Jalur kereta api Padang Panjang–Payakumbuh–Limbanang

jalur kereta api di Indonesia
Revisi sejak 6 Juli 2023 10.18 oleh Faiz Abbsy (bicara | kontrib) (Lintas Nonaktif, Link)

Jalur kereta api Padang Panjang–Payakumbuh–Limbanang adalah segmen jalur kereta api nonaktif di Sumatra Barat yang menghubungkan Stasiun Padang Panjang dengan Stasiun Payakumbuh. Jalur ini termasuk dalam Wilayah Aset Divre II Sumatra Barat. Jalur ini merupakan jalur pegunungan dengan gradien ekstrem, sehingga untuk menaklukkannya harus menggunakan jalur rel gigi. Panjangnya adalah 72 km.[1]

Jalur kereta api Padang Panjang–Payakumbuh
Ikhtisar
JenisJalur lintas cabang
SistemJalur kereta api rel ringan
StatusTidak beroperasi
LokasiKota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota, dan Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatra Barat
TerminusPadang Panjang
Payakumbuh
Limbanang
Operasi
Dibangun olehStaatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust
Dibuka1891-1896
Ditutup1933, segmen Payakumbuh–Limbanang
1973, segmen Bukittinggi–Payakumbuh
1986, segmen Padang Panjang - Bukittinggi
PemilikPT Kereta Api Indonesia
OperatorWilayah Aset Divre II Sumatra Barat
DepoPadang Panjang (PP)
Data teknis
Panjang lintas72 km (44,74 mi)
Lebar sepur1.067 mm (ft 6 in) Lebar sepur Cape
ElektrifikasiTidak
Kecepatan operasi10 s.d. 40 km/jam (?) (pada saat itu)
Titik tertinggi+1.154 m (Koto Baru)
Rel gigiRiggenbach

Sejarah

Tak seperti jalur lainnya di Sumatra Barat yang memfokuskan diri untuk pengangkutan batu bara, jalur kereta api ini hanya digunakan untuk mengangkut biji kopi dan tentara dari Benteng Fort de Kock di Kota Bukittinggi.[2][3] Jalur ini sepaket dengan pembangunan jalur Padang–Sawahlunto. Jalur menuju Fort de Kock Bukittinggi selesai pada tanggal 1 November 1891. Selanjutnya adalah Bukittinggi–Payakumbuh pada tanggal 15 September 1896.[4]

Setelah Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust menyelesaikan pembangunan dan meresmikan segmen BukittinggiPayakumbuh, selanjutnya dibangunlah sebuah jalur trem kota sepanjang 20 km dari Stasiun Payakumbuh menuju Stasiun Limbanang.[5] Namun sayang sekali, pada 1933 Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust melakukan penutupan dan pembongkaran segmen ini.[6]

Buku Sejarah Kota Padang tidak banyak mencatat jalur ini. Dalam catatan sejarah tersebut terdapat fakta menarik bahwa dari Payakumbuh terdapat jalur lori menuju tambang emas sejauh 25 km yang saat ini sudah ditutup. Fokusnya kemudian beralih menjadi pengangkutan penumpang. Karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum (akibat kebijakan motorisasi pada masa Orde Baru), maka jalur relasi Bukittinggi–Payakumbuh ditutup mulai tahun 1973[1][7] dan ditutup sepenuhnya pada tahun 1986 dengan tutupnya segmen Padang Panjang–Bukittinggi akibat kebijakan rasionalisasi lokomotif diesel yang membuat lokomotif uap dirucat semua karena jalur ini sangat bergantung dengan lokomotif uap. Sebelum ditutup, jalur segmen Padang Panjang–Bukittinggi pernah dilewati Lokomotif BB204 namun tidak mampu karena prasarana yang sangat tua.

Untuk memulai reaktivasi jalur ini, Stasiun Bukittinggi dan Stasiun Payakumbuh sudah memasang papan nama dengan logo PT KAI 2011-20. Penggusuran telah dilakukan di Stasiun Bukittinggi pada akhir tahun 2017.[8] Saat ini sedang dilakukan penyusunan AMDAL untuk jalur menuju Bukittinggi[9] dan konstruksinya akan dimulai pada tahun 2019 mendatang. Diperkirakan trase untuk reaktivasi jalurnya diubah dari yang semula menghadap jalan raya menjadi membelakangi jalan raya lintas provinsi. Reaktivasi ini dilatarbelakangi oleh kemacetan jalan menuju Bukittinggi yang tidak bisa terkontrol lagi serta menjadi prioritas utama pemerintah pusat dalam reaktivasi jalur kereta api mati bersamaan dengan jalur Cianjur–Padalarang dan Cikudapateuh–Ciwidey.

Jalur terhubung

Lintas aktif

Tidak terhubung dengan lintas aktif manapun

Lintas nonaktif

Daftar stasiun

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas SSS 1 Teluk Bayur–Padang–Lubuk Alung–Padang Panjang–Payakumbuh
Segmen Padang Panjang–Bukittinggi
Diresmikan pada tanggal 1 November 1891
oleh Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust
Termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat
7050 Padang Panjang PP Jalan Sutan Syahrir, Silaing Atas, Padang Panjang Barat, Padang Panjang km 75+361 lintas Teluk BayurPadangLubuk AlungPadang PanjangBukittinggiPayakumbuh +773 m Tidak beroperasi  
7201 Kantin KATN km 76+101 Tidak beroperasi
- Bintungan BIT km 78+800 Tidak beroperasi
7202 Pasar Rebo PSB Pasa Raba'a, Panyalaian, Sepuluh Koto, Tanah Datar km 80+060 +979 m Tidak beroperasi
7203 Kototua KTT km 81+100 Tidak beroperasi
- Aer Angat ARA km 82+800 Tidak beroperasi
- Kayu Tanduk KYD km 83+373 Tidak beroperasi
7207 Koto Baru KOB Jalan Raya Padang Panjang-Bukittinggi, Koto Baru, Sepuluh Koto, Tanah Datar km 85+552 +1.154 m Tidak beroperasi
- Padang Giring-giring PRR km 86+200 Tidak beroperasi
7209 Sungai Buluh SGB km 88+460 Tidak beroperasi
- Cingkaring CIN km 89+577 Tidak beroperasi
7215 Padang Luar PDR Jalan Raya Pasar Padang Lua-Bukittinggi, Padang Lua, Banuhampu, Agam km 90+740 Tidak beroperasi
7220 Bukittinggi BKT Jalan M. Syafei, Tarok Dipo, Guguk Panjang, Bukittinggi km 94+567 +920 m Tidak beroperasi  
Segmen Bukittinggi–Payakumbuh
Diresmikan pada tanggal 15 September 1896
7221 Aurtajungkang ATJ km 95+352 Tidak beroperasi
- Anak Limau AKL km 97+100 Tidak beroperasi
- Parit Putus PTP km 98+700 Tidak beroperasi
7224 Tanjung Alam TLM Jalan Raya Batusangkar-Bukittinggi, Tanjung Alam, Biaro Gadang, IV Angkek, Agam km 99+887 Tidak beroperasi
7225 Biaro BIO km 102+300 Tidak beroperasi
7226 Kotoh Ilalang KTH km 104+100 Tidak beroperasi
7227 Baso BSO Jalan Raya Batusangkar–Bukittinggi, Candung Koto Laweh, Candung, Agam km 105+912 +909 m Tidak beroperasi
7228 Ujung Guguk UJG km 109+576 Tidak beroperasi
Simpang Padang Tarab SPP km 111+600 Tidak beroperasi
7231 Padang Tarab PGT Jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh, Padang Tarok, Baso, Agam km 113+115 +697 m Tidak beroperasi
7232 Simpang (Payakumbuh) SIP km 117+172 Tidak beroperasi
7233 Piladang PLG[a] Jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh, Piladang, Koto Tangah Batu Hampa, Akabiluru, Lima Puluh Kota km 119+250 Tidak beroperasi
Pakansinayan km 124+368 Tidak beroperasi
7234 Payakumbuh PY Jalan Soekarno-Hatta, Parit Rantang, Payakumbuh Barat, Payakumbuh km 127+526 +514 m Tidak beroperasi  
Segmen Payakumbuh–Limbanang[10]
Panjang segmen 20 km
Diresmikan pada tanggal 19 Juni 1921

Ditutup pada 1 Oktober 1933[11]
- Simalanggang - - km ? Tidak beroperasi
- Dangung-dangung - - km ? Tidak beroperasi
- Limbanang - - km 147+??? Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [12]
  • Stasiun nonaktif: [13][14]
  • Pengidentifikasi stasiun: [15]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [16]:106-124


Catatan kaki

  1. ^ Singkatan stasiun ini sama dengan Stasiun Bogor Paledang

Referensi

  1. ^ a b Asdhiana, I Made, ed. (2016-01-05). "Yang Tersisa dari Kejayaan Kereta Api di Sumbar". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-11. 
  2. ^ Sumbar, Antara. "Sejarah Kereta Api Sumbar dan Mimpi "Shinkansen"". ANTARA News. Diakses tanggal 2018-08-11. 
  3. ^ made, ed. (2010-03-25). "Bukittinggi, Fort de Kock, Berawal dari Pasar". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-11. 
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama verslag
  5. ^ (Belanda) Reitsma, S. A.: Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen; Batavia (Jakarta) – Weltevreden 1928
  6. ^ Sumatra, De (20-09-1933). "SUMATRA DE S.S. OP SUMATRA. De opheffing van Pajacombo – Limbanang en de tarieven-politiek." J. Hallermann. Diakses tanggal 2-6-2019. 
  7. ^ Safwan, M.; Taher, I; Asnan, G.; Syafrizal (1987). "Sejarah Kota Padang". Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI. 
  8. ^ "Penggusuran Rumah Warga Di Stasiun Bukittinggi Berlangsung Aman - Pilar Bangsa News". Pilar Bangsa News. 2017-12-05. Diakses tanggal 2018-08-11. 
  9. ^ "PT. KAI Gelar Konsultasi Publik Reaktivasi Jalur Kereta Api – Kaba12.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-28. Diakses tanggal 2018-08-28. 
  10. ^ "Overzicht van de lijnen SSS". Studiegroep Zuid-West-Pacific. Diakses tanggal 23 Juni 2019. 
  11. ^ (Belanda) "Spoor- en tramwegen; tijdschrift voor het spoor- en tramwegwezen in Nederland en Indië, jrg 8, 1935, no 16, 30-07-1935". Moorman's Periodieke PersDen Haag. 30 Juli 1935. hlm. 380. Archived from the original on 2020-08-25. Diakses tanggal 3 Februari 2020. 
  12. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  13. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  14. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  15. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  16. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.