Ismail Sabri Yaakob
Dato' Sri Ismail Sabri bin Yaakob, LL.B. (Jawi: إسماعيل صبري بن يعقوب; lahir 18 Januari 1960) adalah Perdana Menteri Malaysia kesembilan sejak 21 Agustus 2021.[1] Ia merupakan seorang pengacara yang telah meniti karier politik sejak pertama kali dirinya bergabung dengan United Malays National Organisation (bahasa Indonesia: Organisasi Nasional Melayu Bersatu; UMNO) pada tahun 1987. Dengan bermodalkan pengalaman sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri mencalonkan diri sebagai perdana menteri, menggantikan Muhyiddin Yassin. Ismail Sabri menjadi Perdana Menteri Malaysia pertama yang lahir setelah kemerdekaan Malaya pada tahun 1957.
Ismail Sapri Yaasiinn | |
---|---|
إسماعيل صبري يعقوب | |
Berkas:Ismail Sapri Yaakob October 2021.jpg | |
Suka Ngambil Ikan Indonesia ke-9000000000000 | |
Mulai menjabat 21 Agustus 2021 | |
Penguasa monarki | Abdullah |
Wakil | Tidak ada |
Pengganti Petahana | |
Wakil Perdana Menteri Malay ke-13 | |
Masa jabatan 7 Juli 2021 – 16 Agustus 2021 | |
Perdana Menteri | Muhyiddin Yassin |
Pengganti Lowong | |
Menteri Senior Bidang Keamanan Malaysia | |
Masa jabatan 10 Maret 2020 – 7 Juli 2021 | |
Perdana Menteri | Muhyiddin Yassin |
Pendahulu Tidak ada, jabatan baru | |
Menteri Pertahanan Malaysia | |
Masa jabatan 10 Maret 2020 – 16 Agustus 2021 | |
Perdana Menteri | Muhyiddin Yassin |
Ketua Oposisi Malaysia ke-15 | |
Masa jabatan 12 Maret 2019 – 24 Februari 2020 | |
Perdana Menteri | Mahathir Mohamad |
Menteri Pembangunan Pedesaan dan Wilayah Malaysia | |
Masa jabatan 29 Juli 2015 – 9 Mei 2018 | |
Perdana Menteri | Najib Razak |
Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro Malaysia | |
Masa jabatan 16 Mei 2013 – 29 Juli 2015 | |
Perdana Menteri | Najib Razak |
Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Konsumerisme Malaysia | |
Masa jabatan 10 April 2009 – 5 Mei 2013 | |
Perdana Menteri | Najib Razak |
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia | |
Masa jabatan 18 Maret 2008 – 9 April 2009 | |
Perdana Menteri | Abdullah Ahmad Badawi |
Anggota Dewan Rakyat | |
Mulai menjabat 21 Maret 2004 | |
Jabatan lain | Ketua Fraksi Barisan Nasional |
Pendahulu Daerah pemilihan baru Pengganti Petahana | |
Daerah pemilihan | Bera |
Informasi pribadi | |
Lahir | Ismail Sabri bin Yaakob 18 Januari 1960 Temerloh, Pahang, Federasi Malaya |
Partai politik | Organisasi Nasional Melayu Bersatu (1987–sekarang) |
Afiliasi politik lainnya | Barisan Nasional (1987–sekarang) Muafakat Nasional (2019–sekarang) Perikatan Nasional (2020–sekarang) |
Suami/istri | Muhaini Zainal Abidin |
Anak |
|
Orang tua |
|
Almamater | Universitas Malaya |
Pekerjaan | Pengacara Politikus |
Situs web | www |
Penghargaan
| |
Sunting kotak info • L • B |
| ||
---|---|---|
|
||
Ismail Sabri memulai karier politiknya sebagai anggota Dewan Rakyat untuk daerah pemilihan Bera sejak 21 Maret 2004 dan menjabat di beberapa posisi kabinet di pemerintahan Barisan Nasional (BN) di bawah mantan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi dan Najib Razak dari Maret 2008 hingga kekalahan koalisi BN dalam Pemilu Malaysia 2018. Di kabinet, ia menjabat sebagai Menteri Pembangunan Pedesaan dan Wilayah, Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro, Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi, dan Konsumerisme dan Menteri Pemuda dan Olahraga.[2] Selain itu, ia merupakan pemimpin oposisi pada saat Pakatan Harapan (PH) berkuasa di Malaysia sejak Maret 2019 hingga runtuhnya koalisi PH pada Februari 2020 di tengah krisis politik Malaysia 2020. Di pemerintahan Perikatan Nasional (PN), ia diangkat menjadi Menteri Senior yang bertanggung jawab atas keamanan dan persatuan merangkap Menteri Pertahanan Malaysia dari Maret 2020 hingga pengangkatannya menjadi wakil perdana menteri pada Juli 2021. Ia memimpin fraksi partainya, UMNO untuk mendukung Muhyiddin sebagai perdana menteri pada Juni 2021, ketika partai tersebut menarik kembali dukungannya atas penanganan pemerintah terhadap pandemi COVID-19. Setelah itu memuncak dengan runtuhnya pemerintah dan pengunduran diri Muhyiddin, ia berhasil memasuki negosiasi untuk menjadi Perdana Menteri pada Agustus 2021 setelah mengumpulkan dukungan dari sebagian besar anggota parlemen.[1][3] Ia telah membuat kontroversi atas komentarnya yang mendukung keunggulan etnis Melayu di Malaysia.
Kehidupan awal dan keluarga
Ismail Sabri Yaakob lahir di Kampung Lubuk Kawah, Temerloh, Pahang pada 18 Januari 1960 dari pasangan yang berasal dari Kampung Gertak Lembu, Pasir Mas, Kelantan, yaitu Yaakob bin Abdul Rahman dan Wan Jah binti Wan Mamat dengan status anak bungsu dalam keluarga.[4] Dalam keluarga, ia mempunyai enam saudara kandung yang biasa memanggil Ismail Sabri sebagai "Pok Su Yie". Ia dibesarkan di Kampung Bukit Tingkat dengan kondisi keluarga yang tidak berkecukupan dan orang tuanya yang bekerja sebagai petani karet.[5][6] Kakaknya, Kamaruzaman Yaakob mendirikan Partai Kekuatan Rakyat (KUASA) sebagai kendaraan politiknya sendiri.[7]
Memulai masa sekolahnya ketika duduk di bangku Sekolah Kebangsaan Bangau di Temerloh, Pahang pada 1967. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Air Putih, Kuantan, Pahang pada 1973 dan Sekolah Menengah Teknik Kuantan pada 1976. Ia melanjutkan pendidikannya di Jaya Akademik tingkat enam dan kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Malaya pada tahun 1980 dengan judul tesis Sarjana Hukum (LLB), yakni "Layanan terhadap tahanan politik di Malaysia".[8]
Ismail Sabri sudah mengenal Muhaini Zainal Abidin sejak umur 19 tahun dan pada akhirnya menikah pada 1986. Dari pernikahannya tersebut dikurniakan empat orang anak, yaitu tiga laki-laki termasuk Gadaffi Ismail Sabri yang merupakan mantan pelajar Akademi Fantasia musim kelima yaitu sebuah perancang realita jenis hiburan[9] dan seorang perempuan, yakni Nina Sabrina Ismail Sabri yang merupakan anak pertamanya. Menantunya, Jovian Mandagie merupakan seorang perancang busana dan pengusaha yang merupakan kelahiran Indonesia.[10]
Perjalanan karier
Ismail Sabri memulai kariernya sebagai pengacara pada 1985, kemudian Ia diangkat sebagai anggota Dewan Distrik Temerloh pada 1987 dan Anggota Dewan Kota Temerloh pada tahun 1996. Pada tahun 1995, ia diangkat sebagai Sekretaris Politik Menteri Kebudayaan, Seni, dan Pariwisata, Sabaruddin Chik. Ia juga pernah menjabat sebagai anggota Lembaga Pengarah Lembaga Pahang Tenggara (DARA) pada 1995 serta Lembaga Penggalakan Pariwisata Malaysia di tahun yang sama. Sebelum terjun ke dunia politik, ia menjabat sebagai Ketua Kompleks Olahraga Nasional Malaysia.[11]
Pada 1987, Ismail Sabri mulai terjun ke dunia politik dengan mendaftarkan dirinya menjadi anggota UMNO Cabang Distrik Temerloh. Setelah itu pada 1988 ia diangkat sebagai Kepala Informasi UMNO Cabang Distrik Temerloh. Pada 1993, terpilih sebagai Ketua Pemuda UMNO Cabang Distrik Temerloh, Wakil Ketua UMNO Cabang Distrik Temerloh pada 2001. Ia dikukuhkan menjadi Ketua UMNO Cabang Distrik Bera pada tahun 2004 setelah proses penataan ulang perbatasan wilayah untuk daerah pemilihan parlemen.[12] Pada saat Pemilu Malaysia 2004, ia memperebutkan kursi legislatif dan maju sebagai calon dari Barisan Nasional. Ia bertarung di daerah pemilihan Bera, negara bagian Pahang. Ia berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan 16,714 suara. Kandidat lawannya adalah Abd Wahab Ismail dari Partai Islam Se-Malaysia yang hanya mendapatkan 12,244 suara.
Ismail Sabri terpilih kembali sebagai anggota parlemen daerah pemilihan Bera pada 2008,[13] dan dilantik menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga dalam Kabinet Abdullah Badawi.[14] Pada April 2009, ia menjadi Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi, dan Konsumerisme Malaysia di bawah kepemimpinan Najib Razak.[15] Setelah pemilihan umum 2013,[16] ia ditunjuk sebagai Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro Malaysia (2013–2015). Ismail Sabri kembali bertanding sebagai Ketua UMNO Cabang Distrik Bera pada tanggal 19 Oktober 2013 dan berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan 278 suara, mengalahkan Mohd Azizan Che Omar.[17] Selain itu, ia juga bertanding dalam kepemimpinan UMNO tingkat pusat untuk menjadi anggota Dewan Tertinggi dan berhasil merebut kursi sejak Maret 2009 sampai 16 Oktober 2016.
Sebagai Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro, ia telah memperkenalkan frasa "Jihad Melawan Perantara" (bahasa Melayu: Jihad Memerangi Orang Tengah) yang bertujuan untuk menghilangkan peran tengkulak di sektor pertanian.[18] Hasil dari tiga sub sektor pertanian, yaitu padi, perikanan, serta sayuran dan buah-buahan dipasarkan langsung ke konsumen melalui berbagai tempat antara lain Pusat Pembelian Padi, Pasar Nelayan, Pasar Tani, dan Agrobazaar Toko Rakyat. Departemen Pelayanan Publik mengklaim bahwa pendapatan petani tanaman, nelayan, dan produsen ternak telah meningkat sebagai hasil dari inisiatif ini, sementara konsumen dapat memperoleh produk segar dengan harga lebih rendah daripada yang ditawarkan di pasar umum. Hingga selanjutnya ketika perombakan kabinet, ia menjabat sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Wilayah Malaysia (2015–2018).[19][20]
Sebagai Menteri Pembangunan Pedesaan dan Wilayah Malaysia, Ismail Sabri mencetuskan konsep "Mara Digital Malls" pada 2015,[21] yang pada dasarnya adalah pusat perbelanjaan yang menjual produk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), namun hanya dari vendor Bumiputera. Inisiatif ini dimaksudkan untuk memungkinkan lebih banyak pedagang Bumiputera menjual barang digital dan gadget IPTEK, dengan harga sewa yang lebih rendah daripada pusat IPTEK yang ada. Pedagang diberi subsidi sewa selama enam bulan untuk membangun usaha mereka sendiri. Selain itu, ia juga berupaya dalam transformasi untuk pelaksanaan kebutuhan dan keinginan masyarakat sekaligus memastikan proses pembangunan pedesaan tepat sasaran.[22] Kebijakan tersebut dinamakan dengan "Membandarkan Luar Bandar" yang bermaksud melakukan kemajuan dan pembaruan terhadap daerah pedesaan. Pelaksanaan yang dirancang untuk lima tahun ini memberi penumpuan kepada enam tujuan utama, yaitu sistem prasarana, pembangunan pemuda, ekonomi, kewirausahaan, sumber daya manusia, dan sistem pengiriman. Penyediaan infrastruktur dasar daerah tertinggal juga diintensifkan, terutamanya di daerah pedalaman yang kurang terjangkau di seluruh Malaysia untuk mendorong para generasi muda agar dapat membangun masa depan.
Ketika Pemilu Malaysia 2018, pertama kali dalam sejarah bahwa koalisi Barisan Nasional (BN) mengalami kekalahan atas koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH). Setelah itu, Ismail memperebutkan jabatan Wakil Presiden dalam pemilihan kepemimpinan UMNO 2018 dan berhasil menang dengan suara tertinggi di atas Mahdzir Khalid dan Mohamed Khaled Nordin. Ismail Sabri menjabat portofolio Departemen Perdana Menteri sebagai wakil ketua dalam Kabinet Bayangan Ahmad Zahid Hamidi. Pada 20 Desember 2018, sebagai Wakil Presiden UMNO, ia ditugasi untuk mengemban tugas Deputi Presiden menggantikan petahananya, yaitu Mohamad Hasan yang bertindak sebagai Penjabat Presiden UMNO selama lebih dari enam bulan "cuti kebun" oleh Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi.[23][24] Ia diangkat sebagai Ketua Oposisi Malaysia di Dewan Rakyat pada 2019 ketika Ahmad Zahid Hamidi mengundurkan diri.[25] Ia banyak bersuara terkait kebijakan ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya, seperti dividen Tabung Haji, Lembaga Tabung Angkatan Tentara (LTAT), dan Amanah Saham Bumiputera (ASB) yang menurun juga ikut disuarakan.[26]
Pada Februari 2020, politik di Malaysia mulai memanas setelah Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) menyatakan keluar dari koalisi PH, diikuti beberapa anggota parlemen dari Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang keluar dari partai tersebut hingga membuat Mahathir Mohamad selaku Perdana Menteri Malaysia mundur. Lalu, PPBM bersama Barisan Nasional, Partai Islam Se-Malaysia, Gabungan Partai Sarawak, Gabungan Bersatu Sabah, dan anggota parlemen Independen membentuk pemerintahan baru yang dinamakan sebagai Perikatan Nasional (PN). Pada Maret 2020, di bawah kepemimpinan perdana menteri yang baru, yaitu Muhyiddin Yassin. Ismail diangkat dalam Kabinet Muhyiddin sebagai Menteri Pertahanan Malaysia sekaligus memimpin sebagai Menteri Senior (Keamanan dan Persatuan) yang merupakan jabatan pengganti fungsi Wakil Perdana Menteri Malaysia yang tidak difungsikan sejak pengumuman kabinet hingga Juli 2021.[27] Sebagai menteri senior, ia selalu mengumumkan kebijakan pemerintah terkait prosedur operasi standar dan pemberlakuan Perintah Kendali Pergerakan (PKP).[28][29][30] Ia mengkritik Al Jazeera untuk sebuah dokumentasi tentang perlakuan Pemerintah Malaysia terhadap imigran selama PKP berlangsung, sehingga ia menuntut pihak Al Jazeera meminta maaf atas apa yang diduganya sebagai "pelaporan palsu".[31] Ketika Pemilu Sabah 2020, Ismail Sabri mengatakan kepada pers bahwa pemilih yang telah melakukan perjalanan ke negara bagian Sabah, lalu pulang ke negara bagian asal tidak perlu dikarantina setelah mereka kembali.[32][33] Ismail dikenali oleh warganet Malaysia dengan sebutan "Pak Long Mail" dan "Tok Mail".[34]
Jabatan Wakil Perdana Menteri yang kosong setelah Wan Azizah Wan Ismail mengundurkan diri pada Februari 2020, akhirnya difungsikan kembali di bawah Perdana Menteri Muhyiddin Yassin yang menunjuk Ismail sebagai wakilnya dalam pemerintahan untuk menangani masalah di masa pandemi COVID-19.[35] Pada 7 Juli 2021, ia resmi dilantik oleh Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah di Istana Negara. Ia dilantik bersama Hishammuddin Hussein yang menjadi menteri senior menggantikannya. Sehari setelah pelantikannya pula, partainya UMNO secara serta merta menarik kembali dukungan yang diberikan kepada Muhyiddin.[36] Akan tetapi, ia tetap mempelopori fraksi UMNO untuk bersikukuh mendukung Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri pada Juli 2021.[37] Hal ini membuat partai menjadi pecah dan menyebabkan ketidakpastian apakah Muhyiddin terus mendapat dukungan mayoritas di parlemen.[38] Jabatan yang diembannya hanya bertahan 40 hari diakibatkan krisis politik Malaysia dan membuatnya menjadi wakil perdana menteri dengan masa jabatan tersingkat di Malaysia.
Perdana Menteri
Koalisi utama dalam pemerintahan Perikatan Nasional,[a] yakni Barisan Nasional, Perikatan Nasional, dan Gabungan Partai Sarawak, serta Partai Bersatu Sabah dan beberapa anggota parlemen Independen menyatakan sebulat suara mengusung Ismail Sabri sebagai calon perdana menteri.[39] Pada 19 Agustus 2021, seluruh anggota parlemen dari partai politik masing-masing datang menemui Yang di-Pertuan Agong di Istana Negara.[40] Anwar Ibrahim dari Pakatan Harapan tidak mendapat persetujuan oleh Yang di-Pertuan Agong, sehingga Ismail Sabri dengan perolehan kursi mayoritas dipilih sebagai perdana menteri.
Ismail Sabri dilantik di Istana Melawati, Putrajaya oleh Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah pada 21 Agustus 2021. Sebelumnya pada 20 Agustus 2021, ia telah ditetapkan sebagai Perdana Menteri Malaysia[41] menggantikan Muhyiddin Mohd. Yassin yang mengundurkan diri bersama anggota kabinetnya usai menjadi pemerintahan minoritas di Dewan Rakyat. Ia telah menuliskan sejarah baru bagi koalisi Barisan Nasional setelah kekalahan pada Pemilu Malaysia 2018. Selain itu, ia menjadi perdana menteri kedua setelah Muhyiddin yang dilantik di tengah-tengah krisis politik dan pandemi COVID-19.[42] Sebanyak 114 dari 220 anggota Dewan Rakyat mendukungnya sesuai dengan Pasal 40(2)(a) dan Pasal 43(2)(a) Konstitusi Federal. Namun, terdapat satu anggota parlemen dari Fraksi Barisan Nasional yang tidak mendukung pemerintahan Ismail Sabri, yaitu Tengku Razaleigh Hamzah.[43]
Dengan pengangkatannya sebagai perdana menteri, Barisan Nasional dan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang mendominasi politik Malaysia selama lebih dari enam dekade, pada akhirnya kembali berkuasa setelah kekalahan Najib Razak dari kursi kepemimpinan saat pemilihan umum tiga tahun sebelumnya disebabkan oleh skandal 1MDB, di mana ia berusaha memalsukan bukti dengan meminta bantuan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan.[44][45] Sebagai anggota UMNO, ia menjadi Perdana Menteri Malaysia pertama yang tidak menjabat sebagai Presiden di partainya, UMNO. Selain itu, ia merupakan mantan pemimpin oposisi pertama yang berhasil menduduki kursi kepala pemerintahan Malaysia.
Pada 25 Agustus 2021, Ismail Sabri mengajukan anggota kabinet federalnya kepada Yang di-Pertuan Agong untuk menyetujui komponen kabinetnya agar dapat diumumkan.[46][47] Namun pada keesokan harinya, Yang di-Pertuan Agong menyerahkan kembali susunan kabinetnya di Kuantan, Pahang.[48] Ia kemudian mengumumkan susunan kabinetnya pada 27 Agustus 2021 pagi, sehari setelah penyerahan susunan kabinetnya diterima oleh Yang di-Pertuan Agong.[49] Ia mengumumkan pembentukan kabinet tanpa menunjuk salah satu anggota parlemen untuk menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia.[50][51] Departemen Perdana Menteri menyatakan bahwa para menteri dan wakil menteri yang terdaftar dalam kabinet yang dilantik secara resmi di Istana Negara pada 30 Agustus 2021.[52] Terkecuali Menteri Pembangunan Wirausaha dan Koperasi, Noh Omar dan Wakil Menteri Pendidikan II, Mohamad Alamin yang diundur pelantikannya hingga 11 September 2021 setelah terkonfirmasi positif COVID-19.[53] Bahkan, Ismail Sabri juga tidak menghadiri pelantikan setelah dikarantina dikarenakan sempat kontak dekat dengan pasien COVID-19.[54] Kubu oposisi mengkritik kabinet baru di bawah pemerintahannya merupakan sebuah pemerintahan gagal yang tidak banyak perubahan dan hanya menukar beberapa portofolio,[55] serta digambarkan sebagai "kabinet daur ulang" yang disusun olehnya dari pemerintahan sebelumnya yang dipimpin oleh Muhyiddin Yassin.[56][57]
Ismail Sabri mempercayakan Muhyiddin memimpin Dewan Pemulihan Nasional dengan jabatan setingkat dengan menteri.[58] Beberapa pihak mengkritik penunjukan ini karena Muhyiddin dianggap gagal menangani dan mempelopori upaya pemulihan pandemi COVID-19, khususnya pada sektor kesehatan, ekonomi, politik, pendidikan, dan lain-lain selama 17 bulan masa jabatannya sebagai perdana menteri dari Maret 2020 hingga Agustus 2021, tetapi Ismail Sabri membela bahwa penunjukan itu didasarkan pada pengalaman Muhyiddin yang pernah menangani pandemi COVID-19. Pada 10 September 2021, ia mengklaim bahwa kabinetnya berkomitmen untuk melakukan beberapa reformasi dan transformasi parlemen, termasuk mengajukan undang-undang anti-lompat partai.
Kebijakan
Kebijakan utama dalam pemerintahan Ismail Sabri adalah berasaskan peranan keluarga, di mana suatu keluarga berperan dalam memelihara agama, melindungi keamanan, menjaga martabat, dan memastikan nasib seluruh anggota keluarga dapat diperhatikan.[59] Ia menamakan konsep dan frasa tersebut dengan istilah "Keluarga Malaysia", yang diperkenalkannya dalam konverensi pers pertamanya sebagai perdana menteri.[60] Ia melibatkan oposisi untuk bergabung dalam Dewan Keamanan Nasional (bahasa Melayu: Majlis Keselamatan Negara; MKN) dan Dewan Pemulihan Nasional (bahasa Melayu: Majlis Pemulihan Negara; MPN) untuk memulihkan pandemi COVID-19. Dalam memulai tugas pertamanya, ia melakukan kunjungan kerja di Kedah, Malaysia untuk meninjau kondisi wilayah yang terdampak banjir menyusul fenomena ketinggian air dari Gunung Jerai.[61]
Konsep "Keluarga Malaysia" juga diperkenalkan oleh Ismail Sabri dalam Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 25 September 2021. Melalui pidatonya yang bertemakan "Dunia adalah keluarga", ia menjelaskan bagaimana "Keluarga Malaysia" dapat bekerja sama dengan "Keluarga Dunia" untuk bersama-sama mengelola, mengatasi, dan memulihkan Pandemi COVID-19.[62]
Nota Kesepahaman antara pemerintah dengan oposisi
Pemerintahan Ismail Sabri melakukan penandatanganan kerja sama dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) tentang Transformasi dan Kestabilan Politik antara pemerintah dengan Pakatan Harapan (PH), koalisi oposisi terbesar di parlemen yang ditandatangani oleh Ismail Sabri bersama keempat pemimpin PH, yaitu Anwar Ibrahim, Ketua Oposisi dan Presiden Partai Keadilan Rakyat, Lim Guan Eng, Sekretaris Jenderal Parti Tindakan Demokratik, Mohamad Sabu, Presiden Parti Amanah Negara, dan Wilfred Madius Tangau, Presiden Organisasi Kinabalu Progresif Bersatu.[63] Kesepakatan ini berlangsung sejak 13 September 2021 hingga masa berakhirnya tugas anggota Dewan Rakyat atau pembubaran Parlemen ke-14. Dalam MoU tersebut menyatakan bahwa apabila kegagalan untuk memenuhi dan melaksanakan klausul tertentu serta perubahan yang telah digariskan, merupakan pelanggaran dan dapat mengakibatkan pemutusan perjanjian. Di antara kesepahaman yang dicapai melalui MoU bersejarah tersebut adalah: "Pemerintah harus melakukan yang terbaik untuk melaksanakan setiap dan semua Transformasi yang diusulkan dan dalam kerangka waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak." Namun telah ditegaskan pula bahwa kesepahaman ini tidak berlaku untuk pembagian kekuasaan dengan kubu oposisi.[64]
Rencana Malaysia Kedua Belas
Pada tanggal 27 September 2021, Ismail Sabri memperkenalkan program perencanaan jangka waktu lima tahun, yaitu Rencana Malaysia Kedua Belas (bahasa Melayu: Rancangan Malaysia Kedua Belas; RMK12) di Dewan Rakyat, Parlemen Malaysia dengan menargetkan pertumbuhan ekonomi di Malaysia meningkat pada tahun 2023. RMK12 berpusat pada empat bidang pembangunan sumber daya manusia di sektor pendidikan, menganggarkan empat ratus miliar ringgit Malaysia untuk pembangunan berkelanjutan dan sarana proyek-proyek baru, berkomitmen mencapai netralitas karbon untuk menarik investor asing, mengatasi masalah perubahan iklim, menerapkan standar telekomunikasi seluler 5G pada akhir tahun 2021, meningkatkan komunitas internet pusat, mengusulkan perancangan Undang-Undang Pelayanan Publik yang memenuhi tuntutan untuk efisiensi dan transparansi pemerintahan, meningkatkan kinerja tata kelola indeks, integritas, dan kepatuhan terhadap standar anti-korupsi global dengan tujuan agar Malaysia berubah menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2025, di mana pendapatan rata-rata setiap keluarga mencapai sepuluh ribu ringgit Malaysia dan memastikan 51% hak kaum bumiputra di perusahaan pengiriman barang lokal, sedangkan pada target pemerintah untuk meningkatkan hak kepemilikan bumiputra menjadi 30% belum tercapai. Ismail Sabri juga mengumumkan pendanaan untuk meningkatkan keberlanjutan bisnis kaum bumiputra untuk mencapai kontribusi 15% dalam produk domestik bruto (PDB) oleh usaha mikro, kecil, dan menengah bumiputra pada tahun 2025.[65]
Kebijakan kesetaraan untuk kaum bumiputra dalam rencana tersebut mengundang kontroversi. Kebijakan tersebut memberikan tujuan untuk memastikan hak kepemilikan yang berkelanjutan oleh bumiputra dan jaring hak pengaman yang akan diluncurkan untuk menjamin bahwa penjualan saham atau perusahaan milik bumiputra dijual semata-mata hanya untuk perusahaan, konsorsium, atau individu milik kaum bumiputra.[66][67] Syed Saddiq berkomentar bahwa kebijakan itu dirasa tidak adil, karena sama saja mengambil hak dari kaum non-bumiputra dan memberikannya kepada kaum bumiputera. Mantan Menteri Kesehatan Malaysia, Dzulkefly Ahmad juga menggambarkan kebijakan tersebut sebagai langkah "membunuh diri" dan mengklaim bahwa kebijakan baru hanya akan membunuh perusahaan bumiputra secara ekonomi apabila hal tersebut merupakan niat mereka. Ia juga mengatakan bahwa sesuai dengan masukan dari pengusaha Melayu, sebagian besar menentang gagasan kebijakan baru itu untuk kaum bumiputra.[68]
Investasi di Malaysia
Pemerintahan Ismail Sabri mendorong investasi di Malaysia, baik dalam negeri maupun luar negeri. Sesuai dengan RMK12 yang memiliki titik fokus dalam merevitalisasi investasi di Malaysia, antara lain meremajakan pertumbuhan ekonomi, memperkuat pergerakan ekonomi, meningkatkan jaminan sosial, memberantas kemiskinan garis keras, dan mempersempit kesenjangan pendapatan masyarakat di seluruh negara bagian.[69] Melalui Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang membuka pintu ke pasar Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Perbara), sehingga memperbesar peluang komunitas bisnis untuk berinvestasi di Malaysia secara kondusif. Dari 15 negara anggota RCEP tersebut dapat menghasilkan hampir 30% dari produk domestik bruto (PDB) global dan diperkirakan pula pendapatan PDB negara-negara tersebut secara keseluruhan akan mengalami peningkatan sebesar US$174 miliar pada tahun 2030 yang dapat menyediakan peluang besar terhadap perusahaan dan usaha mikro kecil menengah (UMKM), serta dapat memfasilitasi akses ke pasar regional yang lebih besar.
