Suku Dayak
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Suku Dayak[4][5][6][7][8][9][10] ( /ˈdaɪ.ək/ ⓘ; ejaan lama: Dajak atau Dyak)[11][12][13][14] adalah suku bangsa atau kelompok etnik yang mendiami pedalaman pulau Kalimantan. Kata "daya" serumpun dengan misalnya kata "raya" dalam nama "Toraya" yang berarti "orang (di) atas, orang hulu".
Jumlah populasi | |
---|---|
setidaknya 6 juta jiwa | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Indonesia (Sensus 2010) | 3.100.000[1] |
• Kalimantan Tengah | 1.000.000 |
• Kalimantan Barat | 1.260.000 |
• Kalimantan Selatan | 60.000 |
• Kalimantan Timur | 360.000 |
• Kalimantan Utara | 400.000[2] |
Malaysia (Sabah & Sarawak) | 2.900.000[3] |
Brunei Darussalam | 51.000 |
Bahasa | |
Dayak, Indonesia dan Melayu. | |
Agama | |
Mayoritas: • 62,7% Kristen (Katolik & Protestan) Minoritas: • 31,6% Islam • 4,7% Hindu • 1% Buddha | |
Kelompok etnik terkait | |
Kutai, Tidung, Banjar, Melayu, Bajau, Rejang |
Berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di Gua Niah (Sarawak) dan Gua Babi (Kalimantan Selatan), penghuni pertama Kalimantan memiliki ciri-ciri Austro-Melanesia, dengan proporsi tulang kerangka yang lebih besar dibandingkan dengan penghuni Kalimantan masa kini yang mendiami Pulau Kalimantan (Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan). Ada 3 suku pokok atau 5 suku asli Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, dan Tidung[15]
Menurut sensus Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokkan menjadi 3 suku pokok yaitu: suku Dayak Indonesia (268 sub etnik/sub suku di Indonesia), Suku Melayu, dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak & non Melayu). Dahulu, budaya masyarakat Dayak adalah budaya maritim atau bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya.
Ada yang membagi orang Dayak dalam enam rumpun antara lain: rumpun Klemantan alias Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju dan rumpun Punan. Namun secara ilmiah, para linguis melihat 5 kelompok bahasa yang dituturkan di pulau Kalimantan dan masing-masing memiliki kerabat di luar pulau Kalimantan:[16]
- "Barito Raya" (33 bahasa, termasuk 11 bahasa dari kelompok bahasa Madagaskar, dan Sama-Bajau termasuk Suku Dayak Paser.[17][18][19]
- "Dayak Darat" (13 bahasa), termasuk bahasa Rejang di Bengkulu.[20][21]
- "Borneo Utara" (99 bahasa), termasuk bahasa Yakan di Filipina serta satu suku yang berdiri dengan nama sukunya sendiri yaitu Suku Tidung.[22]
- "Sulawesi" dituturkan 3 suku Dayak di pedalaman Kalbar: Dayak Taman, Dayak Embaloh, Dayak Kalis disebut rumpun Dayak Banuaka.[23][24]
- "Dayak Melayik" dituturkan: Dayak Meratus/Bukit (alias Banjar arkhais), Dayak Iban (dan Saq Senganan]] (Malayic Dayak), Dayak Kendayan (Kanayatn). Beberapa suku asal Kalimantan beradat Melayu yang terkait dengan rumpun ini sebagai suku-suku tersendiri yang berdiri mandiri ataupun suku Melayu itu sendiri yaitu Suku Banjar, Suku Kutai, Suku Melayu Berau, Suku Melayu Sambas, dan Suku Melayu kedayan.[25][26][27]
Etimologi
Istilah "Dayak" paling umum digunakan untuk menyebut orang-orang asli non-Muslim, non-Melayu yang tinggal di pulau itu.[28][29] Ini terutama berlaku di Malaysia, karena di Indonesia ada suku-suku Dayak yang Muslim namun tetap termasuk kategori Dayak walaupun beberapa di antaranya disebut dengan Suku Banjar dan Suku Kutai. Terdapat beragam penjelasan tentang etimologi istilah ini. Menurut Lindblad, kata Dayak berasal dari kata daya dari bahasa Kenyah, yang berarti hulu sungai atau pedalaman. King, lebih jauh menduga-duga bahwa Dayak mungkin juga berasal dari kata aja, sebuah kata dari bahasa Melayu yang berarti asli atau pribumi. Dia juga yakin bahwa kata itu mungkin berasal dari sebuah istilah dari bahasa Jawa Tengah yang berarti perilaku yang tak sesuai atau yang tak pada tempatnya.[30][31]
Istilah untuk suku penduduk asli dekat Sambas dan Pontianak adalah Daya (Kanayatn: orang daya= orang darat), sedangkan di Banjarmasin disebut Biaju (bi= dari; aju= hulu).[32] Jadi semula istilah orang Daya (orang darat) ditujukan untuk penduduk asli Kalimantan Barat yakni rumpun Bidayuh yang selanjutnya dinamakan Dayak Darat yang dibedakan dengan Dayak Laut (rumpun Iban). Di Banjarmasin, istilah Dayak mulai digunakan dalam perjanjian Sultan Banjar dengan Hindia Belanda tahun 1826, untuk menggantikan istilah Biaju Besar (daerah sungai Kahayan) dan Biaju Kecil (daerah sungai Kapuas Murung) yang masing-masing diganti menjadi Dayak Besar dan Dayak Kecil, selanjutnya oleh pihak kolonial Belanda hanya kedua daerah inilah yang kemudian secara administratif disebut Tanah Dayak. Sejak masa itulah istilah Dayak juga ditujukan untuk rumpun Ngaju-Ot Danum atau rumpun Barito. Selanjutnya istilah “Dayak” dipakai meluas yang secara kolektif merujuk kepada suku-suku penduduk asli setempat yang berbeda-beda bahasanya,[33] khususnya non-Muslim atau non-Melayu.[34] Pada akhir abad ke-19 (pasca Perdamaian Tumbang Anoi) istilah Dayak dipakai dalam konteks kependudukan penguasa kolonial yang mengambil alih kedaulatan suku-suku yang tinggal di daerah-daerah pedalaman Kalimantan.[35] Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Kalimantan Timur, Dr. August Kaderland, seorang ilmuwan Belanda, adalah orang yang pertama kali mempergunakan istilah Dayak dalam pengertian di atas pada tahun 1895.
Arti dari kata ‘Dayak’ itu sendiri masih bisa diperdebatkan. Commans (1987), misalnya, menulis bahwa menurut sebagian pengarang, ‘Dayak’ berarti manusia, sementara pengarang lainnya menyatakan bahwa kata itu berarti pedalaman. Commans mengatakan bahwa arti yang paling tepat adalah orang yang tinggal di hulu sungai.[36] Dengan nama serupa, Lahajir et al. melaporkan bahwa orang-orang Iban menggunakan istilah Dayak dengan arti manusia, sementara orang-orang Tunjung dan Benuaq mengartikannya sebagai hulu sungai. Mereka juga menyatakan bahwa sebagian orang mengklaim bahwa istilah Dayak menunjuk pada karakteristik personal tertentu yang diakui oleh orang-orang Kalimantan, yaitu kuat, gagah, berani dan ulet.[37] Lahajir et al. mencatat bahwa setidaknya ada empat istilah untuk penuduk asli Kalimantan dalam literatur, yaitu Daya, Dyak, Daya, dan Dayak. Penduduk asli itu sendiri pada umumnya tidak mengenal istilah-istilah ini, akan tetapi orang-orang di luar lingkup merekalah yang menyebut mereka sebagai ‘Dayak’.[38]
Asal mula
Secara umum kebanyakan penduduk kepulauan Nusantara adalah penutur bahasa Austronesia. Saat ini teori dominan adalah yang dikemukakan linguis seperti Peter Bellwood dan Blust, yaitu bahwa tempat asal bahasa Austronesia adalah Taiwan. Sekitar 4 000 tahun lalu, sekelompok orang Austronesia mulai bermigrasi ke Filipina. Kira-kira 500 tahun kemudian, ada kelompok yang mulai bermigrasi ke selatan menuju kepulauan Indonesia sekarang, dan ke timur menuju Pasifik.
