Kereta api Harina

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Harina adalah kereta api kelas campuran yang terdiri dari kelas Eksekutif, Bisnis & Ekonomi yang melayani Surabaya Pasar Turi - Bandung Hall Via Semarang Tawang dan sebaliknya.

Kereta api Harina
Berkas:Papan Nama Kereta (15).PNG
Berkas:Harina 97.jpg
KA Harina BD-SBI dengan CC 206
Ikhtisar
JenisEksekutif, Bisnis & Ekonomi
SistemKereta api ekspress
StatusBeroperasi
LokasiDaop 2 Bandung
TerminusSurabaya Pasar Turi
Bandung Hall
Stasiun14
Layanan1
Operasi
Dibuka20 Mei 2003
Ditutup-
Dibuka kembali-
PemilikPT Kereta Api Indonesia
OperatorDaerah Operasi II Bandung
DepoBandung
RangkaianCC 201, CC 203, CC 204, CC 206
Data teknis
Panjang lintas541 kilometer
Lebar sepur1067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasi55 s.d. 100 km/jam
Jumlah rute67-68
Peta rute
Kereta api Harina
Left arrow Surabaya Kota – Sidotopo Right arrow
Surabaya Pasarturi
SI A B Wirawiri Suroboyo
Lamongan
Babat
ke Tuban
ke Jombang
ke Jatirogo
Bojonegoro
ke Blora
Cepu
ke Gundih
Ngrombo
ke Solo
ke Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang Tawang
Pekalongan
Tegal
Ke Slawi
Jawa Tengah
Jawa Barat
Ke Ketanggungan
Cirebon
Jembatan Sungai Cimanuk
Ke Jakarta
Cikampek
Purwakarta
Terowongan Sasaksaat
ke Bogor
Cimahi
C B KC Terminal Cimahi
Bandung
B C KC Trans Metro Pasundan Trans Metro Bandung DAMRI Terminal St. Hall
Ke Kroya, Yogyakarta
Keterangan:
  • Kereta memutar di Stasiun Cikampek
Berkas:KA Harina.jpg
Kereta api Harina semasa ditarik CC201.

Pengoperasian

Beroperasi sejak 20 Mei 2003, KA ini menjadi primadona untuk jalur Bandung - Semarang. Apalagi, pada zaman itu, kereta yang digunakan oleh Harina masih baru dari PT Inka (K1 025xx, sekarang K1 0 02 xx). Rangkaian ini "satu angkatan" dengan rangkaian KA Argo Muria yang diproduksi tahun 2002 juga. KA Harina awalnya dioperasikan oleh Daop IV Semarang. (sekarang Daop II Bandung)

Nama Harina diambil dari bahasa Sanskerta yang artinya adalah "kijang". Berangkat dari Bandung malam hari (pukul 20.45) dan berangkat dari Stasiun Surabaya Pasarturi sore hari (pukul 16.00). Rute yang dilewati cukup unik, dari Bandung tidak ke arah timur tetapi ke arah barat menuju Cikampek, sampai Cikampek kemudian lokomotifnya diputar dan terus berbalik ke arah timur melewati Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Cepu, Bojonegoro, dan berakhir di Stasiun Surabaya Pasarturi.

Harina sesungguhnya merupakan penerus dari kereta api yang pernah melayani rute Bandung - Semarang sebelumnya, yaitu Kereta api Mahesa. Namun rute Mahesa berbeda dengan Harina, yaitu dari Bandung ke arah timur menuju Tasikmalaya, Banjar, kemudian Kroya. Di Kroya, lokomotifnya diputar dan kereta melanjutkan perjalanan melalui Purwokerto, Prupuk, dan dari sini mengambil jalur ke arah utara menuju Tegal lewat Slawi. Rangkaian Mahesa terdiri dari campuran kereta api bisnis dan eksekutif.

Mahesa rupanya tidak berumur panjang, penyebabnya antara lain inefisiensi jarak (jarak melewati Kroya sampai Tegal ini terlalu panjang) dan respon penumpang (demand) yang tidak terlalu menggembirakan. Kereta api ini kemudian dihentikan pengoperasiannya. Setelah melalui evaluasi, kemudian diluncurkan kereta api Harina yang rutenya diubah melewati utara (Cikampek - Cirebon) sehingga lebih efisien.

Sejak bulan Agustus 2010, KA Harina menambah beberapa gerbong kelas bisnis dalam setiap perjalanannya. Melihat tingkat okupansi yang cukup tinggi, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menambah jadwal perjalanan KA ini per tanggal 12 Februari 2011 dengan jadwal 07.30 WIB dari kedua Stasiun Keberangkatan KA Harina dengan bernama Harina pagi dengan jadwal reguler pagi.

Ternyata KA Harina Pagi memiliki okupansi penumpang yang jauh lebih rendah. Yakni hanya 40-60% saja kursi yang terisi. Akhirnya per 1 Oktober 2011 KA Harina pagi dihapus dari Gapeka.

Mulai tanggal 1 Maret 2013, KA Harina & Harina Pagi dilebur menjadi satu sehingga disebut dengan KA Harina saja. Rutenya pun diperpanjang hingga Stasiun Surabaya Pasarturi, pasca-dinonaktifkannya Kereta api Rajawali jurusan Semarang Tawang - Surabaya Pasarturi. Kepemilikan kereta ini pun sekarang berubah dari Daop IV Semarang menjadi Daop II Bandung, dan dengan dimutasinya KA Harina, beberapa KA eksekutif milik dipo Semarang Poncol dimutasi ke dipo Bandung, tapi KA Harina yang asli (buatan 2002) justru kini digunakan untuk KA Argo Muria/Sindoro.

Sejak menjadi KA milik Daop II, KA ini menjadi jarang membawa KA eksekutif yang aslinya yaitu batch 2002, namun menjadi sering membawa KA eksekutif yang sudah tua, karena seringnya menggunakan rangkaian "sisa" di Dipo. Tetapi, dalam rangkaian KA Harina saat ini, terdapat keunikan, yakni pada 2 kereta eksekutif yang biasa dialokasikan untuk kereta ini (K1 0 67 20 dan 21) memiliki posisi toilet yang terbalik, meskipun gerbong eksekutif tersebut menjadi sering dialokasikan di kereta lain. Kereta tersebut adalah mutasi dari Daop IV saat Harina dimutasi ke Daop II. Pagi harinya, rangkaian yang berada di Bandung digunakan untuk KA Argo Parahyangan, yaitu KA 37 dan 38.

Jadwal Perjalanan

Jadwal Kereta api Harina sesuai GAPEKA 2015

KA 51 Harina (Surabaya Pasar Turi - Bandung)
Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Surabaya Pasar Turi - 17.05
Duduk 17.36 17.45
Lamongan 17.59 18.30
Bojonegoro 19.20 19.26
Cepu 19.53 20.08
Randublatung 20.40 20.54
Sulur 21.10 21.38
Jambon 22.31 22.56
Ngrombo 23.11 23.13
Tegowanu 23.20 23.36
Brumbung 23.42 00.06
Alastuwa 00.16 00.27
Jerakah 01.00 01.15
Weleri 01.53 02.11
Krengseng 02.30 02.33
Pekalongan 03.06 03.17
Tegal 04.04 04.23
Waruduwur 05.21 05.30
Cirebon 05.39 05.47
Cikampek 07.33 08.12
Purwakarta 08.31 08.33
Cimahi 09.55 09.57
Bandung 10.08 -
KA 53 Harina (Bandung - Surabaya Pasar Turi)
Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Bandung - 22.00
Cimahi 22.11 22.13
Purwakarta 23.35 23.37
Cikampek 23.56 00.19
Cirebon 02.11 02.17
Tegal 03.20 03.25
Petarukan 03.31 03.33
Comal 03.44 03.47
Sragi 03.57 04.03
Pekalongan 04.13 04.26
Plabuan 05.12 05.39
Kaliwungu 06.07 06.29
Mangkang 06.54 07.09
Jerakah 07.47 08.01
Tegowanu 08.41 08.43
Sedadi 08.50 09.13
Jambon 09.43 10.08
Cepu 10.52 11.21
Kapas 11.57 12.12
Lamongan 12.27 12.41
Tandes 13.12 13.36
Surabaya Pasar Turi 13.50 -

Insiden

Referensi

Pranala luar