Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta

bandar udara di Indonesia

Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta (bahasa Inggris: Soekarno–Hatta International Airport) (IATA: CGKICAO: WIII) disingkat SHIA[7] atau Soetta, sebelumnya secara hukum disebut Bandar Udara Cengkareng Jakarta (bahasa Inggris: Jakarta Cengkareng Airport) (dengan IATA penunjuk "CGK"), merupakan sebuah bandar udara utama yang melayani penerbangan untuk wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Bandar udara ini diberi nama sesuai dengan nama dwitunggal tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, yang sekaligus merupakan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama. Nama populer dalam masyarakat adalah Bandara Cengkareng oleh karena berdekatan dengan wilayah Cengkareng, Jakarta Barat, meskipun secara geografis berada di Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Banten. Ini tecermin pula dalam kode IATA untuk bandar udara ini yang menggunakan kode CGK.

Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta

Soekarno–Hatta International Airport
Informasi
JenisPublik
PemilikPT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)
PengelolaPT Angkasa Pura II
MelayaniJabodetabek
LokasiTangerang, Banten, Indonesia
Dibuka1 Mei 1985; 39 tahun lalu (1985-05-01)
Maskapai penghubung
Maskapai utama
Ketinggian dpl10 mdpl
Koordinat6°07′32″S 106°39′21″E / 6.12556°S 106.65583°E / -6.12556; 106.65583
Situs webhttps://soekarnohatta-airport.co.id/
Peta
CGK/WIII di Jakarta Metropolitan Area
CGK/WIII
CGK/WIII
Lokasi bandara di Banten, Indonesia
CGK/WIII di Jawa
CGK/WIII
CGK/WIII
CGK/WIII (Jawa)
CGK/WIII di Indonesia
CGK/WIII
CGK/WIII
CGK/WIII (Indonesia)
CGK/WIII di Asia Tenggara
CGK/WIII
CGK/WIII
CGK/WIII (Asia Tenggara)
CGK/WIII di Asia
CGK/WIII
CGK/WIII
CGK/WIII (Asia)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
kaki m
07R/25L 12,008 3,660 Beton
07L/25R 11,811 3,600 Aspal Beton
06/24 9,843 3,000 Aspal Beton
Statistik (2018)
Penumpang66,908,159 Kenaikan 6.2%[1]
Pergerakan Pesawat447,390 Kenaikan 8%
Kargo (Metrik Ton)953,606 Kenaikan 16.73%[2]
Dampak Ekonomi & Sosial$5.1 miliyar & 705 ribu[3]
Sumber: Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia,[4] Penumpang dan Pergerakan Pesawat ACI[5]
Kargo dari Angkasa Pura II Airports Company[6]

Bandara ini mulai beroperasi di dalam negeri pada 1 Mei 1985 menggantikan Bandara Internasional Kemayoran yang kelebihan kapasitas. Bandara ini diperluas pada tahun 1991 untuk menggantikan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma untuk penerbangan internasional, yang masih melayani penerbangan domestik charter, VIP, swasta, dan dibuka kembali sebagai bandara komersial kedua untuk penerbangan domestik untuk mengurangi tekanan atas bandara Soekarno-Hatta yang saat ini kelebihan kapasitas. Bandara ini melayani 66,9 juta penumpang pada tahun 2018, menduduki peringkat ke- 18 bandara tersibuk di dunia oleh Airports Council International, dan tersibuk di Asia Tenggara. Dalam beberapa tahun terakhir, bandara ini telah menerima banyak penghargaan dan pengakuan.

Bandara sering kesulitan untuk mengakomodasi semua penerbangan pada batas saat ini yaitu 81 pergerakan pesawat per jam. Meskipun melebihi kapasitas, survei ACI 2012 menyatakan bahwa bandara dioperasikan dengan aman. Kedua landasan pacu asli mengalami masalah perkerasan dan kekuatan, yang membatasi kapasitas bandara untuk melayani pesawat besar. Untuk mengurangi kemacetan dan mencapai target untuk menangani 100 penerbangan per jam, landasan pacu ketiga dibuka pada Agustus 2019. Peningkatan dua landasan pacu asli untuk keselamatan dan untuk mengakomodasi pesawat berbadan lebar hampir selesai. Bandara ini akan dapat melayani 100 juta penumpang setiap tahun pada tahun 2025 setelah menyelesaikan pekerjaan pembangunan yang sedang berlangsung.

Sejarah

Latar belakang

Antara 1928–1974, Bandar Udara Kemayoran yang ditujukan untuk penerbangan domestik dianggap terlalu dekat dengan basis militer Indonesia, Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Penerbangan sipil di area tersebut menjadi sempit, sementara lalu lintas udara meningkat cepat, yang mana mengancam lalu lintas internasional.

Pada awal 1970-an, dengan bantuan USAID, delapan lokasi potensial dianalisis untuk bandar udara internasional baru, yaitu Kemayoran, Malaka, Babakan, Jonggol, Halim, Curug, Tangerang Selatan, dan Tangerang Utara. Akhirnya, Tangerang Utara dipilih dan ditandai juga Jonggol dapat digunakan sebagai bandara alternatif. Sementara itu, pemerintah memulai upgrade terhadap Bandar Udara Halim Perdanakusumah untuk melayani penerbangan domestik.

Antara 1974–1975, sebuah konsorsium konsultan Kanada mencakup Aviation Planning Services Ltd., ACRESS International Ltd., dan Searle Wilbee Rowland (SWR), memenangi tender untuk proyek bandara baru. Pembelajaran dimulai pada 20 Februari 1974 dengan total biaya 1 juta Dolar Kanada. Proyek 1 tahun tersebut disetujui oleh mitra dari Indonesia yang diwakili oleh PT Konavi. Pada akhir Maret 1975, pembelajaran ini menyetujui rencana pembangunan 3 landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan terminal internasional, 3 terminal domestik, dan 1 terminal Haji. Terminal domestik bertingkat 3 dibangun antara 1975–1981 dengan biaya US$465 juta dan sebuah terminal domestik termasuk apron dari 1982–1985 dengan biaya US$126 juta. Sebuah proyek terminal baru, diberi nama Jakarta International Airport Cengkareng (kode: JIA-C), dimulai.

