Kota Surakarta

kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia

Surakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010)[1]. Kota dengan luas 44 km2 ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.[2]. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Solo merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun 1755.

Surakarta
Searah jarum jam: Citra kota Solo, salah satu sudut di Ngarsopuro, Pura Mangkunagaran, Sepur Kluthuk Jaladara, Pasar Antik Triwindu
Searah jarum jam: Citra kota Solo, salah satu sudut di Ngarsopuro, Pura Mangkunagaran, Sepur Kluthuk Jaladara, Pasar Antik Triwindu
Lambang resmi Surakarta
Julukan: 
Solo
Motto: 
Berseri (semboyan)
The Spirit of Java (slogan pariwisata)
Pembagian administratif di Surakarta
Pembagian administratif di Surakarta
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Pemerintahan
 • Wali kotaJoko Widodo
 • Wakil wali kotaF.X. Hadi Rudyatmo
Luas
 • Total44,03 km2 (1,700 sq mi)
Populasi
 (2010)
 • Total503,421
 • Kepadatan13.636,16/km2 (3,531,750/sq mi)
Zona waktuUTC+7 (WIB)
Kode area telepon0271
Situs webwww.surakarta.go.id
Data penduduk Solo[1]

Nama

Nama Surakarta digunakan dalam konteks formal, sedangkan nama Solo untuk konteks informal. Akhiran -karta merujuk pada kota, dan kota Surakarta masih memiliki hubungan sejarah yang erat dengan Kartasura. Nama Solo berasal dari nama desa Sala. Ketika Indonesi masih menganut Ejaan Repoeblik, nama kota ini juga ditulis Soerakarta.

Sejarah

Eksistensi kota ini dimulai di saat Kesultanan Mataram memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Akibat perpecahan wilayah kerajaan, di Solo berdiri dua keraton, menjadikan kota ini pernah menjadi kota dengan dua administrasi. Situasi ini berakhir setelah kekuasaan politik kedua kerajaan ini dilikuidasi setelah berdirinya Republik Indonesia. Selanjutnya, Solo menjadi tempat kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta hingga tahun 1950-an. Setelah karesidenan dihapuskan, Surakarta menjadi kota dengan kedudukan setara kabupaten (Daerah Tingkat II). Semenjak berlakunya UU Pemerintahan Daerah yang memberikan banyak hak otonomi bagi pemerintahan daerah, Surakarta menjadi daerah berstatus Kota.

Geografi dan administrasi

Kota Solo terletak sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang. Lokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan laut) yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah timur mengalir Bengawan Solo, sungai terpanjang di Jawa, dan di bagian utara mengalir Kali Pepe, yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Solo.

Tanah di Solo bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi sebagai akibat aktivitas vulkanik Merapi dan Lawu. Komposisi ini, ditambah dengan ketersediaan air yang cukup melimpah, menyebabkan dataran rendah ini sangat baik untuk budidaya tanaman pangan, sayuran, dan industri, seperti tembakau dan tebu. Namun demikian, sejak 20 tahun terakhir industri manufaktur dan pariwisata berkembang pesat sehingga banyak terjadi perubahan peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan perumahan penduduk.

Iklim dan topografi

Data iklim Surakarta
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29
(84)
29
(84)
29
(85)
31
(87)
30
(86)
30
(86)
29
(85)
30
(86)
31
(87)
31
(88)
30
(86)
29
(85)
30
(86)
Rata-rata terendah °C (°F) 22
(72)
22
(72)
22
(72)
22
(72)
22
(72)
21
(70)
21
(69)
21
(69)
22
(71)
22
(72)
22
(72)
22
(72)
22
(71)
Presipitasi mm (inci) 350
(13.78)
330
(12.99)
210
(8.27)
210
(8.27)
120
(4.72)
80
(3.15)
40
(1.57)
20
(0.79)
30
(1.18)
90
(3.54)
220
(8.66)
340
(13.39)
2.180
(85,83)
Sumber: http://www.weatherbase.com/weather/weather.php3?s=54869&refer==&units=metric

Batas-batas administrasi

Surakarta berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Di masing-masing batas kota terdapat gapura keraton yang didirikan sekitar tahun 1931 – 1932 pada masa pemerintahan Pakubuwono X di Kasunanan Surakarta. Gapura Kraton didirikan sebagai pembatas sekaligus pintu gerbang masuk ibu kota Kerajaan Kasunanan (Kota Solo) dengan wilayah sekitar. Gapura Kraton tidak hanya didirikan di jalan penghubung, namun juga didirikan di pinggir sungai Bengawan Solo yang pada waktu itu menjadi dermaga dan tempat penyeberangan (di Mojo / Silir).

