Olimpiade Sains dan Matematika tingkat Sekolah Dasar se-Asia
Olimpiade Sains dan Matematika tingkat SD se-Asia atau yang biasa dikenal dengan bahasa Inggris: Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary School (disingkat ASMOPS) adalah perlombaan sains dan matematika tingkat Sekolah Dasar (SD) untuk kawasan Asia. Ide awal lomba ini diinisiasi oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D., seorang fisikawan dan pendiri Surya Institute.
Sejarah
suntingAsian Science and Mathematics Olympiad for Primary School (ASMOPS) pertama kali diadakan oleh Surya Institute di gedung Surya Research Education Center (SuRE Center), Summarecon Serpong, Tangerang, pada tanggal 14—18 November 2011 dan dicetuskan oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D.[1] Kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi para siswa agar menyukai Matematika dan Sains sejak dini, sehingga memperbesar kemungkinan para siswa memilih Matematika dan Sains sebagai bidang studi lanjutan. Diharapkan mereka kelak menjadi ilmuwan/innovator yang berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan kawasan Asia.
Olimpiade ini juga menjadi ajang berkumpulnya para tim leader dan siswa dari berbagai negara peserta sekaligus juga bertujuan meningkatkan hubungan baik antar negara-negara di Asia di tingkat sekolah dasar.
Olimpiade ini memiliki beberapa keunikan dimana selain soal yang bersifat individu untuk masing-masing bidang studi, Matematika dan Sains, ada juga soal eksplorasi yang harus dikerjakan oleh tim, mencakup soal Matematika, Sains, serta soal gabungan Matematika dan Sains. ASMOPS juga fokus pada kerjasama tim. Hal ini terlihat pada soal eksplorasi Sains dan Matematika serta soal kolaborasi Sains dan Matematika yang mana tim harus merancang langkah eksperimen sendiri dan hanya bisa dikerjakan bersama antar anggota tim
Lokasi | Tanggal | Tahun |
---|---|---|
Gading Serpong, Tangerang, Indonesia | 14–18 November | 2011 |
BSD City, Tangerang, Indonesia | 6–10 November | 2012[2] |
Bandung, Indonesia | 9–13 November | 2013 |
Anyer, Indonesia | 9–13 November | 2014 |
Kuala Lumpur, Malaysia | 21–25 November | 2015 |
Peran serta Indonesia
suntingPada ASMOPS ke-3, Tim Indonesia berhasil memborong 7 medali emas di Bandung, 9-13 November 2013. Di bidang matematika teori, tim Indonesia memborong 5 medali emas, 3 medali perak, 4 medali perunggu, serta Top Scorer Matematika. Di bidang sains teori, 2 medali emas, 7 medali perak, dan 4 medali perunggu, serta Top Scorer Sains berhasil dimenangkan.[3]
Pada ASMOPS ke-5, Tim Indonesia terdiri dari 16 siswa (8 bidang studi sains, 8 bidang studi matematika) Sekolah Dasar dari seluruh Indonesia dipimpin oleh Peter John, M.Si dan Faris Rismawan, ST.[4]
Materi kompetisi
suntingMateri kompetisi ini dibagi menjadi dua bidang, diantaranya adalah bidang matematika dan bidang sains.
Bidang matematika
suntingBidang matematika membahas tentang keempat cabang, yaitu aritmetika, geometri, statistika, dan kombinatorik. Bidang aritmetika membahas seperti bilangan bulat, bilangan rasional, pecahan, desimal, persentase, pemfaktoran bilangan, FPB, KPK, barisan bilangan, dan perbandingan (matematika). Bidang geometri membahas sudut dan pengukuran sudut, luas dan keliling, segitiga, segi-empat, jajaran genjang, trapesium, lingkaran, kubus, jaring-jaring bangun ruang, simetri, pencerminan, rotasi, kongruen dan kesebangunan. Bidang statistika membahas data dan pengukuran seperti: penyajian data, rata-rata, median, dan modus. Bidang kombinatorik membahas logika berpikir serta rekreasi dalam matematika.
Bidang sains
suntingBidang sains membahas tentang cabang-cabang seperti biologi, fisika, astronomi, dan geologi. Biologi pada bidang sains membahas tentang kemampuan dan metodologi ilmiah; kesehatan umum (seperti gizi, penyakit umum dan cara pencegahannya); isu lingkungan global (seperti kerusakan hutan, pengaturan sumber daya alam, populasi, air dan siklus korban); dasar-dasar ekologi (seperti habitat, interaksi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, populasi, ekosistem, siklus hidup, dll.); fisiologi (seperti fotosintesis dan sistem pernapasan), perkembangan teknologi mutakhir (seperti GMO, bioteknologi, biofuel, satelit, dll.); anatomi dan fungsi tubuh manusia (seperti sistem rangka dan gerak, sistem olfaktori, sistem pendengaran, mulut, mata sirkulasi, sistem pencernaan, kulit, sistem pernapasan) dan penyakitnya; klarifikasi mahluk hidup berdasarkan makanan, anatomi, sistem reproduksi dan habitat; dan penamaan spesies
Fisika pada bidang sains membahas tentang mekanika (seperti gerak benda, fluida, statis, dan gas); listrik dan magnet (membahas penerapan dan modelnya); sifat-sifat dan perubahan zat seperti benda padat, cair, dan gas; perubahan wujud secara fisika, kimia dan biologi; sifat-sifat panas (seperti suhu, termometer, energi, konduksi, konveksi, radiasi); cahaya (membahas sifat-sifat warna); gaya (perubahan bentuk zat magnet, gravitasi, gaya gesek); serta energi dan perubahannya (diantaranya energi kinetik, energi potensial, panas, bunyi, pembaharuan dan perubahan energi).
Astronomi pada bidang sains membahas tentang sistem tata surya, rotasi bumi dan gerhana bulan. Geologi pada bidang sains membahas tentang struktur bumi, permukaan bumi, proses pembentukan bumi, siklus air, sumber energi terbarukan, iklim, musim, dan gravitasi angin.
Referensi
sunting- ^ Aziz, Nasru Alam, ed. (2011-11-14). "Indonesia Gagas Olimpiade Matematika dan Sains Asia". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-02-24.
- ^ Damanik, Caroline, ed. (2012-11-08). "Cara Agar Matematika Tak Memusingkan Anak". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-02-24.
- ^ hadi, Mahardika Satria (ed.). "Indonesia Juara Olimpiade Sains Asia". Tempo.co.
- ^ "Artikel "Pelepasan Tim Indonesia menuju the 5th Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary School (ASMOPS)" di suryainstitute.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-23. Diakses tanggal 2015-11-23.