Tahap pengerjaan proyek

Waktu Aksi
1975–1977
  • Untuk membuka lahan dan mengatur perbatasan provinsi dibutuhkan waktu. Schiphol Amsterdam ditanyai pendapatnya yang mana menurut mereka agak mahal dan overdesign. Biayanya meningkat karena penggunaan sistem desentralisasi. Sistem sentralisasi menjadi yang terbaik.
  • Tim tersebut masih menggunakan sistem desentralisasi. Sistem awal Bandar Udara Orly West, Lyon Satolas, Hanover-Langenhagen dan Kansas City digunakan karena sederhana dan efektif.
12 Nov '76 Undangan Tender kepada konsultan Prancis dengan pemenangnya Aéroports de Paris.
18 Mei '77
  • Kontrak akhir ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dengan Aeroport de Paris dengan biaya 22.323.203 Franc dan Rp177.156.000 yang ekuivalen dengan 2.100.000 Franc. Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut adalah 18 bulan, dan pemerintah menunjuk PT Konavi sebagai mitra lokal.
  • Hasilnya adalah:
  1. 2 landasan pacu termasuk taxiway
  2. Jalan aspal: 1 di timur, yang lainnya di barat untuk layanan bandara. Jalan barat ditutup untuk publik.
  3. 3 terminal yang dapat menangani 3 juta penumpang per tahun
  4. 1 terminal untuk penerbangan internasional dan 2 untuk domestik
  5. Kebun di dalam bandara dipilih sebagai gambaran.
20 Mei '80 Pekerjaan dimulai dengan biaya untuk 4 tahun. Sainraptet Brice, SAE, Colas bersama PT Waskita Karya sebagai pembangun.
1 Des '80 Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian senilai Rp384.8 miliar dengan pembangun. Biaya struktur tersebut mencapai Rp140.450.513.000 dari APBN, 1.223.457 Franc disumbang oleh Prancis, dan US$15,898,251 dari pemerintah.
1 Des '84 Bandar udara ini secara fisik selesai.
1 Mei '85 Terminal kedua dimulai pembangunannya pada 11 Mei 1992.
5 Juli '85 Diresmikan oleh Presiden Soeharto[8]
23 Des '86 Keppres nomor 64 Tahun 1986 mengenai kontrol udara dan daratan di sekitar Bandar Udara Soekarno-Hatta dikeluarkan.
Tahapan Proyek Bandara Internasional Soekarno–Hatta
Tahap Tahun Deskripsi Status
I 1985 Pembangunan Terminal 1 yang dapat menangani 9 juta penumpang per tahun Selesai
II 1992 Pembangunan Terminal 2 yang dapat menangani 18 juta penumpang per tahun Selesai
III 2008 Pembangunan Terminal 3 tahap I yang dapat menangani 22 juta penumpang per tahun Selesai
IV 2012 Revitalisasi Terminal 1A-1B yang dapat menangani 31 juta penumpang per tahun Selesai
Revitalisasi Terminal 2D dan 2E yang dapat menangani 41 juta penumpang per tahun Selesai
2013 Pembangunan Terminal 3 sepenuhnya yang dapat menangani 62 juta penumpang per tahun Selesai
Pembangunan Terminal Kargo baru berkapasitas 1,5 juta ton per tahun Selesai
Pembangunan gedung terintegrasi sepenuhnya Selesai
2014 Pembangunan landas pacu 3 Selesai
Pembangunan Terminal 4 yang dapat menangani 87 juta penumpang per tahun Ditunda
V 2020 Revitalisasi Terminal 2F yang dapat menangani 31 juta penumpang per tahun Revitalisasi dalam proses
Revitalisasi Terminal 1C yang dapat menangani 30 juta penumpang per tahun

Statistik lalu lintas penumpang

Pada tahun 2009, Bandara Internasional Soekarno-Hatta menempati posisi ke-22 bandara tersibuk di dunia. Semenjak tahun 2010, Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah bandara yang melayani penumpang terbanyak di Asia Tenggara dan menempati posisi ke-16 di dunia. Pada tahun 2011, Bandara Internasional Soekarno-Hatta melayani penumpang terbanyak ke-4 di Asia setelah bandara di Beijing, Tokyo, dan Hongkong, serta menduduki ranking 12 di dunia.[9]

 
Bandara terdekat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta
 CGK
 SIN (878 km)
 DPS (983 km)
 SUB (692 km)
 PKU (930 km)
 PDG (910 km)
 PLM (418 km)
 PNK (728 km)




Lihat kueri mentah dan sumber di Wikidata.


Sumber: Airports Council International Diarsipkan 2007-09-30 di Wayback Machine.

Terminal

Ada tiga bangunan terminal utama; Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3. Bandara ini juga memiliki terminal kargo khusus untuk kargo domestik dan internasional.

Setelah renovasi dan perluasan Terminal 3, kapasitas Soekarno-Hatta saat ini adalah 51 juta, tetapi bandara ini melayani 54 juta penumpang pada tahun 2015, menjadikannya bandara tersibuk ke-18 di dunia, dan bandara tersibuk di belahan bumi selatan . Ada penerbangan non-stop ke sejumlah besar tujuan di Asia dan Australia, dan beberapa penerbangan ke Eropa setiap hari, peringkat sebagai bandara paling terhubung ke-17 di dunia, dan megahub terbesar di Asia menurut OAG.

Terminal 1 dan Terminal 2 saat ini sedang dalam renovasi. Pekerjaan renovasi ditargetkan selesai pada 2021. Proyek revitalisasi diharapkan dapat melipatgandakan jumlah penumpang kedua terminal hingga 36 juta setahun. [30] Terminal 1 melayani maskapai penerbangan berbiaya rendah domestik , sedangkan Terminal 2 melayani maskapai penerbangan bertarif rendah internasional . Terminal 3 akan menjadi terminal full service baik untuk penerbangan domestik maupun internasional. Operator bandara AP II telah melakukan rencana untuk membangun terminal keempat di Soekarno-Hatta, yang diharapkan akan selesai pada tahun 2024.

