2001, hlm. 179–187; Churchwell 2004, hlm. 60.
  86. ^ Spoto 2001, hlm. 188–189; Banner 2012, hlm. 170–171.
  87. ^ Spoto 2001, hlm. 192.
  88. ^ Spoto 2001, hlm. 180–181; Banner 2012, hlm. 163–167, 181–182 for Kazan and others.
  89. ^ Muir, Florabel (October 19, 1952). "Marilyn Monroe Tells: How to Deal With Wolves". Chicago Tribune. Tribune Publishing. Diakses tanggal October 18, 2015. 
  90. ^ Hopper, Hedda (May 4, 1952). "They Call Her The Blowtorch Blonde". Chicago Tribune. Tribune Publishing. Diakses tanggal October 18, 2015. 
  91. ^ a b Kahana, Yoram (January 30, 2014). "Marilyn: The Globes' Golden Girl". Hollywood Foreign Press Association (HFPA). Diakses tanggal September 11, 2015. 
  92. ^ Spoto 2001, hlm. 201; Banner 2012, hlm. 192.
  93. ^ Summers 1985, hlm. 58; Spoto 2001, hlm. 210–213.
  94. ^ Spoto 2001, hlm. 210–213; Churchwell 2004, hlm. 224–226; Banner 2012, hlm. 194–195.
  95. ^ Spoto 2001, hlm. 210–213; Churchwell 2004, hlm. 61–62, 224–226; Banner 2012, hlm. 194–195.
  96. ^ Spoto 2001, hlm. 224–225.
  97. ^ Churchwell 2004, hlm. 61 for being commercially successful; Banner 2012, hlm. 178 for wishes to not be solely a sex symbol.
  98. ^ Spoto 2001, hlm. 194–195; Churchwell 2004, hlm. 60–61.
  99. ^ Spoto 2001, hlm. 194–195.
  100. ^ "Clash By Night". American Film Institute. Diakses tanggal August 8, 2015. 
  101. ^ Spoto 2001, hlm. 196–197.
  102. ^ Crowther, Bosley (July 19, 1952). "Don't Bother to Knock". The New York Times. Arthur Ochs Sulzberger, Jr. Diakses tanggal August 8, 2015. 
  103. ^ Churchwell 2004, hlm. 61; Banner 2012, hlm. 180.
  104. ^ "Review: Don't Bother to Knock". Variety. Penske Media Corporation. December 31, 1951. Diakses tanggal August 8, 2015. 
  105. ^ Spoto 2001, hlm. 200.
  106. ^ a b c Churchwell 2004, hlm. 62.
  107. ^ Churchwell 2004, hlm. 238.
  108. ^ Spoto 2001, hlm. 139, 195, 233–234, 241, 244, 372.
  109. ^ Spoto 2001, hlm. 328–329; Churchwell 2004, hlm. 51–56; 238; Banner 2012, hlm. , 188–189; 211–214.
  110. ^ "Filmmaker Interview — Gail Levin". PBS. July 19, 2006. Diakses tanggal June 28, 2016. 
  111. ^ Spoto 2001, hlm. 328–329; Churchwell 2004, hlm. 238; Banner 2012, hlm. 211–214, 311.
  112. ^ Churchwell 2004, hlm. 257–264.
  113. ^ Banner 2012, hlm. 189–190, 210-211.
  114. ^ Spoto 2001, hlm. 221; Churchwell 2004, hlm. 61–65; Lev 2013, hlm. 168.
  115. ^ a b "The 2006 Motion Picture Almanac, Top Ten Money Making Stars". Quigley Publishing Company. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 21, 2014. Diakses tanggal August 25, 2008. 
  116. ^ Churchwell 2004, hlm. 233.
  117. ^ Churchwell 2004, hlm. 25, 62.
  118. ^ a b Churchwell 2004, hlm. 62; Banner 2012, hlm. 195–196.
  119. ^ Spoto 2001, hlm. 221; Banner 2012, hlm. 205; Leaming 1998, hlm. 75 on box office figure.
  120. ^ "Niagara Falls Vies With Marilyn Monroe". The New York Times. Arthur Ochs Sulzberger, Jr. January 22, 1953. Diakses tanggal October 18, 2015. 
  121. ^ "Review: 'Niagara'". Variety. Penske Media Corporation. December 31, 1952. Diakses tanggal October 18, 2015. 
  122. ^ a b Spoto 2001, hlm. 236–238; Churchwell 2004, hlm. 234; Banner 2012, hlm. 205–206.
  123. ^ Spoto 2001, hlm. 231; Churchwell 2004, hlm. 64; Banner 2012, hlm. 200; Leaming 1998, hlm. 75–76.
  124. ^ Spoto 2001, hlm. 219–220; Banner 2012, hlm. 177.
  125. ^ Spoto 2001, hlm. 242; Banner 2012, hlm. 208–209.
  126. ^ Solomon 1988, hlm. 89; Churchwell 2004, hlm. 63.
  127. ^ Brogdon, William (July 1, 1953). "Gentlemen Prefer Blondes". Variety. Penske Media Corporation. Diakses tanggal October 18, 2015. 
  128. ^ Crowther, Bosley (July 16, 1953). "Gentlemen Prefer Blondes". The New York Times. Arthur Ochs Sulzberger, Jr. Diakses tanggal October 18, 2015. 
  129. ^ Spoto 2001, hlm. 250.
  130. ^ Spoto 2001, hlm. 238; Churchwell 2004, hlm. 64–65.
  131. ^ Solomon 1988, hlm. 89; Churchwell 2004, hlm. 65; Lev 2013, hlm. 209.
  132. ^ Solomon 1988, hlm. 89.
  133. ^ a b Churchwell 2004, hlm. 217.
  134. ^ Churchwell 2004, hlm. 68.
  135. ^ Churchwell 2004, hlm. 68, 208–209.
  136. ^ Summers 1985, hlm. 92; Spoto 2001, hlm. 254–259.
  137. ^ Spoto 2001, hlm. 260.
  138. ^ Spoto 2001, hlm. 262–263.
  139. ^ Churchwell 2004, hlm. 241.
  140. ^ Spoto 2001, hlm. 267.
  141. ^ a b Spoto 2001, hlm. 271.
  142. ^ Churchwell 2004, hlm. 66–67.
  143. ^ Riese & Hitchens 1988, hlm. 338–440; Spoto 2001, hlm. 277; Churchwell 2004, hlm. 66; Banner 2012, hlm. 227.
  144. ^ a b Spoto 2001, hlm. 283–284.
  145. ^ Spoto 2001, hlm. 284–285; Banner 2012, hlm. 8–9.
  146. ^ Spoto 2001, hlm. 208, 222–223; 262–267, 292; Churchwell 2004, hlm. 243–245; Banner 2012, hlm. 204; 219–221.
  147. ^ Summers 1985, hlm. 103–105; Spoto 2001, hlm. 290–295; Banner 2012, hlm. 224–225.
  148. ^ Spoto 2001, hlm. 331.
  149. ^ Spoto 2001, hlm. 295–298; Churchwell 2004, hlm. 246.
  150. ^ Spoto 2001, hlm. 158–159, 252–254.
  151. ^ Spoto 2001, hlm. 303.
  152. ^ Spoto 2001, hlm. 302–303.
  153. ^ a b Spoto 2001, hlm. 301–302.
  154. ^ Spoto 2001, hlm. 338.
  155. ^ Spoto 2001, hlm. 302.
  156. ^ Monroe 2010, hlm. 78-81.
  157. ^ Spoto 2001, hlm. 327.
  158. ^ Spoto 2001, hlm. 350.
  159. ^ Spoto 2001, hlm. 310–313.
  160. ^ Spoto 2001, hlm. 312–313, 375, 384–385, 421, 459 on years and names.
  161. ^ a b Spoto 2001; Churchwell 2004, hlm. 253, for Miller; Banner 2012, hlm. 285, for Brando.
  162. ^ a b Spoto 2001, hlm. 337; Meyers 2010, hlm. 98.
  163. ^ Summers 1985, hlm. 157; Spoto 2001, hlm. 318–320; Churchwell 2004, hlm. 253–254.
  164. ^ Spoto 2001, hlm. 336–345.
  165. ^ Summers 1985, hlm. 157; Churchwell 2004, hlm. 253–254.
  166. ^ a b c Spoto 2001, hlm. 339–340.
  167. ^ a b Banner 2012, hlm. 296–297.
