Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta

bandar udara di Indonesia
Revisi sejak 9 September 2012 01.49 oleh Annie Mays (bicara | kontrib) (Pembakuan istilah)

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (IATA: CGKICAO: WIII) merupakan sebuah bandar udara utama yang melayani kota Jakarta di pulau Jawa, Indonesia. Bandar udara ini diberi nama seperti nama Presiden Indonesia pertama, Soekarno, dan wakil presiden pertama, Muhammad Hatta. Bandar udara ini sering disebut Cengkareng, dan menjadi kode IATA-nya, yaitu CGK.

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
Informasi
JenisPublik
PemilikPT Angkasa Pura II
PengelolaPT Angkasa Pura II
MelayaniJabodetabek , Banten
LokasiCengkareng, Tangerang, Banten
Maskapai penghubung
Ketinggian dpl10 mdpl
Situs webwww.angkasapura2.co.id
Peta
CGK di Jawa
CGK
CGK
Location within Java
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
kaki m
7R/25L 12,345 3,998 Beton
7L/25R 11,500 3,865 Beton

Letaknya sekitar 20 km barat Jakarta, di Kota Tangerang, Banten. Operasinya dimulai pada 1985, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik) di Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar Udara Kemayoran telah ditutup, sementara Bandar Udara Halim Perdanakusuma masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada tahun 1992.

Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki dua landasan paralel yang dipisahkan oleh dua taxiway sepanjang 2,400 m. Terdapat dua bangunan terminal utama: Terminal 1 untuk semua penerbangan domestik kecuali penerbangan yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines, dan Terminal 2 melayani semua penerbangan internasional juga domestik oleh Garuda dan Merpati.

Setiap bangunan terminal dibagi menjadi 3 concourse. Terminal 1A, 1B dan 1C digunakan (kebanyakan) untuk penerbangan domestik oleh maskapai lokal. Terminal 1A melayani penerbangan oleh Lion Air dan Wings Air. Terminal 1B melayani penerbangan oleh Kartika Airlines dan Sriwijaya Air. Sedangkan terminal 1C melayani penerbangan oleh Airfast Indonesia, Batavia Air, dan Citilink.

Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan internasional maskapai luar. Terminal 2D untuk semua maskapai luar yang dilayani oleh PT Jasa Angkasa Semesta, salah satu kru darat bandara. Terminal 2E untuk maskapai internasional yang dilayani oleh Garuda, termasuk semua penerbangan internasional Garuda dan Merpati. Terminal 2F untuk penerbangan domestik Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines.

Terminal 3 selesai dibangun pada tanggal 15 April 2009. Terminal 3 ini selesai nantinya akan dipergunakan oleh Maskapai penerbangan berbiaya murah. Saat ini ada 2 Maskapai penerbangan yang menggunakan Terminal 3 yaitu Indonesia AirAsia dan Mandala Airlines. dan direncanakan dapat didarati pesawat model Airbus A380. SHIA melakukan pendaratan perdana pesawat A380(SQ-232) pada tanggal 4 Mei 2012 walaupun status pendaratan sendiri adalah divert landing

Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu, yang juga merancang Bandar Udara Charles de Gaulle di Paris, Perancis. Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara lounge tempat tunggu.

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 150 gerai lapor-masuk (check-in counter), 30 pengklaiman bagasi dan 42 gerbang. Setiap sub-terminal memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang.

Angkasa Pura II sedang merencanakan pembangunan terminal baru dengan fitur desain yang modern. Terminal 3 dibangun untuk maskapai bertarif rendah. Terdapat sebuah rencana besar untuk membangun 5 terminal penumpang + 1 terminal haji dan 4 landasan pacu.

Bandara ini direncanakan akan terhubung dengan Stasiun Manggarai, tetapi rencana ini masih belum jelas nasibnya.

Bandar udara ini membebankan pajak sebesar Rp 150.000 (US$15) untuk setiap penumpang internasional dan Rp 40.000 (US$4) untuk setiap penumpang domestik.

Sejarah

Antara 19281974, Bandar Udara Kemayoran yang ditujukan untuk penerbangan domestik dianggap terlalu dekat dengan basis militer Indonesia, Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Penerbangan sipil di area tersebut menjadi sempit, sementara lalu lintas udara meningkat cepat, yang mana mengancam lalu lintas internasional.