Terminal Gerai
lapor-masuk
Pengambilan
bagasi
Gerbang
1A 25 5 7
1B 25 5 7
1C 25 5 7
2D 25 8 7
2E 25 8 7
2F 25 5 7
3 244 13 28
Total 394 49 70

Terminal 1

Terminal 1 adalah terminal pertama dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mengoperasikan seluruh penerbangan domestik untuk Lion Air. Terminal ini selesai pada tanggal 1 Mei 1985; 39 tahun lalu (1985-05-01) dan terletak sebelah selatan bandara, di seberang Terminal 2. Terminal ini memiliki 3 sub-terminal. Setiap sub-terminal memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi, dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan huruf A, B, dan C. Gerbangnya adalah A1-A7, B1-B7, dan C1-C7. Saat ini Terminal 1 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 18 juta penumpang per tahun, namun pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia, Angkasa Pura II melakukan revitalisasi pada Terminal 1C yang akan menangani 30 juta penumpang per tahun dimana trafik pergerakan pesawat mengalami penurunan yang signifikan pada 21 Juni 2020 yang mengharuskan memindahkan operasional sementara untuk Lion Air bagi penerbangan domestik ke Terminal 2D, dan setelah revitalisasi terminal sudah selesai, semua terminal 1 yang direvitalisasi akan dikembalikan seperti semula dimana itu akan berfokus pada penerbangan Lion Air Group meliputi, Super Air Jet (penerbangan domestik), beserta dengan maskapai berbiaya rendah lainnya seperti Indonesia AirAsia (penerbangan domestik), Sriwijaya Air, NAM Air, TransNusa, Trigana Air, dan Airfast Indonesia.

Terminal 2

Terminal yang selesai pada tanggal 11 Mei 1992; 32 tahun lalu (1992-05-11) terletak di sisi utara bandara, berseberangan dengan Terminal 1. Terminal 2 memiliki 3 sub-terminal, masing-masing dilengkapi dengan 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi (8 unit di subterminal D dan E), dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 2 memiliki awalan huruf D, E, dan F. Gerbangnya adalah D1-D7, E1-E7, dan F1-F7. Saat ini Terminal 2 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 19 juta penumpang per tahun. Terminal ini awalnya melayani seluruh penerbangan internasional dan penerbangan domestik Garuda Indonesia, akan tetapi saat ini Terminal 2 hanya melayani maskapai purlayanan swasta dan sebagian maskapai berbiaya rendah seperti Batik Air dan Lion Air untuk penerbangan domestik dan semua maskapai bertarif rendah internasional masih dilayani di Terminal 2F.

Pada 28 November 2011, Garuda Indonesia dan Angkasa Pura II membuat nota kesepahaman tentang pengelolaan Terminal 2E dan 2F, yang akan hanya digunakan oleh Garuda Indonesia untuk mengantisipasi ASEAN Open Sky Policy pada tahun 2015. Terminal 2E akan digunakan untuk perjalanan internasional dan Terminal 2F untuk penerbangan domestik. Garuda Indonesia mengatakan bahwa ia akan berbagi menggunakan Terminal Internasional-nya dengan anggota SkyTeam lainnya ketika Garuda Indonesia efektif bergabung pada tahun 2014. Prediksi waktu transfer domestik adalah 30 menit untuk domestik dan tidak lebih dari 45 menit untuk penumpang internasional. Saat ini Sky Team memiliki 19 anggota, tetapi tidak semua dari mereka telah terbang ke Indonesia.

Sejak pandemi COVID-19 melanda industri aviasi Indonesia, trafik bandar udara Soekarno-Hatta mengalami penurunan yang sangat signifikan bagi penerbangan internasional maupun domestik dimana akan berpengaruhi operasional tersebut. Angkasa Pura II melakukan revitalisasi Terminal 2F bagi maskapai bertarif rendah internasional dan Lion Air akan beroperasi untuk penerbangan internasional yang akan menangani 31 juta penumpang per tahun. Setelah revitalisasi selesai diikuti dengan peningkatan trafik pergerakan pesawat yang signifikan, semua Terminal 2 akan berfokus pada maskapai berbiaya rendah internasional seperti AirAsia, Cebu Pacific, Jetstar Asia Airways, Malindo Air, Thai AirAsia, Scoot, dan Indonesia AirAsia untuk penerbangan internasional dan Batik Air dan Lion Air untuk penerbangan domestik setelah Citilink Indonesia memindahkan operasional ke Terminal 3 bersama dengan maskapai bendera, Garuda Indonesia.[15]

Terminal 3

Tahap pertama dari terminal 3, yang terdiri dari yang pertama dari 2 tahap pengembangan yang direncanakan, dibuka pada tanggal
15 April 2009; 15 tahun lalu (2009-04-15).
Terminal ini mengadopsi desain yang berbeda dari terminal 1 dan 2, yaitu dengan menggunakan konsep eco-friendly dan modern. Terminal 3 ini berada di sebelah timur Terminal 2. Saat ini, Terminal 3 menjadi pangkalan bagi grup Garuda Indonesia seperti Garuda Indonesia dan Citilink, Pelita Air Service, Batik Air, Lion Air, dan Indonesia AirAsia untuk penerbangan internasional dan seluruh maskapai purlayanan internasional baik maskapai nasional maupun swasta.

Pada 9 Agustus 2016, sebuah terminal penumpang baru bernama 'Terminal 3 Ultimate', resmi dibuka. Terminal 3 asli diubah dan diintegrasikan ke dalam Terminal 3 Ultimate yang baru. Ini memiliki luas lantai 422.804 m 2 (4.551.020 kaki persegi) dan dibangun untuk menangani 25 juta penumpang per tahun. Tidak seperti Terminal 1 dan 2, gaya arsitektur Terminal 3 Ultimate sangat berbeda, menggunakan desain modern kontemporer yang ramah lingkungan. [39] Dilengkapi dengan 10 gerbang internasional, 18 gerbang domestik, 112 konter check-in, 59 garbarata dan 10 gerbang bus.

Terminal 3 dilengkapi dengan BHS level 5 untuk mendeteksi bom, sebuah Airport Security System (ASS) yang dapat mengendalikan hingga 600 CCTV untuk mendeteksi wajah-wajah yang tersedia di register keamanan, Intelligence Building Management System (IBMS) yang dapat mengendalikan penggunaan Air dan listrik (ecogreen), sistem air hujan untuk menghasilkan air bersih dari hujan, sistem air daur ulang untuk menghasilkan air toilet dari air toilet bekas, dan kontrol teknologi iluminasi untuk menerangi terminal tergantung pada cuaca di sekitar terminal. Terminal 3 saat ini dapat melayani 60 pesawat, dan mulai 23 Juli 2020, Citilink Indonesia resmi memindahkan operasional penerbangannya ke Terminal 3.

