Kabupaten Jombang
Jombang (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦗꦺꦴꦩ꧀ꦧꦁ, Pegon: جَومباڠ) adalah sebuah kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur, Indonesia.[4] Ibu kotanya adalah Kecamatan Jombang. Kabupaten Jombang memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 79 km dari barat daya Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Luas wilayah kabupaten Jombang yakni 1.159,50 km².[5] Pada tahun 2021, penduduk Jombang mencapai 1.325.914 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.143 jiwa/km2.[1]
Kabupaten Jombang | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Hanacaraka | ꦗꦺꦴꦩ꧀ꦧꦁ |
• Pegon | جَومباڠ |
Julukan:
| |
Koordinat: 7°28′S 112°14′E / 7.47°S 112.23°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Dasar hukum | UU No. 12/1950 |
Hari jadi | 21 Oktober 1910 |
Ibu kota | Jombang |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Hj. Mundjidah Wahab, B.A. |
• Wakil Bupati | Sumrambah |
Luas | |
• Total | 1.159,50 km2 (447,69 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.325.914 |
• Kepadatan | 1.143/km2 (2,960/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 97,34% Kristen 2,16% - Protestan 1,63% - Katolik 0,53% Hindu 0,34% Buddha 0,09% Konghucu 0,07%[2] |
• Bahasa | Jawa, Indonesia |
• IPM | 73,45 (2021) Tinggi[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 321 |
Pelat kendaraan | S – O**/W**/X*/Y*/Z* |
Kode Kemendagri | 35.17 |
DAU | Rp 1.141.654.964.000,- (2020) |
Semboyan daerah | Jombang Beriman (bersih, indah, dan nyaman) |
Flora resmi | Kelapa genjah-merah |
Fauna resmi | Gelatik |
Situs web | www |
Kabupaten Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas utara, dan selatan Pulau Jawa (Surabaya-Ngawi-Solo-Yogyakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban.[6]
Jombang dikenal dengan sebutan "Santri," karena banyaknya institusi pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya.[7] Bahkan ada pemeo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul Ulum (Rejoso).
Tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Kabupaten Jombang, misalnya Presiden Republik Indonesia ke-4 yaitu K.H. Abdurrahman Wahid, Semaun, pahlawan nasional K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Wahid Hasyim, tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta budayawan Emha Ainun Najib.
Etimologi
Salah satu etimologi yang beredar di masyarakat Jombang adalah, bahwa Jombang berasal dari lakuran kata berbahasa Jawa yaitu ijo "hijau" dan abang "merah". Ijo mewakili kaum santri (agamais), dan abang mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan, dan harmonis di Kabupaten Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.[8]
Geografi
Kabupaten Jombang terletak di perlintasan jalur selatan jaringan jalan Jakarta – Surabaya. Luas wilayah Kabupaten Jombang mencapai 1.159,50 km², terdiri dari 21 kecamatan dan 306 desa/kelurahan. Wilayah Kabupaten Jombang sebagian besar berada pada ketinggian kurang dari 350 mdpl, dan sebagian kecil berada pada ketinggian ≥1000 mdpl, yaitu wilayah yang berada di Kecamatan Wonosalam. Letak geografis Kabupaten Jombang terletak antara 112°03'45" dan 112°27'21" Bujur Timur dan 7°24'01" – 7°45'01" Lintang Selatan.[9]
Batas wilayah
Kabupaten Jombang berbatasan dengan beberapa wilayah, yakni:
Utara | Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Lamongan |
Timur | Kabupaten Mojokerto |
Selatan | Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang |
Barat | Kabupaten Nganjuk |
Relief
Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan dataran rendah, yakni 90% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 500 meter dpl. Secara umum Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi tiga bagian:
- Bagian utara, terletak di sebelah utara Sungai Brantas, meliputi sebagian besar Kecamatan Plandaan, Kecamatan Kabuh, sebagian Kecamatan Ngusikan, dan Kecamatan Kudu. Daerah ini merupakan daerah perbukitan kapur yang landai dengan ketinggian maksimum 500 m di atas permukaan laut. Perbukitan ini merupakan ujung timur Pegunungan Kendeng.
- Bagian tengah, yakni di sebelah selatan Sungai Brantas, merupakan dataran rendah dengan tingkat kemiringan hingga 15%. Daerah ini merupakan kawasan pertanian dengan jaringan irigasi yang ekstensif serta kawasan permukiman penduduk yang padat.
- Bagian selatan, meliputi Kecamatan Wonosalam, sebagian Kecamatan Bareng, dan Kecamatan Mojowarno. Merupakan daerah pegunungan dengan kondisi wilayah yang bergelombang. Semakin ke tenggara, semakin tinggi. Hanya sebagian Kecamatan Wonosalam yang memiliki ketinggian di atas 500 m.
Sungai
Sungai Brantas, yang merupakan sungai terbesar di Jawa Timur, memisahkan Kabupaten Jombang menjadi dua bagian: bagian utara (24%) dan bagian selatan (76%), sepanjang ±44 km. Kabupaten Jombang juga terus berupaya dalam menyelamatkan tanggul dan ekosistem yang ada di sepanjang sungai Brantas. Langkah itu antara lain dengan membentuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang anggotanya terdiri dari para penambang pasir yang ada di delapan kecamatan, dan tersebar di 34 desa.[10] Sungai-sungai lain yang signifikan adalah Sungai Marmoyo (23 km), Sungai Ngotok Ring Kanal (27 km), Sungai Konto (14 km), Sungai Gunting (12 km), dan Sungai Jurangjero (12 km).
Tata guna lahan
Pola penggunaan tanah di Kabupaten Jombang (2003) terbanyak digunakan untuk area persawahan (42%), diikuti dengan permukiman (19%), hutan (18%), tegal (12%), dan lainnya. Sebagian besar sawah (82%) merupakan irigasi teknis, dan sebagian (10%) merupakan sawah tadah hujan.
Iklim dan cuaca
Keadaan iklim khususnya curah hujan di Kabupaten Jombang yang terletak pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut mempunyai curah hujan relatif rendah yakni berkisar antara 1500 – 2000 mm per tahun. Sedangkan untuk daerah yang terletak pada ketinggian lebih dari 500 meter dari permukaan air laut, rata-rata curah hujannya mencapai 2500 mm pertahunnya.
Iklim Kabupaten Jombang termasuk iklim tropis. Berdasarkan hasil perhitungan menurut klasifikasi yang diberikan oleh Schmidt dan Ferguson, iklim Kabupaten Jombang termasuk tipe iklim D, di mana musim penghujan tipe ini biasanya jatuh pada bulan November sampai April, dan musim kemarau jatuh pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.[11]
Data iklim Jombang, Jawa Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30 (86) |
30 (86) |
30.3 (86.5) |
30.8 (87.4) |
31 (88) |
31 (88) |
30.9 (87.6) |
31.6 (88.9) |
32.4 (90.3) |
32.7 (90.9) |
31.8 (89.2) |
30.7 (87.3) |
31.1 (88.01) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.1 (79) |
26 (79) |
26.2 (79.2) |
26.4 (79.5) |
26.3 (79.3) |
25.8 (78.4) |
25.5 (77.9) |
25.8 (78.4) |
26.6 (79.9) |
27.2 (81) |
26.8 (80.2) |
26.4 (79.5) |
26.26 (79.27) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.2 (72) |
22.1 (71.8) |
22.1 (71.8) |
22.1 (71.8) |
21.6 (70.9) |
20.7 (69.3) |
20.1 (68.2) |
21.1 (70) |
21.8 (71.2) |
22.7 (72.9) |
22.9 (73.2) |
22.1 (71.8) |
21.79 (71.24) |
Presipitasi mm (inci) | 325 (12.8) |
313 (12.32) |
293 (11.54) |
194 (7.64) |
82 (3.23) |
41 (1.61) |
19 (0.75) |
8 (0.31) |
17 (0.67) |
56 (2.2) |
169 (6.65) |
261 (10.28) |
1.778 (70) |
Rata-rata hari hujan | 14 | 14 | 12 | 9 | 4 | 2 | 1 | 0 | 1 | 3 | 8 | 11 | 79 |
% kelembapan | 84 | 83 | 81 | 78 | 75 | 73 | 70 | 67 | 68 | 72 | 77 | 80 | 75.7 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 144 | 167 | 196 | 234 | 246 | 252 | 290 | 297 | 280 | 237 | 203 | 199 | 2.745 |
Sumber #1: Climate-Data.org[12] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[13] & Weatherbase[14] |
Sejarah
Penemuan fosil Homo mojokertensis di lembah Sungai Brantas menunjukkan bahwa seputaran wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang diduga telah dihuni sejak ratusan ribu tahun yang lalu.[15]
Tahun 929, Raja Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, diduga karena letusan Gunung Merapi atau serangan Kerajaan Sriwijaya. Beberapa literatur menyebutkan pusat kerajaan yang baru ini terletak di Watugaluh. Suksesor Mpu Sindok adalah Sri Isyana Tunggawijaya (947-985) dan Dharmawangsa (985-1006). Tahun 1006, sekutu Sriwijaya menghancurkan ibu kota kerajaan Mataram, dan menewaskan Raja Dharmawangsa. Airlangga, putra mahkota yang ketika itu masih muda, berhasil meloloskan diri dari serbuan Sriwijaya, dan menghimpun kekuatan untuk mendirikan kembali kerajaan yang telah runtuh. Bukti petilasan sejarah Airlangga sewaktu menghimpun kekuatan kini dapat dijumpai di Sendang Made, Kecamatan Kudu. Tahun 1019, Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan, yang kelak wilayahnya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali, serta mengadakan perdamaian dengan Sriwijaya.
Pada masa Kerajaan Majapahit, wilayah Kabupaten Jombang masa kini merupakan gerbang Majapahit. Gapura barat adalah Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang, sedang gapura selatan adalah Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng. Hingga kini, banyak dijumpai nama-nama desa dan kecamatan yang diawali dengan prefiks mojo-, di antaranya Mojoagung, Mojowarno, Mojojejer, Mojotengah, Mojotrisno, Mojongapit, Mojokuripan, dan sebagainya. Salah satu peninggalan Majapahit di Jombang adalah Candi Arimbi di Kecamatan Bareng.
Menyusul runtuhnya Majapahit, agama Islam mulai berkembang. Jombang kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Seiring dengan melemahnya pengaruh Mataram, kolonialisasi Belanda menjadikan Jombang sebagai bagian dari wilayah VOC pada akhir abad ke-17, yang kemudian menjadi bagian dari Hindia Belanda pada awal abad ke-18, dan juga, seperti di daerah lain, pernah diduduki oleh Bala Tentara Dai Nippon (Jepang) pada tahun 1942 sampai Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Jombang juga menjadi bagian dari wilayah gerakan revolusi kemerdekaan Indonesia.[16] Etnis Tionghoa juga berkembang dengan adanya tiga kelenteng di wilayah Jombang, yang sampai sekarang masih berfungsi. Etnis Arab juga cukup signifikan berkembang. Hingga kini pun masih ditemukan sejumlah kawasan yang mayoritasnya adalah etnis Tionghoa dan Arab, terutama di kawasan perkotaan.
Tahun 1811, didirikan Kabupaten Mojokerto, yang wilayahnya meliputi Kabupaten Jombang masa kini. Jombang merupakan salah satu residen di dalam Kabupaten Mojokerto. Bahkan Trowulan (di mana merupakan pusat Kerajaan Majapahit), masuk dalam kawedanan (onderdistrict afdeeling) Jombang.
Alfred Russel Wallace (1823-1913), naturalis asal Inggris yang memformulasikan Teori Evolusi, dan terkenal akan Garis Wallace, pernah mengunjungi dan bermalam di Jombang ketika mengeksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia.
