Kabupaten Cirebon

kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia
Revisi sejak 31 Januari 2022 15.58 oleh 103.143.98.100 (bicara) (Sejarah kabupaten cirebon)

{{Infobox settlement | official_name = Kabupaten Cirebon | native_name = | settlement_type = Kabupaten di Jawa Barat, Indonesia | translit_lang1 = Lain | translit_lang1_type1 = Cacarakan | translit_lang1_info1 = ꧋ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦕꦶꦫꦺꦧꦺꦴꦤ꧀ | translit_lang1_type2 = Sunda | translit_lang1_info2 = ᮊᮘᮥᮕᮒᮦᮔ᮪ ᮎᮤᮛᮨᮘᮧᮔ᮪ | translit_lang1_type3 = Pegon | translit_lang1_info3 = كابوڤاتٰين چيرٓبَون | nickname = Kota Udang
Kota Wali
| motto = Rame Ing Gawe Suci Ing Pamrih' (Bahasa Indonesia; Banyak Bekerja Tanpa Mengharap Imbalan) | image_skyline = | imagesize = | image_caption = | image_seal = Berkas:Lambang Kabupaten Cirebon.gif | image_map = Map of West Java highlighting Cirebon Regency.svg | map_caption = Letak di Jawa Barat | coordinates = 6°30′00″S 108°40′48″E / 6.50000°S 108.68000°E / -6.50000; 108.68000 | mapsize = | pushpin_map = Indonesia_Java#Indonesia | pushpin_label = | pushpin_label_position = right | pushpin_map_caption = Lokasi di Jawa dan Indonesia | subdivision_type = Negara | subdivision_name = Indonesia | subdivision_type1 = Provinsi | subdivision_name1 = Jawa Barat | subdivision_type2 = | subdivision_name2 = | leader_title = Bupati | leader_name = Drs. H. Imron Rosyadi, M.Ag. | leader_title1 = Wakil Bupati | leader_name1 = Hj. Wahyu Tjiptaningsih, S.E., M.Si. [1] | leader_title2 = Ketua DPRD | leader_name2 = H. Mohammad Luthfi, S.T., M.Si | leader_title3 = Sekretaris Daerah | leader_name3 = Drs. H. Rahmat Sutrisno, M.Si. | established_title = Pembentukan | established_date = 1819 | established_title1 = Dasar Hukum | established_date1 = | established_title2 = Hari Jadi | established_date2 = 2 April 1482 | seat_type = Ibukota | seat = Sumber | parts_type = Pembagian administratif | parts = 40 Kecamatan
412 Desa
12 Kelurahan | area_total_km2 = 985,00 | population_as_of = 2020 | population_note = [2][3] | population_total = 2296999 | population_density_km2 = 2331,98 | demographics_type1 = Demografi | demographics1_title1 = Agama | demographics1_info1 = Islam 99,54%
Kristen 0,43%
- Protestan 0,31%
- Katolik 0,12%
Budha 0,02%
Lainnya 0,01%[3] | demographics_type2 = Bahasa | demographics2_title2 = Bahasa

| demographics2_info2 =

Daftar

Kabupaten Cirebon (Aksara Sunda: ᮊᮘᮥᮕᮒᮦᮔ᮪ ᮎᮤᮛᮨᮘᮧᮔ᮪) Cacarakan: ꧋ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦕꦶꦫꦺꦧꦺꦴꦤ꧀, Kabupatèn Cêrbon) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan batas sekaligus sebagai pintu gerbang Provinsi Jawa Barat. Ibu Kotanya adalah Kota Sumber. Dalam sektor pertanian, kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah produsen beras yang terletak di Jalur Pantura.

Sejarah

Mengawali cerita sejarah ini sebagai Purwadaksina, Purwa Kawitan Daksina Kawekasan, tersebutlah kerajaan besar di kawasan barat pulau Jawa PAKUAN PAJAJARAN yang Gemah Ripah Repeh Rapih Loh Jinawi Subur Kang Sarwa Tinandur Murah Kang Sarwa Tinuku, Kaloka Murah Sandang Pangan Lan Aman Tentrem Kawontenanipun. Dengan Rajanya JAYA DEWATA bergelar SRI BADUGA MAHARAJA PRABU SILIWANGIRaja Agung, Punjuling Papak, Ugi Sakti Madraguna, Teguh Totosane Bojona Kulit Mboten Tedas Tapak Paluneng Pande, Dihormati, disanjung Puja rakyatnya dan disegani oleh lawan-lawannya.

Raja Jaya Dewata menikah dengan Nyai Subang Larang dikarunia 2 (dua) orang putra dan seorang putri, Pangeran Walangsungsang yang lahir pertama tahun 1423 Masehi, kedua Nyai Lara Santang lahir tahun 1426 Masehi. Sedangkan Putra yang ketiga Raja Sengara lahir tahun 1428 Masehi. Pada tahun 1442 Masehi Pangeran Walangsungsang menikah dengan Nyai Endang Geulis Putri Ki Gedheng Danu Warsih dari Pertapaan Gunung Mara Api.

