Kereta api ekonomi
Kereta api ekonomi adalah kelas kereta penumpang di bawah kelas bisnis. Sama halnya dengan kereta kelas bisnis, kini hampir semua kereta kelas ekonomi telah dilengkapi dengan Air Conditioner (AC) seiring dengan pelayanan PT Kereta Api Indonesia yang semakin berkembang. Kereta ekonomi yang ada di Indonesia dibagi menjadi tiga: kereta kelas Ekonomi AC, Ekonomi AC Plus (Eko_AC), serta Ekonomi AC Premium. Kelas Ekonomi pada pengoperasiannya banyak yang memanfaatkan PSO (public service obligation) (kebijakan Pemerintah dalam hal subsidi moda transportasi bagi masyarakat).
Pengoperasian
Satu kereta penumpang ekonomi berkapasitas 80 hingga 106 orang dengan formasi tempat duduk 2-2 maupun 3-2. Terdapat juga kereta kelas ekonomi eks-KRD MCW 301 dan MCW 302. Kereta eks KRD masih ada yang tidak ber-AC. Unit AC yang digunakan pada kereta ekonomi biasa adalah 6 unit AC split (seperti di gedung atau rumah), dan pada KA Ekonomi AC Plus produksi INKA menggunakan AC sentral seperti di kereta eksekutif.
Kereta ini menjadi idaman para penumpang pada saat hari raya ataupun hari libur. Walapupun dalam setiap perjalanan, kereta ini harus berhenti untuk "mengalah" (bersilang) dengan kereta api kelas atasnya. Harga tiket kereta api kelas ekonomi pun cukup terjangkau. Dalam setiap rangkaian kereta ekonomi jarak jauh, terdapat 1 gerbong kereta ekonomi, restorasi, dan pembangkit (KMP) (Maupun kereta restorasi dan pembangkit (MP)). Semua KA ekonomi ber-AC.
Kereta Api Ekonomi AC PSO
Kereta ekonomi PSO ini memiliki ciri-ciri berupa striping (livery) jingga orange-biru bergaris kuning-orange, dengan logo Kemenhub di dekat pintu kiri dan logo PT KAI di dekat pintu kanan, serta merupakan produk impor sejak masa PJKA maupun buatan PT Inka. Sedangkan kereta ekonomi plus non-PSO diproduksi oleh PT Inka dan berwarna biru muda bermotif gelombang warna biru tua dengan logo Kemenhub saja.
Pada kereta ekonomi PSO juga terdapat livery lain berupa warna orange-hijau bermotif daun dengan logo Kemenhub dan PT KAI, yang merupakan produk dari PT Inka. Selain itu, ada juga kereta ekonomi yang livery-nya khas seperti yang dipergunakan Penataran dan Jayabaya. Namun semua kereta kedepannya akan disamakan liverynya seperti KA Jayabaya, dengan pintu berwarna orange. Tetapi pada beberapa KA termasuk KA Jayabaya itu sendiri, terdapat kesalahan pengecatan warna pintu, yang seharusnya warna orange malah menjadi warna biru, yang seharusnya untuk kelas eksekutif.
Kereta ekonomi PSO pada umumnya ditarik lokomotif besar seperti CC201, CC203, atau CC204. Terkadang CC206 dioperasikan untuk menggantikan ketiga jenis lokomotif tersebut.
Pada Januari 2015 subsidi PSO untuk kereta ekonomi AC jarak jauh dan jarak menengah dihapus. Tidak ada lagi nama dan istilah "tarif flat" untuk semua jurusan dan tarif dibatasi oleh tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB), dan ini serupa dengan kereta bisnis maupun eksekutif. Pada 1 Maret 2015, kontrak PSO ditandatangani[1], namun mengalami penundaan karena pada 1 April 2015 tarif kereta api jarak jauh dan menengah dinaikkan hingga dua kali lipatnya.
Kereta ekonomi lama diproduksi pada tahun 1953-1954, 1964-1966, 1968, 1973, 1975-1976, 1978, 1980, 1985, dan merupakan produk impor dari berbagai pabrik yakni Nippon Sharyo dan Arad Rumania. Khusus untuk kereta ekonomi buatan tahun 1993 dan seterusnya adalah produk rakitan baru ataupun modifikasi PT Inka Madiun. Pada tahun 2010 ke atas Inka sudah tak lagi memproduksi kereta ekonomi PSO, dan difokuskan pada kereta ekonomi AC plus.
