Ieoh Ming Pei, FAIA, RIBA[1] (lahir 26 April 1917), lebih dikenal dengan sebutan I. M. Pei, adalah seorang arsitek Tionghoa Amerika. Pada tahun 1948, Pei dipekerjakan oleh seorang pengusaha lahan yasan New York City yang bernama William Zeckendorf. Ia membanting tulang untuknya selama tujuh tahun dan kemudian ia mendirikan perusahaannya sendiri yang bernama I. M. Pei & Associates pada tahun 1955. Perusahaan ini berganti nama menjadi I. M. Pei & Partners pada tahun 1966 dan lalu menjadi Pei Cobb Freed & Partners pada tahun 1989. Pei pensiun dari pekerjaan purnawaktu pada 1990. Semenjak itu, ia bekerja sebagai konsultan arsitektur di perusahaan anak-anaknya, Pei Partnership Architects.

I.M. Pei
I. M. Pei di Luksemburg pada tahun 2006
Nama asal貝聿銘 (Pei Ieoh-Ming)
Lahir26 April 1917 (umur 107)
Guangzhou, Guangdong, Tiongkok
KewarganegaraanAmerika Serikat
PekerjaanArsitek
Suami/istri
Eileen Loo
(m. 1942; meninggal 2014)
Anak4
PenghargaanRoyal Gold Medal
AIA Gold Medal
Presidential Medal of Freedom
Penghargaan Pritzker
Praemium Imperiale
PraktikI. M. Pei & Associates 1955–
I. M. Pei & Partners 1966–
Pei Cobb Freed & Partners 1989–
Pei Partnership Architects (Konsultan) 1992–
GedungPerpustakaan John F. Kennedy, Boston
Gedung Timur Galeri Seni Nasional
Piramida Louvre, Paris
Menara Bank of China, Hong Kong
Museum Seni Islam, Doha
Museum Seni Universitas Indiana
Rock and Roll Hall of Fame
Find a Grave: 199179772 Modifica els identificadors a Wikidata
I.M. Pei
Hanzi tradisional:
Hanzi sederhana:

Nama Pei mulai mencuat setelah ia merancang bangunan National Center for Atmospheric Research di Colorado pada tahun 1961. Berkat pencapaiannya ini, ia terpilih sebagai perancang Perpustakaan John F. Kennedy di Massachusetts. Ia lalu merancang Balai Kota Dallas dan Gedung Timur Galeri Seni Nasional. Ia pulang ke Tiongkok untuk pertama kalinya pada tahun 1975 untuk merancang sebuah hotel di Xiangshan, dan ia juga merancang Menara Bank of China, yakni sebuah gedung pencakar langit di Hong Kong. Pada awal dasawarsa 1980-an, Pei menuai kontroversi karena ia merancang sebuah piramida kaca dan baja untuk Museum Louvre di Paris. Ia kemudian kembali ke dunia seni rupa dengan merancang Morton H. Meyerson Symphony Center di Dallas, Museum Miho di Jepang, Museum Suzhou di Suzhou, dan Museum Seni Rupa Islam di Doha.

Pei telah memenangkan berbagai penghargaan dalam bidang arsitektur, yang meliputi AIA Gold Medal pada 1979, Praemium Imperiale pertama untuk bidang arsitektur pada tahun 1989, dan Penghargaan Pencapaian Hidup dari Cooper-Hewitt, National Design Museum, pada 2003. Pada tahun 1983, ia memenangkan Penghargaan Pritzker, yang terkadang disebut Penghargaan Nobel untuk bidang arsitektur.

Masa kecil

 
Saat masih kecil, Pei menganggap Kebun Shizilin di Suzhou sebagai "tempat bermain yang ideal".[2]

Leluhur Pei dapat ditilik kembali ke masa Dinasti Ming, ketika keluarganya pindah dari provinsi Anhui ke Suzhou. Keluarganya menjadi kaya dengan menjual tumbuhan-tumbuhan berkhasiat, dan mereka menegaskan pentingnya membantu orang yang kesusahan.[3] Ieoh Ming Pei lahir pada tanggal 26 April 1917 dari pasangan Tsuyee Pei dan Lien Kwun. Keluarganya pindah ke Hong Kong setahun kemudian. Keluarga tersebut pada akhirnya dikaruniai lima anak. Saat masih kecil, Pei sangat dekat dengan ibunya, yang merupakan seorang penganut agama Buddha yang taat dan dikenal akan kemampuannya dalam bermain seruling. Ibunya sering mengajak Pei untuk ikut dalam kegiatan retret meditasi.[4] Namun, hubungan Pei dengan ayahnya kurang rukun, meskipun ia tetap menghormati ayahnya.[5]

Berkat keberhasilan para leluhur Pei, keluarganya termasuk ke dalam golongan atas, tetapi Pei berkata bahwa ayahnya "tidaklah terdidik dalam hal seni".[6] Pei lebih tertarik dengan musik dan seni-seni lainnya bila dibandingkan dengan ayahnya, sehingga ia menjelajahi dunia seni sendirian. "Aku mendidik diriku sendiri", katanya.[5]

Saat berumur sepuluh tahun, Pei dan keluarganya pindah ke Shanghai setelah ayahnya naik jabatan. Pei masuk Saint Johns Middle School yang dikelola oleh para misionaris Protestan. Pelajaran di sekolah tersebut berat; para murid hanya diperbolehkan bersenang-senang selama satu setengah hari setiap bulannya. Pei gemar bermain biliar dan menonton film-film Hollywood, khususnya karya-karya Buster Keaton dan Charlie Chaplin. Ia juga mempelajari bahasa Inggris dengan membaca Alkitab dan novel-novel karya Charles Dickens.[7]

 
Pei menggambarkan arsitektur kawasan tepi laut Bund di Shanghai sebagai kawasan dengan "masa lalu yang sangatlah kolonial" (gambar di sini diabadikan pada tahun 2006).[8]

Shanghai dijuluki "Paris di Timur" berkat bangunan-bangunannya yang bergaya internasional.[9] Nuansa arsitektur global di kota tersebut berpengaruh terhadap Pei, dari kawasan tepi laut Bund sampai Park Hotel. Ia juga terkesima dengan kebun-kebun di Suzhou, dan di kota tersebut ia menjalani musim panas dengan keluarganya dan sering mengunjungi altar nenek moyang. Kebun Shizilin, yang dibangun pada abad ke-14 oleh seorang biksu Buddha, sangat berpengaruh terhadap Pei. Formasi batu, jembatan batu, dan air terjun di kebun tersebut terus membekas di benak Pei selama beberapa dasawarsa. Ia kelak berkata mengenai bagaimana ia menyukai perpaduan alam dan struktur buatan manusia di kebun tersebut.[2][7]

Tak lama setelah pindah ke Shanghai, ibu Pei terserang kanker. Untuk meringankan rasa sakit yang diderita, dokter menyarankan penggunaan opium, sehingga Pei ditugaskan oleh ibunya untuk mempersiapkan pipanya. Ibunya tutup usia tak lama setelah ulang tahun Pei yang ketiga belas, alhasil Pei dirundung kesedihan yang mendalam.[10] Pei dan saudara-saudaranya kemudian dititipkan kepada kerabat jauh, sementara ayah mereka menjadi semakin disibukkan oleh pekerjaannya. Terkait dengan hal ini, Pei berkata: "Ayahku mulai menjalani kehidupan secara terpisah tak lama setelah itu."[11] Ayahnya kemudian menikahi seorang wanita bernama Aileen.[12]

Tahun-tahun menuntut ilmu

 
Pei berkata bahwa "film-film Bing Crosby sungguh sangat memengaruhi keputusanku memilih Amerika Serikat dan bukannya Inggris untuk menjalani pendidikanku."[13]

Sebelum Pei menyelesaikan pendidikan menengahnya, ia memutuskan untuk kuliah di luar negeri. Ia diterima di sejumlah universitas, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk masuk Universitas Pennsylvania.[14] Pilihan Pei dilandasi dua hal. Saat belajar di Shanghai, ia membaca dengan saksama katalog-katalog lembaga perguruan tinggi dari berbagai belahan dunia. Program arsitektur di Universitas Pennsylvania berhasil menarik perhatiannya.[15] Faktor besar lainnya adalah Hollywood. Pei terbius oleh penggambaran kehidupan kampus di film-film Bing Crosby yang benar-benar berbeda dengan suasana akademik di Tiongkok. "Kehidupan kampus di AS terlihat seperti kehidupan bersenang-senang", katanya pada tahun 2000. "Mengingat bahwa aku masih terlalu muda untuk bisa serius, aku ingin menjadi bagian darinya ... Kamu bisa merasakannya di film-film Bing Crosby. Kehidupan kampus di Amerika tampak sangat mengasyikkan. Ini bukanlah kenyataan, kita tahu itu. Meskipun begitu, pada masa itu, [kehidupan kampus AS] sangat menarik bagiku. Aku memutuskan itulah negara yang akan aku pilih."[16]

Pada tahun 1935, Pei menumpangi sebuah perahu dan berlayar ke San Francisco, dan lalu ia melanjutkan perjalanannya dengan menaiki kereta ke Philadelphia. Namun, kenyataan yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri tidaklah sesuai dengan harapannya. Para profesor di Universitas Pennsylvania mendasarkan pengajaran mereka pada gaya Beaux-Arts yang berasal dari tradisi klasik Yunani dan Romawi. Pei lebih tertarik dengan arsitektur modern, dan juga merasa terintimidasi dengan kemampuan para murid lainnya dalam membuat rancangan. Ia memutuskan untuk beralih ke program teknik di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Namun, setibanya di universitas tersebut, kepala jurusan arsitektur menyampaikan pendapatnya perihal bakat Pei di bidang perancangan, sehingga ia meyakinkan Pei untuk kembali mengambil jurusan arsitektur.[17]

Fakultas arsitektur MIT juga berfokus pada aliran Beaux-Arts, dan Pei merasa tidak terinspirasi dengan gaya tersebut. Di perpustakaan, ia menemukan tiga buku karya arsitek Swiss-Prancis Le Corbusier. Pei terinspirasi dengan rancangan inovatif gaya internasional baru, yang memiliki ciri berupa bentuk sederhana dan penggunaan bahan kaca dan baja. Le Corbusier mengunjungi MIT pada November 1935, dan kunjungan tersebut sangat memengaruhi Pei: "Dua hari dengan Le Corbusier, atau 'Corbu' sebagaimana kami menyebutnya, mungkin merupakan hari-hari paling penting dalam pendidikan arsitekturku."[18] Pei juga dipengaruhi oleh karya arsitek AS Frank Lloyd Wright. Pada tahun 1938, ia pergi ke Spring Green, Wisconsin, untuk mengunjungi bangunan Taliesin terkenal buatan Wright. Namun, setelah menunggu selama dua jam, ia meninggalkan tempat tersebut tanpa menemui Wright.[19]

 
Pei mencoba menemui arsitek terkenal Frank Lloyd Wright, tetapi akhirnya menyerah setelah menunggu selama dua jam.[19]

Meskipun ia tidak menyukai penekanan terhadap gaya Beaux-Arts di MIT, Pei unggul secara akademis. Kelak ia berkata, "Aku tentunya tidak menyesali masa-masa di MIT." Ia juga menambahkan bahwa "Di sana, aku mempelajari sains dan teknik pembangunan, yang sama pentingnya dengan arsitektur."[20] Pei meraih gelar Sarjana Arsitektur pada tahun 1940.[21]

Saat mengunjungi New York City pada akhir dasawarsa 1930-an, Pei bertemu dengan seorang murid Wellesley College yang bernama Eileen Loo. Mereka mulai berpacaran dan akhirnya menikah pada musim semi tahun 1942. Istrinya kemudian masuk program arsitektur bentang alam di Universitas Harvard, sehingga Pei dapat berkenalan dengan anggota-anggota fakultas di Harvard Graduate School of Design (GSD). Pei menyukai suasana di tempat tersebut, alhasil ia bergabung dengan GSD pada Desember 1942.[22]