Mereka singgah di beberapa petapaan antara lain petapaan Ciangkup di desa Panongan (Sedong), Petapaan Gunung Kumbang di daerah Tegal dan Petapaan Gunung Cangak di desa Mundu Mesigit, yang terakhir sampe ke Gunung Amparan Jati dan disanalah bertemu dengan Syekh Datuk Kahfi yang berasal dari kerajaan Parsi. Ia adalah seorang Guru Agama Islam yang luhur ilmu dan budi pekertinya. Pangeran Walangsungsang beserta adiknya Nyai Lara Santang dan istrinya Nyai Endang Geulis berguru Agama Islam kepada Syekh Nur Jati dan menetap bersama Ki Gedheng Danusela adik Ki Gedheng Danuwarsih. Oleh Syekh Nur Jati, Pangeran Walangsungsang diberi nama Somadullah dan diminta untuk membuka hutan di pinggir Pantai Sebelah Tenggara Gunung Jati (Lemahwungkuk sekarang). Maka sejak itu berdirilah Dukuh Tegal Alang-Alang yang kemudian diberi nama Desa Caruban (Campuran) yang semakin lama menjadi ramai dikunjungi dan dihuni oleh berbagai suku bangsa untuk berdagang, bertani dan mencari ikan di laut.

Danusela (Ki Gedheng Alang-Alang) oleh masyarakat dipilih sebagai Kuwu yang pertama dan setelah meninggal pada tahun 1447 Masehi digantikan oleh Pangeran Walangsungsang sebagai Kuwu Carbon yang kedua bergelar Pangeran Cakrabuana. Atas petunjuk Syekh Nur Jati, Pangeran Walangsungsang dan Nyai Lara Santang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah.

Pangeran Walangsungsang mendapat gelar Haji Abdullah Iman dan adiknya Nyai Lara Santang mendapat gelar Hajah Sarifah Mudaim, kemudian menikah dengan seorang Raja Mesir bernama Syarif Abullah. Dari hasil perkawinannya dikaruniai 2 (dua) orang putra, yaitu Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah. Sekembalinya dari Mekah, Pangeran Cakrabuana mendirikan Tajug dan Rumah Besar yang diberi nama Jelagrahan, yang kemudian dikembangkan menjadi Keraton Pakungwati (Keraton Kasepuhan sekarang) sebagai tempat kediaman bersama Putri Kinasih Nyai Pakungwati. Stelah Kakek Pangeran Cakrabuana Jumajan Jati Wafat, maka Keratuan di Singapura tidak dilanjutkan (Singapura terletak + 14 Km sebelah Utara Pesarean Sunan Gunung Jati) tetapi harta peninggalannya digunakan untuk bangunan Keraton Pakungwati dan juga membentuk prajurit dengan nama Dalem Agung Nyi Mas Pakungwati. Prabu Siliwangi melalui utusannya, Tumenggung Jagabaya dan Raja Sengara (adik Pangeran Walangsungsang), mengakat Pangeran Carkrabuana menjadi Tumenggung dengan Gelar Sri Mangana.

Pada Tahun 1470 Masehi Syarif Hiyatullah setelah berguru di Mekah, Bagdad, Campa dan Samudra Pasai, datang ke Pulau Jawa, mula-mula tiba di Banten kemudian Jawa Timur dan mendapat kesempatan untuk bermusyawarah dengan para wali yang dipimpin oleh Sunan Ampel. Musyawarah tersebut menghasilkansuatu lembaga yang bergerak dalam penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa dengan nama Wali Sanga.

Sebagai anggota dari lembaga tersebut, Syarif Hidayatullah datang ke Carbon untuk menemui Uwaknya, Tumenggung Sri Mangana (Pangeran Walangsungsang) untuk mengajarkan Agama Islam di daerah Carbon dan sekitarnya, maka didirikanlah sebuah padepokan yang disebut pekikiran (di Gunung Sembung sekarang)

Setelah Suna Ampel wafat tahun 1478 Masehi, maka dalam musyawarah Wali Sanga di Tuban, Syarif Hidayatullah ditunjuk untuk menggantikan pimpinan Wali Sanga. Akhirnya pusat kegiatan Wali Sanga dipindahkan dari Tuban ke Gunung Sembung di Carbon yang kemudian disebut puser bumi sebagai pusat kegiatan keagamaan, sedangkan sebagai pusat pemerintahan Kesulatan Cirebon berkedudukan di Keraton Pakungwati dengan sebutan GERAGE. Pada Tahun 1479 Masehi, Syarif Hidayatullah yang lebih kondang dengan sebutan Pangeran Sunan Gunung Jati menikah dengan Nyi Mas Pakungwati Putri Pangeran Cakrabuana dari Nyai Mas Endang Geulis. Sejak saat itu Pangeran Syarif Hidayatullah dinobatkan sebagai Sultan Carbon I dan menetap di Keraton Pakungwati.