Dalam sistem perekonomian, Pemerintah Malaysia menciptakan Kebijakan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi Nasional (DSTIN) 2021–2030, yang bertujuan untuk mengembangkan Malaysia sebagai negara berteknologi tinggi pada 2030. Komponen yang sejalan dengan kebijakan tersebut, antara lain Ekonomi Digital Malaysia (MyDIGITAL) dan Revolusi Industri Nasional Keempat (4IR).[69] Ismail Sabri merancang reformasi ekonomi untuk meningkatkan pemulihan ekonomi dan meningkatkan lanskap kompetitif negara untuk investor, serta memungkinkan partisipasi yang lebih luas dari investor dalam negeri maupun asing.
Kunjungan kenegaraan
Indonesia
Pada 9 November 2021, Ismail Sabri dan beberapa menterinya, diantaranya Menteri Pertahanan Hishammuddin Hussein, Menteri Luar Negeri Saifuddin Abdullah, dan Menteri Keuangan Tengku Zafrul Aziz, serta beberapa rombongan lainnya melakukan kunjungan kenegaraan pertama di Jakarta dan Bogor, Indonesia dalam rangka kerja sama di bidang pendidikan dan keuangan, sekaligus penandatanganan kerja sama melalui nota kesepahaman.[70] Selain itu, terlibat juga kerja sama di bidang industri pertahanan, di mana Malaysia menjajaki alat utama sistem senjata dengan Pindad.[71] Dalam proyek pemindahan ibu kota Indonesia di Kalimantan, Ismail Sabri menyampaikan permohonan kerja sama yang melibatkan para pengusaha dan pebisnis di Malaysia dalam hal pembangunan.[72]
Kontroversi
Pandangan rasis
Seruan boikot bisnis milik orang
Ismail Sabri memicu kontroversi pada Februari 2015 dengan komentar di media sosial Facebook yang mendesak konsumen Melayu untuk menggunakan "kekuatan" mereka untuk memaksa minoritas Tionghoa menurunkan harga dengan memboikot bisnis milik orang Tiongkok.[73]
[...] Konsumen memiliki kekuasaan yang besar. Mayoritas konsumen berasal dari orang Melayu. Sedangkan orang Tionghoa merupakan (konsumen) minoritas. Jika orang Melayu memboikot bisnis mereka, maka mereka akan dipaksa untuk menurunkan harga. Pertimbangkan ini: banyak restoran Tionghoa yang tidak memiliki logo halal dan telah ditutup beberapa kali karena status ke-haram-an-nya dipertanyakan, (akan tetapi) orang Melayu terus berbondong-bondong ke restoran tersebut meskipun faktanya ada ribuan restoran Melayu halal yang sah. Perhatikan OldTown White Coffee, (restoran milik orang Tionghoa) baru-baru ini (kehalalannya) dipertanyakan, tetapi orang Melayu terus menolak untuk memboikot mereka. Apalagi pemiliknya dikatakan berasal dari keluarga Ngeh [dan merupakan anggota] DAP Perak yang dikenal anti-Islam. Jika orang Melayu tidak mengubah cara mereka, orang Tionghoa akan mengambil kesempatan untuk menekan orang Melayu.[74]
— Ismail Sabri Yaakob, 2 Februari 2015
Pengamat politik Wan Saiful Wan Jan mengatakan dalam pernyataan pribadi bahwa setiap pemilih Malaysia tanpa memandang ras akan menolak Ismail atas komentarnya. “Saya pikir reaksi dari setiap orang Melayu atau Tionghoa yang berpikiran benar dan percaya pada persatuan Malaysia akan merasa jijik. Para pemilih Tionghoa akan mengingat apa yang dia katakan ketika datang ke pemungutan suara”.[75] Politikus Persatuan Tionghoa Malaysia (MCA), Wee Ka Siong melontarkan pernyataan bahwa “sebagai seorang menteri di Kabinet, ia tidak harus membuat generalisasi etnis tersebut. Hal ini tidak seolah-olah hanya Tionghoa sebagai pengusaha”.[76] Inspektur Jenderal Polisi (IGP) Khalid Abu Bakar menyatakan bahwa ia akan diselidiki berdasarkan Undang-Undang Penghasutan 1948 dan Ismail telah menghapus postingan Facebook tersebut.[77]
Pada Oktober 2018, Ismail setuju untuk membayar denda kepada Ngeh Koo Ham selaku politikus DAP sebesar RM80.000 dan RM5.000 setelah dinyatakan bersalah atas pencemaran nama baik. Staf Ngeh mengklarifikasi bahwa Ngeh tidak memiliki saham atau kepentingan di OldTown White Coffee dan membantah tuduhan anti-Islam.[78]
Low Yat 2
Ismail Sabri tuai kontroversial pada 2015 ketika ia mengusulkan pendirian "Low Yat 2", pusat perbelanjaan dawai digital yang hanya akan menampung pedagang etnis Melayu. Ia mengklaim bahwa "Low Yat 2" akan mampu bersaing dengan Plaza Low Yat, toko produk elektronik paling terkenal di Malaysia.[21] Meskipun mayoritas pedagang disana adalah etnis Melayu, ia meminta kaum minoritas tetap mendukung pusat perbelanjaan tersebut.[79]
Presiden MCA saat itu Liow Tiong Lai mengatakan bahwa pendirian Low Yat 2 hanya akan merusak hubungan rasial dan menggambarkan proposal untuk pusat perbelanjaan khusus pribumi sebagai “pendekatan antagonis”.[80] Sesama anggota UMNO Saifuddin Abdullah juga mengkritik proposal tersebut dengan mengklaim bahwa proposal Ismail akan merugikan orang Melayu dan Malaysia pada umumnya, serta sektor komersial yang dibagi berdasarkan etnis akan menjadi kontraproduktif.[81] Bahkan, netizen Malaysia banyak yang menentang usulan Ismail dengan mengejek konsep Low Yat 2.[82]
Pemimpin pemuda Partai Rakyat Bersatu Sarawak (SUPP) mengajukan laporan polisi terhadap Ismail Sabri yang mengklaim bahwa pidatonya di Low Yat Plaza 2 untuk pedagang Melayu mengandung provokasi. Para menteri juga menuntut agar pihak berwenang negara bagian mencegahnya memasuki Sarawak. Sekretaris Pusat Publisitas dan Informasi SUPP, Milton Foo mengatakan, "Dia tidak layak menjadi menteri setelah membuat beberapa pernyataan rasis. Setelah 'memboikot usaha pedagang Tionghoa' pada bulan Februari, sekarang dia melakukannya lagi. Jelas, dia belum bertobat."[83]
Penghentian beasiswa terhadap Universitas Taylor
Pada 16 September 2015, Taylor's University (bahasa Indonesia: Universitas Taylor) menghentikan layanan operator bus yang menggunakan kendaraan mereka dengan logo universitas untuk mengangkut penumpang yang berupaya mengadakan unjuk rasa dalam Himpunan Martabat Melayu 2015 yang bermotivasi rasisme. Dua hari kemudian, Universitas Taylor mengumumkan bahwa mereka akan mengakhiri kontrak mereka dengan Wawasan Sutera. Menurut Ismail Sabri, beasiswa untuk penerimaan mahasiswa berikutnya ke Universitas Taylor akan dihentikan oleh Majlis Amanah Rakyat (MARA). Namun, dia tidak merinci alasan pencabutan tersebut. Ketika ditanya apakah ini karena pembatalan layanan, dia menjawab, "Ada banyak alasan." Ismail menyatakan akan memberitahu Direktur Jenderal Mara untuk mengevaluasi pendanaan terhadap Universitas Taylor.[84] Hal ini menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah tersebarnya tangkapan layar terkait pernyataannya yang ingin menghentikan beasiswa terhadap mahasiswa di Universitas Taylor.
Politikus Parti Tindakan Demokratik (DAP), Teresa Kok mengkritik keputusan tersebut dengan menyebutnya sebagai "dendam pribadi dan penyalahgunaan kekuasaan" dan menyerukan kabinet untuk melakukan kecaman terhadap Ismail Sabri, kemudian menantangnya untuk mengungkapkan secara terbuka alasan mengapa ia memberi pernyataan keputusan tersebut, serta mempublikasikan laporan internal yang mengarah pada keputusan tersebut.[85] Politikus Persatuan Tionghoa Malaysia (MCA), Chai Kim Sen mengatakan ketidakmampuan menteri untuk menyatakan bahkan satu alasan atas keputusan tersebut tidak hanya "tidak dapat dibedakan" tetapi bahkan bersifat "kekanak-kanakan". Mengatakan bahwa Ismail Sabri yang dikenal karena pidato rasisnya ketika dia menyerukan boikot bisnis Tionghoa, Chai mengatakan pengumuman terbarunya tentang Mara hanya akan "semakin melemahkan reputasinya yang sudah ternodai sebagai seorang rasis". Lebih lanjut Chai menambahkan bahwa lembaga pendidikan diharapkan tetap apolitis.[86]
Komentar menjelang pemilihan umum 2018
Pada 13 April 2018, Ismail Sabri kembali memicu kontroversial setelah ia mengatakan "Setiap suara untuk DAP seperti memberikan kekuasan kepada Pakatan Harapan (PH) yang akan menghapus "keistimewaan" Melayu dan "keunikan" dari Islam" seperti dilansir oleh media pers berbahasa Melayu, Utusan Malaysia.[87] Hal ini kemudian ditanggapi oleh politikus Parti Tindakan Demokratik (DAP) Lim Kit Siang yang mengatakan bahwa Ismail tampaknya “mencoba merangkai pemilihan umum berikutnya sebagai ajang adu domba antara etnis Melayu dan etnis Tionghoa, serta antara Islam dan musuh-musuhnya”, dan bertanya apakah Ismail Sabri dan surat kabar milik UMNO, yaitu Utusan Malaysia akan didakwa berdasarkan Undang-Undang Berita Anti-Palsu 2018 yang baru diterbitkan oleh pemerintah untuk komentar provokatif.[88] Lim juga menjelaskan bahwa dokumen dasar PH, termasuk manifesto pemilihan umum adalah jelas dan spesifik dalam memberikan dukungan tanpa syarat terhadap Pasal 153 tentang hak istimewa Melayu dan Pasal 3 tentang Islam sebagai agama resmi Federasi.[88] Selain itu, ia juga mengatakan bahwa jika DAP atau partai politik dengan ras lain berhasil membentuk pemerintahan baru di negara itu apabila memenangkan pemilihan, maka etnis Melayu tidak akan punah karena mayoritas pemilih Malaysia merupakan etnis Melayu dan mayoritas daerah pemilihan federal dan daerah pemilihan negara bagian di Malaysia adalah pemilih Melayu.[89]
Tuduhan penyalahgunaan kekuasaan
Pada tanggal 18 Oktober 2012, Ismail Sabri pernah dituduh menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan partai dalam kasus penyelidikan terhadap Suara Inisiatif Sdn Bhd. Akan tetapi, ia tidak mengambil tindakan terhadap beberapa perusahaan lain yang juga melakukan pelanggaran.[90] Oleh karena itu, politikus Parti Tindakan Demokratik (DAP), Tony Pua mengusulkan pemotongan gaji sebesar RM10 terhadap Ismail Sabri dan mengajukan tuntutan terhadap perusahaan lain yang bersalah. Dalam bantahannya yang berisi sindiran, Ismail Sabri menjelaskan bahwa tidak sama sekali mengajukan tuntutan terhadap perusahaan manapun dan ia menegaskan bahwa dalam setahun, terdapat lebih dari 200 perusahaan yang ditindak, salah satunya Suara Inisiatif.[91]
Isu konsumsi telur penyu
Pada 4 November 2015, Ismail Sabri mengadakan makan malam di sebuah restoran makanan laut di Sandakan, Sabah bersama dengan Ketua UMNO Distrik Beluran, James Ratib. Sepiring selusin telur penyu di atas meja makan terlihat pada suatu foto yang menjadi perbincangan hangat di media sosial.[92] Ismail membantah dugaan bahwa ia memakan telur penyu dengan memetik "alasan kesehatan". Pada 9 November 2015, Ismail mengaku tidak mengetahui undang-undang tentang larangan kepemilikan dan penggunaan telur penyu di Sabah.[93] Pada 19 November 2015, foto lain muncul dan menjadi perbincangan di media sosial Facebook yang menampilkan pecahan kulit telur penyu di atas meja di depan beberapa pengunjung.[94] Menurutnya, ia telah menginstruksikan pengacaranya untuk menempuh jalur hukum terhadap pihak-pihak yang menuduhnya memakan telur penyu.[94] Menyusul masalah tersebut, berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (NGO) dan organisasi penelitian Sabah mendesak Departemen Satwa Liar Sabah untuk mengambil tindakan terhadap tamu makan malam serta restoran yang menyediakan telur penyu.[95][96][97][98] Telur penyu merupakan salah satu spesies yang dilindungi di bawah Undang-Undang Konservasi Satwa Liar Sabah 1997.[92]
Pada Maret 2017, Ismail mengajukan gugatan RM10 juta di Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur dengan menuduh bahwa Media Penerbitan Sabah dan James Sarda telah secara salah menerbitkan tiga artikel di Daily Express yang berbasis di negara bagian Sabah mengenai masalah tersebut. Gugatan itu diselesaikan di luar pengadilan tanpa jalur hukum pada September 2018 setelah penggugat dan tergugat mencapai kesepakatan damai.[99]
Dukungan terhadap industri rokok elektronik
Pada 9 November 2015, Ismail menyatakan dukungannya terhadap industri rokok elektronik di Malaysia. Ia mengatakan bahwa industri yang didominasi ras Melayu adalah peluang usaha dalam kewirausahaan bagi kaum Bumiputera meskipun ada peringatan kesehatan dari Kementerian Kesehatan Malaysia.[100] Ia berharap bahwa industri yang tidak teratur dapat berkembang secara global.[101] Banyak dokter dan tabib ternama telah memberikan dukungan kuat kepada Ismail terkait pengembangan industri ini.[102] Lawan terbaru industri vape adalah Sultan Ibrahim Ismail sebagai Sultan Johor yang secara terbuka mengumumkan bahwa semua kios vape harus ditutup pada 1 Januari 2016.[103] Sejak saat itu, ia berhenti mendukung pengembangan industri rokok elektronik tersebut.
Gugatan pemcemaran nama baik terhadap Nurul Izzah Anwar
Politikus Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang juga anak dari politikus senior Anwar Ibrahim, yakni Nurul Izzah Anwar menggugat Ismail Sabri dan Khalid Abu Bakar sebagai Inspektur Jenderal Polisi pada November 2015 setelah dituduh sebagai pengkhianat negara. Ia mengklaim bahwa Ismail telah memyebutkan kata-kata yang menyiratkannya sebagai pengkhianat negara dan menyatakan perang terhadap Yang di-Pertuan Agong.[104][105] Selain itu, ia juga mengklaim bahwa Khalid telah menyebutkan kata-kata yang mengandung fitnah tentang dirinya dalam suatu konferensi pers. Kedua insiden tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah foto dirinya dengan Jacel Kiram, putri Jamalul Kiram III, yang dikatakan telah memerintahkan atau memimpin konflik Sabah 2013. Pada April 2018, Mahkamah Tinggi Malaysia memerintahkan Ismail dan Khalid untuk membayar ganti rugi kepada Nurul masing-masing RM600.000 dan RM400.000 usai diputuskan bahwa pernyataan mereka telah mencemarkan nama baik Nurul dalam arti yang wajar dan biasa.[106]
Dugaan pelanggaran protokol kesehatan COVID-19
Ketika melakukan kunjungan kerja di Melaka, tersebar foto yang menunjukkan aktivitas Ismail Sabri bersama dengan Sulaiman Md Ali, Abd Rauf Yusof, dan rombongan lainnya yang tidak menerapkan jaga jarak sosial pada November 2020.[107] Padahal, penerapan prosedur operasi standar (SOP) yang berlaku sangat ketat seiring diterapkannya Perintah Kendali Pergerakan Bersyarat (PKPB). Namun pelanggaran tersebut dibantah oleh Ismail yang mengatakan bahwa foto tersebut diambil dari sudut sisi dan menampakkan seolah-olah tidak menjaga jarak fisik.
Pada 28 Agustus 2021, Ismail Sabri menziarahi pemakaman kedua orang tuanya di Tanah Perkuburan Islam Lubuk Kawah, Temerloh, Pahang.[108] Hal ini mengundang perhatian dan perdebatan dari media sosial. Tak sedikit yang menyebutkan bahwa Ismail telah melanggar prosedur operasi standar. Ketua Pengarah Keselamatan Negara, Rodzi Md Saat menyatakan bahwa aktivitas menziarahi pemakaman tersebut tidak melibatkan kelompok orang yang mengakibatkan kerumuman dan tidak terjadi setiap hari.[109] Selain itu, kegiatan ziarahnya tersebut tidak diatur dalam Perencanaan Pemulihan Nasional atau dalam bahasa Melayu: Pelan Pemulihan Negara.
Petisi untuk menentang pelantikannya sebagai perdana menteri
Beberapa jam setelah Ismail Sabri diumumkan dan dicalonkan oleh partainya, UMNO sebagai Perdana Menteri Malaysia kesembilan pada 19 Agustus 2021, sebuah petisi daring diluncurkan untuk ditujukan kepada Yang di-Pertuan Agong serta Istana Negara, menyerukan semua warga Malaysia untuk menentangnya dilantik menjadi perdana menteri berikutnya setelah runtuhnya pemerintahan Perikatan Nasional pada 16 Agustus 2021. Petisi yang dibuat oleh Kyle Mohd di situs web change.org ini telah mendapatkan lebih dari 200,000 tanda tangan dalam waktu delapan jam setelah diumumkan petisi tersebut dan kemudian meningkat lebih dari 350,000 tanda tangan.[110] Menurut petisi tersebut, Ismail Sabri bertanggung jawab atas kesalahan penanganan pandemi COVID-19 yang menyebabkan peningkatan pasien dan klaster dalam skala besar. Selain itu, pemohon menyatakan bahwa ia telah mengeluarkan banyak pernyataan yang dianggap tidak pantas seperti seruan boikot pada 2015, di mana ia mendesak konsumen Melayu untuk menggunakan "hak istimewa" mereka untuk menekan minoritas etnis Tionghoa agar menurunkan harga, serta mempromosikan segregasi ras antara etnis Melayu dan etnis Cina di Malaysia, dan sebagainya.[111] Ismail Sabri juga dikritik dalam petisi untuk penerapan protokol kesehatan yang terkadang membingungkan dan bertentangan, yaitu Prosedur Operasi Standar (SOP), termasuk di mana sektor ekonomi harus tetap tutup karena kasus COVID-19 terus meningkat tanpa henti.[33]
Hasil pemilihan
Tahun | Calon | Suara | % | Lawan | Suara | % | Jumlah surat suara | Mayoritas | Hasil akhir | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2004 | Ismail Sabri Yaakob (UMNO) | 16,714 | 53.75% | Abd Wahab Ismail (PAS) | 12,244 | 39.37% | 31,096 | 4,982 | 76.53% | ||
2008 | Ismail Sabri Yaakob (UMNO) | 18,051 | 54.50% | Mazlan Aliman (PAS) | 14,230 | 42.96% | 33,123 | 4,313 | 77.04% | ||
2013 | Ismail Sabri Yaakob (UMNO) | 21,669 | 50.46% | Zakaria Abdul Hamid (PKR) | 19,526 | 45.47% | 42,944 | 2,143 | 84.21% | ||
Mohd Wali Ahmad (IND) | 670 | 1.56% | |||||||||
2018 | Ismail Sabri Yaakob (UMNO) | 20,760 | 43.89% | Zakaria Abdul Hamid (PKR) | 18,449 | 39.00% | 48,339 | 2,311 | 82.33% | ||
Musaniff Ab Rahman (PAS) | 8,096 | 17.11% |
Penghargaan
Tanda kehormatan
- Melaka :
- Pahang :
Catatan
- ^ Pemerintahan Perikatan Nasional yang dimaksud merupakan sebuah pemerintahan federal di bawah kepemimpinan Muhyiddin Yassin.
Referensi
- ^ a b "Ismail Sabri appointed 9th prime minister". Malaysiakini (dalam bahasa Inggris). 2021-08-20. Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ "Ismail Sabri bin Yaakob, Y.B. Dato' Sri" (dalam bahasa Melayu). Parlemen Malaysia. Diakses tanggal 16 Juli 2010.
- ^ "Malaysian MPs backing Ismail Sabri as next PM meet with the king to verify their support". CNA (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ "Biodata:10 Fakta Keluarga Ismail Sabri Yaakob Yang Ramai Tak Tahu!". Iluminasi (dalam bahasa Melayu). 2021-08-23. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Ismail Sabri manja dengan adik beradik – Abdul Manaf". Malaysia Gazzete (dalam bahasa Melayu). 2021-08-21. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ ZIN, OMAR (2021-08-22). "Sepakat selamatkan Keluarga Malaysia – Ismail Sabri". Utusan Digital (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Parti baharu diketuai abang PM, Parti Kuasa Rakyat bakal dilancar?". www.freemalaysiatoday.com (dalam bahasa Melayu). 2021-10-06. Diakses tanggal 2021-10-30.
- ^ Yaakob, Ismail Sabri (1984). Layanan terhadap tahanan politik di Malaysia /.
- ^ Aida Ahman (20 Maret 2011). "Meet Gadaffi the singer". The Star. Diakses tanggal 13 Oktober 2014.
- ^ Reza Gunadha (2021-08-20). "Sosok Ismail Sabri Yaakob, PM Malaysia yang Punya Menantu Kelahiran Indonesia". Suara.com. Diakses tanggal 2021-09-19.
- ^ Selvam, S. (6 Juli 2003). "NSC: We are not biased". New Straits Times. Diakses tanggal 10 Januari 2010.
- ^ "Buletin Riscom 3/2015" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 August 2020.
- ^ a b "Malaysia Decides 2008 (including 2004 results)". The Star. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Januari 2010. Diakses tanggal 9 Januari 2010.
- ^ "New ministers: PM's reminder a timely one". The Star. 21 Maret 2008. Diakses tanggal 10 Januari 2010.
- ^ "New Cabinet Line-up Meets People's Expectations". Bernama. 2009-04-09. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Federal Cabinet 2013 line-up". www.astroawani.com. Diakses tanggal 2021-08-21.
- ^ "Bera: Ismail Sabri Pertahan Jawatan". www.mstar.com.my. 2013-10-20. Diakses tanggal 2021-10-19.
- ^ OH, ERROL. "Making the middlemen the bogeymen". The Star (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ "Senarai penuh Kabinet 2015". Berita Harian (dalam bahasa Inggris). 2015-07-28. Diakses tanggal 2021-08-21.
- ^ Chandran, Nyshka (2015-07-29). "Malaysia cabinet reshuffle saps confidence". CNBC (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-21.
- ^ a b "Ismail Sabri proposes to open Low Yat 2 at MARA building". Astro Awani. 2015-08-11. Diakses tanggal 2021-09-27.
- ^ "Ismail Sabri Lancar Agenda Transformasi 'Membandarkan Luar Bandar'". mSTAR. 2015-11-20. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ "Zahid steps aside as Umno president, hands over duties to deputy". The Star Online. Diakses tanggal 2018-12-18.
- ^ "Ismail Sabri puts on Umno No 2's shoes". Malaysiakini (dalam bahasa Inggris). 2018-12-20. Diakses tanggal 2021-08-21.
- ^ "Ismail Sabri ketua pembangkang baharu". Berita Harian (dalam bahasa Melayu). 2019-03-07. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ Mohd, Azlim Zainury (2019-12-19). "'2020 bakal jadi mimpi ngeri buat rakyat' - Ismail Sabri". Sinar Harian (dalam bahasa Melayu). Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Pertahanan: Menteri Ismail Sabri, Timbalan Menteri Ikhmal Hisham". BH Online (dalam bahasa Melayu). 2020-03-09. Diakses tanggal 2021-10-14.
- ^ "Malaysia's longest-governing party seems set to return to PM". AP NEWS (dalam bahasa Inggris). 2021-08-19. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ "COVID-19 conditional movement control order reinstated across all states in Peninsular Malaysia, except for Perlis, Pahang and Kelantan". CNA (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ Palansamy, Yiswaree. "CMCO in KL, Selangor extended till end of 2020, except for Hulu Selangor, Kuala Selangor, Sabak Bernam | Malay Mail". www.malaymail.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ "Ismail Sabri wants apology from Al Jazeera for 'false reporting' | The Star". 2020-07-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Juli 2020. Diakses tanggal 2021-08-23.
- ^ "No need for 14-day quarantine if returnees from Sabah tested negative for Covid-19". TheStarTV.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-23.
- ^ a b "Petition launched to stop Ismail Sabri becoming 9th PM". www.msn.com. 2021-08-19. Diakses tanggal 2021-09-27.
- ^ "'Abah', 'Pak Long' dan 'Pak Ngah' kita..." Harian Metro (dalam bahasa Melayu). 2021-07-07. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ "Ismail Sabri dilantik TPM, Hishammuddin Menteri Kanan Luar Negeri - PMO". Astro Awani (dalam bahasa Melayu). 2021-07-07. Diakses tanggal 2021-07-07.
- ^ "UMNO tarik serta-merta sokongan terhadap Muhyiddin". Berita Harian (dalam bahasa Melayu). 2021-07-07. Diakses tanggal 2021-07-08.
- ^ hermesauto (2021-07-10). "Majority of Umno supreme council disagreed on withdrawing support for Muhyiddin: Ismail Sabri". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "31 BN lawmakers to remain in Muhyiddin-led government until legitimacy is determined in Malaysian parliament". CNA (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Senarai 114 Ahli Parlimen dikatakan sokong pelantikan Ismail Sabri". Utusan Malaysia (dalam bahasa Melayu). 2021-08-19. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ "114 Ahli Parlimen sokong Ismail Sabri menghadap Seri Paduka". Utusan Malaysia (dalam bahasa Melayu). 2021-08-19. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ "Ismail Sabri named Malaysia PM, putting scandal-hit party on top". Nikkei Asia (dalam bahasa Inggris). 2021-08-20. Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ Welle (https://www.dw.com), Deutsche. "Malaysia: Ismail Sabri Yaakob appointed new prime minister | DW | 20 Agustus 2021". DW.COM (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ "Ku Li ahli Parlimen tunggal dari Umno tak sokong Ismail Sabri sebagai PM". Malaysia Now (dalam bahasa Melayu). 2021-08-19. Diakses tanggal 2021-10-19.
- ^ "Malaysia: Ismail Sabri Yaakob could be next PM, restoring party to power after 1MDB scandal". The Guardian. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ "1MDB Scandal Comes to Life with UMNO Back in Power". Medium. Diakses tanggal 2021-09-02.
- ^ "Ismail Sabri to present cabinet line-up at palace tomorrow". The Vibes (dalam bahasa Inggris). 2021-08-24. Diakses tanggal 2021-08-25.
- ^ "PM to have audience with King in Kuantan, confirms Istana Negara source". The Star (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-26.
- ^ "PM to meet Agong in Kuantan on cabinet line-up". Malaysiakini (dalam bahasa Inggris). 2021-08-26. Diakses tanggal 2021-08-26.
- ^ "Ismail Sabri unveils new Cabinet line-up, no DPM". The Star (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-28.
- ^ "Barisan Kabinet baharu diumum hari ini". Berita Harian. 27 Agustus 2021. Diakses tanggal 27 Agustus 2021.
- ^ "Tiada jawatan Timbalan Perdana Menteri dalam Kabinet Ismail Sabri". Utusan Malaysia. 27 Agustus 2021. Diakses tanggal 27 Agustus 2021.
- ^ "PM to unveil new Cabinet line-up tomorrow, swearing-in on Monday". www.astroawani.com. Diakses tanggal 2021-08-28.
- ^ "Mohamad Alamin infected with Covid-19, will not attend swearing-in ceremony". 2021-08-30. Diakses tanggal 2021-10-13.
- ^ "PM not attending swearing-in ceremony of new Cabinet after coming into contact with Covid-19 patient". 2021-08-30. Diakses tanggal 2021-10-13.
- ^ "Pembangkang gelar kabinet Ismail Sabri 'kabinet gagal 2.0'". Sinar Harian. 27 Agustus 2021. Diakses tanggal 27 Agustus 2021.
- ^ "'Recycled' cabinet: How to deliver in 100 days after failing for 17 months? - Anwar". Malaysiakini (dalam bahasa Inggris). 2021-08-27. Diakses tanggal 2021-08-28.
- ^ Razak, Radzi. "Guan Eng: PM Ismail Sabri's recycled Cabinet raises concern of another failed govt | Malay Mail". www.malaymail.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-28.
- ^ "Muhyiddin dilantik sebagai pengerusi MPN bertaraf menteri". Malaysia Now. 2021-09-04. Diakses tanggal 2021-09-04.
- ^ "PM Ismail Sabri rasmi prapelancaran Keluarga Malaysia". Bernama (dalam bahasa Melayu). 2021-10-08. Diakses tanggal 2021-10-17.
- ^ "Sepakat selamatkan Keluarga Malaysia – Ismail Sabri". Utusan (dalam bahasa Melayu). 2021-08-22. Diakses tanggal 2021-08-23.
- ^ "Ismail Sabri mula tugas secara rasmi sebagai Perdana Menteri". Berita Harian (dalam bahasa Melayu). 2021-08-23. Diakses tanggal 2021-08-23.
- ^ "Ismail Sabri to highlight 'The World is a Family' theme at UN meet". The Star. 2021-09-25. Diakses tanggal 2021-10-19.
- ^ "MoU kerajaan, pembangkang jadi dokumen awam, bukti ketelusan kepada rakyat". Astro Awani. 2021-09-14. Diakses tanggal 2021-09-19.
- ^ "MoU bukan tanda perkongsian kuasa kerajaan, pembangkang". Berita Harian. 2021-09-14. Diakses tanggal 2021-09-19.
- ^ "Former minister calls govt's Bumi equity safety net 'suicidal', claims Malay businessmen not keen". malaysia.news.yahoo.com (dalam bahasa Inggris). 2021-10-04. Diakses tanggal 2021-10-17.
- ^ "Rave reviews for 12MP, but Ismail Sabri's Bumi focus splits opinions". The Vibes (dalam bahasa Inggris). 2021-09-28. Diakses tanggal 2021-10-17.
- ^ Anand, Ram (2021-09-29). "Malaysian PM Ismail's push on bumiputera equity faces criticism in country". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0585-3923. Diakses tanggal 2021-10-17.
- ^ "The 12th Malaysia Plan and what people think of it". Free Malaysia Today. 2021-10-01. Diakses tanggal 2021-10-17.
- ^ a b "Malaysia ready to return as international investment hub — PM Ismail Sabri". www.theedgemarkets.com (dalam bahasa Inggris). 2021-10-14. Diakses tanggal 2021-10-19.
- ^ "Presiden Jokowi Sambut Kunjungan Resmi Pertama PM Ismail Sabri di Istana Bogor". Presiden Republik Indonesia. 2021-11-10. Diakses tanggal 2021-11-12.
- ^ "Prabowo dampingi PM dan Menhan Malaysia tinjau PT Pindad". Antara. 2021-11-11. Diakses tanggal 2021-11-12.
- ^ Chusna Farisa, Fitria (2021-11-10). "Bertemu Jokowi, PM Malaysia Minta Dilibatkan dalam Pembangunan Ibu Kota Negara Baru". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-11-12.
- ^ Lee, Seok Hwai (2 Februari 2015). "Malaysia minister calls for Malays to boycott Chinese businesses". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 Agustus 2021.
- ^ Monday, 02 Feb 2015 02:42 PM MYT. "Boycott Chinese businesses to lower price of goods, minister tells Malays | Malay Mail". www.malaymail.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 Agustus 2021.
- ^ Anisah Shukry (5 Februari 2015). "Ismail Sabri's future in Bera shaky, say analysts after boycott call". The Malaysian Insider. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Februari 2015. Diakses tanggal 15 Agustus 2015.
- ^ CHAN, AKIL YUNUS, D. KANYAKUMARI, KATHLEEN ANN KILI and ADRIAN. "MCA slams minister's call for Malays to boycott Chinese businesses". The Star (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 Agustus 2021.
- ^ Haikal Jalil; Nabilah Hamudin (2015-02-02). "Police to quiz Ismail Sabri over boycott call". The Sun. Diakses tanggal 2021-09-27.
- ^ "Fitnah terhadap Ngeh Koo Ham tidak masuk akal; Ismail Sabri tewas di mahkamah". roketkini.com (dalam bahasa Melayu). 2018-10-25. Diakses tanggal 2021-08-19 – via Roketkini.
- ^ Syed Jaymal Zahiid; Hasbullah Awang Chik (2015-12-08). "At 'Low Yat 2' opening, Ismail Sabri calls on minorities to support all-Malay IT mall". The Malay Mail. Diakses tanggal 2021-09-27.
- ^ "MCA: Low Yat 2 plan will hurt racial ties". The Star. 2015-08-15. Diakses tanggal 2021-09-27.
- ^ Ida Lim (2015-08-13). "Minister's 'Low Yat 2' for Malays will deepen 'idiotic bigotry' in country, BN leaders says". The Malay Mail. Diakses tanggal 2021-09-27.
- ^ Loo, Calvin (2015-08-14). ""How About A Malaysia 2?", And Other Netizens' Responses To "Malays Only" Low Yat 2". Vulcanpost. Diakses tanggal 2021-09-27.
- ^ "SUPP: Bar Ismail Sabri from entering S'wak". Malaysia Kini. 2015-08-14. Diakses tanggal 2021-09-27.
- ^ Rahmah Ghazali (2015-09-21). "Ismail Sabri: Mara to terminate sponsorship for Taylor's University students". The Star. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "salinan arkib". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-23. Diakses tanggal 2017-11-27.
- ^ "Minister vilified by MCA, DAP for decision on Taylor's | Free Malaysia Today". 2015-10-13. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-13. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Ismail Sabri: Malay 'special rights' and Islam in jeopardy if vote given to DAP". The Malay Mail. 2018-04-13. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ a b "Kit Siang hurls 'turtle egg' at Ismail Sabri over 'fake news'". Malaysiakini. 2018-04-13. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Malays will never perish even if Umno loses, assures DAP leader". The Malay Mail. Today Online. 13 April 2018. Diakses tanggal 13 April 2018.
- ^ "Tony Pua 'Bacul' - Ismail Sabri". www.mstar.com.my (dalam bahasa Inggris). 2012-10-18. Diakses tanggal 2021-10-19.
- ^ "Dakwaan 'bacul', Tony Pua hanya ketawa". roketkini.com (dalam bahasa Melayu). 2012-10-19. Diakses tanggal 2021-10-19 – via Roketkini.
- ^ "Ismail Sabri: I honestly didn't know there were laws against turtle eggs". themalaymailonline.com (dalam bahasa Inggris). 2015-11-10. Diakses tanggal 2021-09-26 – via Malay Mail.
- ^ a b "Ismail Sabri says wouldn't eat eggs with a fork, to sue over claims". themalaymailonline.com (dalam bahasa Inggris). 2015-11-19. Diakses tanggal 2021-09-26 – via Malay Mail.
- ^ "Groups urge action over turtle eggs issue". thestar.com.my (dalam bahasa Inggris). 2015-11-19. Diakses tanggal 2021-09-26 – via The Star.
- ^ "Ismail Sabri sues Sabah paper for RM10m over turtle egg case". The Malay Mail. 2017-07-06. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ Jo Ann Mool (2018-01-03). "Umno turtle eggs case: Leave bid on Jan. 29". Daily Express. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ Avila Geraldine (2018-03-01). "High Court rejects review application for defamation suit against newspaper to be heard in Sabah [NSTTV]". New Straits Times. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Ismail Sabri's 'turtle eggs' suit to be settled amicably". Bernama (dalam bahasa Inggris). New Straits Times. 2018-07-31. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Ismail Sabri: New vape move will kill Malay-dominated industry". The Star (dalam bahasa Inggris). The Star. 2015-11-10. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Ismail Sabri expects no vape ban, wants business to expand worldwide". The Star (dalam bahasa Inggris). The Star. 2015-11-09. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Vaping: "I beg to differ," doctor tells Ismail Sabri". Astro Awani (dalam bahasa Inggris). Astro Awani. 2015-11-11. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Sultan of Johor orders all vape outlets in the state to close shop by Jan 1". Straits Times (dalam bahasa Inggris). Straits Times. 2015-11-29. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Nurul Izzah Boleh Dianggap Sebagai Penderhaka – Ismail Sabri – Semasa | mStar". www.mstar.com.my (dalam bahasa Inggris). 2015-11-22. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Nurul Izzah sues IGP, Ismail Sabri". The Edge Markets. 2015-11-27. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ Bernama (2019-10-17). "Nurul Izzah gets RM850k from defamation suit against Ismail Sabri, ex-IGP". Malaysiakini (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Ismail Sabri nafi langgar SOP PKPB". Utusan Malaysia (dalam bahasa Melayu). 2020-12-01. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "PM ziarah kubur kedua ibu bapa". Utusan Malaysia (dalam bahasa Melayu). 2021-08-28. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "'Perdana Menteri tak langgar SOP'". Berita Harian (dalam bahasa Melayu). 2021-08-28. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ hermesauto (2021-08-20). "Some Malaysians petition to stop Umno's Ismail from becoming next PM". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-27.
- ^ "Petition against Ismail Sabri as PM gets over 329,000 signatures". The Vibes (dalam bahasa Inggris). 2021-08-20. Diakses tanggal 2021-09-27.
- ^ "Keputusan Pilihan Raya Umum Parlimen/Dewan Undangan Negeri" (dalam bahasa Melayu). Komisi Pemilihan Umum Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 September 2011. Diakses tanggal 4 Februari 2017. Angka persentase berdasarkan jumlah pemilih.
- ^ "Malaysia General Election". undiinfo Malaysian Election Data. Malaysiakini. Diakses tanggal 4 Februari 2017. Hasil hanya tersedia dari pemilihan 2004.
- ^ "KEPUTUSAN PILIHAN RAYA UMUM 13". Sistem Pengurusan Maklumat Pilihan Raya Umum (dalam bahasa Melayu). Komisi Pemilihan Umum Malaysia. Diakses tanggal 24 Maret 2017.
- ^ "83 Datuks in Malacca list". Lee Yuk Peng. The Star. 2004-10-09. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Ismail Sabri heads list of recipients of Melaka State Awards". Bernama. 2020-10-10. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Ismail Sabri dahului senarai penerima darjah kebesaran Melaka" (dalam bahasa Melayu). Berita Harian. 2020-10-10. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Sultan of Pahang's 75th birthday honours list". The Star. 2005-10-26. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "David Arumugam, Khadijah Ibrahim now Datuks". Bernama. The Star. 2009-02-12. Diakses tanggal 2021-09-26.
- ^ "Hamzah Zainudin, Ismail Sabri antara empat dapat Datuk Seri Panglima Sabah". Berita Harian. 2020-10-02. Diakses tanggal 2020-10-04.
Pranala luar
Media tentang Ismail Sabri Yaakob di Wikimedia Commons
- (Melayu) Profil Anggota Parlemen Dato' Seri Ismail Sabri Yaakob
- Ismail Sabri Yaakob di Facebook
- Ismail Sabri Yaakob di Instagram
- Ismail Sabri Yaakob di X
Kursi majelis | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Tidak ada, jabatan baru |
Anggota Dewan Rakyat untuk daerah pemilihan Bera 2004–sekarang |
Petahana |
Jabatan politik | ||
Didahului oleh: Azalina Othman Said |
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia 2008–2009 |
Diteruskan oleh: Ahmad Shabery Cheek |
Didahului oleh: Shahrir Samad Noh Omar |
Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi, dan Konsumerisme Malaysia 2009–2013 |
Diteruskan oleh: Hassan Malek |
Didahului oleh: Noh Omar |
Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro Malaysia 2013–2015 |
Diteruskan oleh: Ahmad Shabery Cheek |
Didahului oleh: Shafie Apdal |
Menteri Pembangunan Pedesaan dan Wilayah Malaysia 2015–2018 |
Diteruskan oleh: Rina Harun |
Didahului oleh: Ahmad Zahid Hamidi |
Ketua Oposisi Malaysia 2019–2020 |
Diteruskan oleh: Anwar Ibrahim |
Didahului oleh: Mohamad Sabu |
Menteri Pertahanan Malaysia 2020–2021 |
Diteruskan oleh: Hishammuddin Hussein |
Didahului oleh: Tidak ada, jabatan baru |
Menteri Senior Malaysia 2020–2021 | |
Didahului oleh: Wan Azizah Wan Ismail |
Wakil Perdana Menteri Malaysia 2021 7 Juli – 16 Agustus |
Diteruskan oleh: Lowong |
Didahului oleh: Muhyiddin Yassin |
Perdana Menteri Malaysia 2021–sekarang |
Diteruskan oleh: Petahana |
Jabatan partai politik | ||
Didahului oleh: Mohamad Hasan |
Deputi Presiden UMNO (Penjabat) 2018 |
Diteruskan oleh: Mohamad Hasan |