Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km²[4] dengan populasi hampir 3,7 juta jiwa.
Kalimantan Selatan کاليمانتان سلاتن | |
---|---|
Dari kiri ke kanan: Taman Cahaya Bumi Selamat Martapura, Pasar Terapung Banjarmasin, Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Rumah Banjar, Jembatan Barito dan Bamboo Rafting Loksado | |
Julukan: Bumi Lambung Mangkurat | |
Motto: Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing حرام ماڽرح واج سمفاي كافوتيڠ (Bahasa Banjar: Tetap bersemangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir) | |
Negara | Indonesia |
Tanggal | 14 Agustus 1950 |
Ibu kota | Banjarmasin |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Sahbirin Noor |
• Wakil Gubernur | Rudy Resnawan |
• Sekretaris Daerah | Arsyadi |
• Ketua DPRD | Noormiliyani A. Sulaiman |
Luas | |
• Total | 37,530,52[1] km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 3,920,393[2] (2.015) |
Demografi | |
• Agama | Islam 96.23% Hindu 1.61% Kristen Protestan 1.26% Katolik 0.57% Buddha 0.33%[3] |
• Bahasa | Bahasa Banjar (bjn), Bahasa Indonesia (id) |
Kode Kemendagri | 63 |
Kode BPS | 63 |
DAU | Rp. 1.063.511.441.000.- |
Lagu daerah | Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai |
Rumah adat | Rumah Bubungan Tinggi |
Senjata tradisional | Keris |
Situs web | www.kalselprov.go.id |
Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani. Secara historis wilayah Kalimantan Selatan mula-mula dibentuk merupakan wilayah Karesidenan Kalimantan Selatan di dalam Propinsi Kalimantan itu sendiri.
Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.626.616 jiwa (2010).[5]
Sejarah
Kawasan Kalimantan Selatan pada masa lalu merupakan bagian dari 3 kerajaan besar yang pernah secara berturut-turut memiliki wilayah di daerah ini, yakni Kerajaan Negara Dipa, diteruskan oleh Kerajaan Negara Daha dan diteruskan oleh Kesultanan Banjar. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Kalimantan dijadikan provinsi tersendiri dengan gubernur pertama Gubernur Ir. Pangeran Muhammad Noor yang menjabat sampai dibuatnya Perjanjian Linggarjati.
ALRI Divisi IV (A)
Sejarah pemerintahan di Kalimantan Selatan juga diwarnai dengan terbentuknya organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV di Mojokerto, Jawa Timur yang mempersatukan kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di Jawa. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati menyebabkan Kalimantan terpisah dari Republik Indonesia. Dalam keadaan ini pemimpin ALRI IV mengambil langkah untuk kedaulatan Kalimantan sebagai bagian wilayah Indonesia, melalui suatu proklamasi yang ditandatangani oleh Gubernur ALRI Hasan Basry di Kandangan 17 Mei 1949 yang isinya menyatakan bahwa rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan memaklumkan berdirinya pemerintahan Gubernur tentara ALRI yang melingkupi seluruh wilayah Kalimantan Selatan (dan tengah). Wilayah itu dinyatakan sebagai bagian dari wilayah RI sesuai Proklamasi kemerdekaaan 17 Agustus 1945. Upaya yang dilakukan dianggap sebagai upaya tandingan atas dibentuknya Dewan Banjar oleh Belanda"
Pembentukan Provinsi Kalsel
Menyusul kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan kehidupan pemerintahan di daerah juga mengalamai penataaan. Provinsi Kalimantan pada masa itu terdiri atas 3 (tiga) karesidenan yaitu Karesidenan Kalimantan Barat, Karesidenan Kalimantan Selatan dan Karesidenan Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan, kemudian dipecah menjadi 3 provinsi, masing-masing Kalimantan Barat, Timur dan Selatan yang dituangkan dalam UU No.25 Tahun 1956. Berdasarkan UU No.21 Tahun 1957, sebagian besar daerah sebelah barat dan utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan UU No.27 Tahun 1959 memisahkan bagian utara dari daerah Kabupaten Kotabaru dan memasukkan wilayah itu ke dalam kekuasaan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Selatan tidak lagi mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti adanya. Adapun UU No.25 Tahun 1956 yang merupakan dasar pembentukan Provinsi Kalimantan Selatan kemudian diperbaharui dengan UU No.10 Tahun 1957 dan UU No.27 Tahun 1959.
