Aneurisme aorta

Revisi sejak 2 Februari 2022 03.12 oleh PutraHP (bicara | kontrib)

Aneurisma aorta adalah suatu kondisi yang ditandai oleh pelebaran pembuluh darah aorta yang dapat terjadi pada aorta di bagian dada, perut, atau keduanya yang disebabkan karena melemahnya otot-otot pada dinding aorta.[1][2]

Aneurisma Aorta
Gambar A menunjukkan aorta normal. Gambar B menunjukkan aneurisma aorta torakalis (posisinya di belakang jantung). Gambar C menunjukkan aneurisma aorta abdominalis yang posisinya di bawah arteri yang menyuplai darah ke ginjal.
Informasi umum
SpesialisasiBedah vaskular
TipeAneurisma aorta abdominalis, aneurisma aorta torakalis, aneurisma aorta torakoabdominalis
PenyebabAterosklerosis, hipertensi, trauma, infeksi aorta
Faktor risikoMerokok, hipertensi, diabetes melitus, hiperlipidemia, riwayat keluarga dengan aneurisma aorta, riwayat aneurisma di pembuluh darah yang lain, usia, pria
Aspek klinis
Gejala dan tandaSebagian besar tidak bergejala. Aneurisma aorta torakalis: nyeri dada, nyeri punggung, hoarseness, batuk, sesak napas. Aneurisma aorta abdominalis: nyeri perut, nyeri punggung dan selangkangan, terasa perut berdenyut di daerah pusar
KomplikasiPerdarahan
Awal munculUsia di atas 50 tahun
DurasiKronis
DiagnosisRoentgen torak, ultrasonografi (USG), ekokardiogram, CT scan, MRI
PerawatanEVAR (bedah endovaskular), bedah terbuka
PengobatanObat golongan statin, penyekat beta, penyekat reseptor angiotensin 2

Definisi dan anatomi

Aneurisma aorta berasal dari bahasa Yunani kuno. Asal kata aneurisma adalah ἀνεύρυσμα yang berarti pelebaran atau pembukaan. Sedangkan aorta berasal dari kata ἀορτή (aorte) yang berasal dari kata kerja ἀορτέω (aorteo), yang merupakan perpanjangan kata ἀείρω (aeiro), yang berarti "mengangkat", "menaikkan", dan "digantung".[3][4]

Aorta adalah pembuluh darah arteri yang paling besar yang berasal dari bagian ventrikel kiri (bilik kiri) jantung dan membawa darah ke seluruh tubuh.[5] Aorta berdiameter 1 inci (2,54 cm) dan terbagi atas empat bagian yaitu aorta asendens, arcus aorta, aorta desendens (aorta torakalis), dan aorta abdominalis.[6][7]

Dinding aorta terdiri atas tiga lapisan. Lapisan paling dalam yang disebut tunika intima (terdiri dari satu lapisan endotelium), lapisan tengah sebagai komponen dinding yang terbesar disebut tunika media (terdiri dari lapisan tebal serat elastis dalam bentuk spiral, sel otot polos, dan jaringan kolagen), dan lapisan paling luar yang disebut tunika adventisia (terdiri dari lapisan serabut tipis jaringan ikat dan pembuluh darah kecil yang disebut vasa vasorum).[8][9]

Dalam istilah medis aneurisma digunakan untuk menggambarkan kondisi patologis pembuluh darah arteri atau vena yang mengalami pelebaran berbentuk seperti balon yang terjadi karena kelemahan dinding pembuluh darah terutama bagian tunika media.[1][8]

Aneurisma aorta adalah pelebaran diameter pembuluh darah aorta sebesar 1,5 kali ukuran normal[4] atau penambahan diameter aorta yang ≥ 50% bila dibandingkan dengan diameter normal.[8] Pada sebagian besar orang dewasa, diameter aorta yang melebihi 3 cm sudah bisa dianggap sebagai aneurisma.[9][10]

Untuk aorta torakalis yang terdiri atas empat bagian, terdapat perbedaan ukuran di tiap bagian. Perbedaan ukuran ini juga dipengaruhi oleh jenis kelamin.[11]

Diameter Normal Aorta Torakalis untuk Dewasa[11]
Aorta Torakalis Diameter Normal (cm) Metode Pemeriksaan
Pangkal aorta (perempuan) 3,5 - 3,72 CT Scan
Pangkal aorta (pria) 3,63 - 3,91 CT Scan
Aorta asendens (pria dan perempuan) 2,86 Foto toraks
Aorta desendens bagian tengah (perempuan) 2,45 - 2,64 CT Scan
Aorta desendens bagian tengah (pria) 2,39 - 2,98 CT Scan
Aorta desendens bagian diafragma (perempuan) 2,40 - 2,44 CT Scan
Aorta desendens bagian diafragma (pria) 2,43 - 2,69 CT Scan, angiografi

Gejala dan tanda

Aneurisma aorta sebagian besar tidak memberikan gejala sehingga sering kali tidak terdeteksi. Gejala baru dirasakan penderita ketika aneurisma yang mereka derita mengalami ruptur (robek). Keluhannya tergantung pada posisi aneurisma.[12]

Aneurisma aorta abdominalis akan menyebabkan nyeri perut, nyeri punggung dan selangkangan, serta terasa perut berdenyut di daerah pusar.

Aneurisma aorta torakalis memberikan keluhan nyeri dada, nyeri punggung, hoarseness, batuk, dan sesak napas.

Klasifikasi

Berdasarkan bentuknya, aneurisma aorta terbagi atas tiga yaitu:

  • Bentuk fusiform: pelebaran arteri yang berbentuk bulat mengelilingi pembuluh darah.[13][14]
  • Bentuk sakular: pelebaran yang terlokalisir, asimetris, dan mengalami evaginasi di luar lapisan dinding pembuluh darah (membentuk kantung atau balon).[13][14]
  • Bentuk mikotik: berbentuk sakular atau multilobular dengan lumen yang eksentris atau terpusat.[15][16]

Berdasarkan lokasinya, aneurisma aorta terbagi atas tiga yaitu:

Aneurisma sinus aorta

Disebut juga aneurisma sinus Valsalva atau sinus of Valsalva aneurysm (SOVA) adalah pelebaran daerah sinus Valsalva (terletak antara bagian anulus katup aorta dengan sinotubular junction).[17][18] Aneurisma ini terbentuk karena adanya kelemahan lapisan elastis di tunika media dan anulus fibrosus.[19][20] Kelainan ini bisa bersifat bawaan atau dapatan.[21] Kasusnya jarang ditemukan, hanya sekitar 0,09% dari 8.138 kasus otopsi dan 0,15-3,5% pada penderita yang menjalani operasi jantung terbuka. Kondisi ini akan menyebabkan komplikasi yang fatal jika terjadi robekan.[22][23]

