Kabupaten Klaten

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa

Klaten (bahasa Jawa: ꦏ꧀ꦭꦛꦺꦤ꧀, translit. Klathèn) adalah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan berada di Kota Klaten. Kabupaten yang berbatasan dengan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini memiliki jumlah penduduk 1.174.986 jiwa pada tahun 2019 dan mayoritas penduduknya merupakan etnis Jawa.[2]

Kabupaten Klaten
ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀‌ꦏ꧀ꦭꦛꦺꦤ꧀
Kabupatèn Klathèn
Daerah tingkat II
Candi Plaosan Lor
Lambang resmi Kabupaten Klaten
Motto: 
ꦠꦸꦩꦼꦔ​ꦠꦠ​ꦄꦁꦒꦠꦿ​ꦫꦲꦂꦗ
Tumenga Tata Anggatra Raharja
Peta
Peta
Kabupaten Klaten di Jawa
Kabupaten Klaten
Kabupaten Klaten
Peta
Kabupaten Klaten di Indonesia
Kabupaten Klaten
Kabupaten Klaten
Kabupaten Klaten (Indonesia)
Koordinat: 7°41′00″S 110°37′00″E / 7.6833°S 110.6167°E / -7.6833; 110.6167
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Tanggal berdiri-
Dasar hukumUU No. 13/1950
Ibu kotaKota Klaten
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 26 [1]
  • Kelurahan: 10 [1]
  • Desa: 391 [1]
Pemerintahan
 • BupatiHj. Sri Mulyani
 • Wakil BupatiH Yoga Hardaya SH MH
 • Sekretaris DaerahJaka Sawaldi
Luas
 • Total655,56 km2 (25,311 sq mi)
Populasi
 ((2019)[2])
 • Total1.174.986
Demografi
 • AgamaIslam 92,28%
Kristen 6,96%
- Protestan 3,65%
- Katolik 3,31%
Hindu 0,71%
Buddha 0,05%[2]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3310 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0272
Kode Kemendagri33.10 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 1.237.967.327.000.-
Semboyan daerahKlaten Bersinar
(Bersih, Sehat, Indah, Nyaman, Aman, Rapi)
Flora resmiKemuning
Fauna resmiIkan nila
Situs webhttp://www.klatenkab.go.id/
Berkas:Logo Wisata Klaten.jpg
Logo wisata "KLATEN"
Benteng Fort Engelenburg di Klaten (tahun 1929) yang sekarang menjadi Masjid Raya dan Alun-alun

Geografi

Secara geografis Kabupaten Klaten terletak di antara 110°30'-110°45' Bujur Timur dan 7°30'-7°45' Lintang Selatan.

Luas wilayah kabupaten Klaten mencapai 655,56 km². Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta). Di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) serta Kabupaten Magelang dan di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali.[3]

Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi tiga dataran yakni Sebelah Utara Dataran Lereng Gunung Merapi, Sebelah Timur Membujur Dataran Rendah, sebelah Selatan Dataran Gunung Kapur.

Menurut topografi kabupaten Klaten terletak di antara gunung Merapi dan pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75-160 meter di atas permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah berbukit di bagian selatan.

Jarak Kota Klaten dengan Kota Lain se Karesidenan Surakarta:

  • Kota Klaten ke Kota Boyolali: 38 km,
  • Kota Klaten ke Wonogiri: 67 km,
  • Kota Klaten ke Kota Solo: 36 km,
  • Kota Klaten ke Karanganyar: 49 km,
  • Kota Klaten ke Kota Sukoharjo: 47 km,
  • Kota Klaten ke Sragen: 63 km.

Keadaan iklim Kabupaten Klaten termasuk iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun, temperatur udara rata-rata 28°-30° Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153 mm setiap bulannya dengan curah hujan tertinggi bulan Januari (350 mm) dan curah hujan terendah bulan Juli (8 mm).

Topografi

Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi 3 (tiga) dataran:

  1. Dataran Lereng Gunung Merapi membentang di sebelah utara meliputi sebagian kecil sebelah utara wilayah Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom dan Tulung.
  2. Dataran Rendah membujur di tengah meliputi seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten, kecuali sebagian kecil wilayah merupakan dataran lereng Gunung Merapi dan Gunung Kapur.
  3. Dataran Gunung Kapur yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil sebelah selatan Kecamatan Bayat dan Cawas.

Melihat keadaan alamnya yang sebagian besar adalah dataran rendah dan didukung dengan banyaknya sumber air maka daerah Kabupaten Klaten merupakan daerah pertanian yang potensial disamping penghasil kapur, batu kali dan pasir yang berasal dari Gunung Merapi.

Ketinggian daerah:

  • Sekitar 3,72% terletak di antara ketinggian 0 - 100 meter di atas permukaan laut.
  • Terbanyak 83,52% terletak di antara ketinggian 100 - 500 meter di atas permukaan laut.
  • Sisanya 12,76% terletak di antara ketinggian 500 - 2500 meter di atas permukaan laut.

