Bahasa Indonesia

bahasa resmi di Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa Resmi Indonesia, hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu. Untuk sebagian besar lainnya bahasa Indonesia adalah bahasa kedua.

Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
Dituturkan diIndonesia, Timor Timur
WilayahIndonesia, Malaysia, Timor Timur
Penutur
17–30 juta penutur asli
total 140–200 juta
Perincian data penutur

Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[1][2]

Status resmi
Bahasa resmi di
Indonesia
Diatur olehPusat Bahasa
Kode bahasa
ISO 639-1id
ISO 639-2ind
ISO 639-3ind
Glottologindo1316[3]
IETFid, in
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC1 National
Bahasa Indonesia dikategorikan sebagai C1 National menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini menjadi bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara
Referensi: [4]

Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Indonesia
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 6°10′30″S 106°49′39″E / 6.17500°S 106.82750°E / -6.17500; 106.82750 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945. Bahasa Indoensia Berasal dari rumpun yang sama, Bahasa Indonesia adalah dialek terstandardisasi dari bahasa Melayu, dan keduanya cukup mirip. Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah, dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai pengantar pendidikan di sekolah di Indonesia.

Sejarah

Bahasa Indonesia dikembangkan dari salah satu dialek bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia (atau Melayu-Polinesia) yang digunakan sebagai lingua franca di kepulauan Indonesia selama berabad-abad.

Bahasa perdagangan

Penyebutan pertama istilah "Bahasa Melayu" terjadi pada era 683-686 M. Ini dapat dilihat di Museum Jakarta pada terjemahan inskripsi yang ditemukan di Palembang dan Bangka.

Inskripsi ini ditulis dengan huruf Sansekerta atas perintah Raja Sriwijaya yang kerajaan maritimnya berkembang luas. Pada masa itu di daerah perdagangan Selat Malaka, yang menjadi pintu antara Tiongkok dan India, sudah terbentuk sebuah bahasa yang mirip Bahasa Melayu.

Kebanyakan perbendaharaan bahasa Melayu ini berhubungan dengan perdagangan dan tata bahasanya mirip dengan “Melayu Pasar”. Dari sinilah kemudian Bahasa Melayu distandardisasikan.

Melayu Klasik

Dari era Melayu Kuno muncullah era Melayu Klasik.Dokumentasi yang ada tidak dapat menjelaskan dengan rinci hubungan antara keduanya. Namun yang pasti bahasa Melayu kuno berasal dari kebudayaan Buddha dan Melayu klasik dan akhirnya menjadi bahasa yang digunakan dalam kebudayaan Islam.

Seiring dengan berkembangnya agama Islam dimulai dari Aceh pada abad ke-14, bahasa Melayu klasik lebih berkembang dan mendominasi sampai pada tahap di mana ekspresi “Masuk Melayu” berarti masuk agama Islam.

Bahasa Indonesia

Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).

Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu) namun memilih Bahasa Indonesia yang dia dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau. Dengan memilih Bahasa Melayu, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan.

Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi lagi dengan tata bahasa, dan kamus standard juga diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang.

Penyempurnaan ejaan

Awalnya Bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan Latin-Romawi mengikuti ejaan Belanda, hingga tahun 1972 ketika Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dicanangkan. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin distandardkan.

Perubahan:

Indonesia
(pra-1972)
Malaysia
(pra-1972)
Sejak 1972
tj ch c
dj j j
ch kh kh
nj ny ny
sj sh sy
j y y
oe* u u

Catatan: Tahun 1947 "oe" sudah digantikan dengan "u".

Pengaruh terhadap perbendaharaan kata

Ada empat periode penting dari kontak kebudayaan dengan dunia luar yang meninggalkan jejaknya pada perbendaharaan kata Bahasa Indonesia.