Sebagaimana lazimnya yang selalu dilakukan oleh Pangeran Cakrabuana mengirim upeti ke Pakuan Pajajaran, maka pada tahun 1482 Masehi setelah Syarif Hidayatullah diangkat menajdi Sulatan Carbon membuat maklumat kepada Raja Pakuan Pajajaran PRABU SILIWANGI untuk tidak mengirim upeti lagi karena Kesultanan Cirebon sudah menjadi Negara yang Merdeka. Selain hal tersebut Pangeran Syarif Hidayatullah melalui lembaga Wali Sanga rela berulangkali memohon Raja Pajajaran untuk berkenan memeluk Agama Islam tetapi tidak berhasil. Itulah penyebab yang utama mengapa Pangeran Syarif Hidayatullah menyatakan Cirebon sebagai Negara Merdeka lepas dari kekuasaan Pakuan Pajajaran.

Peristiwa merdekanya Cirebon keluar dari kekuasaan Pajajaran tersebut, dicatat dalam sejarah tanggal Dwa Dasi Sukla Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang Sakakala, bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijiriah atau 2 April 1482 Masehi yang sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Cirebon.

Geografi

Kabupaten Cirebon berada di daerah pesisir Laut Jawa. Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon berada pada posisi 6°30’–7°00’ Lintang Selatan dan 108°40’-108°48’ Bujur Timur. Bagian utara merupakan dataran rendah, sedang bagian barat daya berupa pegunungan, yakni Lereng Gunung Ciremai. Letak daratannya memanjang dari barat laut ke tenggara.

Batas Wilayah

Wilayah Kabupaten Cirebon dibatasi oleh:

Utara Kabupaten Indramayu, Laut Jawa
Timur Kota Cirebon, Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)
Selatan Kabupaten Kuningan
Barat Kabupaten Majalengka

Letak daratannya memanjang dari Barat Laut ke Tenggara. Dilihat dari permukaan tanah/daratannya dapat dibedakan menjadi dua bagian. Wilayah Kecamatan yang terletak sepanjang jalur pantura termasuk pada dataran rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0 – 10 m dari permukaan air laut dan wilayah kecamatan yang terletak di bagian selatan memiliki letak ketinggian antara 11 – 130 m dari permukaan laut.

Iklim (Klimatologis)

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, keadaan iklim di Kabupaten Cirebon termasuk tipe C dan D. Karakteristik daerah dengan kategori ini beriklim tropis, dengan suhu minimum 24'C dan suhu rata-rata 28'C.Kabupaten Cirebon memiliki jumlah curah hujan antara 0-3.317 mm dengan rata-rata jumlah curah hujan sebanyak 1.265,15 mm. Curah hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Dukupuntang (3.317 mm) dan Kecamatan Palimanan (3.204 mm), sedangkan curah hujan terendah terdapat di Kecamatan Suranenggala (136 mm).

Data iklim Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.9
(87.6)
30.7
(87.3)
31.2
(88.2)
31.7
(89.1)
32
(90)
32
(90)
32.1
(89.8)
32.6
(90.7)
33.3
(91.9)
33.6
(92.5)
32.5
(90.5)
31.6
(88.9)
32.02
(89.71)
Rata-rata harian °C (°F) 26.6
(79.9)
26.4
(79.5)
26.7
(80.1)
27.1
(80.8)
27.3
(81.1)
27
(81)
27
(81)
27.1
(80.8)
27.5
(81.5)
27.9
(82.2)
27.4
(81.3)
26.9
(80.4)
27.08
(80.8)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.3
(72.1)
22.2
(72)
22.3
(72.1)
22.5
(72.5)
22.6
(72.7)
22
(72)
21.9
(71.4)
21.6
(70.9)
21.7
(71.1)
22.2
(72)
22.4
(72.3)
22.3
(72.1)
22.17
(71.93)
Presipitasi mm (inci) 499
(19.65)
416
(16.38)
412
(16.22)
218
(8.58)
157
(6.18)
80
(3.15)
61
(2.4)
44
(1.73)
29
(1.14)
73
(2.87)
226
(8.9)
360
(14.17)
2.575
(101,37)
Sumber: Climate-Data.org[6]

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Potret Bupati Awal Akhir Prd. Ket. Wakil Bupati
1
R. Sinuk (Muchamad) 1800 1808
1
2
R.T. Natadiningrat 1814 1816
2
3
R.A. Kartadiningrat [7]
3
4
Kiai Adipati Aria Soeraadiningrat 1839 1856
4
5
  R.A.A. Soeradiredja 1 Maret 1861 24 April 1883
5
[8][9]
6
  R.A.A. Soeraadiningrat 1 Juli 1883 6 Agustus 1902
6
[Ket. 1]
[10][11]
7
  R.A.A. Salmon Salam Soerjadiningrat 19 Agustus 1902 10 Februari 1919
7
[Ket. 2]
[12][13]
8
R.M.A. Pandji Ariodinoto 23 Februari 1920 28 November 1927
8
[Ket. 3]
[14][15]
9
Pangeran Ario Soeriadi 2 April 1928 29 April 1943
9
[Ket. 4]
[16]
10
  R. T. Sewaka 29 April 1943