Pada awal 1970-an, dengan bantuan USAID, delapan lokasi berpotensi dianalisa untuk bandar udara internasional baru, yaitu Kemayoran, Malaka, Babakan, Jonggol, Halim, Curug, Tangerang Selatan dan Tangerang Utara. Akhirnya, Tangerang Utara dipilih dan ditandai juga Jonggol dapat digunakan sebagai bandara alternatif. Sementara itu, pemerintah memulai upgrade terhadap Bandar Udara Halim Perdanakusumah untuk melayani penerbangan domestik.

Antara 1974-1975, sebuah konsorsium konsultan Kanada mencakup Aviation Planning Services Ltd., ACRESS International Ltd., dan Searle Wilbee Rowland (SWR), memenangkan tender untuk proyek bandara baru. Pembelajaran dimulai pada 20 Februari 1974 dengan total biaya 1 juta Dollar Kanada. Proyek satu tahun tersebut disetujui oleh mitra dari Indonesia yang diwakili oleh PT Konavi. Pada akhir Maret 1975, pembelajaran ini menyetujui rencana pembangunan 3 landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan terminal internasional, 3 terminal domestik dan 1 terminal Haji. Terminal domestik bertingkat tiga dibangun antara 1975-1981 dengan biaya US$465 juta dan sebuah terminal domestik termasuk apron dari 1982-1985 dengan biaya US$126 juta. Sebuah proyek terminal baru, diberi nama Jakarta International Airport Cengkareng (kode: JIA-C), dimulai.

Tahap Pengerjaan Proyek

  • 1975 – 1977
    • Untuk membuka lahan dan mengatur perbatasan provinsi dibutuhkan waktu. Schiphol Amsterdam ditanyai pendapatnya yang mana menurut mereka agak mahal dan overdesign. Biayanya meningkat karena penggunaan sistem desentralisasi. Sistem sentralisasi menjadi yang terbaik.
    • Tim tersebut masih menggunakan sistem desentralisasi. Sistem awal Bandar Udara Orly West, Lyon Satolas, Hanover-Langenhagen dan Kansas City digunakan karena sederhana dan efektif.
  • 12 November 1976
  • 18 Mei 1977
    • Kontrak akgir ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dengan Aeroport de Paris dengan biaya 22,323,203 Franc dan Rp 177.156.000 yang ekuivalen dengan 2,100,000 Franc. Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut adalah 18 bulan, dan pemerintah menunjuk PT Konavi sebagai mitra lokal.
    • Hasilnya adalah:
      • 2 landasan pacu termasuk taxiway
      • Jalan aspal: 1 di timur, yang lainnya di barat untuk layanan bandara. Jalan barat ditutup untuk publik.
      • 3 terminal yang dapat menangani 3 juta penumpang per tahun
      • 1 terminal untuk penerbangan internasional dan 2 untuk domestik
      • Kebun di dalam bandara dipilih sebagai gambaran.
  • 20 Mei 1980
    • Pekerjaan dimulai dengan biaya untuk 4 tahun. Sainraptet Brice, SAE, Colas bersama PT Waskita Karya sebagai pembangun.
  • 1 Desember 1980
    • Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian senilai Rp 384.8 miliar dengan pembangun. Biaya struktur tersebut mencapai Rp 140.450.513.000 dari APBN, 1,223,457 Franc disumbang oleh Perancis dan US$15,898,251 dari pemerintah.
  • 1 Desember 1984
    • Bandar udara ini secara fisik selesai.
  • 1 Mei 1985
    • Terminal kedua dimulai pembangunannya pada 11 Mei 1992
  • 23 Desember 1986
    • Kepres No. 64 Tahun 1986 mengenai kontrol udara dan daratan di sekitar Bandar Udara Soekarno-Hatta dikeluarkan.


