Bahasa Melayu Cocos

bagian dari rumpun bahasa Austronesia
Revisi sejak 4 November 2021 18.44 oleh Eiskrahablo (bicara | kontrib) (Membalikkan VANDALISME 19119630 oleh Sar4231 (bicara))

Bahasa Melayu Cocos (bahasa Inggris: Cocos Islands Malay) adalah dialek dalam rumpun bahasa Betawi yang dituturkan oleh masyarakat Melayu Cocos yang mayoritas mendiami Kepulauan Cocos (Keeling) dan pulau Natal di Australia.

Bahasa Melayu Kepulauan Cocos
Basa Pulu Cocos
Dituturkan di
WilayahAsia-Pasifik
EtnisMelayu Cocos
Penutur
1.060
Kode bahasa
ISO 639-3coa
Glottologcoco1260[1]
IETFcoa
ELPCocos Islands Malay
Informasi penggunaan templat
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6a Vigorous
Bahasa Melayu Cocos dikategorikan sebagai C6a Vigorous menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini masih dituturkan dan digunakan oleh sebagian wilayah
Referensi: [2]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Secara linguistik, bahasa Melayu Cocos dihasilkan dari kreol yang bersumber dari bahasa Betawi,[3] dengan pengaruh bahasa Jawa tambahan yang kuat, hal ini tidak terlepas dari sejarah penduduk Kepulauan Cocos (Keeling) yang mayoritas merupakan masyarakat yang berasal dari daerah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat. Bahasa ini digunakan sebagai bahasa pengantar kedua di sekolah setelah bahasa Inggris. Bahasa Indonesia juga memiliki status yang dihargai dan juga memberikan pengaruh ragam bahasa pada bahasa Melayu Cocos.[4][5] Pada tahun 2009, bahasa Melayu Cocos sempat dilarang penggunaannya dalam bidang pendidikan di Kepulauan Cocos (Keeling) karena dianggap kurang sesuai dengan kaidah kesopanan berbahasa, dan justru menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar yang dianggap oleh orang Melayu sebagai varian baku dari bahasa Melayu.[6] Walaupun demikian, pelarangan penggunaan bahasa Melayu Cocos ini tidak berlangsung lama dan akhirnya dapat digunakan secara normal kembali pada tahun 2011.[7]

Bahasa Melayu Cocos memiliki pengaruh yang sangat kuat dari ketiga bahasa, yakni bahasa Betawi, bahasa Jawa, dan bahasa Indonesia, sebagian contoh perkataan dalam bahasa Melayu Cocos dapat meliputi:

  1. Cucut (dari bahasa Jawa: ꦕꦸꦕꦸꦠ꧀, translit. cucut, har. 'hiu')
  2. Kates (dari bahasa Jawa: ꦏꦠꦺꦱ꧀, translit. kates, har. 'pepaya')
  3. Walikat (dari bahasa Jawa: ꦮꦭꦶꦏꦠ꧀, translit. walikat, har. 'tulang belikat')
  4. Ong (dari bahasa Jawa: ꦮꦺꦴꦁ, translit. wong, har. 'orang', digunakan sebagai kata ganti diri tidak pasti ketiga; penggunaannya seperti dalam bahasa Betawi, bahasa Jawa, dan bahasa Indonesia, contoh konteks dalam cakapan bahasa Betawi: "orang gua juga baru aje kemari")[8]
  5. Gua (dari bahasa Betawi, digunakan sebagai kata ganti orang pertama)[n 1]
  6. Lu (dari bahasa Betawi, digunakan sebagai kata ganti orang kedua)[n 2]
  7. Kasi (dari bahasa Betawi, digunakan sebagai kata kerja kausatif)
  8. Ada (dari bahasa Betawi, digunakan sebagai partikel progresif)
  9. Punya (dari bahasa Betawi, digunakan sebagai kata kerja penunjuk kepemilikan)
  10. Siang (dari bahasa Indonesia)
  11. Sore (dari bahasa Indonesia)

Referensi

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Cocos Islands Malay". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Bahasa Melayu Cocos". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  3. ^ Wurm, Mühlhäusler, & Tryon, Atlas of languages of intercultural communication in the Pacific, Asia and the Americas, 1996:686
  4. ^ Ansaldo, 2006. "Cocos (Keeling) Islands: Language Situation". In Keith Brown, ed. (2005). Encyclopedia of Language and Linguistics (edisi ke-2). Elsevier. ISBN 0-08-044299-4. 
  5. ^ "The culture and language of Cocos Keeling Islands" [Kebudayaan dan bahasa Kepulauan Cocos Keeling]. cocoskeelingislands.com.au (dalam bahasa Inggris). Australian Government [Pemerintahan Australia]. 
  6. ^ Bunce, Pauline (2012). Out of Sight, Out of Mind… and Out of Line: Language Education in the Australian Indian Ocean Territory of the Cocos (Keeling) Islands. Multilingual Matters. hlm. 37–59. ISBN 978-1-84769-749-3. 
  7. ^ Welsh, Alistair (2015). "Cocos Malay language since integration with Australia". Shima: the international journal of research into island cultures. 9 (1). 
  8. ^ Alexander Adelaar, 1996. "Malay in the Cocos (Keeling) Islands 1996".
  1. ^ kata "gua" dalam bahasa Betawi itu sendiri merupakan kata serapan dari dialek Hokkien
  2. ^ kata "lu" dalam bahasa Betawi itu sendiri merupakan kata serapan dari dialek Hokkien

Pranala luar