15 Juli 1945

10
[16]
11
  R.T. Oemar Said 15 Juli 1945
11
[Ket. 5]
[16]
12
Mr.
R. Ma’mun Sumadipraja
Juli 1947
12
13
R. Sidik Bratadiredja Desember 1947 1950
13
14
R. Mochamad Michrod 1950 1951
14
15
  R. Radi Martadinata 1951 1954
15
16
R. Moestofa Soerjadi 1954 1956
16
17
R. Sulaeman Tanudiradja 1957 1958
17
  Machbub Badjurie
18
  R. Harun Zainal Abidin 1960 1965
18
19
  Kol. Inf. H.
R. Anwar Soetisna
1966 1973
19
20
  Kol. Inf.
Hasan Soegandhi
1973 1978
20
21
  Drs. H. Mr.
Gunawan Bratasasmita
1978 1983
21
22
  Kol. Caj. H.
Memed Tohir
1983 1988
22
23
  Kol. Art. H.
Suwendho
1988 1993
23
24
  Kol. Kav. H.
Rachmat Djoehana
1993 1998
24
25
  H.
Sutisna
S.H.
1998 2003
25
Dedi Supardi
(2000–03)
26
  Drs. H.
Dedi Supardi
M.M.
10 Desember 2003 10 Desember 2008
26
(2003)
Nur Asyik H. Syarif
10 Desember 2008 10 Desember 2013
27
(2008)
Ason Sukasa
27
  Dr. H.
Sunjaya Purwadi Sastra
M.M., M.Si.
19 Maret 2014 25 Oktober 2018
28
(2013)
[17]
Tasiya Soemadi
(2014–17)
[Ket. 6]
Selly Andriany Gantina
(2017–18)
17 Mei 2019 17 Mei 2019
29
(2018)
[Ket. 7]
Imron Rosyadi
28
  Drs. H.
Imron Rosyadi
M.Ag.
1 Oktober 2019 17 Mei 2024
[Ket. 8]
Wahyu Tjiptaningsih
(sejak 2021)[19]
Keterangan
  1. ^ Sebelumnya menjabat Bupati Majalengka.
  2. ^ Sebelumnya menjabat Bupati Majalengka
  3. ^ Sebelumnya menjabat Bupati Pemalang
  4. ^ Sebelumnya menjabat Bupati Purworejo
  5. ^ Sebelumnya menjabat Bupati Majalengka
  6. ^ Diberhentikan karena menjadi tersangka kasus korupsi, padahal sudah terpilih pada Pemilihan umum Bupati Cirebon 2018
  7. ^ Hanya 15 menit menjadi bupati lalu diberhentikan karena berstatus sebagai tersangka kasus korupsi saat pelantikan. Wakil Bupati Imron Rosyadi yang dilantik bersamaan saat itu langsung menjadi Plt. Bupati Cirebon
  8. ^ Diangkat secara resmi menjadi Bupati Cirebon Definitif oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersamaan dengan pelantikan Wakil Bupati Indramayu[18]

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Cirebon dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[20] 2019–2024[21] 2024–2029[22]
PKB 8   10   9
Gerindra 6   7   7
PDI-P 11   8   13
Golkar 6   7   7
NasDem 4   7   4
PKS 5   5   6
Hanura 3   1   0
PBB 1   0   0
Demokrat 5   5   4
PPP 1   0   0
Jumlah Anggota 50   50   50
Jumlah Partai 10   8   7

Kecamatan

Kabupaten Cirebon terdiri dari 40 kecamatan, 12 kelurahan, dan 412 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 2.099.089 jiwa dengan luas wilayah 984,52 km² dan sebaran penduduk 2.132 jiwa/km².[23][24]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Cirebon, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Kelurahan Desa Kodepos[25] Status Daftar
Desa/Kelurahan
32.09.24 Arjawinangun 11 45662 Desa
32.09.10 Astanajapura 11 45681 Desa
32.09.05 Babakan 14 45691 Desa
32.09.13 Beber 10 45672 Desa
32.09.02 Ciledug 10 45688 Desa
32.09.26 Ciwaringin 8 45667 Desa
32.09.31 Depok 12 45641 Desa
32.09.16 Dukupuntang 13 45652 Desa
32.09.30 Gebang 13 45694 Desa
32.09.28 Gegesik 14 45664 Desa
32.09.37 Gempol 8 45668 Desa
32.09.38 Greged 10 45674 Desa
32.09.21 Gunungjati 15 45643 Desa
32.09.40 Jamblang 8 45657 Desa
32.09.29 Kaliwedi 9 45665 Desa
32.09.22 Kapetakan 9 45658 Desa
32.09.06 Karangsembung 8 45686 Desa
32.09.34 Karangwareng 9 45695 Desa
32.09.20 Kedawung 8 45653 Desa
32.09.23 Klangenan 9 45656 Desa
32.09.07 Lemahabang 13 45683 Desa
32.09.03 Losari 10 45692 Desa
32.09.12 Mundu 12 45673 Desa
32.09.04 Pabedilan 13 45693 Desa
32.09.33 Pabuaran 7 45696 Desa
32.09.17 Palimanan 12 45661 Desa
32.09.11 Pangenan 9 45682 Desa
32.09.25 Panguragan 9 45663 Desa
32.09.32 Pasaleman 7 45697 Desa
32.09.36 Plered 10 45654 Desa
32.09.18 Plumbon 15 45655 Desa
32.09.09 Sedong 10 45689 Desa
32.09.15 Sumber 12 2 45611-45619 Desa
Kelurahan
32.09.39 Suranenggala 9 45659 Desa
32.09.27 Susukan 12 45666 Desa
32.09.08 Susukanlebak 13 45685 Desa
32.09.14 Talun 11 45671 Desa
32.09.35 Tengahtani 8 45642 Desa
32.09.01 Waled 12 45687 Desa
32.09.19 Weru 9 45644 Desa
TOTAL 12 412
 
Kantor Bupati Cirebon

Pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon di Kecamatan Sumber, yang berada di sebelah selatan Kota Cirebon. Tiga kecamatan yang baru terbentuk pada tahun 2007 adalah Kecamatan Jamblang (Pemekaran Kecamatan Klangenan sebelah timur), Kecamatan Suranenggala (Pemekaran Kecamatan Kapetakan sebelah selatan), dan Kecamatan Greged (Pemekaran Kecamatan Beber sebelah timur).

Demografi

Cirebon merupakan salah satu kabupaten terpadat di Jawa Barat. Penduduk Kabupaten Cirebon terus bertambah, meski demikian dari sensus ke sensus, tren rata-rata laju pertumbuhan penduduk dari sensus ke sensus semakin melambat. Pada Tahun 1980 jumlah penduduk Kabupaten Cirebon baru berjumlah 1.331.690 jiwa dan pada tahun 1990 tercatat 1.648.021 jiwa. Sepuluh tahun kemudian pada tahun 2000 penduduk Kabupaten Cirebon menjadi 1.931.068 jiwa. Hasil sementara dari pengolahan data SP2010-L1.P212, SP2010-C2, dan SP2010-L2 (kondisi 15 Juli 2010) sebesar 2.065.142 jiwa dengan komposisi 1.057.501 jiwa penduduk laki-laki dan 1.007.641 jiwa penduduk perempuan.

Menurut angka sementara hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, Kecamatan Sumber merupakan wilayah dengan jumlah penduduknya paling banyak yaitu sebesar 80.914 jiwa dan berikutnya adalah Kecamatan Gunungjati yaitu sebanyak 77.712 jiwa. Sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit di Kabupaten Cirebon adalah Kecamatan Pasaleman yaitu sebanyak 24.912 jiwa dan Kecamatan Karangwareng sebanyak 26.554 jiwa.

Sesuai dengan data kependudukan terbaru yang sudah diberikan oleh Dinas Kependudukan dan catatan Sipil (disdukcapil) Kab.Cirebon, jumlah penduduk Kab.Cirebon per 30 April 2013 berjumlah 2.957.257 jiwa.

Budaya

 
Tari Topeng Cirebon
 
Batik Motif Mega Mendung

Kebudayaan yang melekat pada masyarakat Cirebon merupakan perpaduan berbagai budaya yang datang dan membentuk ciri khas tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pertunjukan khas masyarakat Cirebon antara lain Tarling, Tari Topeng Cirebon, Wayang Kulit Cirebon, Sintren, Kesenian Gembyung, dan Sandiwara Cirebonan.

Kabupaten ini juga memiliki beberapa kerajinan tangan di antaranya Topeng Cirebon, Lukisan Kaca, Bunga Rotan, dan Batik.

Salah satu ciri khas batik asal Cirebon yang tidak ditemui di tempat lain adalah motif Mega Mendung, yaitu motif berbentuk seperti awan bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama.

Motif Mega Mendung adalah ciptaan Pangeran Cakrabuana (1452-1479), yang hingga kini masih kerap digunakan. Motif tersebut didapat dari pengaruh keraton-keraton di Cirebon. Karena pada awalnya, seni batik Cirebon hanya dikenal di kalangan keraton. Sekarang di Cirebon, batik motif mega mendung telah banyak digunakan berbagai kalangan. Selain itu terdapat juga motif-motif batik yang disesuaikan dengan ciri khas penduduk pesisir.[26]

Pendidikan

Pendidikan formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Perguruan tinggi Lainnya
Negeri 16 900 93 24 7 0 2
Swasta 560 183 216 79 100 14 12
Total 576 1.083 309 103 107 14 14
Data sekolah di Kabupaten Cirebon
Sumber: Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Cirebon

Bahasa

Pada umumnya Masyarakat Kabupaten Cirebon menggunakan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi dan Bahasa Jawa
sebagai bahasa sehari-hari dengan bermacam-macam dialeknya.