  168. ^ a b Spoto 2001, hlm. 341.
  169. ^ Spoto 2001, hlm. 345.
  170. ^ Spoto 2001, hlm. 343–345.
  171. ^ Spoto 2001, hlm. 364–365.
  172. ^ Schreck, Tom (November 2014). "Marilyn Monroe's Westchester Wedding; Plus, More County Questions And Answers". Westchester Magazine. 
  173. ^ a b c d Meyers 2010, hlm. 156–157.
  174. ^ Banner 2012, hlm. 256.
  175. ^ Churchwell 2004, hlm. 253–257; Meyers 2010, hlm. 155.
  176. ^ Spoto 2001, hlm. 352–357.
  177. ^ Spoto 2001, hlm. 352–354.
  178. ^ Spoto 2001, hlm. 354–358, for location and time; Banner 2012, hlm. 297, 310.
  179. ^ Banner 2012, hlm. 254.
  180. ^ Spoto 2001, hlm. 358–359; Churchwell 2004, hlm. 69.
  181. ^ Spoto 2001, hlm. 358.
  182. ^ Spoto 2001, hlm. 372.
  183. ^ a b Churchwell 2004, hlm. 258–261.
  184. ^ Spoto 2001, hlm. 370–379; Churchwell 2004, hlm. 258–261; Banner 2012, hlm. 310–311.
  185. ^ Spoto 2001, hlm. 370–379.
  186. ^ a b Spoto 2001, hlm. 368–376; Banner 2012, hlm. 310–314.
  187. ^ Churchwell 2004, hlm. 69; Banner 2012, hlm. 314, for being on time.
  188. ^ Churchwell 2004, hlm. 69.
  189. ^ a b Banner 2012, hlm. 346.
  190. ^ Spoto 2001, hlm. 381–382.
  191. ^ Spoto 2001, hlm. 392–393.
  192. ^ Spoto 2001, hlm. 406–407.
  193. ^ a b Churchwell 2004, hlm. 274–277.
  194. ^ Churchwell 2004, hlm. 271–274; Banner 2012, hlm. 222, 226, 329–30, 335, 362.
  195. ^ Churchwell 2004, hlm. 271–274.
  196. ^ Banner 2012, hlm. 321.
  197. ^ Spoto 2001, hlm. 389–391.
  198. ^ Banner 2012, hlm. 325 on it being a comedy on gender.
  199. ^ Banner 2012, hlm. 325.
  200. ^ Churchwell 2004, hlm. 626.
  201. ^ Spoto 2001, hlm. 399–407; Churchwell 2004, hlm. 262.
  202. ^ Banner 2012, hlm. 327 on "sinking ship" and "phallic symbol"; Rose 2014, hlm. 100 for full quote.
  203. ^ a b Churchwell 2004, hlm. 262–266; Banner 2012, hlm. 325–327.
  204. ^ Spoto 2001, hlm. 406.
  205. ^ Spoto 2001, hlm. 406; Banner 2012, hlm. 346.
  206. ^ "Review: 'Some Like It Hot'". Variety. Penske Media Corporation. February 24, 1959. Diakses tanggal October 21, 2015. 
  207. ^ "Some Like It Hot". American Film Institute. Diakses tanggal September 5, 2015. 
  208. ^ Christie, Ian (September 2012). "The top 50 Greatest Films of All Time". British Film Institute. Diakses tanggal September 5, 2015. 
  209. ^ a b Churchwell 2004, hlm. 71.
  210. ^ Spoto 2001, hlm. 410–415.
  211. ^ Churchwell 2004, hlm. 72.
  212. ^ Riese & Hitchens 1988, hlm. 270; Churchwell 2004, hlm. 266; Solomon 1988, hlm. 139.
  213. ^ Crowther, Bosley (September 9, 1960). "Movie Review: Let's Make Love (1960)". The New York Times. Arthur Ochs Sulzberger, Jr. Diakses tanggal October 18, 2015. 
  214. ^ Hopper, Hedda (August 25, 1960). "Hedda Finds Marilyn's Film 'Most Vulgar'". Chicago Tribune. Tribune Publishing. Diakses tanggal October 18, 2015. 
  215. ^ Banner 2012, hlm. 335.
  216. ^ a b Churchwell 2004, hlm. 266.
