KRL Commuter Line

sistem angkutan cepat di Indonesia
Revisi sejak 13 November 2013 03.04 oleh Rizkianto (bicara | kontrib) (→‎Tiket Elektronik dan Tarif: terbalik antara 3 dan 5 untuk sistem pentarifan progresif)

KA Commuter Jabodetabek (dikenal sebagai KRL Jabotabek) adalah jalur kereta rel listrik yang dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek, anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (PTKA). KRL telah beroperasi di wilayah Jakarta sejak tahun 1976, hingga kini melayani rute komuter di wilayah DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.

KA Commuter Jabodetabek
Berkas:8007F - CWG.jpg
Info
PemilikPT Kereta Api Indonesia
WilayahWilayah Metropolitan Jakarta Raya
JenisTransportasi umum, Kereta api komuter
Jumlah jalur6
Jumlah stasiun80
Penumpang harian500.000 orang per hari [1]
Kantor pusatJl. Ir. H. Juanda 1, Jakarta Pusat
Situs webwww.krl.co.id
Operasi
Dimulai6 April 1925 (dibawah Staats Spoorwegen, perusahaan kereta kolonial belanda)
15 September 2008 (dibawah PT. KCJ, sebagai KA Commuter Jabodetabek)
OperatorPT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ)
Panjang kereta8 gerbong per rangkaian 2014 direncanakan 10 gerbong per rangkaian
Waktu antara5 - 15 menit
Teknis
Panjang sistem235 km (146 mi)
Lebar sepur1067
Listrik1,500 V DC
Kecepatan rata-rata40 km/h (25 mph)
Kecepatan tertinggi90 km/h (55 mph)
Rute Jalur KA Commuter Jabodetabek

Berkas:KAI Commuter Jabodetabek Map.jpg

Sejarah

Staats Spoorwegen, sebagai operator kereta api milik Pemerintah Kolonial Belanda, memulai proyek elektrifikasi jalur kereta Tanjung Priok - Meester Cornelis (Jatinegara) pada tahun 1923 dan diresmikan pada 1925. Proyek elektrifikasi terus berlanjut pada lingkar Jakarta, hingga Bogor dan Bekasi. Kereta yang digunakan ialah lokomotif listrik seri 3000 buatan pabrik SLM–BBC (Swiss Locomotive & Machine works - Brown Baverie Cie), lokomotif listrik seri 3100 buatan pabrik AEG (Allgemaine Electricitat Geselischaft) Jerman, lokomotif listrik seri 3200 buatan pabrik Werkspoor Belanda serta kereta listrik buatan pabrik Westinghouse dan kereta listrik buatan pabrik General Electric.

Jalur kereta yang terelektrifikasi tersebut terus digunakan dan diperluas wilayah operasionalnya sejak kemerdekaan Indonesia. Pengoperasian jalur kereta api di Indonesia dilaksanakan oleh Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (kini sebagai PTKA). Lokomotif yang telah digunakan sejak zaman Belanda dan dianggap sudah tidak layak jalan digantikan oleh rangkaian kereta listrik buatan Jepang sejak tahun 1976. Sejak tahun 2000, Pemerintah Indonesia rutin mendapatkan hibah rangkaian kereta listrik ex-Tokyo Metro dari Jepang, yang kemudian digunakan untuk menambah armada kereta listrik Jakarta.

 
Kereta listrik pertama (1925), melayani jalur Tanjung Priok - Meester Cornelis

Pada tahun 2008 dibentuk anak perusahaan PTKA, yakni PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), yang fokus pada pengoperasian jalur kereta listrik di wilayah Daerah Operasional (DAOP) 1 Jabotabek, yang saat itu memiliki 37 rute kereta yang melayani wilayah Jakarta Raya. PT KCJ memulai proyek modernisasi angkutan KRL pada tahun 2011, dengan menyederhanakan rute yang ada menjadi 5 rute utama, penghapusan KRL ekspress, penerapan gerbong khusus wanita, dan mengubah nama KRL ekonomi-AC menjadi Kereta Commuter. Proyek ini dilanjutkan dengan renovasi, penataan ulang, dan sterilisasi sarana dan prasarana termasuk jalur kereta dan stasiun kereta, serta penempatan satuan keamanan pada tiap gerbong. Saat Stasiun Tanjung Priok diresmikan kembali setelah dilakukan renovasi total pada tahun 2009, jalur kereta listrik bertambah menjadi 6, walaupun belum sepenuhnya beroperasi. Pada Juli 2013, PT KCJ mulai menerapkan sistem tiket elektronik COMMET (Commuter Electronic Ticketing) dan perubahan sistem tarif kereta.[2]

Rute

Saat ini terdapat 6 rute utama KA Commuter Jabotabek yang ada.