Ukuran Gapura Kraton terdiri dari dua ukuran yaitu berukuran besar dan kecil. Gapura Kraton ukuran besar didirikan di jalan besar. Gapura Kraton ukuran besar bisa dilihat di Grogol (selatan), Kerten, dan Jurug (timur). Sedangkan Gapura Kraton ukuran kecil bisa dilihat di daerah RS Kandang Sapi (utara), jalan arah Baki di Solo Baru (selatan), Makamhaji (barat), dan di Mojo / Silir. Gapura Kraton besar juga memiliki prasasti pendiri dan waktu pendirian gapura.[3]

Pembagian administratif

 
Balai kota Surakarta

Surakarta dibagi menjadi lima kecamatan. Setiap kecamatan dibagi menjadi kelurahan, lalu setiap kelurahan dibagi menjadi kampung-kampung yang kurang lebih setara dengan Rukun Warga.

Kecamatan di Surakarta beserta kodeposnya, antara lain:

Kota Surakarta dan kabupaten-kabupaten di sekelilingnya, Karanganyar, Sukowati, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, secara kolektif masih sering disebut sebagai eks-Karesidenan Surakarta.

Kota satelit

Surakarta dan kota-kota satelitnya (Kartasura, Solo Baru, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak) adalah kawasan yang saling berintegrasi satu sama lain. Kawasan Solo Raya ini unik karena dengan luas kota Surakarta sendiri yang hanya 44 km persegi dan dikelilingi kota-kota penyangganya yang masing-masing luasnya kurang lebih setengah dari luas kota Surakarta dan berbatasan langsung membentuk satu kesatuan kawasan kota besar yang terpusat.

Solo Baru (Soba) merupakan kawasan yang dimekarkan dari kota Solo.[butuh rujukan] Solo baru selain sebagai salah satu kota satelit dari Kota Surakarta juga merupakan kawasan pemukiman bagi para pekerja atau pelaku kegiatan ekonomi di kawasan Kota Surakarta. Di Solo Baru banyak terdapat perumahan sedang dan mewah, maka dari itu Solo Baru juga merupakan kawasan pemukiman elit. Di Solo Baru juga terdapat pasar swalayan Carrefour. Pandawa waterboom yang merupakan waterboom terbesar di Jawa Tengah dan Yogyakarta terdapat di kawasan ini. Meskipun termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukoharjo tetapi secara ekonomi dan politis Solo Baru lebih dekat ke Kota Surakarta, karena letak wilayah kotanya yang langsung berbatasan dengan Kota Surakarta, bahkan pernah ada wacana tentang penggabungan wilayah wilayah kota satelit di sekitar Surakarta termasuk Solo Baru untuk dimasukkan ke dalam wilayahnya. Luas wilayah Kota Surakarta beserta wilayah-wilayah kota penyangganya saat ini sekitar 150 km² dengan jumlah penduduknya sekitar 1 juta jiwa.

Pemerintahan


Walikota

Wali kota Solo saat ini adalah Joko Widodo, sedangkan wakilnya adalah F.X. Hadi Rudyatmo. Berikut merupakan daftar Wali Kota Surakarta.[4]

No. Potret Wali Kota Mulai menjabat Akhir menjabat Partai Politik / Fraksi Wakil Wali Kota Periode Ref.
1   R. T. Sindoeredjo 19 Mei 1946 15 Juli 1946 N/A 1 [ket. 1]
2   Iskak Tjokroadisurjo 15 Juli 1946 14 November 1946[a] PNI Soediro 2
3   Sjamsoeridjal 14 November 1946 13 Januari 1949[b] Masyumi N/A 3 [ket. 2]
4   Soedjatmo Soemowerdojo 14 Januari 1949 10 Juli 1949 ABRIAngkatan Darat N/A 4
5   Soeharjo Soerjopranoto 10 Juli 1949 1 Mei 1950 ABRIAngkatan Darat N/A 5
6   K. Ng. Soebekti Poesponoto 1 Mei 1950 1 Agustus 1951 N/A 6 [ket. 3]
7   Muhammad Saleh Werdisastro 1 Agustus 1951 1 Oktober 1955 ABRIAngkatan Darat N/A 7
(1951)
[ket. 4]
1 Oktober 1955 17 Februari 1958 8
(1955)
8   Oetomo Ramelan 17 Februari 1958 10 November 1965[c] PKI N/A 9 [ket. 5]
9   Raden Koesnandar 11 Januari 1968 6 November 1973 ABRIAngkatan Darat N/A 10
10   Indrijo Jatmo Pranoto 6 November 1973 9 Mei 1974 N/A 11 [5]
11   Soemari Wongsopawiro 9 Mei 1974 1980 N/A 12
(1975)
12   Soekatmo Prawirohadisebroto 1980 1985 N/A 13
(1980)
13   H. R. Hartomo 1985 1990 N/A 14
(1985)
1990 1995 N/A 15
(1990)
14   Imam Soetopo 1995 1999 ABRIAngkatan Darat N/A 16
(1995)
15   Slamet Suryanto 10 April 2000 10 April 2005 PDI-P J. Suprapto 17
(2000)
[6][7]
16   Joko Widodo 28 Juli 2005 28 Juli 2010 PDI-P F. X. Hadi Rudyatmo 18
(2005)
28 Juli 2010 1 Oktober 2012 19
(2010)
[8][ket. 6]
17   F.X. Hadi Rudyatmo 19 Oktober 2012 28 Juli 2015 PDI-P Achmad Purnomo (2013–2021) [9]
17 Februari 2016 17 Februari 2021 20
(2015)
18   Gibran Rakabuming Raka 26 Februari 2021 19 Juli 2024 PDI-P Teguh Prakosa 21
(2020)
[ket. 7]
[10][11]
Independen
(2023–2024)
[ket. 8]
19   Teguh Prakosa 19 Juli 2024 Petahana PDI-P Lowong [12][13]
Legenda
  Non-Partisan/Penugasan Pemerintah
  ABRI

Pelaksana tugas Wali Kota

Berikut daftar Pelaksana Tugas Wali Kota yang menggantikan Wali Kota petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi.

Potret Pelaksana tugas Wali Kota Mulai jabatan Akhir jabatan Masa Ket. Wali Kota Definitif
  Th. J. Soemantha
(Penjabat)
25 Oktober 1965 11 Januari 1968 9 [ket. 9] Oetomo Ramelan
  Tedjo Suminto
(Penjabat)
1999 10 April 2000 Transisi
  Anwar Cholil
(Penjabat)
11 April 2005 28 Juli 2005 [14] Transisi
  F. X. Hadi Rudyatmo
(Pelaksana Tugas)
1 Oktober 2012 19 Oktober 2012 19
(2010)
Joko Widodo
  Budi Suharto
(Penjabat)
5 Agustus 2015 30 Desember 2015 [ket. 10] Transisi
  Budi Yulistianto
(Penjabat)
31 Desember 2015 17 Februari 2016 [16] Transisi
  Ahyani
(Pelaksana Harian)
17 Februari 2021 26 Februari 2021 [17] Transisi
  Dhoni Widianto
(Pejabat Sementara)
24 September 2024 23 November 2024 21
(2020)
[ket. 11] Teguh Prakosa
Keterangan
  1. ^ Diangkat menjadi Wali Kota Surakarta oleh Komite Nasional Indonesia Daerah Kota Surakarta. Dilantik ditengah pertentangan antara Pemerintah Daerah Istimewa Kasunanan dengan Mangkunegaran
  2. ^ Presiden dan Menteri Dalam Negeri tidak hadir dalam pelantikan, sehingga Sjamsoeridjal melantik dirinya sendiri sebagai Wali Kota merangkap Residen, meskipun pelantikan dapat dilakukan oleh Wali Kota merangkap Residen pendahulu
  3. ^ Dilantik bersamaan dengan dihapusnya Pemerintahan Daerah Militer Karesidenan Surakarta berdasarkan Instruksi MBKD Nomor 3/S.T>d.In/50
  4. ^ Menjabat Wali Kota berdasarkan Surat Keputusan Mendagri No. U.P.14/2/25 dan SKEP Presiden RI No.416/16/M
  5. ^ Periode Pemerintah Daerah Kotapraja Surakarta. Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 hingga Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965
  6. ^ Wali Kota Joko Widodo mengundurkan diri setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta
  7. ^ Wali Kota pertama yang tetap dikawal oleh Pasukan Pengamanan Presiden dikarenakan termasuk dalam keluarga presiden
  8. ^ Mengundurkan diri, terkait statusnya sebagai Wakil Presiden terpilih
  9. ^ Dilantik berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor UP.47/3/20-1534 dan diikuti dengan Surat Perintah Nomor PRINT-853/10/1965 tanggal 25 Oktober 1965 dari Pangdam VII/Diponegoro yang berisi penugasan sebagai Wali Kota Kepala Daerah Kotamadya Surakarta menggantikan sementara Oetomo Ramelan yang terlibat dalam Gerakan 30 September
  10. ^ Meninggal dunia saat menjabat[15]
  11. ^ Wali Kota petahana Teguh Prakosa cuti kampanye pada Pemilihan umum Wali Kota Surakarta 2024 dari 25 September 2024 hingga 23 November 2024, jabatan wali kota sementara dipegang oleh Pejabat Sementara (Pjs.) Wali Kota Dhoni Widianto[18]

Perwakilan

Slogan

Surakarta memiliki semboyan "Berseri", akronim dari "Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan pariwisata Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Kependudukan

Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2010 adalah 503.421 jiwa[1] tersebar di lima kecamatan yang meliputi 51 kelurahan. Perbandingan kelaminnya 96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita terdapat 96 orang laki-laki. Angka ketergantungan penduduknya sebesar 66%. Catatan dari tahun 1880 [19] memberikan cacah penduduk 124.041 jiwa.

Jika wilayah penyangga Surakarta juga digabungkan secara keseluruhan (Solo Raya: Surakarta, Kartasura, Colomadu, Baki, Grogol, Palur), maka luasnya adalah 130 km². Penduduknya lebih dari 800.000 jiwa.[butuh rujukan]

Pendidikan

Menurut Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat 68.153 siswa di Solo dan 853 sekolahan. [20] Di Solo terdapat dua universitas negeri, yaitu Universitas Sebelas Maret (UNS - Universitas Negeri Surakarta) dan Institut Seni Indonesia (ISI). Selain itu terdapat 52 universitas swasta lainnya[21]

Perekonomian

Solo juga memiliki banyak pasar tradisional, di antaranya Pasar Klewer, Pasar Gedhe (Pasar Besar), Pasar Legi, dan Pasar Kembang. Pasar Klewer merupakan salah satu pasar tekstil terbesar di Indonesia. Pasar-pasar tradisional yang lain menggunakan nama-nama dalam bahasa Jawa, antara lain nama pasaran (hari) dalam bahasa Jawa: Pasar Pon, Pasar Legi, sementara Pasar Kliwon saat ini menjadi nama kecamatan dan nama pasarnya sendiri berubah menjadi Pasar Sangkrah. Selain itu ada pula pasar barang antik yang menjadi tujuan wisata, yaitu Pasar Triwindu (Pasar Windujenar).

Beberapa mal dan plaza di Solo yang terkenal antara lain Solo Square, Solo Grand Mall (SGM), Singosaren Plaza, Megaland Solo, dan Luwes

Industri dan Perdagangan

Solo memiliki beberapa pabrik yang mempekerjakan karyawan dalam jumlah yang besar antara lain Sritex dan Konimex. Selain itu masih ada banyak pabrik-pabrik lain di zona industri Palur. Industri batik juga menjadi salah satu industri khas Solo.

Keagamaan

Bangunan ibadah bersejarah di Surakarta beragam, mulai dari Masjid Agung Surakarta, Masjid Mangkunegaran, Gereja Katolik Santo Antonius Surakarta, hingga Tempat Ibadah Tri Dharma Tien Kok Sie, Vihara Am Po Kian, dan Sahasra Adhi Pura[22].

Suku bangsa


Layanan publik

Beberapa rumah sakit bersejarah antara lain RS Kadipolo dan Rumah Sakit Panti Kosala (Kandang Sapi). Sementara rumah sakit lain dengan fasilitas UGD 24 jam antara lain RS Kasih Ibu, RSUD Moewardi, RS Panti Waluyo, RS Brayat Minulyo, dan RS Dr. Oen Solo Baru. Solo juga memiliki beberapa taman, antara lain Taman Balekambang dan Taman Sriwedari, yang juga merangkap sebagai tempat hiburan, tempat pagelaran musik dangdut dan wayang orang (di Gedung Wayang Orang Sriwedari/GWO Sriwedari). Tempat hiburan umum lainnya adalah Kebun Binatang Jurug (Satwataru Jurug).

Kode area untuk kota Solo adalah 271. Telepon umum koin/kartu jarang dijumpai, sebagai gantinya, beberapa wartel tersebar di berbagai sudut kota. Selain itu mereka juga biasanya menjual pulsa prabayar. Warnet juga banyak dijumpai di berbagai tempat, sedangkan beberapa tempat sudah mulai menyediakan fasilitas Wi-Fi untuk para pengunjungnya.

Bencana

Sejak sekitar pertengahan 2000-an, hampir setiap tahunnya Solo mengalami banjir. Selain itu secara lokasi Solo juga dekat dengan Gunung Merapi, sehingga pada Letusan Merapi 2010 yang lalu juga turut merasakan efeknya.

Olahraga

Saat ini Solo memiliki dua klub sepakbola, yaitu Persis Solo, salah satu klub sepak bola tertua di Indonesia, yang saat ini bermain di Liga Super Indonesia, dan Solo F.C. yang bermain di Liga Primer Indonesia. Sedangkan hingga tahun 2009, Solo juga memiliki satu-satunya klub basket profesional di Jawa Tengah, yaitu Bhinneka Solo. Beberapa gelanggang olah raga di kota Solo antara lain Stadion Manahan dan Stadion Sriwedari untuk olahraga sepak bola dan GOR Bhinneka, yang kini berganti nama menjadi Stadion Sritex.

Transportasi

Kota Surakarta terletak di pertemuan antara jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya yang strategis sebagai kota transit. Jalur kereta api dari jalur utara dan jalur selatan Jawa juga terhubung di kota ini. Saat ini sebuah jalan tol yang menghubungkan ke Semarang sedang dalam proses pembangunan. Solo juga merupakan kota yang terkurung daratan, sehingga tidak memiliki moda transportasi air.

Angkutan darat

 
Stasiun Balapan

Terminal bus besar kota ini bernama Tirtonadi yang beroperasi 24 jam karena merupakan jalur antara yang menghubungkan angkutan bus dari Jawa Timur (terutama Surabaya dan Banyuwangi) dan Jawa Barat (Bandung). Selain Tirtonadi, terdapat pula dua terminal untuk angkutan lokal: Terminal Harjodaksino di sisi selatan kota (dulu merupakan terminal bus antarkota) dan Terminal Tipes di sisi barat kota. Selain itu, dua terminal penunjang terdapat pula di sekitar kota namun berada di luar pengelolaan pemerintah kota, yaitu Terminal Kartasura di barat, yang terhubung ke Jakarta dan Surabaya, dan Terminal Palur di timur kota.

Stasiun kereta api utama bernama Stasiun Solo Balapan yang merupakan stasiun yang menghubungkan Yogyakarta (barat), Semarang (utara), dan Surabaya (timur), dan terletak berdekatan dengan terminal bus Tirtonadi, suatu hal yang jarang dijumpai di Indonesia. Hubungan perjalanan dari setasiun ini cukup baik, mencakup semua kota besar di Jawa secara langsung dan hampir dalam semua kelas. Di Kota Surakarta juga terdapat tiga stasiun kereta api lain. Stasiun Solo Jebres dipakai sebagai stasiun perhentian untuk kereta-kereta api kelas ekonomi atau kereta api relasi Semarang-Madiun. Stasiun Solo Kota (Sangkrah) merupakan stasiun perhentian untuk jalur KA Purwosari-Wonogiri. Stasiun Purwosari di tepi barat kota merupakan stasiun cabang menuju Wonogiri (selatan). Dulu Purwosari juga merupakan stasiun pemberhentian untuk jurusan Boyolali (barat). Kereta api ekspres ke Jakarta memakan waktu tempuh 10 jam, sementara kereta api ekspres ke Surabaya memakan waktu tempuh 5 jam. Kereta api ekspres yang melalui Solo antara lainArgo Lawu, Argo Dwipangga, Bima dan Gajayana (dari/ke Jakarta, dengan AC), Argo Wilis dan Lodaya (dari/ke Bandung), Argo Wilis dan Sancaka (dari/ke Surabaya).

 
Sepur Kluthuk Jaladara melintas di muka Loji Gandrung.

Selain itu transportasi Solo juga memiliki keunikan tersendiri karena merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki rel kereta api yang paralel dengan jalan raya, tepatnya di sepanjang jalan protokol Slamet Riyadi. Di jalur ini terdapat rel Kereta api Feeder Wonogiri yang saat ini dialihfungsikan sebagai kereta api wisata Sepur Kluthuk Jaladara yang berhenti di Loji Gandrung dan Kampung Batik Kauman.[23]

Taksi adalah salah satu moda transportasi yang sering dijumpai. Dari bandara, turis dapat memesan tiket dengan menyebutkan tujuannya dan membayar ongkos taksi di muka. Beberapa jasa pelayanan taksi antara lain Aravia (636468), Central (728728), Kosti (664504), Mahkota Ratu (655666). Sementara itu beberapa persewaan mobil juga dapat ditemu di bandara.

Jasa transportasi tradisional yang terkenal lainnya adalah becak, yang dikayuh dengan tenaga manusia. Angkutan umum dalam kota yang lain mencakup bus kota, angkot, dan andong. Selain itu pada tahun 2010 diluncurkan angkutan umum massal Batik Solo Trans.

Angkutan udara

Surakarta memiliki bandar udara internasional Adisumarmo (kode SOC, dulu bernama "Panasan", terletak 14 kilometer di sebelah utara kota Solo. Secara administratif banda udara ini terletak di luar batas kota Solo, tepatnya di perbatasan Kabupaten Karanganyar dan Boyolali. Bandara ini terhubung ke Jakarta (8 penerbangan sehari), Kuala Lumpur, dan Singapura, serta Arab Saudi (pada musim haji). Waktu tempuh perjalanan udara dengan Jakarta berlangsung sekitar satu jam. Beberapa operator penerbangan yang melayani rute dari/ke kota Solo antara lain Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, Batavia Air,Air Asia, Silk Air, dll. Bandara Adisumarmo juga menjadi pusat pemberangkatan dan penerimaan haji dari Asrama Haji Donohudan Boyolali Indonesia.

Pariwisata

Solo juga dikenal sebagai daerah tujuan wisata yang biasa didatangi oleh wisatawan dari kota-kota besar. Biasanya wisatawan yang berlibur ke Yogyakarta dan candi Borobudur/Prambanan juga akan singgah di Solo, atau sebaliknya. Tujuan wisata utama kota Solo adalah Keraton Surakarta, Keraton Mangkunegaran, dan pasar-pasar tradisionalnya.

Wisata alam

Wisata-wisata alam di sekitar Solo antara lain Tawangmangu (berada di timur kota Solo, di Karanganyar), kawasan wisata Selo (berada di barat kota Solo, di Boyolali), agrowisata kebun teh Kemuning, Air Terjun Jumog, Grojogan Sewu, dan lain-lain. Selain itu di Kabupaten Karanganyar, tepatnya di lereng Gunung Lawu, terdapat beberapa candi peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha, seperti Candi Sukuh, Candi Cetho, Candi Monyet, dll. Selain itu tidak jauh dari Solo juga dapat ditemui Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, Candi Kalasan, dan di Yogyakarta terdapat Candi Sambisari, Candi Kalasan, dan Candi Sari.

Wisata kuliner

 
Timlo kuali.
 
Penjual gudeg

Solo terkenal dengan banyaknya jajanan kuliner tradisional. Beberapa makanan khas Surakarta antara lain: nasi liwet, nasi timlo, nasi gudeg (sedikit berbeda dengan gudeg Yogyakarta), cabuk rambak, serabi Notosuman, intip, bakpia Balong, roti mandarin toko kue Orion, wedang asle yaitu minuman hangat dengan nasi ketan, tengkleng, Ayam Goreng Wong Solo, bakso Solo, dll.

Arsitektur dan peninggalan sejarah

 
Pura Mangkunegaran

Karena sejarahnya, Solo memiliki banyak bangunan bersejarah, mulai dari bangunan ibadah, bangunan umum, keraton, hingga bangunan militer. Selain Keraton Surakarta (dibangun 1675) dan Keraton Mangkunegaran (dibangun 1757), terdapat pula Benteng Vastenburg peninggalan Belanda.

Lansekap kota Solo juga dikenal karena tidak memiliki bangunan pencakar langit. Namun sejak 2010, di Solo terdapat sebuah apartemen pencakar langit, yaitu Solo Paragon

Museum dan perpustakaan

 
Museum Radya Pustaka

Selain museum yang terdapat di keraton, Solo juga memiliki sebuah museum batik yang terlengkap di Indonesia, yaitu House of Danar Hadi, dan museum tertua di Indonesia, yaitu Museum Radya Pustaka, yang terletak di sebelah taman Sriwedari. Museum Radya Pustaka memiliki artefak-artefak kuno kebudayaan Jawa. Selain itu ada pula Museum Pers dan Museum Sangiran.

Budaya

Surakarta dikenal sebagai salah satu inti kebudayaan Jawa karena secara tradisional merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan tradisi Jawa. Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19 mendorong berkembangnya berbagai literatur berbahasa Jawa, tarian, seni boga, busana, arsitektur, dan bermacam-macam ekspresi budaya lainnya. Orang mengetahui adanya "persaingan" kultural antara Surakarta dan Yogyakarta, sehingga melahirkan apa yang dikenal sebagai "gaya Surakarta" dan "gaya Yogyakarta" di bidang busana, gerak tarian, seni tatah kulit (wayang), pengolahan batik, gamelan, dan sebagainya.

Bahasa

 
Papan nama jalan protokol Slamet Riyadi ditulis menggunakan aksara Jawa.

Bahasa yang digunakan di Surakarta adalah bahasa Jawa dialek Mataraman (Jawa Tengahan) dengan varian Surakarta. Dialek Mataraman/Jawa Tengahan juga dituturkan di daerah Yogyakarta, Magelang timur, Semarang, Pati, Madiun, hingga sebagian besar Kediri. Meskipun demikian, varian lokal Surakarta ini dikenal sebagai "varian halus" karena penggunaan kata-kata krama yang meluas dalam percakapan sehari-hari, lebih luas daripada yang digunakan di tempat lain. Bahasa Jawa varian Surakarta digunakan sebagai standar bahasa Jawa nasional (dan internasional, seperti di Suriname). Beberapa kata juga mengalami spesifikasi, seperti pengucapan kata "inggih" ("ya" bentuk krama) yang penuh (/iŋgɪh/), berbeda dari beberapa varian lain yang melafalkannya "injih" (/iŋdʒɪh/), seperti di Yogyakarta dan Magelang. Dalam banyak hal, varian Surakarta lebih mendekati varian Madiun-Kediri, daripada varian wilayah Jawa Tengahan lainnya.[butuh rujukan]

Walaupun dalam kesehariannya masyarakat Solo menggunakan bahasa nasional bahasa Indonesia, namun sejak kepemimpinan walikota Joko Widodo maka bahasa Jawa mulai digalakkan kembali penggunaannya di tempat-tempat umum, termasuk pada plang nama-nama jalan dan nama-nama instansi pemerintahan dan bisnis swasta.

Tarian

Solo memiliki beberapa tarian daerah seperti Bedhaya (Ketawang, Dorodasih, Sukoharjo, dll.) dan Srimpi (Gandakusuma dan Sangupati). Tarian ini masih dilestarikan di lingkungan Keraton Solo. Tarian seperti Bedhaya Ketawang secara resmi hanya ditarikan sekali dalam setahun untuk menghormati Sri Susuhunan Pakoe Boewono sebagai pemimpin Kota Surakarta.[24]

Batik

Batik adalah kain dengan corak tertentu yang dihasilkan dari bahan malam (wax) yang dituliskan di kain tersebut, meskipun kini sudah banyak kain batik yang dibuat dengan proses cetak. Solo memiliki banyak corak batik khas, seperti Sidomukti dan Sidoluruh.[25] Beberapa usaha batik terkenal adalah Batik Keris, Batik Danarhadi, dan Batik Semar. Sementara untuk kalangan menengah dapat mengunjungi pusat perdagangan batik di kota ini berada di Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade Center (BTC), atau Ria Batik. Selain itu di kecamatan Laweyan juga terdapat Kampung batik Laweyan yang terkenal memproduksi batik berkualitas tinggi. Kampun batik lainnya yang terkenal untuk para turis adalah Kampung Batik Kauman.

Batik Solo memiliki ciri pengolahan yang khas: warna kecoklatan (sogan) yang mengisi ruang bebas warna, berbeda dari gaya Yogya yang ruang bebas warnanya lebih cerah. Pemilihan warna cenderung gelap, mengikuti kecenderungan batik pedalaman. Jenis bahan batik bermacam-macam, mulai dari sutra hingga katun, dan cara pengerjaannya pun beraneka macam, mulai dari batik tulis hingga batik cap

Setiap tahunnya Solo juga mengadakan Karnaval Batik Solo dan mulai tahun 2010 pemerintah kota Solo mengoperasikan bus yang bercorak batik bernama Batik Solo Trans

Media

Ada beberapa surat kabar yang beroperasi di daerah Solo, antara lain Solo Pos, Radar Solo (grup Jawapos), dan Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang). Selain itu ada pula puluhan stasiun radio di Solo dan sebuah televisi lokal yang beroperasi di Solo, yaitu TA TV (Terang Abadi Televisi).

Kota kembar

Tokoh-tokoh dari Surakarta

 
Seorang bangsawan Surakarta

Tokoh-tokoh dari Solo meliputi Raja-raja Kasunanan dan Mangkunegaran, pejabat pemerintahan Solo, hingga pahlawan, tokoh nasional, pelaku seni, olahragawan dll. Beberapa tokoh terkenal dari Solo antara lain: Amien Rais, Basuki Abdullah, Gesang, Icuk Sugiarto, Mooryati Soedibyo, Muwardi, Pakubuwana VI, Radjiman Wedyodiningrat, Rangga Warsita, Rendra, Rudy Gunawan, Kiai Haji Samanhudi, Slamet Riyadi, Teguh Srimulat, Ibu Tien Soeharto, Waljinah, Wiranto, Wynne Prakusya, Yasadipura I, dan Yasadipura II.

Surakarta dalam budaya pop


Rujukan

Referensi

  1. ^ a b c "Kepadatan Penduduk Solo Tertinggi Se-Jateng". Jawa Pos. 1 Juni 2010. Diakses tanggal 2010-07-09. 
  2. ^ Peta batas-batas Surakarta
  3. ^ Gapura Batas Kota (Keraton)
  4. ^ "Sejarah Pemerintahan Kota Surakarta". Pemerintah Kota Surakarta. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Pemkot Surakarta. 2013. Diakses tanggal 16 Desember 2017. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ "Sejarah Berdirinya Universitas Sebelas Maret". Universitas Sebelas Maret. Museum UNS. Diakses tanggal 20 Juni 2021. 
  6. ^ "Jelang Akhir Masa Jabatan Wali Kota (1): "Diwarisi" Kota yang Porak Poranda". Suara Merdeka. Surakarta. 22 Februari 2016. Diakses tanggal 10 Maret 2016.  [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ Syahirul, Anas (11 Oktober 2004). "Walikota Solo Diperiksa Polisi". Tempo.co. Diakses tanggal 20 Juni 2021. 
  8. ^ "Joko Widodo Dilantik Lagi Jadi Wali Kota Solo". Viva.co.id. 28 Juli 2010. Diakses tanggal 25 Desember 2023. 
  9. ^ "FX Hadi Rudyatmo Resmi Gantikan Jokowi Jadi Wali Kota Surakarta". Detik.com. 19 Oktober 2012. Diakses tanggal 20 Juni 2021. 
  10. ^ Zamani, Labib (26 Februari 2021). Arief, Teuku Muhammad Valdy, ed. "Ganjar Resmi Lantik Gibran Jadi Wali Kota Solo". Kompas.com. Diakses tanggal 20 Juni 2021. 
  11. ^ Erika Nugraheny, Dian (26 Februari 2021). "Resmi Dilantik Jadi Wali Kota, Gibran dan Bobby Tetap Dikawal Paspampres". Kompas.com. Diakses tanggal 20 Juni 2021. 
  12. ^ "Teguh Prakosa Resmi Dilantik Jadi Wali Kota Solo Gantikan Gibran". detik.com. 19 Juli 2024. Diakses tanggal 22 Juli 2024. 
  13. ^ "Alasan Teguh Prakosa Dilantik Wali Kota Solo Bukan Plt Hari Ini". detik.com. 19 Juli 2024. Diakses tanggal 22 Juli 2024. 
  14. ^ "Mantan Wakil Walikota Solo Tolak Hadiri Sertijab Plh". Detik.com. 11 April 2005. Diakses tanggal 20 Juni 2021. 
  15. ^ BREAKING NEWS: Pejabat Wali kota Solo Meninggal Dunia Tribun Jateng. Diakses pada 30 Desember 2015
  16. ^ Abriyani, Ayu (31 Desember 2015). Asfar, Adib M, ed. "Pj. Wali Kota Solo Meninggal: Budi Yulistianto Resmi Gantikan Alm. Budi Suharto, Sekda Masih Kosong". Solopos. Diakses tanggal 16 Desember 2017. 
  17. ^ Zamani, Labib. Arief, Teuku Muhammad Valdy, ed. "Ganjar Tunjuk Sekda Solo Ahyani Jadi Plh Wali Kota". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-02-23. 
  18. ^ "Jelang Kampanye, Nana Sudjana Kukuhkan 6 Penjabat Sementara Kepala Daerah". jatengprov.go.id. 24-09-2024. Diakses tanggal 25-09-2024. 
  19. ^ Surakarta, dalam Retrobibliothek Online dari Meyers Knversationslexikon, Leipzig & Wien. 1885-1892
  20. ^ http://surakarta.dapodik.org/
  21. ^ Daftar universitas swasta di Surakarta
  22. ^ Sahasra Adhi Pura
  23. ^ Calon Jalan untuk Sepur Berlokomotif Uap
  24. ^ Solo's Classical Court Dance
  25. ^ [1]
  26. ^ "Surakarta dan Montana, Bulgaria Menjadi Kota Kembar". Portal Nasional Republik Indonesia. 21-10-2007. Diakses tanggal 25-01-2010. 

Daftar pustaka

  • Miksic, John (general ed.), et al. (2006) Karaton Surakarta. A look into the court of Surakarta Hadiningrat, central Java (First published: 'By the will of His Serene Highness Paku Buwono XII'. Surakarta: Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta, 2004) Marshall Cavendish Editions Singapore ISBN 981-261-226-2
  • Soeharto, G. Dwipayana dan Ramadhan K.H. "Ucapan, Pikiran dan Tindakan Saya". 1988. PT Citra Lamtoro Gung.

Lihat pula

Solo Raya, yang meliputi:

Pranala luar

Didahului oleh:
Karesidenan Surakarta
Kota Surakarta Diteruskan oleh:
Sekarang


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan