Yakub (tokoh Alkitab)
Yakub (bahasa Ibrani: יַעֲקֹב, Modern Yaʿaqov Tiberias Yaʿăqōḇ ; Ya'akov; bahasa Arab: يعقوب Yaʿqūb, bahasa Ge'ez ያዕቆብ Yaʿiqob), kemudian namanya diganti menjadi Israel (bahasa Ibrani: יִשְׂרָאֵל, Modern Yisraʾel Tiberias Yiśrāʾēl; bahasa Arab اسرائيل, Isrāʾīl; bahasa Ge'ez እሥራኤል Israʾēl) adalah kakek moyang ke-3 bangsa Israel seperti yang dicatat di dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Anak dari Ishak dan Ribka; cucu dari Abraham dan Sara. Abang kembarnya bernama Esau. Ia memainkan peranan penting dalam sejumlah kejadian di dalam Kitab Kejadian dan anak-anaknya menjadi leluhur 12 suku Israel.
Jacob | |
---|---|
Kiprah keagamaan | |
Pengaruh
|
Nama Yakub biasa disebut bersama-sama dengan Ishak, ayahnya, dan Abraham, kakeknya. Ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa dalam semak belukar yang terbakar di tanah Midian, Allah mengatakan: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: YAHWEH (tetragramaton YHWH, YEHUWA), Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun."[1]
Namun, dalam tradisi Yahudi dan Kristen Yakub adalah tokoh yang kontroversial. Namanya sendiri, Yakub dalam bahasa Ibrani berarti cerdik. Tidak mengherankan apabila tingkah-lakunya penuh dengan muslihat. Kitab Kejadian melukiskan bahwa bahkan sejak di dalam kandungan ibunya, Yakub telah berseteru dengan Esau, kembarnya yang sulung.[2]
Setelah semakin besar, Yakub dan Esau memperlihatkan pribadi yang bertolak belakang pula. Yakub lebih suka tinggal di kemah bersama orangtuanya, sementara Esau lebih suka berburu. Yakub menjadi anak kesayangan ibunya, Ribka, sementara Esau disayangi ayahnya, Ishak.
Mencuri hak kesulungan
Pada suatu hari, ketika Esau pulang berburu dan merasa sangat lelah dan lapar, ia mencium bau masakan yang sangat lezat yang dimasak oleh Yakub. Ia ingin mencicipi sedikit saja masakan itu, namun Yakub menolaknya. "Juallah dulu kepadaku hak kesulungan-mu," kata Yakub. Tanpa berpikir panjang, Esau menyetujuinya, bahkan dengan sumpah.[3]
Kitab Kejadian tidak serta-merta mempersalahkan Yakub dalam hal ini, melainkan lebih menyalahkan Esau karena ia telah "memandang ringan hak kesulungan itu."
Ketika Ishak semakin lanjut usianya, Yakub yang merasa belum yakin akan hak kesulungan yang telah dicurinya itu, kembali berulah dengan pertolongan ibunya. Ia mencuri berkat kesulungan Ishak dengan menyamar sebagai Esau (Kejadian 27). Akibatnya, Esau murka dan berniat membunuh Yakub. Karena itu Yakub melarikan diri ke rumah pamannya, Laban, di Padan-Aram, Mesopotamia.
Bekerja di rumah Laban
Di rumah Laban kini giliran Yakub yang ditipu (Kejadian 29:1–30). Yakub jatuh cinta kepada anak perempuan Laban, Rahel. Untuk mendapatkan Rahel, Laban menyuruh Yakub bekerja selama 7 tahun. Namun setelah masa 7 tahun itu lewat, Laban, dengan tipu muslihatnya, justru memberikan Lea, kakak Rahel, untuk dinikahi Yakub. Karena lebih cinta kepada Rahel, Yakub setuju untuk bekerja 7 tahun lagi.
Menipu Laban
Setelah mendapatkan keturunan dari Lea dan Rahel, khususnya setelah Yusuf lahir, Yakub berniat kembali ke kampung halamannya. Sebelum itu, Laban berjanji membayar Yakub untuk pekerjaannya. Yakub "hanya" meminta kambing-domba yang hitam, berbintik-bintik, dan belang-belang sebagai upahnya (Kejadian 30:25–43). Sementara Laban bebas mengambil semua kambing-domba yang putih. Pengalamannya sebagai penggembala telah mengajar Yakub tentang hukum keturunan (yang kelak dikenal sebagai hukum Mendel). Dengan demikian Yakub mendapatkan ternak yang bagus-bagus, sementara Laban mendapatkan yang kurang bagus.