Kondisi dan sumber daya alam
Geografi
Secara geografis, Kalimantan Selatan berada di bagian tenggara pulau Kalimantan, memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai timur, serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di tengah.
Keanekaragaman hayati
Kalimantan Selatan terdiri atas dua ciri geografi utama, yakni dataran rendah dan dataran tinggi. Kawasan dataran rendah kebanyakan berupa lahan gambut hingga rawa-rawa sehingga kaya akan sumber keanekaragaman hayati satwa air tawar. Kawasan dataran tinggi sebagian masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi oleh pemerintah.
Sumber Daya Alam
Kehutanan: Hutan Tetap (139.315 ha), Hutan Produksi (1.325.024 ha), Hutan Lindung (139.315 ha), Hutan Konvensi (348.919 ha) Perkebunan: Perkebunan Negara (229.541 ha) Bahan Galian: batu bara, minyak, pasir kwarsa, biji besi, dll[6]
Demografi
Suku bangsa
Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan adalah etnis Banjar (74,34%) yang terdiri atas 3 kelompok, yaitu Banjar Kuala, Banjar Pahuluan dan Banjar Batang Banyu. Etnis terbesar kedua yaitu etnis Jawa (14,51%) yang menempati kawasan transmigrasi.
Peringkat | Suku Bangsa | Jumlah (2010) [8] | Persentase (2010) | Keterangan |
---|---|---|---|---|
1 | Banjar | 2.686.627 | 74,34% | Etnis mayoritas dan penduduk asli Kalimantan Selatan yang terdiri atas 3 kelompok, yaitu Banjar Kuala (mendiami kawasan Banjar Bakula atau hilir sungai Barito dan anak-anak sungainya), Banjar Pahuluan (mendiami kawasan hulu Banua Anam atau aliran-aliran sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus) dan Banjar Batang Banyu (mendiami kawasan hilir Banua Anam pada aliran sungai Nagara). |
2 | Jawa | 524.276 | 14,51% | Etnis terbesar kedua di Kalsel dan memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi dan Kota Banjarbaru. Awal mula kedatangan etnis Jawa secara menetap mengikuti program kolonisasi atau transmigrasi pada masa kolonial Hindia Belanda yang untuk pertama kalinya lahan gambut dibuka di Hinda Belanda untuk transmigrasi pada sekitar tahun 1930-an di wilayah Purwosari, Tamban, Barito Kuala. Mereka disebut orang Jawa Tamban. Kedatangan transmigran Jawa semakin masif dan intensif pada masa Orde Baru. |
3 | Bugis | 101.727 | 2,81% | Etnis terbesar ketiga di Kalsel dan mendiami pesisir Tanah Bumbu dan Kotabaru. Kedatangan etnis Bugis dari Sulawesi Selatan secara menetap di bawah pimpinan Puanna Dekke, mereka ditempatkan oleh Sultan Banjar Panembahan Batuah di kawasan Pagatan disebut Bugis Pagatan dan secara umum suku Bugis di Kalimantan disebut Ugi Banjara (Bugis Banjar). |
4 | Dayak | 80.708 | 2,23% | Menempati kawasan Pegunungan Meratus dan aliran Sungai Barito menuju Kalimantan Tengah. |
5 | Madura | 53.002 | 1,47% | Awal mula kedatangan suku Madura secara menetap mengikuti program kolonisasi atau transmigarsi pada masa kolonial Hindia Belanda. Semula mereka akan diperkerjakan untuk pabrik gula di Jember, namun karena pabrik gagal dibangun mereka akhirnya mengikuti program kolonisasi dan ditempatkan di kawasan yang diberi nama Madurejo. Mereka disebut orang Madura Madurejo. Sejak tahun 1970-an orang Madura mulai datang ke Banjarmasin dan mendiami beberapa kantong pemukiman yaitu Kampung Gadang, Kelayan dan Pekapuran. |
6 | Mandar | 39.841 | 1,10% | Kedatangan suku Mandar dari Sulawesi Barat sudah sejak masa Kesultanan Banjar terutama menempati bagian selatan pulau Laut. |
7 | Sunda | 24.592 | 0,68% | Kedatangan Suku Sunda dari Jawa Barat pada masa Orde Baru dan memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi diantaranya desa Hegar Manah. |
8 | Tionghoa | 13.000 | 0,36% | Kedatangan Tionghoa dari Tiongkok sudah sejak masa Kesultanan Banjar. Salah satu kelompok komunitas ini adalah Orang Cina Parit yang didatangkan oleh Alexander Hare di daerah konsesi Maluka (Tanah Laut). |
9 | Batak | 12.408 | 0,34% | Kedatangan suku Batak dari Sumatera Utara sejak masa Orde Lama. |
10 | Bali | 11.966 | 0,33% | Kedatangan Suku Bali secara menetap dari pulau Bali pada masa Orde Baru dan memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi seperti Berambai dan Sari Utama. |
Suku-suku lainnya | 65.845 | 1,82% | Suku-suku lainnya (1,83%) diantaranya suku Bajau 3 Rampa (Bangsamoro) yang datang dari [[Filipina] Selatan atau Banjar Kulan sudah sejak masa Kesultanan Banjar. Sedangkan kedatangan etnis Sasak/Bima dari NTB dan Flores/Adonara dari NTT di Kalsel pada masa Orde Baru dan menetap di wilayah-wilayah transmigrasi, namun jumlahnya hanya sedikit. | |
Total | 3.613.992 | 100,00%
|
Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam keseharian oleh suku Banjar sebagai bahasa ibu dan sebagai lingua franca bagi masyarakat Kalimantan Selatan umumnya adalah Bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala[9] dan dialek Banjar Hulu[10]. Suku Dayak yang mendiami kawasan selatan Pegunungan Meratus menuturkan bahasa Dayak Meratus (d/h Bahasa Bukit)[11] Bahasa Banjar dan bahasa Bukit, keduanya merupakan bahasa Melayik.
Suku Dayak rumpun Dusmala (Dusun-Maanyan-Lawangan) yang menuturkan bahasa Barito Timur mendiami kawasan utara Pegunungan Meratus menuturkan bahasa Dayak Maanyan Warukin[12], bahasa Dayak Dusun Halong[13][14], bahasa Dayak Samihin (Dusun Tumbang)[15], bahasa Dayak Deah/Dusun Deyah[16], bahasa Dayak Lawangan[17] dan bahasa Dayak Abal.[18]
Sedangkan suku Dayak rumpun Biaju yang menuturkan bahasa Barito Barat mendiami aliran sungai Barito menuturkan bahasa ibu antara lain bahasa Dayak Bakumpai[19] dan bahasa Dayak Barangas[20][21]. Termasuk pula bahasa Dayak Ngaju, bahasa yang berasal dari Kalimantan Tengah digunakan sebagai bahasa liturgi di lingkungan sinode Gereja Kalimantan Evangelis (d/h Geredja Dajak Evangelis) yang berkantor pusat di Kota Banjarmasin.[22]
Agama
Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 96% masyarakat Kalimantan Selatan. Selain itu ada juga penganut agama Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu serta Kaharingan yang dianut masyarakat di kawasan Pegunungan Meratus. Berikut adalah data penduduk menurut agama yang dianut tahun 2010 dan penduduk menurut agama tahun 2015
dan tempat ibadah data 2010) dan tahun
Nomor | Agama | Jumlah (2015) | Konsentrasi | Jumlah (2010) | Konsentrasi |
---|---|---|---|---|---|
1 | Islam | 3.772.700 | 3.505.000 | 96,67% | |
2 | Kristen Protestan | 39.277 | 47.974 | 1,32% | |
3 | Hindu | 63.073 | 16.064 | 0,44% | |
4 | Katolik | 22.234 | 16.045 | 0,44% | |
5 | Buddha | 13.109 | 11.675 | 0,32% | |
6 | Khonghucu | 300 | 236 | 0,01% | |
6 | Lainnya | 28.776 | 0,79% | ||
Total | 3.910.393 | 100,00% | 3.626.616 | 100,00% |
Nomor | Agama | Tempat Ibadah | Jumlah |
---|---|---|---|
1 | Islam | Masjid | 2.368 |
Musala/Langgar | 7.038 | ||
Jumlah | 9.406 | ||
2 | Kristen | Gereja | 86 |
Semi/Darurat | 66 | ||
Jumlah | 152 | ||
3 | Katolik | Gereja | 11 |
Kapel/Darurat | 48 | ||
Jumlah | 59 | ||
4 | Hindu | Pura/Kuil | 62 |
Sanggah/Balai | 1.328 | ||
Jumlah | 1.390 | ||
4 | Buddha | Vihara/Cetya | 21 |
Klenteng | 3 | ||
Jumlah | 24 | ||
Pemerintahan
Sejak tanggal 14 Agustus 2011, aktivitas pemerintahan Kalimantan Selatan berpindah dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru
Daftar Kabupaten dan Kota
Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010.
Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukan subordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Daftar gubernur
- Syarkawi (1957–1959)
- Maksid (1959–1963)
- Aberani Sulaiman (1963–1968)
- Jamani (1968–1970)
- Subarjo Sosroroyo (1970–1980)
- Mistar Cokrokusumo (1980–1984)
- Muhammad Said (1984–1995)
- Gusti Hasan Aman (1995–2000)
- Sjachriel Darham (2000–2005)
- Rudy Ariffin (2005–2015)
- Sahbirin Noor (2016–)
Perwakilan
DPRD Kalimantan Selatan hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 berasal dari sepuluh partai politik.[25]
Partai | Kursi |
---|---|
Lambang Partai Golkar Partai Golkar | 13 |
Lambang PDI-P PDI-P | 8 |
Lambang PPP PPP | 7 |
PKB | 6 |
Partai Gerindra | 5 |
PKS | 4 |
Partai NasDem | 4 |
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat | 3 |
Partai Hanura | 2 |
PAN | 1 |
Total | 55 |
Pendidikan
Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
Kota Banjarmasin dan Banjarbaru
- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari
- Poltekkes Banjarmasin
- Politeknik Negeri Banjarmasin (POLIBAN)
- Universitas Lambung Mangkurat (ULM)
Kabupaten Tanah Laut
Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
Kota Banjarmasin dan Banjarbaru
- Akademik Bidan (Akbid) Bunga Kalimantan
- Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari
- Akademi Kebidanan Abdi Persada
- Akademi Kebidanan Banjarbaru
- Akademi Kebidanan Banua Bina Husada
- Akademi Kebidanan Sari Mulia
- Akademi Kebidanan YAPKESBI Banjarbaru
- Akademi Keperawatan Pandan Harum
- Akademi Keperawatan Kesehatan KODAM IX Mulawarman
- Akademi Keperawatan Suaka Insan
- Akademi Teknik Radiodiagnostik Dan Radioterapi Citra Intan Persada Banjarmasin (ATRO)
- Akademi Sekretaris dan Manajemen Indonesia Banjarmasin
- Akademi Maritim Nusantara Banjarmasin
- Akademi Pariwisata Banjarmasin
- Akademi Pariwisata Nasional Banjarmasin
- Akademi Teknik Pembangunan Nasional
- Akademi Teknologi Radiodiagnostik & Terapi Citra Intan Persada
- Universitas Achmad Yani (UVAYA)
- Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary (UNISKA)
- Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMBJM)
- Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Jami Banjarmasin
- Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Indonesia Banjarmasin)
- Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Banua
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIEI)[26]
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional (STIENAS)
- Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sultan Adam (STIH SA)
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Suaka Insan
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cahaya Bangsa Banjarmasin
- Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Banjarmasin
- Politeknik Hasnur
- Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Panca Setia Banjarmasin.
- STMIK Banjarbaru
Kabupaten Banjar
- Akademi Kebidanan Martapura
- Akademi Keperawatan Intan Martapura
- Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam Martapura
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tapin
Kabupaten Kotabaru
STIT Darul Ulum Kotabaru STKIP Paris Barantai Kotabaru
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Pesantren
Perekonomian
Tenaga kerja
Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Pada bulan Februari 2012 tercatat sebanyak 38,20 persen tenaga kerja diserap sektor pertanian. Sektor perdagangan adalah sektor kedua terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 20,59 persen. Status pekerja di Kalimantan Selatan masih didominasi oleh pekerja yang bekerja di sektor informal. Pada Februari 2012 sebanyak 63,20 persen adalah pekerja di sektor informal. Sebagian besar dari pekerja tersebut berstatus berusaha sendiri (19,66 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap (18,92 persen) serta pekerja bebas dan pekerja tak dibayar (24,61 persen). Pekerja di sektor formal tercatat sebanyak 36,80 persen yaitu terdiri dari pekerja dengan status buruh/karyawan (33,35 persen) dan status berusaha dibantu dengan buruh tetap (3,45 persen).[27]
Pertanian & Perkebunan
Hasil utama pertanian adalah padi, di samping jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan buah-buahan terdiri dari jeruk, pepaya, pisang, durian, rambutan, kasturi dan langsat.[28] Untuk perkebunan adalah kelapa sawit.
Industri
Industri di Kalimantan Selatan didominasi oleh industri manufaktur mikro dan kecil, disusul oleh industri manufaktur besar dan sedang.[29] Sampai pada tahun 2010, jumlah unit usaha berjumlah 60.432 unit, meningkat 10,92% dibandingkan pada tahun 2009.[30]
Jasa
Pertambangan
Pertambangan didominasi batu bara, di samping minyak bumi, emas, intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.[28]
Ekspor & Impor
Keuangan & Perbankan
Ditinjau kinerjanya pada tahun 2009, perbankan di Kalimantan Selatan mencatat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebagai imbas krisis finansial global. Namun beberapa indikator masih mencatat pertumbuhan yang positif. Volume usaha perbankan (asset) Kalsel tumbuh 13,3% dari akhir tahun 2008 sehingga mencapai Rp21,24 triliun. Pertumbuhan asset ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK.
Dana masyarakat yang dihimpun perbankan Kalsel pada akhir tahun 2009 mencapai Rp18,33 triliun atau tumbuh 13% (y-o-y). seluruh jenis rekening dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito menunjukkan pertumbuhan yang positif yakni masing-masing sebesar 10,51% (y-o-y), 17% (y-o-y), dan 5,86% (y-o-y).
Sementara itu dari sisi penyaluran kredit, pada akhir Desember 2009 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp13,95 triliun atau tumbuh 16% (y-o-y). pertumbuhan kredit ini terutama ditopang oleh kredit konsumsi dan kredit investasi yang tumbuh cukup tinggi yakni sebesar 24,81% (y-o-y) dan 30,42% (y-o-y).
Dengan perkembangan tersebut, fungsi intermediasi perbankan yang dicerminkan oleh rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada tahun 2009 menunjukkan peningkatan yaitu dari 74% pada tahun 2008 menjadi 75,7%. Sementara itu, berkat kerja keras semua pihak yang berwenang, risiko kredit pada tahun 2009 terjaga pada level yang aman yakni dengan rasio NPL sebesar 2,14% lebih rendah dari rasio NPL pada akhir tahun 2008 yang mencapai 4,76%.[31]
Jumlah lembaga perbankan di Kalimantan Selatan terdiri dari 15 bank umum konvensional, 6 bank umum syariah, 24 bank perkreditan rakyat (BPR) serta 1 BPR Syariah, dengan jaringan sebanyak 196 kantor, dan dukungan 123 ATM.[28]
Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan peluang usaha yang potensial di Kalimantan Selatan karena banyak objek-objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam negeri mau pun dari mancanegara.[32]
Kalimantan Selatan memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, dan gunung. Selain itu pariwisata Kalimantan Selatan juga banyak menjual budayanya yang khas, seperti Festival Pasar Terapung, Festival Tanglong, dan lain-lain. Disamping wisata alam dan budaya, Kalimantan Selatan juga terkenal dengan wisata kulinernya.
