Tim nasional sepak bola Indonesia
Tim nasional sepak bola Indonesia adalah tim nasional yang mewakili Indonesia dalam sepak bola internasional senior pria. Tim ini dikendalikan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), yang merupakan anggota FIFA dan juga anggota Konfederasi Sepak Bola Asia. Tim ini dianggap oleh FIFA sebagai penerus Hindia Belanda.
Indonesia pernah tampil dalam Piala Dunia FIFA, yakni pada tahun 1938 saat bernama Hindia Belanda. Mereka kalah dalam pertandingan pertama menghadapi Hongaria. Pada tingkat regional, Indonesia pernah tampil empat kali dalam Piala Asia AFC. Namun, Indonesia belum pernah lolos dari babak grup. Pada tingkat Asia Tenggara, Indonesia telah tampil dalam berbagai edisi Kejuaraan AFF, dengan capaian terbaiknya adalah menjadi juara kedua dalam enam edisi.
Sejarah
Periode awal
Pada pertandingan-pertandingan awal, melibatkan pihak dari Hindia Belanda, diorganisasi oleh Nederlandsch-Indische Voetbal Bond (NIVB), atau suksesornya, Nederlandsch-Indische Voetbal Unie (NIVU). Pertandingan-pertandingan yang dilaksanakan sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 tidak diakui oleh PSSI.[7]
Pertandingan sepak bola tercatat pertama yang melibatkan tim dari Hindia Belanda adalah kontes melawan Singapura pada 28 Maret 1921. Pertandingan tersebut dilaksanakan di Jakarta dan Indonesia menang dengan skor akhir 1–0. Hal ini diikuti dengan pertandingan melawan Australia XI pada Agustus 1928 (menang 2–1) dan satu tim dari Shanghai selang dua tahun kemudian (seri 4–4).[7]
Pada 1934, satu tim dari Jawa mewakili Hindia Belanda dalam Far Eastern Games yang dimainkan di Manila, Filipina. Setelah mengalahkan Jepang 7–1 dalam pertandingan pertama,[8] dua pertandingan berikutnya berakhir dengan kekalahan 0–2 atas Tiongkok dan 2–3 atas tim tuan rumah menempatkan Timnas Jawa menempati peringkat dua. Meski tidak diakui PSSI, pertandingan ini diakui oleh World Football Elo Ratings sebagai pertandingan pertama yang melibatkan Timnas Indonesia.[9]
Piala Dunia FIFA 1938
Indonesia pada tahun 1938 (pada masa penjajahan Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding di Piala Dunia FIFA 1938. Waktu itu Tim Indonesia di bawah nama Dutch East Indies (Hindia Belanda), peserta dari Asia yang pertama kali lolos ke Piala Dunia. Indonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia FIFA 1938 hanya terdiri dari dua negara, Hindia Belanda dan Jepang. Indonesia akhirnya lolos ke putaran final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina.
Pada waktu itu, tim ini menggunakan seragam berwarna oranye dan bercelana putih seperti warna seragam yang dipakai kesebelasan Belanda.[10]
Skuat Piala Dunia 1938
Pelatih: Johannes Christoffel Jan Mastenbroek.
Nama | Klub | Posisi |
---|---|---|
Mo Heng Tan | Hua Chiao Tsing Nien Hui (HCTNH) Malang | Penjaga gawang |
L.N. Van Beuzekom Digantikan oleh Jack Samuels |
Hercules Batavia | Penjaga gawang |
Dorst | Tidak diketahui | Pemain belakang |
J. Harting | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain belakang |
Frans G. Hu Kon | Sparta Bandung | Pemain belakang |
Jack Kolle Digantikan oleh Teilherber |
Tidak diketahui | Pemain belakang |
Jack Samuels Menggantikan L.N. Van Beuzekom |
Excelsior Soerabaja | Pemain belakang |
G.H.V.L. Faulhaber | Djocoja Djogjakarta | Pemain tengah |
Frans Alfred Meeng | Sportvereniging Binnenlands Bestuur (SVBB) Batavia | Pemain tengah |
Achmad Nawir | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain tengah |
Anwar Sutan | Voorwaarts Is Ons Streven (VIOS) Batavia | Pemain tengah |
G. van den Burgh | Semarang Voetbal Vereniging (SVV) Semarang | Pemain tengah |
Tan Hong Djien | Tiong Hoa Soerabaja | Pemain depan |
Tan See Han | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain depan |
Isaac "Tjaak" Pattiwael | Voetbal Vereniging (VV) Jong Ambon Tjimahi | Pemain depan |
Suvarte Soedarmadji | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain depan |
M.J. Hans Taihuttu | Voetbal Vereniging (VV) Jong Ambon Tjimahi | Pemain depan |
Teilherber Menggantikan Jack Kolle |
Djocoja Djogjakarta | Pemain depan |
R. Telwe | Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja | Pemain depan |
Herman Zomers | Hercules Batavia | Pemain depan |
Pertandingan melawan Hongaria
Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim Hungaria terhadap Hindia Belanda. Mereka bermain di Stadion Velodrome Municipale, Reims, Prancis. Sekitar 10.000 penonton hadir menyaksikan pertandingan ini. Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu kebangsaan masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan Belanda Het Wilhelmus. Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, wali kota Reims menyebutnya, "Saya seperti melihat 22 atlet Hongaria dikerubungi oleh 11 kurcaci."
Pada menit ke-13, jala gawang Mo Heng bergetar oleh tembakan penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Lalu hujan gol berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4–0. Nasib tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0–6. Pada saat itu, Piala Dunia memakai sistem gugur.
Surat kabar dalam negeri, Sin Po, memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni 1938 dengan menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah".[11]
1950-an
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan mereka pada tanggal 17 Agustus 1945, tim nasional Indonesia berhasil lolos ke Olimpiade Melbourne 1956. Indonesia berhasil melaju ke perempat final dan bertemu dengan Uni Soviet yang ketika itu dikapteni oleh kiper Lev Yashin. Ketika itu, Indonesia berhasil menahan Uni Soviet 0–0. Pada akhirnya Indonesia harus kalah dengan skor 4–0 pada laga ulangan dua hari kemudian.
Pada Kualifikasi Piala Dunia 1958, Indonesia berhasil mengalahkan China pada ronde pertama. Kemudian, Indonesia menolak untuk bertanding melawan Israel pada ronde kedua karena alasan politis. Sejak saat itu, Indonesia tidak pernah ikut dalam kualifikasi Piala Dunia hingga tahun 1970.