Terminal 4

Rencananya, Terminal 4 akan berada di utara Terminal 3, dan berada sebelah timur-laut Terminal 2 yang masih berada di sebelah utara bandara. Terminal 4 akan dibangun pada tahap ke-4. Terminal ini akan dirancang berbentuk 'H' dan menggunakan desain eco-friendly dan modern, sama seperti desain Terminal 3. Pembangunan Terminal 4 akan dimulai pada tahun 2021 dengan diawali dengan pembebasan lahan di sekitar wilayah utara bandara.

Terminal kargo

Terminal kargo terletak di sisi timur Terminal 1. Terminal ini digunakan untuk menangani kargo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, baik kargo domestik maupun kargo internasional. Dalam perencanaannya yang terbaru, Terminal Kargo akan dipindahkan ke sisi barat Terminal 2 dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas Terminal Kargo yang sekarang ini.

Maskapai dan Tujuan

Terminal penumpang

MaskapaiTujuan
AirAsia Johor Bahru[16], Kuala Lumpur–Internasional, Penang
Air China Beijing—Ibu Kota
All Nippon Airways Tokyo–Haneda, Tokyo–Narita
Asiana Airlines Seoul–Incheon
Batik Air Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bangkok–Don Mueang, Banjarmasin, Banyuwangi, Batam, Bengkulu, Denpasar, Gorontalo, Guilin, Jambi, Jayapura, Jeddah, Kendari, Kuala Lumpur–Internasional, Kunming, Kupang, Labuan Bajo, Lombok, Lubuklinggau, Luwuk, Makassar, Malang, Manado, Medan, Nanning, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Samarinda, Semarang, Silangit, Singapura, Solo, Sorong, Surabaya, Taipei–Taoyuan, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Tarakan, Ternate, Timika, Yogyakarta–Internasional
Charter: Haikou
Cathay Pacific Hong Kong
Cebu Pacific Manila
China Airlines Taipei–Taoyuan
China Eastern Airlines Shanghai–Pudong
China Southern Airlines Guangzhou, Shenzhen
Citilink Ambon, Balikpapan, Banjarmasin, Banyuwangi, Batam, Bengkulu, Denpasar, Jambi, Jayapura, Jeddah, Kendari, Kuala Lumpur–Internasional, Kunming, Kupang, Labuan Bajo, Lombok, Makassar, Malang, Manado, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Silangit, Solo, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Yogyakarta–Internasional
Charter: Bangalore
EgyptAir Kairo
Emirates Dubai–Internasional
Ethiopian Airlines Addis Ababa
Etihad Airways Abu Dhabi
EVA Air Taipei–Taoyuan
Flynas Charter: Jeddah
Garuda Indonesia Ambon, Amsterdam, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bangkok–Suvarnabhumi, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Biak, Denpasar, Gorontalo, Guangzhou, Hong Kong, Jambi, Jayapura, Jeddah, Kendari, Kuala Lumpur–Internasional, Kupang, Labuan Bajo, Lombok, Madinah, Makassar, Malang, Manado, Medan, Merauke, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Shanghai–Pudong, Singapura, Solo, Sorong, Surabaya, Sydney, Tanjung Pinang, Ternate, Timika, Tokyo–Haneda, Yogyakarta–Internasional
Charter: Pulau Natal
Indonesia AirAsia Bangkok–Don Mueang, Denpasar, Johor Bahru, Kuala Lumpur—Internasional, Lombok, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Penang, Pontianak, Semarang, Singapura, Sorong, Surabaya, Tanjung Pandan, Yogyakarta–Internasional
Japan Airlines Tokyo—Narita
Jetstar Asia Airways Singapura
KLM Amsterdam, Kuala Lumpur–Internasional
Korean Air Seoul–Incheon
Lion Air Ambon, Balikpapan, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Biak, Denpasar, Gorontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kuala Lumpur—Internasional, Kupang, Lombok, Makassar, Manado, Manokwari, Medan, Merauke, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Singapura, Solo, Sorong, Surabaya, Tanjung Pandan, Ternate, Timika, Yogyakarta–Internasional
Musiman: Jeddah, Madinah
Charter: Guangzhou, Sanya, Wuhan
Malaysia Airlines Kuala Lumpur–Internasional
Malindo Air Kuala Lumpur–Internasional
NAM Air Batam, Denpasar, Lubuklinggau, Muara Bungo, Palembang, Pangkalan Bun, Pangkal Pinang, Pontianak, Samarinda, Sampit, Semarang, Tanjung Pandan
Oman Air Muskat
Pelita Air Service Denpasar[17]
Philippine Airlines Manila
Qantas Sydney
Qatar Airways Doha
Royal Brunei Airlines Bandar Seri Begawan
Saudia Jeddah, Madinah, Riyadh
Scoot Singapura
Shenzhen Airlines Shenzhen
Singapore Airlines Singapura
SriLankan Airlines Kolombo–Bandaranaike
Sriwijaya Air Denpasar, Jayapura, Makassar, Pangkal Pinang, Pontianak, Ternate, Timika
Super Air Jet Balikpapan, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Jambi, Lombok, Makassar[18], Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang[19], Solo, Surabaya, Yogyakarta–Internasional
Thai AirAsia Phuket
Thai Airways Bangkok–Suvarnabhumi
Thai Lion Air Bangkok–Don Mueang[20]
Thai Smile Bangkok–Suvarnabhumi
Thai Vietjet Air Bangkok–Suvarnabhumi
Turkish Airlines Istanbul
Uzbekistan Airways Tashkent
Vietnam Airlines Kota Ho Chi Minh
VietJet Air Kota Ho Chi Minh
Xiamen Airlines Fuzhou, Xiamen