Aneurisma aorta torakalis

Disebut juga TAA atau thoracic aortic aneurysms merupakan pelebaran aorta yang berada di daerah dada dengan diameter yang melebihi 50% ukuran normalnya akibat kelemahan dinding aorta.[24] Aneurisma ini dapat terjadi di bagian aorta asendens, arkus aorta, dan aorta desendens.[25] Sekitar 40% dari kasus ini terjadi di daerah aorta asendens, 10% di daerah arkus aorta, 35% terjadi di aorta desendens, dan 15% di bagian aorta torakoabdominal.[26][27]

Aneurisma aorta abdominalis

Disebut juga AAA atau abdominal aortic aneurysm merupakan pelebaran aorta yang berada di bawah ginjal[12] yang timbul akibat degradasi proteolitik dari matriks protein ekstraseluler yaitu elastin dan kolagen.[28] AAA merupakan aneurisma aorta yang paling umum di antara aneurisma aorta yang lain.[1]

Faktor risiko

Aneurisma aorta abdominalis memiliki tiga faktor risiko yaitu faktor risiko awal aneurisma terbentuk, faktor risiko perkembangan aneurisma, dan faktor risiko terjadinya ruptur (robek).[28]

Faktor risiko untuk awal terbentuknya AAA adalah riwayat keluarga yang menderita AAA,[29][30] riwayat aneurisma di pembuluh darah yang lain,[31] hiperkolesterolemia,[32] hipertensi,[33] jenis kelamin pria,[33] merokok.[34]

Faktor risiko AAA mengalami perkembangan adalah faktor usia (di atas 60 tahun),[35][36] transplantasi ginjal atau jantung,[37] alkoholisme,[38][39] riwayat strok sebelumnya,[35] penyakit jantung koroner,[35][40] hipertensi,[41] merokok,[34] riwayat penyakit pembuluh darah arteri perifer sebelumnya,[42] penyakit jaringan ikat,[43] sindrom Marfan,[44] sindrom Loeys-Dietz,[12] dan displasia fibromuskular.[12][45]

Faktor risiko AAA hingga terjadi robekan adalah diabetes melitus,[46] transplantasi ginjal atau jantung,[47] penurunan forced expiratory volume (FEV) 1 detik atau FEV-1 yang dipicu oleh penyakit paru obstruktif kronis,[48] hipertensi,[49] pertambahan diameter AAA,[50] durasi merokok yang lebih lama,[34] jenis kelamin perempuan,[51] dan konsumsi florokuinolon.[52][53] Florokuinolon menyebabkan kerusakan kolagen pada dinding aorta.[12]

Pada tahun 2013, Svensjö melakukan skrining pada wanita usia di atas 70 tahun di Denmark. Dari 5.140 responden hanya 19 orang yang memenuhi kriteria untuk AAA, 18 orang di antaranya merokok dan 1 orang memiliki riwayat merokok sebelumnya, tetapi telah berhenti. Svensjö mengambil kesimpulan bahwa skrining untuk AAA pada wanita yang tidak memiliki riwayat merokok tidak akan memberikan hasil apa pun.[54]

Dalam mekanisme proteolitik, merokok berhubungan dengan peningkatan aktivitas proteolitik sedangkan diabetes melitus menurunkan sensitifitas proteolisis melalui glikasi (ikatan kovalen gula dengan lemak atau protein) makromolekul dan mikrofibril.[12] Meskipun menjadi faktor risiko pecahnya aneurisma, diabetes melitus tidak menyebabkan pembentukan dan perkembangan aneurisma aorta abdominalis. Hal ini diduga karena efek metformin yang dikonsumsi penderita diabetes.[55]

Faktor risiko aneurisma aorta torakalis adalah hipertensi,[56] usia, merokok, sindrom Ehler-Danlos tipe IV, sindrom Loeys-Dietz, sindrom Marfan, aterosklerosis,[57] infeksi (misalnya sifilis dan tuberkulosis)[58]

Patofisiologi

Patofisiologi aneurisma aorta abdominalis dan aneurisma aorta torakalis memiliki perbedaan karena perbedaan sel asal pada masa pembentukan embrio. Aorta terbentuk dari tiga jaringan embrionik yang berbeda yaitu dari puncak saraf, mesenkim, dan mesoderm. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan respons terhadap berbagai jenis sitokin dan faktor pertumbuhan. Contohnya homosisteina yang merangsang proliferasi dan aktivitas sintesis sel otot polos pembuluh darah yang berasal dari puncak sel, tetapi tidak memberikan efek yang sama terhadap sel otot polos pembuluh darah yang berasal dari mesoderm.[59]

Aneurisma aorta abdominalis

Aneurisma aorta abdominalis ditandai oleh adanya fragmentasi proteolitik matriks ekstraselular, kematian vascular smooth muscle cell (VSMC) atau sel otot polos pembuluh darah, infiltrasi sel-sel sistem imun dari tunika adventisia, dan peningkatan stres oksidatif pada dinding aorta. Penelitian molekuler berbasis gen dengan teknologi throughput microarray bahwa mekanisme terbentuknya AAA lebih karena respons sistem imun adaptif dan bukan akibat penyakit aterotrombotik oklusif pada aorta.[12][59]

Matriks ekstraselular dengan komponen serat yang tidak dapat larut utamanya yaitu elastin dan kolagen berfungsi untuk menunjang hemodinamika aorta. Aktivitas protease mendegradasi matriks ekstraselular diduga sebagai mekanisme yang menyebabkan perkembangan dan progresi AAA.[12][60]

Aterotrombosis dan hemodinamika

Pada kondisi sumbatan pembuluh darah akibat ateroma, akumulasi lemak di subendotel akan bergabung dengan trombus di dalam pembuluh darah yaitu bekuan darah. Pembentukan ateroma dimulai dengan adanya pergerakan lipoprotein plasma terutama LDL Lipoprotein ini akan membentuk plak dan perdarahan di intraparietal akan menyebabkan terbentuknya bekuan darah. Keduanya merupakan substrat untuk penyakit aterotrombotik oklusif.[12][61]

Kecenderungan aorta abdominalis untuk mengalami vasodilasi akibat aterotrombotik disebabkan karena struktur anatomisnya yang mengalami bifurkasi (bercabang menjadi dua) di daerah iliaka. Percabangan ini menyebabkan peningkatan gelombang tekanan reflektif. Gelombang ini akan mengubah energi kinetik menjadi energi potensial.[12]

Tekanan di dalam lumen pembuluh darah menentukan mekanisme terjadinya AAA. Pada seseorang dengan tekanan darah rendah, risiko yang timbul adalah pembentukan bekuan darah karena aliran darah yang lambat. Sedangkan pada seseorang dengan tekanan darah yang tinggi yang akan terjadi adalah risiko degradasi dan ruptur dinding arteri. Pada aorta dengan tekanan darah yang tinggi, pergerakan plak ateroma serta adanya tekanan interstisiel di dalam tunika adventisia akan mendorong trombus ke dalam dinding pembuluh darah yang akan menyebabkan pembuluh darah melebar.[12]

Struktur yang membentuk aneurisma aorta abdominalis secara berurutan dari bagian dalam pembuluh darah secara berurutan pada sebagian besar kasus adalah beberapa lapis trombus, lapisan tipis yang terdegradasi dengan sedikit komponen elastis dan VSMC, dan lapisan adventisia yang mengalami fibrosis dan inflamasi.