Geologi

Jenis tanah terdiri dari 5 (lima) macam:

  1. Litosol: Bahan induk dari skis kristalin dan batu tulis terdapat di daerah Kecamatan Bayat.
  2. Regosol Kelabu: Bahan induk abu dan pasir vulkanik termedier terdapat di Kecamatan Cawas, Trucuk, Klaten Tengah, Kalikotes, Kebonarum, Klaten Selatan, Karangnongko, Ngawen, Klaten Utara, Ceper, Pedan, Karangdowo, Juwiring, Wonosari, Delanggu, Polanharjo, Karanganom, Tulung dan Jatinom.
  3. Grumusol Kelabu Tua: Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan interme-dier terdapat di daerah Kecamatan Bayat, Cawas sebelah selatan.
  4. Kompleks Regosol Kelabu dan Kelabu Tua: Bahan induk berupa batuk apurnapal terdapat di daerah Kecamatan Klaten Tengah dan Kalikotes sebelah selatan.
  5. Regosol Coklat Kekelabuan: Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier terdapat di daerah Kecamatan Kemalang, Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno dan Wedi.

Batas Wilayah

Utara Boyolali, Sukoharjo
Timur Sukoharjo
Selatan Gunung Kidul DIY
Barat Magelang, Sleman DIY

Sejarah

Sejarah Klaten tersebar di berbagai catatan arsip-arsip kuno dan kolonial, arsip-arsip kuno dan manuskrip Jawa. Catatan itu seperti tertulis dalam Serat Perjanjian Dalem Nata, Serat Ebuk Anyar, Serat Siti Dusun, Sekar Nawala Pradata, Serat Angger Gunung, Serat Angger Sedasa dan Serat Angger Gladag. Dalam bundel arsip Karesidenan Surakarta, sejarah Klaten tercantum dalam Soerakarta Brieven van Buiten Posten, Brieven van den Soesoehoenan 1784-1810, Daghregister van den Residentie Soerakarta 1819, Reporten 1787-1816, Rijksblad Soerakarta dan Staatblad van Nederlandsche Indie. Babad Giyanti, Babad Bedhahipun Karaton Negari Ing Ngayogyakarta, Babad Tanah Jawi dan Babad Sindula juga dapat menjadi sumber lain untuk menelusuri sejarah Klaten. Sejarah Klaten juga dapat ditelusuri dari keberadaan candi-candi Hindu, Buddha maupun barang-barang kuno. Asal muasal desa-desa kuno seperti Pulowatu, Gumulan, Wedihati, Mirah-mirah maupun Upit, juga menunjukan keterangan tepercaya. Peninggalan atau petilasan Ngupit bahkan secara jelas menyebutkan pertanda tanggal yang dimaknai 8 November 66 Masehi oleh Raden Rakai Kayuwangi.

Daerah Kabupaten Klaten pada mulanya adalah bekas daerah swapraja Surakarta. Kasunanan Surakarta terdiri dari beberapa daerah yang merupakan suatu kabupaten. Setiap kabupaten terdiri atas beberapa distrik. Susunan penguasa kabupaten terdiri dari Bupati, Kliwon, Mantri Jaksa, Mantri Kabupaten, Mantri Pembantu, Mantri Distrik, Penghulu, Carik Kabupaten 1 dan 2, Lurah Langsik, dan Langsir. Susunan penguasa Distrik terdiri dari Pamong Distrik (1 orang), Mantri Distrik (5), Carik Kepanawon 1 dan 2 (2 orang), Carik Kemanten (5 orang), serta Kajineman (15 orang).

Pada zaman penjajahan Belanda, tahun 1749, terjadi perubahan susunan penguasa di Kabupaten dan di Distrik. Untuk Jawa dan Madura, semua provinsi dibagi atas kabupaten-kabupaten, kabupaten terbagi atas distrik-distrik, dan setiap distrik dikepalai oleh seorang wedono. Pada tahun 1847, bentuk Kabupaten diubah menjadi Kabupaten Pulisi. Maksud dan tujuan pembentukan Kabupaten Pulisi adalah di samping Kabupaten itu menjalankan fungsi pemerintahan, ditugaskan pula agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan dengan ditentukan batas-batas kekuasaan wilayahnya.

Berdasarkan Nawala Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana Senopati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panata Gama VII, Senin Legi 23 Jumadilakhir Tahun Dal 1775 atau 5 Juni 1847 dalam bab 13 disebutkan:

“……………… Kraton Dalam Surakarta Adiningrat Nganakake Kabupaten cacah enem.……………….”
“……………… Kabupaten cacah enem iku Nagara Surakarta, Kartosuro, Klaten, Boyolali, Ampel, lan Sragen.……………….”
“……………… Para Tumenggung kewajiban rumeksa amrih tata tentreme bawahe dhewe-dhewe serta padha ke bawah marang Raden Adipati.……………….”

Asal nama

Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klathèn.

  1. mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelathi atau buah bibir. Kata kelathi ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya.
  2. menyebutkan Klaten berasal dari kata Melati (bahasa Jawa: Mlathi) yang berubah menjadi kata Klathi, sehingga memudahkan ucapan kata Klathi berubah menjadi kata Klathen. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orang tua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kab. Dati II Klaten Tahun 1992/1993.

Melati adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Abdi dalem Kraton Mataram ini ditugaskan oleh raja untuk menyerahkan bunga Melati dan buah Joho untuk menghitamkan gigi para putri kraton (Serat Narpawada, 1919:1921).

 
Makam Kyai dan Nyai Melati

Guna memenuhi kebutuhan bunga Melati untuk raja, Kyai dan Nyai Mlati menanami sawah milik Raden Ayu Mangunkusuma, istri Raden Tumenggung Mangunkusuma yang saat itu menjabat sebagai Bupati Pulisi Klaten, yang kemudian dipindah tugaskan istana menjadi Wakil Patih Pringgalaya di Surakarta. Tidak ditemukan sumber sejarah tentang akhir riwayat Kyai dan Nyai Melati. Silsilah Kyai dan Nyai Melati juga tidak diketahui. Bahkan penduduk Klaten tidak ada yang mengakui sebagai keturunan dua sosok penting ini.Kyai Melati Sekolekan, nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi Klaten yang sekarang.

Dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Nama Sekolekan adalah bagian darinama Kyai Melati Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah Sekalekan. Di Dukuh Sekalekan itu pula Kyai Melati dimakamkan.

Kyai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan lagi sakti. Karena kesaktiannya itu perkampungan itu aman dari gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kyai Melati dikuburkan di dekat tempat tinggalnya.

Sampai sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kab Klaten, yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950.

Hari jadi

Berdirinya Benteng atau loji Klaten di masa pemerintahan Sunan Paku Buwana IV mempunyai arti penting dalam sejarah Klaten. Pendirian benteng tersebut peletakan batu pertamanya dimulai pada hari sabtu Kliwon, 12 rabiulakir, Langkir, Alit 1731 atau sengkala RUPA MANTRI SWARANING JALAK atau dimaknai sebagai tanggal 28 Juli 1804. Sumber sejarah ini dapat ditemukan dalam Babad Bedhaning Ngayogyakarata dan Geger Sepehi. Catatan sejarah ini oleh pemerintah Kabupaten Klaten melalui Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 sebagai Hari Jadi Kabupaten Klaten yang diperingati setiap tahun.

Perubahan luas daerah

Luas daerah Kabupaten Klaten mengalami beberapa kali perubahan. Klaten pada mulanya adalah tanpa kecamatan Jatinom dan Polanharjo. Kedua kecamatan semula merupakan wilayah kabupaten Boyolali, dan baru digabungkan tanggal 11 Oktober 1895.

Kelurahan

 
Rumah orang Belanda di Klaten (tahun 1904)

Semenjak terbentuknya onderdistrik, daerah onderdistrik terdiri dari beberapa dukuh. Sebagian dukuh-dukuh itu merupakan daerah kekuasaan seorang Demang. Gaji seorang Demang berupa tanah pituas.

Luas tanah pituas antara Demang yang satu dan yang lainnya berbeda-beda, sesuai dengan besar kecilnya jasa yang diberikan kepada Kasunanan. Penerima terkecil dinamakan Bekel, kemudian Demang, Ronggo, dan terbesar disebut Ngabei.

Pada tahun 1914 dibentuk kelurahan, yang merupakan penggabungan dari beberapa dukuh. Tanah pituas yang semula untuk gaji Bekel, Demang, Ronggo, dan Ngabei, diberikan pada kelurahan sebagai milik desa yang kemudian menjadi lungguh pamong desa. Struktur organisasi Kelurahan terdiri dari Lurah, Kamituwa, Carik, Kebayan, Modin, dan Ulu-ulu.

Pada tahun 1957, beberapa kelurahan digabungkan, atas ketentuan kasunanan bahwa setiap Kelurahan paling sedikit harus berpenduduk 1300 orang. Peristiwa itu dikenal sebagai masa kompleks.

Sebelumnya, di Klaten telah dilakukan penggabungan karena alasan lain. Masa kompleks di Klaten telah terjadi sejak tahun 1917. di beberapa onderdistrik, penggabungan Kelurahan dilakukan karena beberapa Kelurahan tidak mempunyai tanah untuk kas desa maupun untuk lungguh pada pegawainya.[4]

Pemerintahan

Berkas:Kantor Bupati Klaten.jpg
Kantor Bupati Klaten

Daftar Bupati

No Bupati Mulai Jabatan Akhir Jabatan Prd. Wakil Bupati Ket.
1 R.T. Mangoendilogo 1852
2 R.T. Soerodirjo 1852 1860
3 R.T. Citrodipoero 1860 1867
4 R.T. Mangoendilogo 1867 1870
5 R.M. T. Mangoenkoesoemo 1870 1887
6 R.T. Citrowardono 1887 1888
7 R.T. Martowardono 1888 1896
8 R.T. Mangoenagoro 1896 1897
9 R.T. Soetonagoro 1897 1912
10 R.T. Mangoennagoro 1912 1916
11 R.T. Martonagoro 1916 1919
12 R.T. Poesponagoro 1919 1931
13 K.R. M. T. Martonagoro /
RM. Iskak Tjondrodipuro
1932 1939
Masa Pemerintahan Indonesia
1 K.R.M.T. Yoedonagoro 1939 1946 1
2   drg. Soedomo 1948 1949 2

