Kitab Zefanya
Kitab Zefanya di dalam Alkitab ditulis oleh nabi Zefanya.[1] Kitab ini merupakan kitab ke sembian dari 12 kitab nabi-nabi kecil.[1] Zefanya adalah seorang nabi yang melayani ketika pemerintahan seorang raja bernama Yosia pada tahun 640-609 Sebelum Masehi.[1] Namun demikian, ia juga turur berperan dalam masa pemerintahan Manasye yang memerintah pada tahun 696-642 Sebelum Masehi.[2] Zefanya juga termasuk dalam tradisi nabi-nabi Yehuda, seperti Mikha dan Yesaya.[1]
Teks
Zefanya dalam teks Masoret secara umum tidak memiliki kesulitan.[1] Namun demikian, ada beberapa bagian dalam kitab Zefanya ini yang mempunyai ketidakjelasan, seperti Zefanya 1:2.[1] Selain teks Masoret, data-data mengenai kitab Zefanya juga terdapat dalam naskah Laut Mati.[1] Teks-teks tersebut di temukan dalam gua Qumran 1 dan 4.[1] Di situ juga terdapat gulungan mengenai nabi-nabi kecil dari Muraba'at.[1] Septuaginta juga memuat data-data mengenai Zefanya.[1] Namun demikian, data-data dalam septuaginta tidak identik dengan data-data yang terdapat dalam teks Masoret.[1] Dalam septuaginta sendiri terdapat beberapa kesalahan seperti pengejaan, penulisan, dan beberapa penekanan dalam hal penerjemahan.[1] Hal ini ditunjukkan dalam teks septuaginta menerjamahkan kata elohe ha'ares yang berarti Allah seluruh bumi dengan tous theous ton ethnon tes ges yang berarti Allah atas seluruh orang yang tinggal di bumi.[1] Hal ini terdapat dalam Zakharia 2:11.[1] Teks yang terakhir yang ditemukan pada Nahal Hever yang merupakan terjemahan ke dalam bahasa Yunani dari kitab nabi-nabi kecil.[1] Teks ini juga memuat beberapa bagian yang terdapat dalam kitab Zefanya, seperti Zefanya 1:1.[1]
Latar Belakang
 | |||||
 Perjanjian Lama (Kristen) | |||||
|---|---|---|---|---|---|
|
|
|||||
 Tanakh (Ibrani) | |||||
|
|
|||||
|
Perjanjian Baru | |||||
Zefanya hidup pada masa di mana kerajaan Asyur di bagian barat sedang meluas.[3] Hal ini menyebabkan perkembangan keagamaan juga perkembangan politik mengarah kepada kerajaan Asyur.[3] Agama yang berkaitan dengan bintang-bintang juga berkembang menjadi sesuatu yang terkenal sehingga Manasye mendirikan sebuah altar dari raja Ahaz untuk peribadahan kepada matahari, bulan, dan segala penghuni surga.[3] Hal ini ditunjukkan dalam Zefanya 23:11.[3] Selain itu, ada juga suatu dorongan yang kuat sehingga diadakan peribadahan kepada salah satu ibu dewi dari orang Asyur dan babel yang merupakan ratu surga.[3] Dorongan kuat tersebut datang dari perkembangan kekuasaan kerajaan Asyur.[3] Ibadah ini sangat terkenal sehingga banyak keluarga Yudea mengikutinya.[3] Setiap anggota keluarga baik ibu, ayah maupun anak mengambil bagian dalam peribadahan tersebut.[3] Hal inilah yang kemudian ditentang oleh Zefanya.[2] Zefanya melihat bahwa orang Israel membiarkan agama lain masuk dan akhirnya ikut dalam penyembahan tersebut.[2] Hal ini menyebabkan peribadahan kepada YHWH ditinggalkan dan kultur dari Palestina tidak diterima.[2] Namun demikian, semua hal itu berubah ketika masa pemerintahan Yosia.[2] Pada masa pemerintahan Yosia, kekuatan Asyur sedang menurun.[2] Menurunnya kekuatan Asyur ini dikarenakan kesulitan untuk menggabung pasukan yang ada di barat dan di timur.[2] Hal ini kemudia dimanfaatkan oleh Yosia dengan menyerang kerajaan Asyur dan memperluas wilayah kekuasaanya sampai ke utara.[2] Hal ini juga sangat berpengaruh dalam bidang keagamaan Israel, di mana Yosia kembali membawa Israel kembali kepada peribadahan kepada YHWH.[2] Selain itu juga ada serangan suku dari Palestina yang membuat YHWH memanggil Zefanya untuk menjadi nabi.[3] Suku tersebut bernama Scythians yang merupakan sekumpulan suku barbar.[3]
Muatan Teologis
Ucapan-ucapan Zefanya yang berupa perlawanan terhadap kesalahan bangsa Israel mengenai peribadahan kepada agama dari bangsa lain mengungkapkan suatu pemahaman Teologis mengenai Hari Tuhan.[2]
Hari Tuhan
Konsep mengenai Hari Tuhan ini bukanlah suatu hal yang baru.[2] Pemahaman teologis mengenai Hari Tuhan ini telah ada sebelum nabi Zefanya.[2] Beberapa nabi lain yang memakai tema teologis mengenai Hari Tuhan adalah Amos, Obaja, dan juga Yesaya.[2] Pemahaman mengenai Hari Tuhan ini menunjuk pada suatu tindakan langsung dari Allah yang dilakukannya untuk mendirikan kerajaan-Nya.[2] Semua bangsa ataupun manusia yang tidak turut kepada Tuhan ataupun orang yang melawan kehendaknya akan dihukum.[2] Hal ini ditujukan terutama untuk bangsa-bangsa di luar Israel dan juga bangsa Israel yang menyembah dewa-dewi kerajaan Asyur.[2] Hari Tuhan tersebut juga berkaitan dengan orang-orang yang setia dengan Tuhan.[2] Orang-orang yang tetap melakukan kehendaknya.[2] Zefanya menekankan bahwa orang-orang yang setia terhadap Tuhan merupakan orang-orang yang merupakan pilihan Tuhan sehingga mereka akan terhindar dari murka Allah.[2] Selain Hari Tuhan, tema Teologis lainnya adalah dosa.[2]
Dosa
Dosa dalam pemahaman Zefanya merupakan suatu ketidaksetiaan atau suatu penyelewengan yang dilakukan bangsa Israel terhadap YHWH[2] Hal ini yang akan mendatangkan murka Allah kepada bangsa Israel.[2] Zefanya sendiri memandang bahwa inti dari dosa adalah sebuah kesombongan yang ada pada bangsa Israel.[2] Hal ini ditunjukkan dalam Zefanya 3:11.[2] Bangsa Yehuda telah mendapatkan ketenangan dan kedamaian setelah masa 70 tahun dalam pembuangan.[2] Hal itu merupakan sebuah hadiah dari Tuhan.[2] Tetapi, mereka justru tidak mengucap syukur atas hadiah itu dengan cara melakukan peribadahan kepada dewa-dewi bangsa lain dan meninggalkan Tuhan mereka yaitu YHWH.[2]
Kerajaan Allah
Allah dalam pemahaman Zefanya akan mendirikan suatu kerajaan.[2] Allah dari bangsa Israel akan mendirikan kerajaannya dan seluruh dunia akan tunduk di dalamnya.[2] Kerajaan itu terdiri dari tentara-tentara yang dipilih Allah untuk menghancurkan orang-orang yang melawan kehendaknya.[2] Ia juga akan melawan Yehuda.[2]
Berdasarkan Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p (Inggris) David Noel Freedman. 1992. The Anchor Bible Dictionary: Volume Si-Z. New York: Doubleday. Hlm 1077-1080.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae (Inggris) Walter E. Elwell. 1988. Baker Encyclopedia of the Bible: Volume 2: J-Z. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House. 2190-2194.
- ^ a b c d e f g h i j (Inggris) George Arthur Buttrick. 1962. The Intrepreter's Dictionary of The Bible. Nashville: Abingdon. Hlm 951-952.
Lihat pula
| Bagian dari Alkitab Kristen | |||||
| Perjanjian Lama | |||||
|---|---|---|---|---|---|
| | |||||
|
|
|||||