Warna Jalur Jalur Rute Total Stasiun Beroperasi Penuh pada
merah Jakarta - Bogor Jakarta Kota ke Bogor 25 1930
merah (Depok branch) Jakarta - Depok Jakarta Kota ke Depok 20 1930
biru Jakarta - Bekasi Jakarta Kota ke Bekasi 18 1987
orange Lingkar Jakarta Jatinegara ke Bogor 30 1987
orange (Depok branch) Lingkar Jakarta Jatinegara ke Depok 26 1987
hijau (Serpong branch) Jakarta - Tangerang Selatan Tanah Abang ke Serpong 8 2013
hijau Jakarta - Lebak Tanah Abang ke Maja 13 2013
coklat Jakarta - Tangerang Duri ke Tangerang 9 1997
pink Tanjung Priok Line Jakarta Kota ke Tj. Priok 4 Belum beroperasi penuh*
  • Beberapa perjalanan kereta yang mengarah ke Bogor (Jalur Merah dan Kuning) hanya sampai di Stasiun Depok dan langsung kembali ke Jakarta.
  • Saat ini Jalur Pink hanya melayani rute Jakarta Kota hingga Kampung Bandan.

Stasiun KA Commuter

Stasiun Utama

Berikut ini adalah daftar stasiun terminus (staiun awal/akhir) utama maupun stasiun besar yang juga berfungsi sebagai stasiun transit dan stasiun kereta jarak jauh.

Stasiun Jalur Diresmikan pada Stasiun KA Jarak Jauh Tipe
Stasiun Jakarta Kota 1926 Ya Stasiun Besar
Stasiun Gambir 1884 Ya Stasiun Utama KA Jarak Jauh*
Stasiun Manggarai 1918 Tidak Transit utama KA Commuter
Stasiun Jatinegara 1910 Ya Transit KA Commuter dan Terminus KRD Timur**
Stasiun Tanah Abang 1910 Tidak Transit KA Commuter dan Terminus KRD Barat****
Stasiun Duri Tidak Transit KA Commuter*****
Stasiun Kampung Bandan Tidak Transit KA Commuter
Stasiun Pasar Senen 1925 Ya Terminus KA Jarak Jauh
Stasiun Bogor 1881 Tidak Terminus KA Commuter dan KRD Selatan***
Stasiun Bekasi Tidak Terminus KA Commuter dan Transit KRD Timur
  • Saat ini, Stasiun Gambir tidak melayani KA Commuter dikarenakan jadwal KA Jarak Jauh yang padat. Penumpang KA Commuter yang akan menuju pusat kota turun melalui stasiun terdekat dengan Gambir (Gondangdia atau Juanda).
  • KRD (Kereta Rel Diesel) Timur dioperasikan oleh PTKA, melayani rute Jatinegara-Purwakarta.
  • KRD Selatan (dikenal sebagai KA Bumi Geulis) dioperasikan oleh PTKA, melayani rute Bogor-Sukabumi.
  • KRD Barat dioperasikan oleh PTKA, terdiri dari KA Rangkas Jaya, KA Banten Ekspress dan KA Kalimaya yang beroperasi sepanjang jalur kereta api Tanah Abang hingga Merak.
  • Stasiun Duri akan dioperasikan sebagai Transit KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang pembangunannya akan dimulai pada akhir 2013.

Daftar Stasiun di tiap Jalur

Video sebuah KRL Commuter Line yang berangkat menuju Bogor dari Stasiun Tebet.

Stasiun transit dan terminus ditandai dengan huruf Tebal, sedangkan stasiun non-aktif, direncanakan / tidak melayani KA Commuter ditandai dengan huruf bercetak Miring.

1. Jalur Merah

Jakarta KotaJayakartaMangga BesarSawah BesarJuandaGambirGondangdiaCikiniManggaraiTebetCawangDuren KalibataPasar Minggu BaruPasar MingguTanjung BaratLenteng Agung Universitas Pancasila Universitas IndonesiaPondok CinaDepok BaruDepokCitayamBojonggedeCilebutBogor.

1A. Jalur Merah (Depok branch)

Jakarta KotaJayakartaMangga BesarSawah BesarJuandaGambirGondangdiaCikiniManggaraiTebetCawangDuren KalibataPasar Minggu BaruPasar MingguTanjung BaratLenteng Agung Universitas Pancasila Universitas IndonesiaPondok CinaDepok BaruDepok.

2. Jalur Biru

Jakarta Kota → Jayakarta → Mangga Besar → Sawah Besar → Juanda → Gambir → Gondangdia → Cikini → ManggaraiJatinegaraCipinangKlenderBuaranKlender BaruCakungRawabebekKranjiBekasi.

3. Jalur Kuning

JatinegaraPondok JatiKramatGang SentiongPasar SenenKemayoranRajawaliKampung BandanAngkeDuriTanah AbangKaretSudirmanMampangManggarai → Tebet → Cawang → Duren Kalibata → Pasar Minggu Baru → Pasar Minggu → Tanjung Barat → Lenteng Agung → Universitas Pancasila → Universitas Indonesia → Pondok Cina → Depok Baru → Depok → Citayam → Bojonggede → Cilebut → Bogor.

3A. Jalur Kuning (Depok branch)

JatinegaraPondok JatiKramatGang SentiongPasar SenenKemayoranRajawaliKampung BandanAngkeDuriTanah AbangKaretSudirmanMampangManggarai → Tebet → Cawang → Duren Kalibata → Pasar Minggu Baru → Pasar Minggu → Tanjung Barat → Lenteng Agung → Universitas Pancasila → Universitas Indonesia → Pondok Cina → Depok Baru → Depok.
 