Tahapan Proyek Bandara Soekarno–Hatta Internasional
Tahap Tahun Deskripsi Status
Tahap ke-1 1985 Pembangunan Terminal 1 yang dapat menangani 9 juta penumpang per tahun Selesai
Tahap ke-2 1992 Pembangunan Terminal 2 yang dapat menangani 18 juta penumpang per tahun Selesai
Tahap ke-3 2008 Pembangunan Terminal 3 tahap pertama yang dapat menangani 22 juta penumpang per tahun Selesai
2013 Pembangunan Terminal 3 sepenuhnya yang dapat menangani 43 juta penumpang per tahun Diproses
Revitalisasi Terminal 2 yang dapat menangani 53 juta pelanggan per tahun Diproses
Pembangunan Terminal Kargo baru Ditunda
Pembangunan gedung terintegrasi sepenuhnya Ditunda
Pembangunan Terminal 4 Ditunda
2012 Revitalisasi Terminal 1 yang dapat menangani 62 juta penumpang per tahun Diproses

Statistik Lalu Lintas Penumpang

Pada tahun 2009 Bandara Internasional Soekarno-Hatta menempati posisi ke-22 bandara tersibuk di dunia. Semenjak 2010 Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah bandara yang melayani penumpang terbanyak di Asia tenggara dan menempati posisi ke-16 di dunia. Pada 2011 Bandara Internasional Soekarno-Hatta melayani penumpang terbanyak nomor 4 di Asia setelah bandara di Beijing, Tokyo dan Hongkong serta menduduki ranking nomor 12 di dunia.[1]

 
Bandara terdekat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta
 CGK
 SIN (878 km)
 DPS (983 km)
 SUB (692 km)
 PKU (930 km)
 PDG (910 km)
 PLM (418 km)
 PNK (728 km)


Sumber : Airports Council International

Terminal

Bandara yang memiliki tanah seluas 18 km² ini memiliki dua landasan pacu paralel utama masing-masing sepanjang 3.990 meter yang terhubung oleh dua taxiway silang. Ada tiga bangunan terminal utama yaitu; Terminal 1 (penerbangan domestik saja), Terminal 2 (penerbangan internasional dan Garuda Airlines penerbangan domestik), dan Terminal 3, Pier 1 (Air Asia internasional dan penerbangan domestik). Ada juga terminal angkutan untuk kargo domestik dan kargo internasional. Bandara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 180 gerai lapor-masuk, 36 pengklaiman bagasi dan 45 gerbang. Sub terminal 1A-1B-1C-2D-2E-2F masing-masing memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang. Terminal 3 memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi dan 3 gerbang.

Terminal 1

Terminal 1 adalah terminal pertama dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mengoperasikan penerbangan domestik kecuali Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines karena mereka mengoperasikan penerbangan domestik di Terminal 2. Terminal ini selesai pada tahun 1985 dan terletak sebelah selatan bandara, di seberang Terminal 2. Terminal ini memiliki 3 sub-terminal. Setiap sub-terminal memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan huruf A, B dan C. Gerbangnya adalah A1-A7, B1-B7 dan C1-C7. Saat ini Terminal 1 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 18 juta penumpang per tahun.

Terminal 2

Terminal yang selesai pada tahun 1992, terletak di sisi utara bandara, berseberangan dengan Terminal 1. Terminal 2 memiliki 3 sub-terminal, masing-masing dilengkapi dengan 25 gerai lapor-masuk, 5 pengkaliman bagasi dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 2 memiliki awalan huruf D, E dan F. Gerbangnya adalah D1-D7, E1-E7 dan F1-F7. Saat ini Terminal 2 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 19 juta penumpang per tahun. Pada November 28, 2011 Garuda Indonesia dan Angkasa Pura II membuat nota kesepahaman tentang pengelolaan Terminal 2E dan 2F, yang akan hanya digunakan oleh Garuda Indonesia untuk mengantisipasi ASEAN Open Sky Policy pada tahun 2015. Terminal 2E akan digunakan untuk perjalanan internasional dan Terminal 2F untuk penerbangan domestik. Garuda Indonesia mengatakan bahwa ia akan berbagi menggunakan Terminal Internasional-nya dengan anggota SkyTeam lainnya ketika Garuda Indonesia efektif bergabung pada tahun 2014. Prediksi waktu transfer domestik adalah 30 menit untuk domestik dan tidak lebih dari 45 menit untuk penumpang internasional. Saat ini Sky Team memiliki 12 anggota, tetapi tidak semua dari mereka telah terbang ke Indonesia.

Terminal 3

Tahap pertama dari terminal 3, yang terdiri dari yang pertama dari dua tahap pengembangan yang direncanakan, dibuka pada tanggal 15 April 2009. Terminal ini mengadopsi desain yang berbeda dari terminal 1 dan 2, yaitu dengan menggunakan konsep eco-friendy dan modern. Terminal 3 ini berada di sebelah timur Terminal 2. Saat ini, Terminal 3 menjadi pangkalan bagi Air Asia Group dan Mandala Airlines dan Lion Air. Dengan kapasitas 4 juta penumpang per tahun, Terminal 3 sekarang memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi dan 3 gerbang. Pengembangan Terminal 3 akan dirancang berbentuk 'U' dengan kapasitas total 25 juta penumpang per tahun. Terminal 3 telah resmi dibuka untuk penerbangan internasional pada tanggal 15 November 2011 ketika Indonesia AirAsia mulai menggunakan Terminal 3, karena itu ini telah menjadi basis baru untuk penerbangan internasional bersama-sama dengan penerbangan AirAsia domestik dan internasional. Transfer antar Terminal akan diminimalkan. Lion Air memulai menggunakan Terminal 3 ini terhitung sejak tanggal 30 Maret 2012, sejumlah rute yang akan dilayani dari Terminal 3 oleh Lion Air yaitu Jakarta menuju Denpasar, Bima, Tambolaka, Maumere, Ende, dan Labuan Bajo. perpindahan sebagian penerbangan tersebut disebabkan adanya permintaan dari penumpang Lion Air. Sementara, PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pemilik sarana bandara akhirnya mengizinkan Lion Air menempati Terminal 3.

Terminal 4

Rencananya, Terminal 4 akan berada di utara Terminal 3, dan berada sebelah timur-laut Terminal 2 yang masih berada di sebelah utara bandara. Terminal 4 akan dibangun pada tahap ke-4. Terminal ini akan dirancang berbentuk 'H' dan menggunakan desain eco-friendly dan modern, sama seperti desain Terminal 3. Pembangunan Terminal 4 akan dimulai pada tahun 2013 dengan diawali dengan pembebasan lahan di sekitar wilayah utara bandara.

Terminal Kargo

Terminal Kargo terletak di sisi timur Terminal 1. Terminal ini digunakan untuk menangani kargo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, baik kargo domestik maupun kargo internasional. Dalam perencanaannya yang terbaru, Terminal Kargo akan dipindahkan ke sisi barat Terminal 2 dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas Terminal Kargo yang sekarang ini.

Maskapai Penerbangan

Terminal Penumpang

MaskapaiTujuanTerminal
AirAsia Kota Kinabalu, Kuala Lumpur3
Air China Beijing-Capital, Xiamen2E
Airfast Indonesia Surabaya1C
All Nippon Airways Tokyo-Narita2E
AviastarKetapang1C
Batavia Air Ambon, Balikpapan, Bandar Lampung,Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Berau, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Luwuk, Manado, Manokwari, Makassar, Malang, Lombok, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkalpinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surakarta/Solo, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Tarakan, Ternate, Yogyakarta 1C
Batavia Air Dili, Guangzhou, Jeddah, Riyadh, Singapore2D
Cathay Pacific Hong Kong2D
Cebu Pacific Manila2D
China Airlines Hong Kong, Taipei-Taoyuan2E
China Southern Airlines Guangzhou2E
Emirates Dubai2D
Etihad Airways Abu Dhabi2E
EVA Air Taipei-Taoyuan2E
Express Air Makassar, Manokwari, Sorong1B
Garuda Indonesia Ambon, Balikpapan, Berau, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Biak, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Makassar, Malang, Lombok, Manado, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkalpinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surakarta/Solo, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Tarakan, Ternate, Timika, Yogyakarta2F
Garuda Indonesia Amsterdam, Bangkok-Suvarnabhumi, Beijing-Capital, Dubai, Guangzhou, Hong Kong, Jeddah, Kuala Lumpur, Melbourne, Perth, Seoul-Incheon, Shanghai-Pudong, Singapore, Sydney, Taipei-Taoyuan, Tokyo-Narita2E
Garuda Indonesia operated by Citilink Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar/Bali, Medan, Surabaya, Pekanbaru1C
Indonesia AirAsia Denpasar/Bali, Yogyakarta, Bangkok-Don Mueang [begins 1 October 2012], Bangkok-Suvarnabhumi [ends 30 September 2012], Ho Chi Minh City, Kuala Lumpur, Penang, Phuket, Semarang, Singapore3
Japan Airlines Tokyo-Narita2D
Jetstar Asia operated by Jetstar Airways Perth, Singapore2D
Kal Star Aviation Ketapang, Pangkalan Bun, Pontianak, Sampit, Sintang1C
KLM Amsterdam, Kuala Lumpur2E
Korean Air Seoul-Incheon2E
Kuwait Airways Kuala Lumpur, Kuwait2D
Lion Air Denpasar/Bali3
Lion Air Ambon, Balikpapan, Berau, Banjarmasin, Denpasar/Bali, Gorontalo, Kendari, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Lombok, Palu, Pontianak, Semarang, Surakarta/Solo, Sorong, Surabaya, Tarakan, Ternate, Yogyakarta1A
Lion Air Banda Aceh, Bandar Lampung, Batam, Bengkulu, Jambi, Medan, Padang, Palembang, Palangkaraya, Pangkalpinang, Pekanbaru, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang1B
Lion Air Ho Chi Minh City, Jeddah, Kuala Lumpur, Singapore2D
Lufthansa Munich, Singapore2E
Malaysia Airlines Kuala Lumpur 2D
Mandala Airlines Bangkok-Suvarnabhumi [begins 10 August 2012], Kuala Lumpur, Medan3
Merpati Nusantara Airlines Bandar Lampung, Banjarmasin, Bengkulu, Biak, Baubau, Denpasar/Bali, Jayapura, Kendari, Kupang, Labuan Bajo, Luwuk, Makassar, Mamuju, Manado, Manokwari, Maumere, Merauke, Palembang, Palu, Pangkalpinang, Sampit, Surabaya, Tanjung Pandan, Timika2F
Mihin Lanka Colombo2D
Philippine Airlines Manila, Singapore2D
Qantas Sydney2D
Qatar Airways Doha2D
Royal Brunei Airlines Bandar Seri Begawan2D
Saudia Jeddah, Medina, Riyadh2E
Sichuan Airlines Nanning2D
Singapore Airlines Singapore2D
Sriwijaya Air Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Biak, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Makassar, Malang, Lombok, Manado, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkalpinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surakarta/Solo, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Tarakan, Ternate, Yogyakarta1B
Sriwijaya Air Singapore2E
Thai Airways International Bangkok-Suvarnabhumi2E
Tiger Airways Singapore2D
Trigana Air Service Pangkalpinang, Pangkalan Bun, Pontianak, Sampit1C
Turkish Airlines Istanbul-Atatürk, Singapore2D
Valuair Singapore2D
Wings Air Kendari, Makassar, Surabaya1A
Yemenia Dubai, Kuala Lumpur, Sana'a2D
 
Kota-kota yang memiliki koneksi dengan Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta.

Maskapai penerbangan yang berhenti beroperasi

Maskapai penerbangan yang berhenti beroperasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Maskapai Tujuan Keterangan
Adam Air Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Jambi, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palembang, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Penang, Pontianak, Semarang, Singapore, Solo, Surabaya, Yogyakarta Izin penerbangan di cabut
Air France Paris-Charles de Gaulle, Singapore Air France telah bergabung dengan KLM
Air India Delhi, Mumbai, Singapore
?
Ansett Australia Sydney
?
Asiana Airlines Seoul-Gimpo
?
Balkan Sofia
?
British Airways London-Heathrow
?
Bouraq Indonesia Airlines Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Davao, Denpasar/Bali, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Palembang, Pangkal Pinang, Semarang, Solo, Surabaya, Tarakan, Ternate, Yogyakarta Izin penerbangan dicabut
Gulf Air Abu Dhabi, Manama, Muscat
?
Indonesian Airlines Balikpapan, Batam, Denpasar/Bali, Dubai, Palembang, Surabaya, Yogyakarta Izin penerbangan dicabut
Jatayu Airlines Balikpapan, Batam, Guangzhou, Ipoh, Medan, Pekanbaru, Penang, Singapore, Surabaya, Yogyakarta Izin penerbangan dicabut
Royal Jordanian Amman, Kuwait City
?
Silk Air Singapore
?
SriLankan Airlines Colombo
?
Star Air Balikpapan, Denpasar/Bali, Kuala Lumpur, Kupang, Manado, Medan, Pekanbaru, Surabaya Izin penerbangan dicabut
Swissair Zurich
tidak beroperasi lagi

Terminal Kargo

MaskapaiTujuan
Cardig AirBalikpapan, Bangkok, Hanoi, Singapore
Cargo Garuda IndonesiaAmsterdam, Balikpapan, Bangkok, Batam, Dammam, Denpasar/Bali, Doha, Dubai, Frankfurt, Jayapura, Jeddah, Kuala Lumpur, Makassar, Manado, Medan, Münich, Osaka-Kansai, Paris, Riyadh, Seoul-Incheon, Singapore, Surabaya, Tokyo, Yogyakarta
Cathay Pacific CargoHong Kong
China Airlines CargoTaipei
EVA Air CargoDubai, Singapore, Taipei
FedEx ExpressGuangzhou, Singapore, Subic Bay
Hong Kong AirlinesHong Kong
KLM CargoAmsterdam
Korean Air CargoSeoul
MASkargoKuala Lumpur
Republic Express AirlinesKuala Lumpur, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Singapore, Surakarta/Solo
Transmile Air ServicesKuala Lumpur
Tri-MG Intra Asia AirlinesBatam, Kuala Lumpur, Singapore

Lounge

Terdapat 4 lounge kelas utama dan bisnis di Lounge Transit di area keberangkatan. Jasa Angkasa Semesta (JAS) Lounge, tersedia untuk penumpang kelas utama dan bisnis Qantas, Lufthansa, Gulf Air, EVA Air, Saudi Arabian Airlines, Singapore Airlines dan Cathay Pacific.

Pura Indah Lounge, tersedia untuk penumpang kelas utama dan bisnis Singapore Airlines (hanya kelas utama), KLM, Malaysia Airlines, Cathay Pacific dan China Airlines.

Lounge kelas utama eksekutif Aerowisata Catering Services (ACS), tersedia hanya untuk penumpang internasional Garuda Indonesia. Lounge ini juga menerima pemegang kartu GECC.

Lounge Garuda Indonesia tersedia untuk penumpang domestik kelas utama dan bisnis dan pemegang kartu GECC.

Transportasi dari dan ke Bandara

Bus

Bus DAMRI tersedia menuju ke pusat kota, termasuk ke stasiun kereta Gambir dan terminal lain. Juga tersedia bus untuk pindah terminal, dari terminal 1, 2, 3 termasuk juga terminal keberangkatan/kedatangan internasional. Rute rute yang dilayani oleh Bus dari Bandar Udara International Soekarno-Hatta :

Bus Bandara Internasional Soekarno-Hatta[8]
Bus Tujuan Tarif Jam berangakat
pertama
Durasi Pangkalan
Primajasa Bandung Rp 75,000
?
3 jam
Batununggal Indah
Cipaganti Bandung
?
?
?
?
X-Trans Bintaro
?
?
?
?
X-Trans Serpong
?
?
?
?
Damri Bekasi Rp 30,000
04.00 WIB
15–30 menit
Kayuringin
Damri Blok M Rp 20,000
04.00 WIB
15–30 menit
Plaza Blok M (SMAN 6 Jakarta)
Damri Bogor Rp 35,000
04.00 WIB
15–30 menit
Botani Square
Damri Cikarang Rp 35,000
04.00 WIB
1 jam
Plaza Cikarang Jababeka
Damri Gambir Rp 20,000
04.00 WIB
15–30 menit
Stasiun Gambir
Damri Kmp. Rambutan Rp 20,000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Kampung Rambutan
Damri Kemayoran Rp 20,000
04.00 WIB
1 jam
Terminal Damri Kemayoran
Damri Harapan Indah Rp 30,000
04.00 WIB
1 jam
?
Damri Lebak Bulus Rp 20,000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Lebak Bulus
Damri Mangga Dua Rp 20,000
04.00 WIB
30 menit
Mangga Dua Square
Lt. GF Hall A (sebelah Red Bean)
Damri Pasar Minggu Rp 20,000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Pasar Minggu
Damri Rawamangun Rp 20,000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Rawamangun
Damri Serang-Banten Rp 30,000
06.00 WIB
1 jam
Terminal Serang
Damri Tanjung Priok Rp 20,000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Tanjung Priok

Kereta api

Pada Juli 2011, pemerintah telah memberi tugas kepada PT Kereta Api Indonesia untuk membangun kereta api yang menghubungkan Stasiun Manggarai ke Bandara melalui Tangerang dengan biaya Rp.2.25 triliun (US$ 250juta). Jalur sepanjang 7 KM akan dibangun untuk menghubungkan stasiun kereta komuter di Tangerang dan bandara selain untuk mempercepat kinerja kereta api. Jalur tunggal yang ada di komuter antara Manggarai dan Tanah Tinggi akan diperluas kmenjadi dua jalur. Jalur tersebut akan menghubungkan stasiun Manggarai, Sudirman, Tanah Abang, Duri, Grogol, Bojong Indah, Kalideres, Tanah Tinggi dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pemerintah juga menawarkan jalur ekspress sepanjang 33 KM antara Stasiun Manggarai dan bandara melalui Angke dan Pluit kepada investor sebagai Public Private Partnership (PPP). Pada Maret 2012, pemerintah memutuskan untuk mempercepat pembangunan kereta api komuter jalur ganda yang diprediksi akan mulai beroperasi pada pertengahan 2013. Sekarang PT KAI sedang mempelajari titik masuk di bandara, ketika kereta akan memasuki bagian belakang bandara melalui gerbang M1 atau berjalan berdampingan dengan koridor Jakarta Outer Ring Road sebelum memasuki bandara.

Taksi

Tersedia banyak taksi, mulai dari Blue Bird Grup (Blue Bird, Pusaka Biru, Pusaka Sentra, Pusaka Nuri, Morante, Silver Bird (VIP), dll), Express Grup (Express, Express VIP), Transcab, Yellow Cab, Celebrity Grup, Mersindo, Golden Taxi, Putera, dll.

Dikenakan biaya surcharge berkisar antara Rp. 9,000 - 11,000 untuk setiap taksi yang keluar dari bandara. Perlu diperhatikan bahwa banyak taksi yang beroperasi tidak menggunakan argo melainkan tawar menawar langsung dengan pengemudinya, pastikan bahwa argo menyala sebelum taksi mulai berjalan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Sewa Mobil

Ada banyak pilihan jasa persewaan mobil ketika kita tiba di terminal kedatangan. Beberapa agen jasa sewa mobil diantaranya adalah TRAC, Hertz, Avis, Cipaganti, dan masih ada banyak agen-agen sewa mobil lainnya.

Taksi Gelap

Taksi gelap yang dioperasikan perorangan juga banyak ditemui ketika keluar dari terminal kedatangan baik domestik maupun internasional. Taksi gelap ini menawarkan harga yang konon lebih murah dibanding dengan taksi resmi, tetapi tentunya belum tentu lebih murah dan tidaklah dianjurkan karena keselamatan tidak terjamin. Tetapi kebanyakan terdapat taksi gelap yang menawarkan tarif belasan bahkan puluhan kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan taksi resmi.

Permasalahan

Bandara Soekarno-Hatta telah mengalami banyak permasalahan, diantaranya adalah :

  • Jumlah penumpang yang meningkat

Di Terminal 1, bandara sering mengalami kelebihan kapasitas penumpang. Hal ini membuat para penumpang untuk mengantri lebih lama. Saat ini, Bandara Soekarno-Hatta sudah melayani lebih dari 30 juta penumpang per tahunnya, sementara bandara ini hanya dirancang untuk menangani sekitar 18 juta penumpang per tahunnya.

  • Banjir

Dalam beberapa tahun terakhir, dua banjir telah melumpuhkan ribuan penumpang di bandara. Satu-satunya jalan ke bandara kebanjiran sehingga kendaraan tidak bisa bepergian di jalan raya, kecuali truk dan bus. Saat ini, ada solusi untuk masalah ini terletak pada PT Jasa Marga Tbk. Solusinya adalah dengan membangun sebuah jembatan di atas tingkat banjir terakhir, sehingga jalan raya tidak akan banjir lagi. Kelihatannya, "jembatan" yang diusulkan sekarang ini menjadi seperti proyek bendungan. Pada bulan Juni 2008, Jakarta sekali lagi dilanda banjir. Menurut BMKG, ini adalah banjir terburuk dalam 180 tahun terakhir.

Perencanaan

Dalam sebuah "Masterplan" yang terbaru, Bandara Internasional Soerkarno-Hatta akan meningkatkan kapasitasnya dari 22 juta penumpang per tahun menjadi 62 juta per tahun pada tahun 2014 mendatang. Bandara ini akan menggunakan tema "Bandara Modern Dengan Sentuhan Tradisional" untuk mega proyek tersebut. PT Angkasa Pura II sebagai operator merancang Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan memiliki 3 terminal penumpang, terminal kargo baru 1 (Cargo Village) dan sebuah bangunan yang terintegrasi pada 2014 mendatang. Juga akan ada peningkatan kapasitas apron dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat terbang. Sebuah kereta menuju bandara dari Stasiun Manggarai dan People Mover System dirancang untuk transportasi darat dari, ke, dan di dalam bandara juga dalam perencanaan.

PT Angkasa Pura II akan menghabiskan dana sekitar Rp 11.7triliun (US$ 1.36juta) untuk mengubah Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi sebuah 'Bandara Berkelas Dunia' yang akan disebut Aerotropolis pada tahun 2014. Terminal 3 terlebih dahulu yang akan dikembangkan, selanjutnya Terminal 1 dan Terminal 2 akan dikembangkan dan diintegrasikan dengan dinding hijau dan bandara akan memiliki ruang konvensi, pusat perbelanjaan, hotel, taman bermain, fasilitas rekreasi dan area parkir untuk 20.000 kendaraan. Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, pemerintah sedang mempersiapkan untuk meletakkan landasan pacu nomor 3. Ini ditargetkan akan selesai pada 2017. Jika bandara memiliki 3 landasan pacu, kapasitas layanan akan meningkat menjadi 623.420 pergerakan per tahun dan akan dapat mengantisipasi pertumbuhan setidaknya sampai 2030. Perluasan lahan tersebut akan menggunakan sekitar 1.000 hektar dari 10 desa di Teluk Naga dan Kosambi. Rencana ekspansi telah ditolak oleh Pemerintah Kota Tangerang karena penduduk yang tinggal di sekitar bandara tidak akan mampu untuk mendapatkan penghasilan untuk keluarga mereka. Pemerintah daerah menawarkan lokasi lain seperti di Balaraja, tetapi sekretaris perusahaan PT Angkasa Pura II mengatakan bahwa membangun bandara baru tidak akan menjadi tugas yang mudah, karena membutuhkan kajian yang menyeluruh.

Karena kurangnya ruang untuk membuat landasan pacu ketiga di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah berencana untuk membangun bandara baru pada 2013 sekitar Cikarang dan Karawang. Bandara ini akan diintegrasikan dengan sebuah pelabuhan internasional yang sedang direncanakan, yaitu Pelabuhan Internasional Cilamaya di Karawang. Studi kelayakan masih berjalan dan akan selesai pada akhir 2011 atau awal 2012.

Galeri Foto

Lihat pula

Referensi

  • Angkasa. 2002 “Riwayat Penerbangan Cengkareng”. 4 Januari 2002
  1. ^ http://www.airports.org/cda/aci_common/display/main/aci_content07_c.jsp?zn=aci&cp=1-5-212-218-222_666_2__
  2. ^ http://atwonline.com/sites/atwonline.com/files/sites/atwonline.industryclick.com/files/misc/ATW%20World%20Airline%20Report%202008.pdf
  3. ^ http://www.airports.org/cda/aci_common/display/main/aci_content07_c.jsp?zn=aci&cp=1-5-54-55-8813_666_2__
  4. ^ http://atwonline.com/sites/atwonline.com/files/misc/ATW%20World%20Airline%20Report%202010_0.pdf
  5. ^ http://www.airports.org/cda/aci_common/display/main/aci_content07_c.jsp?zn=aci&cp=1-5-54-55_666_2__
  6. ^ http://www.airports.org/cda/aci_common/display/main/aci_content07_c.jsp?zn=aci&cp=1-5-54-55-10812_666_2__
  7. ^ http://www.airports.org/cda/aci_common/display/main/aci_content07_c.jsp?zn=aci&cp=1-5-212-218-222_666_2__
  8. ^ http://damri.co.id//index.php?option=com_content&task=view&id=24&Itemid=1

Pranala luar