Kurang dari sebulan kemudian, Pei berhenti bekerja di Harvard dan kemudian bergabung dengan National Defense Research Committee, yakni badan yang mengoordinasikan penelitian teknologi senjata AS selama Perang Dunia II. Latar belakang Pei dalam bidang arsitektur dianggap sebagai modal; salah seorang anggota komite tersebut berkata kepadanya: "Jika kamu tahu bagaimana caranya membangun, kamu seharusnya juga tahu bagaimana caranya menghancurkan."[23] Menjelang akhir perang melawan Jerman, Pei mulai memusatkan perhatiannya pada Perang Pasifik. AS menyadari bahwa bom-bom yang dipakai untuk menyerang gedung-gedung batu di Eropa tidak akan mujarab jika dipakai untuk menyerang kota-kota Jepang yang kebanyakan dibangun dari kayu dan kertas; maka Pei ditugaskan untuk mengerjakan bom-bom yang dapat memicu kebakaran. Pei bekerja selama dua setengah tahun di NDRC, tetapi ia tidak terlalu banyak mengungkapkan rincian pekerjaannya di komite tersebut.[24]

Pada tahun 1945, Eileen melahirkan seorang anak laki-laki yang bernama T'ing Chung. Eileen keluar dari program arsitektur bentang alam agar dapat mengasuhnya. Pei kembali ke Harvard pada musim gugur tahun 1945 dan menjabat sebagai assistant professor. GSD kemudian berkembang menjadi lembaga yang menentang aliran Beaux-Arts. Penggeraknya adalah anggota-anggota Bauhaus, yakni sebuah gerakan arsitektur Eropa yang mendukung rancangan modernis. Rezim Nazi telah mengecam aliran Bauhaus, alhasil para pemimpin gerakan tersebut meninggalkan Jerman. Dua orang di antaranya, yakni Walter Gropius dan Marcel Breuer, mengemban jabatan di GSD. Pergerakan ini menarik perhatian Pei dan ia bekerja sama dengan kedua orang tersebut.[25]

Salah satu proyek Pei di GSD adalah usulan rancangan sebuah museum seni di Shanghai. Ia ingin menciptakan suasana keaslian Tionghoa dalam rancangannya tanpa memakai bahan atau gaya tradisional.[26] Rancangan tersebut didasarkan pada struktur-struktur modernis, yang disusun di sekitaran kebun di lapangan tengah, dengan latar alami yang serupa di dekatnya. Rancangan ini menuai pujian; Gropius menyebutnya "Hal terbaik dalam kelas master[ku]".[26] Pei meraih gelar Master Arsitektur pada tahun 1946, dan kemudian mengajar di Harvard selama dua tahun.[1][27]

Karier

1948–56: Karier awal dengan Webb and Knapp

Pada musim semi tahun 1948, Pei dipekerjakan oleh seorang pengusaha lahan yasan New York yang bernama William Zeckendorf. Maka ia menjadi seorang arsitek di perusahaan Webb and Knapp yang merancang gedung-gedung di berbagai wilayah di AS. Pei menyadari bahwa kepribadian Zeckendorf berseberangan dengannya; atasan barunya dikenal akan suaranya yang keras dan sikapnya yang kasar. Meskipun demikian, mereka berteman baik dan Pei merasa bahwa pengalaman tersebut telah memperkaya dirinya. Zeckendorf juga memiliki banyak rekan politik, dan Pei senang karena dapat mengenal dunia sosial di luar lingkaran para perancang kota di New York.[28]

Proyek pertamanya untuk Webb and Knapp adalah sebuah apartemen dengan pendanaan dari Housing Act of 1949. Pei merancang sebuah menara melingkar dengan cincin konsentris. Kawasan-kawasan yang terletak paling dekat dengan tiang penopang akan menangani segala hal yang berkaitan dengan utilitas dan sirkulasi; apartemennya sendiri terletak di ujung luar. Zeckendorf menyukai rancangan tersebut dan bahkan menunjukkannya kepada Le Corbusier saat mereka sedang bertemu. Namun, biaya dari rancangan tak lazim semacam itu sangatlah tinggi, alhasil gedung tersebut tak pernah terwujud.[29]

 
Proyek pertama Pei (1949)
131 Ponce de Leon Avenue, Atlanta

Rancangan Pei akhirnya terwujud pada tahun 1949,[30] yakni sebuah gedung dua tingkat untuk perusahaan Gulf Oil di Atlanta, Georgia. Gedung tersebut dirobohkan pada Februari 2013, meskipun tampak depannya dipertahankan sebagai bagian dari proyek apartemen yang baru. Pei dipuji oleh jurnal Architectural Forum karena ia menggunakan marmer untuk dinding tirainya.[31] Rancangan-rancangan Pei pada permulaan kariernya mirip dengan karya-karya Mies van der Rohe, seperti yang juga bisa dilihat pada rancangan rumah akhir pekan Pei di Katonah pada tahun 1952. Setelah terwujudnya rancangan pertama Pei, ia dibanjiri oleh permintaan-permintaan proyek, sampai-sampai ia meminta kepada Zeckendorf agar ia dapat mempekerjakan seorang asisten. Ia memilih asistennya dari antara rekan-rekannya di GSD, termasuk Henry N. Cobb dan Ulrich Franzen. Mereka mengerjakan berbagai proyek, termasuk Roosevelt Field Shopping Mall. Tim tersebut juga merancang ulang gedung kantor Webb and Knapp; mereka mengubah kantor Zeckendorf menjadi ruang melingkar dengan tembok jati dan clerestory kaca, dan mereka juga memasang sebuah panel kendali di laci, sehingga atasan mereka dapat mengatur penerangan di kantornya. Proyek tersebut berjalan selama setahun dan biayanya melampaui anggaran yang telah diberikan, tetapi Zeckendorf merasa senang dengan hasilnya.[32]

 
Pei ingin agar ruang terbuka dan gedung-gedung di L'Enfant Plaza "terkait secara fungsional dan visual".[33]

Pada tahun 1952, Pei dan timnya mulai mengerjakan sejumlah proyek di Denver, Colorado. Proyek yang pertama adalah Mile High Center, yang menyusutkan gedung utama menjadi kurang dari 25% lahan; lahan yang tersisa dimanfaatkan sebagai tempat berdirinya sebuah balai pameran dan lapangan-lapangan yang berhiaskan air mancur.[34] Satu blok dari tempat tersebut, tim Pei juga merancang ulang Denver's Courthouse Square, yang memadukan ruang kantor, tempat komersial, dan hotel. Proyek tersebut membantu Pei merumuskan konsep arsitektur sebagai bagian dari geografi perkotaan yang lebih besar. Kelak ia berujar, "Aku mempelajari proses pembangunan (...), dan tentang kota sebagai organisme hidup."[35] Ia berkata bahwa pelajaran-pelajaran tersebut sangatlah penting untuk proyek-proyek berikutnya.[35]

Pei dan timnya juga merancang sebuah daerah perkotaan di Washington, D.C., yang disebut L'Enfant Plaza (mengambil nama dari arsitek Prancis-Amerika Pierre Charles L'Enfant).[36] Rekan sejawat Pei Araldo Cossutta menjadi arsitek utama Gedung Utara (955 L'Enfant Plaza SW) dan Gedung Selatan (490 L'Enfant Plaza SW) plaza tersebut.[36] Vlastimil Koubek menjadi arsitek Gedung Timur (L'Enfant Plaza Hotel, terletak di 480 L'Enfant Plaza SW), serta Gedung Tengah (475 L'Enfant Plaza SW; sekarang markas besar United States Postal Service).[36] Tim tersebut menetapkan sebuah visi besar yang dipuji oleh Washington Post dan Washington Star, tetapi proyek tersebut harus ditinjau ulang dan dikurangi kemegahannya akibat kesulitan dana.[37]

Pada tahun 1955, tim Pei mulai mengambil langkah untuk memisahkan diri dari Webb and Knapp dengan mendirikan sebuah perusahaan baru yang bernama I. M. Pei & Associates (namanya kelak diubah menjadi I. M. Pei & Partners). Mereka pun bebas bekerja sama dengan perusahaan lain, tetapi Zeckendorf tetap menjadi rekan usaha utama mereka. Perusahaan baru tersebut menonjolkan dirinya dengan menggunakan model-model arsitektur yang rinci. Mereka mengerjakan proyek kawasan hunian Kips Bay di sisi timur Manhattan, dan di tempat tersebut Pei merancang Kips Bay Towers, yakni dua menara apartemen dengan jendela-jendela berbidai (agar tidak tersorot matahari dan untuk melindungi privasi) yang dikelilingi oleh barisan pepohonan. Pei melibatkan dirinya dalam proses pembangunan di Kips Bay, dan bahkan ia memeriksa kantung-kantung beton untuk menjaga konsistensi warna.[38]

Perusahaan tersebut terus memusatkan perhatian pada rancangan perkotaan dengan mengerjakan proyek Society Hill di pusat kota Philadelphia. Pei merancang Society Hill Towers, sebuah blok hunian yang terdiri dari tiga bangunan berlanggam kubisme di tengah-tengah kawasan dengan gaya abad ke-18. Seperti proyek-proyek sebelumnya, ruang hijau menjadi unsur yang penting dalam rancangan Pei, dan ia juga menambahkan rumah-rumah bandar tradisional untuk membantu transisi dari rancangan klasik ke modern.[39]

Dari tahun 1958 hingga 1963, Pei dan Ray Affleck mengerjakan proyek pembangunan blok pusat kota Montreal. Selama proyek bertahap tersebut, ia merancang Royal Bank Plaza (Place Ville Marie), sebuah gedung yang menjadi salah satu karya Pei yang paling banyak menuai pujian di wilayah Persemakmuran. Menurut Canadian Encyclopedia, "lapangan besarnya dan gedung-gedung kantor bagian bawahnya, yang dirancang oleh arsitek AS yang terkenal di mancanegara I. M. Pei, membantu menetapkan standar-standar baru bagi arsitektur di Kanada pada dasawarsa 1960-an … Permukaan aluminium dan kaca yang halus di menara tersebut dan bentuk geometrik yang tidak dihias menunjukkan kesetiaan Pei kepada arus utama rancangan modern abad ke-20."[40]

Pada tahun 1959, ia diminta oleh MIT untuk merancang sebuah gedung untuk program ilmu bumi universitas tersebut. Green Building meneruskan gaya rancangan Kips Bay dan Society Hill. Namun, tempat pejalan kaki di lantai dasar rawan terkena hembusan angin secara mendadak, dan hal ini membuat malu Pei. "Aku berasal dari MIT, tapi aku tidak tahu soal efek terowongan angin."[41] Pada saat yang sama, ia merancang Kapel Monumen Luce di Universitas Tunghai, Taichung, Taiwan. Kapel tersebut memiliki struktur yang menjulang, sehingga dalam proyek ini ia keluar dari pola kubisme yang biasa ia gunakan dalam proyek-proyek perkotaannya.[42][43]

Tugas mengoordinasikan proyek-proyek sangat berdampak terhadap hasrat seni Pei. Ia bertanggung jawab mencari kontrak baru dan mengawasi proses perancangannya. Akibatnya, ia merasa bahwa kreativitasnya sama sekali tidak tertuang di dalam proyek-proyek tersebut. "Rancangan adalah sesuatu yang harus kamu tangani secara langsung," katanya. "Ketika bawahan-bawahanku dapat mengerjakan satu hal saja, aku harus mengawasi semua pekerjaan."[44] Rasa tidak puas di benak Pei mencapai puncaknya ketika masalah-masalah keuangan mulai melanda perusahaan Zeckendorf. I. M. Pei and Associates secara resmi putus hubungan dengan Webb and Knapp pada 1960. Hal ini memberikan ruang bagi Pei untuk berkreasi, tetapi ia juga merasa terpukul. Ia telah menjalin hubungan yang erat dengan Zeckendorf, dan keduanya merasa sedih karena harus berpisah.[45]