Interior gerbong KRL AC

4. Jalur Hijau

Tanah AbangPalmerahKebayoranPondok BetungPondok RanjiJurangmanguSudimaraCiaterRawa BuntuSerpongCisaukCicayurParung Panjang → Cileujit → Daru → Tenjo → Tigaraksa → Cikoya → Maja.

4A. Jalur Hijau (Serpong branch)

Tanah AbangPalmerahKebayoranPondok BetungPondok RanjiJurangmanguSudimaraCiaterRawa BuntuSerpong.

5. Jalur Coklat

DuriGrogolPesingKembangan → Bojong Indah → Rawa Buaya → Kalideres → Poris → Batu Ceper → Tanah TinggiTangerang.

6. Jalur Pink

Jakarta KotaKampung BandanAncolTanjung Priok.

7. Jalur Bandara (rencana)

DuriGrogolPesingKembanganBojong IndahRawa BuayaKalideresPorisBatu CeperTanah TinggiTangerangTerminal 1Terminal 2Terminal 3.

Elektrifikasi dan Penambahan Rute

Pada 2014 direncanakan elektrifikasi jalur Citayam-Nambo akan selesai dan dapat dilewati oleh KA Commuter, setelah sebelumnya dinonaktifkan pada tahun 2006.[3] Kereta KA Commuter akan melewati:

Stasiun CitayamPondok RajegCibinongGunung PutriStasiun Nambo.

Tiket Elektronik dan Tarif

Berkas:Kartu-Commet-(Anes-S)-dalam.jpg
Kartu Commet

Multi Trip dan Single Trip

Sebagai tahapan penerapan program E-Ticketing, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT KAI Commuter Jabodetabek mulai 2012 mengganti KTB (Kartu Trayek Bulanan) / KLS (Kartu Langganan Sekolah) secara bertahap hingga pada 1 Juli 2013 ditetapkan menjadi COMMET (Commuter Electronic Ticketing). Kartu COMMET adalah alat pembayaran pengganti uang tunai yang digunakan untuk transaksi perjalanan KA Commuter sebagai tiket perjalanan KA, yang disediakan dalam bentuk kartu sekali pakai (Single-Trip) dan prabayar (Multi-Trip). Penumpang diwajibkan untuk melakukan tap-in di gerbang masuk dan memasukkan kartu single-trip ke dalam gerbang keluar atau cukup tap-out bagi pengguna kartu prabayar di gerbang keluar. Bersamaan dengan pemberlakuan COMMET, sistem 'Tarif Progresif' diberlakukan. Sistem ini menggunakan hitungan jumlah stasiun yang dilewati sebagai dasar perhitungan tarif tiap penumpang. 5 Stasiun pertama yang dilewati penumpang akan dikenakan tarif sebesar Rp 3000 dan tiap 3 stasiun berikutnya dikenakan biaya Rp 1000. Untuk periode Juli hingga November 2013, karena adanya subsidi sementara dana PSO Kementerian Perhubungan bagi KA Commuter, maka tarif masing-masing turun menjadi Rp 2000 dan Rp 500. [4]

Tiket Harian Berjaminan (THB)

Karena penerapan tiket single trip mengakibatkan banyaknya kejadian tiket perjalanan single trip hilang, pada 11 Agustus 2013 PT KCJ menerapkan sistem ticketing pengganti sistem single trip untuk penumpang KRL tanpa berlangganan. Penghitungan tarif sesuai dengan skema tarif perjalanan single trip, namun penumpang diharuskan untuk membayar uang jaminan untuk THB senilai Rp 5000,-. Uang jaminan dapat diambil kembali di stasiun hingga jangka waktu maksimal 7 hari atau ditukarkan kembali dengan THB baru dengan membayar tarif untuk perjalanan selanjutnya.

Suplisi dan Free Out

Pengguna Tiket Harian Berjaminan dapat dikenakan denda (suplisi) jika melakukan perjalanan tanpa tiket atau menggunakan Tiket Harian Berjaminan yang telah kadaluarsa. Pengguna Tiket Harian Berjaminan juga mendapatkan fasilitas free out, fasilitas untuk dapat melakukan sekali tapping out pada stasiun yang sama dengan stasiun tapping in terhitung satu jam dari waktu transaksi pembelian THB di loket.

Armada KRL

 
Tiga generasi kereta

Jalur KA Commuter Jabotabek dilayani oleh beberapa tipe rangkaian kereta. Jalur ini sekarang hanya dilayani oleh KRL AC. KRL Ekonomi non-AC sudah dihentikan operasionalnya.

KRL ekonomi non-AC

KRL Ekonomi non-AC adalah unit armada KRL yang ditujukan untuk masyarakat kelas ekonomi menengah-bawah. Kelas ini menggunakan armada KRL lama yang tidak menggunakan fasilitas pendingin udara (AC). Sejumlah rangkaian dibuat oleh Nippon Sharyo, Hitachi, dan BN-Holec. KRL jenis ini sudah tidak dioperasikan lagi di semua jalur, dan seluruhnya disimpan di Dipo Depok atau Balai Yasa Manggarai. KRL non AC tipe Rheostatik beberapa rangkaiannya dikirim ke Stasiun Purwakarta untuk dibesituakan.