Trombus di dalam lumen akan bergabung dengan fibrinogen, elemen sel yang beredar di dalam pembuluh darah (leukosit polimorfonuklear, neutrofil, platelet, dan sel darah merah)[62][63] dan makromolekul seperti lipoprotein densitas tinggi atau high density lipoprotein (HDL).[64] Selanjutnya, enzim dan komponen lain yang dilepaskan oleh plasmin dan gabungan tersebut akan bergerak ke arah luar dengan menembus dinding pembuluh darah. Pergerakan ini akan merangsang respons imun dan menyebabkan degradasi matriks ekstraseluler.[12]

Akibat bergabungnya fibrinogen dan platelet dengan trombus, kemungkinan penderita mengalami perdarahan akan meningkat karena kedua hal tersebut merupakan komponen penting untuk proses pembekuan darah. Perdarahan juga dipicu oleh peningkatan kadar D-dimer (produk degradasi fibrinogen). D-dimer merupakan tanda adanya fibrinolisis dan aktivasi plasmin yang berperan penting dalam mekanisme perlukaan dinding pembuluh darah dengan cara melepaskan enzim proteolitik.[65]

Matriks ekstraseluler

Dinding pembuluh darah bergantung kepada matriks ekstraseluler yang komponennya disintesis oleh sel otot polos atau smooth muscle cell (SMC) lalu diproses oleh VSMC. Lisil oksidase adalah enzim yang berperan dalam proses maturasi struktur elastin dan kolagen.

Matriks ekstraseluler dibentuk oleh struktur protein makrofibrilar (elastin dan kolagen) dan mikrofibrilar (fibronektin dan fibrilin). Elastin berfungsi untuk mencegah proses pelebaran pembuluh darah sedangkan kolagen mencegah terjadinya ruptur.[66]

Degradasi matriks ekstraseluler terjadi akibat enzim protease. Tekanan di dalam sirkulasi dan tekanan interstisiel di dalam lapisan adventisia akan menyebabkan enzim protease mengeluarkan neutrofil yang merangsang pelebaran pembuluh darah yang progresif. Dua enzim protease yang berperan dalam hal ini adalah matriks metaloproteinase yang secara langsung mendegradasi matriks ekstraseluler serta serin protease yang menyebabkan degradasi fibronektin dan fibrilin.[61][67]

Enzim serin protease plasmin dan elastase akan memicu pemisahan dan kematian VSMC.[68] Pada saat yang bersamaan, stres oksidatif juga memicu hal yang sama. Pada dinding arteri dengan AAA akan ditemukan seroid (polimer kuning kecokelatan yang terdiri dari protein dan lemak yang teroksidasi) yang merupakan tanda proses oksidasi. Seroid bersifat sangat toksik terhadap VSMC.[69][70]

Imunitas bawaan dan adaptif

Lapisan adventisia aorta bagian luar mengandung banyak sekali pembuluh darah sehingga memungkinkan terjadinya proses diapedesis, respons imun adaptif dan imun bawaan, serta perkembangan pembuluh darah baru sebagai respons terhadap faktor pertumbuhan. Pada lapisan ini akan terjadi proses neoangiogenesis yang dipicu oleh hipoksia relatif dan metabolisme fosfolipid yang menghasilkan eikosanoid melalui mekanisme induksi berlebihan dari faktor pertumbuhan endotel vaskular atau vascular endothelial growth factor (VEGF).[71]

Sistem imun bawaan berperan di dalam proses diapedesis leukosit polimorfonuklear (PMN) dengan cara berinteraksi dengan platelet, P-selektin, dan makrofaga di lapisan adventisia. Aktivasi dan kematian leukosit PMN akan menyebabkan pelepasan protease, oksidator peptida, mieloperoksidase, dan mediator proinflamasi seperti interleukin-8 atau IL-8. Degradasi semua produk dari kematian leukosit PMN ini akan menyebabkan terjadinya proses endositosis sehingga terjadi fagositosis di lapisan bagian dalam tunika adventisia.

Bakteri yang berada di dalam sirkulasi darah memiliki afinitas yang tinggi terhadap trombus. Sebagai respons terhadap adanya bakteri, neutrofil akan bergabung dengan trombus dan mengeluarkan perangkap ekstraseluler neutrofil atau neutrophil extracellular traps (NET). NET mengandung kromatin (DNA dan histon) yang akan menahan molekul protease dan oksidator. Kondisi ini akan menyebabkan perkembangan aneurisma dan peningkatan sisiko terjadinya ruptur.[72]

Respons sistem imun adaptif ditandai dengan perkembangan organ limfoid tersier yang akan mengorganisir neogranuloma limfositik dengn bagian tengahnya berisi sel B yang memungkinkan produksi antibodi. Proses ini tergantung pada sel-T spesifik dan jaringan interleukin. Keduanya akan membentuk neoantigen agar proses maturasi antibodi dapat terjadi. Neoantigen ini memiliki molekul oksidatif dan proteolitik yang nantinya akan merangsang sistem imun.[73]

Inflamasi

Aneurisma aorta abdominalis melalui mekanisme inflamasi berhubungan dengan respons imun yang mengalami perburukan, sembap jaringan, fagositosis, porositas, dan proses penyembuhan yang menyebabkan fibrosis. Pelepasan elastase dan infiltrasi neutrofil menyebabkan degaradasi matriks ekstraseluler pada dinding aorta.[9]

Stres oksidatif

Proses ini terjadi jika terdapat produksi radikal bebas dalam jumlah banyak yang melebihi kapasitas antioksidan. Ketidakseimbangan ini akan menyebabkan kematian sel akibat produksi protein teroksidasi, peroksida, dan kerusakan DNA. Ketidakseimbangan ini juga akan mengaktivasi pro-MMP2 (matriks metaloproteinase-2 yang dihasilkan oleh sel otot polos dan fibroblas) dan pro-MMP9 (matriks metaloproteinasi-9 yang berasal dari makrofaga dan neutrofil) yang berfungsi untuk mendegradasi serat kolagen di dalam pembuluh darah.[9]

Dua sumber utama stres oksidatif adalah oksidator dari sel PMN leukosit (NADPH dan mieloperoksidase) dan besi redoks yang aktif sebagai katalis reaksi oksidase yang berasal dari sel darah merah yang terdapat di dalam trombus intraluminal.[9]

Komplikasi

Aneurisma aorta bisa menimbulkan komplikasi yang keduanya dapat mengancam jiwa. Komplikasi aneurisma aorta adalah diseksi aorta dan ruptur aorta.[74] Diseksi aorta sering disalahartikan sebagai aneurisma aorta, bahkan dengan ruptur aorta. Pada ruptur aorta, pembuluh darah telah sepenuhnya robek dan darah keluar dari pembuluh darah sedangkan pada aneurisma aorta dan diseksi aorta darah masih ada di dalam pembuluh darah.[75]

Diseksi aorta

Kondisi ini terjadi akibat robeknya lapisan dalam pembuluh darah aorta. Hal ini membuat darah bisa mengalir ke dalam robekan dan membentuk bendungan darah yang memisahkan lapisan dalam dan lapisan tengah dinding aorta.[74] Faktor risiko penyebab terjadinya diseksi aorta adalah hipertensi kronik, penyakit arteri koroner, merokok, defek pada katup aorta, aneurisma aorta, penyakit jantung kongenital, bawaan dalam keluarga, jenis kelamin (pria memiliki kemungkinan menderita 2 kali lebih besar daripada wanita), usia, kehamilan, penggunaan kokain, katihan angkat berat yang berlebihan, dan trauma pada daerah dada.

