Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (IATA: CGK, ICAO: WIII) merupakan sebuah bandar udara utama yang melayani penerbangan untuk Jakarta, Indonesia. Bandar udara ini diberi nama sesuai dengan nama dwitunggal tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, yang sekaligus merupakan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama. Bandar udara ini berlokasi di Cengkareng, Tangerang, Banten, dengan kode IATA-nya yaitu CGK.
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta | |||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||||||||||
Pemilik | PT Angkasa Pura II | ||||||||||||||||||
Pengelola | PT Angkasa Pura II | ||||||||||||||||||
Melayani | Jakarta | ||||||||||||||||||
Lokasi | Cengkareng, Tangerang, Banten | ||||||||||||||||||
Maskapai penghubung | |||||||||||||||||||
Ketinggian dpl | 10 mdpl | ||||||||||||||||||
Situs web | http://www.soekarnohatta-airport.co.id | ||||||||||||||||||
Peta | |||||||||||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||
Statistik (2013) | |||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||
Sumber: Federal Aviation Administration |
Bandara ini mulai beroperasi pada tahun 1985, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik) di Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar Udara Kemayoran telah ditutup, sementara Bandar Udara Halim Perdanakusuma masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada tahun 1992.
Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki 2 landasan paralel yang dipisahkan oleh 2 taxiway sepanjang 2,4 km. Terdapat dua bangunan terminal utama: Terminal 1 untuk semua penerbangan domestik kecuali penerbangan yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan Terminal 2 melayani semua penerbangan internasional juga domestik oleh Garuda.
Setiap bangunan terminal dibagi menjadi 3 concourse. Terminal 1A, 1B, dan 1C digunakan (kebanyakan) untuk penerbangan domestik oleh maskapai lokal. Terminal 1A melayani penerbangan oleh Lion Air dan Wings Air. Terminal 1B melayani penerbangan oleh Kartika Airlines dan Sriwijaya Air. Sedangkan terminal 1C melayani penerbangan oleh Airfast Indonesia dan Citilink.
Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan internasional maskapai asing. Terminal 2D untuk semua maskapai luar yang dilayani oleh PT Jasa Angkasa Semesta, salah satu kru darat bandara. Terminal 2E untuk maskapai internasional yang dilayani oleh Garuda, termasuk semua penerbangan internasional Garuda dan Merpati. Terminal 2F untuk penerbangan domestik Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines.
Terminal 3 selesai dibangun pada tanggal 15 April 2009. Terminal 3 ini selesai nantinya akan dipergunakan oleh Maskapai penerbangan berbiaya murah. Saat ini ada 2 Maskapai penerbangan yang menggunakan Terminal 3 yaitu Indonesia AirAsia dan Mandala Airlines. dan direncanakan dapat didarati pesawat model Airbus A380. SHIA melakukan pendaratan perdana pesawat A380 (SQ-232) pada tanggal 4 Mei 2012 walaupun status pendaratan sendiri adalah divert landing.
Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu, yang juga merancang Bandar Udara Charles de Gaulle di Paris, Perancis. Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara lounge tempat tunggu.
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 180 gerai lapor-masuk (check-in counter), 42 pengklaiman bagasi, dan 45 gerbang. Setiap sub-terminal (A-F, terminal 1-2) memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengklaiman bagasi (8 di 2D-2E) dan 7 gerbang. Terminal 3 memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi dan 3 gerbang.
PT Angkasa Pura II sedang merencanakan pembangunan terminal baru dengan fitur desain yang modern. Terminal 3 dibangun untuk maskapai bertarif rendah. Terdapat sebuah rencana besar untuk membangun 5 terminal penumpang + 1 terminal haji dan 4 landasan pacu. Bandar udara ini membebankan pajak sebesar Rp. 150.000 (US$15) untuk setiap penumpang internasional dan Rp. 40.000 (US$4) untuk setiap penumpang domestik.
Sejarah
Latar belakang
Antara 1928–1974, Bandar Udara Kemayoran yang ditujukan untuk penerbangan domestik dianggap terlalu dekat dengan basis militer Indonesia, Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Penerbangan sipil di area tersebut menjadi sempit, sementara lalu lintas udara meningkat cepat, yang mana mengancam lalu lintas internasional.
Pada awal 1970-an, dengan bantuan USAID, delapan lokasi potensial dianalisis untuk bandar udara internasional baru, yaitu Kemayoran, Malaka, Babakan, Jonggol, Halim, Curug, Tangerang Selatan, dan Tangerang Utara. Akhirnya, Tangerang Utara dipilih dan ditandai juga Jonggol dapat digunakan sebagai bandara alternatif. Sementara itu, pemerintah memulai upgrade terhadap Bandar Udara Halim Perdanakusumah untuk melayani penerbangan domestik.
Antara 1974-1975, sebuah konsorsium konsultan Kanada mencakup Aviation Planning Services Ltd., ACRESS International Ltd., dan Searle Wilbee Rowland (SWR), memenangi tender untuk proyek bandara baru. Pembelajaran dimulai pada 20 Februari 1974 dengan total biaya 1 juta Dolar Kanada. Proyek 1 tahun tersebut disetujui oleh mitra dari Indonesia yang diwakili oleh PT Konavi. Pada akhir Maret 1975, pembelajaran ini menyetujui rencana pembangunan 3 landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan terminal internasional, 3 terminal domestik, dan 1 terminal Haji. Terminal domestik bertingkat 3 dibangun antara 1975-1981 dengan biaya US$465 juta dan sebuah terminal domestik termasuk apron dari 1982-1985 dengan biaya US$126 juta. Sebuah proyek terminal baru, diberi nama Jakarta International Airport Cengkareng (kode: JIA-C), dimulai.
Tahap pengerjaan proyek
Waktu | Aksi |
---|---|
1975-1977 |
|
12 Nov '76 | Undangan Tender kepada konsultan Perancis dengan pemenangnya Aeroport de Paris. |
18 Mei '77 |
|
20 Mei '80 | Pekerjaan dimulai dengan biaya untuk 4 tahun. Sainraptet Brice, SAE, Colas bersama PT Waskita Karya sebagai pembangun. |
1 Des '80 | Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian senilai Rp384.8 miliar dengan pembangun. Biaya struktur tersebut mencapai Rp140.450.513.000 dari APBN, 1.223.457 Franc disumbang oleh Perancis, dan US$15,898,251 dari pemerintah. |
1 Des '84 | Bandar udara ini secara fisik selesai. |
1 Mei '85 | Terminal kedua dimulai pembangunannya pada 11 Mei 1992. |
23 Des '86 | Keppres nomor 64 Tahun 1986 mengenai kontrol udara dan daratan di sekitar Bandar Udara Soekarno-Hatta dikeluarkan. |
Tahapan Proyek Bandara Internasional Soekarno–Hatta | ||||
---|---|---|---|---|
Tahap | Tahun | Deskripsi | Status | |
I | 1985 | Pembangunan Terminal 1 yang dapat menangani 9 juta penumpang per tahun | Selesai | |
II | 1992 | Pembangunan Terminal 2 yang dapat menangani 18 juta penumpang per tahun | Selesai | |
III | 2008 | Pembangunan Terminal 3 tahap I yang dapat menangani 22 juta penumpang per tahun | Selesai | |
IV | 2012 | Revitalisasi Terminal 1 yang dapat menangani 31 juta penumpang per tahun | Diproses | |
Revitalisasi Terminal 2 yang dapat menangani 41 juta penumpang per tahun | Diproses | |||
2013 | Pembangunan Terminal 3 sepenuhnya yang dapat menangani 62 juta penumpang per tahun | Diproses | ||
Pembangunan Terminal Kargo baru berkapasitas 1,5 juta ton per tahun | Diproses | |||
Pembangunan gedung terintegrasi sepenuhnya | Diproses | |||
2014 | Pembangunan landas pacu 3 | Ditunda | ||
Pembangunan Terminal 4 yang dapat menangani 87 juta penumpang per tahun | Ditunda |
Statistik Lalu Lintas Penumpang
Pada tahun 2009, Bandara Internasional Soekarno-Hatta menempati posisi ke-22 bandara tersibuk di dunia. Semenjak tahun 2010, Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah bandara yang melayani penumpang terbanyak di Asia Tenggara dan menempati posisi ke-16 di dunia. Pada tahun 2011, Bandara Internasional Soekarno-Hatta melayani penumpang terbanyak ke-4 di Asia setelah bandara di Beijing, Tokyo, dan Hongkong, serta menduduki ranking 12 di dunia.[1]
Tahun | Penumpang | Kargo (ton) |
Pergerakan Pesawat |
Persentase |
---|---|---|---|---|
11.818.047 | 281.765 | 123.540 | 3,4% | |
14.830.994 | 306.252 | 144.765 | 25,3% | |
19.702.902 | 310.131 | 186.695 | 31,8% | |
26.083.267 | 322.582 | 233.501 | 24,4% | |
27.947.482 | 336.113 | 241.846 | 7,1% | |
30.863.806 | 384.050 | 250.303 | 10,4% | |
32.458.946 | 473.593 | 248.482 | 5,1% | |
32.172.114[2][3] | 465.799 | 248.482 | 1,8% | |
37.143.719[4][5] | 538.314 | 287.868 | 11,5% | |
44.355.998[6] | 633.391 | 338.711 | 13,8% | |
47.513.248 [7] | 699.257 | 367.894 | 1,1% | |
57.772.762 | 342.473 | 369.740 | ||
59.701.453 | 342.473 | 369.740 |
Sumber: Airports Council International
Terminal
Bandara yang memiliki tanah seluas 18 km² ini memiliki 2 landasan pacu paralel utama masing-masing sepanjang 3,66 km yang terhubung oleh 2 taxiway silang. Ada 3 bangunan terminal utama yaitu; Terminal 1 (penerbangan domestik saja), Terminal 2 (penerbangan internasional dan Garuda Indonesia Airlines penerbangan domestik), dan Terminal 3 pier 1 (Air Asia internasional dan penerbangan domestik). Ada juga terminal angkutan untuk kargo domestik dan kargo internasional.
Terminal | Gerai lapor-masuk |
Pengambilan bagasi |
Gerbang |
---|---|---|---|
1A | 25 | 5 | 7 |
1B | 25 | 5 | 7 |
1C | 25 | 5 | 7 |
2D | 25 | 8 | 7 |
2E | 25 | 8 | 7 |
2F | 25 | 5 | 7 |
3 | 30 | 6 | 3 |
Total | 180 | 42 | 45 |
Terminal 1
Terminal 1 adalah terminal pertama dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mengoperasikan penerbangan domestik kecuali Garuda Indonesia karena mereka mengoperasikan penerbangan domestik di Terminal 2. Terminal ini selesai pada tahun 1985 dan terletak sebelah selatan bandara, di seberang Terminal 2. Terminal ini memiliki 3 sub-terminal. Setiap sub-terminal memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi, dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan huruf A, B, dan C. Gerbangnya adalah A1-A7, B1-B7, dan C1-C7. Saat ini Terminal 1 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 18 juta penumpang per tahun.
Terminal 2
Terminal yang selesai pada tahun 1992, terletak di sisi utara bandara, berseberangan dengan Terminal 1. Terminal 2 memiliki 3 sub-terminal, masing-masing dilengkapi dengan 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi (8 unit di subterminal D dan E), dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 2 memiliki awalan huruf D, E, dan F. Gerbangnya adalah D1-D7, E1-E7, dan F1-F7. Saat ini Terminal 2 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 19 juta penumpang per tahun.
Pada 28 November 2011, Garuda Indonesia dan Angkasa Pura II membuat nota kesepahaman tentang pengelolaan Terminal 2E dan 2F, yang akan hanya digunakan oleh Garuda Indonesia untuk mengantisipasi ASEAN Open Sky Policy pada tahun 2015. Terminal 2E akan digunakan untuk perjalanan internasional dan Terminal 2F untuk penerbangan domestik. Garuda Indonesia mengatakan bahwa ia akan berbagi menggunakan Terminal Internasional-nya dengan anggota SkyTeam lainnya ketika Garuda Indonesia efektif bergabung pada tahun 2014. Prediksi waktu transfer domestik adalah 30 menit untuk domestik dan tidak lebih dari 45 menit untuk penumpang internasional. Saat ini Sky Team memiliki 12 anggota, tetapi tidak semua dari mereka telah terbang ke Indonesia.
Terminal 3
Tahap pertama dari terminal 3, yang terdiri dari yang pertama dari 2 tahap pengembangan yang direncanakan, dibuka pada tanggal 15 April 2009. Terminal ini mengadopsi desain yang berbeda dari terminal 1 dan 2, yaitu dengan menggunakan konsep eco-friendly dan modern. Terminal 3 ini berada di sebelah timur Terminal 2. Saat ini, Terminal 3 menjadi pangkalan bagi Air Asia, Mandala Airlines, dan Lion Air. Dengan kapasitas 4 juta penumpang per tahun, Terminal 3 sekarang memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi, dan 3 gerbang. Pengembangan Terminal 3 akan dirancang berbentuk 'U' dengan kapasitas total 25 juta penumpang per tahun.
Terminal 3 telah resmi dibuka untuk penerbangan internasional pada tanggal 15 November 2011 ketika Indonesia AirAsia mulai menggunakan Terminal 3, karena itu ini telah menjadi basis baru untuk penerbangan internasional bersama-sama dengan penerbangan AirAsia domestik dan internasional. Transfer antar Terminal akan diminimalkan. Lion Air memulai menggunakan Terminal 3 ini terhitung sejak tanggal 30 Maret 2012, sejumlah rute yang akan dilayani dari Terminal 3 oleh Lion Air yaitu Jakarta menuju Denpasar, Bima, Tambolaka, Maumere, Ende, dan Labuan Bajo. perpindahan sebagian penerbangan tersebut disebabkan adanya permintaan dari penumpang Lion Air. Sementara, PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pemilik sarana bandara, akhirnya mengizinkan Lion Air menempati Terminal 3.
Terminal 4
Rencananya, Terminal 4 akan berada di utara Terminal 3, dan berada sebelah timur-laut Terminal 2 yang masih berada di sebelah utara bandara. Terminal 4 akan dibangun pada tahap ke-4. Terminal ini akan dirancang berbentuk 'H' dan menggunakan desain eco-friendly dan modern, sama seperti desain Terminal 3. Pembangunan Terminal 4 akan dimulai pada tahun 2013 dengan diawali dengan pembebasan lahan di sekitar wilayah utara bandara.
Terminal Kargo
Terminal kargo terletak di sisi timur Terminal 1. Terminal ini digunakan untuk menangani kargo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, baik kargo domestik maupun kargo internasional. Dalam perencanaannya yang terbaru, Terminal Kargo akan dipindahkan ke sisi barat Terminal 2 dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas Terminal Kargo yang sekarang ini.
Maskapai Penerbangan
Terminal Penumpang
Terminal Kargo
Lounge
Terdapat 4 lounge kelas utama dan bisnis di Lounge Transit di area keberangkatan. Jasa Angkasa Semesta (JAS) Lounge, tersedia untuk penumpang kelas utama dan bisnis Qantas, Lufthansa, EVA Air, Saudi Arabian Airlines, Singapore Airlines dan Cathay Pacific.
Pura Indah Lounge, tersedia untuk penumpang kelas utama dan bisnis Singapore Airlines (hanya kelas utama), KLM, Malaysia Airlines, Cathay Pacific dan China Airlines.
Lounge kelas utama eksekutif Aerowisata Catering Services (ACS), tersedia hanya untuk penumpang internasional Garuda Indonesia. Lounge ini juga menerima pemegang kartu GECC.
Lounge Garuda Indonesia tersedia untuk penumpang domestik kelas utama dan bisnis dan pemegang kartu GECC.
Transportasi dari dan ke Bandara
Bus
Bus DAMRI tersedia menuju ke pusat kota, termasuk ke stasiun kereta Gambir dan terminal lain. Juga tersedia bus untuk pindah terminal, dari terminal 1, 2, 3 termasuk juga terminal keberangkatan/kedatangan internasional. Rute rute yang dilayani oleh Bus dari Bandar Udara International Soekarno-Hatta :
Bus | Tujuan | Tarif | Jam berangakat pertama |
Durasi | Pangkalan | |
---|---|---|---|---|---|---|
Primajasa | Bandung | Rp 90.000 | ||||
Cipaganti | Bandung | Rp 125.000 | ||||
Cipaganti | Bandung | Rp 125.000 | ||||
Cipaganti | Bandung | Rp 125.000 | ||||
Cipaganti | Bandung | Rp 125.000 | ||||
Cipaganti | Bandung | Rp 125.000 | ||||
Cipaganti | Bandung | Rp 125.000 | ||||
Cipaganti | Bandung | Rp 125.000 | ||||
X-Trans | Bandung | Rp 120.000 (umum) Rp 110.000 (khusus) |
||||
Cititrans | Bandung | Rp 120.000 | ||||
X-Trans | Bintaro | Rp 45.000 (umum) Rp 40.000 (khusus) |
||||
X-Trans | Serpong | Rp 45.000 (umum) Rp 40.000 (khusus) |
||||
Hiba Utama | Depok | Rp 40.000 | ||||
Sinar Jaya | Cileungsi | Rp 40.000 | ||||
Agra Mas | Cililitan | Rp 30.000 | ||||
Damri | Bekasi | Rp 35.000 | Ruko Grand Center |
|||
Damri | Blok M | Rp 30.000 | ||||
Damri | Bogor | Rp 40.000 (Executive Class) Rp 70.000 (Royal Class) |
||||
Damri | Halim | Rp 30.000 | ||||
Damri | Cibinong City Mall | Rp 45.000 | ||||
Damri | Cikarang | Rp 40.000 | ||||
Damri | Summarecon Bekasi | Rp 50.000 | ||||
Damri | Gambir | Rp 40.000 | ||||
Damri | Kampung Rambutan | Rp 30.000 | ||||
Damri | Kemayoran | Rp 30.000 | ||||
Damri | Kota Harapan Indah | Rp 35.000 | ||||
Damri | Lebak Bulus | Rp 30.000 | ||||
Damri | Mangga Dua | Rp 30.000 | Lt. GF Hall A (sebelah Red Bean) |
|||
Damri | Pasar Minggu | Rp 30.000 | ||||
Damri | Rawamangun | Rp 30.000 | ||||
Damri | Cilegon-Banten | Rp 45.000 | ||||
Damri | Thamrin City | Rp 40.000 | ||||
Damri | Supermal Karawaci | Rp 50.000 | ||||
Damri | Tanjung Priok | Rp 30.000 | ||||
Damri | Purwakarta | Rp 50.000 |
Kereta api
Pada Juli 2011, pemerintah telah memberi tugas kepada PT Kereta Api Indonesia untuk membangun kereta api yang menghubungkan Stasiun Manggarai ke Bandara melalui Tangerang dengan biaya Rp2.25 triliun (US$ 250 juta). Jalur sepanjang 7 km akan dibangun untuk menghubungkan stasiun kereta komuter di Tangerang dan bandara selain untuk mempercepat kinerja kereta api. Jalur tunggal yang ada di komuter antara Manggarai dan Tanah Tinggi akan diperluas menjadi 2 jalur. Jalur tersebut akan menghubungkan stasiun Manggarai, Sudirman, Tanah Abang, Duri, Grogol, Bojong Indah, Kalideres, Tanah Tinggi dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pemerintah juga menawarkan jalur ekspress sepanjang 33 KM antara Stasiun Manggarai dan bandara melalui Angke dan Pluit kepada investor sebagai Public Private Partnership (PPP). Pada Maret 2012, pemerintah memutuskan untuk mempercepat pembangunan kereta api komuter jalur ganda yang diprediksi akan mulai beroperasi pada pertengahan 2013. Sekarang PT KAI sedang mempelajari titik masuk di bandara, ketika kereta akan memasuki bagian belakang bandara melalui gerbang M1 atau berjalan berdampingan dengan koridor Jakarta Outer Ring Road sebelum memasuki bandara. Diperkirakan kereta bandara akan beroperasi pada tahun 2016 mendatang.
Taksi
Tersedia banyak taksi, mulai dari Blue Bird Grup (Blue Bird, Pusaka Biru, Pusaka Sentra, Pusaka Nuri, Morante, Silver Bird (VIP), dll), Express Grup (Express, Express VIP), Transcab, Yellow Cab, Celebrity Grup, Mersindo, Golden Taxi, Putera, dll.
Dikenakan biaya surcharge berkisar antara Rp9.000 - 11.000 untuk setiap taksi yang keluar dari bandara. Perlu diperhatikan bahwa banyak taksi yang beroperasi tidak menggunakan argo melainkan tawar-menawar langsung dengan pengemudinya, pastikan bahwa argo menyala sebelum taksi mulai berjalan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sewa mobil
Ada banyak pilihan jasa persewaan mobil ketika kita tiba di terminal kedatangan. Beberapa agen jasa sewa mobil diantaranya adalah TRAC, Hertz, Avis, Cipaganti, dan masih ada banyak agen-agen sewa mobil lainnya.
Taksi gelap
Taksi gelap yang dioperasikan perorangan juga banyak ditemui ketika keluar dari terminal kedatangan baik domestik maupun internasional. Taksi gelap ini menawarkan harga yang konon lebih murah dibanding dengan taksi resmi, tetapi tentunya belum tentu lebih murah dan tidaklah dianjurkan karena keselamatan tidak terjamin. Tetapi kebanyakan terdapat taksi gelap yang menawarkan tarif belasan bahkan puluhan kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan taksi resmi.
Permasalahan
Bandara Soekarno-Hatta telah mengalami banyak permasalahan, diantaranya adalah:
Jumlah penumpang yang meningkat
Di Terminal 1, bandara sering mengalami kelebihan kapasitas penumpang. Hal ini membuat para penumpang untuk mengantri lebih lama. Saat ini, Bandara Soekarno-Hatta sudah melayani lebih dari 50 juta penumpang per tahunnya, sementara bandara ini hanya dirancang untuk menangani sekitar 22 juta penumpang per tahunnya.
Banjir
Dalam beberapa tahun terakhir, 2 banjir telah melumpuhkan ribuan penumpang di bandara. Satu-satunya jalan ke bandara kebanjiran sehingga kendaraan tidak bisa bepergian di jalan raya, kecuali truk dan bus. Saat ini, adanya solusi untuk masalah ini terletak pada PT Jasa Marga Tbk. Solusinya adalah dengan membangun sebuah jembatan di atas tingkat banjir terakhir, sehingga jalan raya tidak akan banjir lagi. Kelihatannya, "jembatan" yang diusulkan sekarang ini menjadi seperti proyek bendungan. Pada bulan Juni 2008, Jakarta sekali lagi dilanda banjir. Menurut BMKG, ini adalah banjir terburuk dalam 180 tahun terakhir.
Premanisme
Banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mengaku ketakutan saat berurusan di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten. Bahkan saat kunjungan kerja ke Argentina baru-baru ini, Anggota Komisi IX DPR mendapat laporan dari ratusan pelaut asal Indonesia yang takut pulang karena khawatir bakal dikerjai oknum-oknum di Bandara Soekarno-Hatta.[9]
Kriminalitas
Kriminalitas yang tinggi seperti pencopetan, perampokan, pencurian, penukaran tas, pencongkelan bagasi dan lain-lain telah membuat penumpang di Bandara Soekarno-Hatta menjadi resah.[10][11]
Perencanaan
Dalam sebuah "Masterplan" yang terbaru, Bandara Internasional Soerkarno-Hatta akan meningkatkan kapasitasnya dari 22 juta penumpang per tahun menjadi 62 juta per tahun pada tahun 2014 mendatang. Bandara ini akan menggunakan tema "Bandara Modern Dengan Sentuhan Tradisional" untuk megaproyek tersebut. PT Angkasa Pura II sebagai operator merancang Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan memiliki 3 terminal penumpang, terminal kargo baru 1 (Cargo Village) dan sebuah bangunan yang terintegrasi pada 2014. Juga akan ada peningkatan kapasitas apron dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat terbang. Sebuah kereta menuju bandara dari Stasiun Manggarai dan People Mover System dirancang untuk transportasi darat dari, ke, dan di dalam bandara juga dalam perencanaan.
PT Angkasa Pura II akan menghabiskan dana sekitar Rp11.7 triliun (US$ 1.36juta) untuk mengubah Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi sebuah 'Bandara Berkelas Dunia' yang akan disebut Aerotropolis pada tahun 2014. Terminal 3 terlebih dahulu yang akan dikembangkan, selanjutnya Terminal 1 dan Terminal 2 akan dikembangkan dan diintegrasikan dengan dinding hijau dan bandara akan memiliki ruang konvensi, pusat perbelanjaan, hotel, taman bermain, fasilitas rekreasi dan area parkir untuk 20.000 kendaraan. Juga akan terintergrasi dengan commuter line.
Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, pemerintah sedang mempersiapkan untuk meletakkan landasan pacu nomor 3. Ini ditargetkan akan selesai pada 2017. Jika bandara memiliki 3 landasan pacu, maka kapasitas layanan akan meningkat menjadi 623.420 pergerakan per tahun dan akan dapat mengantisipasi pertumbuhan setidaknya sampai dekade 2030-an. Perluasan lahan tersebut akan menggunakan 1.000 hektaree dari 10 desa di Teluk Naga dan Kosambi. Rencana ekspansi telah ditolak oleh Pemkab Tangerang karena penduduk yang tinggal di sekitar bandara tidak akan mampu untuk mendapatkan penghasilan untuk keluarga mereka. Pemerintah daerah menawarkan lokasi lain seperti di Balaraja, tetapi sekretaris perusahaan PT Angkasa Pura II mengatakan bahwa membangun bandara baru tidak akan menjadi tugas yang mudah, karena membutuhkan kajian yang menyeluruh.
Karena kurangnya ruang untuk membuat landasan pacu ketiga di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah berencana untuk membangun bandara baru pada 2013 sekitar Cikarang dan Karawang. Bandara ini akan diintegrasikan dengan sebuah pelabuhan internasional yang sedang direncanakan, yaitu Pelabuhan Internasional Cilamaya di Karawang. Studi kelayakan masih berjalan dan akan selesai pada akhir 2011 atau awal 2012. Pembangunan bandara internasional baru di sekitar Cikarang dan Karawang akan dilakukan mulai tahun 2015 sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas penumpang dan pergerakan pesawat di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, sehingga Jabodetabek memiliki 2 bandara internasional.
Objek grand design
Objek | Pekerjaan | Sebelum | Sesudah |
---|---|---|---|
Terminal 1 | Revitalisasi | 9 juta penumpang/tahun | 18 juta penumpang/tahun |
Terminal 2 | Revitalisasi | 9 juta penumpang/tahun | 19 juta penumpang/tahun |
Terminal 3 | Penyelesaian | 4 juta penumpang/tahun | 25 juta penumpang/tahun |
Terminal 4 | Pembangunan | Belum ada | 25 juta penumpang/tahun |
Drop-off zone | Pelebaran | 4 lajur | 6 lajur |
Apron | Penambahan | 125 parking stand | 174-234 parking stand |
Cargo village | Pembaruan | 500 kiloton/tahun | 1.500 kiloton/tahun |
Pergerakan pesawat | Optimalisasi | 64 kali/jam (2 runway) | 72-90 kali/jam (2 runway) |
Landas pacu | Penambahan | 2 buah | 3 buah |
Tangki air bersih | Penambahan | 3 buah | 4 buah |
Main power station | Penambahan | 1 buah, 35 MW | 2 buah, 55 MW |
- Juga termasuk:
- Penutupan pintu M1 pada jam sibuk (07:00-18:00 WIB).
- Pembangunan people mover system, integrated building berlantai 7 di antara T1 dan T2, commercial area, shelter bus.
- Penataan parkir kendaraan T1 dan T2.
- Pembuatan centralized check-in dan automatic baggage handling system.
- Pemudahan akses masuk/keluar bandara.
- Pembenahan manajemen arus lalu lintas udara.
Opsi perluasan yang ditawarkan
- Lahan seluas 400 hektaree yang berada di Kecamatan Teluknaga.
- Lahan seluas 1.200 hektaree yang berada di Kecamatan Pakuhaji.
- Pulau reklamasi seluas 9.000 hektaree yang sedang dalam proses pembuatan.[12]
Opsi landas pacu III
Keputusan landas pacu III akan diputuskan pada bulan Maret 2014[13].
- Cross parallel runway: landas pacu III dibangun pada jarak beberapa meter di sebelah utara landas pacu II, tanpa membangun terminal IV.
- Independent runway: landas pacu III dibangun pada jarak 1 km di sebelah utara landas pacu II, serta membangun terminal IV.
Galeri Foto
-
Pintu masuk utama (KM 32,9-33,0 Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo)
-
Drop-off zone
-
Gerai lapor-masuk Terminal 2
-
Terminal 2E
-
Pengambilan bagasi T2
-
Terminal kedatangan 2F
-
Menara ATC
-
Bangunan terminal dengan kebun
-
Terminal I dilihat dari landasan pacu
-
Terminal 3 (1)
-
Loket tiket Garuda Indonesia
-
Area pertokoan
Lihat pula
Referensi
Bacaan lanjutan
- Riwayat Penerbangan Cengkareng. Angkasa edisi 4 Januari 2002
Pranala luar
- (Indonesia) Informasi bandar udara World Aero Data untuk WIII
- (Indonesia) Sejarah kecelakaan ASN untuk CGK