Namun orang Austronesia ini bukan penghuni pertama pulau Borneo. Antara 60.000 dan 70.000 tahun lalu, waktu permukaan laut 120 atau 150 meter lebih rendah dari sekarang dan kepulauan Indonesia berupa daratan (para geolog menyebut daratan ini "Sunda"), manusia sempat bermigrasi dari benua Asia menuju ke selatan dan sempat mencapai benua Australia yang saat itu tidak terlalu jauh dari daratan Asia.
Dari pegunungan itulah berasal sungai-sungai besar seluruh Kalimantan. Diperkirakan, dalam rentang waktu yang lama, mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan.[39] Tetek Tahtum menceritakan migrasi suku Dayak Ngaju dari daerah perhuluan sungai-sungai menuju daerah hilir sungai-sungai.
Di daerah selatan Kalimantan Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak di daerah itu sering disebut Nansarunai Usak Jawa,[40] yakni kerajaan Nansarunai dari Dayak Maanyan yang dihancurkan oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389.[41] Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak Maanyan terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah pedalaman ke wilayah suku Dayak Lawangan. Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasal dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun 1520).
Sebagian besar suku Dayak di wilayah selatan dan timur kalimantan yang memeluk Islam keluar dari suku Dayak dan tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak karena adanya pengaruh budaya, bahasa, adat bahkan DNA/genetika yang sangat kuat dari para pendatang karena adanya akumulasi. Hal ini membuat perbauran/akulturasi suatu suku sehingga membentuk budaya baru yang kemudian menjadi suku yang mandiri/melahirkan etnis tersendiri. Walau begitu, orang Dayak yang hanya memeluk Islam tetap teguh dengan Dayaknya mereka tetap lah Dayak tetapi disebut sebagai orang Senganan/Dayak Senganan (kecuali orang-orang Dayak yang berakulturasi yang akhirnya melahirkan kebudayaan/suku baru yang bukan bagian dari Dayak lagi) tetapi biar begitu asal-usul mereka ya tetaplah Dayak. Contoh saja suku Dayak yang memeluk Islam lalu membentuk budaya baru seperti Banjar dan Kutai, mereka lebih senang jika menyebut dirinya sebagai atau orang Banjar dan Orang Kutai. Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam & tetap teguh dengan agama lama kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman, bermukim di daerah-daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Batang Amandit, Batang Labuan Amas dan Batang Balangan. Sebagian lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak pemeluk Islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian Kotawaringin, salah seorang pimpinan Banjar Hindu yang terkenal adalah Lambung Mangkurat menurut orang Dayak adalah seorang Dayak (Ma’anyan atau Ot Danum).[42] Di Kalimantan Timur, orang Suku Tonyoy-Benuaq yang memeluk Agama Islam menyebut dirinya sebagai Suku Kutai. Tidak hanya dari Nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke Kalimantan. Bangsa Tionghoa tercatat mulai datang ke Kalimantan pada masa Dinasti Ming yang tercatat dalam buku 323 Sejarah Dinasti Ming (1368-1643). Dari manuskrip berhuruf hanzi disebutkan bahwa kota yang pertama dikunjungi adalah Banjarmasin dan disebutkan bahwa seorang pangeran yang berdarah Biaju menjadi pengganti Sultan Hidayatullah I . Kunjungan tersebut pada masa Sultan Hidayatullah I dan penggantinya yaitu Sultan Mustain Billah. Hikayat Banjar memberitakan kunjungan tetapi tidak menetap oleh pedagang jung bangsa Tionghoa dan Eropa (disebut Walanda) di Kalimantan Selatan telah terjadi pada masa Kerajaan Banjar Hindu (abad XIV). Pedagang Tionghoa mulai menetap di kota Banjarmasin pada suatu tempat dekat pantai pada tahun 1736.[43]
Kedatangan bangsa Tionghoa di selatan Kalimantan tidak mengakibatkan perpindahan penduduk Dayak dan tidak memiliki pengaruh langsung karena mereka hanya berdagang, terutama dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin. Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak. Peninggalan bangsa Tionghoa masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring malawen, belanga (guci) dan peralatan keramik. Tidak hanya itu, sebagian dari mereka juga ada bangsa Eropa.
Sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di Kalimantan. Pada abad XV Kaisar Yongle mengirim sebuah angkatan perang besar ke selatan (termasuk Nusantara) di bawah pimpinan Cheng Ho, dan kembali ke Tiongkok pada tahun 1407, setelah sebelumnya singgah ke Jawa, Kalimantan, Malaka, Manila dan Solok. Pada tahun 1750, Sultan Mempawah menerima orang-orang Tionghoa (dari Brunei) yang sedang mencari emas. Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang dagangan di antaranya candu, sutera, barang pecah belah seperti piring, cangkir, mangkuk dan guci.[44]
Pembagian sub-sub etnis
Dikarenakan arus migrasi dan pengaruh yang kuat dari para pendatang, Suku Dayak yang masih mempertahankan adat budayanya akhirnya memilih masuk ke pedalaman. Akibatnya, Suku Dayak yang berakulturasi akhirnya melahirkan kebudayaan baru dan menjadi sub-sub etnis tersendiri.
Kelompok Suku Dayak, terbagi dalam sub-sub suku yang kurang lebih jumlahnya 405 sub (menurut J. U. Lontaan, 1975). Masing-masing sub suku Dayak di pulau Kalimantan mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip, merujuk kepada sosiologi kemasyarakatannya dan perbedaan adat istiadat, budaya, maupun bahasa yang khas. Masa lalu masyarakat yang kini disebut suku Dayak, mendiami daerah pesisir pantai dan sungai-sungai di tiap-tiap pemukiman mereka.
Etnis Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U. Lontaan, 1975 dalam Bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, terdiri dari 6 suku besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar di seluruh Kalimantan.[45]
Pembagian lama Suku Dayak terdiri atas enam Stanmenras atau rumpun yakni:
- rumpun Klemantan alias Bidayuh[46]
- rumpun Iban
- rumpun Apokayan yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau
- rumpun Murut
- rumpun Ot Danum-Ngaju
- rumpun Punan.