  217. ^ Spoto 2001, hlm. 429–430.
  218. ^ Spoto 2001, hlm. 431–435; Churchwell 2004, hlm. 266–267; Banner 2012, hlm. 352.
  219. ^ a b Spoto 2001, hlm. 435–445; Banner 2012, hlm. 353–356.
  220. ^ Tracy 2010, hlm. 109.
  221. ^ Spoto 2001, hlm. 450–455.
  222. ^ a b Spoto 2001, hlm. 456; Banner 2012, hlm. 361.
  223. ^ "The Misfits". Variety. December 31, 1960. Diakses tanggal November 16, 2016. 
  224. ^ Crowther, Bosley (February 2, 1961). "Movie Review: The Misfits (1961)". The New York Times. Arthur Ochs Sulzberger, Jr. Diakses tanggal October 18, 2015. 
  225. ^ Andrew, Geoff (June 17, 2015). "A Film That Fate Helped Make a Classic: The Misfits". British Film Institute. Diakses tanggal September 10, 2015. 
  226. ^ Tracy 2010, hlm. 96.
  227. ^ McNab, Geoffrey (June 12, 2015). "The Misfits, film review: Marilyn Monroe gives an extraordinary performance". The Independent. Diakses tanggal November 16, 2016. 
  228. ^ Spoto 2001, hlm. 453–454.
  229. ^ Spoto 2001, hlm. 453, for a new role, 466–467 for operations, 456–464 for psychiatric hospital stays.
  230. ^ a b c Spoto 2001, hlm. 456–459.
  231. ^ Spoto 2001, hlm. 464–465, 483, 594–596; Churchwell 2004, hlm. 291.
  232. ^ a b Spoto 2001, hlm. 465–470, 484–485.
  233. ^ Spoto 2001, hlm. 495–496; Churchwell 2004, hlm. 74–75.
  234. ^ Churchwell 2004, hlm. 258, for the involvement of MMP.
  235. ^ a b Spoto 2001, hlm. 524–525; Banner 2012, hlm. 391–392; Rollyson 2014, hlm. 264–272.
  236. ^ a b Spoto 2001, hlm. 520–521; Churchwell 2004, hlm. 284–285.
  237. ^ Churchwell 2004, hlm. 291–294; Rollyson 2014, hlm. 17; Spoto 2001, hlm. 488–493.
  238. ^ Banner 2012, hlm. 398.
  239. ^ Spoto 2001, hlm. 523.
  240. ^ Churchwell 2004, hlm. 74.
  241. ^ Spoto 2001, hlm. 535.
  242. ^ a b Churchwell 2004, hlm. 75.
  243. ^ Spoto 2001, hlm. 535–536.
  244. ^ Rollyson 2014, hlm. 273–274; 279; Spoto 2001, hlm. 537, 545–549; Banner 2012, hlm. 402.
  245. ^ Spoto 2001, hlm. 538–543; Churchwell 2004, hlm. 285.
  246. ^ Banner 2012, hlm. 401.
  247. ^ Summers 1985, hlm. 301; Spoto 2001, hlm. , 537, 545–549; Banner 2012, hlm. 401–402.
  248. ^ a b c Spoto 2001, hlm. 574–577; Banner 2012, hlm. 410–411.
  249. ^ a b Spoto 2001, hlm. 580–583; Banner 2012, hlm. 411–412.
  250. ^ Banner 2012, hlm. 411.
  251. ^ Spoto 2001, hlm. 580–583; Churchwell 2004, hlm. 302; Banner 2012, hlm. 411–412.
  252. ^ a b Kormam, Seymour (August 18, 1962). "Marilyn Monroe Ruled 'Probable Suicide' Victim". Chicago Tribune. Tribune Publishing. Diakses tanggal October 21, 2015. 
  253. ^ Banner 2012, hlm. 411–413.
  254. ^ Spoto 2001, hlm. 580–583; Banner 2012, hlm. 411–413.
  255. ^ a b Banner 2012, hlm. 427.
  256. ^ Hopper, Hedda (August 6, 1962). "Pill Death Secret Goes With Marilyn". Chicago Tribune. Tribune Publishing. Diakses tanggal September 23, 2015. 