Masyarakat Kabupaten Cirebon yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan
menunggunakan Bahasa Sunda
sebagai bahasa sehari-hari, walaupun menggunakan bahasa sunda mereka juga bisa berbahasa jawa seperti orang cirebon pada umumnya.

Sedangkan orang-orang yang merantau ke kabupaten cirebon dari berbagai daerah di Indonesia menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, seperti : Bahasa Madura, Bahasa Minang, Bahasa Betawi dan lain-lain.

Kesehatan

Untuk mewujudkan masyarakat sehat dan produktif, Pemerintah Kabupaten Cirebon berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan. Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang baik, Pemerintah berupaya untuk menyediakan fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan paramedis.

Pada tahun 2013 di Kabupaten Cirebon telah tersedia sekitar 2 rumah sakit umum, 7 rumah sakit swasta, 57 Puskesmas, dan 6 Poliklinik. Dengan jumlah tenaga medis sekitar 404 orang, dan 335 dokter umum.

Berikut adalah daftar RS yang berada di Kabupaten Cirebon (per Desember 2020) :

  • RSUD Arjawinangun (Tipe B)
  • RSUD Waled (Tipe B)
  • RS Mitra Plumbon (Tipe B)
  • RS Permata (Tipe B)
  • RS Pertamina
  • RS Universitas Muhammadiyah Cirebon
  • RS Sumber Waras
  • RS Sumber Hurip
  • RS Paru Sidawangi
  • RS Pasar Minggu
  • RS Jantung Hasna Medika
  • RS Tiar Medika
  • RSIA Khalishah

Transportasi

 
Gerbang Tol Palimanan

Cirebon berada di jalur pantura, sebagai pintu gerbang utama provinsi Jawa Barat di sebelah timur, yakni di Kecamatan Losari. Pada waktu musim mudik, jalur ini merupakan salah satu yang terpadat di Indonesia. Cirebon juga terdapat Tiga Ruas Jalan Tol, yaitu Jalan Tol Palimanan-Kanci (Palikanci), Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), dan Jalan Tol Kanci-Pejagan.

Transportasi Darat

  1. Stasiun: Ciledug, Karangsuwung, Sindanglaut, Waruduwur, Losari, Babakan, Cangkring, Bangodua, Arjawinangun, dan Kaliwedi (Non Aktif).
  2. Terminal: Sumber, Ciledug, dan Weru.
  3. Bus: jurusan Ciledug-Cirebon, jurusan Cirebon-Jakarta, Cirebon-Kuningan, Cirebon-Bandung, dan seluruh kota di Pulau Jawa.
  4. Elf: jurusan Ciledug-Cirebon via Babakan, Ciledug-Cirebon via Sindang Laut, Sindang Laut-Cirebon, Babakan-Cirebon, Losari-Cirebon, Losari-Tegal, Cirebon-Rajagaluh via Palimanan, Cirebon-Kadipaten via Palimanan, Cirebon-Gegesik via Arjawinangun.
  5. Angkutan Kota: GP (Gunung Sari-Plered), GS (Gunung Sari-Sumber), GC (Gunung Sari-Ciperna), GM (Gunung Sari-Mundu), GG (Gunung Sari-Celancang), Celancang-Bakung, Plered-Celancang, Plered-Sumber, Plered-Arjawinangun, Plered-Gunung Jati, Plumbon-Sumber, Sumber-Jamblang, Sumber-Kramat, dan Sumber-Wanasaba.

Pariwisata

Wisata belanja

 
Kawasan Wisata Belanja Batik Trusmi

Batik Trusmi

Di Desa Trusmi dan Panembahan, dapat dijumpai banyak home industry yang menjual batik khas Cirebon. Sentra batik ini akan lebih ramai pada akhir pekan oleh pembeli yang datang dari luar kota dan luar negeri. Motif batik yang terkenal dari kawasan ini adalah motif Mega Mendung.

Pasar Kue Setu

Pasar Kue Setu terletak di Kecamatan Plered. Kue-kue yang penjualannya tersebar hingga ke hampir seluruh Indonesia dan kebanyakan berupa camilan ini diproduksi oleh industri rumahan di Desa Setu dan sekitarnya.

Camilan khas Cirebon yang sangat cocok dijadikan oleh-oleh ini mayoritas bernama unik, di antaranya kerupuk kulit kerbau/rambak, kerupuk melarat, kerupuk geol, kerupuk upil, kerupuk gendar, kerupuk jengkol, jagung marning, rengginang mini, emping, kelitik, kue atom, maypilow, kembang andul, ladu, simpil, gapit, otokowok, opak, welus, sagon, dan masih banyak lagi.