Ruptur aorta

Diagnosis

Untuk menetapkan diagnosis aneurisma aorta diperlukan pemeriksaan penunjang karena sebagian besar kasusnya tanpa gejala atau gejalanya tidak spesifik serta tidak ada tanda khas pada pemeriksaan fisik. Penyakit ini sering kali ditemukan tanpa sengaja saat sedang melakukan pemeriksaan untuk penyakit lain.[28]

Pemeriksaan sonografi

Prosedur ini merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan dalam hitungan menit, tidak membutuhkan biaya besar, tidak melibatkan radiasi atau pemberian kontras kepada individu yang akan diperiksa, dan tingkat spesifitas serta sensitifitasnya mendekati 100%.

Pada tahun 1991, komite dari Perkumpulan Ahli Bedah Vaskuler dan Perkumpulan Ahli Bedah Kardiovaskular menetapkan diagnosis AAA jika diameter aorta 1,5 kali lipat dibandingkan ukuran normalnya. Dalam praktiknya, diagnosis pembesaran aorta infrarenal (aorta abdominalis) dibuat jika diameternya melebihi atau sama dengan 30 mm (hal ini tidak berlaku bagi wanita karena memiliki aorta yang lebih kecil serta bagi individu dengan arteriomegali karena memiliki aorta yang lebih besar dibandingkan ukuran normal). Berdasarkan ukuran diameter aorta ini, AAA diklasifikasikan menjadi dua yaitu AAA kecil yang berukuran kurang dari 55 mm (tidak memerlukan tindakan operatif) dan AAA besar jika melebihi 55 mm dan dipertimbangkan untuk tindakan operatif.[12]

Skrining

Penatalaksanaan

Penderita tanpa gejala

Pada orang-orang yang terdiagnosis aneurisma aorta, tetapi tidak mengeluhkan gejala apa pun, harus dipastikan bahwa mereka benar-benar tidak memiliki keluhan sebelumnya. Tindakan bagi penderita yang terdiagnosis aneurisma, tidak merasakan keluhan apa pun, dan stabil secara klinis adalah dengan menentukan diameter dan ukuran aneurisma yang diderita.[28]

Aneurisma aorta abdominalis dengan ukuran kurang dari 3 cm tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, untuk ukuran 3-4 cm dianjurkan untuk pemeriksaan rutin setiap setahun sekali, untuk ukuran 4-4,5 cm pemeriksaan rutin setiap 6 bulan, lebih dari 4,5 cm harus dirujuk ke dokter spesialis bedah vaskuler. Jika ukuran AAA bertambah melebihi 0,6 cm dalam satu tahun, penderita dianjurkan untuk menjalani operasi.[28]

Ukuran aneurisma 4-5,5 cm, tetapi tanpa gejala termasuk ke dalam kategori aman dan tidak membutuhkan tindakan operasi. AAA yang ukurannya melebihi 5,5 cm dianjurkan untuk menjalani operasi perbaikan arteri.[28]

Riwayat komorbiditas penderita akan menentukan tindakan yang dilakukan pada pasien aneurisma aorta tanpa gejala. Penderita dengan riwayat penyakit arteri koroner akan diberikan obat penyekat beta.[28] Penderita aneurisma aorta dengan hipertensi diberikan penyekat beta misalnya propanolol untuk melindungi serat elastis dinding pembuluh darah dari kerusakan atau inhibitor ACE seperti losartan untuk menurunkan apoptosis sel otot polos pembuluh darah.[9][59]

Pemberian obat golongan statin akan memberikan efek perlindungan pada aorta dengan menghambat matriks metaloproteinase (MMP) dan plasminogen yang merupakan enzim proteolitik.[9]

Penderita dengan gejala

Jika seseorang yang terdiagnosis dengan aneurisma aorta sudah memberikan gejala, tindakan operasi harus dilakukan. Apalagi jika sudah terjadi ruptur aorta.

Operasi terbuka

Pada tindakan ini, aneurisma aorta yang bermasalah akan diakses secara langsung melalui insisi di daerah aneurisma. Prosedur ini tidak memerlukan pemeriksaan kontrol berulang sehingga biaya yang dikeluarkan lebih sedikit, tetapi memiliki tingkat mortalitas, lama rawat inap, dan jumlah darah yang hilang lebih besar bila dibandingkan dengan prosedur endovaskular.[59]

Endovascular Aortic Repair atau EVAR.

Prosedur ini mencapai daerah aorta yang bermasalah melalui satu alat yang dimasukkan melalui akses arteri femoralis. Selanjutnya akan dimasukkan endograft atau stent graft yang bertujuan untuk menurunkan tekanan di dalam aorta dan mengurangi diameter aneurisma sehingga risiko pecah pembuluh darah dapat dihindari. Pada AAA, alat dipasang di daerah yang mengalami aneurisma hingga mencapai arteri iliaka. Setelah tindakan ini, kontrol rutin pemeriksaan CT scan 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun lalu dilanjutkan setiap tahun pascaoperasi, diperlukan untuk memastikan alat bekerja sesuai target.[28]

Hal-hal yang dinilai saat pemeriksaan adalah penurunan ukuran aneurisma, posisi dan struktur alat yang tetap intak, masalah yang bisa timbul di tempat pemasangan alat, dan kemungkinan alat yang bergeser.[28]

Tingkat mortalitas operasi terbuka dibandingkan dengan EVAR adalah 3,8% berbanding 1,2%, mortalitas 3 hari pascatindakan adalah 1,1-2,7% untuk operasi terbuka dan 0-1,7% untuk EVAR.[28]

Prognosis

Epidemiologi

Insiden dan prevalensi aneurisma aorta tidak dapat diketahui dengan pasti mengingat skrining untuk penyakit ini hanya dilakukan oleh sebagian kecil negara di seluruh dunia.[12] Skrining terbaru yang dilakukan pada pria di atas 65 tahun dan wanita di atas 70 tahun menunjukkan diagnosis AAA mencapai 1-2% pada pria dan 0,5% pada wanita.[12][76]

Penelitian terbaru tentang estimasi global dan regional insiden dan prevalensi AAA dari tahun 1990 hingga 2010 yang dilakukan oleh Uchechukwu dan kawan-kawan dari berbagai negara memperlihatkan angka kejadian di Amerika mengalami penurunan, tetapi di Amerika Latin dan negara Asia-Pasifik mengalami peningkatan.[77]

Oliver Williams dan kawan-kawan melakukan program skrining dengan menggunakan USG untuk AAA pada 81.150 pria sejak tahun 1990 selama 25 tahun. Dari penelitiannya didapatkan penurunan angka AAA dari angka 5% di tahun 1991 menjadi 1,3% di tahun 2015.[78] N. Grǿndal dan kawan-kawan melakukan penelitian pada 25.083 pria berusia 65-74 tahun di Denmark. Mereka mendapatkan angka 3,3% untuk penderita AAA yang mengalami penurunan dari angka sebelumnya sebesar 4%.[79]

Sejarah

Referensi

  1. ^ a b c "Aortic Aneurysm | cdc.gov". Centers for Disease Control and Prevention. 27 September 2021. Diakses tanggal 27 November 2021. 
  2. ^ Beckermann, James (20 Juli 2021). "Aortic aneurysm: What are the symptoms and treatments?". WebMD. Diakses tanggal 27 November 2021. 
  3. ^ Antoniou, George A.; Antoniou, Athanasios I.; Antoniou, Stavros A.; Lazarides, Miltos K. (1 November 2011). "A historical perspective of medical terminology of aortic aneurysm". Journal of Vascular Surgery. 54 (5): 1527–1528. doi:10.1016/j.jvs.2011.04.036. ISSN 0741-5214. 
  4. ^ a b Bobadilla, Joseph L. (1 Juli 2013). "From Ebers to EVARs: A Historical Perspective on Aortic Surgery". AORTA. 1 (2): 89–95. doi:10.12945/j.aorta.2013.13-004. ISSN 2325-4637. PMC 4682706 . PMID 26798679. 
  5. ^ Hoffman, Matthew (28 Juni 2020). "The Aorta (Human Anatomy): Picture, Function, Location, and Conditions". WebMD. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  6. ^ Fitzgerald, Grace (12 Desember 2018). "The Aorta - Branches - Aortic Arch - TeachMeAnatomy". teachmeanatomy.info. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  7. ^ "Aorta Anatomy". ufhealth.org. 8 Agustus 2013. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  8. ^ a b c Farber, Mark A.; Parodi, Federico E. (November 2020). "Overview of Aortic Aneurysms - Cardiovascular Disorders". MSD Manual Professional Edition. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  9. ^ a b c d e f g Patel, Michael; Braga, Daniel; Money, Brad; Pirela, Andres; Zybulewski, Adam; Olivieri, Brandon; Beasley, Robert (1 April 2020). Pathogenesis of Abdominal Aortic Aneurysm (dalam bahasa Inggris). IntechOpen. ISBN 978-1-83881-950-7. 
  10. ^ Dalman, Ronald L.; Mell, Mathew (28 Oktober 2021). "Definitions and Aortoiliac Anatomy". www.uptodate.com. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  11. ^ a b Hiratzka, Loren F.; Bakris, George L.; Beckman, Joshua A.; Bersin, Robert M.; Carr, Vincent F.; Casey Jr., DO Donald; Eagle, Kim A.; Hermann, Luke K.; Isselbacher, Eric M. (16 Maret 2010). "2010 ACCF/AHA/AATS/ACR/ASA/SCA/SCAI/SIR/STS/SVM Guidelines for the Diagnosis and Management of Patient with Thoracic Aortic Disease". Circulation. 121 (13): 266–369. doi:10.1161/CIR.0b013e3181d4739e. 
  12. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Sakalihasan, Natzi; Michel, Jean-Baptiste; Katsargyris, Athanasios; Kuivaniemi, Helena; Defraigne, Jean-Olivier; Nchimi, Alain; Powell, Janet; Yoshimura, Koichi; Hultgren, Rebecka (1 Desember 2018). "Abdominal aortic aneurysms". Nature Reviews Disease Primers. 4 (43). doi:10.1038/s41572-018-0030-7. 
  13. ^ a b "Abdominal Aortic Aneurysm". www.hopkinsmedicine.org. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  14. ^ a b Gaillard, Frank. "Aneurysm | Radiology Reference Article | Radiopaedia.org". Radiopaedia. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  15. ^ Sörelius, Karl; di Summa, Pietro G (20 Februari 2018). "On the Diagnosis of Mycotic Aortic Aneurysms". Clinical Medicine Insights. Cardiology. 12: 1179546818759678. doi:10.1177/1179546818759678. ISSN 1179-5468. PMC 5824903 . PMID 29497343. 
  16. ^ Lee, Wai-Kit; Mossop, Peter J.; Little, Andrew F; Fitt, Gregory J.; Vrazas, Jhon I; Hoang, Jenny K.; Hennessy, Oliver F. (1 November 2008). "Infected (Mycotic) Aneurysms: Spectrum of Imaging Appearances and Management". RadioGraphics. 28 (7): 1853–1868. doi:10.1148/rg.287085054. ISSN 0271-5333. 
  17. ^ Bass, David; Tivakaran, Vijai S. (2022). Sinus Of Valsalva Aneurysm. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 28846266. 
  18. ^ Weinreich, Michael; Yu, Pey‐Jen; Trost, Biana (10 Maret 2015). "Sinus of Valsalva Aneurysms: Review of the Literature and an Update on Management". Clinical Cardiology. 38 (3): 185–189. doi:10.1002/clc.22359. ISSN 0160-9289. PMC 6711005 . PMID 25757442. 
  19. ^ Goldberg, N.; Krasnow, N. (1990). "Sinus of valsalva aneurysms". Clinical Cardiology. 13 (12): 831–836. doi:10.1002/clc.4960131204. ISSN 1932-8737. 
  20. ^ Hoey, Edward T. D.; Kanagasingam, Arulnithy; Sivananthan, Mohan U. (1 Juni 2010). "Sinus of Valsalva Aneurysms: Assessment With Cardiovascular MRI". American Journal of Roentgenology. 194 (6): W495–W504. doi:10.2214/AJR.09.3570. ISSN 0361-803X. 
  21. ^ Smer, Aiman; Elsallabi, Osama; Ayan, Mohamed; Buaisha, Haitam; Rayes, Hamza; Alshebani, Yazeid; Tantoush, Hamza; Salih, Mohsin (24 Agustus 2015). "Sinus of Valsalva Aneurysm: A Rare Cause of Dyspnea". Case Reports in Medicine. 2015: e467935. doi:10.1155/2015/467935. ISSN 1687-9627. 
  22. ^ Baas, Arnold S.; Small, Adam J. (24 Juni 2021). Talavera, Francisco; Compton, Steven J., ed. "Sinus of Valsalva Aneurysm: Background, Pathophysiology, Etiology". Cardiology. 
  23. ^ Bricker, Aliye Ozsoyoglu; Avutu, Bindu; Mohammed, Tan-Lucien H.; Williamson, Eric E.; Syed, Imran S.; Julsrud, Paul R.; Schoenhagen, Paul; Kirsch, Jacobo (2010-01-01). "Valsalva Sinus Aneurysms: Findings at CT and MR Imaging". RadioGraphics. 30 (1): 99–110. doi:10.1148/rg.301095719. ISSN 0271-5333. 
