Asia Tenggara

bagian tenggara benua Asia
Revisi sejak 13 Desember 2024 17.06 oleh Gaung Tebono (bicara | kontrib) (perbaikan info)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Asia Tenggara adalah wilayah yang terletak di bagian tenggara benua Asia. Wilayah ini mencakup Semenanjung Indochina dan Semenanjung Malaka, serta Kepulauan Nusantara. Asia Tenggara berbatasan dengan Tiongkok di sebelah utara, Samudra Pasifik di timur, Samudra Hindia di selatan, dan Samudra Hindia, Teluk Benggala, dan anak benua India di barat.

Asia Tenggara
Wilayah4.545.792 km2 (2.824.624 mil2)
Populasi675.796.065 (ke-3)[1][2]
Kepadatan144,2/km2 (373/sq mi)
Negara dan wilayah
PDB$3,317 triliun (nilai tukar)[3]
PDB per kapita$5,017 (nilai tukar)[3]
IPMKenaikan 0.723
Bahasa
Zona waktu
UTC+5:30–UTC+9
  • UTC+5:30: Kepulauan Andaman dan Nikobar
    UTC+6:30: Myanmar, Kepulauan Cocos (Keeling)
    UTC+7:00: Indonesia, Kamboja, Laos, Pulau Natal, Thailand, Vietnam
    UTC+8:00: Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura
    UTC+9:00: Indonesia, Timor Leste
Ibu kota
Kota besar

Asia Tenggara terletak di dekat persimpangan lempeng tektonik, dengan aktivitas seismik dan vulkanik yang tinggi. Lempeng Sunda merupakan lempeng utama di kawasan ini, mencakup hampir seluruh negara di Asia Tenggara kecuali Myanmar, Thailand bagian utara, Laos bagian utara, Vietnam bagian utara, dan Luzon bagian utara Filipina, sedangkan Lempeng Sunda hanya mencakup Indonesia bagian barat hingga ke timur. provinsi Bali di Indonesia. Pegunungan di Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaysia, dan Sumatra, Jawa, Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Timor di Indonesia merupakan bagian dari Sabuk alpida, sedangkan pulau-pulau di Filipina dan Indonesia serta Timor Timur adalah bagian dari Cincin Api Pasifik. Kedua sabuk seismik tersebut bertemu di Indonesia sehingga menyebabkan wilayah tersebut relatif sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi, khususnya di wilayah Filipina dan Indonesia.

Asia Tenggara Dibedakan dalam dua kelompok: Asia Tenggara Daratan (ATD) yang Terdiri atas Semenanjung Indochina dan Semenanjung Malaka dan Asia Tenggara Maritim (ATM) yang Terdiri Atas Kepulauan Filipina Dan Nusantara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Timor Leste, dan Brunei Darussalam) Atau Yang Lebih Sering Disebut Kepulauan Melayu.[4] Meskipun terdapat bagian dari wilayah Malaysia yang tersambung dengan benua utama Asia, Malaysia tetap dikategorikan sebagai negara ATM karena alasan budaya. Semua negara Asia Tenggara terhimpun ke dalam organisasi ASEAN. Timor Leste yang sebelumnya merupakan bagian dari Indonesia telah mengajukan diri menjadi anggota ASEAN walaupun oleh beberapa pihak, atas alasan politis, negara ini dimasukkan ke kawasan Pasifik.[5]

Secara Geografis (dan juga secara historis) sebenarnya Taiwan dan pulau Hainan juga termasuk Asia Tenggara, sehingga diikutkan pula. Namun, karena alasan politik, Taiwan dan pulau Hainan lebih sering dimasukkan ke kawasan Asia Timur. Kepulauan Cocos dan Pulau Natal, yang terletak di selatan Jawa, oleh beberapa pihak dimasukkan sebagai Asia Tenggara meskipun secara politik berada di bawah administrasi Australia. Sebaliknya, Pulau Papua dimasukkan sebagai Asia Tenggara secara politik meskipun secara geologi sudah tidak termasuk Kedalam benua Asia.

Sejarah penamaan

sunting

Nama untuk kawasan ini pertama kali dipakai pada abad ke-20. Sebelumnya, Asia Tenggara dikenal dengan nama India Belakang (jika dibandingkan dengan anak benua India). Subkawasan Asia Tenggara terdiri dari sebelas negara, beberapa di antaranya berada di daratan utama (mainland), yang juga dikenal sebagai Asia Tenggara Daratan (Indochina) dan sebagian lagi seluruhnya merupakan kepulauan (Asia Tenggara Maritim), yang dikenal dengan istilah beragam, seperti Kepulauan Selatan (Nan Yang, Tiongkok, dan Vietnam), Kepulauan Melayu (Malay Archipelago menurut A.R. Wallace), Malayunesia (Logan), Indonesia (Logan, dan Adolf Bastian), Hindia Timur (Oost-Indie, Belanda), Malaysia, Insulinde (oleh orang Hindia Belanda di awal abad ke-20), atau Nusantara (oleh masyarakat Indonesia). Agak menarik bahwa Semenanjung Malaya biasanya dimasukkan dalam wilayah kepulauan meskipun masih tersambung dengan benua Asia.

Subkawasan Negara Bendera Ibu kota Mata uang Pemerintahan Bahasa Resmi Lambang
Indochina Kamboja   Phnom Penh Riel Kerajaan (Raja) Kamboja & Prancis  
Laos   Vientiane Kip Republik (Presiden) Laos  
Myanmar   Naypyidaw Kyat Republik (Presiden) Myanmar  
Vietnam   Hanoi Đồng Republik (Presiden) Vietnam  
Thailand   Bangkok Baht Kerajaan (Raja) Thai  
Semenanjung Malaya
Malaysia   Kuala Lumpur Ringgit Kerajaan (Sultan/Yang diPertuan Agong) Malaysia, Inggris, Mandarin & Tamil  
Kepulauan Melayu
Indonesia   Jakarta Rupiah Republik (Presiden) Bahasa Indonesia  
Filipina   Manila Peso Republik (Presiden) Filipino (Tagalog), Inggris & Spanyol  
Singapura   Singapura Dolar Singapura Republik (Presiden) Inggris, Mandarin, Melayu & Tamil  
Brunei Darussalam   Bandar Seri Begawan Dolar Brunei Kerajaan Islam (Sultan) Melayu & Inggris  
Timor Leste   Dili Dolar Amerika Serikat Republik (Presiden) Tetun & Portugis  

Geografi

sunting

Geologi

sunting
 
Lempeng tektonik di kawasan Asia Tenggara, Anatara Lempeng Sunda, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Filipina

Asia Tenggara terletak pada pertemuan lempeng tektonik, dengan aktivitas gempa bumi (seismik) dan gunung berapi (vulkanik) yang tinggi. Sementara ATD relatif stabil, dan merupakan daratan tua, ATM sangatlah dinamis karena di sana bertemu dua lempeng benua besar: lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia Lempeng Sunda, ditambah dengan lempeng Filipina yang lebih kecil. Tiga pulau besar di Indonesia: Sumatra, Jawa, dan Kalimantan baru terpisah dari benua Asia sekitar 10 ribu tahun yang lalu akibat naiknya muka air laut karena usainya Zaman Es terakhir. Pulau Papua secara geologi termasuk dalam benua Australia, yang juga terpisah karena peristiwa yang sama. Kedua lempeng besar itu bertemu pada busur cekungan yang memanjang ke selatan dari Teluk Benggala di barat Myanmar, dan Thailand, terus menuju sisi barat Sumatra, lalu membelok ke timur membentuk Palung Jawa yang memanjang di selatan Jawa dan Kepulauan Nusa Tenggara. Akibatnya gempa bumi sering terjadi di daerah-daerah sekitarnya, seperti Gempa bumi Samudra Hindia 2004. Desakan lempeng Indo-Australia mengangkat permukaan pulau-pulau yang ada di dekatnya, sehingga terbentuklah deretan gunung berapi aktif. Pulau Jawa adalah pulau dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia. Gunung Kerinci adalah gunung berapi tertinggi di Asia Tenggara. Di sebelah timur Filipina terdapat pula Palung Mindanao, dan Palung Mariana yang merupakan pertemuan antara lempeng Filipina, dan lempeng Pasifik. Di Filipina juga terdapat aktivitas kegunungapian yang tinggi.

Puncak tertinggi yang berada di Gunung Kinabalu (4.101 m; Kalimantan) dan Puncak Jaya di Pulau Papua, Indonesia (5.030 m).

Terdapat beberapa klaim, dan perebutan wilayah, dan batas perairan di kawasan ini, yang melibatkan negara-negara di kawasan ini maupun yang melibatkan negara di luar Asia Tenggara (terutama Tiongkok dan Taiwan dalam kasus Kepulauan Spratly).

Geografi

sunting
 
Peta relief Asia Tenggara

Geografi Asia Tenggara dapat dikategorikan menjadi dua bagian, daratan, dan kepulauan. Negara-negara yang berada di daratan termasuk Myanmar, Kamboja, Laos, Thailand, Semenanjung Malaysia, dan Vietnam, sedangkan negara-negara yang berada di kepulauan termasuk Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia Timur, dan Singapura.

Asia Tenggara secara astronomis terletak pada 28°LU-11°LS dan 93°BT-141°BT. Asia Tenggara terletak diantara dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Samudra Hindia berada di sebelah selatan dan barat. Dan Samudra Pasifik berada di sebelah timur.

Seluruh wilayah Asia Tenggara dipengaruhi oleh angin muson yang bertiup dari barat laut dan kembali bertiup dari tenggara. Sehingga dengan angin ini memberi curah musim hujan yang cukup dapat diprediksi.[6]

Sejarah

sunting

Dengan ditemukannya Homo floresiensis di Pulau Flores pada 2003 menandakan bahwa di daerah kepulauan Asia Tenggara ini paling tidak telah ditinggali oleh manusia sejak 18.000 tahun lalu, dengan perkiraan terjauh sampai 94.000 tahun yang lalu. Sejarah Asia Tenggara sebelum zaman kerajaan tidak diketahui banyak. Beberapa kerajaan berawal di daratannya, yang sekarang Myanmar, Kamboja, dan Vietnam.

Kerajaan pertama yang berkembang di kepulauan Asia Tenggara adalah Sriwijaya. Dari sejak abad ke-5 ibu kota Sriwijaya, Palembang, merupakan pelabuhan utama antara India dan Tiongkok. Dan kemudian diikuti oleh Majapahit, Sailendra, dan Mataram. Pedagang Muslim mulai memasuki daerah ini pada abad ke-12. Pasai merupakan kesultanan pertama.

Karena kondisi geografis yang berdekatan dengan India dan Tiongkok, kawasan ini banyak terpengaruh oleh kebudayaan India, dan Tiongkok. Selat Malaka merupakan jalur perdagangan yang ramai sejak berabad-abad lalu, dan masih bertahan hingga sekarang.

Ekonomi

sunting

Kebanyakan ekonomi negara-negara di Asia Tenggara masih digolongkan negara berkembang, hanya Singapura yang digolongkan ke dalam negara maju.

Ekonomi kawasan Asia Tenggara masih banyak tergantung pada hasil alam, dengan pengecualian Singapura. Dengan pembentukan kawasan perdagangan bebas Asia Tenggara oleh negara-negara ASEAN diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.

Demografi

sunting
 
Piramida populasi Asia Tenggara pada tahun 2023
 
Distribusi populasi Asia Tenggara pada tahun 2017.

Penduduk asli Asia Tenggara terdiri dari berbagai macam suku yang jumlahnya sangat banyak. Pada tahun 2021, sekitar 676 juta orang tinggal di wilayah ini, lebih dari seperlimanya (143 juta) tinggal di Pulau Jawa, Indonesia, pulau besar terpadat di dunia. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak dengan jumlah penduduk 274 juta jiwa (40%), dan juga negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia. Distribusi agama dan masyarakat di Asia Tenggara beragam dan berbeda-beda di setiap negara. Sekitar 30 juta orang Tionghoa perantauan juga tinggal di Asia Tenggara, yang paling menonjol di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, dan juga sebagai suku Hoa di Vietnam.

Kamboja Khmer (94%), Tionghoa (4%), Etnis Vietnam (1%), lainnya (kebanyakan suku Cham) (1%)
Laos Lao Daratan Rendah (56%), Lao Theung (34%), Lao Soung (10%)
Myanmar Burma (68%), Shan (9%), Karen (6%), Rakhine (4%), lainnya (termasuk suku Tionghoa, dan Indo-Arya) (13%)
Thailand suku Thai (75%), Tionghoa (14%), suku Melayu (4%), Khmer (3%), lainnya (4%)
Vietnam Etnis Vietnam (88%), Tionghoa (4%), Thai (2%), lainnya (6%)
Brunei Melayu (69%), Tionghoa (18%), suku pribumi Brunei (6%), lainnya (7%)
Filipina Filipino (80%), Tionghoa (10%), Indo-Arya (5%), bangsa Eropa dan Amerika (2%), Arab (1%), lainnya (2%)
Indonesia suku Jawa (41,7%), suku Sunda (15,4%), suku Melayu (3,4%), suku Madura (3,3%), suku Batak (3.0%), suku Minangkabau (2,7%), suku Betawi (2,5%), suku Bugis (2,5%), suku Banten (2,1%), suku Banjar (1,7%), suku Bali (1,5%), suku Sasak (1,3%), suku Makassar (1,0%), suku Cirebon (0,9%), suku Tionghoa (0,9%), suku Aceh (0,43%), suku Toraja (0,37%), sisanya ratusan suku kecil dari Rumpun Melanesia dan Melayu-Polinesia.
Malaysia Melayu dan Orang Asli (60%), Tionghoa (30%), Tamil (6,4%), lainnya (2%)
Singapura Tionghoa (76%), Melayu (15%), Indo-Arya (7%), lainnya (2%)
Timor Leste Austronesia, suku Melayu, suku Portugis Eropa

Agama yang dianut oleh penduduk Asia Tenggara sangat beragam, dan tersebar di seluruh wilayah. Agama Buddha menjadi mayoritas di Thailand, Myanmar, dan Laos serta Vietnam dan Kamboja.[7] Agama Islam dianut oleh mayoritas penduduk di Indonesia, Malaysia, dan Brunei[8] dengan Indonesia menjadi negara dengan penganut Islam terbanyak di dunia.[9] Agama Kristen menjadi mayoritas di Filipina dan Timor Leste.[10] Di Singapura, agama dengan pemeluk terbanyak adalah agama yang dianut oleh orang Tionghoa seperti Buddha, Taoisme, dan Konfusianisme.[butuh rujukan]

Negara Agama
  Kepulauan Andaman dan Nikobar Hinduisme (69.45%), Kekristenan (21.7%), Islam (8.51%), Sikh dan lainnya
  Brunei Darussalam Islam (81%), Buddhisme, Kekristenan, lainnya (kepercayaan pribumi, dan lain-lain)
  Kamboja Buddhisme (97%), Islam, Kekristenan, Animisme, lainnya
  Timor Leste Katolik Roma (97%), Kristen Protestan, Islam, Hinduisme, Buddhisme
  Indonesia Islam (86.7%), Kristen Protestan (7.6%), Katolik Roma (3.12%), Hinduisme (1.74%), Buddhisme (0.77%), Konfusianisme (0.03%), lainnya (0.4%)[11][12]
  Laos Buddhisme (67%), Animisme, Kekristenan, lainnya
  Malaysia Islam (61.3%), Buddhisme, Kekristenan, Hinduisme, Animisme
  Myanmar (Burma) Buddhisme (89%), Islam, Kekristenan, Hinduisme, Animisme, lainnya
  Filipina Katolik Roma (80.6%), Islam (6.9%-11%),[13] Injili (2.7%), Iglesia ni Cristo (Gereja Kristus) (2.4%), Anggota Church of God Internasional (1.0%), Protestan lain (2.8%), Buddhisme (0.05%-2%),[14] Animism (0.2%-1.25%), lainnya (1.9%)[15]
  Singapura Buddhisme, Kekristenan, Islam, Taoisme, Hinduisme, lainnya
  Thailand Buddhisme (93.5%), Islam (5.4%), Kekristenan (1.13%), Hinduisme (0.02%), lainnya (0.003%)
  Vietnam Agama tradisional Viet (45.3%), Buddhisme (16.4%), Kekristenan (8.2%), lainnya (0.4%), tidak terafiliasi (29.6%)[16]

Lingkungan

sunting
 
Kerbau di Indonesia
 
Garis khayal Wallace yang memisahkan fauna Australasia dengan Asia Tenggara.

Beraneka ragam hewan hidup di Asia Tenggara; di pulau Kalimantan, dapat ditemukan orang utan, Gajah Asia, Badak Sumatra dan Macan Dahan (Neofelis nebulosa diardi). Binturong dapat ditemukan di pulau Palawan.

Kerbau, baik yang dipelihara maupun yang liar, tersebar di sepanjang Asia Tenggara, sedangkan kancil dapat ditemukan di Sumatra, dan Kalimantan. Kancil sendiri merupakan hewan yang sering muncul dalam cerita-cerita rakyat di Indonesia, dan banyak dikenal anak-anak.

Burung-burung yang cantik seperti burung merak dan srigunting (drongo) hidup di subkawasan Asia ini hingga sejauh sebelah timur Indonesia. Babirusa (babi dengan empat gading), anoa, dan komodo juga terdapat di Indonesia. Burung Enggang banyak dicari untuk paruhnya, dan diperdagangkan ke Tiongkok. Tanduk badak juga turut diperdagangkan.

Kepulauan Indonesia dipisahkan Garis Wallace. Garis ini berada di sepanjang sebuah perbatasan lempeng tektonik, dan memisahkan spesies Asia (Barat) dari spesies Australasia (Timur). Pulau-pulau antara Jawa/Kalimantan, dan Papua yang membentuk kawasan campuran di mana kedua spesies ada dinamakan Wallacea.

Perairan dangkal di terumbu karang (coral reef) di Asia Tenggara mempunyai tingkat biodiversitas tertinggi untuk ekosistem laut di dunia, di mana ikan-ikan, dan moluska banyak dijumpai. Ikan hiu paus (rhincodon typus) juga hidup di Laut Tiongkok Selatan.

Pepohonan, dan tanaman lainnya di kawasan ini adalah tumbuhan tropis; di beberapa negara di mana terdapat gunung-gunung yang cukup tinggi, tanaman bersuhu menengah dapat ditemukan. Wilayah-wilayah hutan hujan (rainforest) ini saat ini banyak mengalami penebangan liar, khususnya di Kalimantan.

Meskipun Asia Tenggara kaya akan flora, dan fauna, kawasan ini menghadapi penebangan hutan yang berat, sehingga mengakibatkan hilangnya habitat berbagai spesies terancam seperti orang utan, dan Harimau Sumatra. Pada saat yang sama, kabut asap juga merupakan peristiwa yang lazim. Kabut asap terburuk yang pernah terjadi berlangsung pada tahun 1998 yang menyebabkan beberapa negara diselimuti kabut yang tebal. Menghadapi masalah ini, beberapa negara di Asia Tenggara menandatangani Persetujuan ASEAN mengenai Pencemaran Kabut Asap Lintas Perbatasan (ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution) untuk melawan pencemaran yang diakibatkan kabut asap.

Rujukan

sunting
  1. ^ "World Population Prospects 2022". Divisi Populasi Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa. Diakses tanggal 17 Juli 2022. 
  2. ^ "World Population Prospects 2022: Demographic indicators by region, subregion and country, annually for 1950-2100" (XSLX) ("Total Populasi, per 1 Juli (ribuan)"). Divisi Populasi Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa. Diakses tanggal 17 Juli 2022. 
  3. ^ a b "World Economic Outlook Database, October 2019". IMF.org. International Monetary Fund. 15 October 2019. Diakses tanggal 3 September 2019. 
  4. ^ developer, mediaindonesia com. "Ini Dia 10 Negara di Asia Tenggara Lengkap dengan Data Terkait". mediaindonesia.com. Diakses tanggal 2023-05-15. 
  5. ^ Timor Leste Resmi Ajukan Diri Jadi Anggota ASEAN, detikNews, diakses tanggal 17 Maret 2011.
  6. ^ Kristina (2021-07-27). "Letak Geografis Wilayah Asia Tenggara, Diapit Dua Samudra". detikcom. Diakses tanggal 2021-10-22. 
  7. ^ "Field Listing – Religions". CIA Factbook. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 December 2018. Diakses tanggal 24 February 2007. 
  8. ^ Taylor, Jean Gelman (2003). Indonesia: Peoples and Histories . Yale University Press. hlm. 381. ISBN 978-0-300-10518-6. 
  9. ^ Warto dan Zainal Arif (2020). "Halal Product Business Between Opportunities and Challenges, Problematics and Their Solutions". Al-Ulum. 20 (1): 278. doi:https://doi.org/10.30603/au.v20i1.1170 Periksa nilai |doi= (bantuan). ISSN 1412-0534. 
  10. ^ "5 facts about Catholicism in the Philippines". Pew Research Center (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 June 2021. Diakses tanggal 2021-07-05. 
  11. ^ "Indonesia", The World Factbook (dalam bahasa Inggris), Central Intelligence Agency, 2021-12-29, diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2021, diakses tanggal 2022-01-06 
  12. ^ "Statistik Umat Menurut Agama di Indonesia". Kementerian Agama Republik Indonesia. 15 May 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2020. Diakses tanggal 24 September 2020. 
  13. ^ "National Commission on Muslim Filipinos". ncmf.gov.ph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 November 2016. Diakses tanggal 14 July 2016. 
  14. ^ BuddhaNet. "World Buddhist Directory – Presented by BuddhaNet.Net". buddhanet.info. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 March 2021. Diakses tanggal 23 October 2014. 
  15. ^ "2015 Philippine Statistical Yearbook" (PDF). psa.gov.ph. Philippine Statistical Authority. Oct 2015. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 11 October 2016. Diakses tanggal 26 July 2020. 
  16. ^ "Table: Religious Composition by Country, in Percentages". 18 December 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 May 2014. Diakses tanggal 17 March 2015. 

Pranala luar

sunting

Lihat pula

sunting