Terminal kargo

MaskapaiTujuan
AeroLogic Bangkok–Suvarnabhumi
AirBridge Cargo Moskow–Sheremetyevo
Air China Cargo Shanghai–Pudong
Air Hong Kong Hong Kong
ANA Cargo Tokyo–Narita
Asia Cargo Airlines Singapura
Cardig Air Banjarmasin, Hanoi, Kendari, Kota Ho Chi Minh, Makassar, Manado, Pekanbaru, Singapura
Cargolux Dubai–Al Maktoum, Hong Kong, Luxembourg
Cathay Pacific Cargo Hong Kong
China Airlines Cargo Kuala Lumpur–Internasional, Taipei—Taoyuan
China Cargo Airlines Shenzhen
China Southern Airlines Cargo Guangzhou
DHL Aviation Hong Kong
EgyptAir Cargo Kairo
Emirates SkyCargo Dubai–Al Maktoum, Melbourne, Mexico City, Sydney
Ethiopia Cargo Addis Ababa, Anchorage
Etihad Cargo Abu Dhabi
EVA Air Cargo Taipei–Taoyuan
FedEx Express Bangkok–Suvarnabhumi, Guangzhou, Kota Ho Chi Minh, Miami, Singapura
Garuda Cargo Amsterdam, Atlanta, Bangkok–Suvarnabhumi, Beijing–Ibu Kota, Chicago–O'Hare, Dammam, Delhi, Dubai–Internasional, Doha, Frankfurt, Guangzhou, Hanoi, Hong Kong, Johannesburg–O.R. Tambo, Kairo, Kota Ho Chi Minh, Kuala Lumpur–Internasional, Los Angeles, Milan–Malpensa, Melbourne, Mumbai, New York–JFK, Osaka–Kansai, Paris–Charles de Gaulle, Phnom Penh, San Francisco, Seoul–Incheon, Shanghai–Pudong, Singapura, Sydney, Tokyo–Narita, Zaragoza
K-Mile Air Bangkok—Suvarnabhumi, Singapura
Korean Air Cargo Kota Ho Chi Minh, Seoul—Incheon
Lufthansa Cargo Frankfurt
MASkargo Kuala Lumpur—Internasional
My Indo Airlines Balikpapan, Kuala Lumpur–Internasional, Semarang, Singapura
My Jet Xpress Airlines Kuala Lumpur–Subang
Qantas Freight Sydney
Qatar Airways Cargo Doha
Raya Airways Kuala Lumpur—Subang
Saudi Cargo Jeddah
Silk Way Airlines Baku
Singapore Airlines Cargo Singapura
Tri-MG Intra Asia Airlines Batam, Singapura
Turkish Cargo Istanbul

Lounge

Terminal 1 dan 2 didesain menyerupai konstruksi joglo tradisional Jawa. Pendekatan ini telah ditekankan dengan dimasukkannya taman-taman yang terawat baik yang terletak di dekat semua area asrama. Terminal 3 dan bangunan bandara baru lainnya menggunakan desain yang ramah lingkungan dan modern.

Perawatan pesawat

Fasilitas perawatan pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta didukung oleh GMF AeroAsia (Garuda Maintenance Facility). Mereka termasuk 480.000 meter persegi (5.200.000 kaki persegi) struktur built-up, termasuk empat hanggar, gudang suku cadang, bengkel, bangunan utilitas, bangunan peralatan pendukung tanah, toko bahan kimia, sel uji mesin, dan kantor manajemen. Selain itu, GMF AeroAsia memiliki apron yang mampu menampung hingga 50 pesawat, taxiway, run-up bay, dan area pengolahan limbah seluas 1.150.000 meter persegi (12.400.000 sq ft).

Hangar 1 dibangun pada tahun 1991 dan dirancang untuk Boeing 747 . Ini memiliki dua dermaga penuh dan 22.000 meter persegi (240.000 kaki persegi). Hangar 2 berukuran 23.000 meter persegi (250.000 kaki persegi) dan memiliki 3 ruang pesawat. Itu dapat melakukan pemeriksaan A dan B kecil. Ini dapat menampung hingga satu bodi sempit dan satu jet berbadan lebar. Hangar 3 juga berukuran 23.000 meter persegi (250.000 kaki persegi). Biasanya menampung hingga 3 pesawat berbadan sempit tetapi dapat dikonfigurasi untuk menampung hingga satu berbadan lebar dan satu berbadan sempit. Memiliki 7 bay dengan 4 full dock, 6 derek yang dipasang di atap dan satu bay yang dirancang untuk McDonnell Douglas MD-11 , McDonnell Douglas DC-10 , dan Airbus A330 berbadan lebarpesawat terbang. Hangar 4 berukuran 67.022 meter persegi (721.420 kaki persegi). Hangar 4 dibuka pada tahun 2015 dan dirancang untuk pesawat berbadan sempit seperti B737 dan A320. Ini dapat menangani 16 pesawat berbadan sempit sekaligus.

Lapangan golf

Terdapat lapangan golf di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang didukung oleh Cengkareng Golf Club. Lapangan golf ini dibuka sejak tahun 1999. Terletak di sebelah kiri gerbang utama bandara dekat Sheraton Bandara Hotel. Klub Golf Cengkareng berada di Soewarna Business Park seluas 102 hektar (250 hektar) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pada tahun 2005 dan 2008, lapangan golf ini digunakan untuk Indonesia Open , bagian dari PGA European Tour . Ada 18 lubang di lapangan golf.

Hotel bandara

Bandara Internasional Soekarno-Hatta memiliki hotel, yaitu Bandara International Hotel yang dikelola oleh AccorHotels . The Bandara International Hotel yang terletak di sebelah kiri jalan keluar utama dari bandara ini memiliki 4 lantai dengan 220 kamar tamu. Bandara ini sekarang memiliki hotel lain, termasuk hotel murah seperti Ibis Styles, Pop! Hotel, Swiss-Belhotel, Orchard Hotel, Swiss-Belinn, Ibis Budget, dan Amaris sebagai alternatif. Terminal 3 bandara memiliki Digital Airport Hotel atau hotel Kapsul dengan 120 kamar, yang memiliki kamar tipe Alpha dan tipe Beta

Lounge

Ada lima ruang tunggu bandara di area keberangkatan. Lounge Jasa Angkasa Semesta (JAS) tersedia untuk penumpang kelas satu dan bisnis Cathay Pacific , Qantas , EVA Air , Saudia , dan Singapore Airlines . Pura Indah Lounge tersedia untuk penumpang kelas satu dan bisnis Singapore Airlines , KLM , Malaysia Airlines , Emirates , Cathay Pacific , dan China Airlines .. Lounge Garuda Indonesia yang baru hanya tersedia untuk penumpang kelas bisnis dan kelas satu, serta pemegang kartu GECC dan GarudaMiles gold ke atas. BNI Executive Lounge terletak di sebelah Garuda Indonesia Lounge, lounge yang melayani penumpang dari semua maskapai. Lounge lain tersedia di luar area keberangkatan yang dioperasikan oleh perusahaan seperti Indosat , Sapphire, PT Mandara Jasindo Sena, Telkomsel , dan XL Axiata . Pada tahun 2020, satu-satunya ruang tunggu maskapai di Terminal 2 dibuka bernama Ruang Tunggu Kelas Bisnis Batik Air di dalam ruang tunggu C7. Lounge Garuda Indonesia telah dipindahkan ke Terminal 3 Ultimate.

Transportasi dari dan ke Bandara

Bus

Bus DAMRI tersedia menuju ke pusat kota, termasuk ke stasiun kereta Gambir dan terminal lain. Juga tersedia bus untuk pindah terminal, dari terminal 1, 2, 3 termasuk juga terminal keberangkatan/kedatangan internasional. Rute rute yang dilayani oleh Bus dari Bandar Udara International Soekarno-Hatta :

Bus Bandara Internasional Soekarno-Hatta[21]
Bus Tujuan Pangkalan
Primajasa Bandung
Batununggal Indah,

Caringin

Primajasa Rws Bandung
Jl. Diponegoro 32
RedWhite Star Bandung
Gedung Sate
Cipaganti Bandung
Bandung Trade Centre
Cipaganti Bandung
Jl. Dipati Ukur
Cipaganti Bandung
Jl. Cipaganti 84
Cipaganti Bandung
Jl. Cipaganti 75
Cipaganti Bandung
Jl. Terusan Buah Batu
X-Trans Bandung
Hotel d'Batara (Jl. Cihampelas)
Cititrans Bandung
Cihampelas Walk
X-Trans Bintaro
Bintaro Trade Centre
X-Trans Serpong
Ruko Golden Road
Hiba Utama Depok
Terminal Depok
Sinar Jaya Cileungsi
Terminal Cileungsi
Agra Mas Cililitan
Pusat Grosir Cililitan
Damri Bekasi (via Jl. Ahmad Yani dan K.H. Noer Ali)
Terminal Kayuringin
Damri Bekasi (via Jl. H. Mulyadi Joyomartono)
Bekasi Trade Centre
Damri Terminal Blok M
Terminal Blok M
Damri Bogor
Botani Square
Damri Cibinong
Cibinong City Mall
Damri Depok
D Mall
Damri Jababeka
Hollywood Junction Jababeka
Damri Stasiun Gambir
Stasiun Gambir
Damri Terminal Kampung Rambutan
Terminal Kampung Rambutan
Damri Kemayoran
Terminal Damri Kemayoran
Damri Kota Harapan Indah
Pasar Modern Harapan Indah
Damri Lebak Bulus
Stasiun MRT Lebak Bulus
Damri Mangga Dua
Mangga Dua Square
Damri Terminal Pasar Minggu
Terminal Pasar Minggu
Damri Green Pramuka City
Main lobby Green Pramuka City Mall
Damri Rawamangun
Terminal Rawamangun
Damri Merak
Terminal Terpadu Merak
Damri Terminal Pulo Gebang
Terminal Pulo Gebang
Damri Lippo Village
Hypermart Cyberpark Lippo Village
Damri Terminal Tanjung Priok
Terminal Tanjung Priok
Damri Karawang
Grand Taruma Karawang
Damri Purwakarta
Pool DAMRI Purwakarta
Damri Kemang Pratama
Halte bus Kemang Pratama
Damri Sentul City
Terminal Sentul City
Damri Serpong
WTC Matahari Serpong
Damri Thamrin City
Main lobby Thamrin City
Damri Epicentrum Rasuna
Main lobby Epiwalk
Damri Pondok Cabe
Terminal Pondok Cabe
Damri Citra Raya
Mal Ciputra Tangerang
Damri Sukabumi
Terminal Sukabumi
Damri Labuan via Tol Serang-Panimbang
Terminal Labuan
Damri Universitas Padjadjaran
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran Jatinangor
JA Connexion Kelapa Gading
Mal Kelapa Gading
JA Connexion Mall Taman Anggrek
Mal Taman Anggrek
JA Connexion ITC Cempaka Mas
ITC Cempaka Mas
JA Connexion Lotte Shopping Avenue
Lotte Shopping Avenue
JA Connexion Pondok Indah
Pondok Indah Mall
JA Connexion BSD City
Apartemen Intermark
JA Connexion Summarecon Serpong
Scientia Square Park

Kereta Ekspres Bandara

Pada Juli 2011, pemerintah telah memberi tugas kepada PT Kereta Api Indonesia untuk membangun kereta api yang menghubungkan Stasiun Manggarai ke Bandara melalui Tangerang dengan biaya Rp2.25 triliun (US$ 250 juta). Jalur sepanjang 7 km akan dibangun untuk menghubungkan stasiun kereta komuter di Tangerang dan bandara selain untuk mempercepat kinerja kereta api. Jalur tunggal yang ada di komuter antara Manggarai dan Batuceper akan diperluas menjadi 2 jalur. Jalur tersebut akan menghubungkan stasiun Manggarai, Sudirman Baru, Duri, Batuceper dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pemerintah juga menawarkan jalur ekspress sepanjang 33 KM antara Stasiun Manggarai dan bandara melalui Angke dan Pluit kepada investor sebagai Public Private Partnership (PPP). Pada Maret 2012, pemerintah memutuskan untuk mempercepat pembangunan kereta api komuter jalur ganda yang diprediksi akan mulai beroperasi pada pertengahan 2013. Sekarang PT KAI sedang mempelajari titik masuk di bandara, ketika kereta akan memasuki bagian belakang bandara melalui gerbang M1 atau berjalan berdampingan dengan koridor Jakarta Outer Ring Road sebelum memasuki bandara. Per 26 Desember 2017, kereta api bandara sudah dioperasikan dari Stasiun BNI City menuju Bandara Soekarno-Hatta dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Januari 2018.

Kecelakaan dan insiden

  • Pada tanggal 28 Oktober 1997, pesawat Trigana Air Service Fokker F-28 Fellowship 3000 penumpang kembali mendarat di Bandara Internasional Jakarta-Soekarno-Hatta setelah pesawat mengalami masalah teknis dua menit setelah lepas landas. Asap dan panas yang parah telah memasuki kokpit dan kabin penumpang. Pesawat mengalami kerusakan akibat panas.
  • Pada tanggal 18 Desember 1997, SilkAir Penerbangan 185 , Sebuah Boeing 737-300 9V-TRF jatuh ke Sungai Musi , Pilot Tsu Way Ming mengunci co pilot Duncan Ward keluar dari kokpit dan menonaktifkan transponder, CVR dan FDR sebelum terjun pesawat dari 35.000 kaki ke dalam power dive yang begitu cepat dan bagian-bagian kuat dari pesawat hancur sebelum menabrak sungai, Semua 104 penumpang di dalamnya tewas.
  • 2003 Bom Bandara Internasional Soekarno-Hatta – Pada tanggal 27 April 2003, sebuah bom meledak di terminal 2, ruang keberangkatan terminal domestik. Bom itu disembunyikan di bawah meja kios KFC dan meledak saat jam makan siang. Akibat ledakan tersebut 10 orang terluka, seorang remaja berusia 17 tahun bernama Yuli mengalami luka berat. Kakinya harus diamputasi. Layanan darurat dikerahkan ke tempat kejadian dan diduga motif pengeboman itu adalah Gerakan Aceh Merdeka , sebuah gerakan separatis di Aceh. Hal itu dibuktikan dengan lokasi ledakan yang terletak di ruang penumpang domestik ketimbang di ruang penumpang internasional.
  • Pada tanggal 11 Agustus 2003, sebuah pesawat Garuda Indonesia Fokker F-28 Fellowship 3000R mengalami kerusakan gigi utama kiri setelah penerbangan dari Surabaya.
  • Pada tanggal 9 Maret 2009, sebuah Lion Air MD-90 menabrak landasan pacu 25L, karena pendekatan yang tidak stabil 100 meter (330 kaki) sebelum landasan pacu dalam hujan dan angin kencang, di mana pesawat mendarat di sebelah kiri garis tengah. Meskipun pembalik daya dorongnya berfungsi, ia membelok ke kanan, mengakibatkan pesawat beristirahat 90 derajat dari landasan.
  • Pada 29 Oktober 2018, Lion Air Penerbangan 610 , Boeing 737 MAX 8 registrasi PK-LQP, jatuh ke Laut Jawa 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Penerbangan tersebut merupakan penerbangan domestik berjadwal menuju Bandara Depati Amir , Pangkal Pinang , Indonesia. Semua 189 orang di dalamnya tewas.
  • Pada 9 Januari 2021, Sriwijaya Air Penerbangan 182 , Boeing 737-500 PK-CLC jatuh ke Laut Jawa 6 menit setelah lepas landas dari bandara internasional Jakarta. Penerbangan itu adalah penerbangan domestik terjadwal ke Bandara Supadio , Kalimantan , Semua 62 orang di dalamnya tewas.

Permasalahan

Bandara Soekarno-Hatta telah mengalami banyak permasalahan, di antaranya adalah:

Jumlah penumpang yang meningkat

Di Terminal 1, bandara sering mengalami kelebihan kapasitas penumpang. Hal ini membuat para penumpang untuk mengantri lebih lama. Saat ini, Bandara Soekarno-Hatta sudah melayani lebih dari 50 juta penumpang per tahunnya, sementara bandara ini hanya dirancang untuk menangani sekitar 22 juta penumpang per tahunnya.

Banjir

Dalam beberapa tahun terakhir, 2 banjir telah melumpuhkan ribuan penumpang di bandara. Satu-satunya jalan ke bandara kebanjiran sehingga kendaraan tidak bisa bepergian di jalan raya, kecuali truk dan bus. Saat ini, adanya solusi untuk masalah ini terletak pada PT Jasa Marga Tbk. Solusinya adalah dengan membangun sebuah jembatan di atas tingkat banjir terakhir, sehingga jalan raya tidak akan banjir lagi. Kelihatannya, "jembatan" yang diusulkan sekarang ini menjadi seperti proyek bendungan. Pada bulan Juni 2008, Jakarta sekali lagi dilanda banjir. Menurut BMKG, ini adalah banjir terburuk dalam 180 tahun terakhir.

Premanisme

Banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mengaku ketakutan saat berurusan di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten. Bahkan saat kunjungan kerja ke Argentina baru-baru ini, Anggota Komisi IX DPR mendapat laporan dari ratusan pelaut asal Indonesia yang takut pulang karena khawatir bakal dikerjai oknum-oknum di Bandara Soekarno-Hatta.[22]

Kriminalitas

Kriminalitas yang tinggi seperti pencopetan, perampokan, pencurian, penukaran tas, pencongkelan bagasi dan lain-lain telah membuat penumpang di Bandara Soekarno-Hatta menjadi resah.[23][24]

Perencanaan

 
Grand Design SHIA

Dalam sebuah "Masterplan" yang terbaru, Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan meningkatkan kapasitasnya dari 22 juta penumpang per tahun menjadi 62 juta per tahun pada tahun 2014 mendatang. Bandara ini akan menggunakan tema "Bandara Modern Dengan Sentuhan Tradisional" untuk megaproyek tersebut. PT Angkasa Pura II sebagai operator merancang Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan memiliki 3 terminal penumpang, terminal kargo baru 1 (Cargo Village) dan sebuah bangunan yang terintegrasi pada 2014. Juga akan ada peningkatan kapasitas apron dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat terbang. Sebuah kereta menuju bandara dari Stasiun Manggarai dan People Mover System dirancang untuk transportasi darat dari, ke, dan di dalam bandara juga dalam perencanaan.

PT Angkasa Pura II akan menghabiskan dana sekitar Rp11.7 triliun (US$ 1.36juta) untuk mengubah Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi sebuah 'Bandara Berkelas Dunia' yang akan disebut Aerotropolis pada tahun 2014. Terminal 3 terlebih dahulu yang akan dikembangkan, selanjutnya Terminal 1 dan Terminal 2 akan dikembangkan dan diintegrasikan dengan dinding hijau dan bandara akan memiliki ruang konvensi, pusat perbelanjaan, hotel, taman bermain, fasilitas rekreasi dan area parkir untuk 20.000 kendaraan. Juga akan terintergrasi dengan commuter line.

Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, pemerintah membangun landasan pacu nomor 3,yang selesai pada tahun 2020. Jika bandara memiliki 3 landasan pacu, maka kapasitas layanan akan meningkat menjadi 623.420 pergerakan per tahun dan akan dapat mengantisipasi pertumbuhan setidaknya sampai dekade 2030-an. Perluasan lahan tersebut akan menggunakan 1.000 hektaree dari 10 desa di Teluk Naga dan Kosambi. Rencana ekspansi telah ditolak oleh Pemkab Tangerang karena penduduk yang tinggal di sekitar bandara tidak akan mampu untuk mendapatkan penghasilan untuk keluarga mereka. Pemerintah daerah menawarkan lokasi lain seperti di Balaraja, tetapi sekretaris perusahaan PT Angkasa Pura II mengatakan bahwa membangun bandara baru tidak akan menjadi tugas yang mudah, karena membutuhkan kajian yang menyeluruh.