Setelah bertanding di kualifikasi Piala Dunia, Indonesia berhasil meraih medali perunggu di Asian Games 1958 setelah pada perebutan tempat ketiga berhasil mengalahkan India 4–1. Indonesia juga bermain imbang 2–2 saat melawan Timnas Jerman Timur.
Suspensi 2015
PSSI disuspensi FIFA karena intervensi pemerintah dalam liga nasional pada 30 Mei 2015. Pembekuan mengambil efek segera yang artinya Indonesia tidak berhak berkompetisi pada Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018 (AFC) sekaligus Kualifikasi Piala Asia AFC 2019, yang dimulai kurang dari 2 minggu kemudian. FIFA masih mengizinkan Indonesia untuk bermain dalam Sepak bola pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 2015 hingga turnamen berakhir, karena sudah telanjur dimulai. FIFA mengambil tindakan melawan Indonesia menyusul konflik antara pemerintah dan PSSI yang berakibat pada pembatalan kompetisi domestik.[12]
Suspensi tersebut dicabut pada Kongres FIFA ke-66.[13]
2017–2019
Beberapa minggu setelah finis di posisi kedua pada ajang Piala Suzuki AFF 2016, PSSI mengadakan kongres pada 8 Januari 2017 dalam upaya untuk menandatangani Luis Milla untuk menangani senior mereka dan tim U-22. Sebelum Kejuaraan AFF 2018, Milla pergi tanpa penjelasan apa pun, menyebabkan kemarahan di kalangan supporter Indonesia.[14] Indonesia tersingkir dari babak penyisihan grup di Kejuaraan AFF 2018 menyebabkan pemecatan Bima Sakti.[15] Untuk mempersiapkan kualifikasi Piala Dunia 2022, Indonesia menandatangani Simon McMenemy dengan harapan bahwa masa jabatannya yang sukses dengan Filipina dapat menghidupkan kembali kinerja Indonesia, terutama ketika Indonesia dikelompokkan dengan tiga rival dari Asia Tenggara: Malaysia, Thailand dan Vietnam bersama UEA.[16] Indonesia kalah dalam empat pertandingan termasuk kekalahan kandang 2-3 dari Malaysia, diikuti oleh kekalahan kandang dari Vietnam untuk pertama kalinya di setiap turnamen kompetitif. Pada 6 November 2019, PSSI memutuskan untuk memecat McMenemy atas kinerja tim nasional yang memburuk.[17] Indonesia bertandang ke Malaysia dan kalah 0–2 dari saingannya dan secara resmi tersingkir dari kualifikasi Piala Dunia 2022.[18]
2021–sekarang
Menyusul kegagalan di kualifikasi Piala Dunia, PSSI menunjuk Shin Tae-yong sebagai pelatih Indonesia dengan harapan untuk menghidupkan kembali tim untuk Kualifikasi Piala Asia AFC 2023 yang akan datang, menggunakan keberhasilan Park Hang-seo di Vietnam sebagai bukti penunjukan.[19]
Di bawah manajemen Shin Tae-yong, mayoritas tim senior dirombak dan memiliki banyak pemain muda yang mayoritas berasal dari tim U-23. Indonesia berhasil mencapai final dan meraih posisi runner-up di Kejuaraan AFF 2020 dengan rata-rata usia pemain 23 tahun.
Pada Kualifikasi Piala Asia, Indonesia secara mengejutkan mengalahkan tuan rumah, Kuwait, yang belum pernah mereka kalahkan dalam 42 tahun, yang mengejutkan banyak orang. Indonesia akhirnya berhasil lolos ke Piala Asia AFC 2023 mendatang setelah absen selama 16 tahun.
Kostum
Kostum tim Indonesia tidak hanya merah-putih sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut Bob Hippy, yang ikut "memperkuat" timnas sejak tahun 1962 hingga 1974, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika PSSI mempersiapkan dua tim untuk Asian Games IV-1962 di Jakarta.
Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnic, yakni PSSI Banteng dan PSSI Garuda. PSSI Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti Maulwi Saelan, Djamiat Dalhar, dan Tan Liong Houw, memiliki kostum hijau-putih, selain kostum merah-putih. Sedangkan tim Garuda, yang diperkuat oleh Omo, Anjik Ali Nurdin, dan Ipong Silalahi, juga dilengkapi kostum biru-putih. Namun, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "Skandal Senayan", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus PSSI hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya, digunakan tim campuran di Asian Games.
Mulyadi (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS 1905, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun 1970-an, PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, tim nasional hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan kesebelasan pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena SEA Games 1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up Piala Raja 1981," kata Ronny Pattinasarani.
Dalam Piala Asia 2007 yang digelar mulai 8 Juli hingga Minggu 29 Juli, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional Indonesia, tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau.
Pada kostum Timnas Indonesia yang dibuat Nike pada 2010 untuk Piala Suzuki AFF 2010, terdapat Burung Garuda yang membentang di bagian depan kostum yang tidak berwarna tetapi memiliki garis-garis yang memiliki warna hitam cenderung abu-abu. Sementara pada kostum kedua yang berwarna Putih-Hijau, terdapat motif yang sama, tetapi garis-garis pada burung Garuda berwarna abu-abu muda.