  257. ^ "Brilliant Stardom and Personal Tragedy Punctuated the Life of Marilyn Monroe". The New York Times. Arthur Ochs Sulzberger, Jr. August 6, 1962. Diakses tanggal September 23, 2015. 
  258. ^ a b c Spoto 2001, hlm. 594–597; Banner 2012, hlm. 427–428.
  259. ^ "Top 10 Celebrity Grave Sites: Marilyn Monroe". Time. Time Inc. Diakses tanggal October 15, 2015. 
  260. ^ Churchwell 2004, hlm. 297–318, for different theories proposed by Spoto, Summers, Brown & Barham, and Donald Wolfe.
  261. ^ Spoto 2001, hlm. 605–606; Churchwell 2004, hlm. 88, 300.
  262. ^ Spoto 2001, hlm. 606.
  263. ^ Churchwell 2004, hlm. 33.
  264. ^ a b Banner 2012, hlm. 124, 177.
  265. ^ Banner 2012, hlm. 172–174; Hall 2006, hlm. 489.
  266. ^ Stacey, Michelle (May 2008). "Model Arrangement". Smithsonian Institution. Diakses tanggal September 11, 2015. 
  267. ^ Spoto 2001, hlm. 172–174, 210–215, 566; Churchwell 2004, hlm. 9; Banner 2012, hlm. 172–174.
  268. ^ Banner 2012, hlm. 238.
  269. ^ Banner 2012, hlm. 38, 175, 343.
  270. ^ Churchwell 2004, hlm. 21–26, 181–185.
  271. ^ Dyer 1986, hlm. 33–34; Churchwell 2004, hlm. 25, 57–58; Banner 2012, hlm. 185; Hall 2006, hlm. 489.
  272. ^ Banner 2012, hlm. 194.
  273. ^ a b Dyer 1986, hlm. 19–20.
  274. ^ Churchwell 2004, hlm. 25; Banner 2012, hlm. 246–250.
  275. ^ a b Spoto 2001, hlm. 224–225, 342–343; Churchwell 2004, hlm. 234.
  276. ^ Dyer 1986, hlm. 45; Harris 1991, hlm. 40–44; Banner 2012, hlm. 44–45, 184–185.
  277. ^ Banner 2012, hlm. 44–45.
  278. ^ Banner 2012, hlm. 273–276.
  279. ^ Dotinga, Randy (August 3, 2012). "Marilyn Monroe: Anything but a dumb blonde". The Christian Science Monitor. Diakses tanggal June 16, 2016. 
  280. ^ Banner 2012, hlm. 244.
  281. ^ Churchwell 2004, hlm. 63 for West; Banner 2012, hlm. 325.
  282. ^ Banner 2012, hlm. 170–171.
  283. ^ Banner 2012, hlm. 201.
  284. ^ a b Dyer 1986, hlm. 19, 20.
  285. ^ Harris 1991, hlm. 40–44.
  286. ^ Dyer 1986, hlm. 21; Dyer 1991, hlm. 58.
  287. ^ Dyer 1986, hlm. 29–39.
  288. ^ Haskell 1991, hlm. 256; Spoto 2001, hlm. 249.
  289. ^ Dyer 1986, hlm. 39; Churchwell 2004, hlm. 82.
  290. ^ Dyer 1986, hlm. 57, quoting Haskell.
  291. ^ Dyer 1986, hlm. 40.
  292. ^ Banner 2012, hlm. 254–256.
  293. ^ Banner 2012, hlm. 184.
  294. ^ Banner 2012, hlm. 8.
  295. ^ Banner 2012, hlm. 239–240.
  296. ^ Handyside 2010, hlm. 1–16.
  297. ^ Handyside 2010, hlm. 2, quoting Mulvey.
  298. ^ Spoto 2001, hlm. 396; Belton 2005, hlm. 103.
  299. ^ Spoto 2001, hlm. 396.
  300. ^ Solomon 2010, hlm. 110.
  301. ^ "From the archives: Sex Symbol Diana Dors Dies at 52". The Guardian. May 5, 1964. Diakses tanggal September 11, 2015. 
  302. ^ Chapman 2001, hlm. 542–543.
  303. ^ "Filmmaker interview – Gail Levin". Public Broadcasting Service. July 19, 2006. Diakses tanggal July 11, 2016. 
  304. ^ Frail, T.A. (November 17, 2014). "Meet the 100 Most Significant Americans of All Time". Smithsonian Institution. Diakses tanggal September 10, 2015. 
  305. ^ "Beatles Named 'Icons of Century'". BBC. October 16, 2005. Diakses tanggal September 10, 2015. 
  306. ^ "The 200 Greatest Pop Culture Icons Complete Ranked List" (Siaran pers). VH1. Diakses tanggal September 10, 2015 – via PR Newswire. 
  307. ^ Churchwell 2004, hlm. 12–15; Hamscha 2013, hlm. 119–129.
  308. ^ Schneider, Michel (November 16, 2011). "Michel Schneider's Top 10 Books About Marilyn Monroe". The Guardian. Guardian Media Group. Diakses tanggal August 30, 2015. 
  309. ^ "The Blond Marilyn Monroe". Time. June 14, 1999. Diakses tanggal August 30, 2015. ((Perlu berlangganan (help)). 
  310. ^ Churchwell 2004, hlm. 33, 40.
  311. ^ a b c Churchwell, Sarah (January 9, 2015). "Max Factor Can't Claim Credit for Marilyn Monroe". The Guardian. Guardian Media Group. Diakses tanggal August 30, 2015. 
  312. ^ Fuller & Lloyd 1983, hlm. 309; Marcus 2004, hlm. 17–19, 309; Churchwell 2004, hlm. 21–42.
  313. ^ Churchwell 2004, hlm. 8.
  314. ^ Stromberg, Joseph (August 5, 2011). "Remembering Marilyn Monroe". Smithsonian Institution. Diakses tanggal September 10, 2015. 
  315. ^ Wild, Mary (May 29, 2015). "Marilyn: The Icon". British Film Institute. Diakses tanggal September 10, 2015. 
  316. ^ Fuller & Lloyd 1983, hlm. 309; Steinem & Barris 1987, hlm. 13–15; Churchwell 2004, hlm. 8.
  317. ^ a b "Happy Birthday, Marilyn". The Guardian. Guardian Media Group. May 29, 2001. Diakses tanggal August 30, 2015. 
  318. ^ a b Rose 2014, hlm. 100–137.
  319. ^ Haskell 1991, hlm. 254–265.
  320. ^ Banner, Lois (July 21, 2012). "Marilyn Monroe: Proto-feminist?". The Guardian. Guardian Media Group. Diakses tanggal November 7, 2015. 
  321. ^ Steinem & Barris 1987, hlm. 15–23; Churchwell 2004, hlm. 27–28.
  322. ^ Haskell, Molly (November 22, 1998). "Engineering an Icon". The New York Times. Arthur Ochs Sulzberger, Jr. Diakses tanggal August 30, 2015. 
  323. ^ a b Hamscha 2013, hlm. 119–129.
  324. ^ Banner, Lois (August 5, 2012). "Marilyn Monroe, the Eternal Shape Shifter". Los Angeles Times. Tribune Publishing. Diakses tanggal August 30, 2015. 
  325. ^ Thomson, David (August 6, 2012). "The Inscrutable Life and Death of Marilyn Monroe". New Republic. Diakses tanggal August 30, 2015. 
  326. ^ Kael, Pauline (July 22, 1973). "Marilyn: A Rip-Off With Genius". The New York Times. Arthur Ochs Sulzberger, Jr. Diakses tanggal August 30, 2015. 
  327. ^ Bradshaw, Peter (May 9, 2012). "Cannes and the Magic of Marilyn Monroe". The Guardian. Guardian Media Group. Diakses tanggal August 30, 2015. 
  328. ^ Ebert, Roger (January 9, 2000). "Some Like It Hot". Roger Ebert.com. Diakses tanggal July 11, 2016. 
  329. ^ Rosenbaum, Jonathan (December 1, 2005). "Marilyn Monroe's Brains". Chicago Reader. Diakses tanggal August 30, 2015. 

Sumber

  • Banner, Lois (2012). Marilyn: The Passion and the Paradox. Bloomsbury. ISBN 978-1-4088-3133-5. 
  • Belton, John (2005). American Cinema, American Culture. McGraw Hill. ISBN 978-0-07-288627-6. 
  • Chapman, Gary (2001). "Marilyn Monroe". Dalam Browne, Ray B.; Browne, Pat. The Guide to United States Popular Culture. University of Wisconsin Press. ISBN 978-0-87972-821-2. 
