Bahasa Melayu Cocos
Bahasa Melayu Cocos (bahasa Inggris: Cocos Islands Malay) adalah dialek dalam rumpun bahasa Betawi yang dituturkan oleh masyarakat Melayu Cocos yang mayoritas mendiami Kepulauan Cocos (Keeling) dan pulau Natal di Australia.
Secara linguistik, bahasa Melayu Cocos dihasilkan dari kreol yang bersumber dari bahasa Betawi,[3] dengan pengaruh bahasa Jawa tambahan yang kuat, hal ini tidak terlepas dari sejarah penduduk Kepulauan Cocos (Keeling) yang mayoritas merupakan masyarakat yang berasal dari daerah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat. Bahasa ini digunakan sebagai bahasa pengantar kedua di sekolah setelah bahasa Inggris. Bahasa Indonesia juga memiliki status yang dihargai dan juga memberikan pengaruh ragam bahasa pada bahasa Melayu Cocos.[4][5] Pada tahun 2009, bahasa Melayu Cocos sempat dilarang penggunaannya dalam bidang pendidikan di Kepulauan Cocos (Keeling) karena dianggap kurang sesuai dengan kaidah kesopanan berbahasa, dan justru menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar yang dianggap oleh orang Melayu sebagai varian baku dari bahasa Melayu.[6] Walaupun demikian, pelarangan penggunaan bahasa Melayu Cocos ini tidak berlangsung lama dan akhirnya dapat digunakan secara normal kembali pada tahun 2011.[7]
Bahasa Melayu Cocos memiliki pengaruh yang sangat kuat dari ketiga bahasa, yakni bahasa Betawi, bahasa Jawa, dan bahasa Indonesia, sebagian contoh perkataan dalam bahasa Melayu Cocos dapat meliputi:
- Cucut (dari bahasa Jawa: ꦕꦸꦕꦸꦠ꧀, translit. cucut, har. 'hiu')
- Kates (dari bahasa Jawa: ꦏꦠꦺꦱ꧀, translit. kates, har. 'pepaya')
- Walikat (dari bahasa Jawa: ꦮꦭꦶꦏꦠ꧀, translit. walikat, har. 'tulang belikat')
- Ong (dari bahasa Jawa: ꦮꦺꦴꦁ, translit. wong, har. 'orang', digunakan sebagai kata ganti diri tidak pasti ketiga; penggunaannya seperti dalam bahasa Betawi, bahasa Jawa, dan bahasa Indonesia, contoh konteks dalam cakapan bahasa Betawi: "orang gua juga baru aje kemari")[8]
- Gua (dari bahasa Betawi, digunakan sebagai kata ganti orang pertama)[n 1]
- Lu (dari bahasa Betawi, digunakan sebagai kata ganti orang kedua)[n 2]
- Kasi (dari bahasa Betawi, digunakan sebagai kata kerja kausatif)
- Ada (dari bahasa Betawi, digunakan sebagai partikel progresif)
- Punya (dari bahasa Betawi, digunakan sebagai kata kerja penunjuk kepemilikan)
- Siang (dari bahasa Indonesia)
- Sore (dari bahasa Indonesia)
Referensi
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Cocos Islands Malay". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Melayu Cocos". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ Wurm, Mühlhäusler, & Tryon, Atlas of languages of intercultural communication in the Pacific, Asia and the Americas, 1996:686
- ^ Ansaldo, 2006. "Cocos (Keeling) Islands: Language Situation". In Keith Brown, ed. (2005). Encyclopedia of Language and Linguistics (edisi ke-2). Elsevier. ISBN 0-08-044299-4.
- ^ "The culture and language of Cocos Keeling Islands" [Kebudayaan dan bahasa Kepulauan Cocos Keeling]. cocoskeelingislands.com.au (dalam bahasa Inggris). Australian Government [Pemerintahan Australia].
- ^ Bunce, Pauline (2012). Out of Sight, Out of Mind… and Out of Line: Language Education in the Australian Indian Ocean Territory of the Cocos (Keeling) Islands. Multilingual Matters. hlm. 37–59. ISBN 978-1-84769-749-3.
- ^ Welsh, Alistair (2015). "Cocos Malay language since integration with Australia". Shima: the international journal of research into island cultures. 9 (1).
- ^ Alexander Adelaar, 1996. "Malay in the Cocos (Keeling) Islands 1996".