Pembuat
Nama | Tahun |
---|---|
Adidas | 1970–1995 |
Diadora | 1995–1996 |
Asics | 1996–1997 |
Adidas | 1997–2000 |
Nike | 2000–2001 |
Adidas | 2001–2003 |
Ghazali Sport | 2003–2004 |
Adidas | 2004–2006 |
Nike | 2006–2020 |
Mills | 2020– |
Stadion
Terletak di Jakarta, stadion kandang bagi timnas Indonesia adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno yang berkapasitas 78.011 penonton. Stadion ini merupakan stadion terbesar di Indonesia, stadion terbesar kedua di Asia Tenggara dan stadion sepak bola terbesar kesembilan di dunia. Stadion ini dibangun pada tahun 1960 untuk Asian Games 1962 dan pembangunannya didukung oleh pemerintah Uni Soviet, dengan pinjaman lunak sebesar US$ 12,5 juta. Stadion ini selesai setelah dua tahun dan secara resmi dibuka pada tanggal 24 Agustus 1962.[20]
Daftar stadion kandang timnas Indonesia | ||||
---|---|---|---|---|
Gambar | Stadion | Kapasitas | Lokasi | Pertandingan terakhir |
Stadion Utama Gelora Bung Karno | 77,193 | Jakarta Pusat, Jakarta | v Thailand (10 September 2019; Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2022 dan Piala Asia AFC 2023) | |
Stadion Pakansari | 30,000 | Cibinong, Jawa Barat | v Curaçao (27 September 2022; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora Bandung Lautan Api | 38,000 | Kota Bandung, Jawa Barat | v Curaçao (24 September 2022; FIFA Matchday)
| |
Stadion Si Jalak Harupat | 30,000 | Soreang, Jawa Barat | v Bangladesh (1 Juni 2022; FIFA Matchday) | |
Stadion Kapten I Wayan Dipta | 18,000 | Gianyar, Bali | v Timor Leste (30 Januari 2022; FIFA Matchday) | |
Stadion Wibawa Mukti | 30,000 | Bekasi, Jawa Barat | v Hong Kong (16 Oktober 2018; FIFA Matchday) | |
Stadion Harapan Bangsa | 45,000 | Banda Aceh, Aceh | v Kirgizstan (6 Desember 2017; Piala Solidaritas Dunia Tsunami Aceh 2017) | |
Stadion Patriot Chandrabhaga | 30,000 | Bekasi, Jawa Barat | v Guyana (25 November 2017; FIFA Matchday) | |
Stadion Maguwoharjo | 31,700 | Sleman, D.I. Yogyakarta | v Puerto Riko (13 Juni 2017; FIFA Matchday) | |
Stadion Manahan | 25,000 | Surakarta, Jawa Tengah | v Malaysia (6 September 2016; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora Delta | 35,000 | Sidoarjo, Jawa Timur | v Myanmar (30 Maret 2015; FIFA Matchday) | |
Stadion Gajayana | 25,000 | Malang, Jawa Timur | v Nepal (25 Juni 2014; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora Bung Tomo | 45,000 | Surabaya, Jawa Timur | v Vietnam (15 September 2012; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora Sriwijaya | 23,000 | Palembang, Sumatera Selatan | v Tionghoa Taipei (24 November 2010; FIFA Matchday) | |
Stadion Siliwangi | 15,000 | Bandung, Jawa Barat | v Maladewa (12 Oktober 2010; FIFA Matchday) | |
Stadion Gelora 10 November | 20,000 | Surabaya, Jawa Timur | v Vietnam (11 Juni 2008; FIFA Matchday) |
Liputan media
Kualifikasi tim Indonesia untuk Piala Dunia FIFA 2022 (babak kedua saja) dan Piala Asia AFC 2023 disiarkan oleh jaringan televisi publik free-to-air TVRI dan jaringan televisi free-to-air Emtek (melalui SCTV) sejak 2021;[21] sedangkan untuk layanan jaringan multiplatform premium dipegang oleh Mola hingga 2022.[22]
MNC Media juga menyiarkan pertandingan timnas Indonesia, tetapi dari tahun 2020 hingga 2023, MNC hanya meliput pertandingan timnas di Kejuaraan AFF 2020 dan Piala Asia AFC 2023 karena MNC-Lagardère[note 1] dan kontrak kemitraan hak siar Football Marketing Asia (Piala Asia AFC).[23][24] Berbeda dengan TVRI, SCTV, dan Mola TV, ketiga televisi tersebut hanya membeli hak dari PSSI.
Jadwal dan hasil
Pertandingan dalam 12 bulan terakhir, dan jadwal pertandingan mendatang
Menang Seri Kalah
2021
9 Desember 2021 BG Piala AFF 2020 | Indonesia | 4–2 | Kamboja | Bishan, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 | Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Bishan Wasit: Yaqoob Abdul Baki (Oman) |
12 Desember 2021 BG Piala AFF 2020 | Laos | 1–5 | Indonesia | Bishan, Singapura |
---|---|---|---|---|
17.30 UTC+8 |
|
Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Bishan Penonton: 207 Wasit: Kim Hee-gon (Korea Selatan) |
15 Desember 2021 BG Piala AFF 2020 | Indonesia | 0–0 | Vietnam | Bishan, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 | Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Bishan Penonton: 928 Wasit: Kim Dae-yong (Korea Selatan) |
19 Desember 2021 BG Piala AFF 2020 | Malaysia | 1–4 | Indonesia | Kallang, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 |
|
Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Nasional Penonton: 7.082 Wasit: Ammar Ebrahim Mahfoodh (Bahrain) |
22 Desember 2021 SF Piala AFF 2020 | Singapura | 1–1 | Indonesia | Kallang, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 |
|
Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
|
Stadion: Stadion Nasional Penonton: 9.952 Wasit: Kim Hee-gon (Korea Selatan) |
25 Desember 2021 SF Piala AFF 2020 | Indonesia | 4–2 (p.w.) | Singapura | Kallang, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 | Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
|
Stadion: Stadion Nasional\ Penonton: 9.982 Wasit: Kassem Matar Al-Hatmi (Oman) |