Tahun 1910, Jombang memperoleh status Kabupaten, yang memisahkan diri dari Kabupaten Mojokerto, dengan Raden Adipati Arya Soeroadiningrat sebagai Bupati Jombang pertama.[17] Masa pergerakan nasional, wilayah Kabupaten Jombang memiliki peran penting dalam menentang kolonialisme. Beberapa putra Jombang merupakan tokoh perintis kemerdekaan Indonesia, seperti KH Hasyim Asy'ari (salah satu pendiri NU dan pernah menjabat ketua Masyumi) dan KH Wachid Hasyim (salah satu anggota BPUPKI termuda, serta Menteri Agama RI pertama).
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur mengukuhkan Jombang sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur.
Pemerintahan
Daftar Bupati
Bupati perempuan Jombang pertama Hj Mundjidah Wahab[18] merupakan putri pahlawan nasional KH A Wahab Hasbullah. Secara nasab, Kiai Wahab sambung sampai Joko Tingkir. Secara ringkas, tokoh Jombang yang keturunan Joko Tingkir yaitu pendiri Nahdlatul Ulama dan pahlawan nasional yaitu KH M Hasyim Asy’ari, pahlawan nasional KH Abdul Wahab Hasbullah, pahlawan nasional KH A Wahid Hasyim, presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah).
Dari kalangan tokoh perempuan ada Nyai Hj Khoiriyah Hasyim, Nyai Sholilah, Hj Mundjidah Wahab (Wakil Bupati Jombang 2013-2018, Bupati Jombang 2018-2023) dan masih banyak lagi kiai keturunan Joko Tingkir yang tidak mungkin ditulis satu persatu.
No | Bupati[19] | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | R.A.A. Soeroadiningrat V Kanjeng Sepuh |
1910 | 1930 | 1 | — | |||
2 | R.A.A. Setjoadiningrat VIII | 1930 | 1946 | 2 | ||||
3 | R. Boediman Rahardjo | 1946 | 1949 | 3 | ||||
4 | R. Moestadjab Soemowidagdo | 1949 | 1950 | 4 | ||||
5 | R. Istadjab Tjokrokoesoemo | 1950 | 1956 | 5 | ||||
6 | M. Soebijakto | 1956 | 1958 | 6 | ||||
7 | Soedarsono | 1958 | 1962 | 7 | ||||
8 | R. Hassan Wirjoekoesoemo | 1962 | 1966 | 8 | ||||
9 | Ismail | 1966 | 1973 | 9 | ||||
10 | HR Soedirman Mertoadikoesoemo | 1973 | 1978 | 10 | ||||
11 | Achmad Hudan Dardiri | 1978 | 1983 | 11 | ||||
12 | Noeroel Koesmen | 1983 | 1988 | 12 | ||||
13 | Tarmin Hariadi | 1988 | 1993 | 13 | ||||
14 | Soewoto Adiwibowo | 1993 | 1998 | 14 | ||||
15 | Affandi | 1998 | 2003 | 15 | Suyanto | |||
16 | Suyanto | 24 September 2003 | 12 Juni 2008 | 16 | Ali Fikri | |||
— | Ali Fikri (Pelaksana Tugas) |
12 Juni 2008 | 24 September 2008 | — | ||||
(16) | Suyanto | 24 September 2008 | 24 September 2013 | 17 | Widjono Soeparno | |||
17 | Nyono Suharli Wihandoko | 24 September 2013 | 24 September 2018 | 18 | Mundjidah Wahab | |||
18 | Mundjidah Wahab | 24 September 2018 | 24 September 2023 | 19 | Sumrambah | |||
Non-partisan PNI TNI/Polri PDIP P. Golkar PAN |
Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Jombang dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[20] | 2019–2024[21] | 2024–2029[22] | ||
PKB | 8 | 10 | 12 | |
Gerindra | 2 | 4 | 8 | |
PDI-P | 9 | 10 | 10 | |
Golkar | 7 | 5 | 5 | |
NasDem | (baru) 4 | 1 | 2 | |
PKS | 5 | 3 | 3 | |
Hanura | 2 | 0 | 0 | |
PAN | 3 | 3 | 0 | |
Demokrat | 6 | 5 | 6 | |
Perindo | (baru) 2 | 0 | ||
PPP | 4 | 7 | 4 | |
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 10 | 10 | 8 |
Kecamatan
Kabupaten Jombang terdiri atas 21 kecamatan, yang mencakup 302 desa dan 4 kelurahan.[23] Sebagai pusat pemerintahan adalah Kecamatan Jombang. Kecamatan Ngusikan, merupakan pemekaran dari Kecamatan Kudu yang dibentuk pada tahun 2001.
No. | Kecamatan | Luas Wilayah (km²) |
Jumlah desa/kelurahan |
---|---|---|---|
1 | Bandar Kedungmulyo | 32,50 | 11 |
2 | Perak | 29,05 | 13 |
3 | Gudo | 34,39 | 18 |
4 | Diwek | 47,70 | 20 |
5 | Ngoro | 49,86 | 13 |
6 | Mojowarno | 78,62 | 19 |
7 | Bareng | 94,27 | 13 |
8 | Wonosalam | 121,63 | 9 |
9 | Mojoagung | 60,18 | 18 |
10 | Sumobito | 47,64 | 21 |
11 | Jogoroto | 28,28 | 11 |
12 | Peterongan | 29,47 | 14 |
13 | Jombang | 36,40 | 20 |
14 | Megaluh | 28,41 | 13 |
15 | Tembelang | 32,94 | 15 |
16 | Kesamben | 51,72 | 14 |
17 | Kudu | 77,75 | 11 |
18 | Ngusikan | 34,98 | 11 |
19 | Ploso | 25,96 | 13 |
20 | Kabuh | 97,35 | 16 |
21 | Plandaan | 120,40 | 13 |
Demografi
Penduduk
Pada tahun 2020, penduduk Jombang mencapai 1.318.062 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.137 jiwa/km². Terdiri dari 664.605 laki-laki, dan 653.457 perempuan. Sedikitnya 55% penduduk tinggal di wilayah perkotaan. Konsentrasi sebaran penduduk terutama di Kecamatan Jombang (dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yakni 3.198 jiwa/km²), Kecamatan Tembelang (bagian selatan), Kecamatan Peterongan (bagian tengah, dan selatan), Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Mojowarno (bagian utara, dan timur), sepanjang jalan raya Jombang-Peterongan-Mojoagung-Mojokerto, serta sepanjang jalan raya Jombang-Diwek-Blimbing-Ngoro-Kandangan. Kawasan padat penduduk lainnya adalah kawasan perkotaan di kecamatan Ploso, Perak, dan Ngoro. Bagian barat laut (yang merupakan perbukitan kapur) dan bagian tenggara (yang merupakan daerah pegunungan) merupakan kawasan yang memiliki kepadatan penduduk jarang. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2010–2020 mencapai 0,96 %, meningkat dibandingkan periode 2000–2010 yang sebesar 0,67 %.[24]
Etnis dan Bahasa
Penduduk Jombang pada umumnya adalah etnis Jawa. Namun, terdapat minoritas etnis Tionghoa dan Arab yang cukup signifikan. Etnis Tionghoa, dan Arab umumnya tinggal di kawasan perkotaan, dan bergerak di sektor perdagangan dan jasa.
Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa yang dituturkan banyak memiliki pengaruh Dialek Surabaya yang terkenal egaliter, dan blak-blakan. Kabupaten Jombang juga merupakan daerah perbatasan dua dialek Bahasa Jawa, antara Dialek Surabaya dan Dialek Mataraman. Beberapa kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk dan Kediri memilki pengaruh Dialek Mataraman yang banyak memiliki kesamaan dengan Bahasa Jawa Tengahan. Salah satu ciri khas yang membedakan Dialek Surabaya dengan Dialek Mataram adalah penggunaan kata arek (sebagai pengganti kata bocah) dan kata cak (sebagai pengganti kata mas).[25]
Agama
Sebagian besar agama yang dianut penduduk Jombang adalah Islam dianut oleh 97.35% penduduk Kabupaten Jombang, diikuti dengan agama Kristen Protestan (1.63%), Katolik Roma (0.53%), Hindu (0.33%), Buddha (0.09%), dan Konghucu (0,07%).[26]
Meskipun Jombang dikenal dengan sebutan "kota santri", karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya, namun kehidupan beragama di Kabupaten Jombang sangat toleran. Di Kecamatan Mojowarno, (atau sekitar 8 km dari Ponpes Tebuireng), merupakan kawasan dengan pemeluk mayoritas beragama Kristen Protestan, dan daerah tersebut pernah menjadi pusat penyebaran salah satu aliran agama Kristen Protestan pada era Kolonial Belanda, dengan bangunan gereja tertua, dan salah satu yang terbesar di Jawa Timur, yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno, dengan dilengkapi rumah sakit Kristen, dan sekolah-sekolah Kristen. Agama Hindu juga dianut sebagian penduduk Jombang, terutama di kawasan selatan (Wonosalam, Bareng, dan Ngoro). Selain itu, Kabupaten Jombang memiliki tiga kelenteng yang cukup tua, dan terkenal di pulau Jawa, yakni Hok Liong Kiong (福隆宮) di Kecamatan Jombang (didirikan ± tahun 1890), Hong San Kiong (鳳山宮) di Kecamatan Gudo (didirikan ± tahun 1710), dan Boo Hway Bio (茂淮廟) di Kecamatan Mojoagung (didirikan ± tahun 1930).
Pendidikan
Kabupaten Jombang memiliki sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng, Universitas Darul Ulum (UNDAR), Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (UNWAHA), Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA) Jombang , STKIP PGRI Jombang, STIE PGRI Dewantara, Universitas Hasyim Asy'ari (UNHASY), Universitas Pesantren Darul Ulum (UNIPDU), STIKES Pemkab Jombang, STIKES ICME, Sekolah Tinggi Agama Islam At-Tahdzib (STAIA), dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah (STIES) BABUSSALAM. Kabupaten Jombang memiliki kurang lebih 809 SD atau sederajat; 270 SMP atau sederajat; 140 SMA atau sederajat; dan 69 SMK atau sederajat. Keseluruhannya meliputi sekolah negeri maupun swasta.
Komunikasi dan media massa
Jombang memiliki satu kode area dengan Mojokerto, yakni 0321.[27] Operator telepon seluler yang beroperasi di Jombang untuk GSM adalah Telkomsel, Indosat, 3, dan Excelcomindo; sedang untuk CDMA hanyalah Smartfren.
Di Jombang terdapat beberapa stasiun radio FM (termasuk dua milik pemerintah), serta sejumlah tabloid, majalah, dan surat kabar regional.
Leading newspaper di Jombang antara lain adalah Harian Seputar Indonesia (SINDO), Jawa Pos (Radar Mojokerto), suaraindonesia, Kompas, Dt Masyarakat, suarajatimpost, Surya, Bangsa, Memorandum, Surabaya Pagi, dan Jatim Mandiri.
Disamping itu, ada beberapa media online yang diterbitkan di Kabupaten Jombang, seperti FaktaJombang.com, Nusantara Pos,
Dan di Jombang dapat dengan jelas menangkap saluran TVRI, 13 TV swasta nasional, 1 stasiun televisi lokal Jombang (RCTV), serta beberapa stasiun televisi lokal dari Surabaya , Malang dan Kediri.[28]
Ekonomi
Pertanian
Sektor pertanian menyumbang 38,16% total PDRB Kabupaten Jombang. Meski nilai produksi pertanian mengalami peningkatan, namun kontribusi sektor ini mengalami penurunan. Sektor pertanian digeluti oleh sedikitnya 31% penduduk usia kerja. Tradisi, kemudahan yang disediakan oleh alam, dan adanya terobosan baru rupanya menjadikan alasan untuk bertahan. Kesuburan tanah di sini konon dipengaruhi oleh material letusan Gunung Kelud yang terbawa arus deras Sungai Brantas dan Kali Konto serta sungai-sungai kecil lainnya. Sistem pengairan juga sangat ekstensif dan memadai, dan 83% di antaranya merupakan irigasi teknis.
Sedikitnya 42% lahan di Jombang digunakan sebagai area persawahan. Letaknya di bagian tengah kabupaten dengan ketinggian 25-100 meter dpl. Lokasi ini ditanami tanaman padi serta palawija seperti jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Komoditas andalan tanaman pangan Kabupaten Jombang di tingkat provinsi adalah padi, jagung, kacang kedelai dan ubi kayu. Besarnya produksi padi telah menempatkan Jombang sebagai daerah swasembada beras di Provinsi Jawa Timur.
Di bagian utara merupakan sentra buah-buahan seperti mangga, pisang, nangka, dan sirsak. Kecamatan Wonosalam juga merupakan sentra buah-buahan terutama durian bido. Kecamatan Perak merupakan penghasil utama jeruk nipis, yang diunggulkan karena tipis kulitnya serta banyak airnya.
Perkebunan
Komoditas andalan perkebunan Kabupaten Jombang di tingkat provinsi adalah tebu. Sedang di tingkat regional, komoditas unggulan adalah serat karung, kelapa, kopi, kakao, jambu mete, randu, tembakau, dan beberapa tanaman Toga (lengkuas, kencur, kunyit, jahe, dan serai). Proyek percontohan Toga terlengkap di Jombang adalah Taman Toziega PKK Kabupaten Jombang dan Toziega Asri di Desa Dapurkejambon Jombang. Toziega (Taman Obat Gizi, dan Ekonomi Keluarga) merupakan pengembangan dari Toga (Tanaman Obat Keluarga). Di mana dalam Toziega ditambahkan pengadaan sumber gizi secara mandiri dan komersialisasi dari hasil pengelolaan tanaman obat. Gagasan proyek percontohan Toziega dicetuskan dan dibidani oleh Ir. Tyasono Sankadji, yang kemudian menjadi salah satu jargon kebanggaan pertanian dan perkebunan Kabupaten Jombang. Tebu merupakan bahan mentah utama industri gula di Jombang (di mana Jombang memiliki dua pabrik gula). Perkebunan tebu tersebar merata di dataran rendah, dan dataran tinggi Kabupaten Jombang. Daerah pegunungan di sebelah tenggara (terutama Kecamatan Wonosalam) merupakan sentra tanaman perkebunan kopi, kakao, dan cengkih. Daerah pegunungan di utara merupakan penghasil utama tembakau di Jombang.
Kehutanan
Hampir 20% wilayah Kabupaten Jombang merupakan kawasan hutan. Kawasan hutan tersebut terdapat di bagian utara (kecamatan Plandaan, Kabuh, Kudu, dan Ngusikan) serta bagian tenggara Kabupaten Jombang (Kecamatan Wonosalam, Bareng, dan Mojowarno). Di wilayah hutan Kabupaten Jombang, 61% merupakan hutan produksi, 23% hutan tebang pilih, 15% hutan wisata, dan 1,5% merupakan hutan lindung. Kayu jati adalah komoditas unggulan subsektor kehutanan di Kabupaten Jombang.
Peternakan dan perikanan
Komoditas peternakan Kabupaten Jombang meliputi ayam pedaging, ayam petelur, ayam buras, sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, dan itik. Ayam pedaging merupakan komoditas unggulan peternakan di tingkat provinsi. Beberapa perusahaan menengah bergerak di bidang peternakan. Mengingat lokasi Kabupaten Jombang yang bukan kawasan pantai, perikanan perairan umum dan kolam merupakan komoditas unggulan di bidang perikanan.
Perdagangan
Sektor perdagangan menyumbang PDRB kabupaten terbesar kedua setelah pertanian. Majunya pertanian di Jombang rupanya turut menggairahkan sektor perdagangan. Kabupaten Jombang merupakan salah satu penyuplai utama komoditas pertanian tanaman pangan dan perkebunan di Jawa Timur. Kabupaten Jombang memiliki 17 pasar umum yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten, serta 12 pasar hewan. Kota Jombang sendiri memiliki Pasar Legi Citra Niaga, Pasar Pon, Pasar Loak, dan Pasar Burung (Pasar Senggol). Perdagangan retail dilayani oleh berbagai pusat perbelanjaan serta supermarket besar maupun kecil. Di samping Pasar Legi Citra Niaga, dua kawasan ruko yang terbesar adalah Kompleks Simpang Tiga dan Kompleks Cempaka Mas. Selain Kecamatan Jombang, kawasan pusat komersial regional di Kabupaten Jombang terdapat di Kecamatan Mojoagung, Ploso, dan Ngoro.
Industri Manufaktur
Sektor industri manufaktur menyumbang PDRB kabupaten terbesar ketiga setelah pertanian, dan perdagangan. Majunya industri di Jombang ditopang oleh kemudahan transportasi, serta letak Kabupaten Jombang yang strategis, yakni berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa, dan bersebelahan dengan kawasan segitiga industri Surabaya-Mojokerto-Pasuruan.
Industri besar di Kabupaten Jombang yang merambah pasar luar negeri di antaranya adalah PT Pei Hai Wiratama Indonesia (produk sepatu, topi, dan T-Shirt dengan brand "Diadora" dan "Fila") di Jogoloyo (Jogoroto); PT Japfa Comfeed (produk makanan ternak) di Tunggorono (Jombang); PT Usmany Indah (produk kayu olahan); MKS-Sampoerna (produk rokok) di Ploso dan Ngoro; PT Cheil Jedang Indonesia (produk industri kimia setengah jadi) di Jatigedong (Ploso); PT Cheil Jedang Superfeed (produk pakan ternak) di Mojoagung; PT Mentari International (produk mainan anak) di Tunggorono (Jombang); serta PT Seng Fong Moulding Perkasa (produk ubin kayu). Kabupaten Jombang juga memiliki dua pabrik gula: PG Djombang Baru di Kecamatan Jombang dan PG Tjoekir di Kecamatan Diwek.
Sebanyak 96% industri manufaktur di Kabupaten Jombang merupakan industri kecil, dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 60%. Industri kecil yang merambah pasar luar negeri adalah industri kerajinan manik-manik kaca (di Desa Plumbon-Gambang, Kecamatan Gudo) dan industri kerajinan cor kuningan (di Desa Mojotrisno, Mojoagung). Kedua kerajinan tersebut adalah khas Jombang. Sementara itu, industri kecil lain yang dipasarkan di tingkat nasional antara lain adalah mebelair (di Mojowarno), anyaman tas (di Mojowarno), limun (di Bareng dan Ngoro), serta Kecap "Ikan Dorang", yang merupakan salah satu trade mark Jombang.
Pertambangan
Saat ini di Kabupaten Jombang tidak terdapat aktivitas pertambangan. Namun diduga terdapat deposit minyak bumi di bagian utara dan barat Kabupaten Jombang. Bahan galian di Kabupaten Jombang antara lain yodium, diatomit, andesit, lempung, dan pasir batu.
Perbankan
Di Kabupaten Jombang terdapat beberapa bank besar yang beroperasi seperti Bank Jombang, Bank Jatim, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, BNI, BII, Bank Mega, dan lain-lain. Bank-bank tersebut juga menyediakan pelayanan ATM hampir di setiap kecamatan.
Transportasi
Kabupaten Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di jalur utama Pulau Jawa (Yogyakarta-Surabaya-Bali). Kabupaten ini dilintasi Jalan Nasional Rute 17 yang menghubungkan Kota Surabaya dan Kota Yogyakarta. Selain itu, Kabupaten Jombang juga merupakan persimpangan jalur menuju Kediri/Tulungagung, Malang, serta Babat/pantura. Kabupaten ini juga dihubungkan dengan kota-kota lain di Pulau Jawa dengan Jalan Tol Trans Jawa yakni ruas Jalan Tol Mojokerto-Kertosono. Jalan tol ini melintasi bagian utara dan tengah wilayah Kabupaten Jombang. Gerbang tol yang mendukung akses dari dan menuju ke Kabupaten Jombang berlokasi di daerah Tembelang yang menuju ke arah ibu kota Jombang dan Ploso, serta Bandar Kedungmulyo yang menuju ke wilayah Kabupaten Jombang bagian barat. Ibu kota Jombang dapat ditempuh dua jam dari ibu kota Provinsi Jawa timur Surabaya via jalan arteri atau satu jam via jalan tol.
Bus
Terminal Kepuhsari, yang terletak di Kecamatan Peterongan, 5 km dari ibu kota Jombang, merupakan terminal utama kabupaten yang menghubungkan Jombang dengan kota-kota lainnya. Jalur bus jurusan Surabaya, Kediri/Tulungagung, dan Ngawi, Solo/Jogja merupakan jalur yang beroperasi 24 jam nonstop. Bus yang ingin memberhentikan para penumpang yang ingin ke Jombang Kota biasanya diturunkan di “Simpang Tiga” kota Jombang yang biasanya disebut Terminal Lama.
Kereta api
Kabupaten Jombang juga dihubungkan dengan kota-kota lain di Pulau Jawa dengan menggunakan jalur kereta api. Stasiun Jombang merupakan stasiun utama, di samping empat stasiun lainnya: Sembung, Peterongan, Sumobito, dan Curahmalang.
- Jalur kereta api yang melintasi stasiun KA Jombang adalah
- Surabaya-Jombang-Kertosono PP (KRD)
- Surabaya-Kertosono-Blitar-Malang-Surabaya Gubeng PP (KA Rapih Dhoho/KA Penataran)
- Surabaya Gubeng-Yogyakarta PP (KA Sancaka)
- Banyuwangi-Jember-Surabaya-Yogyakarta PP (KA Mutiara Timur, KA Sri Tanjung)
- Jember-Surabaya-Yogyakarta-Purwokerto PP (KA Logawa)
- Surabaya-Yogyakarta-Bandung PP (KA Pasundan, Mutiara Selatan, Turangga, Argo Wilis)
- Surabaya-Yogyakarta-Cirebon-Jakarta PP (Bima)
- Jombang-Solo-Yogyakarta-Purwokerto-Cirebon-Jakarta PP (KA Bangunkarta)
- Banyuwangi-Surabaya-Jombang-Cilacap PP (KA Wijayakusuma)
Sementara jalur kereta api yang sudah tidak aktif lagi antara lain jurusan:
- Jombang-Pare-Kediri
- Jombang-Ploso-Kabuh-Babat. Jalur ini dulu melewati depan tugu Ringin Contong yang menjadi ciri khas kota Jombang.
Angkutan lokal
Untuk transportasi intra wilayah kabupaten, terdapat Angkutan Pedesaan dengan 24 trayek, yang menjangkau ke semua kecamatan. Ini masih ditambah lagi dengan adanya trayek angkutan antarkota yang menghubungkan kota Jombang dengan wilayah kabupaten di sekitarnya, yakni jurusan Pare, Kandangan, Babat, Kertosono, Malang serta Mojokerto.
Pariwisata
Makam ulama[29] merupakan destinasi wisata terpenting di Kabupaten Jombang. Setiap hari ada ribuan peziarah dari berbagai daerah ke makam ulama Jombang. Khususnya ke makam KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur.
Selain wisata religi makam Gus Dur, Jombang juga memiliki lima makam ulama yang layak dikunjungi. Makam para ulama tersebut sebagai bukti bahwa Jombang memiliki stok orang hebat yang tidak ada habisnya.
Makam-makam ulama Jombang tetap terawat dengan baik dan bersih. Selain itu, pengunjung juga tidak harus merogoh kocek dalam-dalam hanya sekedar untuk berkunjung. Ini lima rekomendasi makam ulama di Jombang yang layak dikunjungi beserta wiridan khusus saat ziarah sebagai berikut:
Pertama. makam KH Abdul Wahab Chasbullah
Makam Kiai Wahab terletak di komplek Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, tepatnya di sisi barat Desa Tambakrejo, Kecamatan/Kabupaten Jombang. KH Abdul Wahab Chasbullah merupakan pahlawan Nasional dan Ulama inspirator, salah satu pendiri dan penggerak organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU). Ia juga merupakan santri kinasih dari KH M Hasyim Asyari. Kiai Wahab tercatat pernah menjadi lurah Pesantren Tebuireng.
Makam Kiai Wahab terus mengalami renovasi demi kenyaman pengunjung. Pemerintah Kabupaten Jombang juga punya perhatian khusus ke sosok Kiai Wahab. Makam ini memiliki parkir yang dan tempat istirahat. Makam KH Abdul Wahab Chasbullah buka selama 24 jam dan terbuka untuk umum. Di masa pandemi Covid-19 ini juga masih buka, hari jumat dan di akhir pekan makam Kiai Wahab selalu dipadati peziarah.
Di makam Kiai Wahab, umumnya santri Tambakberas membacakan yasin, tahlil dan salawat sebagai berikut:
مولاى صلى و سلم دائما أبدا على حبيبك خير الخلق كلهم
هو الحبيب الذي ترجى شفاعته لكل هول من الأهوال مقتحم
يا رب بالمصطفى بلغ مقاصدن واغفر لنا ما مضى يا واسع الكرم
Kedua, makam Kiai Asy’ari, Leluhur Gus Dur
Rasa tidak lengkap apa bila ziarah ke makam Gus Dur tanpa datang ke makam Kiai Asy’ari di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Jombang. Dari arah makam Gus Dur, peziarah harus melakukan perjalanan ke arah barat beberapa kilo. Kiai Asy’ari adalah ayah kandung dari KH M Hasyim Asy’ari. Kiai Asy’ari merupakan santri dari Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Makam Kiai Asyari cukup luas, bersih dan memiliki musala serta tempat bagi peziarah untuk membacakan doa. Setiap hari selalu ada peziarah yang membacakan doa di pusaran Kiai Asy’ari. Makam Kiai Asy’ari juga sering dijadikan lokasi mengaji bagi santri hafalan Qur’an atau sekedar mengulang hafalannya. Seperti santri dari Pesantren Madrasatul Qur’an Tebuireng dan Pesantren Al-Ma’arij.
Para penghafal Qur’an ini betah berjam-jam duduk membaca ayat suci Al-Quran. Bahkan ada yang khatam dalam satu kali duduk. Penghafal Al-Qur’an memilih makam KH M Hasyim Asy’ari dan Kiai Asy’ari untuk tempat khusus. Kiai Asy’ari adalah tokoh hebat yang berhasil mendidik tokoh sekelas KH M Hasyim Asy’ari menjadi tokoh Islam terpenting di Indonesia.
Namun, di makam Kiai Hasyim Asy’ari dan Gus Dur, umumnya para penghafal Al-Qur’an dan santri Tebuireng akan membaca surat Al-Kahfi terlebih dahulu sebelum melakukan doa lainnya. Kiai Hasyim Asy’ari dikenal sebagai tokoh yang rutin membaca Al-Kahfi dan Waqi’ah sepanjang hidupnya.
Ketiga, makam KH Bisri Syansuri
Makam besannya Kiai M Hasyim Asy’ari ini terletak di kawasan Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Kiai Bisri adalah mertua dari Kiai Wahid Hasyim dan kakek dari Gus Dur
KH Bisri Syansuri merupakan salah satu pendiri organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) bersama 3 Kiai lainnya yaitu KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah dan KH Romli Tamim. Beliau juga sebagai salah satu pendiri pondok pesantren putri pertama di Jawa Timur yang dulunya sempat banyak yang menentang dengan adanya Ponpes putri.
Beliau merupakan kakek dari Gus Dur yang juga turut berkorban melawan penjajah di Republik Indonesia salah satunya pernah menjadi Kepala Staf Komando untuk menjadi penghubung antara gerakan massa yang dikerahkan oleh Bung Tomo dengan para kiai seluruh Jawa Timur menjelang peristiwa 10 November di Surabaya.
Di hari biasa makam ini juga buka selama 24 Jam dan dibuka untuk umum. Namun, di masa pandemi Covid-19 masih tutup sebab letaknya yang di dalam Ponpes Mambaul Ma’arif Denanyar, dikawatirkan terjadi penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren.
Santri Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar umumnya wiridan andalannya yaitu ya hayyu ya qayyum, la ilaha illa Anta subhanaka inni kuntu minadzalimin,”
Keempat, makam KH Romli Tamim dan KH Tamim Irsyad
Makam tersebut berada di makam keluarga tepatnya di kawasan Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. KH Tamim Irsyad merupakan pendiri dari Ponpes Darul Ulum, Rejoso dan saat ini menjadi salah satu pondok terbesar di Kabupaten Jombang.
Sedangkan KH Romli Tamim merupakan salah satu ulama besar Nahdlotul Ulama (NU) dan beliau ialah salah satu mursyid thariqah NU yang menciptakan bacaan istiqhasah.
Di hari biasa makam ini juga buka selama 24 jam dan terbuka untuk umum. Namun, sama dengan makam ulama lainnya pada saat pandemi Covid-19 ini masih di tutup untuk umum.
Umumnya santri Pesantren darul Ulum membaca istighasah yang dibuat oleh KH Romli Tamim. Selama membuat istighasah tersebut KH Romli Tamim berriyadoh agar Istighasah dapat bermanfaat di dunia dan di akhirat
Kelima, makam Sayid Sulaiman
Makam Sayid Sulaiman terletak di Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Ia merupakan salah satu tokoh agama dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Timur.
Sayid Sulaiman ialah keturunan dari ulama dari Yaman dan ibunya merupakan putri dari sunan gunung jati. Maka tak heran jika ia merupakan salah satu pendakwah terkenal pada masanya.
Sayid Sulaiman mendirikan Pesantren Sidogiri di Desa Sidogiri Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Sayyid Sulaiman memiliki marga Basyaiban, salah satu dari beberapa marga keturunan Rasulullah.
Sayyid Sulaiman merupakan ulama’ yang berasal dari Cirebon. Sedangkan ayahnya merupakan seorang pedagang yang datang dari Hadramaut, Yaman. Sedangkan ibunya, Syarifah Khadijah.
Sekembalinya dari Keraton Solo, Sayid Sulaiman pamit kepada istrinya yang sedang hamil tua untuk pergi ke Ampel Surabaya. Kemudian dia melanjutkan perjalanan ke Jombang. Namun di tengah perjalanan, Sayid Sulaiman jatuh sakit hingga akhirnya wafat dan dimakamkan di Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung.
Makam ini dibuka untuk umum dan buka selama 24 jam. Di masa pandemi Covid-19 makam ini juga masih buka. Saat ziarah ke makam Sayid Sulaiman, umumnya masyarakat sekitar memperbanyak membaca salawat.
Kabupaten Jombang juga memiliki berbagai keindahan alam, dan potensi pariwisata lain yang menarik. Sangat disayangkan, potensi tersebut pada umumnya belum digali, dan tidak memiliki pendukung sarana dan prasarana yang memadai untuk memajukan pariwisata di Kabupaten Jombang, sehingga menunggu adanya investasi untuk menggarapnya. Hal ini sangat penting dan menguntungkan, mengingat posisi Kabupaten Jombang yang bersebelahan dengan daerah tujuan wisata alam Malang di tenggara, Pacet-Trawas-Tretes di timur, serta wisata historis (situs Majapahit) Trowulan.
Kabupaten Jombang memiliki beberapa tempat pariwisata yang menarik, yaitu Pemandian Sumberboto di Mojowarno, Candi Arimbi di Bareng, Sendang Made di Kudu, Kedung Cinet di Plandaan, Kedung Sewu dan Desa Manduro yang berpenduduk asli Madura di Kabuh, perkebunan teh, cengkih, dan durian, air terjun Tretes, serta arung jeram (rafting) di Wonosalam.
Wisata religi di Kabupaten Jombang antara lain makam Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid), KH. Wahid Hasyim, dan KH. Hasyim Asyari di Tebuireng, Diwek, serta bangunan gereja tertua di Jawa Timur yaitu GKJW Mojowarno.
Selain itu terdapat wisata buatan, salah satunya yaitu Tirta Wisata yang terletak di wilayah Peterongan.[30] Ada pula wisata yang ramah keluarga, antara lain Kebon Rojo dan Kebon Ratu yang sudah diremajakan.
Lihat pula
Referensi
- ^ a b "Kabupaten Jombang Dalam Angka 2022" (pdf). www.jombangkab.bps.go.id. hlm. 77. Diakses tanggal 3 Juni 2022.
- ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 3 November 2021.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 3 Juni 2022.
- ^ Sugendal, Zainuddin (2022-02-17). "Jombang Pasca-Prapanca". Tebuireng Initiatives. Diakses tanggal 2023-02-02.
- ^ "Detail Kabupaten Jombang". Depdagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-16. Diakses tanggal 2011-07-24.
- ^ "Web Design Jatim". Webdesign-jatim.com. Diakses tanggal 2011-07-21.
- ^ "Jombang Kota Santri". Info-jombang.tripod.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-21. Diakses tanggal 2011-07-24.
- ^ "Tentang Jombang". Visitjombang.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-24. Diakses tanggal 2011-07-24.
- ^ "Profil Jombang" (PDF).
- ^ "Selamatkan Tanggul Sungai Brantas, PEMKAB Jombang Bentuk POKMAS". Berita2.com. Diakses tanggal 2011-07-24.
- ^ "Keadaan Iklim dan Cuaca Kabupaten Jombang". Jombangkab.go.id. Diakses tanggal 2011-07-24.
- ^ "Jombang, Jawa Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 5 Oktober 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 76-78 & 141-143. Diakses tanggal 25 September 2024.
- ^ "Jombang, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 5 Oktober 2020.
- ^ Sugendal, Zainuddin (2022-02-17). "Jombang Pasca-Prapanca". Tebuireng Initiatives. Diakses tanggal 2023-02-02.
- ^ Abdurrahman, Syarif (2021-08-18). "Pertempuran Jumat Legi di Kota Jombang". Tebuireng Initiatives. Diakses tanggal 2023-02-02.
- ^ "Sejarah Singkat Kabupaten Jombang". Jombangkab.go.id. Diakses tanggal 2011-07-24.
- ^ Abdurrahman, Syarif (2022-08-20). "Kiai Keturunan Joko Tingkir di Jombang". Tebuireng Initiatives. Diakses tanggal 2023-02-02.
- ^ "Daftar Nama Bupati dan Wakil Bupati Jombang". Pemerintah Kabupaten Jombang. Diakses tanggal 31 Juli 2019.
- ^ "DPRD Jombang Hasil Pileg Didominasi Muka Baru". tribunnews.com. 2014-05-11. Diakses tanggal 2020-05-14.
- ^ "Rapat Pleno Penetapan Kursi Calon Anggota DPRD Jombang Dihadiri Bupati". jombangkab.go.id. Diakses tanggal 2023-08-03.
- ^ Budianto, Enggran Eko. "PKB-PDIP Kantongi Tiket Emas Pilbup Jombang 2024". detikjatim. Diakses tanggal 2024-06-27.
- ^ "Kotaku". nurul333.student.umm.ac.id. Diakses tanggal 2011-07-24.
- ^ https://jombangkab.bps.go.id/pressrelease/2021/01/25/714/hasil-sensus-penduduk-2020.html. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ "Penduduk Etnis dan Bahasa". Visitjombang.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-15. Diakses tanggal 2011-07-24.
- ^ "Kabupaten Jombang Dalam Angka 2016". jombangkab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-07. Diakses tanggal 2017-08-07.
- ^ "Kode Area Telpon Provinsi Jawa Timur". Salamsalam.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-13. Diakses tanggal 2011-7-24.
- ^ "Media massa dan Komunikasi di Jombang". info-jombang.tripod.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-21. Diakses tanggal 2011-07-24.
- ^ Abdurrahman, Syarif (2021-10-23). "Makam Ulama Jombang, Nomor Dua Tokoh Hebat". Tebuireng Initiatives. Diakses tanggal 2023-02-02.
- ^ "Friendly and Religious Kabupaten Jombang". erawisata.com. 2010-5. Diakses tanggal 2011-7-24.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi Pemerintah Kabupaten Jombang
- (Indonesia) Situs resmi DPRD Kabupaten Jombang Diarsipkan 2005-04-26 di Wayback Machine.