Di sekitar Plered, banyak pula ditemui penjual sandal karet, yang penjualannya sudah menyebar ke seluruh Nusantara.

Wisata Ziarah

 
Makam Sunan Gunung Jati
  • Makam Sunan Gunung Jati
  • Situs Batu Tulis huludayeuh
  • Petilasan Cimandung
  • Situs Pasanggrahan Balong Biru
  • Balong Keramat Tuk
  • Makam keramat Megu
  • Situs Lawang Gede
  • Makam Nyi Mas Gandasari
  • Makam Syekh Magelung Sakti
  • Makam Talun
  • Makam Buyut Trusmi
  • Makam P. Jakatawa dan Syekh Bentong.

Wisata Alam

Lapangan Golf Ciperna

Kawasan ini berada di tepi jalan raya Cirebon-Kuningan dengan kontur tanah berbukit berjarak 5 km ke selatan dari kota Cirebon, berada pada ketinggian 200 m di atas permukaan laut.

Daya tarik utama kawasan ini adalah keindahan pemandangan kota Cirebon dengan latar belakang laut lepas ke arah utara, sedangkan ke arah selatan Gunung Ciremai di suasana yang menarik. Berdasarkan Perda nomor 25 tahun 1996, kawasan wisata Ciperna ditetapkan seluas 300 Ha yang diperuntukkan bagi 5 (lima) ruang kawasan pengembangan antara lain:

  • Kawasan wisata Agro Griya. Pembangunan Agro Griya dalam bentuk rumah kebun yang dapat disewakan dengan fasilitas Hotel Bintang.
  • Kawasan wisata Agro Tirta. Pembangunan Agro Tirta dalam bentuk pembuatan danau buatan yang dilengkapi rekreasi air.
  • Kawasan Agro Wisata I
  • Kawasan Agro Wisata II. Agro wisata I dan II diarahkan dalam bentuk pembangunan kawasan perkebunan mangga gedong gincu, srikaya, atau tanaman jenis lainya. Di samping itu membangun track olahraga yang dapat menyesuaikan dengan kontur tanah sekitarnya.
  • Kawasan Land Mark.

Belawa

Lokasi wisata ini berjarak kira-kira 25 km dari Kota Sumber ke arah timur. Objek wisata ini memiliki daya tarik dari kura-kura yang mempunyai ciri khusus di punggung dengan nama latin ‘’Aquatic Tortose Ortilia Norneensis’’. Menyimpan legenda menarik tentang keberadaannya di Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang. Menurut penelitian merupakan spesies kura-kura yang langka dan patut dilindungi keberadaannya. Objek wisata ini direncanakan untuk dikembangkan menjadi kawasan yang lebih lengkap, yaitu taman kura-kura (turle park) atau taman reptilia.

Situ Sedong

Terletak di Kecamatan Sedong sekitar 26 km dari arah pusat Kota Sumber, dengan luas lahan 62,5 Ha. Selain mempunyai panorama yang indah, situ ini juga disebut pula situ pengasingan yang merupakan tempat rekreasi air dan pemancingan.

Banyu Panas Palimanan

Objek wisata ini terletak di Kecamatan Palimanan sekitar 16 km dari Kota Cirebon ke arah Bandung, merupakan pemandian air panas dengan kadar belerang yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit. Pemandian air panas ini ada di sekitar bukit Gunung Kapur, Gunung Kromong, yang mempunyai keistimewaan mata air selalu berpindah pindah.

 
Hutan Wisata Plangon

Hutan Wisata Plangon

Objek wisata plangon berlokasi di Desa Babakan Kecamatan Sumber ± 10 km dari Kota Cirebon. Tempat rekreasi dengan panorama alam indah yang dihuni oleh sekelompok monyet liar. Selain selain tempat rekreasi, terdapat juga makam Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan. Puncak acaranya biasa di masa ziarah Plangon tanggal 2 syawal, 11 Dzulhijjah, dan 27 Rajab. Untuk pengembangan wisata ini meliputi lahan sekitar 10 Ha, dan status tanah ini milik Kesultanan. Kapasitas pengunjung rata-rata sekitar 58.000 pengunjung/tahun.

Namun ada larangan, demi keselamatan pengunjung, diharapkan pengunjung tidak memberi makan monyet-monyet liar.

Situ Patok

 
Kawasan Wisata Situ Patok

Luas Situ Patok 175 Ha yang terletak di Desa Setu Patok sekitar 6 km dari Kota Cirebon ke arah Tegal, objek wisata ini selain mempunyai panorama indah juga tersedia sarana rekreasi air dan pemancingan.

Lokasi ini berpotensi untuk dikembangkan sekitar lahan 7 Ha, dengan status tanah negara. prasarana yang diperlukan adalah pembuatan dermaga, pengadaan perahu motor, sarana pemancingan, serta pembangunan rumah makan yang artistik. Jalan ke arah lokasi cukup baik dan lebar, jaringan aliran listrik sudah tersedia dan saat ini minat masyarakat untuk mengunjungi wisata ini cukup banyak.