  • Churchwell, Sarah (2004). The Many Lives of Marilyn Monroe. Granta Books. ISBN 978-0-312-42565-4. 
  • Dyer, Richard (1991) [1979]. "Charisma". Dalam Gledhill, Christine. Stardom: Industry of Desire. Routledge. ISBN 978-0-415-05217-7. 
  •  ⸻  (1986). Heavenly Bodies: Film Stars and Society. Routledge. ISBN 0-415-31026-1. 
  • Fuller, Graham; Lloyd, Ann, ed. (1983). Illustrated Who's Who of the Cinema. Macmillan. ISBN 0-02-923450-6. 
  • Hall, Susan G. (2006). American Icons: An Encyclopedia of the People, Places, and Things that Have Shaped Our Culture. Greenwood Publishing Group. ISBN 978-0-275-98429-8. 
  • Hamscha, Susanne (2013). "Thirty Are Better Than One: Marilyn Monroe and the Performance of Americanness". Dalam Rieser, Klaus; Fuchs, Michael; Phillips, Michael. ConFiguring America: Iconic Figures, Visuality, and the American Identity. Intellect. ISBN 978-1-84150-635-7. 
  • Handyside, Fiona (August 2010). "Let's Make Love: Whiteness, Cleanliness and Sexuality in the French Reception of Marilyn Monroe". European Journal of Cultural Studies. 3 (13): 1–16. doi:10.1177/1367549410363198. 
  • Harris, Thomas (1991) [1957]. "The Building of Popular Images: Grace Kelly and Marilyn Monroe". Dalam Gledhill, Christine. Stardom: Industry of Desire. Routledge. ISBN 978-0-415-05217-7. 
  • Haskell, Molly (1991). "From Reverence to Rape: The Treatment of Women in the Movies". Dalam Butler, Jeremy G. Star Texts: Image and Performance in Film and Television. Wayne State University Press. ISBN 0-8143-2312-X. 
  • Leaming, Barbara (1998). Marilyn Monroe. Three Rivers Press. ISBN 0-609-80553-3. 
  • Lev, Peter (2013). Twentieth-Century Fox: The Zanuck–Skouras Years, 1935–1965. University of Texas Press. ISBN 978-0-292-74447-9. 
  • Marcus, Daniel (2004). Happy Days and Wonder Years: The Fifties and Sixties in Contemporary Popular Culture. Rutgers University Press. ISBN 978-0-8135-3391-9. 
  • Meyers, Jeffrey (2010). The Genius and the Goddess: Arthur Miller and Marilyn Monroe. University of Illinois Press. ISBN 978-0-252-03544-9. 
  • Miracle, Berniece Baker; Miracle, Mona Rae (1994). My Sister Marilyn. Algonquin Books. ISBN 0-595-27671-7. 
  • Riese, Randall; Hitchens, Neal (1988). The Unabridged Marilyn. Corgi Books. ISBN 978-0-552-99308-1. 
  • Rollyson, Carl (2014). Marilyn Monroe Day by Day: A Timeline of People, Places and Events. Rowman and Littlefield. ISBN 978-1-4422-3079-8. 
  • Rose, Jacqueline (2014). Women in Dark Times. Bloomsbury. ISBN 978-1-4088-4540-0. 
  • Solomon, Aubrey (1988). Twentieth Century-Fox: A Corporate and Financial History. Scarecrow Press. ISBN 978-0-8108-4244-1. 
  • Solomon, Matthew (2010). "Reflexivity and Metaperformance: Marilyn Monroe, Jayne Mansfield, and Kim Novak". Dalam Palmer, R. Barton. Larger Than Life: Movie Stars of the 1950s. Rutgers University Press. ISBN 978-0-8135-4766-4. 
  • Spoto, Donald (2001). Marilyn Monroe: The Biography. Cooper Square Press. ISBN 978-0-8154-1183-3. 
  • Steinem, Gloria; Barris, George (1987). Marilyn. Victor Gollancz Ltd. ISBN 0-575-03945-0. 
  • Summers, Anthony (1985). Goddess: The Secret Lives of Marilyn Monroe. Victor Gollancz Ltd. ISBN 978-0-575-03641-3. 

Pranala luar