Karena kurangnya ruang untuk membuat landasan pacu ketiga di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah berencana untuk membangun bandara baru pada 2013 sekitar Cikarang dan Karawang. Bandara ini akan diintegrasikan dengan sebuah pelabuhan internasional yang sedang direncanakan, yaitu Pelabuhan Internasional Cilamaya di Cilamaya Wetan, Karawang. Studi kelayakan masih berjalan dan akan selesai pada akhir 2011 atau awal 2012. Pembangunan bandara internasional baru di sekitar Cikarang dan Karawang akan dilakukan mulai tahun 2015 sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas penumpang dan pergerakan pesawat di Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, sehingga Jabodetabek memiliki 2 bandara internasional.

Objek grand design

Objek Pekerjaan Sebelum Sesudah
Terminal 1 Selesai (Terminal 1A-1B)
Revitalisasi (Terminal 1C)
18 juta penumpang/tahun 38 juta penumpang/tahun
Terminal 2 Selesai (Terminal 2D-2E)
Revitalisasi (Terminal 2F)
19 juta penumpang/tahun 41 juta penumpang/tahun
Terminal 3 Selesai 4 juta penumpang/tahun 62 juta penumpang/tahun
Terminal 4 Pembangunan Belum ada 25 juta penumpang/tahun
Drop-off zone Pelebaran 4 lajur 6 lajur
Apron Penambahan 125 parking stand 174-234 parking stand
Cargo village Pembaruan 500 kiloton/tahun 1.500 kiloton/tahun
Pergerakan pesawat Optimalisasi 64 kali/jam (2 runway) 72-90 kali/jam (2 runway)
Landas pacu Penambahan 2 buah 3 buah
Tangki air bersih Penambahan 3 buah 4 buah
Main power station Penambahan 1 buah, 35 MW 2 buah, 55 MW
  • Juga termasuk:
  1. Penutupan pintu M1 pada jam sibuk (07:00-18:00 WIB).
  2. Pembangunan people mover system, integrated building berlantai 7 di antara T1 dan T2, commercial area, shelter bus.
  3. Penataan parkir kendaraan T1 dan T2.
  4. Pembuatan centralized check-in dan automatic baggage handling system.
  5. Pemudahan akses masuk/keluar bandara.
  6. Pembenahan manajemen arus lalu lintas udara.

Opsi perluasan yang ditawarkan

  • Lahan seluas 400 hektaree yang berada di Kecamatan Teluknaga.
  • Lahan seluas 1.200 hektaree yang berada di Kecamatan Pakuhaji.
  • Pulau reklamasi seluas 9.000 hektaree yang sedang dalam proses pembuatan.[25]

Opsi landas pacu 3

Keputusan landas pacu 3 akan diputuskan pada bulan Maret 2014.[26]

  • Cross parallel runway: landas pacu 3 dibangun pada jarak beberapa meter di sebelah utara landas pacu 2, tanpa membangun Terminal 4 (T4).
  • Independent runway: landas pacu 3 dibangun pada jarak 1 km di sebelah utara landas pacu 2, serta membangun Terminal 4 (T4).

Galeri

Lihat pula

Catatan kaki


Referensi

  1. ^ "Preliminary world airport traffic rankings released". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 May 2020. Diakses tanggal 31 July 2019. 
  2. ^ "Annual Report 2018" (PDF). 
  3. ^ "Soekarno–Hatta International airport – Economic and social impacts". Ecquants. Diakses tanggal 14 September 2013. 
  4. ^ (Persero), PT Angkasa Pura II. "Bandara Changi Terbaik, Soetta Berkembang Pesat – PT Angkasa Pura II". www.angkasapura2.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 March 2019. Diakses tanggal 18 March 2017. 
  5. ^ "Preliminary 2012 World Airport Traffic and Rankings". Airports Council International. 26 March 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 May 2013. Diakses tanggal 28 March 2013. 
  6. ^ PT Angkasa Pura II (Persero). "Halaman Tidak Ditemukan – PT Angkasa Pura II". PT Angkasa Pura II (Persero). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-27. Diakses tanggal 18 August 2015. 
  7. ^ "Bandara Soekarno Hatta Raih Dua Penghargaan". Media Indonesia. May 17, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 22, 2011. 
  8. ^ Santoso, Agus (2015). Naskah Sumber Arsip Presiden RI  : Soeharto. Arsip Nasional Republik Indonesia. hlm. 47. [pranala nonaktif permanen]
  9. ^ a b "Airports.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-11. Diakses tanggal 2012-03-03. 
  10. ^ ATW Online
  11. ^ "Airports.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-19. Diakses tanggal 2012-03-03. 
  12. ^ ATW Online
  13. ^ "Airport.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-29. Diakses tanggal 2012-03-03. 
  14. ^ "Airports.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-11. Diakses tanggal 2012-03-03. 
  15. ^ Ryan Aditya, Nicholas (21 Juli 2020). "Penerbangan Citilink Pindah ke Terminal 3 Soekarno-Hatta Mulai 23 Juli". Kompas.com. KG Media. Diakses tanggal 7 Maret 2022. 
  16. ^ https://amp.kompas.com/money/read/2017/01/11/193143326/airasia-layani-rute-jakarta-johor-bahru
  17. ^ Rosanna, Francisca (27 April 2022). "Pelita Air Mulai Terbang Besok ke Bali, Cek Jadwalnya". Tempo.co. Jakarta. Diakses tanggal 27 April 2022. 
  18. ^ Faqihah Muharroroh Itsaini (4 April 2022). "Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Makassar PP, Tiket Mulai Rp 1 Juta". Kompas.com. KG Media. 
  19. ^ https://amp.kompas.com/travel/read/2022/04/12/150300727/super-air-jet-akan-buka-rute-jakarta-semarang-tiket-mulai-rp-353-100
  20. ^ https://www.instagram.com/p/CcSfFk2vS0G/?igshid=YmMyMTA2M2Y=
  21. ^ DAMRI
  22. ^ JPNN[pranala nonaktif permanen]
  23. ^ Suara Pembaruan
  24. ^ Kompas
  25. ^ Tempo
  26. ^ Rencana landasan ketiga bandara Soekarno-Hatta diputuskan Maret

Pranala luar