(1948)

3   R. Kasiran Brotoatmojo 1950 1952 3

(1950)

4   Mochtar 1952 1957 3

(1952)

4   R. Koesworo 1957 1957 4

(1957)

Pj.
5   Dr. R.M. Adjidarmo Tjokronegoro 1957 1959 5

(1957)

[cat. 1] [cat. 2]
6   R. Ng. Brotopranoto 1959 1960 6

(1959)

Pj.
7   M. Pratikno 1960 1966 7

(1960)

8   R. Ng. S. Harjosantoho 1966 1967 8

(1966)

9   Kol. R. Sutiyoso 1967 1972 9

(1967)

10   Kol. Saibani 1972 1974 10

(1972)

11   Sutono Marto Suwito 1974 1975 11

(1974)

12   Kol. Sumanto 1975 1985 12

(1975)

13

(1980)

13   Kol. Art. H. Suhardjono 1985 1995 14

(1985)

15

(1990)

14   Kol. Inf. H. Kasdi, S.P. 1995 2000 16

(1995)

15   H. Haryanto Wibowo 2000 2005 17 (2000) Wisnu Hardono
16 H. Sunarna, S.E.,M.Hum. 25 November 2005 2 Desember 2015 18

(2005)

Samiadji,S.E.,M.M.
19

(2010)

Hj. Sri Hartini,S.E.
17   Drs. Jaka Sawaldi, M.M. 22 Desember 2015 17 Februari 2016 20

(2015)

18   Hj. Sri Hartini, S.E. 17 Februari 2016 20 November 2017 21

(2016)

Hj.Sri Mulyani [cat. 3]
19   Hj. Sri Mulyani 20 November 2017 17 Februari 2021
_ Dr A P Ir Sujarwanto Dwiatmoko, MSi 25 September 2020 5 Desember 2020
(19)   Hj. Sri Mulyani 26 Februari 2021 Petahana 22 (2021) H. Yoga Hardaya
  Non-partisan / Penugasan Pemerintah

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Klaten dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[6] 2019–2024[7] 2024–2029
PKB 3   4   4
Gerindra 5   5   6
PDI-P 17   19   18
Golkar 8   7   7
NasDem 1   1   1
PKS 5   5   6
Hanura 2   0   0
PAN 5   4   3
Demokrat 2   3   3
PPP 2   2   2
Jumlah Anggota 50   50   50
Jumlah Partai 10   9   9

Kecamatan

Kabupaten Klaten terdiri dari 26 kecamatan, 10 kelurahan, dan 391 desa. Pada tahun 2022, jumlah penduduknya mencapai 1.275.850

jiwa dengan luas wilayah 658,22 km² dan sebaran penduduk 1.792 Jiwa/Km²

jiwa/km².[8][9]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Klaten, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Kodepos[10] Status Daftar
Desa/Kelurahan
33.10.04 Bayat 18 57462 Desa
33.10.05 Cawas 20 57463 Desa
33.10.11 Ceper 18 57465 Desa
33.10.16 Delanggu 16 57471 Desa
33.10.02 Gantiwarno 16 57455 Desa
33.10.20 Jatinom 1 17 57481 Desa
Kelurahan
33.10.08 Jogonalan 18 57452 Desa
33.10.14 Juwiring 19 57472 Desa
33.10.23 Kalikotes 7 57451 Desa
33.10.18 Karanganom 19 57475 Desa
33.10.13 Karangdowo 19 57464 Desa
33.10.10 Karangnongko 14 57483 Desa
33.10.07 Kebonarum 7 57486 Desa
33.10.21 Kemalang 13 57484 Desa
33.10.26 Klaten Selatan 1 11 57421-57427 Desa
Kelurahan
33.10.25 Klaten Tengah 6 3 57411-57419 Desa
Kelurahan
33.10.24 Klaten Utara 2 6 57431-57438 Desa
Kelurahan
33.10.09 Manisrenggo 16 57485 Desa
33.10.22 Ngawen 13 57466 Desa
33.10.12 Pedan 14 57468 Desa
33.10.17 Polanharjo 18 57474 Desa
33.10.01 Prambanan 16 57454 Desa
33.10.06 Trucuk 18 57467 Desa
33.10.19 Tulung 18 57482 Desa
33.10.03 Wedi 19 57461 Desa
33.10.15 Wonosari 18 57473 Desa
TOTAL 10 391


Ibu kota kabupaten ini berada di Kota Klaten, yang terdiri atas tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah, dan Klaten Selatan. Kota Klaten dulunya merupakan kota administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Kota Administratif Klaten kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Klaten.

Daftar kecamatan di Kabupaten Klaten beserta data lainnya Tahun 2014

Nama kecamatan Hanacaraka Transliterasi Jumlah penduduk Luas wilayah (km2) Jumlah kelurahan Jumlah desa
Prambanan ꦥꦿꦩ꧀ꦧꦤꦤ꧀ || Prambanan || 48.521 Jiwa || 24,3 km2 || ||16
Gantiwarno ꦒꦤ꧀ꦠꦶꦮꦂꦤ || Gantiwarna || 34.339 Jiwa || 25,64 km2 || ||16
Wedi ꦮꦼꦝꦶ || Wedhi || 47.226 Jiwa || 24,38 km2 || ||19
Bayat ꦧꦪꦠ꧀ || Bayat || 53.065 Jiwa || 39,43 km2 || ||18
Cawas ꦕꦮꦱ꧀ || Cawas || 50.424 Jiwa || 34,47 km2 || ||20
Trucuk ꦠꦿꦸꦕꦸꦏ꧀ || Trucuk || 70.346 Jiwa || 33,81 km2 || ||18
Kalikotes ꦏꦭꦶꦏꦺꦴꦠꦺꦱ꧀ || Kalikotès || 33.296 Jiwa || 12,98 km2 || ||7
Kebonarum ꦏꦼꦧꦺꦴꦤꦫꦸꦩ꧀ || Kebonarum || 17.845 Jiwa || 09,67 km2 || ||7
Jogonalan ꦗꦒꦤꦭꦤ꧀ || Jaganalan || 54.059 Jiwa || 26,70 km2 || ||18
Manisrenggo ꦩꦤꦶꦱꦽꦁꦒ || Manisrengga || 39.342 Jiwa || 26,96 km2 || ||16
Karangnongko ꦏꦫꦁꦤꦁꦏ || Karangnangka || 32.508 Jiwa || 26,74 km2 || ||14
Ngawen ꦔꦮꦺꦤ꧀ || Ngawèn || 40.453 Jiwa || 16,97 km2 || ||13
Ceper ꦕꦺꦥꦺꦂ || Cèpèr || 58.634 Jiwa || 24,45 km2 || ||18
Pedan ꦥꦺꦢꦤ꧀ || Pédan || 42.657 Jiwa || 19,17 km2 || ||14
Karangdowo ꦏꦫꦁꦢꦮ || Karangdawa || 38.563 Jiwa || 29,23 km2 || ||19
Juwiring ꦗꦸꦮꦶꦫꦶꦁ || Juwiring || 53.708 Jiwa || 29,79 km2 || ||19
Wonosari ꦮꦤꦱꦫꦶ || Wanasari || 58.214 Jiwa || 31,14 km2 || ||18
Delanggu ꦢꦼꦭꦁꦒꦸ || Dêlanggu || 39.474 Jiwa || 18,78 km2 || ||16
Polanharjo ꦥꦺꦴꦭꦤ꧀ꦲꦂꦗ || Polanharja || 36.480 Jiwa || 23,84 km2 || ||18
Karanganom ꦏꦫꦔꦤꦺꦴꦩ꧀ || Karanganom || 40.784 Jiwa || 24,06 km2 || ||19
Tulung ꦠꦸꦭꦸꦁ || Tulung || 45.499 Jiwa || 32,00 km2 || ||18
Jatinom ꦗꦠꦶꦤꦺꦴꦩ꧀ || Jatinom || 53.819 Jiwa || 35,53 km2 ||1||17
Kemalang ꦏꦼꦩꦭꦁ || Kemalang || 35.446 Jiwa || 51,66 km2 || ||13
Klaten Selatan ꦏ꧀ꦭꦛꦺꦤ꧀​ꦏꦶꦢꦸꦭ꧀ || Klathèn Kidul || 42.413 Jiwa || 14,43 km2 ||1||11
Klaten Tengah ꦏ꧀ꦭꦛꦺꦤ꧀​ꦠꦼꦔꦃ || Klathèn Tengah || 39.981 Jiwa || 08,92 km2 ||6||3
Klaten Utara ꦏ꧀ꦭꦛꦺꦤ꧀​ꦭꦺꦴꦂ || Klathèn Lor || 46.147 Jiwa || 10,38 km2 ||2||6

Wacana pemekaran Kota Klaten

Mengingat Kota Klaten adalah sebuah bentukan kota baru sebagai kota administratif pada tahun 1986 dengan ciri yang menunjukkan wilayah perkotaan, maka muncul wacana untuk membentuk Kota Klaten sebagai suatu pemerintahan kota sendiri. Bentukan kota administratif yang lain sebagian besar telah menjadi daerah otonom mandiri, sedang sebagian kecil yang belum kini bergiat untuk menyusul menjadi sebuah kota otonom, termasuk Kota Klaten.

Adapun jika wacana pemekaran wilayah kota dan kabupaten direalisasikan, maka wilayah Klaten akan menjadi dua.

  • Kota Klaten akan membentuk daerah otonom mandiri dengan 3 kecamatan:
  1. Klaten Utara,
  2. Klaten Tengah,
  3. Klaten Selatan.
  • Ibu kota kabupaten dipindah ke Delanggu dengan wilayah kabupaten sebagaimana wilayah Kabupaten Klaten saat ini dikurangi wilayah Kota Klaten.