KRL BN-Holec

 
KRL Holec

KRL Holec adalah unit KRL ekonomi termuda. KRL ini dibuat oleh Belanda dan dulunya sempat melayani KRL Ekspres dan Ekonomi. Dari seluruh rangkaian ekonomi yang ada, KRL Holec tergolong paling sulit dirawat. Selain karena masalah suku cadang yang susah dicari (pabriknya sendiri sudah lama tutup), KRL ini pun juga sering mengalami mogok karena kelebihan beban. Sehingga banyak KRL eks Holec yang rusak, dijadikan KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) yang dioperasikan di beberapa kota di luar Jakarta. "Rekondisi" KRL Holec adalah KRDE yang dioperasikan di rute Yogyakarta-Solo (Prameks), dan Padalarang-Cicalengka (Baraya Geulis). Selain itu KRL Holec juga direkondisi menjadi KRL Holec AC.

KRL Ekonomi Rheostatik (seri KL3)

 
KRL jenis Rheostatik, KRL non AC tertua

Sebagian besar rangkaian yang digunakan adalah buatan Jepang dari tahun 1976 sampai tahun 1987 dengan teknologi rheostat. Umumnya, KRL ini dibuat oleh perusahaan Nippon Sharyo, Hitachi dan Kawasaki dari Jepang, untuk melayani kelas KRL Ekonomi. Untuk KRL rheostat buatan pabrik Nippon Sharyo tahun 1987 (lihat gambar tiga KRL,paling kanan), rangkaian ini dulunya melayani rangkaian Pakuan Ekspres tahun 90-an. Setelah KRL Hibah (Tōei seri 6000) datang, KRL ini mulai terlupakan dan dijadikan rangkaian KRL Ekonomi. Khusus untuk KRL Rheostat yang datang pada tahun 1986-1987, bodinya sudah stainless steel dan merupakan KRL AC pertama di Indonesia. Untuk KRL buatan Nippon Sharyo tahun 1976, kereta ini sudah dicat ulang beberapa kali dari warna lamanya. Semula berwarna merah polos dengan 'wajah' kuning terang, kemudian putih-hijau, kuning kecoklatan, dan terakhir putih dengan garis merah. Kedua KRL ini mulanya seperti KRL Ekonomi AC atau Ekspres, yakni pintunya dapat tertutup secara otomatis, dan cukup nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu kedua KRL ini menurun kondisinya menjadi seperti sekarang ini.

Pada 2009, telah dioperasikan KRL dengan modifikasi kabin, yang bernama "Djoko Lelono"

Sejak tak lagi dioperasikannya KRL ekonomi non-AC, KRL Rheostatik disimpan di Dipo Depok dan Balai Yasa Manggarai. KRL Rheostatik dengan bodi mild steel sebagian dikirim ke Stasiun Purwakarta untuk dibesituakan.

KRL Hitachi (Jepang-Indonesia)

KRL ini dibuat pada tahun 1997 di PT INKA bekerjasama dengan Hitachi, dibuat sebanyak 64 unit (8 set) berteknologi VVVF. Kereta ini memiliki ciri yang khas yaitu ketika mulai bergerak sangat halus dan tidak menyentak. Jenis KRL ini adalah yang digunakan untuk Pakuan Ekspres kelas bisnis sampai akhirnya turun tingkat ketika era Tōei seri 6000 datang dari Jepang.

KRL ABB Hyundai (Korsel-Indonesia)

KRL ini dibuat atas kerjasama antara PT INKA dan Hyundai,dirakit di PT INKA pada tahun 1985-1992 dibuat sebanyak 8 gerbong (2 set) berteknologi VVVF dan disebut-sebut merupakan prototype kereta maglev yang dikembangkan Hyundai untuk jalur Seoul-Pusan. Saat ini KRL ABB Hyundai telah dikonversi menjadi KRDE dan beroperasi di jalur Surabaya-Mojokerto (Arek Surokerto).

KRL AC

KRL AC adalah KRL dengan fasilitas AC. KRL ini jauh lebih nyaman dari KRL Ekonomi. Era peng-AC-an KRL dimulai tahun 1990an, ketika diluncurkannya KRL Pakuan Ekspres Utama JAKK-BOO. Saat ini, KRL AC di Jabodetabek sudah menjamur, bahkan jumlah keretanya lebih banyak dari KRL Non AC.

Berkas:6161CTA.jpg
Toei 6161F

KRL ini adalah KRL yang diimpor dari operator Kereta Bawah Tanah (Subway) milik Biro Transportasi Pemerintah Daerah Tōkyō (Tōei), dalam rangka kerjasama strategis Indonesia-Jepang saat itu. Meramaikan jalur Jabotabek mulai tahun 2000, dioperasikan di sebagian besar rute untuk layanan ekspres dengan tambahan pendingin udara (AC). Karena berstatus hibah dari Pemerintah Daerah Kota Tōkyō, KRL ini sering disebut sebagai KRL hibah.