Macam-macam suku Dayak menurut rumpun bahasa
Dari sekian ratus sub suku dayak dengan kelompok bahasanya di antaranya adalah:[47]
Rumpun Dayak Banuaka berbahasa Sulawesi Selatan[48]
- Suku Dayak Embaloh/Tamambaloh [emb] (induk orang Melayu Embau[49]) (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Kalis [emb] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Taman [tmn] (Kalimantan Barat)
Rumpun Orang Daya (= Orang Darat) berbahasa Dayak Darat[50][51][52]
- Suku Dayak Bakati’ [bei] (Kalimantan Barat)
- Bakati’, Rara [lra] (Malaysia (Sarawak))
- Bakati’, Sara [sre] (Kalimantan Barat)
- Bidayuh, Biatah [bth] (Malaysia (Sarawak))
- Bidayuh, Tringgus-Sembaan [trx] (Malaysia (Sarawak))
- Bidayuh, Bau [sne] (Malaysia (Sarawak))
- Bidayuh, Bukar-Sadong [sdo] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Gun (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Jangkang [djo] (Kalimantan Barat)[53]
- Suku Dayak Pomkpang [djo] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Pangkodatn (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Pandu (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Simpakng (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Kembayan [xem] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Kerambai [xem] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Ribun [rir] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Bekidoh [rir] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Semandang/Suku Dayak Samanakng [sdm] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Kualantn [sdm] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Mentuka / Ntuka' [sdm] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Gerai [sdm] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Beginci(rumpun suku Dayak tomun Pecahan dari Lamandau Kalteng bahsa Iko,au mone,Koni dll [sdm] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Bihak [sdm] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Komi/Domit [sdm] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Kualantn [sdm] (Kalimantan Barat) dayak kualant semanangk from mateus bujal (kure village)nanga taman kalbar
- Suku Dayak Benyadu’ [byd] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Pandu [byd] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Sanggau [scg] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Sekajang [scg] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Mayau [scg] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Dosan [scg] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Ahe [ahe] (Kalimantan Barat)[54]
- Suku Dayak Jagoi [sne] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Nyadu [nxj] (Kalimantan Barat)
- Dayak, Land /Suku Dayak Mali [dyk] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Lintang (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Sekayam (Kalimantan Barat)
Rumpun Dayak Kanayatn berbahasa Melayik Borneo Barat[55]
- Suku Dayak Keninjal [knl] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Kubitn/Kubing [knl] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Kanayatn / Kendayan [knx] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Badamea [knx] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Bajare [knx] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Selako, Dialek Badameo [skl] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Baahe [knx] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Belangin [knx] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Bempape [knx] (Kalimantan Barat)
Rumpun Dayak Iban (Dayak Laut) berbahasa Melayik Borneo Barat
- Suku Dayak Dau Sekitar kaki Banjaran Kelingkang(Wilayah Borneo British) dan jua Wilayah Borneo Belanda iaitu Barat & Tengah) menganjur dari Kwasan Pakit, Mangai, Pangau, Melugu, Po-Ai, Panggil, Engkeramut, Selepong dan Gua.
- Suku Dayak Saribas Batang Saribas Borneo
- Suku Dayak Skrang Batang Skrang
- Suku Dayak Balau [blg] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Remun [lkj] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Mualang [mtd] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Seberuang [sbx] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Sebuyau [snb] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Iban (Kuching) [iba] (Malaysia (Sarawak))[56]
- Suku Dayak Batang Lupar [iba] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Bugau [iba] (Kalimantan Barat)[57]
- Suku Dayak Kantu' [iba] (Kalimantan Barat)[58]
- Suku Dayak Desa [iba] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Ketungau [iba] (Kalimantan Barat) terdiri Suku Dayak Bulik[59] (Kalteng), Suku Dayak Ketungau Sesat, Suku Dayak Ketungau Banyur[60] (Kalbar), dll
- Suku Dayak Sebaruk [iba] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Sungkung [iba] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Undau [iba] (Kalimantan Barat)[61]
- Suku Dayak Randuk [iba] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Iban Dau [iba] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Iban Lemanak [iba] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Iban Sibu [iba] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Iban Skrang [iba] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Iban Ulu Ai [iba] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Iban Undup [iba] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Tabun [iba] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Saribas [iba] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Pangin [xdy] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Delang [xdy] (Kalimantan Tengah)[59]
- Suku Dayak Belantikan [xdy] (Kalimantan Tengah)[59]
- Suku Dayak Batang Kawa [xdy] (Kalimantan Tengah)[59]
- Suku Dayak Arut [xdy] (Kalimantan Tengah)[59][65]
- Suku Dayak Tomun [xdy] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Tamuan [xdy] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Suhaid [xdy] (Kalimantan Barat)[66]
- Suku Dayak Semitau [xdy](Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Mentebah [xdy](Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Suruk [xdy] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Kayung [xdy] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Sekakai [xdy] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Jelai(Kalimantan Barat)[59]
- Suku Dayak Simpakng [xdy] (Kalimantan Barat)[67]
- Suku Dayak Krio [xdy] (Kalimantan Barat)[68]
- Suku Dayak Kendawangan [xdy] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Laur [xdy] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Pesaguan [xdy] (Kalimantan Barat)[69][70]
- Suku Dayak Barai[71]
Rumpun Dayak Meratus-Kutai berbahasa Melayik Borneo Timur[72]
- Suku Dayak Meratus [bvu] & suku Banjar Hulu [bjn-hul]
- Suku Kedayan [kxd] /Orang Bukit/ Kendayan Brunei[73]
- Suku Dayak Paluan [plz] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Murut/Suku Dayak Selungai Murut [slg] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Tagal Murut [mvv] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Timugon Murut [tih] (Malaysia (Sabah))
- Suku Kutai atau Suku Dayak Kutai (Kalimantan Timur)
- Suku Berau
Rumpun Dayak Ot Danum berbahasa Barito Barat
- Suku Dayak Kebahan (Kalimantan Barat)[74]
- Suku Dayak Pawan (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Tebidah (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Limbai (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Cohie (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Malahui (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Payak (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Ot Danum [otd] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Dohoi [otd] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Sebaung [otd] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Kuhin [otd] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Kadorih [otd] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Siang [sya] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Murung [sya] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Kohin [kkx] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Barai
- Suku Dayak Linuh
- Suku Dayak Sane
- Suku Dayak Randu’
- Suku Dayak Batu Entawa
- Suku Dayak Lamantawa
- Suku Dayak Keluas
- Suku Dayak Kepuas
- Suku Dayak Nyadupm
- Suku Dayak Ella
- Suku Dayak Kenyilu
- Suku Dayak Ransa
- Suku Dayak Ingar Silat
- Suku Dayak Silath muntok
Rumpun Dayak Ngaju (Biaju) berbahasa Barito Barat[75]
- Suku Dayak Ngaju (Ngaju Kapuas) [nij] (Kalimantan Tengah)[76]
- Suku Dayak Kahayan (Ngaju Kahayan) [xah] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Katingan (Ngaju Katingan) [kxg] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Mendawai (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Bakumpai (Kalimantan Selatan)[77][78]
- Suku Dayak Mengkatip [bkr-men](Kalimantan Tengah)[79]
- Suku Dayak Berangas (Kalimantan Selatan), tahun 2010 dinyatakan punah beserta bahasanya karena melebur ke dalam suku Banjar Kuala puak (bubuhan) Alalak[80]
- Suku Dayak Beraki (Bara-ki) (sudah punah)[81]
Rumpun Dayak Dusun-Maanyan berbahasa Barito Timur[82]
- Suku Dayak Dusun Malang [duq] (Barito Utara, Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Dusun Bayan [duq] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Dusun Witu/Kalahien [duw] (Barito Selatan, Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Dusun Pepas [duw] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Dusun [duw] (Kalimantan Tengah)[83]
- Paku [pku] (Paku, Bartim, Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Maanyan [mhy] (Barito Timur, Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Maanyan Paju Sapuluh [mhy-paj] (Barito Timur, Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Maanyan Banua Lima [mhy-ban] (Barito Timur, Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Maanyan Paju Epat/Sihong [mhy-sih] (Barito Timur, Kalimantan Tengah)[84]
- Suku Dayak Warukin [mhy-war] (Tabalong, Kalimantan Selatan)
- Suku Dayak Dusun Balangan [mhy-dus] (Balangan, Kalimantan Selatan)[85]
- Suku Dayak Samihim [mhy-sam] (Kotabaru, Kalimantan Selatan)[86]
Rumpun Dayak Lawangan berbahasa Barito Timur
- suku Dayak Lawangan [lbx] (Kalimantan Tengah)[87]
- suku Dayak Kali [lbx-kal] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Bawo [lbx-baw] (Kalimantan Tengah)
- Suku Dayak Bentian [lbx-bat] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Benuaq [lbx-ben] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Paser [lbx-pas] (Kalimantan Timur)[88]
- Suku Dayak Dusun Taboyan [twy] (Kalimantan Tengah)[89]
- Suku Dayak Dusun Deyah [dun] (Kalimantan Selatan)
- Suku Dayak Abal (Kalimantan Selatan), tahun 2010 dinyatakan punah beserta bahasanya karena melebur ke dalam suku Banjar Pahuluan puak (bubuhan) Tanjung[80]
- Suku Dayak Tunjung [tjg] (Kalimantan Timur)
- Ampanang [apg] (Kalimantan Timur)
Rumpun Melanau-Kajang berbahasa Borneo Utara
- Suku Dayak Bukitan [bkn] (Kalimantan Barat dan Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Kajaman [kag] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Lahanan [lhn] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Sekapan [skp] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Sian [spg] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Ukit [umi] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Melanau (Pusat) [mel] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Melanau Daro-Matu [dro] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Melanau Kanowit-Tanjong [kxn] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Melanau Sibu [sdx] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Seru [szd] (Malaysia (Sarawak))
Rumpun Sarawakan Utara (Orang Ulu & Bultiken) berbahasa Borneo Utara
- Suku Dayak Berawan, Central [zbc] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Berawan, East [zbe] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Berawan, West [zbw] (Malaysia (Sarawak)
- Suku Dayak Belait [beg] (Brunei)
- Suku Dayak Kiput [kyi] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Lelak [llk] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Narom [nrm] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Tutong [ttg] (Brunei)
- Suku Dayak Bintulu [bny] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Kelabit [kzi] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Lengilo [lgi] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Lun Bawang [lnd] (Sarawak)[90]
- Suku Dayak Lundayeh [lnd] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Putoh [put] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Abai [put] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Sa’ban [snv] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Merau [snv] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Tring [tgq] (Malaysia (Sarawak)
- Suku Dayak Keningau Murut [kxi] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Okolod [kqv] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Paluan [plz] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Murut/Suku Dayak Selungai Murut [slg] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Tagal Murut [mvv] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Timugon Murut [tih] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Bookan [bnb] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Bulungan [blj] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Kalabakan [kve] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Tingalan/Sembakung Murut [sbr] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Serudung Murut [srk] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Tidung[tid] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Bahau [bhv] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Kayan Mahakam [xay] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Kayan Baram [kys] (Sarawak)
- Suku Dayak Kayan Busang [bfg] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Kayan Sungai Kayan [xkn] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Kayaan Mendalam [xkd] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Kayan Rejang [ree] (Sarawak)[91]
- Suku Dayak Kayan Wahau [whu] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Modang [mxd] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Wehea [mxd] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Segai [sge] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Segah [sge] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Kelay [sge] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Aoheng [pni] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Hovongan [hov] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Kereho [xke] (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Seputan [xke] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Punan Aput [pud] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Punan Merah [puf] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Bukat [bvk] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Murik [mxr] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Kenyah Wahau [whk] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Lebu' Kulit [whk] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Long Wat [ttw] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Sebop [sib] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Uma’ Lasan [xky] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Uma’ Lung [ulu] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Kenyah Pusat [xkl] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Penan, Eastern [pez] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Penan, Western [pne] (Malaysia (Sarawak))
- Suku Dayak Punan Tubu [puj] (Kalimantan Timur)
Rumpun Rejang-Sajau berbahasa Borneo Utara
- Suku Dayak Basap [bdb] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Berusu[bqr] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Penan, Bah-Biau [pna] (Sarawak)[92]
- Suku Dayak Punan Merap [puc] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Sajau Basap [sjb] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Punan Sajau [sjb] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Punan Basap [sjb] (Kalimantan Timur)
- Suku Dayak Punan Batu [sjb] (Kalimantan Timur)
Rumpun Sabahan (Kadazan-Dusun) berbahasa Borneo Utara [93]
- Suku Dayak Bisaya, Brunei [bsb] (Brunei)
- Suku Dayak Bisaya, Sabah [bsy] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Bonggi [bdg] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Tatana [txx] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Dusun, Central [dtp] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Dusun Sugut [kzs] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Dusun Tambunan [kzt] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Dusun Tempasuk [tdu] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Kota Marudu Tinagas [ktr] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Minokok [mqq] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Kadazan, Labuk-Kinabatangan [dtb] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Gana [gnq] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Kadazan, Coastal [kzj] (Sabah)[94]
- Suku Dayak Kadazan, Klias River [kqt] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Kimaragang [kqr] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Kota Marudu Talantang [grm] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Kuijau [dkr] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Lotud [dtr] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Papar [dpp] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Rungus [drg] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Dusun Tobilung [tgb] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Dumpas [dmv] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Ida’an [dbj] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Kinabatangan, Upper [dmg] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Lobu, Lanas [ruu] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Lobu, Tampias [low] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Abai Sungai [abf] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Dusun Tombonuo [txa] (Malaysia (Sabah))
- Suku Dayak Yakan [yka] (Filipina)
Rumpun Punan Batu berbahasa Borneo Utara
- Suku Dayak Punan Batu 1 [pnm] (Malaysia (Sarawak))
Lain-lain
- Suku Dayak Agabag
- Suku Dayak Dusun Segama
- Suku Dayak Dusun Tindal
- Suku Dayak Bundu
- Suku Dayak Idahan
- Suku Dayak Iranun
- Suku Dayak Kerayan
- Suku Dayak Kimensi
- Suku Dayak Labuk
- Suku Dayak Lebong
- Suku Dayak Lobou
- Suku Dayak Membulu
- Suku Dayak Orung Daan
- Suku Dayak Panihin
- Suku Dayak Sontas[95]
- Suku Dayak Sisakng
- Suku Dayak Badat
- Suku Dayak Senangkat’n
- Suku Dayak Mugut
- Suku Dayak Pontent
- Suku Dayak Ransa
- Suku Dayak Kenyilu
- Suku Dayak Kahoi
- Suku Dayak Tobak (Kalimantan Barat)
- Suku Dayak Kolangan
- Suku Dayak Bohokam
- Suku Dayak Selawe
- Suku Dayak Randu'
- Suku Dayak Sekujam
- Suku Dayak Sekubang
- Suku Dayak Papak
- Suku Dayak Nanga
- Suku Dayak Goneh
- Suku Dayak Silan Munto'
- Suku Dayak Majau
- Suku Dayak Kancikng
- Suku Dayak Cempede’
- Suku Dayak Sajan
- Suku Dayak Banjur
- Suku Dayak Baya
- Suku Dayak Laur
- Suku Dayak Joka’
- Suku Dayak Pawatn
- Suku Dayak Konyeh
- Suku Dayak Tumbang Pauh
- Suku Dayak Gerunggang
- Suku Dayak Pangkalan Suka
- Suku Dayak Kebuai
- Suku Dayak Tola’
- Suku Dayak Marau
- Suku Dayak Batu Tajam
- Suku Dayak Kengkubang
- Suku Dayak Kekura’
- Suku Dayak Tanjung
- Suku Dayak Benatuq
- Suku Dayak Sumanjawat
- Suku Dayak Penyarangan
- Suku Dayak Parangkunyit
- Suku Dayak Perigiq
- Suku Dayak Riam
- Suku Dayak Belaban
- Suku Dayak Batu Payung
- Suku Dayak Pelanjau
- Suku Dayak Membuluq
- Suku Dayak Menggaling
- Suku Dayak Air Upas
- Suku Dayak Air Durian
- Suku Dayak Sempadian
Referensi
- ^ Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010. Badan Pusat Statistik. 2011. ISBN 9789790644175. Diakses tanggal 27 Agustus 2012.
- ^ Taburan Penduduk dan Ciri-ciri Asas Demografi (PDF). Jabatan Perangkaan Malaysia. 2011. ISBN 9789839044548 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-05-22. Diakses tanggal 27 Agustus 2012. - ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-16. Diakses tanggal 2012-08-25.
- ^ "Ethnicity and territory in the late colonial imagination". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-07. Diakses tanggal 2011-07-23.
- ^ Sellato, Bernard (2002). Innermost Bornéo: studies in Dayak cultures. NUS Press. hlm. 19. ISBN 2914936028.ISBN 978-2-914936-02-6
- ^ Davis, Joseph Barnard (1867). Thesaurus craniorum: Catalogue of the skulls of the various races of man, in the collection of Joseph Barnard Davis. Printed for the subscribers.
- ^ Malayan miscellanies (1820). Malayan miscellanies. Malayan miscellanies.
- ^ MacKinnon, Kathy (1996). The ecology of Kalimantan. Oxford University Press. ISBN 9780945971733.ISBN 0-945971-73-7
- ^ East India Company (1821). The Asiatic journal and monthly miscellany. 12. Wm. H. Allen & Co.
- ^ "Dayak (suku)". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses tanggal 17 Juni 2021.
Dayak merupakan suku bangsa yang mendiami daerah Kalimantan
- ^ University of Calcutta (1869). Calcutta review. 48-49. University of Calcutta. hlm. 171.
- ^ The London review of politics, society, literature, art, & science. 11. J.K. Sharpe (1865). hlm. 121.
- ^ Wood, John George (1870). Uncivilized races of men in all countries of the world: being a comprehensive account of their manners and customs, and of their physical, social, mental, moral and religious characteristics. 2. J. B. Burr & co. hlm. 1110.
- ^ "The London Saturday journal (1841)": 80.
- ^ Haris, Syamsuddin (2004). Desentralisasi dan otonomi daerah: Naskah akademik dan RUU usulan LIPI. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 188. ISBN 979-98014-1-9.ISBN 978-979-98014-1-8
- ^ Indonesia, Kalimantan
- ^ http://www.ethnologue.com/subgroups/greater-barito
- ^ http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04.html
- ^ http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04s02.html
- ^ http://www.ethnologue.com/subgroups/land-dayak
- ^ http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04s05.html
- ^ http://www.ethnologue.com/subgroups/north-borneo
- ^ http://www.ethnologue.com/subgroups/tamanic
- ^ http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04s04.html
- ^ http://www.ethnologue.com/subgroups/malayic
- ^ http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04s03.html
- ^ Schulze, Fritz (2006). Insular Southeast Asia: linguistic and cultural studies in honour of Bernd Nothofer. Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 47. ISBN 3447054778. ISBN 978-3-447-05477-5
- ^ King, 1993:29
- ^ Leeming, David Adams (2010). Creation myths of the world: an encyclopedia. 1 (edisi ke-2). ABC-CLIO. hlm. 99. ISBN 1598841742.ISBN 978-1-59884-174-9
- ^ King, 1993:30
- ^ Maunati, Yekti. Identitas Dayak. PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 8. ISBN 979949298X.ISBN 978-979-9492-98-2
- ^ Tegg, Thomas (1829). London encyclopaedia; or, Universal dictionary of science, art, literature and practical mechanics: comprising a popular view of the present state of knowledge. 4. Printed for Thomas Tegg. hlm. 338.
- ^ Foreign missionary chronicle. s.n. (1838). hlm. 261.
- ^ King, 1993.
- ^ Rousseau, 1990
- ^ Commans, 1987: 6
- ^ Lahajir et al., 1993:4
- ^ Lahajir et al., 1993:3
- ^ Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977-1978
- ^ "Usak Jawa". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-26. Diakses tanggal 2011-04-21.
- ^ Fridolin Ukur, 1971
- ^ Susanto, A. Budi (2007). Masihkah Indonesia. Kanisius. hlm. 216. ISBN 9792116575. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-01. Diakses tanggal 2011-06-16.ISBN 978-979-21-1657-1
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-01-18. Diakses tanggal 2011-07-17.
- ^ Sarwoto Kertod ipoero, 1963
- ^ Hukum Adat dan Istiadat Kalimantan Barat, J.U. Lontaan. 1975
- ^ (Inggris) (1982)Southeast Asian journal of social science. 10-12. hlm. 29.
- ^ "Languages of Borneo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-10. Diakses tanggal 2011-06-25.
- ^ (Inggris) Tamanic: On the Exact Nature of the Relation Between Tamanic Languages and South Sulawesi Languages
- ^ (Indonesia) Hermansyah. Ilmu Ghaib di Kalimantan Barat. Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 1. ISBN 9799102359. ISBN 978-979-9102-35-5
- ^ (Inggris) Land Dayak: Some Features They Have in Common With Orang Asli Languages
- ^ (Inggris) Smith, Sydney (1846). The Edinburgh review: or critical journal. 84. A. Constable. hlm. 152.
- ^ (Inggris) Low, Sir Hugh (1848). Sarawak: its inhabitants and productions: being notes during a residence in that country with His Excellency Mr. Brooke. Richard Bentley. hlm. 278.
- ^ Kidoh Kopa Tilam Kelambu
- ^ (Indonesia) Tanda Kepemilikan/Pekerjaan (Dalam Suku Dayak Ahe')[pranala nonaktif permanen]
- ^ (Inggris) Malayic Dayak: Arguments for a Bornean Homeland of Malay
- ^ (Inggris) Ketungau language
- ^ (Indonesia) Wabup Buka Kongres Adat Dayak Bugau
- ^ http://www.youtube.com/watch?v=DzJTfuQcXYs
- ^ a b c d e f (Indonesia) Awal Mula Pemukiman di Kotawaringin Barat Diarsipkan 2016-03-05 di Wayback Machine.
- ^ (Indonesia) DAYAK KETUNGAU BANYUR
- ^ (Indonesia) Bupati Motivasi Kaum Ibu di Jambu, Kayan Hilir, Kabupaten Sintang Diarsipkan 2012-01-19 di Wayback Machine.
- ^ "Languages of Borneo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-14. Diakses tanggal 2011-06-25.
- ^ (Indonesia) POTENSI BUDAYA KABUPATEN MELAWI Diarsipkan 2012-01-21 di Wayback Machine.
- ^ http://multitree.org/codes/xdy
- ^ (Indonesia) sejarah Kotawaringin Barat Diarsipkan 2011-06-26 di Wayback Machine.
- ^ (Indonesia) Santosa, Imam Budhi (2009). Kumpulan Peribahasa Indonesia dari Aceh sampai Papua. IndonesiaTera. hlm. 73. ISBN 9789797750619. ISBN 979-775-061-2
- ^ (Indonesia) PERGUMULAN AGAMA ASLI DAYAK SIMPAKNG
- ^ lagu dayak krio tagua,from mateus bujal (kure village) kalimantan barat
- ^ SAMBAYAN "lagu dayak Pesaguan Kab.Ketapang Kal-Bar."
- ^ Mehuan
- ^ DAN BEGENDANG MAL
- ^ (Inggris) Schulze, Fritz (2006). Insular Southeast Asia: linguistic and cultural studies in honour of Bernd Nothofer. Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 47. ISBN 3447054778. ISBN 978-3-447-05477-5
- ^ BRUNEI: a language of Brunei
- ^ http://www.youtube.com/watch?v=8FOY-s7ZwNk
- ^ (Inggris) Chapter 4. Borneo as a Cross-Roads for Comparative Austronesian Linguistics
- ^ http://multitree.org/codes/nij
- ^ http://multitree.org/codes/bkr
- ^ http://multitree.org/codes/bkr-bak
- ^ http://multitree.org/codes/bkr-men
- ^ a b Denny Saputra (8 Juli 2010). "Di Akhir Abad, 90 Persen Bahasa Daerah Hilang". Media Indonesia. Media Indonesia.
- ^ (Indonesia) Melalatoa, M. J. (1995). Ensiklopedi suku bangsa di Indonesia. 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
- ^ (Inggris) East Barito: Who Were the Malayo-Polynesian Migrants to Madagascar?
- ^ http://www.youtube.com/watch?v=DzJTfuQcXYs
- ^ http://multitree.org/codes/mhy-sih
- ^ http://multitree.org/codes/mhy-dus
- ^ http://multitree.org/codes/mhy-sam
- ^ http://multitree.org/codes/lbx
- ^ http://www.youtube.com/watch?v=rtJ2v2l387I
- ^ http://www.youtube.com/watch?v=yr0oC3dHd4Y
- ^ "The Dayak dilemma (Part 1)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-07. Diakses tanggal 2011-06-06.
- ^ (Inggris) Hose, Charles (2004). Pagan Tribes of Borneo. 1. Kessinger Publishing. hlm. 97. ISBN 1419139916. ISBN 978-1-4191-3991-8
- ^ (Inggris) Garbutt, Nick (2006). Wild Borneo: the wildlife and scenery of Sabah, Sarawak, Brunei, and Kalimantan. New Holland Publishers. hlm. 136. ISBN 1845373782.[pranala nonaktif permanen]ISBN 978-1-84537-378-8
- ^ (Inggris) Keppel, Sir Henry (1846). The expedition to Borneo of H.M.S. Dido for the suppression of piracy: with extracts from the journal of James Brooke, esq., of Sarāwak (edisi ke-2). Harper & Brothers. hlm. 334.
- ^ KAUM KADAZAN
- ^ (Indonesia) Suku Penjaga Patok Negara Diarsipkan 2013-01-15 di Wayback Machine.
Pranala luar
- (Indonesia) Keberagaman Suku dayak
Dayak pada masa kini
Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yakni: Apokayan (Kenyah-Kayan-Bahau), Ot Danum-Ngaju, Iban, Murut, Klemantan atau Bidayuh dan Punan. Rumpun Dayak Punan merupakan suku Dayak yang paling tua mendiami pulau Kalimantan, sementara rumpun Dayak yang lain merupakan rumpun hasil asimilasi antara Dayak punan dan kelompok Proto Melayu (moyang Dayak yang berasal dari Yunnan). Keenam rumpun itu terbagi lagi dalam kurang lebih 405 sub-etnis. Meskipun terbagi dalam ratusan sub-etnis, semua etnis Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu apakah suatu subsuku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak atau tidak. Ciri-ciri tersebut adalah rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, mandau, sumpit, beliong (kampak Dayak), pandangan terhadap alam, mata pencaharian (sistem perladangan), dan seni tari. Perkampungan Dayak rumpun Ot Danum-Ngaju biasanya disebut lewu/lebu dan pada Dayak lain sering disebut banua/benua/binua/benuo. Di kecamatan-kecamatan di Kalimantan yang merupakan wilayah adat Dayak dipimpin seorang Kepala Adat yang memimpin satu atau dua suku Dayak yang berbeda.
Prof. Lambut dari Universitas Lambung Mangkurat, (orang Dayak Ngaju) menolak anggapan Dayak berasal dari satu suku asal, tetapi hanya sebutan kolektif dari berbagai unsur etnik, menurutnya secara "rasial", manusia Dayak dapat dikelompokkan menjadi:
Namun di dunia ilmiah internasional, istilah seperti "ras Australoid", "ras Mongoloid dan pada umumnya "ras" tidak lagi dianggap berarti untuk membuat klasifikasi manusia karena kompleksnya faktor yang membuat adanya kelompok manusia.
Sebaran di wilayah Indonesia
Orang Dayak umumnya berada di Kalimantan. Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, jumlah penduduk Indonesia dari suku Dayak sebanyak 3.009.494 jiwa, atau 1,27% dari seluruh penduduk Indonesia, dan jumlah terbanyak berada di provinsi Kalimantan Barat. Suku Dayak dalam Sensus Penduduk 2010, mencakup semua subsuku Dayak, dan jumlah di luar pulau Kalimantan sebanyak 2,81%. Berikut ini jumlah orang Dayak di Indonesia menurut provinsi berdasarkan Sensus 2010:[1]
No | Provinsi | Jumlah 2010 | % |
---|---|---|---|
1 | Kalimantan Barat [2] | 2.194.009 | 72,90% |
2 | Kalimantan Tengah [3] | 450.682 | 14,98% |
3 | Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara [4] | 212.056 | 7,05% |
4 | Kalimantan Selatan [5] | 68.051 | 2,26% |
5 | Provinsi lain | 84.696 | 2,81% |
Indonesia | 3.009.494 | 100% |
Catatan: Data di Kalimantan Utara tidak tersedia, karena data masih bergabung dengan Kalimantan Timur.
Tradisi Penguburan
Tradisi penguburan dan upacara adat kematian pada suku bangsa Dayak diatur tegas dalam hukum adat. Sistem penguburan beragam sejalan dengan sejarah panjang kedatangan manusia di Kalimantan. Dalam sejarahnya terdapat tiga budaya penguburan di Kalimantan:
- penguburan tanpa wadah dan tanpa bekal, dengan posisi kerangka dilipat
- penguburan di dalam peti batu (dolmen)
- penguburan dengan wadah kayu, anyaman bambu, atau anyaman tikar. Ini merupakan sistem penguburan yang terakhir berkembang.
Menurut tradisi Dayak Benuaq baik tempat maupun bentuk penguburan dibedakan:
- wadah (peti) mayat--> bukan peti mati: lungun,[6] selokng dan kotak
- wadah tulang-beluang: tempelaaq[7] (bertiang 2) dan kererekng (bertiang 1) serta guci
berdasarkan tempat peletakan wadah (kuburan)[8] Suku Dayak Benuaq:
- lubekng (tempat lungun)
- garai (tempat lungun, selokng)
- gur (lungun)
- tempelaaq dan kererekng
Pada umumnya terdapat dua tahapan penguburan:
- penguburan tahap pertama (primer)
- penguburan tahap kedua (sekunder)
Penguburan primer
- Parepm Api (Dayak Benuaq)
- Kenyauw (Dayak Benuaq)
Penguburan sekunder
Penguburan sekunder tidak lagi dilakukan di gua. Di hulu Sungai Bahau dan cabang-cabangnya di Kecamatan Pujungan, Malinau, Kalimantan Timur, banyak dijumpai kuburan tempayan-dolmen yang merupakan peninggalan megalitik. Perkembangan terakhir, penguburan dengan menggunakan peti mati (lungun) yang ditempatkan di atas tiang atau dalam bangunan kecil dengan posisi ke arah matahari terbit.
Masyarakat Dayak Ngaju mengenal tiga cara penguburan, yakni:
- dikubur dalam tanah
- diletakkan di pohon besar
- dikremasi dalam upacara tiwah
Prosesi penguburan sekunder
- Tiwah adalah prosesi penguburan sekunder pada penganut Kaharingan, sebagai simbol pelepasan arwah menuju lewu tatau (alam kelanggengan) yang dilaksanakan setahun atau beberapa tahun setelah penguburan pertama di dalam tanah.
- Ijambe adalah prosesi penguburan sekunder pada Dayak Maanyan. Belulang dibakar menjadi abu dan ditempatkan dalam satu wadah.
- Marabia
- Mambatur (Dayak Maanyan)
- Kwangkai[9][10][11][12]/Wara (Dayak Benuaq)
Agama
Masyarakat rumpun Dayak Ngaju dan rumpun Dayak Ot Danum menganut agama leluhur yang diberi nama oleh Tjilik Riwut sebagai agama Kaharingan yang memiliki ciri khas adanya pembakaran tulang (Ijambe) dalam ritual penguburan sekunder. Sedangkan agama asli rumpun Dayak Banuaka tidak mengenal adanya pembakaran tulang jenazah. Bahkan agama leluhur masyarakat Dayak Meratus di Kalimantan Selatan lebih menekankan ritual dalam kehidupan terutama upacara/ritual pertanian maupun pesta panen yang sering dinamakan sebagai agama Balian.
Agama-agama asli suku-suku Dayak sekarang ini kian lama kian ditinggalkan. Sejak abad pertama Masehi, agama Hindu mulai memasuki Kalimantan dengan ditemukannya Candi Agung sebuah peninggalan agama Hindu di Amuntai, Kalimantan Selatan, selanjutnya berdirilah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha. Semenjak abad ke-4 masyarakat Kalimantan memasuki era sejarah yang ditandai dengan ditemukannya prasasti peninggalan dari Kerajaan Kutai yang beragama Hindu di Kalimantan Timur.[13]
Penemuan arca-arca Buddha yang merupakan peninggalan Kerajaan Brunei kuno, Kerajaan Sribangun (di Kota Bangun, Kutai Kartanegara) dan Kerajaan Wijayapura. Hal ini menunjukkan munculnya pengaruh hukum agama Hindu-Buddha dan asimilasi dengan budaya India yang menandai kemunculan masyarakat multietnis yang pertama kali di Kalimantan.
Penemuan Batu Nisan Sandai menunjukan penyebaran agama Islam di Kalimantan sejak abad ke-7 mencapai puncaknya di awal abad ke-16, masyarakat kerajaan-kerajaan Hindu menjadi pemeluk-pemeluk Islam yang menandai kepunahan agama Hindu dan Buddha di Kalimantan. Sejak itu mulai muncul hukum adat Banjar dan Melayu yang dipengaruhi oleh sebagian hukum agama Islam (seperti budaya makanan, budaya berpakaian, budaya bersuci), namun umumnya masyarakat Dayak di pedalaman tetap memegang teguh pada hukum adat/kepercayaan Kaharingan.
Sebagian besar masyarakat Dayak yang sebelumnya beragama Kaharingan kini memilih Kekristenan, namun kurang dari 10% yang masih mempertahankan agama Kaharingan. Agama Kaharingan sendiri telah digabungkan ke dalam kelompok agama Hindu (baca: Hindu Bali) sehingga mendapat sebutan agama Hindu Kaharingan. Namun ada pula sebagian kecil masyarakat Dayak kini mengkonversi agamanya dari agama Kaharingan menjadi agama Buddha (Buddha versi Tionghoa), yang pada mulanya muncul karena adanya perkawinan antarsuku dengan etnis Tionghoa yang beragama Buddha, kemudian semakin meluas disebarkan oleh para Biksu di kalangan masyarakat Dayak misalnya terdapat pada masyarakat suku Dayak Dusun Balangan yang tinggal di kecamatan Halong di Kalimantan Selatan.
Di Kalimantan Barat, agama Kristen diklaim sebagai agama orang Dayak (sehingga Dayak Muslim Kalbar terpaksa membentuk Dewan Adat Dayak Muslim tersendiri), tetapi hal ini tidak berlaku di propinsi lainnya sebab orang Dayak juga banyak yang memeluk agama Islam namun tetap menyebut dirinya sebagai suku Dayak.
Di wilayah perkampungan-perkampungan Dayak yang masih beragama Kaharingan berlaku hukum adat Dayak. Wilayah-wilayah di pesisir Kalimantan dan pusat-pusat kerajaan Islam, masyarakatnya tunduk kepada hukum adat Banjar/Melayu seperti suku Banjar, Melayu-Senganan, Kedayan, Bakumpai, Kutai, Paser, Berau, Tidung, dan Bulungan. Bahkan di wilayah perkampungan-perkampungan Dayak yang telah sangat lama berada dalam pengaruh agama Kristen yang kuat kemungkinan tidak berlaku hukum adat Dayak/Kaharingan. Pada masa kolonial, orang-orang bumiputera Kristen dan orang Dayak Kristen di perkotaan disamakan kedudukannya dengan orang Eropa dan tunduk kepada hukum golongan Eropa. Belakangan penyebaran agama Kristen mampu menjangkau daerah-daerah Dayak terletak sangat jauh di pedalaman sehingga agama Kristen dianut oleh hampir semua penduduk pedalaman dan diklaim sebagai agama orang Dayak.
Jika kita melihat sejarah pulau Borneo dari awal, orang-orang dari Sriwijaya, orang Melayu yang mula-mula bermigrasi ke Kalimantan. Etnis Tionghoa Hui Muslim Hanafi menetap di Sambas sejak tahun 1407, karena pada masa Dinasti Ming, bandar Sambas menjadi pelabuhan transit pada jalur perjalanan dari Champa ke Maynila, Kiu kieng (Palembang) maupun ke Majapahit.[14] Banyak penjabat Dinasti Ming adalah orang Hui Muslim yang memiliki pengetahuan bahasa-bahasa asing misalnya bahasa Arab.[15] Laporan pedagang-pedagang Tionghoa pada masa Dinasti Ming yang mengunjungi Banjarmasin pada awal abad ke-16 mereka sangat khawatir mengenai aksi pemotongan kepala yang dilakukan orang-orang Biaju di saat para pedagang sedang tertidur di atas kapal. Agamawan Kristen dan penjelajah Eropa yang tidak menetap telah datang di Kalimantan pada abad ke-14 dan semakin menonjol di awal abad ke-17 dengan kedatangan para pedagang Eropa. Upaya-upaya penyebaran agama Kristen selalu mengalami kegagalan, karena pada dasarnya pada masa itu masyarakat Dayak memegang teguh kepercayaan leluhur (Kaharingan) dan curiga kepada orang asing, sering kali orang-orang asing terbunuh. Penduduk pesisir juga sangat sensitif terhadap orang asing karena takut terhadap serangan bajak laut dan kerajaan asing dari luar pulau yang hendak menjajah mereka. Penghancuran keraton Banjar di Kuin tahun 1612 oleh VOC Belanda dan serangan Mataram atas Sukadana tahun 1622 dan potensi serangan Makassar sangat mempengaruhi kerajaan-kerajaan di Kalimantan. Sekitar tahun 1787, Belanda memperoleh sebagian besar Kalimantan dari Kesultanan Banjar dan Banten. Sekitar tahun 1835 barulah misionaris Kristen mulai beraktivitas secara leluasa di wilayah-wilayah pemerintahan Hindia Belanda yang berdekatan dengan negara Kesultanan Banjar. Pada tanggal 26 Juni 1835, Barnstein, penginjil pertama Kalimantan tiba di Banjarmasin dan mulai menyebarkan agama Kristen ke pedalaman Kalimantan Tengah. Pemerintah lokal Hindia Belanda malahan merintangi upaya-upaya misionaris.[16][17][18][19][20]
Konflik
Keterlibatan
Dayak (istilah kolektif untuk masyarakat asli Kalimantan) telah mengalami peningkatan dalam konflik antar etnis. Di awal 1997 dan kemudian pada tahun 1999, bentrokan-bentrokan brutal terjadi antara orang-orang Dayak dan Madura di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Puncak dari konflik ini terjadi di Sampit pada tahun 2001. Konflik-konflik ini pun kemudian menjadi topik pembicaraan di koran-koran di Indonesia. Sepanjang konflik tahun 1997, sejumlah besar penduduk (baik Dayak maupun Madura) tewas. Muncul berbagai perkiraan resmi tentang jumlah korban tewas, mulai dari 300 hingga 4.000 orang menurut sumber-sumber independen.[21] Pada tahun 1999, orang-orang Dayak, bersama dengan kelompok-kelompok Melayu dan Tionghoa memerangi para pendatang Madura; 114 orang tewas.[22].[23] Kendati terdapat fakta bahwa hanya ada beberapa orang Dayak saja yang terlibat, tetapi media massa membesar-besarkan keterlibatan Dayak.
Lihat pula
Galeri
-
Dayak Couples
-
Dayak Dancers
-
Dayak face
-
Dayak fashion and style
-
Dayak little Dancers
-
Dayak Parade
-
Dayak Shaman
-
Dayak Traditional dance of South Kalimantan Province
-
Dayak warior accssories
-
Dayak Warrior
-
Dayak Children
Referensi
- ^ "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010" (PDF). demografi.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 23, 31, 36–41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-07-12. Diakses tanggal 28 Oktober 2021.
- ^ Kalimantan Barat - Suku Bangsa
- ^ Kalimantan Tengah - Suku Bangsa
- ^ Kalimantan Timur - Suku Bangsa
- ^ Kalimantan Selatan - Suku Bangsa
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-07. Diakses tanggal 2011-06-26.
- ^ http://berita.liputan6.com/read/42277/tempelaaq_tempat_tulang_belulang_leluhur_suku_dayak
- ^ http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1985/06/15/KRI/mbm.19850615.KRI39073.id.html
- ^ Lathief. H., Upacara adat kwangkay Dayak Benuaq Ohong di Mancong. Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996 - Social Science - 220 pages
- ^ http://catalogue.nla.gov.au/Record/1156006
- ^ http://www.youtube.com/watch?v=kThegt6b3CE
- ^ http://budimasnet.blogspot.com/2011/03/adat-kematian.html
- ^ "Kawi and Pallawa inscriptions, 4th-12th centuries". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-05. Diakses tanggal 2011-12-06.
- ^ Muljana, Slamet (2005). Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara. PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 61. ISBN 9798451163.ISBN 978-979-8451-16-4
- ^ Kong, Yuanzhi (2000). Hembing Wijayakusuma, ed. Muslim Tionghoa Cheng Ho: misteri perjalanan muhibah di Nusantara. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 54. ISBN 9794613614.ISBN 978-979-461-361-0
- ^ Ukur, Fridolin (2000). Tuaiannya sungguh banyak: sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835. BPK Gunung Mulia. hlm. 42. ISBN 9789799290588. ISBN 979-9290-58-9
- ^ Evangelical (1836). "Evangelical magazine and missionary chronicle,". 14. s.n: 578.
- ^ End, Th. van den (1987). Ragi Carita 1, Jilid 1 dari Ragi carita: sejarah gereja di Indonesia. BPK Gunung Mulia. ISBN 979-415-188-2.ISBN 978-979-415-188-4
- ^ Foreign missionary chronicle. 5. Board of Foreign Missions and of the Board of Missions of the Presbyterian Church. hlm. 87.
- ^ Steenbrink, Karel A. (2003). Catholics in Indonesia, 1808-1942: A modest recovery 1808-1903. KITLV Press. hlm. 149. ISBN 9067181412. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-01. Diakses tanggal 2011-07-05.ISBN 978-90-6718-141-9
- ^ MacDougall, 1999
- ^ Mac Dougall, 1999
- ^ lihat, misalnya Manuntung, 22 Maret 1999
Bacaan lanjutan
- Cfr. Tom Harrisson, "The Prehistory of Borneo", dalam Pieter van de Velde (ed.), Prehistoric Indonesia a Reader (Dordrecht-Holland: Foris Publications, 1984), hlm. 299-322
- Bellwood, Peter, “The Prehistory of Borneo”, Borneo Research Bulletin, 24/9 (1992), hlm. 7-13
- Kathy MacKinnon, The Ecology of Indonesian Series Volume III: The Ecology of Kalimantan, (Singapore: Periplus Editions Ltd., 1996), hlm. 255-363
- bdk. P.J. Veth, "The Origin of the Name Dayak", dalam Borneo Research Bulletin, 15/2 (September 1983), hlm. 118-121
- Fridolin Ukur, "Kebudayaan Dayak", dalam Kalimantan Review, 22/I (Juli-Desember 1992), hlm. 3-10
- Keragaman Suku Dayak di Kalimantan, Institut Dayakologi, Pontianak
- Edi Petebang, Dayak Sakti, Institut Dayakologi
- Edi Petebang, Eri Sutrisno, Konflik Etnis di Sambas, ISAI, Jakarta
Pranala luar
- Video di YouTube Borneo, Indonesia A Dayak Tribe in 1912 Tempo Doeloe (Orang Ulu)
- Video di YouTube Borneo Kalimantan in 1938, Sarawak? (Orang Ulu)
- Video di YouTube Sarawak, Malaysia, 1913 'wild women' (orang asli)
- Video di YouTube Old Borneo, A Mystical Tribal Dancer with Sape Music (Orang Ulu)
- Video di YouTube East Kalimantan (Borneo, Indonesia) in 1913. Orang asli
- Video di YouTube Indonesia: Pontianak (Borneo) 1948 struggle against Japanese
- Video di YouTube The Borneo Story - The Dayaks Sarawak
- Video di YouTube Dayak Rituals of Old Borneo in the 1920s
- Video di YouTube The Ibans of Borneo 1
- (Indonesia) Sumbu perdamaian tumbang anoi
- (Indonesia) Budaya Dayak Diarsipkan 2008-04-30 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Ternyata suku dayak bukan cuma satu jenis
- (Inggris) Indonesia's New Ethnic Elites Diarsipkan 2011-01-01 di Wayback Machine.
- (Inggris) Kelompok bahasa Dayak
- (Inggris) Sillander Dayak and Malay in Southeast Borneo