Masing-masing wilayah dapat mengembangkan wilayahnya, mengingat di kedua wilayah tersebut memiliki pemasukan pendapatan masing-masing yang selama ini digabungkan menjadi APBD Kabupaten Klaten. Pendapatan daerah Kota Klaten terletak pada aktivitas perdagangan serta pajak-pajak pasar, kios pertokoan, dan perusahaan yang cukup untuk anggaran sebuah pemerintahan kota. Sementara pendapatan Kabupaten Klaten banyak dari sektor pertanian, perdagangan, dan pariwisata, yang berarti dapat menyokong anggaran wilayah kabupaten.

Wacana pemekaran wilayah Kota Klaten menjadi sebuah pemerintahan kota sendiri terlepas dari kabupaten induknya sudah mulai bermunculan walau belum begitu menjamur, mengingat bekas kotif lain seperti Jember dan Purwokerto juga bergerak menuju terbentuknya daerah otonom baru. Sayangnya, pembangunan di Kota Klaten sejak era reformasi tidak begitu tampak. Perlu adanya pembangunan bersifat perkotaan untuk dapat mewujudkan Kota Klaten sebagai kota yang mandiri, serta dapat lebih menyejahterakan masyarakat di kedua belah wilayah tersebut.

Lambang daerah

  • Mahkota Kerajaan: Melambangkan kebesaran/keagungan cita-cita.
  • Orang Yang Bersemedi dengan Rambut Terurai, Kaki Berbentuk Pita Bertuliskan KLATEN: Orang dengan tekad yang teguh dan suci menuju cita-cita Kab Klaten.
  • Perisai Warna Kuning Emas dengan Bingkai Segi Lima Warna Putih: Menggambarkan perlindungan rakyat menuju zaman keemasan “Toto Tentrem Kerto Raharjo” dengan prinsip kebajikan, kejujuran, keadilan dan kebenaran.
  • Padi dan Kapas: Mencerminkan sandang dan pangan dari hasil pertanian dan perkebunan padi warna kuning emas jumlah 28 kapas warna putih jumlah 10
  • Tulisan Menyerupai Huruf Jawa: “Tumengo Toto Anggotro Raharjo “ artinya 0591 (1950) Hari jadi Pemerintah Kab Klaten (ditanah jawa) 28-10-1950
  • Gunungan Warna Biru Muda: Gunungan berarti pembukaan, sedangkan Warna biru muda berarti warna cerah, tenang dan tenteram, yaitu tanda pembukaan berdirinya Pemerintah Kab Klaten dan membuka keadaan baru yang tenang dan tenteram.
  • Rantai Warna Kuning Melingkar Dibatang Pada dan Kapas: Menggambarkan persatuan dan kegotong royongan rakyat.
  • Bambu Runcing dan Api: Merupakan simbul perjuangan yang berkobar dan menyala menuju cita-cita yang suci dan mulia.
  • Tugu Warna Putih: Diartikan sebagai peringatan dari perjuangan yang suci
  • Pohon Beringin Beserta Akarnya Berwarna Hijau: Simbol pengayoman dan perlindungan rakyat menuju keadaan sosial ekonomi yang merata, adil dan makmur.
  • Warna Hitam Pada Dasar Lambang: Hitam berarti kuat, tegas, kekal. Maksudnya lambang ini bersifat kuat, tegas dan kekal, baik isi maupun tujuannya.

Pariwisata

 
Stasiun kereta api Klaten (tahun 1903-1910)

Berikut beberapa pariwisata yang terdapat di Kabupaten Klaten

Wisata alam

  • Rowo Jombor
  • Deles Indah
  • Wisata Air Cokro
  • Wisata Air Janti
  • Menara Air Klaten
  • Umbul Ponggok
  • Wisata Air Water Gong Polanharjo
  • Kolam Renang Pluneng, Kebonarum
  • Kolam Renang Umbul Susuhan, Jatinom
  • Umbul Sigedang
  • Umbul Siblarak
  • Umbul Gedaren, Jatinom
  • Umbul Jolotundo, Jatinom
  • Umbul Manten, Polanharjo
  • Umbul Asri, Polanharjo

Wisata sejarah

Di Jatinom, upacara tradisional Sebaran Apem Yaqowiyu diadakan setiap bulan Sapar. Di Palar, Trucuk, Klaten bersemayam pujangga dari Kraton Solo bernama Ronggo Warsito. Keindahan alam dapat dinikmati di daerah Deles, sebuah tempat sejuk di lereng Gunung Merapi. Rowo Jombor tempat favorit untuk melihat waduk. Terdapat juga Museum Gula, di Gondang Winangun yang terletak sepanjang jalan Klaten - Yogyakarta.