Cikalahang

Kawasan Cikalahang merupakan kawasan yang baru berkembang dengan daya dukung alam. Sasaran wisatawan pada awalnya adalah objek wisata Telaga Remis yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Kuningan dan berada di wilayah Kuningan.

Hingga saat ini kawasan Telaga Remis masih menarik wisatawan yang dapat diandalkan dari segi pendapatan. Jalan menuju objek wisata ini adalah melalui Desa Cikalahang yang berada di wilayah Kabupaten Cirebon, sehingga keberadaannya memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar usaha lain sebagai daya pendukung. Di samping itu juga kawasan Cikalahang telah berkembang menjadi suatu kawasan yang mempunyai daya tarik sendiri yaitu dari usaha restoran/rumah makan ikan bakar. Dengan banyaknya peminat, wilayah itu berkembang pesat menjadi daya tarik wisata makan, sehingga pada hari-hari libur penuh dikunjungi wisatawan.

Menjual keadaan alam yang menarik dengan sumber air dari kaki Gunung Ciremai yang tidak pernah kering, sangat memungkinkan untuk membuka peluang usaha kolam renang yang bersifat alami dengan fasilitas modern serta bumi perkemahan.

Kawasan wisata Cikalahang terletak sekitar 6 km dari Kota Sumber dan 1 km dari jalan alternatif Cirebon-Majalengka dengan lingkungan alam yang masih asri.

Wana Wisata Ciwaringin

Hutan wisata dengan menampilkan keindahan alam dan banyak ditumbuhi oleh pohon kayu putih. Menyediakan lokasi bagi para penggemar jalan kaki dan arena motor cross. Di lokasi ini juga terdapat Danau Ciranca bagi penggemar memancing. Berlokasi di Desa Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin, 17 km dari Kota Sumber.

Putra Daerah

Galeri kuliner

Referensi

  1. ^ "Ayu Resmi dilantik sebagai Wakil Bupati Cirebon". 2021-02-10. Diakses tanggal 2021-02-10. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 23 Februari 2021. 
  3. ^ a b "Kabupaten Cirebon Dalam Angka 2020" (pdf). Diakses tanggal 10 November 2020. 
  4. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 23 Februari 2021. 
  5. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 23 Februari 2021. 
  6. ^ "Kabupaten Cirebon - Climate graph, Temperature graph, Climate table". Climate-Data.org. Diakses tanggal 2016-12-27. 
  7. ^ Staats almanak voor den jare 1823. Amsterdam: Van Cleef. 1823. hlm. 356. 
  8. ^ Almanak voor Nederlandsch-Indië 1871. Batavia: Lands-drukkerij. 1871. hlm. 149. 
  9. ^ "Gevonden in Delpher - Bataviaasch handelsblad". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  10. ^ Regeerings-almanak voor Nederlandsch-Indie 1898. Batavia: Landsdrukkerij. 1898. hlm. 168. 
  11. ^ "Gevonden in Delpher - Soerabaijasch handelsblad". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  12. ^ Regeerings-almanak voor Nederlandsch-Indie 1919. Batavia: Landsdrukkerij. 1919. hlm. 172. 
  13. ^ "Gevonden in Delpher - De Preanger-bode". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  14. ^ "Gevonden in Delpher - Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  15. ^ "Gevonden in Delpher - De Indische courant". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-03-13. 
  16. ^ a b c Kurasawa, Aiko (1993). Mobilisasi dan kontrol : studi tentang perubahan sosial di pedesaan Jawa, 1942-1945. Jakarta: Diterbitkan atas kerja sama Yayasan Karti Sarana dengan Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. ISBN 979-553-261-8. OCLC 30065825. 
  17. ^ "Pasangan Sunjaya–Tasiya Resmi Pimpin Kabupaten Cirebon". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-21. Diakses tanggal 2014-03-21. 
  18. ^ "Ridwan Kamil Lantik Bupati Cirebon dan Wakil Bupati Indramayu". AyoBandung.com. Bandung. 1 Oktober 2019. Diakses tanggal 7 Oktober 2019. 
  19. ^ Irwanto, Deny (10-02-2021). "Istri Sunjaya Dilantik Jadi Wakil Bupati Cirebon". Medcom.id. Diakses tanggal 11-02-2021. 
  20. ^ "Kabupaten Cirebon Dalam Angka 2018". Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon. 16-08-2018. Diakses tanggal 05-03-2023. 
  21. ^ PEROLEHAN KURSI DPRD KAB. CIREBON 2019-2024
  22. ^ Penetapan Perolehan Kursi Parpol DPRD Kabupaten Cirebon 2024-2029
  23. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  24. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  25. ^ Kode Pos Kabupaten Cirebon
  26. ^ Motif Batik Cirebon

Pranala luar