Pada mulanya, didatangkan 72 unit kereta dari Jepang dengan masing-masing rangkaian terdiri dari 8 kereta. Namun, pada akhirnya hanya sebanyak 3 rangkaianlah yang memiliki 8 kereta (set 6121F, 6161F, 6171F), sedangkan sisanya dijadikan enam kereta per rangkaiannya. Namun mulai tahun 2012 akhir formasi Tōei 6000 banyak diubah karena rangkaian yang memiliki 6 kereta diperpanjang menjadi 8 kereta.

3 set menggunakan kabin modifikasi, yang dibuat oleh Balai Yasa Manggarai.

Stamformasi:

  • Kabin asli:
  1. 6121F : 6121-6122-6197-6222-6247-6216-6127-6128
  2. 6161F : 6161-6212-6215-6162-6165-6166-6167-6168
  3. 6171F : 6171-6178
  4. 6181F : 6181-6242-6245-6156-6255-6152-6157-6158
  5. 6201F : 6201-6206-6207-6208
  6. 6271F : 6271-6272-6275-6276-6277-6278
  7. 6281F : 6281-6282-6285-6286-6287-6288
  • Kabin rakitan:
  1. 6151F : 6151-6192-6257-6172-6225-6226-6237-6188
  2. 6177F : 6177-6176-6175-6232-6265-6202-6235-6126
  3. 6217F : 6217-6236-6185-6182
  4. 6227F : 6227-6195-6267-6262-6205-6186-6125-6187

KRL eks Tōkyū Corporation

Berkas:8007F CTA.jpg
KRL seri 8000

KRL eks Tōkyū Corporation (atau disebut Tokyu saja) mulai meramaikan armada komuter Jabodetabek sejak masuknya rangkaian seri 8000 dan 8500. KRL eks Tokyu Seri 8000 dibuat pada tahun 1970-an dan KRL seri 8500 dibuat pada tahun 1975-an dan merupakan pengembangan dari Tokyu seri 8000. Khusus untuk unit bernomor depan 07xx dan 08xx (mis. 0715 dan 0815) adalah unit yang dibuat pada tahun 1985 ke atas.

KRL ini diimpor dari Jepang dengan harga sekitar 800 juta per unit, atau sekitar 6,5 miliar per rangkaian dengan 8 kereta. Berkat perawatan yang baik, KRL Tōkyū selama ini jarang bermasalah dan dapat dioperasikan sampai sepuluh tahun mendatang di Jabodetabek.

Rincian Stamformasi:

  • Tōkyū seri 8000 eks Tokyu Oimachi Line (8003F) dan Tokyu Toyoko Line (rangkaian lainnya)
  1. 8003F: 8003-8202-8104-8263-8142-8213-8103-8004. Set ini memakai penomoran baru Kemenhub dengan urutan terbalik dari nomor K1 1 05 09 (8004) sampai K1 1 05 16 (8003)
  2. 8007F: 8007-8245-8107-8260-8137-8204-8108-8008. Set ini memakai penomoran baru Kemenhub dengan nomor K1 1 05 01 (8007) sampai K1 1 05 08 (8008)
  3. 8039F: 8039-8248-8158-8218-8164-8249-8159-8040

Ketiganya menggunakan warna biru-kuning dan memiliki motif bunga berwarna ungu pada kereta khusus wanita. Dan pada 8039F menggunakan teralis berwarna hitam, bukan abu-abu seperti pada dua rangkaian lainnya.

  1. 8604F: 8604-8704-8904-8825-8719-8909-8804-8504 dengan warna biru-kuning.
  2. 8607F: 8607-8707-8948-8828-8743-8924-8807-8507 dengan warna biru-kuning.
  3. 8608F: 8608-8708-8949-8829-8744-8925-8808-8508 dengan warna biru-kuning. Set ini memakai penomoran baru Kemenhub dengan nomor K1 1 06 01 (8608) sampai K1 1 06 08 (8508).
  4. 8610F: 8610-8710-8951-0815-0715-8927-8810-8510 dengan warna biru-kuning.
  5. 8611F: 8611-8711-8911-8832-8735-8928-8811-8511 dengan warna biru-kuning. Set ini memakai penomoran baru Kemenhub dengan nomor K1 1 07 01 (8611) sampai K1 1 07 08 (8511).
  6. 8612F: 8612-8712-8912-0817-0717-8929-8812-8512 dengan warna biru-kuning. Set ini memakai penomoran baru Kemenhub dengan nomor K1 1 08 16 (8612) sampai K1 1 08 24 (8512).
  7. 8613F: 8613-8713-8913-0800-8796-8930-8813-8513 dengan warna merah-putih-kuning dan motif bunga berwarna pink pada kereta khusus wanita.
  8. 8618F: 8618-8724-8935-8855-8753-8954-0811-8518 dengan warna biru-kuning. Set ini memakai penomoran baru Kemenhub dengan nomor K1 1 08 25 (8618) sampai K1 1 08 30 (8518)

KRL eks East Japan Railway Company (JR East)

KRL eks East Japan Railway Company seri 103 didatangkan pada 2004. KRL seri 103 ini adalah salah satu rangkaian yang mulanya digunakan untuk layanan Bojonggede Ekspres dan Depok Ekspres. Akibat bertambahnya penumpang, KRL ini pun diganti dengan rangkaian lain yang memiliki 8 kereta.

KRL ini masing-masing rangkaiannya terdiri dari 4 gerbong (1 set), dan menjadi salah satu rangkaian KRL dengan AC terdingin di Jabodetabek. KRL ini berada di bawah alokasi depo Depok.

Unit yang masuk ke Indonesia sebanyak 4 set, masing-masing dengan 4 gerbong. Rincian:

  • E20F/103-815F (103-815,103-752,102-2009,103-822)
  • E21F/103-105F (103-105,102-231,103-246,103-597)
  • E22F/103-359F (103-359,103-654,102-810,103-384)
  • E27F/103-153F (103-153,102-321,103-210,103-632)

KRL ini dioperasikan 8 kereta, dengan menggabungkan E21F-E27F dan E20F-E22F. KRL ini mudah dikenali dari warnanya yang putih.

Berkas:203-66 BOO.jpg
KRL seri 203

KRL eks East Japan Railway Company seri 203 telah tiba di Indonesia pada tanggal 2 Agustus 2011. Saat ini set 51F, 52F, 66F, 68F, dan 69F sudah berdinas. Rincian:

  1. MaTo 51/203-51F: 202-1 - 202-3 - 203-3 - 203-2 - 203-1 - 202-1 - 203-1 - 203-1 (202-2 dan 203-2 dilepas)
  2. MaTo 52/203-52F: 202-2 - 202-6 - 203-6 - 203-4 - 203-3 - 202-4 - 203-4 - 203-2 (202-5 dan 203-5 dilepas)
  3. MaTo 66/203-66F: 202-106 - 202-118 - 203-118 - 203-112 - 203-111 - 202-116 - 203-116 - 203-106 (202-117 dan 203-117 dilepas)
  4. MaTo 68/203-68F: 202-108 - 202-124 - 203-124 - 203-116 - 203-115 - 202-122 - 203-122 - 203-108 (202-123 dan 203-123 dilepas)
  5. MaTo 69/203-69F: 202-109 - 202-127 - 203-127 - 203-118 - 203-117 - 202-125 - 203-125 - 203-109 (202-126 dan 203-126 dilepas)
 
KRL seri 205 baru diturunkan ke rel

KRL eks East Japan Railway Company seri 205 telah tiba di Indonesia pada tanggal 3 November 2013. Sebanyak 3 set pengiriman kelompok pertama sudah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan nomor rangkaian HaE 7F, 11F, dan 15F.

Rincian:

  1. HaE 7F: KuHa 204-95 - SaHa 204-39 - SaHa 204-38 - MoHa 204-257 - MoHa 205-257 - MoHa 204-256 - MoHa 205-256 - MoHa 204-255 - MoHa 205-255 - KuHa 205-95
  2. HaE 11F: KuHa 204-99 - SaHa 204-21 - SaHa 204-20 - MoHa 204-269 - MoHa 205-269 - MoHa 204-268 - MoHa 205-268 - MoHa 204-267 - MoHa 205-267 - KuHa 205-99
  3. HaE 15F: KuHa 204-123 - SaHa 204-46 - SaHa 204-8 - MoHa 204-337 - MoHa 205-337 - MoHa 204-336 - MoHa 205-336 - MoHa 204-335 - MoHa 205-335 - KuHa 205-123

KRL eks-Tōyō Rapid

 
KRL seri 1000
  • KRL eks Tōyō Rapid seri 1000 (1091F, 1081F, 1061F) masing-masing dengan sepuluh kereta, namun hanya dioperasikan dengan delapan kereta akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya.

Rincian:

  1. 06F/1061F: 1061-1062-1063-1064-1065-1066-1069-1060 (1067 dan 1068 dilepas, warna biru-kuning dengan corak kereta khusus wanita). Set ini memakai penomoran baru Kemenhub dengan nomor K1 1 07 58 (1061) hingga K1 1 07 67 (1060)setelah melakukan overhaul (istilah untuk Perawatan Akhir Lengkap Kereta) di Balai Yasa Manggarai
  2. 08F/1081F: 1081-1082-1083-1084-1085-1086-1089-1080 (1087 dan 1088 dilepas, warna biru-merah dengan corak kereta khusus wanita)
  3. 09F/1091F: 1091-1092-1093-1094-1095-1096-1099-1090 (1097 dan 1098 dilepas, warna biru-merah dengan corak kereta khusus wanita)

KRL eks Tōkyō Metro

 
KRL seri 05, formasi 05-05F
  • KRL eks Tōkyō Metro seri 05 mulai tiba di Jakarta pada Agustus 2010, diawali dengan rangkaian 05-07F. Seri ini adalah KRL dengan teknologi tercanggih di Jabodetabek saat ini. Total keseluruhan ada 8 rangkaian seri 05 yang tiba di Indonesia.

Rincian:

  1. 05-02F: 05 102-05 202-05 302-05 602-05 702-05 802-05 902-05 002 (05 402 dan 05 502 dilepas). Set ini memakai penomoran baru Kemenhub dengan nomor K1 1 11 41 (05 102) sampai K1 1 11 50 (05 002)
  2. 05-04F: 05 104-05 204-05 304-05 604-05 704-05 804-05 904-05 004 (05 404 dan 05 504 dilepas)
  3. 05-05F: 05 105-05 205-05 305-05 605-05 705-05 805-05 905-05-005 (05 405 dan 05 505 dilepas)
  4. 05-07F: 05 107-05 207-05 307-05 607-05 707-05 807-05 907-05 007 (05 407 dan 05 507 dilepas, sementara afkir karena anjlok di Cilebut)
  5. 05-08F: 05 108-05 208-05 308-05 608-05 708-05 808-05 908-05 008 (05 408 dan 05 508 dilepas). Set ini memakai penomoran baru Kemenhub dengan nomor K1 1 11 11 (05 108) sampai K1 1 11 20 (05 008)
  6. 05-09F: 05 109-05 209-05 309-05 609-05 709-05 809-05 909-05 009 (05 409 dan 05 509 dilepas). Set ini memakai penomoran baru Kemenhub dengan nomor K1 1 11 21 (05 109) sampai K1 1 11 30 (05 009)
  7. 05-10F: 05 110-05 210-05 310-05 610-05 710-05 810-05 910-05 010 (05 410 dan 05 510 dilepas)
  8. 05-12F: 05 112-05 212-05 312-05 612-05 712-05 812-05 912-05 012 (05 412 dan 05 512 dilepas)

Seluruhnya berwarna merah-putih-kuning dan memakai teralis jendela berwarna hitam.

Saat ini rangkaian 05-07F tidak dioperasikan menyusul kerusakan berat pada kereta 05-307 pasca kecelakaan di stasiun Cilebut, karena harus menunggu komponen pengganti untuk memperbaiki motor listrik pada kereta 05-307.

  • KRL eks Tōkyō Metro seri 5000 (5809F/59F, 5816F/66F, 5817F/67F) masing-masing dengan sepuluh kereta, namun hanya dioperasikan dengan delapan kereta akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya.

Rincian:

  1. 59F/5809F: 5809-5312-5631-5314-5607-5215-5313-5009 (5675 dan 5676 dilepas)
  2. 66F/5816F: 5816-5245-5630-5363-5688-5905-5326-5016 (5246, 5631 dan 5247 dilepas, 5631 digunakan pada 59F/5809F, 5246 digunakan pada 67F/5817F; KRL ini menggunakan nama "Djoko Vision" dan telah dilengkapi layar penampil rute). Set ini memakai penomoran baru Kemenhub dengan nomor K1 1 07 31 (5816).
  3. 67F/5817F: 5817-5246-5632-5359-5127-5927-5251-5017 (5250, 5634, dan 5248 dilepas). Set ini memakai penomoran baru Kemenhub dengan nomor K1 1 07 18 (5816).

Seluruh rangkaian menggunakan warna biru-kuning di mana rangkaian 59F/5809F dan 66F/5816F saat ini memiliki motif bunga berwarna pink pada kereta khusus wanita.

  • KRL eks Tōkyō Metro seri 6000, (6106F, 6107F, 6112F, 6115F, 6123F, 6125F, 6126F) masing-masing dengan 10 kereta, namun hanya dioperasikan dengan delapan kereta akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya..
Berkas:6134F.jpg
KRL seri 6000, formasi 6134F
  1. 05F/6105F: 6105-6205-6305-6405-6505-6605-6705-6005 (6805-6905 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam)
  2. 06F/6106F: 6106-6206-6306-6406-6507-6606-6706-6006 (6806-6906 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam, 6506 bertukar tempat dengan 6507)
  3. 07F/6107F: 6107-6207-6307-6407-6506-6607-6907-6007 (6707-6807 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam, 6507 bertukar tempat dengan 6506)
  4. 11F/6111F: 6111-6211-6311-6411-6511-6611-6711-6011 (6811-6911 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam)
  5. 12F/6112F: 6112-6212-6312-6412-6512-6612-6912-6012 (6712-6812 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam)
  6. 13F/6113F: 6113-6213-6313-6413-6513-6613-6713-6013 (6813-6913 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam)
  7. 15F/6115F: 6115-6215-6315-6415-6515-6615-6715-6015 (6815-6915 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis abu-abu)
  8. 23F/6123F: 6123-6223-6323-6423-6523-6623-6923-6023 (6723-6823 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam)
  9. 25F/6125F: 6125-6225-6325-6425-6525-6625-6925-6025 (6725-6825 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam)
  10. 26F/6126F: 6126-6226-6326-6426-6526-6626-6926-6026 (6726-6826 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis abu-abu)
  11. 27F/6127F: 6127-6227-6327-6427-6527-6627-6927-6027 (6727-6827 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam)
  12. 33F/6133F: 6133-6333-6433-6533-6733-6833-6633-6033 (6233-6933 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam)
  13. 34F/6134F: 6134-6334-6434-6534-6734-6834-6634-6034 (6234-6934 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam)

Tiap rangkaian Tōkyō Metro seri 6000 memiliki perbedaan yang mencolok antara satu sama lain. Pada rangkaian bernomor 6123F, 6125F, 6126F, 6127F, 6133F dan 6134F, persambungan yang digunakan seluruhnya merupakan persambungan seperti rangkaian KRL eks Tōkyō Metro seri 7000 nomor 7121F hingga 7123F, sementara rangkaian 6105F, 6106F, 6107F, 6111F, 6112F, 6113F dan 6115F memiliki bentuk persambungan lebar seperti jamur. Khusus 6107F dan 6112F juga memiliki bentuk kaca yang berbeda, mirip seperti pada KRL seri 203 dan Toei 6000 (disebabkan karena rangkaian itu tidak mengalami penggantian jendela saat mengalami mid-life refurbishment sewaktu masih berdinas di Tōkyō Metro).

  • KRL eks Tōkyō Metro seri 7000, (7117F, 7121F, 7122F, 7123F) masing-masing dengan sepuluh kereta, namun hanya dioperasikan dengan delapan kereta akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya.
Berkas:7117LNA.jpg
KRL seri 7000, formasi 7117F

Rincian:

  1. 17F/7117F: 7117 (K1 1 10 01)-7217 (K1 1 10 02)-7317 (K1 1 10 03)-7417 (K1 1 10 04)-7517 (K1 1 10 05)-7617 (K1 1 10 06)-7917 (K1 1 10 09)-7017 (K1 1 10 10) (7717 (K1 1 10 07) dan 7817 (K1 1 10 08) dilepas)
  2. 21F/7121F: 7121 (K1 1 10 11)-7221 (K1 1 10 12)-7321 (K1 1 10 13)-7421 (K1 1 10 14)-7521 (K1 1 10 15)-7621 (K1 1 10 16)-7921 (K1 1 10 19)-7021 (K1 1 10 20) (7721 (K1 1 10 17) dan 7821 (K1 1 10 18) dilepas)
  3. 22F/7122F: 7122 (K1 1 10 21)-7222 (K1 1 10 22)-7322 (K1 1 10 23)-7422 (K1 1 10 24)-7522 (K1 1 10 25)-7622 (K1 1 10 26)-7922 (K1 1 10 29)-7022 (K1 1 10 30) (7722 (K1 1 10 27) dan 7822 (K1 1 10 28) dilepas)
  4. 23F/7123F: 7123 (K1 1 10 31)-7223 (K1 1 10 32)-7323 (K1 1 10 33)-7423 (K1 1 10 34)-7523 (K1 1 10 35)-7623 (K1 1 10 36)-7923 (K1 1 10 39)-7023 (K1 1 10 40) (7723 (K1 1 10 37) dan 7823 (K1 1 10 38) dilepas)

Berkebalikan dengan KRL eks Tōkyō Metro seri 6000, rangkaian 7117F merupakan satu-satunya rangkaian seri 7000 yang memiliki bentuk persambungan lebar, sementara bentuk persambungan pada rangkaian lainnya sama seperti rangkaian 6107F, 6112F, 6123F, 6125F, dan 6126F.

KRL-I (INKA)

KRL-I dibuat tahun 2001, sebagai hasil produk PT INKA yang merupakan pabrik kereta api nasional. Dengan alasan biaya pengadaan yang terlalu tinggi dan sering bermasalah, tidak banyak KRLI yang digunakan. Pada masa pendesain, KRL ini disebut sebagai KRL Prajayana. KRL-I yang digunakan oleh PT KA pada awalnya terdiri dari 2 rangkaian, masing-masing dengan empat gerbong. Kini, KRL-I dicat dengan striping biru. Saat ini KRLI sering berdinas sebagai KRL pengumpan Jakarta Kota-Kampung Bandan atau Manggarai-Duri-Angke.

KRL i9000 KfW-Bombardier-INKA

KRL i9000 mulai diproduksi tahun 2010 dan telah diresmikan bersama kereta api Gajah Wong pada hari Rabu tanggal 24 Agustus 2011. KRL ini dibuat sebanyak 10 set, per setnya 4 kereta dengan kodefikasi baru (K3 1 11 xx). Saat ini 9 set sudah beroperasi dan 1 set dikembalikan ke INKA untuk perbaikan karena kerusakan akibat tertimpa kabel LAA.

KRL Holec AC

 
KRL Holec AC

KRL Holec AC adalah hasil modifikasi dan peremajaan dari KRL Holec non AC yang beroperasi di Jabotabek. Modifikasi dilakukan di lingkungan PT. INKA, pabrik yang juga membuat KRL Holec non AC medio 1994-2001. Modifikasi meliputi penggantian material kursi, penggantian mesin KRL, kabin masinis, pemasangan GPS dan TMS, serta pemasangan AC. 2 set sudah berada di dalam Balai Yasa Manggarai. [5]

Rincian:

  1. TS1: K3 1 00 07 (TC1) ex KL3-2000208 - K3 1 97 12 (M1) ex KL3-97233 - K3 1 97 06 (M2) ex KL3-97231 - K3 1 97 13 (T1) ex KL3-97234 - K3 1 97 37 (T2) ex KL3-97250 - K3 1 00 08 (M3) ex KL3-2000207 - K3 1 97 04 (M4) ex KL3-97229 - K3 1 97 09 (TC2) ex KL3-97246

Galeri

Lihat juga

Referensi

Pranala luar