29 Desember 2021 Final Piala AFF 2020 | Indonesia | 0–4 | Thailand | Kallang, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 | Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Nasional Penonton: 6.290 Wasit: Shukri Al-Hunfush (Arab Saudi) |
2022
1 Januari 2022 Final Piala AFF 2020 | Thailand | 2–2 | Indonesia | Kallang, Singapura |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 | Laporan (AFFSZ) Laporan (AFF) |
Stadion: Stadion Nasional Penonton: 7.429 Wasit: Ahmed Faisal Al-Ali (Yordania) |
27 Januari 2022 Persahabatan | Indonesia | 4–1 | Timor Leste | Gianyar, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.00 UTC+8 | Laporan |
|
Stadion: Stadion Kapten I Wayan Dipta Wasit: Sance Lawita (Indonesia) |
30 Januari 2022 Persahabatan | Timor Leste | 0–3 | Indonesia | Gianyar, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.00 UTC+8 | Laporan | Stadion: Stadion Kapten I Wayan Dipta Wasit: Aprisman Aranda (Indonesia) |
1 Juni 2022 Persahabatan | Indonesia | 0–0 | Bangladesh | Soreang, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+7 | Laporan | Stadion: Stadion Si Jalak Harupat Penonton: 8.615 Wasit: Yudi Nurcahya (Indonesia) |
8 Juni 2022 B3 Kualifikasi Piala Asia AFC 2023 | Kuwait | 1–2 | Indonesia | Kota Kuwait, Kuwait |
---|---|---|---|---|
19.15 UTC+3 |
|
Laporan | Stadion: Stadion Internasional Jabir Al-Ahmad Penonton: 6.100 Wasit: Nasrullo Kabirov (Tajikistan) |
11 Juni 2022 B3 Kualifikasi Piala Asia AFC 2023 | Indonesia | 0–1 | Yordania | Kota Kuwait, Kuwait |
---|---|---|---|---|
23.15 UTC+3 | Laporan |
|
Stadion: Stadion Internasional Jabir Al-Ahmad Penonton: 2.410 Wasit: Yaqoob Abdul Baki (Oman) |
14 Juni 2022 B3 Kualifikasi Piala Asia AFC 2023 | Indonesia | 7–0 | Nepal | Kota Kuwait, Kuwait |
---|---|---|---|---|
23.15 UTC+3 | Laporan | Stadion: Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad Penonton: 3.145 Wasit: Hussein Abo Yehia (Lebanon) |
24 September 2022 Persahabatan | Indonesia | 3–2 | Curaçao | Bandung, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.00 UTC+7 |
|
Laporan | Stadion: Stadion Gelora Bandung Lautan Api Penonton: 7.095 Wasit: Abdul Hakim Mohd Haidi (Brunei) |
27 September 2022 Persahabatan | Curaçao | 1–2 | Indonesia | Cibinong, Indonesia |
---|---|---|---|---|
20.00 UTC+7 | Antonisse 47' | Laporan | Stadion: Stadion Pakansari Penonton: 21.819 Wasit: Xaypaseuth Pongsanit (Laos) |
23 Desember 2022 BG Piala AFF 2022 | Indonesia | 2-1 | Kamboja | Jakarta, Indonesia |
---|---|---|---|---|
16.30 UTC+7 | Laporan | Krya 15' | Stadion: Stadion Utama Gelora Bung Karno Penonton: 25.332 Wasit: Ryuji Sato (Jepang) |
26 Desember 2022 BG Piala AFF 2022 | Brunei | 0-7 | Indonesia | Kuala Lumpur, Malaysia[note 2] |
---|---|---|---|---|
18.00 UTC+8 | Laporan | Stadion: Stadion Kuala Lumpur Pemain Terbaik: Yakob Sayuri |
29 Desember 2022 BG Piala AFF 2022 | Indonesia | 1-1 | Thailand | Jakarta, Indonesia |
---|---|---|---|---|
16.30 UTC+7 | Laporan |
|
Stadion: Stadion Utama Gelora Bung Karno Pemain Terbaik: Supachok Sarachat |
2023
2 Januari 2023 BG Piala AFF 2022 | Filipina | v | Indonesia | Manila, Filipina |
---|---|---|---|---|
20.30 UTC+8 | Stadion: Stadion Rizal Memorial |
Pemain
Skuad saat ini
23 pemain berikut dipanggil untuk mengikuti Kejuaraan AFF 2022.[25]
Penampilan dan gol akurat per 23 Desember 2022, setelah pertandingan melawan Kamboja.
# | Pos. | Nama Pemain | Tanggal lahir (umur) | Tampil | Gol | Klub |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | GK | Muhammad Riyandi | 3 Januari 2000 | 5 | 0 | Persis Solo |
20 | GK | Syahrul Trisna | 26 Oktober 1995 | 3 | 0 | Persikabo 1973 |
22 | GK | Nadeo Argawinata | 9 Maret 1997 | 15 | 0 | Bali United |
3 | DF | Edo Febriansah | 25 Juli 1997 | 7 | 0 | RANS Nusantara |
4 | DF | Jordi Amat | 21 Maret 1992 | 1 | 0 | Johor Darul Ta'zim |
5 | DF | Rizky Ridho | 21 November 2001 | 15 | 0 | Persebaya Surabaya |
12 | DF | Pratama Arhan | 21 Desember 2001 | 22 | 3 | Tokyo Verdy |
14 | DF | Asnawi Mangkualam (wakil kapten) | 4 Oktober 1999 | 21 | 1 | Ansan Greeners |
16 | DF | Hansamu Yama | 16 Januari 1995 | 18 | 3 | Persija Jakarta |
19 | DF | Fachruddin Aryanto | 19 Februari 1989 | 48 | 4 | Madura United |
2 | MF | Yakob Sayuri | 22 September 1997 | 3 | 0 | PSM Makassar |
6 | MF | Marselino Ferdinan | 9 September 2004 | 7 | 1 | Persebaya Surabaya |
7 | MF | Saddil Ramdani | 2 Januari 1999 | 15 | 1 | Tanpa klub |
8 | MF | Witan Sulaeman | 8 Oktober 2001 | 20 | 6 | AS Trenčín |
10 | MF | Egy Maulana | 7 Juli 2000 | 13 | 3 | Tanpa klub |
13 | MF | Rachmat Irianto | 3 September 1999 | 22 | 3 | Persib Bandung |
15 | MF | Ricky Kambuaya | 5 Mei 1996 | 19 | 5 | Persib Bandung |
17 | MF | Syahrian Abimanyu | 25 April 1999 | 9 | 0 | Persija Jakarta |
23 | MF | Marc Klok | 20 April 1993 | 6 | 2 | Persib Bandung |
9 | FW | Ilija Spasojević | 11 September 1987 | 3 | 3 | Bali United |
11 | FW | Dendy Sulistyawan | 12 Oktober 1996 | 2 | 1 | Bhayangkara |
18 | FW | Muhammad Rafli | 24 November 1998 | 8 | 0 | Arema |
21 | FW | Ramadhan Sananta | 27 November 2002 | 2 | 0 | PSM Makassar |
Pemain yang pernah dipanggil
Para pemain berikut juga telah dipanggil ke dalam skuad dalam 12 bulan terakhir.