Berdamai dengan Esau
Kembali ke kampung halamannya melahirkan rasa gundah dalam diri Yakub karena ia yakin bahwa Esau masih tetap ingin membunuhnya. Dalam kegelisahannya, pada suatu malam Yakub bertemu dan bergelut dengan orang asing hingga fajar tiba (Kejadian 32:22-33). Yakub tidak melepaskan orang itu sebelum ia memberkatinya. Ternyata orang yang bergelut dengan Yakub itu adalah Allah sendiri. Allah kemudian mengganti nama Yakub menjadi Israel yang artinya "yang bergumul melawan Allah dan manusia", dan memberkatinya.
Ketika bertemu dengan Esau, Yakub merendahkan dirinya dan menunjukkan penyesalannya kepada Esau, serta memberikan banyak persembahan untuknya. Hati Esau melunak, dan ia berdamai dengan adik kembarnya (Kejadian 33:1-20).
Anak-anak Yakub
Yakub mempunyai 12 anak laki-laki dan paling sedikit 1 anak perempuan, yang disebutkan namanya di Alkitab.
Dari Lea Yakub mendapatkan 6 putra: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon dan paling sedikit 1 putri: Dina. Dari Rahel ia mendapatkan 2 putra: Yusuf dan Benyamin. Dari Bilha, budak perempuan Rahel, ia mendapatkan 2 putra: Dan dan Naftali, dan dari Zilpa, budak perempuan Lea, ia mendapatkan Gad dan Asyer.
Yakub meninggal di Mesir pada usia 147 tahun, setelah ia dan anak-anaknya pindah ke sana untuk bergabung dengan Yusuf yang menjadi raja muda di negeri itu, ketika Kanaan mengalami bencana kelaparan. Namun ia dikuburkan bersama nenek moyangnya di dalam gua Makhpela, Hebron, di tanah Kanaan.[4]
Perhitungan waktu
Selisih usia
- Yakub lebih muda dari
- Abraham: 160 tahun (Kejadian 21:5, Kejadian 25:26)
- Sara: 151 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21, Kejadian 23; sudah meninggal ketika Yakub lahir)
- Ismael: 74 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21, Kejadian 25)
- Ishak: 60 tahun (Kejadian 25:26)
- Esau, saudara kembarnya: beberapa saat (Kejadian 25)
- Yakub lebih tua dari
- Yusuf: 91 tahun (lihat perhitungan "Usia Yakub" di bawah)
Usia Yakub
Dari Kitab Kejadian pasal 41:46 Yusuf berusia 30 tahun ketika ia dibawa ke luar dari penjara untuk menghadap Firaun. Setelah Yusuf berhasil menjelaskan mimpi Firaun, ia diangkat menjadi orang nomor dua di Mesir untuk mempersiapkan negeri itu menghadapi masa kekurangan. Segera setelahnya terjadi 7 tahun masa kemakmuran, yang segera diikuti dengan 7 tahun masa kekeringan yang hebat yang tidak saja melanda Mesir, tetapi juga daerah-daerah di sekitarnya termasuk Kanaan. Setelah saudara-saudara Yusuf pulang pergi dua kali dari Kanaan ke Mesir, akhirnya Yusuf menyatakan dirinya dan keluarga ini bersatu kembali dengan berpindahnya Yakub ke Mesir (Kejadian 46. Ini terjadi pada akhir tahun ke-2 masa kekurangan (Kejadian 45:6), yang berarti 9 tahun sejak Yusuf menghadap Firaun. Jadi, Yusuf berusia 39 tahun, ketika Yakub datang ke Mesir pada usia 130 tahun (Kejadian 47:9). Dengan demikian dapat dihitung bahwa Yusuf dilahirkan pada saat Yakub berusia 91 tahun.
Usia Yakub saat anak-anaknya yang lain lahir tergantung dari interpretasi apakah ia berada di Padan-Aram selama 20 tahun atau 40 tahun, seperti yang dibahas di Kejadian 31.[5]
Garis waktu
- Yakub berusia 15 tahun ketika Abraham, kakeknya, meninggal (Kejadian 25:7).
