Jalur kereta api Padang Panjang–Payakumbuh–Limbanang
Jalur kereta api Padang Panjang–Payakumbuh–Limbanang adalah segmen jalur kereta api nonaktif di Sumatra Barat yang menghubungkan Stasiun Padang Panjang dengan Stasiun Payakumbuh. Jalur ini termasuk dalam Wilayah Aset Divre II Sumatra Barat. Jalur ini merupakan jalur pegunungan dengan gradien ekstrem, sehingga untuk menaklukkannya harus menggunakan jalur rel gigi. Panjangnya adalah 72 km.[1]
Jalur kereta api Padang Panjang–Payakumbuh | |
---|---|
Ikhtisar | |
Jenis | Jalur lintas cabang |
Sistem | Jalur kereta api rel ringan |
Status | Tidak beroperasi |
Lokasi | Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota, dan Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatra Barat |
Terminus | Padang Panjang Payakumbuh Limbanang |
Operasi | |
Dibangun oleh | Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust |
Dibuka | 1891-1896 |
Ditutup | 1933, segmen Payakumbuh–Limbanang 1973, segmen Bukittinggi–Payakumbuh 1986, segmen Padang Panjang - Bukittinggi |
Pemilik | PT Kereta Api Indonesia |
Operator | Wilayah Aset Divre II Sumatra Barat |
Depo | Padang Panjang (PP) |
Data teknis | |
Panjang lintas | 72 km (44,74 mi) |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) Lebar sepur Cape |
Elektrifikasi | Tidak |
Kecepatan operasi | 10 s.d. 40 km/jam (?) (pada saat itu) |
Titik tertinggi | +1.154 m (Koto Baru) |
Rel gigi | Riggenbach |
Sejarah
Tak seperti jalur lainnya di Sumatra Barat yang memfokuskan diri untuk pengangkutan batu bara, jalur kereta api ini hanya digunakan untuk mengangkut biji kopi dan tentara dari Benteng Fort de Kock di Kota Bukittinggi.[2][3] Jalur ini sepaket dengan pembangunan jalur Padang–Sawahlunto. Jalur menuju Fort de Kock Bukittinggi selesai pada tanggal 1 November 1891. Selanjutnya adalah Bukittinggi–Payakumbuh pada tanggal 15 September 1896.[4]
Setelah Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust menyelesaikan pembangunan dan meresmikan segmen Bukittinggi–Payakumbuh, selanjutnya dibangunlah sebuah jalur trem kota sepanjang 20 km dari Stasiun Payakumbuh menuju Stasiun Limbanang.[5] Namun sayang sekali, pada 1933 Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust melakukan penutupan dan pembongkaran segmen ini.[6]
Buku Sejarah Kota Padang tidak banyak mencatat jalur ini. Dalam catatan sejarah tersebut terdapat fakta menarik bahwa dari Payakumbuh terdapat jalur lori menuju tambang emas sejauh 25 km yang saat ini sudah ditutup. Fokusnya kemudian beralih menjadi pengangkutan penumpang. Karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum (akibat kebijakan motorisasi pada masa Orde Baru), maka jalur relasi Bukittinggi–Payakumbuh ditutup mulai tahun 1973[1][7] dan ditutup sepenuhnya pada tahun 1986 dengan tutupnya segmen Padang Panjang–Bukittinggi akibat kebijakan rasionalisasi lokomotif diesel yang membuat lokomotif uap dirucat semua karena jalur ini sangat bergantung dengan lokomotif uap. Sebelum ditutup, jalur segmen Padang Panjang–Bukittinggi pernah dilewati Lokomotif BB204 namun tidak mampu karena prasarana yang sangat tua.
Untuk memulai reaktivasi jalur ini, Stasiun Bukittinggi dan Stasiun Payakumbuh sudah memasang papan nama dengan logo PT KAI 2011-20. Penggusuran telah dilakukan di Stasiun Bukittinggi pada akhir tahun 2017.[8] Saat ini sedang dilakukan penyusunan AMDAL untuk jalur menuju Bukittinggi[9] dan konstruksinya akan dimulai pada tahun 2019 mendatang. Diperkirakan trase untuk reaktivasi jalurnya diubah dari yang semula menghadap jalan raya menjadi membelakangi jalan raya lintas provinsi. Reaktivasi ini dilatarbelakangi oleh kemacetan jalan menuju Bukittinggi yang tidak bisa terkontrol lagi serta menjadi prioritas utama pemerintah pusat dalam reaktivasi jalur kereta api mati bersamaan dengan jalur Cianjur–Padalarang dan Cikudapateuh–Ciwidey.
Jalur terhubung
Lintas aktif
Tidak terhubung dengan lintas aktif manapun
Lintas nonaktif
Daftar stasiun
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas SSS 1 Teluk Bayur–Padang–Lubuk Alung–Padang Panjang–Payakumbuh Segmen Padang Panjang–Bukittinggi |
Diresmikan pada tanggal 1 November 1891 oleh Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust Termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat | ||||||
7050 | Padang Panjang | PP | Jalan Sutan Syahrir, Silaing Atas, Padang Panjang Barat, Padang Panjang | km 75+361 lintas Teluk Bayur–Padang–Lubuk Alung–Padang Panjang–Bukittinggi–Payakumbuh | +773 m | Tidak beroperasi | |
7201 | Kantin | KATN | km 76+101 | Tidak beroperasi | |||
- | Bintungan | BIT | km 78+800 | Tidak beroperasi | |||
7202 | Pasar Rebo | PSB | Pasa Raba'a, Panyalaian, Sepuluh Koto, Tanah Datar | km 80+060 | +979 m | Tidak beroperasi | |
7203 | Kototua | KTT | km 81+100 | Tidak beroperasi | |||
- | Aer Angat | ARA | km 82+800 | Tidak beroperasi | |||
- | Kayu Tanduk | KYD | km 83+373 | Tidak beroperasi | |||
7207 | Koto Baru | KOB | Jalan Raya Padang Panjang-Bukittinggi, Koto Baru, Sepuluh Koto, Tanah Datar | km 85+552 | +1.154 m | Tidak beroperasi | |
- | Padang Giring-giring | PRR | km 86+200 | Tidak beroperasi | |||
7209 | Sungai Buluh | SGB | km 88+460 | Tidak beroperasi | |||
- | Cingkaring | CIN | km 89+577 | Tidak beroperasi | |||
7215 | Padang Luar | PDR | Jalan Raya Pasar Padang Lua-Bukittinggi, Padang Lua, Banuhampu, Agam | km 90+740 | Tidak beroperasi | ||
7220 | Bukittinggi | BKT | Jalan M. Syafei, Tarok Dipo, Guguk Panjang, Bukittinggi | km 94+567 | +920 m | Tidak beroperasi | |
Segmen Bukittinggi–Payakumbuh |
Diresmikan pada tanggal 15 September 1896 | ||||||
7221 | Aurtajungkang | ATJ | km 95+352 | Tidak beroperasi | |||
- | Anak Limau | AKL | km 97+100 | Tidak beroperasi | |||
- | Parit Putus | PTP | km 98+700 | Tidak beroperasi | |||
7224 | Tanjung Alam | TLM | Jalan Raya Batusangkar-Bukittinggi, Tanjung Alam, Biaro Gadang, IV Angkek, Agam | km 99+887 | Tidak beroperasi | ||
7225 | Biaro | BIO | km 102+300 | Tidak beroperasi | |||
7226 | Kotoh Ilalang | KTH | km 104+100 | Tidak beroperasi | |||
7227 | Baso | BSO | Jalan Raya Batusangkar–Bukittinggi, Candung Koto Laweh, Candung, Agam | km 105+912 | +909 m | Tidak beroperasi | |
7228 | Ujung Guguk | UJG | km 109+576 | Tidak beroperasi | |||
Simpang Padang Tarab | SPP | km 111+600 | Tidak beroperasi | ||||
7231 | Padang Tarab | PGT | Jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh, Padang Tarok, Baso, Agam | km 113+115 | +697 m | Tidak beroperasi | |
7232 | Simpang (Payakumbuh) | SIP | km 117+172 | Tidak beroperasi | |||
7233 | Piladang | PLG[a] | Jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh, Piladang, Koto Tangah Batu Hampa, Akabiluru, Lima Puluh Kota | km 119+250 | Tidak beroperasi | ||
Pakansinayan | km 124+368 | Tidak beroperasi | |||||
7234 | Payakumbuh | PY | Jalan Soekarno-Hatta, Parit Rantang, Payakumbuh Barat, Payakumbuh | km 127+526 | +514 m | Tidak beroperasi | |
Segmen Payakumbuh–Limbanang[10] Panjang segmen 20 km |
Diresmikan pada tanggal 19 Juni 1921 Ditutup pada 1 Oktober 1933[11] | ||||||
- | Simalanggang | - | - | km ? | Tidak beroperasi | ||
- | Dangung-dangung | - | - | km ? | Tidak beroperasi | ||
- | Limbanang | - | - | km 147+??? | Tidak beroperasi | ||
Keterangan:
Referensi:
|
Catatan kaki
- ^ Singkatan stasiun ini sama dengan Stasiun Bogor Paledang
Referensi
- ^ a b Asdhiana, I Made, ed. (2016-01-05). "Yang Tersisa dari Kejayaan Kereta Api di Sumbar". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-11.
- ^ Sumbar, Antara. "Sejarah Kereta Api Sumbar dan Mimpi "Shinkansen"". ANTARA News. Diakses tanggal 2018-08-11.
- ^ made, ed. (2010-03-25). "Bukittinggi, Fort de Kock, Berawal dari Pasar". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-11.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaverslag
- ^ (Belanda) Reitsma, S. A.: Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen; Batavia (Jakarta) – Weltevreden 1928
- ^ Sumatra, De (20-09-1933). "SUMATRA DE S.S. OP SUMATRA. De opheffing van Pajacombo – Limbanang en de tarieven-politiek." J. Hallermann. Diakses tanggal 2-6-2019.
- ^ Safwan, M.; Taher, I; Asnan, G.; Syafrizal (1987). "Sejarah Kota Padang". Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI.
- ^ "Penggusuran Rumah Warga Di Stasiun Bukittinggi Berlangsung Aman - Pilar Bangsa News". Pilar Bangsa News. 2017-12-05. Diakses tanggal 2018-08-11.
- ^ "PT. KAI Gelar Konsultasi Publik Reaktivasi Jalur Kereta Api – Kaba12.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-28. Diakses tanggal 2018-08-28.
- ^ "Overzicht van de lijnen SSS". Studiegroep Zuid-West-Pacific. Diakses tanggal 23 Juni 2019.
- ^ (Belanda) "Spoor- en tramwegen; tijdschrift voor het spoor- en tramwegwezen in Nederland en Indië, jrg 8, 1935, no 16, 30-07-1935". Moorman's Periodieke PersDen Haag. 30 Juli 1935. hlm. 380. Archived from the original on 2020-08-25. Diakses tanggal 3 Februari 2020.
- ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023.
- ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
- ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
- ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.