Sastra Pali

Revisi sejak 19 Desember 2024 10.08 oleh Faredoka (bicara | kontrib) (Kitab pedoman, ringkasan, dan risalah: hilangkan strip utk nama kitab)

Sastra Pali atau kepustakaan Pali terutama berkaitan dengan Buddhisme aliran Theravāda yang menggunakan bahasa Pali sebagai bahasa suci dan basantara tradisionalnya. Sastra Pali yang paling awal dan terpenting adalah Tripitaka Pali (Kanon Pali) sebagai kitab suci resmi aliran Theravāda.

Salinan Tipiṭaka pra-modern disimpan dalam manuskrip daun lontar, yang sebagian besar tidak bertahan terhadap iklim lembab di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Salinan manuskrip Mahāniddesa dalam bahasa Burma-Pali, yang menunjukkan tiga jenis aksara Burma yang berbeda, (atas) persegi sedang, (tengah) bulat dan (bawah) garis luar bulat dalam pernis merah dari bagian dalam salah satu sampul berlapis emas.

Sastra Pali mencakup banyak genre, termasuk Sutta (diskursus Buddhis), Vinaya (disiplin monastik), Abhidhamma (penjelasan kebenaran hakiki), kitab komentar (tafsir), kitab subkomentar (subtafsir), puisi, sejarah, filologi, hagiografi, eksegesis kitab suci, dan kitab petunjuk meditasi.

Sejarah

Bahasa Pali merupakan bahasa gabungan yang diturunkan dari berbagai bahasa Indo-Arya Pertengahan (Middle Indo-Aryan languages, bukan Central Indo-Aryan languages).[1]

Kebanyakan sastra Pali yang masih ada berasal dari Sri Lanka, yang menjadi pusat Theravāda selama berabad-abad. Sebagian besar sastra Pali yang masih ada ditulis dan dikomposisi di sana, meskipun beberapa juga ditulis lebih dahulu di India Selatan.[2] Sebagian besar koleksi sastra Pali tertua, Kanon Pali, ditulis di Sri Lanka sekitar abad pertama SM (meskipun memuat materi yang jauh lebih tua, kemungkinan berasal dari periode Buddhisme prasektarian).[3][4][5]

Pada awal era umum (masehi), beberapa komentar Pali dan panduan eksegetis paling awal (yang sekarang terkadang disertakan dalam Kanon Pali itu sendiri) ditulis, terutama Suttavibhaṅga, Niddesa, Nettipakaraṇa. dan Peṭakopadesa.[6] Karya-karya lain, seperti Cariyāpiṭaka, Buddhavaṁsa, dan Apadāna mungkin juga termasuk dalam karya-karya yang ditulis pada masa periode pasca-Asoka.[7]

Selama milenium pertama, sastra Pali terdiri dari dua genre utama: sejarah (vaṁsa) dan komentar (aṭṭhakathā). Sastra bergenre sejarah tersebut mencakup Dīpavaṁsa dan Mahāvaṁsa, yang merupakan kronik syair agama Buddha di India dan Sri Lanka.[7]

Kitab-kitab komentar (tafsir) mencakup tulisan-tulisan Buddhaghosa (abad ke-4 atau ke-5 Masehi), yang juga menulis kitab risalah Visuddhimagga yang berpengaruh beserta berbagai komentar untuk Kanon Pali. Beberapa penafsir lain setelah Buddhaghosa adalah Buddhadatta (sekitar abad ke-5), Ananda (abad ke-6), Dhammapāla (pada suatu waktu sebelum abad ke-12), dan penafsir anonim lainnya yang tidak kita ketahui namanya.[7]

Periode reformasi antara abad ke-10 hingga ke-13 menyaksikan ledakan sastra Pali baru.[2] Salah satu dorongan di balik upaya sastra ini adalah ketakutan bahwa peperangan di pulau Sri Lanka dapat mengakibatkan kemunduran agama Buddha.[8] Sastra ini mencakup karya para biksu cendekiawan terkemuka Sri Lanka, seperti Anuruddha, Sumaṅgala, Siddhattha, Sāriputta Thera, Mahākassapa Thera dari Dimbulagala, dan Moggallana Thera.[9][10]

Para ahli kitab suci dan tafsir bekerja menyusun kitab subkomentar untuk Kanon Pali, tata bahasa, ringkasan, dan buku teks untuk Abhidhamma dan Vinaya, seperti Abhidhammattha-saṅgaha karya Anuruddha (biksu Sri Lanka) yang berpengaruh. Mereka juga menulis puisi Pali bergaya kāvya dan karya-karya filologi. Karya mereka banyak dipengaruhi oleh tata bahasa dan puisi Sanskerta, khususnya sebagaimana ditafsirkan oleh sarjana Sri Lanka Ratnamati. Selama periode ini, karya-karya doktrinal Pali baru ini juga menunjukkan peningkatan kesadaran akan topik-topik yang ditemukan dalam sastra Buddhisme aliran Mahayana berbahasa Sansekerta.[11]

Sejak abad ke-15 dan seterusnya, sastra Pali yang umum ditemui didominasi oleh edisi yang dilestarikan di Burma, meskipun beberapa juga ditulis dan dilestarikan di Thailand, Laos, dan Kamboja, serta Ceylon.[butuh rujukan] Sastra Burma pada gilirannya didominasi oleh tulisan-tulisan yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan Abhidhamma Pitaka,[butuh rujukan] bagian dari Kanon yang kadang-kadang digambarkan sebagai filsafat, psikologi, metafisika, dan lain-lain.

Sastra kanonis

 
Manuskrip bergaya daun lontar dari Tipiṭaka edisi Thailand.

Kanon Pali

Sastra Pali yang paling awal dan terpenting adalah Tripitaka Pali (Kanon Pali), kumpulan kitab suci utama aliran Theravāda. Kitab-kitab ini berasal dari India dan ditulis pada masa pemerintahan Vattagamani Abhaya (29-17 SM) di Sri Lanka.[12]

Tripitaka ("Tiga Keranjang") Pali, juga dikenal sebagai Kanon Pali, dibagi menjadi tiga "keranjang" (Pali: piṭaka):[13]

  1. Vinaya Piṭaka ("Keranjang Disiplin Monastik")
    1. Suttavibhaṅga: Pāṭimokkha (daftar aturan untuk Sangha) dan komentarnya
    2. Khandhaka: 22 bab tentang berbagai topik
    3. Parivāra: analisis aturan dari berbagai sudut pandang
  2. Sutta Piṭaka ("Keranjang Diskursus"), sebagian besar dikaitkan dengan Sang Buddha, namun sebagian lagi dikaitkan dengan pengikut-pengikut-Nya
    1. Dīgha Nikāya ("Kumpulan Panjang")
    2. Majjhima Nikāya ("Kumpulan Menengah")
    3. Saṁyutta Nikāya ("Kumpulan Bertaut")
    4. Aṅguttara Nikāya ("Kumpulan Berangka")
    5. Khuddaka Nikāya ("Kumpulan Kecil"): berbagai kitab-kitab kecil
  3. Abhidhamma Piṭaka ("Keranjang Dhamma Luhur atau Hakiki"). Menurut K.R. Norman, "Jelas bahwa Abhidhamma lebih baru daripada bagian kanon lainnya."[14]
    1. Dhammasaṅgaṇī
    2. Vibhaṅga
    3. Dhātukathā
    4. Puggalapaññatti
    5. Kathāvatthu
    6. Yamaka
    7. Paṭṭhāna

Parakanonika

Kitab-kitab parakanonika adalah karya-karya awal yang ditulis setelah penutupan kanon. Dua kitab pertama dari daftar ini terdapat dalam Khuddaka Nikāya dari Tipiṭaka edisi Burma dan Sri Lanka, tetapi tidak terdapat dalam Tipiṭaka edisi Thailand. Kitab ketiga hanya terdapat dalam edisi Burma. Kitab keempat hanya terdapat dalam edisi Sri Lanka. Kitab-kitab ini juga tidak disebutkan oleh Buddhaghosa sebagai bagian dari kanon.[15]

  1. Nettipakaraṇa ("Kitab Panduan"): sebuah karya tentang eksegesis dan hermeneutika
  2. Peṭakopadesa ("Instruksi Keranjang"): kitab lainnya tentang eksegesis dan hermeneutika
  3. Milindapañha ("Pertanyaan [Raja] Milinda"):dialog antara seorang biksu dan raja Kerajaan Indo-Yunani
  4. Suttasaṃgaha: kumpulan diskursus penting dari Tipiṭaka

Dalam edisi umum yang dikenali dunia Buddhis modern, kitab Nettipakaraṇa, Peṭakopadesa, dan Milindapañha umumnya dianggap sebagai bagian dari Khuddaka Nikāya dalam Sutta Piṭaka.

Sastra Pali Sri Lanka

Kitab komentar

Kumpulan kitab komentar, ulasan, atau penjelas makna yang disebut aṭṭhakathā ditulis di Sri Lanka oleh berbagai penulis (beberapa penulisnya anonim atau tidak diketahui), seperti Buddhaghosa, Dhammapāla, Mahanama, Upasena, dan Buddhadatta. Buddhaghosa menulis bahwa ia mendasarkan komentarnya pada karya-karya lama dari India yang dibawa ke Sri Lanka ketika agama Buddha pertama kali tiba di sana, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Sinhala. K.R. Norman telah menulis bahwa ada bukti bahwa beberapa bagian dari komentar tersebut sudah sangat tua, bahkan sejak zaman Sang Buddha.[16]

Kitab subkomentar

Kitab-kitab subkomentar, sub-ulasan, atau sub-penjelas-makna yang juga ditulis di Sri Lanka disebut ṭīkā merupakan komentar sekunder, yaitu komentar untuk kitab komentar atau aṭṭhakathā. Dhammapāla adalah salah satu penulis awal ṭīkā.[17]

Kitab pedoman, ringkasan, dan risalah

  1. Visuddhimagga (abad ke-5) oleh Buddhaghosa: sebuah ringkasan ajaran dan praktik Buddhis yang paling berpengaruh untuk aliran Theravāda
  2. Abhidhammatthasaṅgaha (sekitar abad ke-11 hingga ke-12) oleh Ācariya Anuruddha: ringkasan Abhidhamma, yang digunakan secara luas sebagai kitab pengantar Abhidhamma
  3. Abhidhammāvatāra (abad ke-5) oleh Buddhadatta: upaya paling awal dalam membuat kitab petunjuk sebagai pengantar yang merangkum ajaran-ajaran dalam Abhidhamma
  4. Rūpārūpa-vibhāga (abad ke-5) oleh Buddhadatta: sebuah kitab petunjuk singkat Abhidhamma
  5. Saccasaṅkhepa ("Elemen Kebenaran") (abad ke-7) oleh Cūḷadhammapāla: sebuah "sebuah risalah Abhidhamma"
  6. Nāmarūpapariccheda oleh Ācariya Anuruddha: sebuah syair pengantar untuk Abhidhamma
  7. Paramatthavinicchaya oleh Ācariya Anuruddha: K.R. Norman berpendapat bahwa penulisnya mungkin Anuruddha yang berbeda[18]
  8. Khemapakaraṇa oleh biksuni Khema: sebuah "kitab panduan singkat tentang Abhidhamma"
  9. Mohavicchedanī (abad ke-12) oleh Mahākassapa dari Chola: sebuah panduan untuk mātikā (topik) dari tujuh kitab Abhidhamma
  10. Nāmacāradīpikā (abad ke-15) oleh Chappaṭa
  11. Vinayavinicchaya (abad ke-5) oleh Buddhadatta: ringkasan syair dari empat kitab Vinaya pertama
  12. Uttaravinicchaya (abad ke-5) oleh Buddhadatta: ringkasan syair Parivāra yang merupakan kitab terakhir Vinaya
  13. Khuddasikkhā dan Mūlasikkhā: ringkasan singkat tentang disiplin monastik
  14. Upasakālaṅkāra atau Upāsakajanālaṅkāra (abad ke-13) oleh Sīhalācariya Ānanda: buku panduan ajaran Buddha untuk umat awam
  15. Sīmālaṅkāra: suatu oleh yang membahas tentang batas-batas wihara (sima)
  16. Bhesajjamañjūsā (abad ke-13): kitab medis dari Sri Lanka
  17. Panduan Yogāvacara (sekitar abad ke-16 dan ke-17): kitab panduan meditasi Sri Lanka dari aliran Theravāda Esoteris (Borān-kammaṭṭhāna)
  18. Amatākaravaṇṇanā (sekitar abad ke 18): Kate Crosby berpendapat bahwa kitab ini adalah salah satu panduan meditasi Theravāda Esoteris yang paling lengkap dan disusun oleh orang Kandy di Sri Lanka yang merupakan murid dari guru meditasi Theravāda Esoteris Thailand[19]

Kronik sejarah

Karya-karya berikut ini mencakup berbagai kronik sejarah Buddhis (vaṁsa) yang ditulis di Sri Lanka:[20]

  1. Dīpavaṁsa ("Kronik Pulau") (abad ke-4): sebuah catatan sejarah
  2. Mahāvaṁsa ("Kronik Besar") (abad ke-6) oleh Mahānāma: catatan sejarah lainnya
  3. Mahāvaṁsa edisi Kamboja: hampir dua kali panjang dari edisi aslinya, dan termasuk banyak tambahan.[21]
  4. Cūḷavaṁsa ("Kronik Kecil")
  5. Vaṁsatthappakāsinī (abad ke-6): sebuah kitab komentar/tafsir untuk Mahāvaṁsa
  6. Thūpavaṁsa (abad ke-12 sampai ke-13) oleh Vācissara: sebuah kronik Stupa Agung di Anuradhapura
  7. Dāṭhavaṁsa oleh Dhammakitti: sebuah kronik sejarah Buddhis, fokus pada pembahasan tentang relikui, termasuk relikui gigi Buddha
  8. Samantakūṭavaṇṇanā oleh Vedeha: sebuah puisi dalam 796 stanza tentang kehidupan Buddha dan kunjungan-Nya ke Sri Lanka
  9. Hatthavanagallavihāravaṁsa (abad ke-13): cerita kehidupan seorang raja Buddhis Sri Lanka bernama Sirisanghabodhi (menjabat 247-249)
  10. Lokapaññatti: sebuah oleh tentang kosmologi Buddhis, sebagian besar bagiannya disalin dari teks Sanskerta bernama Lokaprajñapti[22]
  11. Saddhammasaṅgaha (abad ke-14) oleh Dhammakitti: sastra dan sejarah monastik (Sangha) Buddhisme
  12. Chakesadhātuvaṁsa (abad ke-14): sebuah sejarah dari enam stupa yang menyimpan relikui rambut Sang Buddha
  13. Saddhammasaṅgaha: berisi perincian kitab-kitab Buddhis dan penulisnya.[23]
  14. Sandesakathā (abad ke-19): teks sejarah akhir yang membahas sebagian tentang hubungan antara Sri Lanka dan Burma pada abad pertengahan[24]

Puisi (kebanyakan hagiografis)

Kebanyakan puisi Sinhala berbahasa Pali ditulis dalam gaya sastra kāvya, dengan banyak pengaruh bahasa Sanskerta.[25]

  • Mahābodhivaṃsa oleh Upatissa: puisi historis yang berfokus pada pohon Bodhi (abad ke-10)
  • Telakaṭāhagāthā ("Syair Minyak-Kuali"): koleksi dari puisi-puisi Sri Lanka dari seorang biksu yang dilemparkan ke dalam minyak mendidih
  • Jinālaṅkāra oleh Buddharakkhita: 278 syair puisi tentang kehidupan Sang Buddha (abad ke-12)
  • Anāgatavaṃsa oleh Mahākassapa dari Cola: Cerita tentang Metteyya, Buddha selanjutnya (abad ke-12)
  • Dasabodhisattuppattikathā: kisah kelahiran Sepuluh Bodhisatta
  • Dasabodhisattuddesa: kumpulan cerita kelahiran lainnya
  • Jinacarita (abad ke-13) oleh Medhaṅkara : 472 syair puisi tentang kehidupan Sang Buddha
  • Pajjamadhu (abad ke-13) oleh Buddhapiya Dīpaṅkara: puisi tentang keindahan Sang Buddha
  • Samantakūṭavaṇṇanā (abad ke-13) oleh Vedeha: kisah hidup Sang Bodhisatta Siddhattha
  • Pañcagatidipana: sebuah puisi yang menggambarkan lima bentuk kelahiran kembali
  • Saddhammopāyana: 629 ayat pendek pujian kepada Dhamma
  • Jinavamsadīpanī (1917) oleh Moratuve Medhānanda Thera: sebuah puisi epos tentang kehidupan Sang Buddha dan ajaran-Nya dalam 2000 syair
  • Mahākassapacarita (1934) oleh Widurapola Piyatissa: 1500 ayat puisi tentang kehidupan Mahākassapa

Cerita mendidik

Suatu genre yang terdiri dari cerita-cerita campuran prosa dan syair, yang sering kali berfokus pada keuntungan dari bederma (dāna).[26]

  • Dasavatthupakaraṇa
  • Sīhalavatthu(pakaraṇa)
  • Sahassavatthu(pakaraṇa)
  • Rasavāhinī

Karya linguistik

Karya-karya sastra dalam bahasa Pali, kebanyakan tentang tata kebahasaan Pali.[27]

  • Kaccāyana-vyākarana (tanggalnya tidak diketahui, tetapi setelah masa Buddhaghosa): tentang tata bahasa Pali yang paling awal dan paling berpengaruh.
  • Ñāsa, atau Mukhamattadīpanī (abad ke-11) oleh Vimalabuddhi: sebuah komentar untuk kitab Kaccāyana-vyākarana.
  • Suttaniddesa atau Ñāsapadīpa oleh Chappaṭa atau Saddhammajotipāla
  • Kaccāyanasāra oleh Dhammananda: sebuah ringkasan Kaccāyana-vyākarana
  • Rūpasiddhis: sebuah penataan ulang Kaccāyana-vyākarana
  • Bālāvatāra: sebuah penataan ulang Kaccāyana-vyākarana
  • Moggallāna(vyākaraṇa) a.k.a. Saddalakkhaṇa, dan Moggallānapañcikā (sekitar abad ke-12): tata bahasa Pali baru oleh Moggallāna yang menciptakan aliran tata bahasa baru.
  • Abhidhānappadīpikā: sebuah kamus Pali

Puisi dan prosodi

Karya-karya tentang ilmu puisi dan prosodi.[28]

  • Subodhālaṅkāra (abad ke-12) oleh Saṅgharakkhita: sebuah karya tentang puisi
  • Vuttodaya(pāṭha) oleh Saṅgharakkhita: sebuah karya tentang pola sastra metrum Pali
  • Sambandhacintā oleh Saṅgharakkhita: sebuah karya tentang kata kerja dan sintaksis

Koleksi Jātaka nonkanonis

Berikut ini merupakan koleksi Jātaka yang tidak termasuk sebagai bagian Tripitaka Pali:[29]

  • Paññasa-jātaka
  • Sudhanakumāra-jātaka
  • Kosalabimbavaṇṇanā: sebuah cerita yang ditulis dalam gaya Jātaka tentang patung Buddha

Antologi

Antologi tentang berbagai teks pada berbagai topik:[30][31]

Sastra Pali Burma

Sastra Pali Thailand

 
Manuskrip Pali bergambar yang menggambarkan chet kamphi (petunjuk chanting untuk syair yang dilantunkan di pemakaman) dari kitab Abhidhamma
 
Manuskrip Pali bergambar yang menggambarkan chet kamphi (petunjuk chanting untuk syair yang dilantunkan di pemakaman) dari kitab Abhidhamma
  • Cakkavāḷadīpanī (sekitar tahun 1520): karya tentang kosmologi[32]
  • Jinakālamālinī (abad ke-16) oleh Ratanapañña (sesepuh Thai): sebuah kronik Buddhis
  • Saṅgītivaṁsa (abad ke-18): sebuah kronik Buddhis Thailand, fokus pada berbagai Sidang Buddhis (saṅgīti)

Lihat pula

Pranala luar

Bacaan lanjutan

Referensi

  1. ^ Norman, Kenneth Roy (1983). Pali Literature. Wiesbaden: Otto Harrassowitz. hlm. 2–3. ISBN 3-447-02285-X.
  2. ^ a b Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, hlm. 3-4. UCL Press.
  3. ^ Harvey, Introduction to Buddhism, Cambridge University Press, 1990, hlm. 3.
  4. ^ Tse-Fu Kuan. Mindfulness in similes in Early Buddhist literature in Edo Shonin, William Van Gordon, Nirbhay N. Singh. Buddhist Foundations of Mindfulness, page 267.
  5. ^ Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, hlm. 38. UCL Press.
  6. ^ Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, hlm. 38-39. UCL Press.
  7. ^ a b c Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, hlm. 39-41. UCL Press.
  8. ^ Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, hlm. 5-6. UCL Press.
  9. ^ Perera, HR; Buddhism in Sri Lanka A Short History, Buddhist Publication Society, Kandy, Sri Lanka, page
  10. ^ Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, hlm. 14-16. UCL Press.
  11. ^ Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, hlm. 29-30, 37. UCL Press.
  12. ^ Norman (1983), hlm. 10.
  13. ^ Norman (1983), hlm. 18, 30, 96.
  14. ^ Norman (1983), hlm. 96.
  15. ^ Norman (1983), hlm. 31, 108-113.
  16. ^ Norman (1983), hlm. 119.
  17. ^ Norman (1983), hlm. 148.
  18. ^ Norman (1983), hlm. 152
  19. ^ Crosby, Kate (2020). Esoteric Theravada: The Story of the Forgotten Meditation Tradition of Southeast Asia, Chapter 2. Shambhala Publications.
  20. ^ Norman (1983), hlm. 137-145
  21. ^ Norman (1983), hlm. 140.
  22. ^ Norman (1983), hlm. 174
  23. ^ Norman (1983), hlm. 179
  24. ^ "Sandesakathā". Pali Text Society (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-10-08. 
  25. ^ Norman (1983), hlm. 156-
  26. ^ Norman (1983), hlm. 153-156
  27. ^ Norman (1983), hlm. 163 -167.
  28. ^ Norman (1983), hlm. 167-168.
  29. ^ Norman (1983), hlm. 177-180
  30. ^ Norman (1983), hlm. 172-174
  31. ^ a b c Young, Jonathan (Agustus 2020). Copp, Paul; Wedemeyer, Christian K., ed. "Practical Canons from Buddhist Pasts: What Pāli Anthologies Can Tell Us about Buddhist History". History of Religions. University of Chicago Press for the University of Chicago Divinity School. 60 (1): 37–64. doi:10.1086/709167. ISSN 0018-2710. JSTOR 00182710. LCCN 64001081. OCLC 299661763. 
  32. ^ a b Norman (1983), hlm. 175
  33. ^ Norman (1983), hlm. 164
  34. ^ Norman (1983), hlm. 180
  35. ^ Norman (1983), hlm. 181-182.