Di Kecamatan Tulung sebelah timur terdapat serangkaian tempat bermunculannya mata air pegunungan yang mengalir sepanjang tahun, dan dijadikan objek wisata. Wisata yang bisa dinikmati di sana adalah wisata memancing dan pemandian air segar. Banyak tempat pemandian yang bisa dikunjungi baik yang berbayar maupun tidak berbayar, seperti Umbul Nilo (gratis), Umbul Penganten (gratis), Umbul Ponggok (berbayar), Umbul Cokro (berbayar) dan umbul lainnya. Namun kalau untuk wisata memancing semua harus berbayar karena dikelola oleh usaha warga. Letak pemancingan yang terkenal adalah di desa Janti. Sambil memancing pengunjung dapat juga menikmati masakan ikan nila, lele, atau mas goreng berbumbu sambal khas dengan harga sangat terjangkau. Tiap hari libur perkampungan ini sering mengalami kemacetan karena membludaknya pengunjung dari kota Solo, Semarang dan Yogya.

Di Kecamatan Bayat, Klaten, tepatnya di kelurahan Paseban, Bayat, Klaten terdapat Makam Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran atau Sunan Tembayat yang memiliki desain arsitektur gerbang gapura Majapahit. Sunan Tembayat ini dahulu dikenal sebelum menjadi Sunan, dia adalah Bupati Semarang yang kemudian berkelana dalam hal keagamaan. Makam ini menjadi salah satu tempat wisata ziarah Para Wali. Pengunjung dapat memarkir kendaraan di areal parkir serta halaman Kelurahan yang cukup luas. Setelah mendaki sekitar 250 anak tangga, akan ditemui pelataran dan Masjid. Pemandangan dari pelataran akan tampak sangat indah di pagi hari.

Kuliner khas

  • Ayam Bakar Khas Klaten
  • Ayam Panggang Khas Klaten
  • Kepelan asli Pedan (Camilan)
  • Sop Ayam Pecok asli Klaten
  • Nasi Tumpang Lethok
  • Soto Bebek dan Bebek Bacem
  • Swike Kodok
  • Bakmi Miroso
  • Angkringan/HIK
  • Keripik Cakar, Belut, dan Paru (Camilan)
  • Soto Kwali Klaten
  • Jenang Ayu
  • Kepelan
  • Bubur Tumpang

Ekonomi

Produk Klaten yang berpotensi, yaitu:

  • Sentra Industri Konveksi - Wedi
  • Karung Goni - Delanggu
  • Gerabah - Krakitan, Bayat
  • Lurik - Desa Mlese, Ds Tlingsing, Cawas
  • Kerajinan Wayang - Omah Wayang Klaten (danguran Klaten Selatan)
  • Payung Kertas - Juwiring
  • Meubel/ kerajinan kayu - Sajen
  • Handycraft - Karanganom

Transportasi

Stasiun Kereta

  1. Stasiun Brambanan
  2. Stasiun Srowot
  3. Stasiun Klaten
  4. Stasiun Ketandan (Tidak Aktif)
  5. Stasiun Ceper
  6. Stasiun Delanggu

Terminal

  1. Terminal Bus Buntalan Klaten
  2. Terminal Bus Delanggu Klaten
  3. Terminal Bus Penggung Klaten
  4. Terminal Bus Cawas Klaten
  5. Terminal Bus Teloyo Klaten
  6. Terminal Bus Tulung Klaten
  7. Terminal Bus Bendogantungan Klaten

Kesehatan

Rumah sakit

Berikut ini beberapa rumah sakit yang berada di Klaten:

Sumber: Data Rumah Sakit [11]

Puskesmas

Berikut ini beberapa pusat kesehatan masyarakat yang berada di Klaten:

Puskesmas Alamat Jenis (Tipe)
Puskesmas Prambanan Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl. Raya Jogja-Solo KM 19 Kemudo, Prambanan, Klaten Perawatan
Puskesmas Kebondalem Lor Diarsipkan 2016-11-02 di Wayback Machine. Jl. Prambanan No. 45, Kec. Prambanan. Non Perawatan
Puskesmas Gantiwarno Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jabung km 1, Kec. Gantiwarno Perawatan
Puskesmas Wedi Diarsipkan 2016-11-02 di Wayback Machine. Kebonduren, Gadungan, Wedi Non Perawatan
Puskesmas Bayat Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl. Raya Bayat-Cawas, Beluk, Beluk Perawatan
Puskesmas Cawas I Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jalan Tembus Barepan, Barepan, Cawas Perawatan
Puskesmas Cawas II Diarsipkan 2016-10-28 di Wayback Machine. Jl. Raya Cawas - Karangdowo Km.4 Japanan Cawas Non Perawatan
Puskesmas Trucuk I Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl. Kradenan, Trucuk Perawatan
Puskesmas Trucuk II Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl.Wanglu, Telukan, Wanglu Non Perawatan
Puskesmas Kalikotes Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Tambaksari, Gemblegan, Kalikotes Non Perawatan
Puskesmas Kebonarum Jl. Nila Pluneng Kebonarum Non Perawatan
Puskesmas Jogonalan I Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl. Klaten-Jogja Km 6,5 Perawatan
Puskesmas Jogonalan II Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Dompyongan, Jogonalan Non Perawatan
Puskesmas Manisrenggo Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Kranggan Kebonalas Manisrenggo Perawatan
Puskesmas Karangnongko Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl. Raya Karangnongko No.1 Non Perawatan
Puskesmas Ngawen Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl. Raya Klaten - Jatinom Km. 4 Ngawen Non Perawatan
Puskesmas Ceper Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl. Raya Besole Ceper Non Perawatan
Puskesmas Jambukulon Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl.Penggung - Jatinom No.2, Jambukulon, Ceper Non Perawatan
Puskesmas Pedan Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jobodan, Tambakboyo, Pedan Perawatan
Puskesmas Karangdowo Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Sentono, Karangdowo Perawatan
Puskesmas Juwiring Diarsipkan 2016-10-28 di Wayback Machine. Jl. Tanjung-Juwiring, Tanjung, Juwiring Perawatan
Puskesmas Wonosari I Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl. Pakis-Daleman Km.3 Bentangan Wonosari Perawatan
Puskesmas Wonosari II Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Kingkang, Wonosari Non Perawatan
Puskesmas Delanggu Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl. Raya 181 Delanggu Perawatan
Puskesmas Polanharjo Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl. Karanglo Polanharjo Non Perawatan
Puskesmas Karanganom Diarsipkan 2016-10-28 di Wayback Machine. Jl. Penggung - Jatinom Km.4 Non Perawatan
Puskesmas Majegan Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jln Raya Jatinom Boyolali Perawatan
Puskesmas Tulung Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Cokro Tulung Km 6 Non Perawatan
Puskesmas Jatinom Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl. Raya Jatinom Perawatan
Puskesmas Kayumas Diarsipkan 2016-10-28 di Wayback Machine. Ds Kayumas,Kec Jatinom Non Perawatan
Puskesmas Kemalang Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl.Deles,Keputran,Kemalang Perawatan
Puskesmas Klaten Selatan Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Danguran, Klaten Selatan Non Perawatan
Puskesmas Klaten Tengah Diarsipkan 2016-10-27 di Wayback Machine. Jl. Bali No. 6 Non Perawatan
Puskesmas Klaten Utara Diarsipkan 2016-11-02 di Wayback Machine. Jl. Perintis Kemerdekaan Non Perawatan
Data Puskesmas di Kabupaten Klaten
Sumber: Asgar.or.id [12]

Pendidikan

Pendidikan formal TK / RA SD / MI SMP / MTs SMA / MA SMK Perguruan Tinggi Lainnya
Negeri 1 720 81 19 12 1 0
Swasta 999 138 61 19 46 7 12
Total 1000 858 142 38 58 8 12
Data sekolah di Kabupaten Klaten
Sumber: Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Klaten 2016[13]

Komunikasi & Media Massa

Nomor penting dan darurat Kabupaten Klaten

  • Pemda Klaten 321046
  • Pemadam Kebakaran 324113
  • SAR Klaten 324115
  • RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro 326060
  • Stasiun Kereta Api Klaten 321130
  • PMI Klaten 321306
  • PLN Klaten 322029
  • Polres Klaten 321234
  • Satlantas 326055
  • Kantor Pariwisata Klaten 322405
  • Polsek Jatinom 337317
  • Polsek Ketandan 324987
  • Polsek Kebonarum 326810
  • Polsek Wedi 327237
  • Polsek Jogonalan 321411
  • Polsek Prambanan (0274) 496905
  • Polsek Karanganom 337107
  • Polsek Polanharjo 553030
  • Polsek Wonosari 3120601
  • Polsek Delanggu 551110
  • Polsek Juwiring 552772
  • Polsek Ceper 554582
  • Polsek Pedan 897311
  • Polsek Karangdowo (0271) 7083600
  • Polsek Cawas 898100
  • Polsek Bayat 310125
  • Polsek Jogonalan 321411

Referensi

  1. ^ a b c "Luas Wilayah, Desa / Kalurahan, Pedukuhan, Blok Sensus Menurut Kecamatan Di Kabupaten Klaten Tahun 2014". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-22. Diakses tanggal 2016-11-22. 
  2. ^ a b c "Kabupaten Klaten Dalam Angka 2020". BPS Klaten. Diakses tanggal 9 Juni 2020. 
  3. ^ "Geografis dan Letak Geografi". BPS Klaten. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-22. Diakses tanggal 22 November 2016. 
  4. ^ Selintas Hasil Pembangunan Kabupaten Klaten, h. 11-15
  5. ^ "Bupati Sri Hartini Resmi Diberhentikan". Solopos. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-06. Diakses tanggal 5 Januari 2018. 
  6. ^ "PEROLEHAN KURSI DPRD KLATEN 2014-2019" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-25. Diakses tanggal 2020-05-14. 
  7. ^ Perolehan Kursi DPRD Klaten 2019-2024
  8. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  9. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  10. ^ Kode Pos Kabupaten Klaten
  11. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-17. Diakses tanggal 2016-12-05. 
  12. ^ Data Puskesmas di Wilayah Kabupaten Klaten
  13. ^ Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Klaten

Pranala luar


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "cat.", tapi tidak ditemukan tag <references group="cat."/> yang berkaitan