Kereta New Image K3 2016
Pada tanggal 4 Juli 2016, PT Kereta Api Indonesia meluncurkan rangkaian kereta ekonomi varian baru yang dibuat seperti halnya kereta eksekutif produksi 2016. Rangkaian ini diproduksi oleh PT Inka Madiun dan dipesan sebanyak lima set. Peluncuran kereta ekonomi ini dilaksanakan menjelang musim mudik 2016 untuk menghadapi angkutan lebaran 2016 yang diperkirakan akan meningkat tajam. Awalnya, kereta ekonomi ini digunakan untuk kereta api Kutojaya Utara tambahan lebaran. Kereta tersebut memiliki fasilitas AC, televisi, dan tempat duduk standar kelas ekonomi sebanyak 80 tempat duduk.[2]
Kereta api tersebut kemudian direncanakan untuk mengganti rangkaian kereta api bisnis milik Fajar dan Senja Utama Yogya serta kereta api Mutiara Selatan yang kemudian dimutasi untuk rangkaian kereta bisnis untuk perjalanan Semarang dan Cirebon. Akan tetapi, kereta tersebut kemudian dikritik oleh sejumlah pengguna jasa dan bahkan sampai kepada para pecinta kereta api (railfans) dikarenakan tempat duduk yang terlalu tegak dan jarak antarkursi yang sempit dan mengakibatkan kaki penumpang tidak leluasa. Oleh karena itulah, PT KAI memutuskan menarik kereta ekonomi tersebut dan mengembalikan sejumlah rangkaian lama untuk tiga kereta api tersebut. Kereta ekonomi AC kemudian dirangkaikan dengan kereta api kelas campuran, menanti giliran desain ulang kereta tersebut.[3]
Rangkaian Kereta ekonomi 2016 kebanyakan dialokasikan ke Kereta jarak menengah seperti Kereta api Kaligung, maupun kereta api kelas campuran seperti Kereta api Tegal Bahari (meski Kereta api Menoreh yang merupakan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) pun mendapat rangkaian ini). Karakteristiknya adalah kaca yang seolah olah memanjang (seperti Kereta api Argo Bromo Anggrek), tempat duduk yang menghadap ke tengah rangkaian (pivot nya tempat duduk nomor 11 dan 12), serta "jarak tempat duduk menyerupai jarak antar tempat duduk kelas ekonomi di Boeing 747".
Kereta Api Ekonomi Premium
Kelas Premium merupakan subkelas terbaru PT Kereta Api Indonesia. Kereta ini merupakan kereta hasil produksi PT INKA Madiun, serta memiliki dimensi dan karakteristik tempat duduk yang sama seperti kereta api Ekonomi 2016 (yakni 40 tempat duduk menghadap ke depan, 40 lainnya ke belakang, sehingga memusat). Perbedaan yang ada meliputi tempat duduk yang memiliki tuas reclining (kecuali kursi khusus difabel yang memiliki karakteristik seperti kelas bisnis, yakni kursi yang bisa digeser posisinya), besi dibawah kursi dihilangkan agar kaki terasa nyaman saat menapaki lantai, penambahan Televisi menjadi 4, serta adanya lampu baca. Kereta ini menggunakan livery yang berbeda, yakni strip berwarna merah-kuning-merah dengan ornamen bunga teratai dan logo PT KAI di tengahnya. Saat ini ada tiga set yang sudah selesai diujicobakan dan akan digunakan untuk persiapan angkutan Lebaran 2017.[4]
Penomoran
Format penomoran untuk kereta kelas ekonomi yaitu K3-xxyzz ddd. Artinya, K3 adalah gerbong ekonomi, xx adalah tahun mulai operasi, y adalah jenis bogie, dan zz (nomor urut), serta ddd merupakan kepemilikan dipo. Misalnya: K3-65590 artinya kereta kelas 3 (ekonomi) yang mulai dinas tahun 1965 dengan jenis bogie K5 urutan ke-90 ditambah dua atau tiga alfabet yang artinya kereta itu milik dipo tertentu.
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 Tahun 2010, penomoran diubah. Semua gerbong menggunakan format penomoran K3 x yy zz. Artinya, K3 adalah gerbong ekonomi, x adalah jenis penarik: 0 untuk lokomotif, 1 untuk Kereta Rel Listrik, 2 untuk Kereta Rel Diesel Elektrik, serta 3 untuk Kereta Rel Diesel Hidraulik; yy adalah tahun operasi, dan zz adalah nomor urut operasi. Contoh: K3 0 14 27 JAKK, artinya gerbong ekonomi yang ditarik lokomotif (0) mulai dinas tahun 2014 (14), dan memiliki nomor urut 27 dan diikuti dua, tiga dan empat huruf alfabet yang menandakan kepemilikan dipo Jakarta Kota (JAKK).
Kereta api kelas ekonomi di Indonesia
Layanan kereta api kelas ekonomi AC plus non-PSO di Pulau Jawa
Nama kereta api | Jurusan | Dipo induk | Status KA | Armada Kereta |
---|---|---|---|---|
Bogowonto | Pasar Senen - Lempuyangan | Yogyakarta (YK) | Beroperasi | 2010 |
Krakatau | Merak - Blitar | Madiun (MN) Rangkasbitung (RK) |
Beroperasi | 2012 |
Gajah Wong | Pasar Senen - Lempuyangan | Yogyakarta (YK) | Beroperasi | 2010 |
Majapahit | Pasar Senen - Malang | Malang (ML) | Beroperasi | 2012 |
Menoreh | Pasar Senen - Semarang Tawang | Semarang Poncol (SMC) | Beroperasi | 2016 |
Jayabaya | Pasar Senen - Malang | Jakarta Kota (JAKK) Malang (ML) |
Beroperasi | 2014 |
Jaka Tingkir | Pasar Senen - Purwosari | Solo Balapan (SLO) | Beroperasi | 2014 |
Joglokerto | Purwokerto - Yogyakarta - Solo Balapan | Solo Balapan (SLO) | Beroperasi | 2014 |
Ambarawa Ekspres | Semarang Poncol - Surabaya Pasar Turi | Semarang Poncol (SMC) | Beroperasi | 2016 |
Kaligung | Semarang Poncol - Tegal - Brebes | Semarang Poncol (SMC) | Beroperasi | 2016 |
Kamandaka | Purwokerto - Tegal - Semarang Tawang | Purwokerto (PWT) | Beroperasi | 2012 dan 2014 |
Layanan kereta api kelas ekonomi AC PSO / non-PSO / KRD / KA Lokal di Pulau Jawa
Nama kereta api | Jurusan | Dipo induk | Status KA |
---|---|---|---|
Kalimaya | Tanah Abang - Merak | Rangkasbitung (RK) | Tidak Beroperasi |
Lokal Bandung Raya | Padalarang - Cicalengka | Bandung (BD) | Beroperasi |
Kalijaga | Solo Balapan - Semarang Poncol | Solo Balapan (SLO) | Beroperasi |
Kutojaya Utara | Pasar Senen - Purwokerto - Kutoarjo | Kutoarjo (KTA) | Beroperasi |
Gaya Baru Malam | Pasar Senen - Surabaya Gubeng | Jakarta Kota (JAKK) | Beroperasi |
Brantas | Pasar Senen - Blitar | Madiun (MN) | Beroperasi |
Matarmaja | Pasar Senen - Malang | Malang (ML) | Beroperasi |
Kertajaya | Pasar Senen - Surabaya Pasar Turi | Surabaya Pasar Turi (SBI) | Beroperasi |
Walahar Ekspres | Tanjung Priok - Cikampek, Purwakarta | Jakarta Kota (JAKK) | Beroperasi |
Progo | Pasar Senen - Lempuyangan | Yogyakarta (YK) | Beroperasi |
Tawang Jaya | Pasar Senen - Semarang Poncol | Semarang Poncol (SMC) | Beroperasi |
Serayu | Pasar Senen - Purwokerto | Purwokerto (PWT) | Beroperasi |
Bengawan | Pasar Senen - Purwosari | Solo Balapan (SLO) | Beroperasi |
Langsam | Angke - Rangkasbitung | Rangkasbitung (RK) | Tidak Beroperasi |
Kahuripan | Kiaracondong - Blitar | Madiun (MN) | Beroperasi |
Kutojaya Selatan | Kiaracondong - Kutoarjo | Kutoarjo (KTA) | Beroperasi |
Pasundan | Kiaracondong - Surabaya Gubeng | Sidotopo (SDT) | Beroperasi |
Logawa | Purwokerto - Jember | Purwokerto (PWT) | Beroperasi |
Sri Tanjung | Lempuyangan - Banyuwangi | Banyuwangi (BW) | Beroperasi |
Tawang Alun | Malang - Banyuwangi | Banyuwangi (BW) | Beroperasi |
Penataran | Surabaya Gubeng - Blitar | Sidotopo (SDT) | Beroperasi |
Rapih Dhoho | Surabaya Gubeng - Blitar | Sidotopo (SDT) | Beroperasi |
Tegal Ekspres | Pasar Senen - Tegal | Yogyakarta (YK) | Beroperasi |
Lokal Merak | Merak - Rangkasbitung | Rangkasbitung (RK) | Beroperasi |
Layanan kereta api kelas ekonomi AC PSO / KRD / KA Lokal di Pulau Sumatera
Nama kereta api | Jurusan | Dipo induk | Status KA |
---|---|---|---|
Kereta api Rajabasa | Tanjungkarang - Palembang Kertapati | Tanjungkarang (TNK) | Beroperasi |
Kereta api Serelo | Palembang Kertapati - Lubuklinggau | Kertapati (KPT) | Beroperasi |
Seminung / Way Umpu | Tanjungkarang - Kotabumi | Tanjungkarang (TNK) | Beroperasi |
Kertalaya | Palembang Kertapati - Indralaya | Kertapati (KPT) | Beroperasi |
Sibinuang | Padang - Pariaman | Padang (PD) | Beroperasi |
Putri Deli | Medan - Tanjung Balai | Medan (MDN) | Beroperasi |
Siantar Ekspres | Medan - Siantar | Medan (MDN) | Beroperasi |
Sri Lelawangsa | Medan - Binjai | Medan (MDN) | Beroperasi |
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia