Kabupaten Sleman

kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
Revisi sejak 14 Juni 2021 13.43 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) (top: Add settlement type, replaced: {{Dati2 → {{Dati2|settlement_type=Kabupaten using AWB)


Sleman (bahasa Jawa: ꦱ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀, translit. Sléman) adalah sebuah kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini adalah Sleman. Sleman dikenal sebagai asal buah salak pondoh.

Kabupaten Sleman
ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦱ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀
Kabupatèn Sléman
Situs Ratu Baka
Situs Ratu Baka
Lambang resmi Kabupaten Sleman
Julukan: 
Kota Salak Pondoh
Motto: 
Sleman SEMBADA
(Sehat, Elok, Makmur dan merata, Bersih dan berbudaya, Aman dan adil, Damai dan dinamis, Agamis)
Peta
Peta
Kabupaten Sleman di Jawa
Kabupaten Sleman
Kabupaten Sleman
Peta
Kabupaten Sleman di Indonesia
Kabupaten Sleman
Kabupaten Sleman
Kabupaten Sleman (Indonesia)
Koordinat: 7°40′54″S 110°19′24″E / 7.68167°S 110.32333°E / -7.68167; 110.32333
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta
Tanggal berdiri15 Mei 1916
Dasar hukumUU No.15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ibu kotaKota Sleman
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 17
  • Kelurahan: 86
Pemerintahan
 • BupatiDra. Hj. Kustini Sri Purnomo
 • Wakil BupatiDanang Maharsa
Luas
 • Total574,82 km2 (221,94 sq mi)
Populasi
 (2017)[1]
 • Total1.193.572
 • Kepadatan2.076,32/km2 (5,377,6/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 88,87%
Kristen 10,36%
- Katolik 6,80%
- Protestan 3,56%
Hindu 0,20%
Buddha 0,09%
Konghucu 0,01%
Lain-lain 0,47%[2]
 • IPMKenaikan 83,84 (2020)
( Tinggi )[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3404 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0274
Kode Kemendagri34.04 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.026.081.409.000,00- (2019)
Flora resmiSalak pondoh
Fauna resmiPunglor merah
Situs webslemankab.go.id

Berbagai perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta sebenarnya secara administratif terletak di wilayah kabupaten ini, antara lain Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (perguruan tinggi negeri) serta Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Kristen Immanuel (Ukrim) (perguruan tinggi swasta).

Geografi

Batas Wilayah

Kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah (Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten) di utara dan timur, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta di selatan, serta Kabupaten Kulon Progo di barat. Pusat pemerintahan di Kapanewon Sleman, yang berada di jalur utama antara YogyakartaSemarang.

Topografi

Bagian utara kabupaten ini merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Merapi di perbatasan dengan Jawa Tengah, salah satu gunung berapi aktif yang paling berbahaya di Pulau Jawa. Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang subur. Di antara sungai-sungai besar yang melintasi kabupaten ini adalah Kali Progo (membatasi kabupaten Sleman dengan Kabupaten Kulon Progo), kali Code, kali Kuning, kali Opak dan Kali Tapus.

Dengan Pendapatan Asli Daerah Rp. 52.978.731.000,- (2005) Kabupaten Sleman merupakan kabupaten terkaya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sejarah

Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no. 11 Tahun 1916 tanggal 15 Mei 1916 yang membagi wilayah Kasultanan Yogyakarta dalam 3 Kabupaten, yakni Kalasan, Bantul, dan Sulaiman (yang kemudian disebut Sleman), dengan seorang bupati sebagai kepala wilayahnya. Dalam Rijksblad tersebut juga disebutkan bahwa kabupaten Sulaiman terdiri dari 4 distrik yakni: Distrik Mlati (terdiri 5 onderdistrik dan 46 kalurahan), Distrik Klegoeng (terdiri 6 onderdistrik dan 52 kalurahan), Distrik Joemeneng (terdiri 6 onderdistrik dan 58 kalurahan), Distrik Godean (terdiri 8 onderdistrik dan 55 kalurahan). Berdasarkan Perda no.12 Tahun 1998, tanggal 15 Mei tahun 1916 akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Sleman. Menurut Almanak, hari tersebut tepat pada Hari Senin Kliwon, Tanggal 12 Rejeb Tahun Je 1846 Wuku Wayang.

Berdasar pada perhitungan tahun Masehi, Hari Jadi Kabupaten Sleman ditandai dengan surya sengkala "Rasa Manunggal Hanggatra Negara" yang memiliki sifat bilangan Rasa= 6, Manunggal=1, Hanggatra=9, Negara=1, sehingga terbaca tahun 1916. Sengkalan tersebut, walaupun melambangkan tahun, memiliki makna yang jelas bagi masyarakat Jawa, yakni dengan rasa persatuan membentuk negara. Sedangkan dari perhitungan tahun Jawa diperoleh candra sengkala "Anggana Catur Salira Tunggal". Anggana=6, Catur=4, Salira=8, Tunggal=1. Dengan demikian dari candra sengkala tersebut terbaca tahun 1846.

Beberapa tahun kemudian Kabupaten Sleman sempat diturunkan statusnya menjadi distrik di bawah wilayah Kabupaten Yogyakarta. Dan baru pada tanggal 8 April 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX melakukan penataan kembali wilayah Kasultanan Yogyakarta melalui Jogjakarta Koorei angka 2 (dua). Penataan ini menempatkan Sleman pada status semula, sebagai wilayah Kabupaten dengan Kanjeng Raden T umenggung Pringgodiningrat sebagai bupati. Pada masa itu, wilayah Sleman membawahi 17 Kapenewon/Kecamatan (Son) yang terdiri dari 258 Kalurahan (Ku). Ibu kota kabupaten berada di wilayah utara, yang saat ini dikenal sebagai desa Triharjo. Melalui Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 tahun 1948 tentang perubahan daerah-daerah Kelurahan, maka 258 Kelurahan di Kabupaten Sleman saling menggabungkan diri hingga menjadi 86 kelurahan/desa. Kelurahan/Desa tersebut membawahi 1.212 padukuhan.

Pusaka dan Identitas Daerah

Kyai Turunsih

Kabupaten Sleman memiliki tombak "Kyai Turunsih Tangguh Ngayogyakarto", pemberian dari Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Sabtu Kliwon 15 Mei 1999 (Tanggal Jawa, 29 Sapar 1932 Ehe). Penyerahan Pusaka tersebut kepada Bupati Sleman, dikawal 2 bergada prajurit Kraton Yogyakarta yakni Bregada Ketanggung berbendera Cakraswandana dan Bregada Mantrijero berbendera Purnamasidi. Pusaka itu dibawa seorang abdi Keraton Yogyakarta, KRT Pringgohadi Seputra.

Tombak Kyai Turunsih memiliki dhapur (pangkal) cekel beluluk Ngayogyakarta dan pamor beras wutah (wos wutah) wengkon. Pamor pusaka itu sesuai kondisi Sleman sebagai gudang berasnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Tombak tersebut memiliki panjang sepanjang kurang lebih 270 cm dan pangkal sepanjang 49 cm.

Menurut Sri Sultan Hamengku Buwono X, Tombak Kyai Turunsih mengisyaratkan laku ambeg paramarta, dijiwai olah rasa kasih sayang, yang mencakup wilayah se Kabupaten Sleman sebagaimana sebuah keluarga besar yang harmonis, mulat sarira sesuai hari jadinya 'Anggana Catur Sarira Tunggal' yang terbaca tahun 1846 Jawa. Candra Sengkala tersebut mengemukakan sikap kearifan tradisional di empat penjuru yang manunggal pada jiwa kesatuan, yang menjadi unsur kasepuhannya.

Pemerintahan

Daftar Bupati

No. Wali kota Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Wakil
1 Pringgodiningrat   1945 1947 2 tahun
2 Prodjodiningrat
  1947 1950 3 tahun
3 Dipodiningrat   1950 1955 5 tahun
4 Prawirodiningrat   1955 1957 3 tahun
5 Buchori S. Pranotohadi   1957 1959 2 tahun
6 Murdodiningrat   1959 1974 5 tahun
7 Tedjo Hadiningrat   1974 1974 3 bulan
8 Prodjosuyoto   1974 1985 11 tahun
9 Samirin   1985 1990 5 tahun
10 Arifin Ilyas   1990 2000 10 tahun
11   Ibnu Subiyanto
(lahir 1950)
  PDI-P 2000 2005 5 tahun Zaelani
2000-2005
20 Desember 2006 20 Desember 2011 5 tahun Sri Purnomo
2005-2009
Sri Purnomo
(Pelaksana Tugas)
  2009 2010 1 tahun Jabatan kosong
12 Sri Purnomo
(lahir 1961)
  PAN 2010 10 Agustus 2015 5 tahun Yuni Satia Rahayu
2010-2015
Gatot Saptadi
(Penjabat)
  10 Agustus 2015 17 Februari 2016 160 hari Jabatan kosong
(12) Sri Purnomo
(lahir 1961)
  PAN 17 Februari 2016 17 Februari 2021 5 tahun, 0 hari Sri Muslimatun
2016-2021
Harda Kiswaya
(Pelaksana Harian)
  17 Februari 2021 26 Februari 2021 9 hari Jabatan kosong
13 Kustini Sri Purnomo
(lahir 1961)
  PAN 26 Februari 2021 24 September 2024 3 tahun, 220 hari Danang Maharsa
2021-sekarang
Kusno Wibowo
(Penjabat sementara)
  24 September 2024 Petahana 54 hari Jabatan kosong


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Sleman dalam empat periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–2014[4] 2014–2019[5] 2019–2024[6] 2024–2029
PKB 5   5   6   7
Gerindra (baru) 1   7   6   6
PDI-P 10   12   15   13
Golkar 6   4   5   6
NasDem (baru) 5   3   3
PKS 6   6   6   6
Hanura (baru) 1   0   0   0
PAN 6   6   6   6
Demokrat 8   1   0   0
PPP 4   4   3   3
PDP (baru) 1
PKNU (baru) 1
PKPB 1
Jumlah Anggota 50   50   50   50
Jumlah Partai 12   9   8   8

Kapanewon

Kabupaten Sleman memiliki 17 kapanewon dan 86 kalurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 1.062.861 jiwa yang tersebar di wilayah seluas 574,82 km² dengan tingkat kepadatan penduduk 1.849 jiwa/km².[7][8]

Daftar kapanewon dan kalurahan di Kabupaten Sleman, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kapanewon Hanacaraka Transliterasi Kodepos[9] Jumlah
Kalurahan
Daftar
Kalurahan
34.04.08 Berbah ꦧꦼꦂꦧꦃ Běrbah 55573 4
34.04.17 Cangkringan ꦕꦁꦏꦿꦶꦔꦤ꧀ Cangkringan 55583 5
34.04.07 Depok ꦝꦺꦥꦺꦴꦏ꧀ Dhépok 55598 3
34.04.01 Gamping ꦒꦩ꧀ꦥꦶꦁ Gamping 55599 5
34.04.02 Godean ꦒꦺꦴꦝꦺꦪꦤ꧀ Godhéan 55564 7
34.04.10 Kalasan ꦏꦭꦱꦤ꧀ Kalasan 55571 4
34.04.04 Minggir ꦩꦶꦁꦒꦶꦂ Minggir 55562 5
34.04.06 Mlati ꦩ꧀ꦭꦜꦶ Mlaṭhi 55597 5
34.04.03 Moyudan ꦩꦪꦸꦢꦤ꧀ Måyudan 55563 4
34.04.12 Ngaglik ꦔꦒ꧀ꦭꦶꦏ꧀ Ngaglík 55581 6
34.04.11 Ngemplak ꦔꦼꦩ꧀ꦥ꧀ꦭꦏ꧀ Ngěmplak 55584 5
34.04.16 Pakem ꦥꦏꦼꦩ꧀ Pakĕm 55582 5
34.04.09 Prambanan ꦥꦿꦩ꧀ꦧꦤꦤ꧀ Prambanan 55572 6
34.04.05 Seyegan ꦱꦺꦪꦺꦒꦤ꧀ Séyégan 55561 5
34.04.13 Sleman ꦱ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀ Sléman 55511-55515 5
34.04.14 Tempel ꦠꦺꦩ꧀ꦥꦺꦭ꧀ Tèmpèl 55552 8
34.04.15 Turi ꦠꦸꦫꦶ Turi 55551 4
TOTAL 86

Pariwisata

Tempat Wisata

Flora dan Fauna

Salak Pondoh

Salak pondoh (Sallaca edulis Reinw cv Pondoh) dalam kajian ilmiah termasuk divisi Spermatophyta (tumbuhan berbiji) dengan sub divisi Angiospermae (berbiji tertutup). Sedangkan klasifikasi kelasnya adalah Monocotyledoneae (biji berkeping satu), yang termasuk bangsa Arecales, suku Arecaceae Palmae (keluarga Palem) dan marga Salacca jenis Salacca edulis Reinw dengan anak jenis Salacca edulis Reinw cv Pondoh.

Tanaman ini dipilih menjadi flora identitas Kabupaten Sleman karena merupakan jenis tanaman Salak khas di wilayah Sleman dan telah menjadi kebanggaan masyarakat Sleman. Awalnya, Partodiredjo, seorang Jogoboyo desa pada Kapanewon Tempel, pada tahun 1917 menerima kenang-kenangan empat butir biji salak dari seorang warga negara Belanda yang akan kembali ke negerinya karena masa tugasnya telah berakhir. Biji Salak yang kemudian ditanam dan dibudidayakannya dengan baik ternyata menghasilkan buah yang manis dan tidak sepat, tidak seperti buah Salak yang selama itu dikenalnya. Pada tahun 1948-an tanaman Salak tersebut kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Muhadiwinarto (putra Partodiredjo) warga Sokobinangun, Merdikorejo, Tempel. Karena kelebihannya dalam hal rasa, tanaman salak tersebut cepat berkembang pesat penyebarannya.

Burung punglor

Burung Punglor (Zootheria Citrina) yang tergolong Vertebrata marga Zootheria, bangsa passeriformes, suku Turdidae, dan kelas Aves ini memiliki bulu yang indah. Habitat Punglor adalah hutan sekunder dataran rendah dan dataran yang memiliki ketinggian hingga 900 M di atas permukaan air laut.

Di wilayah Sleman, burung yang bersuara merdu ini berhabitat kebun Salak Jawa. Dengan makanan utama cacing tanah dan kumbang (uret), Punglor merupakan predator bagi hama tanaman Salak Jawa. Namun, keberadaannya semakin berkurang seiring berkurangnya habitat kebun Salak Jawa. Masyarakat lebih banyak memilih menanam salak pondoh.[1]

Pendidikan

Pendidikan Tinggi

Universitas

Institut

Sekolah Tinggi

    • Sekolah Tinggi Bahasa Asing Lembaga Indonesia-Amerika
    • Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (Akademi Administrasi Notokusumo)
    • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bank
    • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mitra Indonesia
    • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata API (Akademi Pariwisata Indonesia)
    • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Solusi Bisnis Indonesia
    • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (Yayasan Keluarga Pahlawan Negara)
    • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa
    • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada
    • Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
    • Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA
    • Sekolah Tinggi MultiMedia "MMTC"

Bahasa

Menurut Badan Bahasa, bahasa Jawa dialek Yogya-Solo merupakan bahasa daerah yang dituturkan mayoritas penduduk Kabupaten Sleman.[10] Menurut Statistik Kebahasaan 2019, bahasa ini menjadi satu-satunya bahasa daerah asli Kabupaten Sleman.[11] Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kabupaten Sleman adalah bahasa Indonesia.

Tokoh terkenal

Referensi

  1. ^ "Provinsi D.I Yogyakarta Dalam Angka 2018". BPS D.I Yogyakarta. Diakses tanggal 16 Agustus 2019. 
  2. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Sleman". Badan Pusat Statistik. Diakses tanggal 21 Januari 2021. 
  3. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 21 Januari 2021. 
  4. ^ Perolehan Kursi DPRD Sleman 2009-2014
  5. ^ Perolehan Kursi DPRD Sleman 2014-2019
  6. ^ Perolehan Kursi DPRD Sleman 2019-2024
  7. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  8. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  9. ^ Kode Pos Kabupaten Sleman
  10. ^ "Bahasa di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diakses tanggal 23 Mei 2020. 
  11. ^ Statistik Kebahasaan 2019. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. hlm. 4. ISBN 9786028449182. 

Lihat pula

Pranala luar