Olahraga
Musik
Tarian tradisional
Secara garis besar seni tari dari Kalimantan Selatan adalah dari adat budaya etnis Banjar dan etnis Dayak. Tari Banjar berkembang sejak masa Kesultanan Banjar dan dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Melayu, misalnya Tari Japin dan Tari Baksa Kembang
Rumah Adat
Rumat adat Kalimantan Selatan adalah Rumah Banjar dengan ikon utamanya adalah Bubungan Tinggi.
Makanan dan Minuman
Setiap kawasan di Kalimantan Selatan, memiliki makanan sebagai ciri-ciri khas daerah, seperti daerah Hulu Sungai Selatan dengan dodol dan ketupat khas kandangan-nya, Barabai dengan apam dan kacang jaruk, Amuntai dengan kuliner dari daging itik, Martapura dengan kelepon buntut, dan Binuang dengan olahan pisang sale yang disebut rimpi, Soto Banjar, Sate Itik, Nasi Kuning, dan lain-lain.
Seni dan Budaya
Seni Karawitan
- Sensapi (kecapi Dayak Deah)
- Gamelan Banjar
- Musik Panting (suku Banjar)
- Musik Kangkurung/Kukurung/kengkulung (suku Dayak Bukit)
- Musik Bumbung
- Musik Kintung
- Musik Kangkanong
- Musik Salung
- Musik Suling
- Musik Bamban
- Musik Masukkiri (suku Bugis)
Teater tradisional dan wayang
- Mamanda (teater tradisional suku Banjar)
- Lamut (suku Banjar)
- Madihin (suku Banjar)
- Wayang Kulit Banjar (suku Banjar)
- Wayang Gung (wayang orang suku Banjar)
- Balian(suku Dayak Bukit)
Tarian
Tarian suku Banjar
- Baksa Kambang
- Radap Rahayu
- Kuda Gepang
- Tarian suku Banjar lainnya
Tarian suku Dayak Bukit
- Tari Tandik Balian
- Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)
- Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria)
Lagu
Lagu Daerah suku Banjar antara lain:
Rumah Adat
- Rumah Adat Suku Banjar disebut Rumah Bubungan Tinggi
- Rumah Adat Suku Dayak Bukit disebut Balai
Pakaian Adat
Pakaian Pengantin Suku Banjar
- Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
- Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
- Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
- Pangantin Babaju Kubaya Panjang
Pakaian Pemuda-pemudi
Gedung dan Bangunan
Tempat Ibadah
Islam
- Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Kota Banjarmasin
- Masjid Jami Banjarmasin, Kota Banjarmasin
- Masjid Jami Tuhfaturroghibin, Alalak, Kota Banjarmasin
- Masjid Muhammadiyah Kelayan, Kota Banjarmasin
- Masjid Jami Tuhfaturroghibin, Alalak, Kota Banjarmasin
- Masjid Agung Al-Karomah, Martapura, Kabupaten Banjar
- Masjid Ba'angkat, Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan
- Masjid Jami Sungai Banar, Amuntai, Hulu Sungai Utara
- Masjid Keramat Banua Halat, Kabupaten Tapin
- Masjid Pusaka Tabalong, Banua Lawas, Kabupaten Tabalong
Kristen Protestan
- Gereja Eppata GKE Banjarmasin
Kristen Katolik
- Gereja Katedral Keluarga Allah
- Gereja Katolik Bunda Maria Banjarbaru
- Gereja Katolik St Yohanes Pemandi Landasan Ulin
- Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Veteran
Hindu
Budha
Konghucu
Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Rumah Sakit Sari Mulya
Hotel
- Hotel Banjarmasin Indonesia
- Swiss-Belhotel Borneo Banjarmasin
- Novotel Banjarmasin
Rumah makan
Rujukan
- Feuilletau de Bruyn, W.K.H.; Bijdrage tot de kennis van de Afdeeling Hoeloe Soengai, (Zuider a Ooster Afdeeling van Borneo), 19--.
- Broersma, R.;Handel en Bedrijf in Zuiz Oost Borneo, S'Gravenhage, G. Naeff, 1927.
- Eisenberger, J.; Kroniek de Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo, Bandjermasin, Drukkerij Lim Hwat Sing, 1936.
- H.Mahmud, ; Banjaran
- Bondan, A.H.K.; Suluh Sedjarah Kalimantan, Padjar, Banjarmasin, 1953.
- Ras, J.J.; Hikajat Bandjar, A study in Malay Histiography, N.V. de Ned. Boeken, Steen Drukkerij van het H.L. Smits S'Graven hage, 1968.
- Heekeren, C. van.; Helen, Hazen en Honden Zuid Borneo 1942, Den Haag, 1969.
- Riwut, Tjilik; Kalimantan Memanggil, Penerbit Endang, Djakarta.
- Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
- M. P. Lambut, Kalimantan Selatan (Indonesia). Inspektorat, Mewujudkan good governance di Kalimantan Selatan: kumpulan pikiran urang Banua, PT LKiS Pelangi Aksara, 2007, ISBN 979-3381-26-4, 9789793381268
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
- (Indonesia) Peta Kalimantan Selatan
- (Indonesia) Sejarah Banjar
- (Indonesia) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007
- (Indonesia) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2006
- (Indonesia) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005
- (Indonesia) BUKU PROFIL PENATAAN RUANG PROPINSI KALIMANTAN SELATAN 2003
- (Indonesia) Perda n0.9 tahun 2000
- (Indonesia) Korem 101/Antasari
- (Indonesia) Profil Demografi Kalsel
- (Indonesia) Profil Ekonomi Kalsel
- (Indonesia) Profil Wisata Kalsel
- (Indonesia) Ekonomi Regional Kalsel
- (Indonesia) Statistik Regional Kalsel
Referensi
- ^ http://kalsel.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/839
- ^ "Provinsin Kalimantan Selatan Dalam Angka 2016"
- ^ a b ""Provinsi Kalimantan Selatan Dalam Angka 2016". Diakses tanggal 2017-07-09.
- ^ kalsel.bps.go.id Luas Wilayah Kalimantan Selatan menurut BPS
- ^ "Sensus Penduduk 2010". Diakses tanggal 2012-04-08.
- ^ Buku Pintar Edisi 38
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamasukukalsel
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamasensusSuku2010
- ^ http://multitree.org/codes/bjn-kua
- ^ http://multitree.org/codes/bjn-hul
- ^ http://multitree.org/codes/bvu
- ^ http://multitree.org/codes/mhy
- ^ http://multitree.org/codes/mhy-dus
- ^ http://www.antaranews.com/berita/433037/balai-bahasa-dokumentasikan-bahasa-dayak-halong
- ^ http://multitree.org/codes/mhy-sam
- ^ http://multitree.org/codes/dun
- ^ http://multitree.org/codes/lbx
- ^ https://folksofdayak.wordpress.com/2014/03/09/dayak-abal-sub-suku-dayak-yang-sudah-punah/
- ^ http://multitree.org/codes/bkr
- ^ (Indonesia) Hapip, Abdul Djebar (1984). Struktur bahasa Barangas. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- ^ http://thekopasid.blogspot.com/2014/04/bahasa-daerah-dayak-direkam-karena.html
- ^ http://gke-gerejakalimantanevangelis.blogspot.co.id/
- ^ "Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009" (PDF). Diakses tanggal 2014-12-28.
- ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-11.
- ^ Situs Resmi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan: Daftar Anggota DPRD Provinsi Kalsel 2014-2019 Terpilih, diakses 3 Juli 2017
- ^ [ http://www.stieindonesia-bjm.ac.id/ STIE Indonesia]
- ^ Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Februari 2012. Badan Pusat Statistik Kalsel.
- ^ a b c Provinsi Kalimantan Selatan - Ekonomi. Bank Sentral Republik Indonesia. Diakses pada 21 November 2012
- ^ Usaha Manufaktur Kalsel Naik 4,66 Persen. Radar Banjarmasin, 21 September 2012. Diakses pada 5 Oktober 2012
- ^ Laju Pertumbuhan Industri Tahun 2009-2010. BPS Kalsel. Diakses pada 5 Oktober 2012
- ^ Perbankan. www.kalselprov.go.id. Diakses pada 5 Oktober 2012
- ^ Daerah Wisata Potensial Kalimantan Selatan. www.indonesia.go.id. Diakses pada 19 September 2013