- Yakub berusia 57 atau 77 tahun ketika ia pergi ke Padan Aram (Kejadian 28).
- Yakub berusia 64 atau 84 tahun ketika ia menikahi Lea dan Rahel (Kejadian 29).
- Yakub berusia 91 tahun ketika Yusuf dilahirkan oleh Rahel baginya di Padan Aram (Kejadian 30).
- Yakub berusia 108 tahun ketika Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya dan dibawa ke Mesir (Kejadian 37).
- Yakub berusia 130 tahun ketika ia dan keluarganya pindah ke Mesir (Kejadian 46).
- Yakub mati pada usia 147 tahun di Mesir, kemudian dikuburkan di gua Makhpela, Hebron (Kejadian 47, Kejadian 49).
Silsilah
Menurut catatan Alkitab, silsilah Yakub adalah sebagai berikut:
Nahor | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
istri | Terah | istri | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sara | Abraham | Ketura | Haran | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nahor | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hagar | Milka | Yiska | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Zimran | Us | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ismael | Yoksan | Bus | Lot | istri | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Medan | Kemuel | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nebayot | Midian | Kesed | putri sulung | putri bungsu | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kedar | Isybak | Hazo | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Adbeel | Suah | Pildash | S. Moab | S. Amon | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mibsam | Yidlaf | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Misyma/Misma | Betuel | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ishak | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mahalat | Ribka | Laban | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Esau | Yakub | Lea | Bilha | Zilpa | Rahel | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Duma | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
S. Edom | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Masa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hadad | 1. Ruben | 5. Dan | 7. Gad | 11. Yusuf | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tema | 2. Simeon | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Yetur | 3. Lewi | 6. Naftali | 8. Asyer | 12. Benyamin | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nafish | 4. Yehuda | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kedma | 9. Isakhar | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
10. Zebulon | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dina ♀ | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Keterangan
: Kawin | ||||||
: Keturunan |
Yaqub menurut Islam
Ya'qub (sekitar 1837-1690 SM) ialah salah seorang nabi yang ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Syam. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1750 SM dan namanya disebutkan sebanyak 16 kali dan memiliki 12 anak. Ia wafat di Alkhalil Hebron Palestina.
Genealogi
Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Dari beberapa orang istrinya Ya'qub memiliki dua belas putra dan dua orang putri. Kedua belas putranya yakni Rubin, Syam'un, Lawway, Yahuda, Zabulaon, Yasakir, Dann, Gad, Asyar, Naftali, Yusuf, dan Bunyamin.[6] Sedangkan kedua putrinya adalah Dinah dan Yathirah kembaran Benyamin.[7]
Mertua Ya'qub yaitu Laban memiliki dua orang puteri, yang pertama bernama Layya, dan yang kedua bernama Rahel. Ya'qub sebenarnya ingin menikah dengan Rahel, karena ia lebih cantik. Akan tetapi Laban mengatakan bahwa bukanlah kebiasaan mereka menikahkan anak yang lebih kecil (muda) sebelum anak yang besar. Jika Ya'qub ingin menikahi Rahel maka ia harus menikahi Layya lebih dahulu, kemudian bekerja selama 7 tahun kepada Laban agar dapat meminang Rahel. Pada saat itu hukum menikahi dua gadis sekandung diperbolehkan.
Kepada masing-masing puterinya, Laban memberikan seorang budak perempuan. Kepada Layya ia memberikan budak perempuan bernama Zulfa, dan kepada Rahel ia memberikan budak perempuan bernama Balhah. Leah dan Rahel kemudian memberikan sahaya mereka untuk diperistri pula oleh Ya'qub, sehingga istri Ya'qub menjadi 4 orang.
Dari istrinya yang bernama Layya mempunyai anak yang bernama Lawway, Lawway mempunyai anak 3 orang yaitu Jarsun, Quhas, dan Marun. Quhas mempunyai anak Imran dan Yashar. Imran mempunyai anak Maryam, Harun, dan Musa, sedangkan Yashar mempunyai Qarun, Nafiq dan Dzihun.
Kisah Ya'qub
Nabi Ya'qub adalah putera dari Nabi Ishaq bin Ibrahim sedang ibunya adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim, bernama Rifqah binti A'zar. Ishaq mempunyai anak kembar, satu Ya'qub dan satu lagi bernama Ishu. Antara kedua saudara kembar ini tidak terdapat suasana rukun dan damai serta tidak ada menaruh kasih-sayang satu terhadap yang lain bahkan Ishu mendendam dengki dan iri hati terhadap Ya'qub saudara kembarnya yang memang dimanjakan dan lebih disayangi serta dicintai oleh ibunya. Hubungan mereka yang renggang dan tidak akrab itu makin buruk dan tegang setelah diketahui oleh Ishu bahwa Ya'qublah yang diajukan oleh ibunya ketika ayahnya minta kedatangan anak-anaknya untuk diberkahi dan didoakan, sedangkan dia tidak diberitahu dan karenanya tidak mendapat kesempatan seperti Ya'qub memperoleh berkah dan doa ayahnya, Nabi Ishaq.
Melihat sikap saudaranya yang bersikap kaku dan dingin dan mendengar kata-kata sindirannya yang timbul dari rasa dengki dan iri hati, bahkan ia selalu diancam. Maka, datanglah Ya'qub kepada ayahnya mengadukan sikap permusuhan itu. Ya'qub berkata mengeluh : " Wahai ayahku! Tolonglah berikan pikiran kepadaku, bagaimana harus aku menghadapi saudaraku Ishu yang membenciku mendendam dengki kepadaku dan selalu menyindirku dengan kata-kata yang menyakitkan hatiku, sehinggakan menjadihubungan persaudaraan kami berdua renggang dan tegang, tidak ada saling cinta mencintai dan saling sayang-menyayangi. Dia marah karena ayah memberkati dan mendoakan aku agar aku memperolehi keturunan shalih, rezeki yang mudah dan kehidupan yang makmur serta kemewahan. Dia menyombongkan diri dengan kedua orang isterinya dari suku Kan'aan dan mengancam bahwa anak-anaknya dari kedua isteri itu akan menjadi saingan berat bagi anak-anakku kelak di dalam pencarian dan penghidupan dan macam-macam ancaman lain yang mencemaskan dan menyesakkan hatiku. Tolonglah ayah berikan aku pikiran bagaimana aku dapat mengatasi masalah ini serta mengatasinya dengan cara kekeluargaan."
Berkata Nabi Ishaq yang memang sudah merasa kesal hati melihat hubungan kedua puteranya yang makin hari makin meruncing: " Wahai anakku, karena umurku yang sudah lanjut aku tidak dapat menengahi kamu berdua. Ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, badanku sudah membungkuk, raut mukaku sudah berkeriput dan aku sudah berada di ambang pintu perpisahan dari kamu dan meninggalkan dunia yang fana ini. Aku khawatir bila aku sudah menutup usia, gangguan saudaramu Ishu kepadamu akan makin meningkat dan ia secara terbuka akan memusuhimu, berusaha mencari kecelakaanmu dan kebinasaanmu. Ia dalam usahanya memusuhimu akan mendapat sokongan dan pertolongan dan saudara-saudara iparnya yang berpengaruh dan berwibawa di negeri ini. Maka jalan yang terbaik bagimu, menurut pikiranku, engkau harus pergi meninggalkan negeri ini dan berhijrah engkau ke Fadan A'raam di daerah Iraq, di mana bapak saudaramu yaitu saudara ibumu, Laban bin Batu'il. Engkau dapat mengharap dinikahkan kepada salah seorang puterinya. Yang demikian, menjadi kuatlah kedudukan sosialmu, agar disegani dan dihormati orang kerana kedudukan mertuamu yang menonjol di mata masyarkat. Pergilah engkau ke sana dengan iringan doa dariku. Semoga Allah memberkati perjalananmu, memberi rezeki murah dan mudah serta kehidupan yang tenang dan tenteram."
Nasihat dan anjuran si ayah mendapat tempat dalam hati Ya'akub. Melihat dalam anjuran ayahnya jalan keluar yang dikehendaki dari krisis hubungan persaudaraan antaranya dan Ishu, dengan mengikuti saranan itu, dia akan dapat bertemu dengan bapak saudaranya dan anggota-anggota keluarganya dari pihak ibunya. Ya'akub segera berkemas-kemas dan membungkus barang-barang yang diperlukan dalam perjalanan dan dengan hati yang terharu serta air mata yang tergenang di matanya ia meminta kepada ayahnya dan ibunya ketika akan meninggalkan rumah.
Ya'qub tiba di Iraq
Dengan melalui jalan pasir dan Sahara yang luas dengan panas mataharinya yang terik dan angin panasnya yang membakar kulit, Ya'qub meneruskan perjalanan seorang diri, menuju ke Fadan A'ram dimana bapa saudaranya Laban tinggal. Dalam perjalanan yang jauh itu, ia sesekali berhenti beristirahat bila merasa letih dan lesu. Dan dalam salah satu tempat perhentiannya ia berhenti kerana sudah sangat letih, lalu tertidurlah Ya'qub dibawah teduhan sebuah batu karang yang besar. Dalam tidurnya yang nyenyak, ia mendapat mimpi bahwa ia dikaruniakan rezeki yang luas, penghidupan yang aman dan damai, keluarga dan anak cucu yang shalih dan berbakti serta kerajaan yang besar dan makmur. Terbangunlah Ya'qub dari tidurnya, mengusapkan matanya menoleh ke kanan dan ke kiri dan sedarlah ia bahwa apa yang dilihatnya hanyalah sebuah mimpi namun ia percaya bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan di kemudian hari sesuia dengan doa ayahnya yang masih tetap mendengung di telinganya. Dengan diperoleh mimpi itu, ia merasa segala letih yang ditimbulkan oleh perjalanannya menjadi hilang seolah-olah ia memperoleh tenaga baru dan bertambahlah semangatnya untuk secepat mungkin tiba di tempat yang dituju dan menemui sanak-saudaranya dari pihak ibunya.
Tiba pada akhirnya, Ya'qub di depan pintu gerbang kota Fadan A'ram. Setelah berhari-hari siang dan malam menempuh perjalanan yang membosankan tiada yang dilihat selain dari langit di atas dan pasir di bawah. Alangkah lega hatinya ketika ia mulai melihat binatang-binatang ternak berkeliaran di atas ladang-ladang rumput ,burung-burung berterbangan di udara yang cerah dan para penduduk kota berhilir mundir mencari nafkah dan keperluan hidup masing-masing. Sesampainya disalah satu persimpangan jalan, dia berhenti sebentar bertanya salah seorang penduduk di mana letaknya rumah saudara ibunya Laban barada. Laban seorang kaya-raya yang kenamaan pemilik dari suatu perusahaan perternakan yang terbesar di kota itu tidak sukar bagi seseorang untuk menemukan alamatnya. Penduduk yang ditanyanya itu segera menunjuk ke arah seorang gadis cantik yang sedang menggembala kambing seraya berkata kepada Ya'qub: "Kebetulan sekali, itulah dia anak perempuan Laban, Rahel, yang akan dapat membawa kamu ke rumah ayahnya".
Dengan hati yang berdebar, pergilah Ya'qub menghampiri seorang gadis yang cantik itu, lalu dengan suara yang terputus-putus seakan-akan ada sesuatu yang mengikat lidahnya, Ya'qub mengenalkan diri, bahwa ia adalah saudara sepupunya sendiri. Rifqah ibunya, saudara kandung dari ayah si gadis itu, Laban. Diterangkan lagi kepada Rahel, tujuannya datang ke Fadam A'raam dari Kan'aan. Mendengar kata-kata Ya'qub yang bertujuan hendak menemui ayahnya, Laban, dan untuk menyampaikan pesanan (Ishaq). Maka, dengan senang hati, sikap yang ramah, muka yang manis , Rahel (anak gadis Laban) mempersilakan Ya'qub mengikutinya balik ke rumah untuk menemui ayahnya ,Laban, iaitu bapa saudara Ya'qub.
Setelah berjumpa, lalu berpeluk-pelukanlah dengan mesranya Laban dengan Ya'qub, tanda kegembiraan masing-masing. Pertemuan yang tidak disangka-sangka itu dan meneteskan airmata bagi kedua-dua mereka, mengalirlah air mata oleh rasa terharu dan sukcita. Laban bin Batu'il, menyediakan tempat dan bilik khas untuk anak saudaranya itu, Ya'qub, yang tiada bezanya dengan tempat-tempat anak kandungnya sendiri, dengan senang hatilah Ya'qub tinggal dirumah Laban seperti rumah sendiri.
Setelah selang beberapa waktu tinggal di rumah Laban , Ya'qub menyampaikan pesanan ayahnya (Ishaq), agar Ishaq dan Laban menjadi besan, dengan menikahkannya kepada salah seorang dari puteri-puterinya. Pesanan tersebut di terima oleh Laban, dia bersetuju akan menikahkan Ya'qub dengan salah seorang puterinya. Sebagai mas kawin, Ya'qub harus memberikan tenaga kerjanya di dalam perusahaan penternakan bakal mentuanya selama tujuh tahun. Ya'qub setuju dengan syarat-syarat yang dikemukakan oleh Laban. Bekerjalah Ya'qub sebagai seorang pengurus perusahaan penternakan terbesar di kota Fadan A'raam itu.
Tujuh tahun telah dilalui oleh Ya'qub sebagai pekerja dalam perusahaan penternakan Laban. Ya'qub menagih janji bapak saudaranya, untuk dijadikan sebagai anak menantunya. Laban menawarkan kepada Ya'akub, agar menyunting puterinya yang bernama Layya sebagai isteri. Ya'qub hanya ingin Rahel adik Layya, karena Rahel lebih cantik dari Layya. Ya'qub menyatakan hasrat untuk menikah dengan Rahel, bukan Layya. Laban mengerti keinginan Ya'qub, namun hasrat itu ditolak kerana mengikut adat mereka, kakak harus dinikahkan dahulu dari adiknya. Laban yang tidak mau mengecewakan hati Ya'qub, lalu memberi pendapat, agar menerima Layya sebagai isteri pertama. Untuk menikahi Rahel, syarat yang sama juga diberi kepada Ya'qub, sebelum Ya'qub dapat memiliki Rahel.
Ya'qub yang sangat hormat kepada bapak saudaranya dan merasa berhutang budi kepadanya yang telah menerimanya di rumah sebagai keluarga sendiri. Malah, Laban melayaninya dengan baik dan menganggapnya seperti anak kandungnya sendiri. Lalu, Ya'qub tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima cadangan bapak saudaranya itu. Pernikahan dengan Layya dilaksanakan, dan perjanjian untuk menikahi Rahel ditandatangani.
Begitu masa tujuh tahun kedua berakhir dinikahkanlah Ya'qub dengan Rahel gadis yang sangat dicintainya dan selalu dikenang sejak pertemuan pertamanya tatkala ia masuk kota Fadan A'raam. Dengan demikian Nabi Ya'qub beristerikan dua wanita bersaudara, kakak dan adik, hal mana menurut syariat dan peraturan yang berlaku pada waktu tidak terlarang. Akan tetapi, syariat ini diharamkan oleh Nabi Muhammad S.A.W.
Laban memberi hadiah seorang budak untuk menjadi pembantu rumah tangga kepada setiap satu anak perempuannya, Layya dan Rahel. Dan dari kedua isterinya serta kedua budaknya itu Ya'qub dikurniai dua belas anak, di antaraya Yusuf dan Bunyamin dari Rahel.
Kisah Ya'qub di dalam Al-Quran
Kisah Ya'qub tidak terdapat dalam Al-Quran secara tersendiri, namun disebut-sebut nama Ya'qub dalam hubungannya dengan Ibrahim, Yusuf dan nabi lainnya. Bahan kisah ini adalah bersumberkan dari kitab-kitab tafsir dan buku-buku sejarah.
Galeri
-
Yakub bergumul dengan malaikat – Gustave Doré, 1855
-
Mimpi Yakub di Betel
Referensi
- ^ Keluaran 3:15
- ^ Kejadian 25:22–26
- ^ Kejadian 25:29–34
- ^ Kejadian 49:29–32
- ^ Studi Kalender Kejadian 28:9
- ^ Nabi Ishaq alayhi salam berputra Nabi Ya’qub alayhi salam yang bergelar Israel. Dari beberapa orang istrinya, Nabi Ya'qub alayhi salam berputra dua belas, yakni Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Zebulaon, Isakhar, Dann, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan Benyamin.
- ^ Dinah dan Yathirah di Scribd.com
Pranala luar
- Karya di Wikisource:
- “Jacob,” a poem by Arthur Hugh Clough
- "Jacob". The New Student's Reference Work. 1914. di Wikisource