 
Pei berkata bahwa ia ingin agar Mesa Laboratory di National Center for Atmospheric Research tampak "seolah terukir dari gunung".[46]

NCAR dan proyek-proyek terkait

Pei akhirnya bisa merancang lagi secara langsung setelah ia diminta oleh Walter Orr Roberts pada tahun 1961 untuk mengerjakan proyek Laboratorium Mesa di National Center for Atmospheric Research di luar kota Boulder, Colorado. Proyek tersebut berbeda dari proyek-proyek perkotaan yang sebelumnya dikerjakan oleh Pei; proyek ini berlangsung di ruang terbuka di kaki bukit Pegunungan Rocky. Ia membawa serta istrinya ke wilayah tersebut dan mereka mengunjungi berbagai gedung dan lingkungan alam sekitar. Ia dibuat kagum oleh gedung Akademi Angkatan Udara AS di Colorado Springs, meskipun ia merasa bahwa bangunan tersebut "terpisah dari alam".[47]

Tahap konseptualisasi merupakan tahap yang penting bagi Pei, dan ia merasa perlu keluar dari tradisi Bauhaus. Kelak ia menceritakan masa-masa yang ia jalani di wilayah tersebut: "Aku ingat tempat-tempat yang aku lihat dengan ibuku saat aku masih kecil—tempat pertapaan Buddhis di puncak gunung. Di pegunungan Colorado, aku mencoba mendengarkan keheningan lagi—seperti yang diajarkan oleh ibuku. Penyelidikan tempat tersebut menjadi semacam pengalaman keagamaan bagiku."[46] Pei juga terilhami oleh tempat tinggal suku bangsa Pueblo kuno di tebing Mesa Verde; ia ingin agar bangunan-bangunan yang ia rancang selaras dengan alam di sekitarnya.[48] Maka dari itu, ia meminta agar batu-batuan yang menjadi bahan bangunan disesuaikan warnanya dengan warna pegunungan terdekat. Ia juga menetapkan lokasi laboratorium tersebut di atas bukit dengan puncak datar yang menghadap ke arah kota, dan merancang jalan masuk yang panjang dan berkelok-kelok.[49]

Roberts awalnya tidak menyukai rancangan Pei dan menurutnya rancangan tersebut "hanyalah sekumpulan menara".[50] Roberts memberikan masukan-masukan yang bersifat ilmiah dan bukannya yang berkaitan dengan seni, sehingga Pei merasa putus asa. Walaupun begitu, rancangan keduanya sesuai dengan keinginan Roberts: bangunan-bangunan yang terkumpul di satu tempat dengan ruang di antaranya, yang dihubungkan dengan struktur di bagian bawah dan dilengkapi dengan dua lantai bawah tanah. Arsitektur bangunannya menggunakan unsur-unsur kubisme, sementara jalur untuk pejalan kaki diatur sedemikian rupa agar dapat meningkatkan kemungkinan bertemunya para kolega.[51]

 
Seperti di NCAR, Pei memadukan unsur-unsur kubisme dengan keselarasan alam saat merancang asrama-asrama di New College of Florida pada pertengahan dasawarsa 1960-an.[52]

Setelah laboratorium tersebut selesai dibangun, timbul masalah-masalah yang terkait dengan konstruksinya. Kebocoran di atap membuat repot para peneliti, dan pergeseran lapisan tanah liat di bawah bangunan tersebut mengakibatkan keretakan yang harus diperbaiki dengan biaya yang tidak sedikit. Meskipun demikian, arsitek dan manajer proyek tersebut puas dengan hasil akhirnya. Pei menyebut karyanya yang ini sebagai "terobosan"nya, dan ia masih berteman dengan Roberts sampai ilmuwan tersebut menjemput ajal pada Maret 1990.[53]

Nama Pei pun kembali disorot setelah keberhasilan proyek di NCAR. Ia lalu dipekerjakan dalam berbagai proyek, yang meliputi S. I. Newhouse School of Public Communications di Universitas Syracuse, terminal Sundrome di Bandar Udara Internasional John F. Kennedy di New York City, dan asrama-asrama di New College of Florida.[54]

Perpustakaan Kennedy

Setelah Presiden John F. Kennedy dibunuh pada November 1963, keluarga dan teman-temannya membahas rencana pembangunan sebuah perpustakaan yang akan mengenang sosok Kennedy. Sebuah komite dibentuk untuk menasihati istri mendiang Kennedy, Jacqueline, walaupun Jacqueline-lah yang akan mengambil keputusan terakhir. Kelompok tersebut melakukan pertimbangan selama berbulan-bulan dan mempertimbangkan banyak arsitek papan atas.[55] Pada akhirnya, Jacqueline memilih Pei sebagai perancang perpustakaan. Jacqueline menyukai berbagai gagasan yang ditelurkan oleh Pei untuk proyek-proyek sebelumnya. "Ia tidak hanya menggunakan satu cara untuk memecahkan sebuah masalah," ujarnya. Selain itu, Jacqueline merasa bahwa begitu Pei diberikan proyek, ia hanya akan memikirkan proyek itu dan bagaimana caranya agar hasilnya indah.[56] Pada akhirnya, Jacqueline memilih Pei karena ia memiliki hubungan pribadi dengannya. Jacqueline menyebutnya sebagai "sebuah keputusan yang sangat emosional", dan ia menjelaskan: "[Pei] sangat menjanjikan, seperti Jack; mereka lahir pada tahun yang sama. Aku memutuskan aksangat memenuhi janji, seperti Jack; mereka lahir pada tahun yang sama. Aku memutuskan untuk mengambil langkah besar bersamanya dengan senang hati."[57]

Sedari awal proyek tersebut sudah dihantui masalah. Permasalahan pertama terkait dengan cakupannya. Presiden Kennedy mulai mempertimbangkan struktur perpustakaannya tak lama setelah menjabat, dan ia ingin agar perpustakaan tersebut dijadikan arsip pemerintahannya, museum barang-barang pribadinya, sekaligus lembaga ilmu politik. Setelah Kennedy dibunuh, perpustakaan tersebut juga dijadikan persembahan untuk sang mantan presiden. Perubahan cakupan proyek mempersulit proyek perancangan dan juga menunda pelaksanaannya.[58]

 
Pei menganggap Perpustakaan John F. Kennedy sebagai "tugas paling penting" dalam hidupnya.[59]

Rancangan pertama yang diusulkan oleh Pei adalah sebuah piramida kaca besar yang akan membuat bagian dalamnya dibanjiri oleh sinar matahari. Hal ini merupakan lambang optimisme dan harapan yang telah ditunjukkan oleh pemerintahan Kennedy di AS. Nyonya Kennedy menyukai rancangan tersebut, tetapi mulai muncul penolakan di Cambridge (tempat yang pertama kali diusulkan sebagai lokasi perpustakaan tersebut) begitu proyek tersebut diumumkan. Banyak anggota masyarakat yang merasa khawatir bahwa perpustakaan tersebut akan menjadi tempat wisata, yang dianggap dapat mengakibatkan macet. Yang lainnya mempermasalahkan rancangan tersebut karena dianggap berbenturan dengan nuansa arsitektur Harvard Square yang ada di dekatnya. Pada pertengahan dasawarsa 1970-an, Pei mencoba mengusulkan rancangan baru, tetapi orang-orang yang menentang proyek tersebut masih bersikeras.[60] Peristiwa tersebut menyakitkan hati Pei, yang telah menyekolahkan ketiga anaknya di Harvard. Meskipun ia jarang mengungkapkan rasa putus asanya, hal ini dapat dilihat dengan jelas oleh istrinya. "Aku bisa melihat betapa lelahnya dia dari cara dia membuka pintu (...)", ujarnya. "Langkah kakinya berat. Sangat sulit bagi I. M. untuk melihat bahwa banyak orang yang tak menginginkan bangunan tersebut."[61]

Pada akhirnya, proyek tersebut dipindahkan ke Columbia Point di dekat University of Massachusetts Boston. Tempat tersebut kurang sesuai; lokasinya pernah menjadi tempat pembuangan akhir dan berada di atas pipa limbah yang besar. Tim perancang Pei menutupi pipa tersebut dan mengembangkan sistem ventilasi untuk menghilangkan bau busuk. Rancangan baru kemudian diumumkan; rancangan ini memadukan atrium yang ditutupi oleh kaca besar berbentuk persegi panjang dengan menara berbentuk segitiga dan jalur pejalan kaki yang melingkar.[62]

Perpustakaan dan Museum Presidensial John F. Kennedy diresmikan pada tanggal 20 Oktober 1979. Para kritikus pada umumnya menyukai bangunan tersebut, tetapi arsiteknya sendiri tidak merasa puas. Konflik selama bertahun-tahun dan kompromi untuk meredam konflik tersebut telah mengubah rancangannya, dan Pei merasa hasil akhirnya tidak mengejawantahkan semangat yang ia miliki pada mulanya. "Aku ingin mempersembahkan sesuatu yang sangat istimewa untuk mengenang Presiden Kennedy," ujarnya pada tahun 2000. "Proyek ini sebenarnya bisa dan seharusnya menjadi sebuah proyek agung."[59] Walaupun begitu, kiprah Pei selama proyek Kennedy melejitkan reputasinya sebagai seorang arsitek.[63]

"Rencana Pei" di Oklahoma City

Rencana Pei adalah sebuah prakarsa pemugaran perkotaan di pusat kota Oklahoma City, Oklahoma, pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an. Istilah tersebut merupakan nama tidak resmi yang mengacu kepada dua tugas yang diamanatkan kepada Pei – yakni Central Business District General Neighborhood Renewal Plan (rancangan dituntaskan pada tahun 1964) dan Central Business District Project I-A Development Plan (rancangan dirampungkan pada tahun 1966). Proyek ini secara resmi diberlakukan pada tahun 1965.

Ratusan bangunan lama di pusat kota digusur untuk membuka jalan bagi tempat parkir, gedung kantor, dan retail, ditambah dengan tempat-tempat umum seperti Pusat Konvensi Myriad dan Taman Botani Myriad. Rencana Pei pun menjadi pola acu untuk pembangunan pusat kota Oklahoma City dari awal perumusannya sampai dasawarsa 1970-an. Proyek tersebut berhasil memugar gedung-gedung kantor dan tempat parkir di kota tersebut, tetapi gagal mendorong pembangunan retail dan hunian. Proyek ini juga menuai kecaman akibat penghancuran bangunan-bangunan bersejarah. Oleh sebab itu, pemerintah Oklahoma City menghindari proyek-proyek berskala besar di pusat kota pada dasawarsa 1980-an dan awal 1990-an, hingga disetujuinya prakarsa Metropolitan Area Projects (MAPS) pada tahun 1993.[64][65]

Cathedral Square di Providence

Kota lain yang menggunakan jasa Pei untuk melakukan pemugaran pada masa itu adalah Providence, Rhode Island.[66] Pada akhir dasawarsa 1960-an, Providence mengundang Pei untuk merancang ulang Cathedral Square, sebuah daerah yang pernah ramai, tetapi akhirnya terbengkalai.[66] Pei merancang alun-alun baru yang didasarkan pada pasar agora di Yunani Kuno. Alun-alun ini dibuka pada tahun 1972.[66] Namun, kota tersebut kehabisan anggaran sebelum visi Pei dapat diwujudkan sepenuhnya.[66] Selain itu, pembangunan Interstate 95 dan daerah perumahan untuk orang berpendapatan rendah telah mengubah wajah daerah tersebut.[66] Pada tahun 1974, The Providence Evening Bulletin menyatakan bahwa alun-alun baru Pei merupakan "sebuah kegagalan yang terlihat jelas".[66] Walaupun begitu, pada tahun 2016, laporan media menyebut alun-alun tersebut sebagai sebuah "permata tersembunyi" yang jarang dikunjungi.[66]

Balai Kota Dallas

 
Pei ingin agar rancangan Balai Kota Dallas "membawakan citra rakyat".[67]

Pembunuhan Kennedy secara tidak langsung membuat perusahaan Pei mendapatkan proyek yang lain. Pada tahun 1964, pelaksana tugas wali kota Erik Jonsson mencoba mengubah citra kotanya. Dallas mendapatkan citra buruk karena Kennedy dibunuh di kota tersebut, dan Jonsson memprakarsai sebuah program yang dimaksudkan untuk memulai pembaharuan masyarakat. Salah satunya adalah dengan membangun balai kota baru, yang dapat dijadikan "lambang masyarakat ".[68] Jonsson, salah satu pendiri Texas Instruments, mengenal kiprah Pei dari rekannya, Cecil Howard Green, yang pernah menjadikan Pei sebagai perancang gedung untuk program ilmu bumi di MIT.[69]

Pendekatan Pei dalam merancang Balai Kota Dallas tidaklah berbeda dari proyek-proyek yang sebelumnya; ia mensurvei daerah sekitar dan berusaha keras agar bangunan tersebut selaras dengan daerah tersebut. Di Dallas, ia menghabiskan waktu selama beberapa hari untuk bertemu dengan warga kota, dan ia merasa kagum dengan rasa bangga mereka. Ia juga merasa bahwa gedung pencakar langit di distrik bisnis Dallas mendominasi langit kota tersebut, dan ia mencoba menciptakan sebuah bangunan yang melambangkan pentingnya sektor publik. Ia mengatakan bahwa ia ingin melakukan sebuah "dialog" dengan "bangunan tinggi komersial".[70]

Pei bekerja sama dengan rekannya, Theodore Musho, dan mereka merancang sebuah bangunan dengan bagian atas yang lebih luas daripada bagian bawahnya; tampak depannya menjorok dengan sudut 34 derajat. Sebuah lapangan ditempatkan di depan gedung tersebut, dan sejumlah tiang besar didirikan untuk menopangnya. Gaya bangunan ini dipengaruhi oleh gedung Pengadilan Tinggi hasil rancangan Le Corbusier di Chandigarh, India; Pei mencoba menggunakan tritisan yang besar untuk menyatukan bangunan dengan alun-alun. Biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut lebih besar daripada yang sebelumnya diperkirakan, dan proyeknya sendiri memakan waktu sebelas tahun. Sebagian dari pemasukan diperoleh dari tempat parkir di bawah tanah. Bagian dalam balai kota tersebut sendiri luas; jendela-jendela di langit-langit di atas lantai kedelapan mengisi ruang utama dengan pencahayaan.[71]

 
Akibat terlepasnya jendela-jendela di Menara Hancock, lubang harus dihasilkan harus ditambal dengan kayu; beberapa orang menjulukinya "gedung kayu tertinggi di dunia".[72]

Kota Dallas menyambut baik gedung tersebut, dan seorang kru berita televisi setempat merasa bahwa Balai Kota Dalas disetujui secara bulat oleh khalayak luas ketika gedung tersebut resmi dibuka untuk umum pada 1978. Pei sendiri menganggap proyek tersebut berhasil, meskipun ia merasa khawatir dengan penyusunan unsur-unsurnya. Ia berkata: "Bangunan ini mungkin lebih kuat daripada yang aku mau; bangunan ini lebih menunjukkan kekuatan daripada kemahiran."[73] Ia merasa bahwa ia kurang berpengalaman, sehingga kurang mampu mewujudkan visinya, tetapi masyarakat Dallas menyukai balai kota tersebut. Dalam beberapa tahun berikutnya, ia akan merancang lima bangunan lain di kawasan Dallas.[74]

Menara Hancock, Boston

Ketika Pei dan Musho mengoordinasikan proyek Dallas, rekan mereka Henry Cobb menjadi kepala pengerjaan sebuah proyek di Boston. Kepala Asuransi John Hancock yang bernama Robert Slater meminta kepada I. M. Pei & Partners untuk merancang sebuah bangunan yang dapat mengalahkan Menara Prudential yang didirikan oleh pesaing perusahaan asuransi tersebut.[75]

Setelah rancangan pertama perusahaan tersebut dibatalkan karena dibutuhkan ruang kantor yang lebih besar, Cobb mengembangkan rancangan baru berupa paralelogram yang menjulang dengan posisi yang menjauh dari Gereja Tritunggal. Untuk meminimalisasi dampak visualnya, gedung tersebut dilapisi oleh panel-panel kaca pemantul yang besar.[76] Setelah pembangunan Menara Hancock diselesaikan pada tahun 1976, gedung tersebut menjadi gedung tertinggi di kawasan New England.[77]

 
Museum Seni Herbert F. Johnson, Universitas Cornell

Proses pembangunan gedung ini dirundung oleh berbagai masalah. Banyak panel kaca yang retak akibat angin ribut pada tahun 1973. Beberapa panel kaca bahkan copot dan jatuh dari ketinggian; walaupun tidak ada korban yang berjatuhan, kejadian tersebut membuat khawatir warga Boston. Akibatnya, seluruh menara tersebut diganti dengan panel-panel yang lebih kecil. Tindakan ini melambungkan biaya proyek. Hancock menuntut pabrik kaca Libbey-Owens-Ford serta I. M. Pei & Partners karena mereka dianggap telah mengajukan rancangan-rancangan yang "tak bagus dan profesional".[78] LOF menggugat balik Hancock atas tuduhan fitnah, dan mereka juga melayangkan tuduhan kepada perusahaan Pei bahwa mereka telah memilih bahan yang tidak bagus; I. M. Pei & Partners kemudian turut menggugat LOF. Ketiga perusahaan tersebut menyelesaikan sengketa mereka di luar pengadilan pada tahun 1981.[79]

Proyek tersebut menjadi beban tersendiri bagi perusahaan Pei. Pei menolak membahasnya selama bertahun-tahun. Jumlah proyek baru yang ditugaskan kepada perusahaan Pei mulai berkurang, dan mereka pun mulai mencari kesempatan di luar negeri. Cobb bekerja di Australia, sementara Pei mendapatkan pekerjaan di Singapura, Iran, dan Kuwait. Meskipun masa tersebut merupakan masa-masa yang sulit bagi mereka berdua, Pei kemudian menunjukkan kesabarannya. "Cobaan ini telah memperkuat kami," katanya. "Hal ini menguatkan hubungan kami sebagai rekan kerja; kami masih saling percaya."[80]

 
Majalah Time memberi judul ulasannya terhadap rancangan Pei untuk East Building "Adikarya di Mal".[81]

Pada pertengahan 1960an, para direktur National Gallery of Art di Washington, D.C., mendeklarasikan kebutuhan untuk bangunan baru. Paul Mellon, seorang penyumbang utama galeri dan anggota komite bangunannya, menghimpun pengerjaan dengan asistennya J. Carter Brown (yang menjadi direktur galeri pada 1969) untuk menemukan seorang arsitek. Struktur baru tersebut akan berada di timur bangunan asli, dan ditugasi dengan dua fungsi: menawarkan ruang besar untuk apresiasi publik dari berbagai koleksi populer; dan ruang kantor rumah serta arsip-arsip untuk pembelajaran dan riset. Mereka menyukai cangkupan fasilitas baru untuk Perpustakaan Aleksandria. Setelah memeriksa karya Pei di Des Moines Art Center, Iowa dan Johnson Museum di Cornell University, mereka menawarkannya komisi tersebut.[82]

Pei menerima proyek tersebut, dan bekerja dengan dua arsitek muda yang ia rekrut ke firma tersebut, William Pedersen dan Yann Weymouth. Tantangan pertama mereka adalah bentuk tak lazim dari situs bangunan tersebut, sebuah trapezoid tanah di persimpangan Constitution dan Pennsylvania Avenue. Inspirasi menghinggapi Pei pada 1968, saat ia membuat sebuah diagram dua segitiga di secarik kertas. Bangunan yang lebih besar akan dijadikan galeri publik; yang lebih kecil akan dijadikan kantor dan arsip. Bentuk segitiga tersebut menjadi visi tunggal untuk arsitek tersebut. Pada tanggal peletakan batu yang disetujui, Pedersen membujuk bosnya agar menghimpun pembangunan yang lebih mudah. Pei singkatnya tersebut dan berkata: "Tak ada kompromi."[83]

Pertumbuhan popularitas museum-museum seni menghadirkan tantangan-tantangan tersendiri pada arsitektur. Mellon dan Pei membujuk orang banyak untuk mengunjungi bangunan baru tersebut, dan mereka merencanakannya demikian. Pada akhirnya, ia merancang sebuah lobi besar beratap tembus pandang. Galeri-galeri individual berada di sepanjang periferi, membolehkan para pengunjung untuk kembali setelah menyaksikan setiap pameran ke ruang utama. Sebuah ukiran besar karya seniman Amerika Alexander Calder kemudian ditambahkan ke lobi.[84] Pei berharap lobi tersebut akan memukai publik dalam cara yang sama dengan ruang utama Guggenheim Museum di New York. Museum modern tersebut ia sebut "harus membayar perhatian yang lebih besar kepada pertanggungjawaban edukasionalnya, khususnya pada kaum muda".[85]

 
Kritikus Richard Hennessy mengkritik dalam Artforum soal East Building yang "mengejutkan atmosfir rumah kesenangan".[86]

Bahan-bahan untuk bagian luar bangunan tersebut dipilih dengan hati-hati. Untuk menunjukkan pandangan dan tekstur tembok marmer galeri asli, para pembangun membuka ulang quarry tersebut di Knoxville, Tennessee, dimana bangunan batu pertama dihimpun. Proyek tersebut bahkan menunjuk dan mengundang Malcolm Rice, seorang petinggi quarry yang menaungi proyek galeri tahun 1914 asli. Marmer tersebut dipotong menjadi panel tiga inchi pada fondasi beton, dengan blok-blok warna tua di bagian bawah dan blok-blok warna muda di bagian atas.[87]

East Building dihargai pada 30 Mei 1978, dua hari sebelum dibuka untuk umum, dengan pesta dasi hitam yang dihadiri oleh para selebriti, politikus, pengusaha dan artis. Saat dibuka, opini populer menjadi antusias. Kerumunan besar mengunjungi museum baru tersebut, dan para kritikus umumnya menyuarakan sanjungan mereka. Ada Louise Huxtable menulis dalam The New York Times bahwa bangunan Pei adalah "sebuah pernyataan palatial dari akomodasi kreatif seni rupa dan arsitektur kontemporer'".[86] Sudut dari bangunan yang lebih kecil telah menjadi bagian penting dari pujian masyarakat; sepanjang tahun, tempat tersebut menjadi banyak didatangani dan disanjung para pengunjung.[88]

Namun, beberapa kritikus tak menyukai rancangan tak lazim tersebut dan mengkritik bentuk segitiga di sepanjang bangunan tersebut. Yang lainnya mempermasalahkan lobi utama yang besar, terutama upayanya untuk memukai pengunjung. Dalam ulasannya untuk Artforum, kritikus Richard Hennessy menyebutnya "atmosfer rumah menyenangkan yang menyejutkan" dan "aura patron Romawi kuno".[86] Namun, salah satu kritikus paling vokal dan terawal memberikan sanjungan kepada galeri baru tersebut saat ia menyaksikannya sendiri. Allan Greenberg menyayangkan rancangan tersebut saat pertama kali dibuka, namun kemudian menulis kepada J. Carter Brown: "Aku terpaksa mengaku bahwa kau benar dan aku salah! Bangunan tersebut adalah sebuah adikarya."[89]

Bermula pada 2005, panel-panel marmer tersebut diubah menjadi tembok untuk menampilkan ketonjolan, menciptakan kesan bahwa panel-panel tersebut terjun lepas dari bangunan tersebut ke bagian bawah. Pada 2008, para pihak berwajib memutuskan bahwa ini akan dihilangkan dan menghimpun ulang seluruh panel. Proyek tersebut dijadwalkan selesai pada 2013.[90]

Xiangshan, Tiongkok

Setelah Presiden AS Richard Nixon membuat kunjungan terkenal tahun 1972 ke Tiongkok, sebuah arus pertukaran yang terjadi antara dua negara tersebut. Salah satunya adalah sebuah delegasi dari American Institute of Architects pada 1974, dimana Pei ikut serta. Ini adalah kunjungan pertamanya ke Tiongkok sejak hengkang pada 1935. Ia meraih sambutan baik, membalas sambutan tersebut dengan komentar-komentar positif, dan serangkaian ceramah dikeluarkan. Pei menyatakan salah satu ceramah bahwa sejak 1950an, para arsitek Tionghoa terlalu mengimitasi gaya-gaya Barat; ia mendorong para audiennya dalam satu ceramah untuk mencari tradisi-tradisi asli Tiongkok untuk inspirasi.[91]

 
Pei dikejutkan oleh penentangan masyarakat terhadap rancangan tradisionalnya pada hotel di Xiangshan di Tiongkok. "Beberapa orang menganggapku reaksioner," katanya.[92]

Pada 1978, Pei dibujuk untuk mengadakan proyek di negara asalnya. Setelah mensurvei sejumlah lokasi berbeda, Pei tertarik dengan sebuah lembah yang sempat dijadikan taman kekaisaran dan tempat berburu yang dikenal sebagai Xiangshan. Situs tersebut berisi sebuah hotel terhiraukan; Pei diundang untuk meruntuhkannya dan membangun yang baru. Seperti biasanya, ia menghimpun prouek tersebut dengan secara hati-hati mengkondisikan konteks dan keperluannya. Selain itu, ia menghimpun gaya-gaya modernis untuk latarnya. Sehingga, katanya, ini diperlukan untuk menemukan "jalan ketiga".[93]

Setelah mengunjungi tempat leluhurnya di Suzhou, Pei merancang sebuah rancangan yang berdasarkan pada beberapa teknik sederhana namun bernuansa yang ia majukan dalam bangunan-bangunan Tionghoa residensial tradisional. Salah satunya adalah taman besar, integrasi dengan alam, dan konsiderasi hubungan antara tertutup dan terbuka. Rancangan Pei meliputi atrium tengah besar yang dilapisi oleh panel-panel kaca yang sebagian besar berfungsi seperti ruang tengah besar di Gedung Timur buatannya dari National Gallery. Pembukaan berbagai bentuk di tembok mengundang para tamu untuk melihat pemandangan alam lebih luas. Kaum muda Tiongkok yang telah mengharapkan bangunan tersebut akan memamerkan beberapa rasa Kubis yang Pei ketahui tak disepakati, namun ohotel baru tersebut lebih disukai para pejabat pemerintah dan arsitek.[94]

Dengan 325 kamar tamu dan atrium tengah empat lantai, hotel tersebut dirancang untuk secara bulat selaras dengan habitat alaminya. Pohon-pohon di kawasan tersebut menjadi perhatian khusus, dan perawatan khusus dilakukan untuk memotong sedikit mungkin. Ia bekerja dengan seorang pakar asal Suzhou untuk menyajikan dan merenovasi maze air dari hotel asli, salah satu dari hanya lima di negara tersebut. Pei juga mengoroti soal aransemen barang-barang di taman di belakang hotel tersebut; ia bahkan mentransportasikan bebatuan seberat 230 ton pendek (210 t) dari sebuah lokasi di barat daya Tiongkok untuk menampilkan aestetik alami. Seorang rekan Pei kemudian menyatakan bahwa ia tak pernah melihat arsitek tersebut terlibat dalam sebuah proyek.[95]

Saat pembangunan, serangkaian kesalahan terjadi karena kurangnya teknologi di negara tersebut untuk mempererat hubungan antara para arsitek dan pembangun. Disamping 200 tenaga kerja atau lebih dipakai untuk bangunan yang sama di AS, proyek Bukit Harum mengkaryawani lebih dari 3,000 tenaga kerja. Ini sebagian besar karena perusahaan pembangunan kurang memajukan mesin-mesin yang dipakai di belahan dunia lainnya. Masalah-masalah berlanjut selama berbulan-bulan, sampai Pei mengalami kenangan emosional secara tak terkarakterisasi saat bertemu dengan para pejabat Tiongkok. Ia kemudian menjelaskan bahwa tindakan-tindakannya meliputi "berteriak dan menggebrak meja" saat frustasi.[96] Staf rancangan menyinggung perbedaan dalam tingkah laku kerja diantara kru setelah pertemuan tersebut. Namun, menjelang pembukaan, Pei menyadari bahwa hotel tersebut masih membutuhkan pengerjaan. Ia mulai menghimpun lantai-lantai dengan istrinya dan memerintahkan anaknya untuk menghimpun kasur dan lantai vakum. Kesulitan proyek tersebut menimbulkan rasa emosional dan fisik pada keluarga Pei.[97]

 
Pei berkata bahwa Jacob K. Javits Convention Center: "Kompilasi yang melampaui ekspektasiku."[98]

Hotel Bukit Harum dibuka pada 17 Oktober 1982 namun tak lama kemudian cepat ringsek. Seorang staf Pei kembali untuk kunjungan beberapa tahun kemudian dan mengkonfirmasi keadaan tak semestinya dari hotel tersebut. Ia dan Pei mengaitkannya dengan ketidakfamiliaritas umum negara tersebut dengan gedung-gedung mewah.[99] Komunitas arsitektural Tionghoa pada masa itu hanya memberikan sedikit perhatian terhadap struktur tersebut, karena peminatan mereka pada masa itu terpusat pada pengerjaan para arsitektur pasca-modernis Amerika seperti Michael Graves.[100]

Javits Convention Center, New York

Saat proyek Bukti Harum hampir rampung, Pei memulai pengerjaan Jacob K. Javits Convention Center di New York City, dimana rekannya James Freed menjadi perancang utama. Berharap untuk membuat sebuah lembaga komunitas vibran di apa yang kemudian menjadi kawasan menurun di sisi barat Manhattan, Freed mengembangkan struktur berlapis kaca dengan wadah ruang terintrikasi dari lapisan dan susunan metal yang saling terhubung.[101]

Pusat konvensi tersebut dilanda masalah biaya dan blunder konstruksi. Aturan kota melarang kontraktor umum memiliki otoritas akhir atas proyek, sehingga para arsitek dan manajer program Richard Kahan untuk mengkoordinasikan sejumlah besar pembangun, pengurus pipa, tenaga kerja listrik, dan karyawan lainnya. Globe-globe baja palsu dipakai di wadah ruang untuk menyajikan tempat tersebut dengan nuansa rambut lurus dan unsur lainnya; 12,000 ditolak. Hal tersebut dan masalah lainnya berujung pada perbandingan media dengan kegagalan Hancock Tower. Seorang pejabat New York City mendakwa Kahan atas kesulitan tersebut, menyatakan bahwa arsitektural bangunan tersebut menimbulkan penundaan dan krisis keuangan.[102] Javits Center dibuka pada 3 April 1986, dengan sambutan yang umumnya positif. Namun, pada acara-acara pembukaan, baik Freed maupun Pei sama-sama mengakui peran mereka dalam proyek tersebut.

 
Pei benar-benar menyadari, katanya, bahwa "sejarah Paris dihimpun pada batu-batu Louvre."[103]

Saat François Mitterrand terpilih menjadi Presiden Perancis pada 1981, ia memajukan sebuah rencana ambisius untuk berbagai proyek pembangunan. Salah satunya adalah renovasi Museum Louvre. Mitterrand mengangkat seorang pegawai negeri bernama Émile Biasini [fr] untuk mengamatinya. Setelah mengunjungi museum-museum di Eropa dan Amerika Serikat, termasuk US National Gallery, ia membujuk Pei untuk bergabung dengan tim tersebut. Arsitek tersebut diam-diam membuat tiga kunjungan ke Paris, untuk menentukan feasibilitas proyek; hanya seorang karyawan museum yang mengetahui kenapa ia kesana.[104] Pei akhirnya sepakat bahwa proyek rekonstruksi tak hanya memungkinkan, namun diperlukan untuk masa depan museum. Ia kemudian menjadi arsitek asing pertama yang bekerja di Louvre.[105]

Jantung rancangan tersebut tak hanya renovasi Cour Napoléon di tengah bangunan, namun juga transformasi bagian dalam. Pei mengusulkan bagian depan sentral, tak lebih dari seperti lobi National Gallery East Building, yang akan menghubungkan tiga bangunan utama. Bagian bawah akan dijadikan kompleks lantai-lantai tambahan untuk riset, pertokoan, dan keperluan umum. Di tengah halaman, ia merancang piramida kaca dan baja, yang mula-mula diusulkan kepada Perpustakaan Kennedy, untuk dijadikan sebagai bagian depan dan anterum tembus pandang. Ini dicerminkan oleh piramida terinversi lainnya, untuk memantulkan cahaya matahari ke ruangan. Rancangan tersebut sebagian merupakan sebuah bangunan geometri cepat dari arsitek lanskap Perancis terkenal André Le Nôtre (1613–1700).[106] Pei juga menganggap bentuk piramida sangat baik untuk transparansi stabil, dan menganggapnya "sangat selaras dengan arsitektur Louvre, khususnya dengan pesawat-pesawat terfaset dari atap-atapnya".[103]

Biasini dan Mitterrand menyukai rancangan tersebut, namun cangkupan renovasinya tak disepakati direktur Louvre, André Chabaud. Ia mundur dari jabatannya, menyatakan bahwa proyek tersebut "tak selaras" dan menghimpun "risiko-risiko arsitektural".[107] Masyarakat juga bereaksi keras terhadap rancangan tersebut, sebagian vesar karena piramida yang diusulkan.[108] Seorang kritikus menyebutnya "gawai reruntuhan raksasa";[109] yang lainnya menyebut Mitterrand dengan sebutan "despotisme" karena merasuki Paris dengan "atrositas".[109] Pei memperkirakan bahwa 90 persen orang Paris menentang rancangannya. "Aku meraih beberapa pernyataan kemarahan di jalanan Paris," katanya.[110] Beberapa pengecaman menampilkan nada-nada nasionalistik. Seorang penentang menyatakan: "Aku terkejut bahwa suatu hal akan dimajukan untuk seorang arsitek Tionghoa-Amerika pada jantung sejarah ibukota Perancis."[111]

 
Pei memutuskan bahwa sebuah piramida "paling kompatibel" dengan struktur lainnya di Louvre, mengkomplemensikan panel-panel terfaset dari atapnya.[103]

Namun, tak lama kemudian, Pei dan timnya memenangkan dukungan dari beberapa ikon kebudayaan penting, yang meliputi konduktor Pierre Boulez dan Claude Pompidou, janda mantan Presiden Perancis Georges Pompidou, setelah museum kontroversial lainnya dinamai. Dalam rangka meredam perasaan masyarakat, Pe mengambil nasehat dari walikota Paris saat itu Jacques Chirac dan menempatkan model kabel ukuran penuh dari piramida di halaman. Selama empat hari pameran, sekitar 60,000 orang mengunjungi situs tersebut. Beberapa kritikus melunakkan penentangan mereka setelah menyaksikan skala yang diusulkan dari piramida tersebut.[112]

Untuk meminimalisir dampak struktur, Pei menawarkan metode produksi kaca yang dihasilkan dalam nampan-nampan bening. Piramida tersebut dibangun pada saat yang bersamaan sebagai tingkat-tingkat subterania ke bawah, yang menyebabkan kesulitan saat tahap-tahap pembangunan. Saat mereka bekerja, tim-tim pembangunan menghimpun set ruang yang berisi 25,000 barang bersejarah; ini dimasukkan ke dalam sisa struktur untuk menambahkan zona pameran baru.[113] Halaman Louvre yang baru dibuka untuk umum pada 14 Oktober 1988, dan halaman Piramida dibuka pada Maret berikutnya. Pada masa itu, opini publik melembut pada instalasi baru tersebut; sebuah jajak pendapat menyatakan bahwa lima puluh enam persen menyatakan setuju untuk piramida tersebut, dengan dua puluh tiga masih menentang. Surat kabar Le Figaro awalnya mengkritik rancangan Pei, namun kemudian merayakan peringatan kesepuluh suplemen majalahnya di piramida tersebut.[114] Pangeran Charles dari Britania mensurvei situs tersebut dengan rasa penasaran, dan menyebutnya "luar biasa, sangat menakjubkan".[115] Seorang penulis dalam Le Quotidien de Paris menyatakan: "Sebagian kekhawatiran akan piramida tersebut telah lenyap."[115] Pengalaman tersebut tak lagi menghantui bagi Pei, namun juga mengenang. "Setelah Louvre", katanya, "Aku pikir tak ada proyek yang akan menjadi terlalu sulit."[116] Piramida Louvre telah menjadi struktur paling terkenal buatan Pei.[117]

Meyerson Symphony Center, Dallas

Pembukaan Piramida Louvre bertepatan dengan empat proyek lain dimana Pei bekerja, membuat kritikus arsitek Paul Goldberger mendeklarasikan tahun 1989 sebagai "tahun Pei" dalam The New York Times.[118] Ini juga merupakan tahun dimana firma Pei mengubah namanya menjadi Pei Cobb Freed & Partners, untuk merefleksikan peningkatan pendirian dan pengaruh para rekannya. Pada usia tujuh puluh dua tahun, Pei mulai berpikir untuk pensiun, namun masih bekerja selama berjam-jam untuk melihat rancangan-rancangannya.[119]

 
Meskipun ia biasanya merancang secara keseluruhan memakai tangan, Pei memakai komputer untuk "mengkonfirmasikan ruang" untuk Morton H. Meyerson Symphony Center di Dallas.[120]

Salah satu proyek membuat Pei kembali ke Dallas, Texas, untuk merancang Morton H. Meyerson Symphony Center. Kesuksesan para artis pentas kota tersebut, terutama Orkestra Simfoni Dallas yang saat itu dipimpin oleh konduktor Eduardo Mata, berujung pada peminatan para pemimpin kota untuk membuat pusat modern untuk seni rupa musik yang dapat bersaing dengan balai-balai terbaik di Eropa. Komite yang dihimpun mengkontak 45 arsitek, namun Pei mula-mula tak menanggapinya, menganggap bahwa karyanya di Dallas City Hall telah meninggalkan tanggapan buruk. Namun, salah satu koleganya dari proyek tersebut malah mendorong agar ia bertemu dengan komite tersebut. Ia melakukannya dan, meskipun ini akan menjadi balai konser pertamanya, komite tersebut sepakat untuk menawarinya komisi. Salah seorang anggota berkata: "Kami berniat bahwa kami akan menggaet arsitek terbesar di dunia untuk menempatkan jejak terbaiknya kedepan."[121]

Proyek tersebut mempersembahkan berbagai tantangan khusus. Karena keperluan utamanya adalah presentasi musik panggung, balai tersebut membutuhkan rancangan yang mula-mula berfokus pada akustik, kemudian akses publik dan aestetik eksterior. Pada akhirnya, seorang teknisi suara profesional diundang untuk merancang interior. Ia mengusulkan sebuah auditorium kota sepatu, yang dipakai dalam rancangan-rancangan terkenal dari balai-balai simfoni Eropa papan atas seperti Amsterdam Concertgebouw dan Vienna Musikverein. Pei menggambarkan inspirasi untuk pemajuannya dari rancangan arsitek Jerman Johann Balthasar Neumann, khususnya Basilika Empat Belas Penolong Kudus. Ia juga mendorong pencantuman beberapa panache dari Paris Opéra yang dirancang oleh Charles Garnier.[122]

Rancangan Pei menempatkan kotak sepatu rigid di sebuah sudut di grid jalan sekitar, terhubung di ujung utara sampai gedung kantor persegi panjang, dan terpotong di bagian tengahnya dengan sekumpulan lingkaran dan kerucut. Rancangan tersebut ditujukan untuk mereproduksi fitur-fitur modern akustik dan fungsi visual dari unsur-unsur tradisional seperti filigree. Proyek tersebut berisiko; tujuan-tujuannya bersifat ambisius dan arus-arus akustik yang tak terlihat akan secara virtual tak mungkin dikembalikan setelah perampungan balai tersebut. Pei menyatakan bahwa ia tak mengetahui secara bulat bagaimana setiap hal akan dilakukan bersamaan. "Aku hanya dapat membayangkan 60 persen ruang dalam bangunan tersebut," katanya pada tahun-tahap awal. "Sisanya akan mengejutkanku seperti halnya orang-orang lain."[123] Saat proyek tersebut dikembangkan, biayanya makin naik dan beberapa sponsor menarik dukungan mereka. Pengusaha miliuner Ross Perot memberi sumbangan US$10 juta, atas dasar bahwa ini dilakukan dalam rangka menghormati Morton H. Meyerson, patron seni rupa jangka panjang di Dallas.[124]

Gedung tersebut dibuka dan langsung meraih banyak pujian, khususnya karena akustiknya. Setelah menghadiri sepekan pementasan di balai tersebut, seorang kritikus musik untuk The New York Times menulis sebuah catatan antusias dari pengelaman tersebut dan berterima kasih kepada para arsiteknya. Salah satu rekan Pei berkata kepadanya pada sebuah pesta sebelum pembukaan bahwa balai simfoni tersebut adalah "bangunan paling dewasa"; ia tersenyum dan menjawab: "Ah, tapi apakah aku dapat menunggu selama ini?"[125]

Bank of China, Hong Kong

 
Pei merasa bahwa rancangannya untuk Menara Bank of China di Hong Kong perlu merefleksikan "aspirasi orang Tionghoa".[126]

Sebuah tawaran baru datang untuk Pei dari pemerintah Tiongkok pada 1982. Menjelang peralihan kedaulatan Hong Kong dari Inggris pada 1997, otoritas di Tiongkok meminta bantuan Pei untuk membuat menara baru bagi cabang lokal Bank of China. Pemerintah Tiongkok menyiapkan arus baru penjalinan dengan dunia luar dan mendorong sebuah menara yang mewakili modernitas dan kekuatan ekonomi. Diberikan riwayat Pei lama dengan bank sejarah Pei dengan bank sebelum Komunis berkuasa, para pejabat pemerintah mengunjungi pria berusia 89 tahun tersebut di New York untuk meminta persetujuan untuk keterlibatan putranya. Pei kemudian berkata dengan ayahnya soal proporsal tersebut. Meskipun arsitek tersebut masih terluka oleh pengalamannya dengan Bukit Harum, ia sepakat untuk menerima komisi tersebut.[127]

Situs yang diusulkan di Distrik Tengah, Hong Kong dianggap kurang ideal; sebuah jalan tol melintang di tiga sisi. Kawasan tersebut juga merupakan tempat dari markas besar kepolisian militer Jepang pada Perang Dunia II, dan dikenal karena penyiksaan tahanannya. Sebidang lahan kecil dipertimbangkan untuk menara tinggi, an Pei biasanya menjauhi proyek semacam itu; di Hong Kong khususnya, menara-menara pencakar langit memiliki karakter arsitektural yang kurang nyata. Inspirasi yang kurang dan tak membulatkan cara menyepakati bangunan tersebut, Pei mengambil liburan akhir pekan ke tempat keluarga di Katonah, New York. Disana, ia bereksperimen sendiri dengan seikat stik sampai ia menemukan ide dari hal tersebut.[128]

Rancangan yang Pei kembangkan untuk Menara Bank of China tak hanya berpenampilan unik, namun juga sejalan dengan pengesahan standar kota tersebut untuk resistensi angin. Menara tersebut direncanakan nampak berstruktur truss, yang mendistribusikan sorotan ke empat sudut pangkal. Memakai kaca tembus pandang yang menjadi suatu markah dagang baginya, Pei menghimpun bagian depan sekitaran serangkaian kotak bentuk X. Di bagian atas, ia merancang atas dengan sudut menyelip untuk menghimpun aestetik dari bangunan tersebut. Beberapa advokat berpengaruh dari feng shui di Hong Kong dan Tiongkok mengkritik rancangan tersebut, dan Pei dan para pejabat pemerintah menanggapinya dengan menjalin kesepakatan.[129]

Saat menara tersebut hampir rampung, Pei terkejut saat mengaksikan pembantaian warga sipil tak bersenjata oleh pemerintah dalam unjuk rasa Lapangan Tiananmen 1989. Ia menulis sepotong opini untuk The New York Times berkata "China Won't Ever Be the Same" (Tiongkok Tak Akan Pernah Sama), dimana ia berkata bahwa pembunuhan tersebut "melukai hati sebuah generasi yang memegang harapan bagi masa depan negara tersebut".[130] Pembantaian tersebut sangat mengganggu seluruh keluarganya, dan ia menyatakan bahwa "Tiongkok tercabik."[130]

1990–sekarang: proyek-proyek museum

 
Seorang anggota staf bersimpati dengan rasa frustasi Pei dengan kurangnya organisasi di Rock and Roll Hall of Fame, menasehati agar ia "beroperasi dalam vakum".[131]

Menjelang 1990an, Pei menurunkan peran keterlibatan dengan firmanya. Stafnya mulai menyusut, dan Pei ingin mencurahkan dirinya sendiri ke proyek-proyek yang lebih kecil yang membolehkan kreativitas yang lebih. Namun, sebelum ia membuat perubahan ini, ia menghimpun pengerjaan pada proyek besar terakhirnya sebagai mitra aktif: Rock and Roll Hall of Fame di Cleveland, Ohio. Mengkondisikan karyanya pada landasan-landasan budaya tinggi seperti halnya Louvre dan US National Gallery, beberapa kritikus dikejutkan oleh asosiasinya dengan apa yang beberapa orang anggap sebuah tribut untuk budaya rendah. Namun, sponsor-sponsor balai tersebut mendorong Pei untuk alasan tersebut secara spesifik; mereka ingin bangunan tersebut memiliki aura respektabilitas dari permulaan. Seperti pada masa lalu, Pei menerima sebagian komisi karena tantangan keunikan yang dipersembahkan.[132]

Memakai tembok kaca untuk bagian depan, mirip dengan penampilan piramida Louvre buatannya, Pei menghimpun bagian luar bangunan utama dengan metal putih, dan menempatkan silinder besar di bagian sempit untuk dijadikan sebagai ruang pentas. Perpaduan bagian melingkar dan tembok yang menyudut tersebut, kata Pei, dirancang untuk memberi "sebuah esensi dari energi kaum muda yang bertumbuh, memberontak, nyaris berkibar".[133]

Bangunan tersebut dibuka pada 1995, dan meraih pujian moderat. The New York Times menyebutnya "bangunan murni", namun Pei mrupakan salah satu orang yang merasa tak senang dengan hasilnya. Permulaan awal museum tersebut di New York berpadu dengan misi tak bulat yang menciptakan pemahaman randu di kalangan pemimpin proyek untuk hal-hal yang dibutuhkan.[131] Meskipun kota Cleveland meraih keuntungan besar dari tempat wisata baru tersebut, Pei tak senang dengannya.[131]

Pada waktu yang sama, Pei merancang museum baru untuk Luxembourg, Musée d'art moderne Grand-Duc Jean, yang umumnya dikenal sebagai Mudam. Digambar dari bentuk asli tembok Benteng Thüngen dimana museum tersebut bertempat, Pei berencana untuk menghilangkan sebagian fondasi aslinya. Namun, penolakan masyarakat terhadap penghilangan nilai sejarah tersebut memaksa revisi dari rencananya dan proyek tersebut nyaris kandas. Ukuran bangunan tersebut menjadi masalah, dan memakai lagi segmen tembok asli untuk menyajikan fondasi tersebut. Pei tak setuju dengan penyelarasan-penyelarasan tersebut, namun masih terlibat dalam proses pembangunan tersebut pada masa konstruksi.[134]

Pada 1995, Pei diundang untuk merancang sebuah ekstensi untuk Deutsches Historisches Museum, atau Museum Sejarah Jerman di Berlin. Kembali ke tantangan East Building dari US National Gallery, Pei bekerja untuk memadukan modernis dengan struktur utama klasik. Ia mendeskripsikan tambahan silinder kaca sebagai sebuah "pemandu",[135] dan mengatapinya dengan atap kaca yang membolehkan sinar matahari masuk ke dalam. Pei kesulitan bekerjasama dengan para pejabat pemerintah Jerman pada proyek tersebut; kesepakatan utilitarian mereka berbenturan dengan semangatnya untuk aestetik. "Mereka anggap saya tak ada namun janggal", katanya.[136]

Pei juga pada waktu itu mengerjakan proyek untuk sebuah gerakan agama Jepang baru bernama Shinji Shumeikai. Ia bersepakat dengan pemimpin spiritual gerakan tersebut, Kaishu Koyama, yang memberikan arsitek tersebut dengan kehendak dan keputusannya untuk memberikannya kebebasan artistik yang signifikan. Salah satu bangunannya adalah menara lonceng, yang dirancang untuk mengingatkan pemakaian bachi saat memainkan alat-alat musik tradisional seperti shamisen. Pei tak familiar dengan keyakinan gerakan tersebut, namun mendalaminya dalam rangka mewakilkan beberapa hal penting di menara tersebut. Ia berkata: "Ini adalah pencarian untuk wadah ekspresi yang tidaklah teknikal."[137]

 
Terowongan Pei melewati gunung yang berujung ke Museum Miho sebagian terinspirasi oleh sebuah cerita dari penyair Tionghoa abad keempat Tao Yuanming.[138]

Pengalaman tersebut berharga bagi Pei, dan ia sepakat untuk bekerja lagi dengan grup tersebut. Proyek barunya adalah Museum Miho, untuk menyimpan koleksi Koyama dari artefak-artefak upacara minum teh. Pei mengunjungi situs di Prefektur Shiga, dan saat perbincangan mereka, Koyama didorong untuk memperbanyak koleksinya. Ia melakukan pencarian global dan mengumpulkan lebih dari 300 barang yang menampilkan sejarah Jalur Sutra.[139]

Satu tantangan besarnya adalah kesepakatan untuk museum tersebut. Tim Jepang mengusulkan jalan menaiki gunung, tak seperti kesepakatan untuk gedung NCAR di Colorado. Sebagai gantinya, Pei memerintahkan lubang memotong melewati gunung terdekat, yang menghubungkan jalan besar melalui sebuah jembatan yang dihimpun dari sembilan puluh enam kabel baja dan didukung oleh sebuah pos yang dihimpun di gunung tersebut. Museum itu sendiri dibangun di gunung tersebut, dengan 80 persen bangunan tersebut berada di bawah tanah.[140]

Saat merancang bagian luar, Pei meniru tradisi kuil-kuil Jepang, terutama kuil-kuil yang ditemukan di sekitaran Kyoto. Ia membuat sebuah wadah ruang yang dilapisi batu gamping Perancis dan diselimuti dengan atas kaca. Pei juga menghimpun detik dekoratif speisifik, termasuk sebuah bangku panjang di lobi halaman depan, yang diukir dari pohon keyaki berusia 350 tahun. Karena kekayaan Koyama, uang jarang dianggap sebuah rintangan; pada waktu penyelesaian, perkiraan biaya proyek tersebut sebesar US$350 juta.[141]

Pada dekade pertama 2000an, Pei merancang berbagai bangunan, termasuk Museum Suzhou di dekat kampung halamannya. Ia juga merancang Museum Seni Rupa Islam di Doha, Qatar atas permintaan keluarga Al-Thani. Meskipun awalnya direncanakan untuk jalan corniche di sepanjang Teluk Doha, Pei mendorong para koordinator proyek untuk membangun pulau baru untuk menyediakan ruang yang dibutuhkan. Ia kemudian menjalani enam bulan berkeliling kawasan tersebut dan mensurvei masjid-masjid di Spanyil, Suriah dan Tunisia. Ia secara khusus terkesan dengan kesederhanaan yang elegan dari Masjid Ibnu Tulun di Kairo.

Saat kembali, Pei berniat untuk memadukan unsur-unsur rancangan baru dengan aestetik klasik yang sebagian besar selaras dengan lokasi bangunan tersebut. Kotak persegi panjang berotasi menciptakan gerakan subtel, dengan jendela-jendela kecil di interval-interval reguler dalam bagian luar batu gamping. Para koordinator museum tersebut sepakat dengan proyek tersebut; situs web resminya menyebutnya "splendor sebenarnya yang tak tertutupi dalam sinar matahari" dan menampilkan "bentuk warna dan permainan bayangan membayar tribut kepada esensi arsitektur Islam".[142]

 
Pusat Sains Makau di Makau, dirancang oleh Pei Partnership Architects dalam asosiasi dengan I. M. Pei.

Pusat Sains Makau di Makau dirancang oleh Pei Partnership Architects dalam asosiasi dengan I. M. Pei. Proyek untuk membangun pusat sains tersebut dicanangkan pada 2001 dan pembangunannya dimulai pada 2006.[143] Pusat tersebut selesai pada 2009 dan dibuka oleh Presiden Tiongkok Hu Jintao.[144] Bagian utama bangunan tersebut adalah sebuah bentuk konikal khas dengan tempat jalan spiral an atrium besar di bagian dalam, mirip dengan Solomon R. Guggenheim Museum di New York. Galeri-galeri menghiasi tempat jalan tersebut, utamanya terdiri dari pameran interaktif yang ditujukan pada pendidikan sains. Bangunan tersebut berada di posisi berpengaruh dan sekarang menjadi markah tanah Makau.[144]

Gaya dan metode

Gaya Pei dideskripsikan sebagai modernis secara keseluruhan, dengan tema-tema kubis yang signifikan.[145] Ia dikenal karena memadukan unsur-unsur arsitektural tradisional dengan rancangan-rancangan progresif yang berdasarkan pada susunan geometrik sederhana. Seorang kritikus berkata: "Pei secara terapan dideskripsikan sebagai perpaduan esensi bentuk klasik dengan kehandalan metode kontemporer."[146] Pada 2000, biografer Carter Wiseman menyatakan bahwa Pei adalah "anggota paling khas dari generasi Modernis Akhir yang masih berpraktik".[147] Pada saat yang sama, Pei sendiri menolak dikotomi sederhana dari tren-tren arsitektural. Ia sampat berkata: "Pembicaraan soal modernisme versus pasca-modernisme kurang berpengaruh. Ini adalah masalah sampingan. Sebuah gaya bangunan individual yang dimajukan untuk dirancang dan dibangun tidaklah berpengaruh. Yang berpengaruh sebenarnya adalah masyarakat. Bagaimana ini mendampaki kehidupan?"[148]

Karya Pei diselebrasikan di seluruh dunia arsitektur. Koleganya John Portman sempat berkata: "Sesekali, aku suka beberapa hal seperti East Building."[149] Namun orisinalitas ini tak selalu mengirim pendapatan finansial yang besar; seperti yang Pei katakan kepada arsitek sukses tersebut: "Sesekali, aku suka membuat jenis uang yang kau lakukan."[149] Selain itu, konsep-konsepnya terlalu terindividualisasi dan tergantung pada konteks yang memberi kebangkitan pada aliran desain tertentu. Pei menyebut "persetujuan analitikal"nya sendiri saat menjelaskan kurangnya "Aliran Pei". "Bagiku," katanya, "kekhasan berpengaruh adalah antara kesepakatan bergaya dengan rancangan; dan kesepakatan analitikal memberi proses konsiderasi pada waktu, tempat dan keperluan ... Kesepakatan analitikalku mengharuskan pemahaman penuh dari tiga unsur esensial ... untuk datang pada keseimbangan ideal diantara mereka."[150]

Pada materi gaya pribadi dan metode negosiasi bisnisnya, Pei sempat berkata kepada seorang wartawan televisi saat sebuah wawancara tentang sebuah peristiwa yang terjadi dalam karirnya. Seorang klien menyatakan bahwa terdapat kurangnya nilai untuk rancangan tertentu, dan arsitek tersebut berkata "Namaku adalah I. M. Pei, bukan I am Not Pay (Aku Tidak Dibayar)." Dan harga dari pertanyaan klien tersebut pun terbayarkan.[151]

Penghargaan dan kehormatan

Dalam kata-kata biografernya, Pei memenangkan "setiap penghargaan dari konsekuensi apapun dalam seninya",[147] yang meliputi Arnold Brunner Award dari National Institute of Arts and Letters (1963), Gold Medal for Architecture dari American Academy of Arts and Letters (1979), AIA Gold Medal (1979), Praemium Imperiale for Architecture pertama dari Japan Art Association (1989), Lifetime Achievement Award dari Cooper-Hewitt, National Design Museum, Edward MacDowell Medal in the Arts tahun 1998,[152] dan Royal Gold Medal tahun 2010 dari Royal Institute of British Architects. Pada 1983, ia dianugerahi Penghargaan Pritzker, yang terkadang disebut Penghargaan Nobel dari arsitektur. Dalam kutipannya, juri berkata: "Ieoh Ming Pei telah memberikan abad ini beberapa bentuk-bentuk luar dan dalam ruangan paling indahnya ... Versatilitas dan keterampilannya dalam memakai bahan-bahan bertingkat puitis."[153] Penghargaan tersebut disertai dengan penghargaan US$100,000&nbsp, yang Pei pakai untuk memberikan beasiswa kepada para pelajar Tionghoa untuk belajar arsitektur di AS, dengan tujuan agar mereka dapat kembali ke Tiongkok untuk bekerja.[154] Dalam penganugerahan Henry C. Turner Prize tahun 2003 oleh National Building Museum, ketua badan museum Carolyn Brody memuji dampaknya pada inovasi pembangunan: "Rancangan-rancangan luar biasanya menantang para insinyur untuk memajukan solusi-solusi struktural inovatif, dan ekspektasi menonjolnya untuk kualitas pembangunan mendorong para kontraktor untuk mencapai standar-standar tinggi."[155] Pada Desember 1992, Pei dianugerahi Presidential Medal of Freedom oleh Presiden George H. W. Bush.[156]

Kehidupan pribadi

I. M. Pei menikahi Eileen Loo selama lebih dari tujuh puluh tahun, tetapi istrinya telah berpulang terlebih dahulu pada tanggal 20 Juni 2014.[157] Mereka dikaruniai tiga anak laki-laki, yaitu T'ing Chung (1946–2003),[158] Chien Chung (lahir 1946), dan Li Chung (lahir 1949), serta seorang putri yang bernama Liane (lahir 1960). T'ing Chung adalah seorang perancang kota dan juga merupakan lulusan MIT dan Harvard seperti ayahnya. Chieng Chung dan Li Chung merupakan lulusan Harvard Graduate School of Design, dan mendirikan dan mengelola Pei Partnership Architects. Liane berprofesi sebagai seorang pengacara.[159]

I. M. Pei merayakan hari ulang tahunnya yang ke-100 pada 26 April 2017.[160]

Referensi

Catatan
  1. ^ a b Biografi I.M. Pei Diarsipkan 18 Februari 2007 di Wayback Machine. – situs Pei Cobb Freed & Partners
  2. ^ a b Boehm, hlm. 18.
  3. ^ Wiseman, hlm. 29–30; Boehm, hlm. 17.
  4. ^ Wiseman, hlm. 31–32; Boehm, hlm. 25.
  5. ^ a b Wiseman, hlm. 31.
  6. ^ Quoted in Wiseman, hlm. 31.
  7. ^ a b Wiseman, hlm. 31–33.
  8. ^ Boehm, hlm. 22.
  9. ^ Boehm, hlm. 21.
  10. ^ Boehm, hlm. 25.
  11. ^ Boehm, hlm. 26.
  12. ^ Gonzalez, David. "About New York; A Chinese Oasis for the Soul on Staten Island". The New York Times. 28 November 1998. Diakses 17 Januari 2011.
  13. ^ Boehm, hlm. 33–34.
  14. ^ Wiseman, hlm. 33–34.
  15. ^ Wiseman, hlm. 34.
  16. ^ Boehm, hlm. 34.
  17. ^ Wiseman, hlm. 35.
  18. ^ Boehm, hlm. 36.
  19. ^ a b Boehm, hlm. 36; Wiseman, hlm. 36.
  20. ^ Boehm, hlm. 40.
  21. ^ Boehm, hlm. 40–41. Pei memakai istilah "propaganda", yang ia yakini bersifat netral; para penasihatnya tidak setuju.
  22. ^ Wiseman, hlm. 39; Boehm, hlm. 36–37.
  23. ^ Dikutip di von Boehm, hlm. 42; kata-kata yang agak berbeda dapat dilihat di Wiseman, hlm. 39: "Jika kamu tahu bagaimana caranya membangun bangunan, kamu tahu bagaimana menghancurkannya."
  24. ^ Boehm, hlm. 42.
  25. ^ Wiseman, hlm. 41–43; Boehm, hlm. 37–40.
  26. ^ a b Dikutip dalam Wiseman, hlm., 44.
  27. ^ Wiseman, hlm. 45.
  28. ^ Wiseman, hlm. 48–49.
  29. ^ Wiseman, hlm. 51.
  30. ^ Daftar poyek I. M. Pei di situs Pei Cobb Freed & Partners
  31. ^ Wiseman, hlm. 52.
  32. ^ Wiseman, hlm. 53–54.
  33. ^ Dikutip di Wiseman, hlm. 61.
  34. ^ Wiseman, hlm. 57–58.
  35. ^ a b Boehm, hlm. 52.
  36. ^ a b c Williams, 2005, hlm. 120; Moeller dan Weeks, 2006, hlm. 59.
  37. ^ Wiseman, hlm. 60–62.
  38. ^ Wiseman, hlm. 62–64.
  39. ^ Boehm, hlm. 51.
  40. ^ The Canadian Encyclopedia versi daring
  41. ^ Dikutip dalam Wiseman, hlm. 67.
  42. ^ Wiseman, hlm. 67.
  43. ^ Wiseman, hlm 66–68.
  44. ^ Dikutip di Wiseman, hlm. 69.
  45. ^ Wiseman, hlm. 69–71.
  46. ^ a b Boehm, hlm. 60.
  47. ^ Boehm, hlm. 59.
  48. ^ Wiseman, hlm. 75–76.
  49. ^ Wiseman, hlm. 80.
  50. ^ Dikutip di Wiseman, hlm. 79.
  51. ^ Wiseman, hlm. 73, 86, dan 90; Boehm, hlm. 61.
  52. ^ Wiseman, hlm. 94.
  53. ^ Wiseman, hlm. 91 dan 74.
  54. ^ History. 2009. New College of Florida. Diakses 12 November 2009.
  55. ^ Wiseman, hlm. 96–98.
  56. ^ Dikutip dalam Wiseman, hlm. 98.
  57. ^ Dikutip di Wiseman, hlm. 99.
  58. ^ Wiseman, hlm. 95 dan 100.
  59. ^ a b Boehm, hlm. 56.
  60. ^ Wiseman, hlm. 102–113.
  61. ^ Dikutip di Wiseman, hlm. 113.
  62. ^ Wiseman, hlm. 115–116.
  63. ^ Wiseman, hlm. 119.
  64. ^ "Pei Plan and Pei Model History". Diarsipkan 9 November 2010 di Wayback Machine. IM Pei Oklahoma City. Oklahoma Historical Society, et al. Diakses 15 Juni 2010.
  65. ^ "I. M. Pei's Tale of Two Cities". Diarsipkan 8 October 2011 di Wayback Machine. Documentary film. Urban Action Foundation. Daring di situs OKCHistory.com Diarsipkan 14 July 2011 di Wayback Machine.. Diakses 15 Juni 2010.
  66. ^ a b c d e f g Kasakove, Sophie (7 September 2016). "In Downtown Providence, A Forgotten Piece Of Architectural History". Rhode Island Public Radio. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Oktober 2016. Diakses tanggal 25 September 2017. 
  67. ^ Dikutip dalam Wiseman, hlm. 125.
  68. ^ Dikutip di Wiseman, hlm. 123.
  69. ^ Wiseman, hlm. 121–123.
  70. ^ Wiseman, hlm. 125.
  71. ^ Wiseman, hlm. 127–135.
  72. ^ Dikutip di Wiseman, hlm. 149.
  73. ^ Dikutip dalam Wiseman, hlm. 136.
  74. ^ Wiseman, hlm. 136–137.
  75. ^ Wiseman, hlm. 140 dan 145.
  76. ^ Wiseman, hlm. 147.
  77. ^ Wiseman, hlm. 145.
  78. ^ Dikutip dalam Wiseman, hlm. 150.
  79. ^ Wiseman, hlm. 149–150.
  80. ^ Dikutip dalam Wiseman, hlm. 153.
  81. ^ Quoted in Wiseman, p. 181.
  82. ^ Wiseman, pp. 155–161.
  83. ^ Wiseman, pp. 164–165.
  84. ^ Wiseman, pp. 179–180.
  85. ^ Boehm, p. 65.
  86. ^ a b c Quoted in Wiseman, p. 182.
  87. ^ Wiseman, pp. 177–178.
  88. ^ Boehm, p. 68.
  89. ^ Quoted in Wiseman, p. 183.
  90. ^ Leigh, Catesby (8 December 2009). "An Ultramodern Building Shows Signs of Age". The Wall Street Journal. 
  91. ^ Wiseman, p. 189.
  92. ^ Quoted in Wiseman, p. 193.
  93. ^ Quoted in Wiseman, p. 192; Wiseman, pp. 189–92.
  94. ^ Wiseman, pp. 192–193.
  95. ^ Wiseman, pp. 201–203.
  96. ^ Quoted in Wiseman, p. 205.
  97. ^ Wiseman, pp. 204–205.
  98. ^ Quoted in Wiseman, p. 211.
  99. ^ Quoted in Wiseman, p. 206.
  100. ^ Wiseman, pp. 206–207.
  101. ^ Wiseman, pp. 211–216.
  102. ^ Wiseman, pp. 222–224.
  103. ^ a b c Boehm, p. 84.
  104. ^ Wiseman, p. 233; Boehm, p. 77.
  105. ^ Wiseman, p. 234.
  106. ^ Wiseman, pp. 235–236.
  107. ^ Quoted in Wiseman, p. 240.
  108. ^ Wiseman, pp. 249–250.
  109. ^ a b Quoted in Wiseman, p. 249.
  110. ^ Boehm, p. 80.
  111. ^ Quoted in Wiseman, p. 250.
  112. ^ Wiseman, pp. 251–252.
  113. ^ Wiseman, p. 257.
  114. ^ Wiseman, pp. 255–259.
  115. ^ a b Quoted in Wiseman, p. 259.
  116. ^ Boehm, p. 90.
  117. ^ Ching, Francis; Jarxombek, Mark (2007). A Global History of Architecture. Prakash, Vikramaditya. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. hlm. 742. ISBN 0-471-26892-5. 
  118. ^ Goldberger, Paul (17 September 1989). "ARCHITECTURE VIEW; A Year of Years for the High Priest of Modernism". The New York Times. Diakses tanggal 4 January 2010. 
  119. ^ Wiseman, pp. 263–264.
  120. ^ Wiseman, p. 272.
  121. ^ Quoted in Wiseman, p. 267.
  122. ^ Wiseman, pp. 269–270.
  123. ^ Quoted in Wiseman, p. 272.
  124. ^ Wiseman, pp. 273–274.
  125. ^ Quoted in Wiseman, p. 286.
  126. ^ Quoted in Wiseman, p. 288.
  127. ^ Wiseman, pp. 286–287.
  128. ^ Wiseman, pp. 287–288.
  129. ^ Wiseman, pp. 289–291.
  130. ^ a b Quoted in Wiseman, p. 294.
  131. ^ a b c Quoted in Wiseman, p. 307.
  132. ^ Wiseman, pp. 303–306.
  133. ^ Quoted in Wiseman, p. 306.
  134. ^ Wiseman, pp. 311–313.
  135. ^ Quoted in Wiseman, p. 315.
  136. ^ Quoted in Wiseman, p. 316.
  137. ^ Quoted in Wiseman, p. 300.
  138. ^ Boehm, pp. 99–100.
  139. ^ Wiseman, pp. 317–319.
  140. ^ Wiseman, pp. 318–320.
  141. ^ Wiseman, pp. 320–322.
  142. ^ "The Architect: Introduction". Museum of Islamic Art. Retrieved on 26 December 2009.
  143. ^ Development & Construction Diarsipkan 19 November 2011 di Wayback Machine., Macao Science Center.
  144. ^ a b President Hu inaugurates Macao Science Center, People's Daily, 20 December 2009.
  145. ^ Wiseman, p. 11; Boehm, pp. 45–46.
  146. ^ Heyer, p. 309.
  147. ^ a b Wiseman, p. 323.
  148. ^ Quoted in Diamonstein, p. 145.
  149. ^ a b Quoted in Wiseman, p. 215.
  150. ^ Boehm, p. 113.
  151. ^ CBS '60 Minutes'
  152. ^ The MacDowell Colony
  153. ^ "Jury Citation". The Pritzker Architecture Prize. 1983. The Hyatt Foundation. Retrieved on 10 September 2014.
  154. ^ "I. M. Pei: Biography" Diarsipkan 18 February 2007 di Wayback Machine.. Pei Cobb Freed & Partners. Retrieved on 26 December 2009.
  155. ^ "I. M. Pei's Construction Innovation". Architecture Week. 2003-04-23. 
  156. ^ "Remarks on Presenting the Presidential Medals of Freedom". University of California, Santa Barbara. Diakses tanggal 26 April 2017. 
  157. ^ "Eileen L. Pei". The New York Times (courtesy of legacy.com). 25 June 2014. 
  158. ^ "Paid Notice: Deaths PEI, T'ING CHUNG". The New York Times. 2 February 2003. 
  159. ^ "Liane Pei and William F. Kracklauer, Lawyers in New York, Are Married". The New York Times. 16 September 1990. 
  160. ^ "Ieoh Ming Pei, the master architect behind Louvre pyramids, celebrates 100th birthday". The Daily Telegraph. 26 April 2017. Diakses tanggal 26 April 2017. 
Daftar pustaka
  • Diamonstein, Barbaralee. American Architecture Now. New York: Rizzoli, 1980. ISBN 0-8478-0329-5.
  • Heyer, Paul. Architects on Architecture: New Directions in America. New York: Van Nostrand Reinhold, 1993. ISBN 0-442-01751-0.
  • Boehm, Gero von. Conversations with I. M. Pei: Light is the Key. Munich: Prestel, 2000. ISBN 3-7913-2176-5.
  • Wiseman, Carter. I. M. Pei: A Profile in American Architecture. New York: H.N. Abrams, 2001. ISBN 0-8109-3477-9.
  • Lenci, Ruggero. I. M. Pei: teoremi spaziali. Turin, Testo & Immagine, 2004. ISBN 88-8382-143-2.
  • Williams, Paul Kelsey. Southwest Washington, D.C. Charleston, S.C.: Arcadia, 2005.
  • Moeller, Gerard M. and Weeks, Christopher. AIA Guide to the Architecture of Washington, D.C. Baltimore: Johns Hopkins University Press, 2006.

Pranala luar