  24. ^ Faiza, Zainab; Sharman, Tariq (2022). Thoracic Aorta Aneurysm. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 32119454. 
  25. ^ "Thoracic Aortic Aneurysm". www.umcvc.org. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  26. ^ Isselbacher, Eric M. (15 Februari 2005). "Thoracic and Abdominal Aortic Aneurysms". Circulation. 111 (6): 816–828. doi:10.1161/01.CIR.0000154569.08857.7A. 
  27. ^ Farber, Mark A.; Parodi, Federico E. (November 2020). "Thoracic Aortic Aneurysms - Cardiovascular Disorders". MSD Manual Professional Edition. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  28. ^ a b c d e f g h i j Upchurch, Gilbert R.; Schaub, Timothy A. (1 April 2006). "Abdominal Aortic Aneurysm". American Family Physician. 73 (7): 1198–1204. ISSN 0002-838X. 
  29. ^ van Vlijmen-van-Keulen, C.J.; Pals, G.; Rauwerda, J. A. (Agustus 2002). "Familial Abdominal Aortic Aneurysm: a SystemicReview of Genetic Background". Eur J Vasc Endovasc Surg. 24 (2): 105–116. doi:10.1053/ejvs.2002.1692. 
  30. ^ Larsson, Emma; Granath, Fredrik; Swedenborg, Jesper; Hultgren, Rebecka (1 Januari 2009). "A population-based case-control study of the familial risk of abdominal aortic aneurysm". Journal of Vascular Surgery. 49 (1): 47–51. doi:10.1016/j.jvs.2008.08.012. ISSN 0741-5214. 
  31. ^ Ball, Benjamin Z.; Jiang, Boxiang; Mehndiratta, Prachi; Stukenborg, George J.; Upchurch, Gilbert R.; Meschia, James F.; Worrall, Bradford B.; Southerland, Andrew M. (1 September 2016). "Screening individuals with intracranial aneurysms for abdominal aortic aneurysms is cost-effective based on estimated coprevalence". Journal of Vascular Surgery. 64 (3): 811–818.e3. doi:10.1016/j.jvs.2016.05.065. ISSN 0741-5214. 
  32. ^ Palazzuoli, Alberto; Gallotta, Maddalena; Guerrieri, Giuseppe; Quatrini, Ilaria; Franci, Beatrice; Campagna, Maria Stella; Neri, Eugenio; Benvenuti, Antonio; Sassi, Carlo (Agustus 2008). "Prevalence of risk factors, coronary and systemic atherosclerosis in abdominal aortic aneurysm: Comparison with high cardiovascular risk population". Vascular Health and Risk Management. 4 (4): 877–883. ISSN 1176-6344. PMC 2597763 . PMID 19066005. 
  33. ^ a b Rodin, Miriam B.; Daviglus, Martha L.; Wong, Gordon C.; Liu, Kiang; Garside, Daniel B.; Greenland, Philip; Stamler, Jeremiah (1 Juli 2003). "Middle Age Cardiovascular Risk Factors and Abdominal Aortic Aneurysm in Older Age". Hypertension. 42 (1): 61–68. doi:10.1161/01.HYP.0000078829.02288.98. 
  34. ^ a b c Aune, Dagfinn; Schlesinger, Sabrina; Norat, Teresa; Riboli, Elio (3 Oktober 2018). "Tobacco smoking and the risk of abdominal aortic aneurysm: a systematic review and meta-analysis of prospective studies". Scientific Reports. 8: 14786. doi:10.1038/s41598-018-32100-2. ISSN 2045-2322. PMC 6170425 . PMID 30283044. 
  35. ^ a b c Chang JB, J.B.; Stein, T.A.; Liu, J.P.; Dunn, M.E (2020). Risk factors associated with abdominal aortic aneurysm growth or rupture. Abdominal aortic aneurysm: diagnosis and management. NICE Evidence Reviews Collection. London: National Institute for Health and Care Excellence (NICE). ISBN 978-1-4731-3452-2. PMID 32407036. 
  36. ^ Kent, K. Craig; Zwolak, Robert M.; Egorova, Natalia N.; Riles, Thomas S.; Manganaro, Andrew; Moskowitz, Alan J.; Gelijns, Annetine C.; Greco, Giampaolo (1 September 2010). "Analysis of risk factors for abdominal aortic aneurysm in a cohort of more than 3 million individuals". Journal of Vascular Surgery. 52 (3): 539–548. doi:10.1016/j.jvs.2010.05.090. ISSN 0741-5214. 
  37. ^ Englesbe, Michael J.; Wu, Audrey H.; Clowes, Alexander W.; Zierler, R. Eugene (1 Januari 2003). "The prevalence and natural history of aortic aneurysms in heart and abdominal organ transplant patients". Journal of Vascular Surgery (dalam bahasa English). 37 (1): 27–31. doi:10.1067/mva.2003.57. ISSN 0741-5214. 
  38. ^ Wong, Daniel R.; Willett, Walter C.; Rimm, Eric B. (1 April 2007). "Smoking, Hypertension, Alcohol Consumption, and Risk of Abdominal Aortic Aneurysm in Men". American Journal of Epidemiology. 165 (7): 838–845. doi:10.1093/aje/kwk063. ISSN 0002-9262. 
  39. ^ Stackelberg, Otto; Björck, Martin; Larsson, Susanna C.; Orsini, Nicola; Wolk, Alicja (19 Agustus 2014). "Alcohol Consumption, Specific Alcoholic Beverages, and Abdominal Aortic Aneurysm". Circulation. 130 (8): 646–652. doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.113.008279. 
  40. ^ Hernesniemi, Jussi A.; Vänni, Ville; Hakala, Tapio (1 Juli 2015). "The prevalence of abdominal aortic aneurysm is consistently high among patients with coronary artery disease". Journal of Vascular Surgery. 62 (1): 232–240.e3. doi:10.1016/j.jvs.2015.02.037. ISSN 0741-5214. PMID 26115925. 
  41. ^ Bhak, Rachel H.; Wininger, Michael; Johnson, Gary R.; Lederle, Frank A.; Messina, Louis M.; Ballard, David J.; Wilson, Samuel E. (1 Januari 2015). "Factors Associated With Small Abdominal Aortic Aneurysm Expansion Rate". JAMA Surgery. 150 (1): 44–50. doi:10.1001/jamasurg.2014.2025. ISSN 2168-6254. 
  42. ^ Alcorn, Hope G.; Wolfson, Sidney K.; Sutton-Tyrrell, Kim; Kuller, Lewis H.; O'Leary, Daniel (1 Agustus 1996). "Risk Factors for Abdominal Aortic Aneurysms in Older Adults Enrolled in the Cardiovascular Health Study". Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology. 16 (8): 963–970. doi:10.1161/01.ATV.16.8.963. 
  43. ^ Rahimi, Saum A. (15 Juni 2021). Rowe, Vincent Lopez, ed. "Abdominal Aortic Aneurysm: Practice Essentials, Background, Anatomy". Vascular Surgery. 
  44. ^ Hagerty, Tracy; Geraghty, Patrick; Braverman, Alan C. (1 April 2017). "Abdominal Aortic Aneurysm in Marfan Syndrome". Annals of Vascular Surgery. 40: 294.e1–294.e6. doi:10.1016/j.avsg.2016.07.067. ISSN 0890-5096. PMID 27894713. 
  45. ^ Kanamoto, Ryo; Hiromatsu, Shinichi; Nata, Shinichi; Shintani, Yusuke; Otsuka, Hiroyuki; Onitsuka, Seiji; Akashi, Hidetoshi; Tanaka, Hiroyuki (25 September 2018). "Abdominal Aortic Aneurysm Caused by Aortic Fibromuscular Dysplasia: A Case Report". Annals of Vascular Diseases. 11 (3): 365–368. doi:10.3400/avd.cr.18-00036. ISSN 1881-641X. PMC 6200619 . PMID 30402192. 
  46. ^ Wierzba, Waldemar; Sliwczynski, Andrzej; Pinkas, Jaroslaw; Jawien, Arkadiusz; Karnafel, Waldemar (25 Mei 2017). "Diabetes mellitus increases the risk of ruptured abdominal aortic aneurysms". Diabetes and Vascular Disease Research. 14 (5): 463–464. doi:10.1177/1479164117710391. ISSN 1479-1641. 
  47. ^ Cron, David C.; Coleman, Dawn M.; Sheetz, Kyle H.; Englesbe, Michael J.; Waits, Seth A. (1 Maret 2014). "Aneurysms in abdominal organ transplant recipients". Journal of Vascular Surgery. 59 (3): 594–598. doi:10.1016/j.jvs.2013.09.049. ISSN 0741-5214. 
  48. ^ Meijer, C. A.; Kokje, V. B. C.; van Tongeren, R. B. M.; Hamming, J. F.; van Bockel, J. H.; Möller, G. M.; Lindeman, J. H. N. (1 Agustus 2012). "An Association between Chronic Obstructive Pulmonary Disease and Abdominal Aortic Aneurysm beyond Smoking: Results from a Case–control Study". European Journal of Vascular and Endovascular Surgery (dalam bahasa Inggris). 44 (2): 153–157. doi:10.1016/j.ejvs.2012.05.016. ISSN 1078-5884. 
  49. ^ Bluro, Ignacio; Garagoli, Fernando; Fiorini, Norberto; Pizarro, Rodolfo (2 September 2020). "Prevention of the development and rupture of abdominal aortic aneurysm". www.escardio.org. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  50. ^ Aggarwal, Sourabh; Qamar, Arman; Sharma, Vishal; Sharma, Alka (2011). "Abdominal aortic aneurysm: A comprehensive review". Experimental & Clinical Cardiology. 16 (1): 11–15. ISSN 1205-6626. PMC 3076160 . PMID 21523201. 
  51. ^ Brown, Louise C.; Powell, Janet T. (September 1999). "Risk Factors for Aneurysm Rupture in Patients Kept Under Ultrasound Surveillance". Annals of Surgery. 230 (3): 289. ISSN 0003-4932. PMC 1420874 . PMID 10493476. 
  52. ^ Lee, Chien-Chang; Lee, Meng-tse Gabriel; Chen, Yueh-Sheng; Lee, Shih-Hao; Chen, Yih-Sharng; Chen, Shyr-Chyr; Chang, Shan-Chwen (1 November 2015). "Risk of Aortic Dissection and Aortic Aneurysm in Patients Taking Oral Fluoroquinolone". JAMA Internal Medicine. 175 (11): 1839–1847. doi:10.1001/jamainternmed.2015.5389. ISSN 2168-6106. 
  53. ^ Pasternak, Björn; Inghammar, Malin; Svanström, Henrik (8 Maret 2018). "Fluoroquinolone use and risk of aortic aneurysm and dissection: nationwide cohort study". BMJ. 360: k678. doi:10.1136/bmj.k678. ISSN 0959-8138. PMID 29519881. 
  54. ^ Svensjö, S; Björck, M; Wanhainen, A (1 Februari 2013). "Current prevalence of abdominal aortic aneurysm in 70-year-old women". British Journal of Surgery. 100 (3): 367–372. doi:10.1002/bjs.8984. ISSN 0007-1323. 
  55. ^ Altobelli, Emma; Rapacchietta, Leonardo; Profeta, Valerio F.; Fagnano, Roberto (Desember 2018). "Risk Factors for Abdominal Aortic Aneurysm in Population-Based Studies: A Systematic Review and Meta-Analysis". International Journal of Environmental Research and Public Health. 15 (12): 2805. doi:10.3390/ijerph15122805. ISSN 1661-7827. PMC 6313801 . PMID 30544688. 
  56. ^ Harris, Christopher; Croce, Beth; Cao, Christopher (Juli 2016). "Thoracic aortic aneurysm". Annals of Cardiothoracic Surgery. 5 (4): 407. doi:10.21037/acs.2016.07.05. ISSN 2225-319X. PMC 4973118 . PMID 27563557. 
  57. ^ Gillis, Elisabeth; Van Laer, Lut; Loeys, Bart L. (19 Juli 2013). "Genetics of Thoracic Aortic Aneurysm". Circulation Research. 113 (3): 327–340. doi:10.1161/CIRCRESAHA.113.300675. 
  58. ^ "Types of Aneurysms". www.heart.org. Diakses tanggal 31 Januari 2022. 
  59. ^ a b c d Kuivaniemi, Helena; Ryer, Evan J.; Elmore, James R.; Tromp, Gerard (2015). "Understanding the pathogenesis of abdominal aortic aneurysms". Expert review of cardiovascular therapy. 13 (9): 975–987. doi:10.1586/14779072.2015.1074861. ISSN 1477-9072. PMC 4829576 . PMID 26308600. 
  60. ^ Poredos, Pavel (18 n0vember 2008). "Inflammatory aortic aneurysm". www.escardio.org. Diakses tanggal 2 Januari 2022. 
  61. ^ a b Michel, Jean-Baptiste; Martin-Ventura, José-Luis; Egido, Jesus; Sakalihasan, Natzi; Treska, Vladislav; Lindholt, Jes; Allaire, Eric; Thorsteinsdottir, Unnur; Cockerill, Gillian (1 April 2011). "Novel aspects of the pathogenesis of aneurysms of the abdominal aorta in humans". Cardiovascular Research. 90 (1): 18–27. doi:10.1093/cvr/cvq337. ISSN 0008-6363. PMC 3058728 . PMID 21037321. 
  62. ^ Touat, Ziad; Ollivier, Veronique; Dai, Jianping; Huisse, Marie-Genevieve; Bezeaud, Annie; Sebbag, Uriel; Palombi, Tony; Rossignol, Patrick; Meilhac, Olivier (Maret 2006). "Renewal of Mural Thrombus Releases Plasma Markers and Is Involved in Aortic Abdominal Aneurysm Evolution". The American Journal of Pathology. 168 (3): 1022–1030. doi:10.2353/ajpath.2006.050868. ISSN 0002-9440. PMC 1606522 . PMID 16507915. 
  63. ^ Sawada, Hisashi; Hao, Hiroyuki; Naito, Yoshiro; Oboshi, Makiko; Hirotani, Shinichi; Mitsuno, Masataka; Miyamoto, Yuji; Hirota, Seiichi; Masuyama, Tohru (1 Juni 2015). "Aortic Iron Overload With Oxidative Stress and Inflammation in Human and Murine Abdominal Aortic Aneurysm". Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology. 35 (6): 1507–1514. doi:10.1161/ATVBAHA.115.305586. 
  64. ^ Rodríguez-Carrio, Javier; Lindholt, Jes S.; Canyelles, Marina; Martínez-López, Diego; Tondo, Mireia; Blanco-Colio, Luis M.; Michel, Jean-Baptiste; Escolà-Gil, Joan Carles; Suárez, Ana (Januari 2020). "IgG Anti-High Density Lipoprotein Antibodies Are Elevated in Abdominal Aortic Aneurysm and Associated with Lipid Profile and Clinical Features". Journal of Clinical Medicine (dalam bahasa Inggris). 9 (1): 67. doi:10.3390/jcm9010067. 
  65. ^ Vele, E.; Kurtcehajic, A.; Zerem, E.; Maskovic, J.; Alibegovic, E.; Hujdurovic, A. (2016). "Plasma D-dimer as a predictor of the progression of abdominal aortic aneurysm". Journal of Thrombosis and Haemostasis (dalam bahasa Inggris). 14 (11): 2298–2303. doi:10.1111/jth.13487. ISSN 1538-7836. 
  66. ^ Yue, Beatrice (2014). "Biology of the Extracellular Matrix: An Overview". Journal of glaucoma: S20–S23. doi:10.1097/IJG.0000000000000108. ISSN 1057-0829. PMC 4185430 . PMID 25275899. 
  67. ^ Sakalihasan, Natzi; Delvenne, Philippe; Nusgens, Betty V.; Limet, Raymond; Lapière, Charles M. (1 Juli 1996). "Activated forms of MMP2 and MMP9 in abdominal aortic aneurysms". Journal of Vascular Surgery. 24 (1): 127–133. doi:10.1016/S0741-5214(96)70153-2. ISSN 0741-5214. 
  68. ^ Michel, Jean-Baptiste (1 Desember 2003). "Anoïkis in the Cardiovascular System". Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology. 23 (12): 2146–2154. doi:10.1161/01.ATV.0000099882.52647.E4. 
  69. ^ Wang, Qiwei; Liu, Zhenjie; Ren, Jun; Morgan, Stephanie; Assa, Carmel; Liu, Bo (13 Februari 2015). "Receptor-Interacting Protein Kinase 3 Contributes to Abdominal Aortic Aneurysms via Smooth Muscle Cell Necrosis and Inflammation". Circulation research. 116 (4): 600–611. doi:10.1161/CIRCRESAHA.116.304899. ISSN 0009-7330. PMC 4329096 . PMID 25563840. 
  70. ^ Michel, Jean-Baptiste; Martin-Ventura, José Luis; Nicoletti, Antonino; Ho-Tin-Noé, Benoit (Juni 2014). "Pathology of human plaque vulnerability: mechanisms and consequences of intraplaque haemorrhages". Atherosclerosis. 234 (2): 311–319. doi:10.1016/j.atherosclerosis.2014.03.020. ISSN 1879-1484. PMID 24726899. 
  71. ^ Camaré, Caroline; Pucelle, Mélanie; Nègre-Salvayre, Anne; Salvayre, Robert (1 Februari 2017). "Angiogenesis in the atherosclerotic plaque". Redox Biology. 12: 18–34. doi:10.1016/j.redox.2017.01.007. ISSN 2213-2317. PMC 5312547 . PMID 28212521. 
  72. ^ Brandau, Annika; Ibrahim, Nahla; Klopf, Johannes; Hayden, Hubert; Ozsvar-Kozma, Maria; Afonyushkin, Taras; Bleichert, Sonja; Fuchs, Lukas; Watzinger, Viktoria (20 Januari 2022). "Association of Lipoproteins with Neutrophil Extracellular Traps in Patients with Abdominal Aortic Aneurysm". Biomedicines (dalam bahasa Inggris). 10 (2): 217. doi:10.3390/biomedicines10020217. 
  73. ^ Clement, Marc; Guedj, Kevin; Andreata, Francesco; Morvan, Marion; Bey, Laetitia; Khallou-Laschet, Jamila; Gaston, Anh-Thu; Delbosc, Sandrine; Alsac, Jean-Marc (10 Februari 2015). "Control of the T Follicular Helper–Germinal Center B-Cell Axis by CD8+ Regulatory T Cells Limits Atherosclerosis and Tertiary Lymphoid Organ Development". Circulation. 131 (6): 560–570. doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.114.010988. 
  74. ^ a b "What is an aortic aneurysm?". Heart Foundation NZ. Diakses tanggal 31 Januari 2022. 
  75. ^ "Aortic aneurysm, dissection and rupture". bhf.org.uk. Diakses tanggal 1 Februari 2022. 
  76. ^ Thorbjørnsen, Knut; Svensjö, Sverker; Djavani Gidlund, Khatereh; Gilgen, Nils-Peter; Wanhainen, Anders (Agustus 2019). "Prevalence and natural history of and risk factors for subaneurysmal aorta among 65-year-old men". Upsala Journal of Medical Sciences. 124 (3): 180–186. doi:10.1080/03009734.2019.1648611. ISSN 0300-9734. PMC 6758690 . PMID 31460822. 
  77. ^ Sampson, Uchechukwu K. A.; Norman, Paul E.; Fowkes, F. Gerald R.; Aboyans, Victor; Song, Yanna; Harrell, Frank E.; Forouzanfar, Mohammad H.; Naghavi, Mohsen; Denenberg, Julie O. (Maret 2014). "Estimation of global and regional incidence and prevalence of abdominal aortic aneurysms 1990 to 2010". Global Heart. 9 (1): 159–170. doi:10.1016/j.gheart.2013.12.009. ISSN 2211-8179. PMID 25432125. 
  78. ^ Oliver-Williams, C; Sweeting, M J; Turton, G; Parkin, D; Cooper, D; Rodd, C; Thompson, S G; Earnshaw, J J; on behalf of the Gloucestershire and Swindon Abdominal Aortic Aneurysm Screening Programme (1 Januari 2018). "Lessons learned about prevalence and growth rates of abdominal aortic aneurysms from a 25-year ultrasound population screening programme". British Journal of Surgery. 105 (1): 68–74. doi:10.1002/bjs.10715. ISSN 0007-1323. 
  79. ^ Grøndal, N; Søgaard, R; Lindholt, J S (1 Juli 2015). "Baseline prevalence of abdominal aortic aneurysm, peripheral arterial disease and hypertension in men aged 65–74 years from a population screening study (VIVA trial)". British Journal of Surgery. 102 (8): 902–906. doi:10.1002/bjs.9825. ISSN 0007-1323.