Hindu (antara abad ke-6 sampai 15 M)

Sejumlah besar kata berasal dari Sansekerta Indo-Eropa. (Contoh: pura, kepala, mantra, cinta, kaca)

Islam (dimulai dari abad ke-13 M)

Di periode ini diambillah sejumlah besar kata kata dari bahasa Arab dan Persia (Contoh: masjid, kalbu, kitab, kursi, doa, khusus, maaf, selamat)

Pada periode ini ada beberapa bahasa yang diambil, di antaranya adalah dari Portugis (seperti contohnya, gereja, sepatu, sabun, meja, jendela) dan Belanda (contoh: asbak, kantor, polisi, kualitas)

Pasca Kolonialisasi (Kemerdekaan dan seterusnya) banyak kata yang diambil berasal dari bahasa Inggris. (Contoh: konsumen, isyu). Dan lalu ada juga Neo-Sansekerta yaitu neologisme yang didasarkan pada bahasa Sansekerta, (contoh: dasawarsa, lokakarya, tunasusila)

Selain dari itu bahasa Indonesia juga menyerap perbendaharaan katanya dari bahasa Tionghoa (contoh: pisau, tauge, tahu, loteng, teko, tauke).

Ciri-ciri lain dari Bahasa Indonesia kontemporer adalah kesukaannya menggunakan akronim dan singkatan.

Klasifikasi

Indonesia termasuk anggota dari Bahasa Melayu-Polinesia Timur sub kelompok dari bahasa Melayu-Polinesia yang pada gilirannya merupakan cabang dari bahasa Austronesia. Menurut situs Ethnologue, bahasa Indonesia didasarkan pada bahasa Melayu dialek Riau yang dituturkan di timur laut Sumatra

Distribusi geografis

Bahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia, walaupun lebih banyak digunakan di area perkotaan (seperti di Ibukota Jakarta dimana digunakan Bahasa Indonesia dengan logat Jakarta).

Penggunaan bahasa di daerah biasanya lebih formal, dan sering kali terselip logat-logat dan kata-kata di daerah bahasa Indonesia itu dituturkan. Untuk berkomunikasi dengan sesama orang sedaerah kadang bahasa daerah-lah yang digunakan alih-alih bahasa Indonesia.

Status resmi

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dari Republik Indonesia.

Bunyi

Ada enam suara vokal murni: a, e, i, o, u, dan schwa yang juga ditulis dalam huruf ``e``; tiga diftong (ai, au, oi). Fonem konsonatiknya adalah p, b, t, d, k, g, v, j, h, ng, ny, m, n, s, w, l, dan y. Disamping itu ada juga konsonan lain yang hanya muncul dalam kata serapan, yaitu: f, v, sy, z, dan kh.

Pengejaan bahasa Indonesia mirip dengan bahasa Italia. Sebagai contoh, "t" diucapkan lebih maju dari pada bahasa Inggris (bunyinya kira-kira antara huruf "t" dan "th"). Huruf vokalnya juga mirip.

Tata bahasa

Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak banyak menggunakan kata bertata bahasa dengan jenis kelamin. Sebagai contoh kata ganti seperti "dia" tidak secara spesifik menunjukkan apakah orang yang disebut itu lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti "adik" dan "pacar" sebagai contohnya. Untuk menspesifikasi sebuah gender, sebuah kata sifat harus ditambahkan, "adik laki-laki" sebagai contohnya.

Ada juga kata yang bergender, seperti contohnya "putri" dan "putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain (pada kasus di atas, kedua kata itu diserap dari bahasa Sansekerta melalui bahasa Jawa Kuno)

Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakan reduplikasi, tapi hanya jika jumlahnya tidak diimplikasikan dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai alih-alih "seribu orang-orang". Reduplikasi juga mempunyai banyak fungsi lain, tidak terbatas pada kata benda.

Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.

Susunan kata dasar adalah Subjek - Predikat - Objek (SPO), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "besok"), atau indikator lain seperti "sudah" atau "belum".

Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.

Lihat pula

Pranala luar

  1. ^ https://www.ethnologue.com/language/ind.
  2. ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, Wikidata Q14790, diakses tanggal 23 April 2022 
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Indonesia". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  4. ^ "Bahasa Indonesia". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.