Pos. | Nama pemain | Tanggal lahir (usia) | Tampil | Gol | Klub | Panggilan terakhir |
---|---|---|---|---|---|---|
GK | Cahya Supriadi | 11 Februari 2003 | 0 | 0 | Persija Jakarta | v. Curaçao, 24 September 2022INJ |
GK | Adi Satryo | 7 Juli 2001 | 1 | 0 | Persik Kediri | v. Nepal, 14 Juni 2022 |
GK | Ernando Ari | 27 Februari 2002 | 2 | 0 | Persebaya Surabaya | v. Bangladesh, 1 Juni 2022INJ |
DF | Andy Setyo | 16 September 1997 | 2 | 0 | Persikabo 1973 | Kejuaraan AFF 2022PRE |
DF | Muhammad Ferarri | 21 Juni 2003 | 1 | 0 | Persija Jakarta | Kejuaraan AFF 2022PRE |
DF | Sandy Walsh | 14 Maret 1995 | 0 | 0 | Mechelen | Kejuaraan AFF 2022PRE |
DF | Elkan Baggott | 23 Oktober 2002 | 12 | 2 | Gillingham | Kejuaraan AFF 2022PRE/WD |
DF | Koko Ari | 9 Januari 2000 | 2 | 0 | Persebaya Surabaya | v. Curaçao, 27 September 2022 |
DF | Alfeandra Dewangga | 28 Juni 2001 | 14 | 0 | PSIS Semarang | v. Nepal, 14 Juni 2022 |
DF | Rizky Febrianto | 22 Februari 1997 | 1 | 0 | Arema | v. Bangladesh, 1 Juni 2022 |
DF | Rio Fahmi | 6 Oktober 2001 | 0 | 0 | Persija Jakarta | v. Bangladesh, 1 Juni 2022 |
DF | Achmad Figo | 25 Desember 2001 | 2 | 0 | Arema | v. Timor Leste, 30 Januari 2022 |
DF | Bayu Fiqri | 13 Januari 2001 | 1 | 0 | Persib Bandung | v. Timor Leste, 30 Januari 2022 |
MF | Dzaky Asraf | 6 Februari 2003 | 0 | 0 | PSM Makassar | Kejuaraan AFF 2022PRE |
MF | Terens Puhiri | 13 Oktober 1996 | 2 | 1 | Borneo Samarinda | v. Nepal, 14 Juni 2022 |
MF | Evan Dimas | 13 Maret 1995 | 43 | 9 | Arema | v. Bangladesh, 1 Juni 2022INJ |
MF | Ramai Rumakiek | 19 April 2002 | 12 | 3 | Persipura Jayapura | v. Timor Leste, 30 Januari 2022 |
MF | Sani Rizki | 7 Januari 1998 | 2 | 0 | Bhayangkara | v. Timor Leste, 30 Januari 2022 |
MF | Yabes Roni | 6 Februari 1995 | 6 | 0 | Bali United | v. Timor Leste, 27 Januari 2022 |
FW | Dimas Drajad | 30 Maret 1997 | 6 | 3 | Persikabo 1973 | Kejuaraan AFF 2022PRE/INJ |
FW | Stefano Lilipaly | 10 Januari 1990 | 27 | 3 | Borneo Samarinda | v. Nepal, 14 Juni 2022 |
FW | Irfan Jaya | 1 Mei 1996 | 22 | 6 | Bali United | v. Nepal, 14 Juni 2022 |
FW | Irfan Jauhari | 31 Januari 2001 | 0 | 0 | Persis Solo | v. Bangladesh, 1 Juni 2022INJ |
FW | Dedik Setiawan | 27 Juni 1994 | 15 | 0 | Arema | v. Timor Leste, 30 Januari 2022 |
FW | Ronaldo Kwateh | 19 Oktober 2004 | 2 | 0 | Madura United | v. Timor Leste, 30 Januari 2022 |
FW | Hanis Sagara | 8 September 1999 | 5 | 0 | Arema | v. Timor Leste, 27 Januari 2022 |
|
Kapten
Pemain | Periode |
---|---|
Achmad Nawir | 1938 |
Maulwi Saelan | 1956 |
Soetjipto Soentoro | 1965–1970 |
Iswadi Idris | 1970–1971 |
Anwar Ujang | 1971–1974 |
Iswadi Idris | 1974–1980 |
Ronny Pattinasarany | 1980–1985 |
Herry Kiswanto | 1985–1987 |
Ricky Yacobi | 1987–1990 |
Ferril Raymond Hattu | 1991–1992 |
Robby Darwis | 1993–1995 |
Sudirman | 1996 |
Robby Darwis | 1997 |
Aji Santoso | 1998–2000 |
Bima Sakti | 2001 |
Agung Setyabudi | 2002–2004 |
Ponaryo Astaman | 2004–2008 |
Charis Yulianto | 2008–2010 |
Firman Utina | 2010–2011 |
Bambang Pamungkas | 2011–2012 |
Syamsidar | 2012 |
Elie Aiboy | 2012–2013 |
Boaz Solossa | 2013–2018 |
Hansamu Yama | 2018 |
Andritany Ardhiyasa | 2019–2020 |
Evan Dimas | 2020–2022 |
Fachruddin Aryanto | 2022– |
Rekor pemain
Penampilan terbanyak
# | Pemain | Karier | Penampilan | Gol |
---|---|---|---|---|
1 | Abdul Kadir | 1967–1979 | 111 | 70 |
2 | Iswadi Idris | 1968–1980 | 97 | 55 |
3 | Bambang Pamungkas | 1999–2018 | 87 | 38 |
4 | Waskito | 1967–1977 | 80 | 31 |
5 | Jacob Sihasale | 1966–1974 | 70 | 23 |
6 | Firman Utina | 2001–2014 | 66 | 5 |
7 | Soetjipto Soentoro | 1965–1970 | 61 | 37 |
8 | Ponaryo Astaman | 2003–2014 | 61 | 2 |
9 | Hendro Kartiko | 1996–2011 | 60 | 0 |
10 | Kurniawan Dwi Yulianto | 1995–2005 | 59 | 33 |
Pencetak gol terbanyak
# | Nama | Karier | Gol (penampilan) | Rata-rata/pertandingan |
---|---|---|---|---|
1 | Abdul Kadir | 1967–1979 | 70 (111) | 0.63 |
2 | Iswadi Idris | 1968–1980 | 55 (97) | 0.56 |
3 | Bambang Pamungkas | 1999–2012 | 38 (87) | 0.43 |
4 | Soetjipto Soentoro | 1965–1970 | 37 (61) | 0.60 |
5 | Kurniawan Dwi Yulianto | 1995–2005 | 33 (59) | 0.55 |
6 | Waskito | 1967–1977 | 31 (80) | 0.38 |
7 | Risdianto | 1971–1981 | 23 (56) | 0.41 |
8 | Jacob Sihasale | 1966–1974 | 23 (70) | 0.32 |
9 | Rochy Putiray | 1991–2004 | 17 (41) | 0.41 |
10 | Budi Sudarsono | 2001–2010 | 16 (46) | 0.35 |
Rekor pemain di turnamen
- Partisipasi terbanyak di Piala Asia: Hendro Kartiko (1996, 2000, 2004), Ismed Sofyan & Bambang Pamungkas (2000, 2004, 2007)
- Penampilan terbanyak di Piala Asia: Hendro Kartiko (8)
- Partisipasi terbanyak di Piala AFF: Bambang Pamungkas (2000, 2002, 2007, 2008, 2010, 2012)
- Penampilan terbanyak di Piala AFF: Kurniawan Dwi Yulianto, Hendro Kartiko, Bambang Pamungkas (21)
- Gol terbanyak di Piala AFF: Kurniawan Dwi Yulianto (13)
Staff kepelatihan
Posisi | Nama[26] |
---|---|
Pelatih Kepala | Shin Tae-yong[27] |
Asisten Pelatih | Choi In-Cheol |
Cho Byung-kuk | |
Nova Arianto | |
Pelatih Kiper | Kim Bong-soo |
Yoo Jae-hoon | |
Pelatih Fisik | Shin Sang-gyu |
Alex Aldha Yudi | |
Analis Video | Kim Jong-jin |
Interpreter/penerjemah | Jeong Seok-seo |
Dokter Tim | dr. Ahmad Nizar |
dr. Syarif Alwi | |
Fisioterapis | Asep Azis |
Denny Shulton |
Riwayat kepelatihan
Periode | Nama Pelatih |
---|---|
1938 | Johannes Christoffel van Mastenbroek |
1951–1953 | Choo Seng Quee dan Tony Wen |
1954–1964 | Antun Pogačnik |
1966–1970 | Erents Alberth Mangindaan |
1970 | Endang Witarsa |
1971–1972 | Djamiaat Dalhar |
1972–1974 | Suwardi Arland |
1974–1975 | Aang Witarsa |
1975–1976 | Wiel Coerver |
1976–1978 | Suwardi Arland |
1978–1979 | Frans van Balkom |
1979–1980 | Marek Janota |
1980–1981 | Bernd Fischer |
1981–1982 | Harry Tjong |
1982–1983 | Sinyo Aliandoe |
1983–1984 | M. Basri, Iswadi Idris dan Abdul Kadir |
1985–1987 | Bertje Matulapelwa |
1987 | Sinyo Aliandoe |
1987–1991 | Anatoli Polosin |
1991–1993 | Ivan Toplak |
1993–1996 | Romano Mattè |
1996 | Andi M. Teguh (caretaker) |
1996 | Danurwindo |
1996–1997 | Henk Wullems |
1998 | Rusdy Bahalwan |
1999 | Bernard Schumm |
1999–2000 | Nandar Iskandar |
2000–2001 | Benny Dollo |
2002–2004 | Ivan Venkov Kolev |
2004–2007 | Peter Withe |
2007 | Ivan Venkov Kolev |
2008–2010 | Benny Dollo |
2010–2011 | Alfred Riedl |
2011–2012 | Wim Rijsbergen |
2012 | Aji Santoso (caretaker) |
2012–2013 | Nil Maizar |
2013 | Luis Manuel Blanco |
2013 | Rahmad Darmawan (caretaker) |
2013 | Jacksen F. Tiago |
2013–2014 | Alfred Riedl |
2015 | Benny Dollo |
2015 | Pieter Huistra (interim) |
2016 | Alfred Riedl |
2017–2018 | Luis Milla |
2018 | Bima Sakti Tukiman |
2018–2019 | Simon McMenemy |
2019–sekarang | Shin Tae-yong |
Rekor kompetisi
Piala Dunia FIFA
|
|
Olimpiade
Tahun | Babak | Pos | Main | M | S* | K | GM | GK |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1900–1952 | Tidak ikut berpartisipasi | |||||||
1956 | Perempat final | ke-7 | 2 | 0 | 1 | 1 | 0 | 4 |
1960 | Tidak lolos kualifikasi | |||||||
1964 | Mengundurkan diri | |||||||
1968 | Tidak lolos kualifikasi | |||||||
1972 | ||||||||
1976 | ||||||||
1980 | ||||||||
1984 | ||||||||
1988 | ||||||||
Sejak 1992 | Kompetisi U-23 | |||||||
Total | Perempat final | 1/20 | 2 | 0 | 1 | 1 | 0 | 4 |
Piala Asia AFC
Tahun | Babak | Pos | Main | M | S* | K | GM | GK |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1956 | Mengundurkan diri | |||||||
1960 | ||||||||
1964 | ||||||||
1968 | Tidak lolos kualifikasi | |||||||
1972 | ||||||||
1976 | ||||||||
1980 | ||||||||
1984 | ||||||||
1988 | ||||||||
1992 | ||||||||
1996 | Babak grup | ke-11 | 3 | 0 | 1 | 2 | 4 | 8 |
2000 | Babak grup | ke-11 | 3 | 0 | 1 | 2 | 0 | 7 |
2004 | Babak grup | ke-11 | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 9 |
2007 | Babak grup | ke-11 | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 4 |
2011 | Tidak lolos kualifikasi | |||||||
2015 | ||||||||
2019 | Diskualifikasi | |||||||
2023 | Lolos | |||||||
Total | Babak grup | 4/17 | 12 | 2 | 2 | 8 | 10 | 28 |
Pesta Olahraga Asia
|
|
Kejuaraan AFF
|
|
Pesta Olahraga Asia Tenggara
|
|
Lainnya
|
|
Rekor head-to-head
Lebih banyak menang Imbang Lebih banyak kalah
Lawan | Mn. | M | S | K | GM | GK | SG | % Kemenangan | Konfederasi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Afganistan | 2 | 0 | 0 | 2 | 2 | 4 | −2 | 0% | AFC |
Afrika Selatan | 1 | 0 | 1 | 0 | 2 | 2 | 0 | 50% | CAF |
Aljazair | 2 | 1 | 0 | 1 | 2 | 2 | 0 | 50% | CAF |
Amerika Serikat | 1 | 0 | 1 | 0 | 2 | 2 | 0 | 50% | CONCACAF |
Andorra | 1 | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | 100% | UEFA |
Arab Saudi | 14 | 0 | 3 | 11 | 7 | 36 | −29 | 10.71% | AFC |
Australia | 19 | 2 | 3 | 14 | 10 | 39 | −29 | 18.42% | AFC |
Bahrain | 7 | 2 | 2 | 3 | 7 | 19 | −12 | 42.86% | AFC |
Bangladesh | 8 | 5 | 2 | 1 | 14 | 5 | 9 | 75% | AFC |
Belanda | 4 | 0 | 0 | 4 | 2 | 19 | −17 | 0% | UEFA |
Bhutan | 2 | 2 | 0 | 0 | 4 | 0 | 4 | 100% | AFC |
Bosnia dan Herzegovina | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 2 | −2 | 0% | UEFA |
Brunei | 11 | 7 | 2 | 2 | 34 | 4 | 30 | 72.73% | AFC |
Bulgaria | 3 | 0 | 1 | 2 | 0 | 6 | −6 | 16.67% | UEFA |
Ceko[a] | 1 | 0 | 1 | 0 | 1 | 1 | 0 | 50% | UEFA |
Curaçao | 2 | 2 | 0 | 0 | 5 | 3 | 2 | 100% | CONCACAF |
Denmark | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 9 | −9 | 0% | UEFA |
Estonia | 2 | 0 | 1 | 1 | 0 | 3 | −3 | 25% | UEFA |
Fiji | 3 | 0 | 3 | 0 | 3 | 3 | 0 | 50% | OFC |
Filipina | 30 | 24 | 3 | 3 | 105 | 26 | 79 | 85% | AFC |
Ghana | 2 | 0 | 0 | 2 | 0 | 6 | −6 | 0% | CAF |
Guinea | 1 | 0 | 0 | 1 | 1 | 3 | −2 | 0% | CAF |
Guyana | 1 | 1 | 0 | 0 | 2 | 1 | 1 | 100% | CONCACAF |
Hong Kong | 23 | 13 | 5 | 5 | 47 | 34 | 13 | 67.39% | AFC |
Hungaria | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 6 | −6 | 0% | UEFA |
India | 22 | 12 | 2 | 8 | 45 | 29 | 16 | 59.09% | AFC |
Iran | 6 | 1 | 1 | 4 | 6 | 11 | −5 | 25% | AFC |
Irak | 11 | 2 | 3 | 6 | 9 | 19 | −10 | 31.82% | AFC |
Islandia | 1 | 0 | 0 | 1 | 1 | 4 | −3 | 0% | UEFA |
Israel | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | −1 | 0% | UEFA |
Jamaika | 1 | 1 | 0 | 0 | 2 | 1 | 1 | 100% | CONCACAF |
Jepang | 17 | 7 | 2 | 8 | 32 | 35 | −3 | 47.06% | AFC |
Jerman Timur | 2 | 0 | 1 | 1 | 3 | 5 | −2 | 25% | UEFA |
Kamboja | 26 | 22 | 1 | 3 | 99 | 22 | 77 | 86% | AFC |
Kamerun | 2 | 0 | 1 | 1 | 0 | 1 | −1 | 25% | CAF |
Kanada | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 4 | −4 | 0% | CONCACAF |
Kenya | 1 | 0 | 0 | 1 | 2 | 3 | −1 | 0% | CAF |
Kirgizstan | 1 | 1 | 0 | 0 | 4 | 0 | 4 | 100% | AFC |
Korea Selatan | 60 | 6 | 8 | 46 | 31 | 138 | −107 | 16.67% | AFC |
Korea Utara | 9 | 0 | 1 | 8 | 4 | 25 | −21 | 5.56% | AFC |
Kroasia | 1 | 0 | 0 | 1 | 2 | 5 | −3 | 0% | UEFA |
Kuba | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | −1 | 0% | CONCACAF |
Kuwait | 7 | 2 | 3 | 2 | 8 | 12 | −4 | 50% | AFC |
Laos | 10 | 9 | 1 | 0 | 45 | 9 | 36 | 95% | AFC |
Liberia | 2 | 1 | 0 | 1 | 3 | 3 | 0 | 50% | CAF |
Libya | 2 | 1 | 0 | 1 | 3 | 5 | −2 | 50% | CAF |
Liechtenstein | 1 | 0 | 0 | 1 | 2 | 3 | −1 | 0% | UEFA |
Lituania | 2 | 0 | 1 | 1 | 2 | 6 | −4 | 25% | UEFA |
Malaysia | 97 | 40 | 21 | 36 | 127 | 102 | 25 | 52.06% | AFC |
Maladewa | 4 | 4 | 0 | 0 | 12 | 0 | 12 | 100% | AFC |
Mali | 1 | 1 | 0 | 0 | 3 | 2 | 1 | 100% | CAF |
Malta | 2 | 0 | 0 | 2 | 0 | 4 | −4 | 0% | UEFA |
Maroko | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 2 | −2 | 0% | CAF |
Mauritius | 1 | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | 100% | CAF |
Mesir | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 6 | −6 | 0% | CAF |
Moldova | 2 | 1 | 0 | 1 | 2 | 2 | 0 | 50% | UEFA |
Mongolia | 4 | 4 | 0 | 0 | 13 | 2 | 11 | 100% | AFC |
Myanmar | 46 | 20 | 9 | 17 | 85 | 63 | 22 | 53.26% | AFC |
Nepal | 2 | 2 | 0 | 0 | 9 | 0 | 9 | 100% | AFC |
Nigeria | 1 | 0 | 0 | 1 | 1 | 2 | −1 | 0% | CAF |
Norwegia | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | −1 | 0% | UEFA |
Oman | 6 | 2 | 1 | 3 | 7 | 6 | 1 | 41.67% | AFC |
Pakistan | 6 | 5 | 1 | 0 | 15 | 4 | 11 | 91.67% | AFC |
Palestina | 2 | 1 | 0 | 1 | 5 | 3 | 2 | 50% | AFC |
Papua Nugini | 4 | 2 | 0 | 2 | 10 | 5 | 5 | 50% | OFC |
Paraguay | 1 | 0 | 0 | 1 | 2 | 3 | −1 | 0% | CONMEBOL |
Puerto Riko | 1 | 0 | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | 50% | CONCACAF |
Qatar | 9 | 1 | 2 | 6 | 10 | 23 | −13 | 22.22% | AFC |
Republik Dominika | 1 | 0 | 1 | 0 | 1 | 1 | 0 | 50% | CONCACAF |
Rusia[b] | 3 | 0 | 2 | 1 | 0 | 4 | −4 | 33.33% | UEFA |
Selandia Baru | 8 | 2 | 4 | 2 | 8 | 9 | –1 | 50% | OFC |
Senegal | 1 | 0 | 1 | 0 | 2 | 2 | 0 | 50% | CAF |
Serbia[c] | 2 | 0 | 0 | 2 | 3 | 9 | −6 | 0% | UEFA |
Singapura | 71 | 39 | 12 | 20 | 138 | 75 | 63 | 63.38% | AFC |
Sri Lanka | 6 | 5 | 1 | 0 | 29 | 6 | 23 | 91.67% | AFC |
Swedia | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 3 | −3 | 0% | UEFA |
Suriah | 5 | 1 | 0 | 4 | 3 | 15 | −12 | 20% | AFC |
Tanzania | 1 | 1 | 0 | 0 | 3 | 1 | 2 | 100% | CAF |
Thailand | 96 | 32 | 17 | 47 | 120 | 166 | −46 | 42.19% | AFC |
Timor Leste | 6 | 6 | 0 | 0 | 21 | 2 | 19 | 100% | AFC |
Tionghoa Taipei | 14 | 10 | 0 | 4 | 31 | 14 | 17 | 71.43% | AFC |
Tiongkok | 19 | 2 | 4 | 13 | 14 | 42 | −28 | 31.58% | AFC |
Turkmenistan | 4 | 2 | 1 | 1 | 9 | 8 | 1 | 62.5% | AFC |
Uni Emirat Arab | 6 | 2 | 0 | 4 | 8 | 17 | −9 | 33.33% | AFC |
Uruguay | 3 | 1 | 0 | 2 | 5 | 11 | −6 | 33.33% | CONMEBOL |
Uzbekistan | 2 | 0 | 1 | 1 | 1 | 4 | −3 | 25% | AFC |
Vanuatu | 1 | 1 | 0 | 0 | 6 | 0 | 6 | 100% | OFC |
Vietnam[d] | 44 | 21 | 11 | 12 | 74 | 58 | 16 | 60.23% | AFC |
Yaman[e] | 6 | 2 | 4 | 0 | 7 | 3 | 4 | 66.67% | AFC |
Yordania | 6 | 0 | 0 | 6 | 3 | 17 | −14 | 0% | AFC |
Zimbabwe | 1 | 0 | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | 50% | CAF |
Total | 782 | 323 | 124 | 335 | 1323 | 1366 | –43 | 41.23% | – |
- ^ Termasuk pertandingan melawan Cekoslowakia.
- ^ Termasuk pertandingan melawan Uni Soviet.
- ^ Termasuk pertandingan melawan Yugoslavia dan Serbia dan Montenegro.
- ^ Termasuk pertandingan melawan Vietnam Selatan.
- ^ Termasuk pertandingan melawan Yaman Selatan.
Lihat juga
Catatan
- ^ AFC (hingga 2020) dan Kejuaraan AFF
- ^ Timnas Brunei Darussalam akan menggunakan Stadion Kuala Lumpur dikarenakan Stadion Sultan Hassanal Bolkiah sedang dalam masa pemugaran.
Referensi
- ^ FIFA Century Club - 1 December 2021, FIFA.
- ^ a b Abdul Kadir - Century of International Appearances - RSSSF.
- ^ "The FIFA/Coca-Cola Men's World Ranking". FIFA. 18 Juli 2024. Diakses tanggal 18 Juli 2024.
- ^ Peringkat Elo berubah dibandingkan dengan satu tahun yang lalu."World Football Elo Ratings". eloratings.net. 19 Januari 2024. Diakses tanggal 19 Januari 2024.
- ^ a b c "Dutch East Indies International matches". Diakses tanggal 19 November 2015.
- ^ "World Football Elo Ratings: Indonesia". World Football Elo Ratings. Diakses tanggal 24 November 2019.
- ^ a b Morrison, Neil. "Indonesian International Matches 1921–2001". RSSSF. Diakses tanggal 21 Desember 2010.
- ^ "Sensation at Manila Games – Running Found to be Short". Straits Times. Singapore. 14 May 1934. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-22. Diakses tanggal 21 December 2010.
- ^ "World Football Elo Ratings: Indonesia". ELO. Diakses tanggal 20 December 2010.
- ^ "Een historische voetbalreis". Java Post (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 19 Desember 2021.
- ^ Kisah Indonesia di Piala Dunia Diarsipkan 2010-09-04 di Wayback Machine., Vivanews.com
- ^ "Indonesian FA suspended by FIFA for government meddling". Eurosport. Diakses tanggal 30 May 2015.
- ^ "FIFA Congress drives football forward, first female secretary general appointed". FIFA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-21. Diakses tanggal 14 May 2016.
- ^ "Bima appointed Indonesia coach". The New Paper. 23 Oktober 2018.
- ^ "AFF Suzuki Cup 2018: Four instances Indonesia were knocked out in the group stages". Fox Sports Asia. 22 November 2018.
- ^ "PSSI appoint former Philippines manager Simon McMenemy as new coach of Indonesian national team". FOX Sports Asia. 20 Desember 2018.
- ^ Ramadani Saputra (6 November 2019). "PSSI fires national team coach McMenemy over 'unsatisfactory performance'". The Jakarta Post. Diakses tanggal 11 November 2019.
- ^ Akshat Mehrish (19 November 2019). "2022 FIFA World Cup Qualifiers: Malaysia 2-0 Indonesia – Five talking points". FOX Sports Malaysia. Diakses tanggal 22 November 2019.
- ^ Prasetyo, Galih (4 Januari 2020). "Shin Tae-yong: Tak Masalah jika Indonesia Gagal Juara Piala AFF 2020". Football5star. Diakses tanggal 15 Juni 2022.
- ^ "The Bung Karno Sports Complex: Jakarta's Sports, Conventions and Entertainment Center". Wonderful Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Diakses tanggal 6 Desember 2012.
- ^ Pasi, Serafin Unus (25 Mei 2021). "SCTV Tayangkan 3 Laga Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022". Bola.net. Diakses tanggal 21 Desember 2022.
- ^ "PSSI Gandeng Mola TV". PSSI. 3 September 2019. Diakses tanggal 5 September 2019.
- ^ "AFC continues partnership with MNC". AFC (dalam bahasa Inggris).
- ^ "Lagardère Sports Secures Rajawali Citra Televisi Indonesia as Exclusive Terrestrial Broadcaster in Indonesia for AFF Suzuki Cup". AFF Suzuki Cup (dalam bahasa Inggris).
- ^ "Daftar 23 Nama Pemain Timnas Indonesia Untuk Piala AFF 2022". pssi.org. PSSI. 19 Desember 2022. Diakses tanggal 19 Desember 2022.
- ^ "Senior Putra – Officials". PSSI – Football Association of Indonesia. Diakses tanggal 2020-01-10.
- ^ Nuralam, Cakrayuri (2019-12-28). Purba, Jonathan Pandapotan, ed. "Shin Tae-yong Resmi Latih Timnas Indonesia, Kontrak 4 Tahun". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-12-28.
- ^ "Indonesia International Matches". RSSSF.
- ^ "Indonesia - Historical results". World Football. Diakses tanggal 28 Juni 2021.
- ^ FIFA.com
Pranala luar
- Indonesia pada situs web resmi FIFA.
- Situs web resmi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia