Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara

Angkatan Udara Militer Indonesia

Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU) adalah bagian dari Tentara Nasional Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang disingkat KASAU yang pada saat ini dijabat oleh Marsekal Imam Sufaat. Saat ini TNI-AU memiliki dua komando operasi yaitu Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) yang bermarkas di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Komando Operasi Angkatan Udara II (Koops AU II) yang bermarkas di Makassar.

Tentara Nasional Indonesia- Angkatan Udara
Indonesian Air Force arms
Dibentuk9 April 1946
NegaraIndonesia
Tipe unitAngkatan Udara
PeranMelindungi dan mendominasi ruang udara Indonesia serta seluruh wilayahnya
Jumlah personel27,850 personnel
346 pesawat
MotoSwa Bhuwana Paksa
(Sanskrit, lit:"Sayap Pelindung Tanah Airku".")
Tokoh
Kepala Staf Angkatan UdaraMarsekal Imam Sufaat
Insignia
Roundel
Roundel 1946-1949
Pesawat tempur
Pesawat serbuSu-30, A-4, Hawk Mk. 209, OV-10
Pesawat tempurSu-27, Su-30, F-16, F-5
Pesawat patroli737-2X9 Surveiller, CN235MPA
Pesawat latihKT-1, Hawk Mk.53/Mk.109, T-34, TA-4H/J, AS/SA-202, SF.260
Pesawat pengangkutC-130, CN-235, F-27, F-28, DHC-5, C-212, 737-2Q8

Semboyan TNI-AU adalah bahasa Sansekerta Swa Bhuwana Paksa yang berarti "Sayap Pelindung Tanah Airku".

Tugas TNI-AU

Sesuai dengan UU TNI pasal 10, Angkatan Udara bertugas:

  • melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan;
  • menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;
  • melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara; serta
  • melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.


Sejarah

TNI AU lahir dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 23 Agustus 1945, guna memperkuat Armada Udara yang saat itu berkekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya. pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.


Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara. Pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pada 29 Juli 1947 tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.


Modal awal TNI AU adalah pesawat-pesawat hasil rampasan dari tentara Jepang seperti jenis Churen, Nishikoren, serta Hayabusha. Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI AU. Setelah keputusan Konferensi Meja Bundar tahun 1949, TNI AU menerima beberap aset Angkatan Udara Belanda meliputi pesawat terbang, hanggar, depo pemeliharaan, serta depo logistik lainnya. Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain C-47 Dakota,B-25 Mitchell,P-51 Mustang,AT-6 Harvard,PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12.

Tahun 1950, TNI AU mengirimkan 60 orang calon penerbang ke California Amerika Serikat, mengikuti pendidikan terbang pada Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA). Saat itu TNI AU memiliki pesawat dari Uni Sovyet dan Eropa Timur, berupa MiG-17, pembom TUPOLEV TU-2, dan pemburu LAVOCKHIN LA-11. Pesawat-pesawat ini mengambil peran dalam Operasi Trikora dan Dwikora.

TNI AU mengalami popularitas nasional tinggi dibawah dipimpin oleh KASAU Kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani awal 1960-an. TNI AU memperbarui armadanya pada awal tahun 1980-an dengan kedatangan pesawat OV-10 Bronco, A-4 Sky Hawk, F-5 Tiger, F-16 Fighting Falcon, dan Hawk 100/200.

Daftar Pangkalan Udara

Koopsau I

 
Sukhoi Su-30MK2 Flanker TNI-AU
Berkas:Blue Falcon.jpg
Genaral Dynamics F-16A Fighting Falcon TNI-AU

Tipe A :

  1. Lanud Halim Perdanakusuma (HLP}, Jakarta
  2. Lanud Atang Sendjaja (ATS), Bogor

Tipe B :

  1. Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM), Banda Aceh
  2. Lanud Medan (MDN), Medan
  3. Lanud Pekanbaru (PBR), Pekanbaru
  4. Lanud Husein Sastranegara (HSN), Bandung
  5. Lanud Suryadarma (SDM), Subang
  6. Lanud Supadio (SPO), Pontianak

Tipe C :

  1. Lanud Maimun Saleh (MUS), Sabang
  2. Lanud Tanjung Pinang (TPI), Tanjung Pinang
  3. Lanud Hang Nadim, Batam
  4. Lanud Ranai (RNI), Natuna
  5. Lanud Padang (PDA), Padang
  6. Lanud Palembang (PLG), Palembang
  7. Lanud Tanjung Pandan (TDN), Belitung
  8. Lanud Wiriadinata (TSM), Tasikmalaya

Tipe D :

  1. Lanud Astra Kestra (ATK), Lampung
  2. Lanud Sugiri Sukani (SKI), Cirebon
  3. Lanud Wirasaba (WSA), Purwokerto
  4. Lanud Singkawang II (SWII), Singkawang

Rencana Pembangunan :

  1. Lanud Piobang (PBG) , Payakumbuh
  2. Lanud Gadut (GDT) , Bukittinggi

Koopsau II

Tipe A :

  1. Lanud Hasanuddin (HND), Makassar
  2. Lanud Iswahyudi (IWJ), Madiun
  3. Lanud Abdul Rachman Saleh (ABD), Malang

Tipe B :

  1. Lanud Surabaya (SBY), Surabaya
  2. Lanud Pattimura (PTM), Ambon
  3. Lanud Jayapura (JAP), Jayapura

Tipe C :

  1. Lanud Iskandar (IKR), Pangkalan Bun
  2. Lanud Syamsuddin Noor (SAM), Banjarmasin
  3. Lanud Balikpapan (BPP), Balikpapan
  4. Lanud Ngurah Rai (RAI), Denpasar
  5. Lanud Rembiga (RBA), Mataram
  6. Lanud Eltari (ELI), Kupang
  7. Lanud Wolter Monginsidi (WMI), Kendari
  8. Lanud Sam Ratulangi (SRI), Manado
  9. Lanud Manuhua (MNA), Biak
  10. Lanud Timika (TMK), Timika
  11. Lanud Merauke (MRE), Merauke
  12. Lanud Tarakan (TAK), Tarakan (Dalam tahap pembangunan)

Tipe D :

  1. Lanud Morotai (MRT), Halmahera Utara
  2. Lanud Dumatubun (DMN), Tual

Kodikau

  1. Lanud Adi Sutjipto (ADI), Jogjakarta
  2. Lanud Adisumarmo (SMO), Solo
  3. Lanud Sulaiman, Bandung

Inventaris Pesawat

Pesawat Negara Asal Peran Versi Jumlah Beroperasi Dalam Pesanan Catatan
pesawat Latih
FFA AS/SA-202 Bravo   Italia
  Swiss
basic prop trainer AS/SA 202-18A 40 28
KAI KT-1 Wongbee   Korea Selatan basic prop trainer KT-1B 12 12 17 5 unit dipesan pada 2008 [1]
Beechcraft T-34 Mentor   Amerika Serikat basic prop trainer T-34C 14 14
Aermacchi SF.260   Italia basic prop trainer SF-260M/W 19 15 19 unit disumbang oleh Singapura
BAe Hawk   Britania Raya basic jet trainer

advanced jet trainer

Hawk 53

Hawk 109

20

8

2

8

Douglas A-4 Skyhawk   Amerika Serikat advanced jet trainer TA-4H

TA-4J

2

2

0

0

Total 112 76 12
Pesawat Tempur
BAe Hawk 209   Britania Raya pesawat serang ringan/COIN (counter-insurgency) Hawk 209 32 29
Embraer EMB 314 Super Tucano   Brasil pesawat serang ringan/COIN (counter-insurgency) A-29 0 0 8 8 dipesan[2]; dibutuhkan 16 unit untuk menggantikan OV-10F Bronco
Lockheed Martin F-16 Fighting Falcon   Amerika Serikat pesawat multiperan

F-16A Block-15 OCU


F-16B Block-15 OCU

7

3

7

3

Indonesia memiliki 12 unit F-16 pada 1996, tetapi 2 unit hilang oleh insiden berbeda.[3][4]
Northrop F-5E Tiger II   Amerika Serikat multirole fighter F-5E 16
Sukhoi Su-27   Rusia pesawat superioritas udara Su-27SK

Su-27SKM

2

3

2

3

Sukhoi Su-30   Rusia strike fighter Su-30MK

Su-30MK2

2

3

2

3

6 Total 10 Sukhoi type with 3 Su-27SKM have arrived in September 2010
KF-X   Korea Selatan   Indonesia multirole fighter KF-X 0 0 50
Total 62 49 64
Angkut udara Taktis, pesawat transport, pesawat patrol maritim
Boeing 737   Amerika Serikat VIP Transport

maritime reconnaissance

737 2Q8

737 2x9 Surveiller

1

3

1

3


Fitted with Motorola AN/APS-135 SLAMMR (Side-looking Airborne Modular Multi-mission Radar)[5]

de Havilland Canada DHC-5 Buffalo   Kanada tactical airlift DHC-5D 3 3
Lockheed C-130 Hercules   Amerika Serikat airlift/transport

aerial refuel

C-130B/-H/-H-30

KC-130B Hercules

24

2

8

2

Plans of upgrading or possibly buying newer variants
Lockheed L-100   Amerika Serikat transport/ VIP Transport L-100-30 8 6
Fokker F-27 Friendship   Belanda airlift/transport F27-400M 7 6
CASA CN-235   Spanyol
  Indonesia
airlift/transport

maritime reconnaissance

CN-235 110/220M

CN-235 MPA

16

0

16

0

0

3

Fokker F28 Fellowship   Belanda airlift/transport F-28 Mk 1000

F-28 Mk 3000

5 5
CASA C-212 Aviocar   Spanyol airlift/transport NC-212-100

NC-212-200


NC-212-400[6]

28

28




Upgrading to NC212-200/-400 versions in the near future

Total 88 69 3
Helicopters and Non Fix Winged Aircraft
Eurocopter EC 120 Colibri   Uni Eropa light utility helicopter EC-120B 11 11 menggantikan Bell 47G-3B
Sikorsky S-58   Amerika Serikat utility helicopter S-58T 12 8 sudah dipensiunkan karena masa pakai dan kekurangan suku cadang
Aérospatiale AS 330 Puma   Prancis troop transport NAS 330J 11 11
Bell 412   Amerika Serikat troop transport NBell 412S

NBell 412HP

4

4

4

4

Bell 204   Amerika Serikat troop transport Bell 204B 5 4
MBB Bo 105   Jerman SAR missions NBO-105 CB

NBO-105 CBS

6

1

6

1

Eurocopter AS 332 Super Puma   Uni Eropa SAR missions/troop transport

VIP transport


NAS-332 Super Puma

NAS-332 Super Puma VVIP

7

2

7

2

7

A total of 16 has been ordered since 1998

Total 63 58 7


diproduksi dalam negeri oleh PT DI

Referensi

Lihat pula

Pranala luar