Rupa (Buddhisme)

Revisi sejak 29 Desember 2024 02.44 oleh Faredoka (bicara | kontrib) (terj dari enwiki (mesin terjemahan error); blm rapi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Dalam Buddhisme, rupa (Pali: rūpa), juga dikenal sebagai jasmani dan materi, merujuk pada semua jenis objek dasar.

Definisi

Menurut Kamus Monier-Williams (2006), rūpa didefinisikan sebagai:

  • ... setiap penampakan luar atau fenomena atau warna (sering kali jamak), bentuk (form), rupa (shape), figur (figure) RV . &c &c ...
  • untuk mengasumsikan suatu bentuk; sering kali ifc. = "memiliki bentuk (form) atau penampilan atau warna seperti", "dibentuk atau tersusun (formed or composed) dari", "terdiri dari", "mirip dengan" ....[1]

Theravāda

 Figur 1:
Lima Gugusan (pañcakkhandha)

sesuai dengan Tripitaka Pali.
 
 
rupa (rūpa)
  4 unsur
(mahābhūta)
   
   
   
      
 kontak 
(phassa)


    
 
kesadaran
(viññāṇa)

 
 
 
 
 



 
 
 
  faktor mental (cetasika)  
 
perasaan
(vedanā)

 
 
 
persepsi
(saññā)

 
 
 
formasi
(saṅkhāra)

 
 
 
 
 Sumber: MN 109 (Thanissaro, 2001)  |  
Figur 2: Enam Kelompok-Enam
sesuai Tripitaka Pali:
 
  landasan indra (āyatana)  
 
 
perasaan vedanā
   
 
 
nafsutaṇhā
   
  organ
indra
"internal"
<–> objek
indra
"eksternal"
 
 
kontak (phassa)
   
kesadaran (viññāṇa)
 
 
 
  1. Enam landasan indra internal adalah mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan batin/mental.
  2. Enam landasan indra eksternal adalah rupa, suara, ganda, rasa, sentuhan, dan objek mental.
  3. Kesadaran yang sesuai muncul dengan bergantung pada sebuah landasan indra internal dan landasan indra eksternal.
  4. Kontak adalah pertemuan dari suatu landasan indra internal, landasan indra eksternal, dan kesadaran.
  5. Perasaan bergantung pada kontak.
  6. Nafsu bergantung pada perasaan.
 Sumber: MN 148 (Thanissaro, 1998)    

Secara keseluruhan, rūpa adalah konsep Buddhis tentang bentuk materi, termasuk tubuh/jasmani dan materi eksternal. Lebih khusus lagi, dalam Tripitaka Pali, rūpa dikontekstualisasikan dalam tiga kerangka penting:[2]

  • rūpa-khandha – "gugusan rupa/materi," salah satu dari lima gugusan (khandha) yang dengannya semua fenomena dapat dikategorikan (lihat Figur 1).
  • rūpa-āyatana – "objek yang terlihat," objek indra eksternal mata, salah satu dari enam landasan indra eksternal (āyatana) yang dengannya dunia dapat dikenali (lihat Figur 2).
  • nāma-rūpa – “batin dan jasmani” atau “pikiran dan badan,” yang dalam rantai Kemunculan Bersebab (paṭicca-samuppāda) muncul dari kesadaran (viññāṇa) dan mengarah pada munculnya landasan-landasan indra.

Selain itu, secara lebih umum, rūpa digunakan untuk menggambarkan patung (rupang) Sang Buddha, yang terkadang disebut Buddharūpa.

Rūpa sebagai suatu gugusan dilihat melalui warna (vaṇṇa) dan gambar.

Rūpakkhandha

Empat unsur pokok

Rūpa yang ada terdiri dari empat unsur pokok atau yang tidak diturunkan (no-upādā):

  • tanah atau kekokohan
  • api atau panas
  • air atau kohesi
  • udara atau gerakan

Rupa turunan

Dalam Abhidhamma Piṭaka dan kepustakaan Pali belakangan,[3] rūpa dianalisis lebih lanjut dalam konteks sepuluh, dua puluh tiga, atau dua puluh empat jenis rupa sekunder atau turunan (upādā). Dalam daftar sepuluh jenis rupa turunan, berikut ini diidentifikasi:

  • mata
  • telinga
  • hidung
  • lidah
  • tubuh[4]
  • bentuk
  • suara
  • bau/ganda
  • rasa
  • sentuhan[5]

Jika dua puluh empat jenis turunan disebutkan, maka lima belas jenis berikut ditambahkan ke dalam sembilan jenis pertama dari sepuluh jenis di atas:

  • feminitas (itthibhāva / itthatta)
  • maskulinitas (pumbhāva / purisatta)
  • landasan jantung (hadayavatthu)[6]
  • indra nyawa (jīvitindriya)
  • makanan/sari makanan (āhāra / ojā)
  • isyarat tubuh (kāyaviññatti)
  • isyarat lisan (vacīviññatti)
  • elemen atau unsur angkasa (ākāsadhātu)
  • keringanan materi (rūpassa lahutā)
  • kelenturan materi (rūpassa mudutā)
  • kecekatan materi (rūpassa kammaññatā)
  • produksi materi (rūpassa upacaya)
  • kesinambungan materi (rūpassa santati)
  • kelapukan materi (rūpassa jaratā)
  • ketidakkekalan materi (rūpassa aniccatā)
  • makanan[7]

Daftar 23 jenis rupa turunan dapat ditemukan, misalnya, di kitab Dhammasaṅgaṇī dalam Abhidhamma Piṭaka (misalnya, Dhs. 596), yang menghilangkan daftar 24 jenis "landasan jantung".[8]

Lihat pula

Catatan


Referensi

  1. ^ Monier-Williams Dictionary, pp. 885-6, entry for "Rūpa," retrieved 2008-03-06 from "Cologne University" at http://www.sanskrit-lexicon.uni-koeln.de/monier/ (using "rUpa" as keyword) and http://www.sanskrit-lexicon.uni-koeln.de/cgi-bin/serveimg.pl?file=/scans/MWScan/MWScanjpg/mw0886-rUpakartR.jpg.
  2. ^ E.g., see Hamilton (2001), p. 3 and passim.
  3. ^ Hamilton (2001), p. 6.
  4. ^ Here, "body" (kāya) refers to that which senses "touch" (phoṭṭhabba). In the Upanishads, "skin" is used instead of "body" (Rhys Davids, 1900, p. 172 n. 3).
  5. ^ The first ten secondary elements are the same as the first five (physical) sense bases and their sense objects (e.g., see Hamilton, 2001, pp. 6-7).
  6. ^ According to Vsm. XIV, 60 (Buddhaghosa, 1999, p. 447), the heart-basis provides material support for the mind (mano) and mind consciousness. In the Sutta Pitaka, a material basis for the mind sphere (āyatana) is never identified.
  7. ^ The list of 24 can be found, for instance, in the Visuddhimagga (Vsm. XIV, 36 ff.) (Buddhaghosa, 1999, pp. 443 ff.; and, Hamilton, 2001, p. 7).
  8. ^ Compare Dhs. 596 (Rhys Davids, 2000, p. 172) and Vsm. XIV, 36 (Buddhaghosa, 1999, p. 443).

Daftar pustaka

Pranala luar

  • Thanissaro Bhikkhu (trans.) (2003). Maha-hatthipadopama Sutta: The Great Elephant Footprint Simile (MN 28). Retrieved 2008-03-06 from "Access to Insight" at [1].