Lokomotif CC206

salah satu lokomotif diesel-elektrik di Indonesia
Revisi sejak 6 Desember 2024 16.57 oleh Apri DAV (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Lokomotif CC206 adalah lokomotif diesel elektrik produksi General Electric Transportation, Amerika Serikat untuk Indonesia yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Lokomotif ini dilengkapi dua bogie dengan konfigurasi C-C (Co'Co'), yaitu tiga buah roda penggerak di setiap bogienya. Terdapat perbedaan dengan lokomotif diesel elektrik buatan GE lain pada jenis yang sama, yaitu dilengkapi dua kabin masinis di ujung muka dan belakang, seperti lokomotif di Eropa pada umumnya. Lokomotif CC206 diperuntukkan untuk keperluan angkutan barang dan penumpang di Pulau Jawa. Sementara di Sumatera Selatan, lokomotif ini hanya diperuntukkan untuk keperluan angkutan barang.

Lokomotif CC206
Lokomotif CC 206 13 49 Melintas langsung Stasiun Pondok Jati
Jenis dan asal
Sumber tenagaDiesel elektrik
ProdusenGeneral Electric Transportation
ModelGE CM20EMP
Tanggal produksi2012-2013, 2015-2016
Jumlah diproduksi150 buah
Data teknis
Konfigurasi:
 • Whyte0-6-6-0
 • AARC-C
 • UICCo'Co'
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
BogieFabricated Bogie (PT Barata Indonesia Persero)
Panjang15.849 mm (17 ydftin)
Lebar2.743 mm (3 ydftin)
Tinggi3.695 mm (4 ydft 1,5 in)
Beban gandar15 ton (15 ton panjang; 17 ton pendek)
Jenis bahan bakarHigh-Speed Diesel (HSD)
MesinGE 7FDL-8
Jenis mesin4 langkah, Turbocharger
AlternatorGE 761
GeneratorGE GT601
Motor traksi6 unit
Silinder8 buah
Rem lokomotifWestinghouse 26L
(Terdiri dari: Rem udara tekan, Pengereman dinamis, Rem parkir)
Sistem keselamatanLOCOCOMM™, LOCOTROL® Distributed Power, Train Control/SCADA, Ultra Cab II Signaling, GE Integrated Function Display™, GE BrightStar™ Microprocessor and Computer System
Jenis lonceng: Graham White GW373 E-Bell

Jenis klakson:

  • Nathan P-2 horn
  • Nathan P-2 horn + Nathan KS-1L (CC 206 15 17)
Performansi
Kelajuan maksimum120 kmh (75 mph)
Daya mesin1.680 kW (2.250 hp)
Gaya traksi248 kN (56.000 lbf)
Karier
LokalPulau Jawa (penumpang dan barang)
Sumatera Selatan (barang)
Mulai dinas2013 (generasi I)
2015 (generasi IIA)
2016 (generasi IIB)
Keadaan149 unit beroperasi, 1 unit konservasi.

Terdapat perbedaan antara lokomotif CC206 dan lokomotif sebelumnya, antara lain tenaga lebih besar dan tingkat emisi gas buang lebih rendah. Dengan berat lokomotif mencapai 90 ton (89 ton panjang; 99 ton pendek) dengan beban gandar sebesar 15 ton (15 ton panjang; 17 ton pendek) maka jalur rel di Jawa disesuaikan untuk mengakomodasi lokomotif ini

CC206 merupakan lokomotif terakhir produksi GE Transportation yang didesain, diproduksi, dan diekspor secara khusus untuk Indonesia, sebelum divisi tersebut dijual oleh General Electric ke Wabtec pada tahun 2018–2019.[1][2]

Latar belakang

sunting

Keberadaan lokomotif berkabin ganda di Indonesia berawal dari lokomotif berusia tua yang pernah beroperasi, seperti lokomotif CC200, BB301, BB304, dan BB305 CFD. Namun, semua lokomotif tersebut telah berumur lebih dari 30–40 tahun dan banyak dilakukan pengafkiran/perucatan—lokomotif CC200 yang berusia di atas 60 tahun dan seluruh BB305 kini telah dirucat. Lokomotif berkabin ganda tersebut dirancang supaya tidak perlu diputar di pemutar rel sebelum beroperasi.

Pada dasawarsa 2000-an, PT KAI memiliki gagasan untuk memesan lokomotif yang kuat, berkabin ganda, dilengkapi teknologi komputer GE BrightStar™ Sirius yang sebelumnya juga dimiliki oleh lokomotif CC204, serta memiliki layar monitor komputer.

Dalam beberapa tahun terakhir, pengadaan CC204 dinilai kurang efisien. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya produksi lokomotif per tahun, tetapi kebutuhan akan lokomotif cukup banyak. Gagasan dalam pemesanan lokomotif CC206 ke General Electric muncul pada 2010 untuk menambah armada PT KAI, digunakan untuk keperluan angkutan barang di Pulau Jawa. Selain itu, lokomotif ini dipesan dalam jumlah banyak. PT KAI mampu mendatangkan seratus unit hanya dalam setahun meskipun didatangkan dalam beberapa generasi—dibandingkan dengan pengadaan 37 unit lokomotif CC204 yang membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun.

Pengadaan

sunting
 
CC206 15 29 saat baru tiba di Pelabuhan Panjang.

Pada 2012, PT KAI memesan seratus unit lokomotif CC206 (CM20EMP) tanpa bogie buatan General Electric Transportation dengan nilai kontrak sebesar Rp4 triliun.[3] Bogie lokomotif dirakit oleh PT Barata Indonesia (Persero).[4]:44 Pada 2013, 100 unit lokomotif CC206 yang dipesan tiba secara bertahap di Pelabuhan Tanjung Priok. Lokomotif-lokomotif tersebut kemudian diangkut ke Balai Yasa Yogyakarta untuk dilakukan pemasangan bogie.[5]

Pada tahun 2015, PT KAI kembali memesan 50 unit lokomotif CC206 kepada General Electric. Sebanyak 39 unit lokomotif tiba pada 2015, sementara 11 unit sisanya tiba pada 2016.[6] Saat ini, seluruh lokomotif CC206 telah berada di Indonesia dan digunakan untuk keperluan kereta api penumpang dan barang.

Data teknis

sunting

Desain bentuk lokomotif

sunting

Desain lokomotif CC206 memiliki kemiripan dengan salah satu lokomotif GE yang beroperasi di Australia, yaitu lokomotif Class 2800 (GE CM30-8) milik Queensland Rail. Sementara itu, desain kabin memiliki kemiripan dengan lokomotif milik China Railway, yaitu China Railways HXN5 (GE ES59ACi) dan lokomotif milik Indian Railways, yaitu Indian Locomotive Class WDG-4G (GE ES43ACmi). Lampu lokomotif seperti lampu kabut dan lampu semboyan masih mengikuti desain lokomotif GE sebelumnya yang beroperasi di Indonesia.

Mesin, spesifikasi lokomotif, dan perangkat elektronik

sunting

Lokomotif CC206 menggunakan mesin delapan silinder, GE 7FDL-8 mesin yang sama digunakan pada lokomotif GE untuk KAI sebelumnya namun daya yang dihasilkan sedikit lebih besar yakni 2250 hp serta emisi gas buang lebih rendah.

Lokomotif ini dilengkapi perangkat elektronik komputer GE BrightStar™ Sirius yang dipadukan dengan layar monitor GE Integrated Function Display™ (GE IFD) seperti lokomotif Dash-sehingga menjadikan CC206 sebagai lokomotif yang dilengkapi layar monitor komputer kendali kedua di Indonesia setelah CC205 dan lokomotif GE pertama di Indonesia dengan layar tampilan. Berbeda dengan lokomotif CC204 yang juga menggunakan perangkat elektronik komputer GE BrightStar™ Sirius, tetapi tidak memiliki layar monitor seperti di lokomotif CC206.

Lokomotif ini memiliki klakson yang "Berbeda dan terdengar lebih keras dari lokomotif sebelumnya" karena menggunakan jenis klakson "Nathan P-2 Horn" sehingga ia dijuluki sebagai "Si Puong" atau "Puongs" oleh penggemar kereta api. Selain itu lokomotif ini juga memiliki julukan "Muka Dua" karena memiliki dua kabin masinis dan juga "Badut".

Daya angkut lokomotif ini bisa mencapai 20 gerbong terbuka 50 ton (49 ton panjang; 55 ton pendek), 33-35 gerbong datar, gerbong ketel dan gerbong tertutup maupun 16 kereta penumpang untuk satu lokomotif penarik.[7]

Alokasi

sunting
 
Kereta api Jayakarta yang berdinas Lokomotif CC 206 15 10 SDT sebelum dimutasi Ke Depo Lokomotif Kertapati

Lokomotif CC206 generasi pertama ditempatkan di seluruh depo induk lokomotif yang berada di Pulau Jawa untuk keperluan angkutan penumpang (termasuk menarik rangkaian kereta panjang) maupun barang, kecuali Depo Induk Madiun dan Depo Induk Jember.

Sebanyak sebelas lokomotif CC206 generasi kedua pada awalnya dialokasikan di Jawa, sementara 28 unit lokomotif generasi IIA dan 11 unit lokomotif generasi IIB dialokasikan di Depo Kertapati, Palembang, yang berada di Divisi Regional III Palembang—lokomotif sebelumnya dilakukan uji coba di Jawa. Mulai 26 Februari 2021, lokomotif CC206 15 09 dan CC 206 15 10 serta lokomotif CC206 15 08 dan CC206 15 11 per 1 April 2024, yang sebelumnya milik Depo Lokomotif Sidotopo Surabaya, telah dimutasi ke Depo Lokomotif Kertapati Palembang untuk kebutuhan angkutan batubara.

Di Sumatera Selatan, lokomotif CC206 hanya digunakan untuk menarik kereta api barang, terutama angkutan batu bara di Divre III Palembang.

Insiden

sunting
 
Lokomotif CC206 13 23 saat menarik kereta api Argo Lawu, salah satu lokomotif CC206 yang mengalami kerusakan parah di kabin masinis setelah menabrak gerbong pengangkut pipa besar.
 
Lokomotif CC206 13 99 PWT (sekarang BD) saat menarik KA Pangrango. Ini adalah lokomotif yang sama dimana lokomotif ini menabrak truk pakan ternak saat berdinas di KA Turangga.
 
Lokomotif CC206 13 97 BD saat berdinas Kereta api Argo Wilis. Lokomotif yang sama dimana lokomotif tersebut mengalami tabrakan dengan Commuter Line Bandung Raya saat berdinas KA Turangga.
  • Pada 12 September 2013, terjadi kebakaran permukiman penduduk di Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang yang mengakibatkan lokomotif CC206 13 16 yang melangsir kereta api angkutan BBM Pertamina terbakar.[8]
  • Pada 4 April 2014, pukul 18.30 WIB, kereta api Malabar anjlok di km 224, Kampung Terung, Mekarsari, Kadipaten, Tasikmalaya karena terjadi tanah longsor. Kejadian ini mengakibatkan lokomotif CC206 13 55 BD (sekarang CPN) beserta dua kereta kelas eksekutif terperosok lalu keluar rel. Akibat beratnya medan, proses evakuasi lokomotif CC206 13 55 terhambat. Imbas pada kejadian tersebut, lalu lintas jalur selatan Jawa di koridor Bandung–Kutoarjo terhambat.[9]
  • Pada 4 Mei 2014, lokomotif CC206 13 69 yang menarik kereta api Bogowonto beserta gerbong pembangkit (P 0 08 01) terguling setelah menabrak truk kontainer di Cirebon, Jawa Barat.[10][11]
  • Pada 23 Mei 2015, CC206 13 23 yang menarik kereta api Bangunkarta tergelincir dan terguling di Stasiun Waruduwur, Cirebon dan menabrak rangkaian KA 2502 kereta api pipa besar.[12]
  • Pada 29 Agustus 2015, lokomotif CC206 15 07 menabrak sepur badug dan sebuah warung di dekat Balai Yasa Yogyakarta karena gagal uji rem. Manager Corporate Communication Daerah Operasi VI Yogyakarta, Gatut Sutiyatmoko, meyakini bahwa kejadian tersebut murni disebabkan oleh kegagalan rem. Saat itu, balai yasa bekerja sama dengan GE Transportation untuk melakukan uji coba lokomotif CC206.[13]
  • Pada 9 September 2016, lokomotif CC206 13 13 yang menarik kereta api semen ditabrak kereta derek pemeliharaan listrik aliran atas (LAA) di km 46+500 petak Bojonggede–Cilebut, tidak jauh dari Stasiun Bojong Gede. Kejadian ini mengakibatkan kabin CC206 tersebut rusak dan mengganggu jadwal perjalanan KA Commuter Jabodetabek lintas Bogor-Jakarta.[14]
  • Pada 20 Mei 2017 pukul 10.30 WIB, lokomotif CC206 13 92 YK yang menarik KA 1 Argo Bromo Anggrek tujuan Stasiun Gambir terbakar setelah menabrak mobil di perlintasan tak berpalang, 500 meter (0,31 mi) dari Stasiun Sedadi. Kejadian ini mengakibatkan empat penumpang mobil tewas, sementara perjalanan KA Argo Bromo Anggrek terhambat karena menunggu lokomotif penolong dari Depo Lokomotif Semarang Poncol.[15]
  • Pada 21 Mei 2017 pukul 21.52 WIB, lokomotif CC206 13 69 YK—lokomotif yang pernah mengalami kecelakaan KA Bogowonto pada 2014—yang menarik KA 3 Argo Bromo Anggrek tujuan Stasiun Gambir mengalami kerusakan di bagian depan akibat menabrak mobil bak terbuka di Randublatung, Blora.[16]
  • Pada 30 Maret 2023, lokomotif CC206 13 99 BD yang menarik KA Turangga menabrak truk pakan ternak di perlintasan kereta api nomor 76 antara Stasiun Jombang-Stasiun Sembung di Jatipelem, Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kecelakaan disebabkan karena truk yang mogok saat berada di perlintasan. Lokomotif CC206 13 99 ringsek, sementara tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun lalu lintas kereta api jalur selatan dan utara Pulau Jawa di koridor Madiun–Surabaya lumpuh.[17]
  • Pada 29 September 2023 Lokomotif CC206 13 46 SDT yang menarik KA Jayakarta menabrak forklift di perlintasan sebidang Kampung Baru dipetak antara Stasiun Lemahabang dan Kedunggedeh, Desa Tanjungbaru, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kecelakaan disebabkan oleh forklift yang tersangkut di badan rel. Lokomotif CC206 13 46 SDT Keluar dari jalur dan bogienya penyok yang menyebabkan Lokomotif tidak dapat berjalan dan harus menggunakan roda tambahan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.[18]
  • Pada 17 Oktober 2023 pukul 13.15 WIB KA Argo Semeru (KA 17) dengan lokomotif CC206 15 05 SDT menuju Jakarta Gambir anjlok hingga keluar jalur di km 520+4 petak antara Stasiun Sentolo dan Wates, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Setelah berselang beberapa saat, KA Argo Wilis (KA 6) dengan lokomotif CC206 13 53 BD mengarah Surabaya Gubeng menyerempet rangkaian KA Argo Semeru dan terdapat kerusakan pada bagian kiri lokomotif. Penyebab dari kecelakaan ini adalah terdapat perbaikan rel yang belum selesai. Tidak ada korban jiwa atas peristiwa tersebut, tetapi jalur selatan Jawa di koridor KutoarjoYogyakarta lumpuh total karena tertutup oleh kedua kereta tersebut.[19]
  • Pada 5 Januari 2024 pukul 06.03 WIB, terjadi adu banteng yakni tabrakan antara KA 350 Commuter Line Bandung Raya dan KA 65A Turangga di petak KM 181+700 antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka. Insiden ini melibatkan dua lokomotif. Lokomotif CC201 77 17 CN ringsek sehingga diafkirkan/rucat di Balai Yasa Yogyakarta sedangkan lokomotif CC206 13 97 BD rusak dibagian underframe. Insiden ini telah memakan korban jiwa pegawai kereta sebanyak 4 orang dan 37 orang lainnya mengalami luka-luka.[20]

Galeri

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Kutipan

sunting
  1. ^ Brumpton, H.; Vats, R. (2018-05-21). "GE to merge transportation unit with Wabtec in $11.1 billion deal". Reuters. Diakses tanggal 2024-09-19. 
  2. ^ Burroughs, D. (2019-02-25). "Wabtec - GE Transportation merger completed". International Railway Journal. Diakses tanggal 2024-09-19. 
  3. ^ "GE Menangi Tender Pengadaan 100 Lokomotif KAI". beritasatu.com. 2012-02-23. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-25. Diakses tanggal 2018-04-29. 
  4. ^ UGM 2016.
  5. ^ Suryanto 2013.
  6. ^ Supriyanto 2016.
  7. ^ "Search". GE Transportation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-19. Diakses tanggal 2016-11-15. 
  8. ^ "TribunNews: Lokomotif Ini Ikut Jadi Korban Kebakaran di Malang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-10. Diakses tanggal 2014-08-30. 
  9. ^ Majalah KA Edisi Mei 2014, halaman 22 s.d. 23. Beratnya Medan Hambat Evakuasi CC206
  10. ^ "Merdeka: Lokomotif KA Bogowonto yang Terguling Belum Dievakuasi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-20. Diakses tanggal 2014-06-07. 
  11. ^ Majalah KA Edisi Juni 2014: Lagi-lagi CC206 Jungkel
  12. ^ "Okezone: Tabrakan terjadi karena KA Bangunkarta tergelincir dari rel". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-24. Diakses tanggal 2015-06-17. 
  13. ^ "Breaking News TribunJogja: Lokomotif PT KAI Gagal Uji Rem dan Tabrak Ujung Rel". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-10. Diakses tanggal 2015-08-30. 
  14. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-11. Diakses tanggal 2016-10-05. 
  15. ^ "Tabrakan Avanza-Argo Anggrek di Grobogan, 4 Meninggal". Tempo Nasional. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-20. Diakses tanggal 2017-05-31. 
  16. ^ Suara.com. "KA Argo Bromo Anggrek Tabrak Mobil di Blora". suara.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-24. Diakses tanggal 2017-05-31. 
  17. ^ Beritasatu.com. "KA Turangga Tabrak Truk Pengangkut Pakan Ternak". beritasatu.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-03. Diakses tanggal 2023-04-02. 
  18. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-10-04. Diakses tanggal 2023-10-02. 
  19. ^ Priyatna, Aditya (17 Oktober 2023). "KA Argo Semeru Kecelakaan di Kulon Progo, Saksi Mata: Ada Asap Putih, Tiba-tiba Gerbong Keluar Jalur". Kompas.com. Yogyakarta: KG Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-10-19. Diakses tanggal 17 Oktober 2023. 
  20. ^ Fajar Fadhillah, Muhammad (2024-01-05). "Kecelakaan Kereta 'Adu Banteng' KA Turangga dan KA Bandung Raya". Kompas TV. Diakses tanggal 2024-12-06. 

Daftar pustaka

sunting

Pranala luar

sunting