Republik Tiongkok

中華民國
Zhōnghuá Mínguó (Mandarin)
Bendera Taiwan
Bendera
{{{coat_alt}}}
Lambang
Lokasi Taiwan
Lokasi Taiwan
Ibu kotaTaipei
Kota terbesarNew Taipei
25°00′40″N 121°26′45″E / 25.01111°N 121.44583°E / 25.01111; 121.44583
Bahasa resmiMandarin
Kelompok etnik
>95% Suku Han[1]
  70% Orang Hokkian
  14% Orang Hakka
  14% Waishengren[a]
2.3% Pribumi[b]
PemerintahanRepublik semi-presidensial
• Presiden
Tsai Ing-wen
Chen Chien-jen
William Lai
Legislatif立法院
Lìfǎ Yuàn
Pembentukan
10 Oktober 1911
1 Januari 1912
• Konstitusi saat ini
25 Desember 1947
• Mengungsi ke Taipei akibat Perang Saudara Tiongkok
Desember 1949
Luas
 - Total
36,193 km2 (134)
 - Perairan (%)
10,3
Populasi
 - Perkiraan 2015
23.468.748 (53)
647/km2 (17)
PDB (KKB)2014
 - Total
$1.078 triliun[2] (20)
$46.036[2] (19)
PDB (nominal)2014
 - Total
$529.597 miliar[2] (26)
$22.083[2] (32)
Gini (2007)33,4 (sedang)[3]
Error: Invalid Gini value
IPM (2013)Steady 0,882[4]
Error: Invalid HDI value · 21
Mata uangDolar Baru Taiwan (NT$)
(TWD)
Zona waktuWaktu Taiwan (CST)
(UTC+8)
Lajur kemudikanan
Kode telepon+886
Kode ISO 3166TW
Ranah Internet.tw dan .台灣
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Peta Republik Taiwan

Republik Tiongkok adalah sebuah negara yang sekarang ini mengelola sekelompok kepulauan yang terdiri atas Pulau Taiwan, Pescadores, Kinmen, dan Lienchiang. Sejak tahun 1912 sampai 1945, Republik Tiongkok hanya menguasai daratan utama Tiongkok, sedangkan Taiwan diduduki oleh Jepang. Sejak tahun 1945 sampai 1949, Republik Tiongkok menguasai daratan utama Tiongkok dan Taiwan. Istilah "Taiwan" seringkali digunakan sebagai sinonim dengan "wilayah bebas Republik Tiongkok", sedangkan istilah "Tiongkok" digunakan untuk Republik Rakyat Tiongkok atau daratan utama Tiongkok.

Republik Tiongkok didirikan pada tahun 1912 untuk menggantikan dinasti Qing, sekaligus mengakhiri lebih dari 2.000 tahun kekuasaan imperium di Tiongkok. Keujudannya di daratan utama Tiongkok berada dalam bayang-bayang panglima perang, bala tentara Jepang, dan perang saudara, yang berakhir pada tahun 1949 dengan kalahnya Partai Nasionalis Tiongkok (bahasa Tionghoa: Kuo Min Tang, disingkat "KMT") oleh Partai Komunis Tiongkok (bahasa Tionghoa: Chung Kuo Kung Chan Tang) dan terbuangnya KMT ke Pulau Taiwan. Di Pulau Taiwan, KMT menyatakan bahwa Taipei adalah ibukota sementara Republik Tiongkok dan terus menerus mendaku dirinya sebagai satu-satunya pemerintah Tiongkok yang sah, termasuk wilayah yang kini menjadi Mongolia. Pada waktu yang bersamaan, Komunis memproklamasi Republik Rakyat Tiongkok dan mendaku bahwa mereka mewarisi Republik Tiongkok di seluruh wilayah Tiongkok dan bahwa pemerintah Republik Tiongkok di Taiwan tidaklah sah. Sejak didirikannya hingga permulaan dasawarsa 1990-an, pemerintah Republik Tiongkok senantiasa bersinonim dengan KMT, sebuah partai revolusioner pendiri Republik Tiongkok dan berkuasa atasnya sebagai partai penguasa otoriter Republik Tiongkok. Meskipun demikian, seiring bergulirnya liberalisasi pada penghujung dasawarsa 1980-an, sistem negara berubah menjadi demokrasi multipartai.

Status politik Taiwan terus menerus menjadi sumber kontroversi. Kendati Republik Tiongkok tidak lagi memaksakan kuasa militernya terhadap daratan utama Tiongkok dan Mongolia, Republik Tiongkok tidak pernah menyerahkan kedaulatan atasnya, dan batas-batas negara tidak pernah ditentukan secara resmi. Republik Taiwan adalah anggota pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB); tetapi pada tahun 1971, kedudukannya di PBB diambilalih oleh Republik Rakyat Tiongkok. Memahami bahwa Republik Rakyat Tiongkok berdaulat atas Taiwan, status diplomatik Republik Tiongkok sejak dasawarsa 1970-an tersisih oleh Kebijakan Satu Tiongkok dan para pejuang ulung diplomatik Republik Rakyat Tiongkok yang lebih besar dan lebih penting secara ekonomi. Sebagian besar negara-negara di dunia telah mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari Republik Tiongkok kepada Republik Rakyat Tiongkok pada dasawarsa 1970-an; Republik Tiongkok kini secara resmi diakui oleh 25 negara, walaupun Republik Tiongkok memelihara hubungan tidak resmi dengan sebagian besar kuasa terkemuka.

Geografi

Di sekitaran Pulau Taiwan terdapat Laut Tiongkok Timur di utara, Laut Filipina di timur, dan Laut Tiongkok Selatan di selatan.

Pulau Taiwan membujur pada arah timurlaut-baratdaya, dan sejajar dengan garis bujur yang lebih panjang, terdapat gunung Chung-yang Shan-mo, yang melingkupi sebagian besar wilayah pedalaman (puncak tertingginya adalah Yü shan, 3.997 m). Di kemiringan bagian barat, berbeda dengan kemiringan bagian timur, cenderung lebih melandai ke arah laut, sehingga sebagian besar penduduk memusat di pesisir barat.

Luas daratan sekitar 36.200 km². Jarak terjauh utara-selatan adalah sekitar 400 kilometer dan timur-barat adalah sekitar 145 kilometer. Dari utara ke selatan terbujur perbukitan dengan puncak tertinggi mencapai 4.000 meter. Semakin barat, pegunungan melandai dan berakhir di dataran rendah yang cocok untuk pertanian. Di sinilah sebagian besar kota berada dan kegiatan ekonomi terkonsentrasi. Semakin timur, pegunungan semakin curam dan berakhir tiba-tiba di Samudra Pasifik. Karena karakternya yang bergunung-gunung, 58% daratan negara ditutupi hutan. Sekitar 20% dari daratan negara ini cocok untuk lahan pertanian.

Wilayah

Pulau[5] Taiwan adalah pulau terbesar yang dikuasai oleh Republik Tiongkok. Sebagian besar tempat di Pulau Taiwan disebut "Provinsi Taiwan" oleh pemerintah Republik Tiongkok untuk urusan resmi, kecuali dua kota terbesar Taipei dan Kaohsiung. Di barat Pulau Taiwan, terdapat tiga kepulauan kecil yang juga dikuasai oleh Republik Tiongkok. Mereka adalah:

  • Pescadores (Penghu, 澎湖列島): Mereka juga bagian dari Provinsi Taiwan.
  • Quemoy (Kinmen, 金門): Bagian dari provinsi Fujian, disebut Kabupaten Kinmen (金門縣).
  • Matsu (馬祖列島): kabupaten terkecil, disebut Kabupaten Lienchiang (連江縣), juga bagian dari Provinsi Fujian
  • Kepulauan Diaoyutai: Kepulauan Diaoyutai (釣魚臺列嶼|Diàoyútái Lièyû) adalah sekelompok pulau yang tidak berpenghuni yang didaku oleh Republik Tiongkok, tetapi juga didaku oleh Jepang dan Republik Rakyat Tiongkok. Dalam bahasa Jepang, kepulauan ini disebut Kepulauan Senkaku (尖閣諸島, Senkaku Shotō?). Kini kepulauan ini dikuasai oleh Jepang.
  • Kepulauan Pratas, disebut juga Kepulauan Dong-Sha (東沙羣島), terdiri dari tiga pulau di timurlaut Laut Tiongkok Selatan, 340 km tenggara Hong Kong.
  • Taiping (Tionghoa Tradisional: 太平島|Tàipíng), juga dikenal sebagai Itu Aba, adalah yang terbesar dari Kepulauan Nansha (Kepulauan Spratly) di Laut Tiongkok Selatan.

Republik Tiongkok sebelumnya pernah menguasai daratan utama Tiongkok. Kini daratan utama Tiongkok dikelola oleh Partai Komunis Tiongkok. Tetapi, Republik Tiongkok masih mendaku daratan utama Tiongkok sebagai wilayah resminya. Republik Tiongkok juga pernah menguasai Mongolia.

 
Ini adalah wilayah Republik Tiongkok antara tahun 1912 sampai tahun 1949.

Pulau

Di baratlaut, Republik Tiongkok berbatasan dengan Laut Tiongkok Timur, di baratdaya berbatasan dengan Laut Tiongkok Selatan. Republik Tiongkok terdiri dari pulau utama dengan ibukota Taipei dan beberapa pulau kecil. Pulau-pulau yang kecil ini kurang dari 1% dari keseluruhan luas daratan Republik Tiongkok. Bandar udara internasional terletak di Taoyuan, di dekat Taipei. Semua kota besar dan semua kampung ada di pulau utama, kecuali satu.

Terdapat pulau-pulau lain

Pulau terbesar di sisi barat adalah Pescadores, dengan satu-satunya kota yang tidak berlokasi di pulau utama, Magong. Pulau terbesar di sisi timur adalah Lan Yu.

Pulau Matsu dan Kinmen (Quemoy) justru lebih dekat dengan Republik Rakyat Tiongkok. Di antara Pulau Matsu dan Quemoy terdapat Pulau Wuqiu.

Selat

Taiwan terletak di antara empat selat/teluk/laut pedalaman:

  • Selat Taiwan (antara Laut Tiongkok Timur dan Laut Tiongkok Selatan),
  • Penghu Shuidao (antara pulau utama dan 6 pulau barat),
  • Nian Wan (sebuah teluk kecil di puncak selatan, ada 2 teluk (termasuk Oluan Pi), di antara kedua tanjung itu ada teluk),
  • Selat Luzon (selatan Nan Wan).

Di timur Taiwan terdapat Samudera Pasifik. Di pulau utama juga terdapat satu-satunya jalan raya utama, lima gunung paling terkenal di Taiwan, dan bandar udara internasional.

Sungai

Karena tingginya curah hujan, negara ini memiliki banyak sungai. Sungai-sungai ini tidak cocok untuk transportasi, tetapi berperan bagi ketersediaan listrik nasional. Sungai-sungai penting di antaranya:

Gunung

Lima gunung tertinggi dan paling terkenal di Taiwan:

  1. Yushan
  2. Xueshan
  3. Guanshan
  4. Nanhushan
  5. Qixingshan

Tanjung

Empat tanjung terbesar di Taiwan:

Taman nasional

 
Terowongan Kelok Sembilan, Jurang Taroko

Negara ini memiliki enam taman nasional. Salah satu yang paling terkenal adalah Taman Nasional Taroko, terilhami dari nama Suku Taroko, atau Suku Truku. Nama Taroko berarti cantik dan penuh keindahan. Menurut tradisi, dahulu kala seorang anggota Suku Truku berjalan ke tepi jurang, dan ketika dia melihat keindahan Samudera Pasifik, dia berteriak "Tarokko!" Ngarai dan lingkungan sekitarnya dikenal sebagai sumber marmer yang belum pernah habis, yang terbentuk selama jutaan tahun karena tekanan gerakan tektonik Lempeng Eurasia dan Lempeng Filipina. Endapan di dasar laut pada mulanya terkompresi menjadi batu gamping dan kemudian terkompresi lagi menjadi marmer. Seiring waktu, dasar laut terdesak ke atas dan muncullah menjadi pulau Taiwan. Pulau ini masih naik 0,5 cm per tahun. Jurang itu terbentuk akibat erosi oleh Sungai Liwu. Selain marmer, terdapat juga Gunung Giok di taman nasional ini. Giok yang ditambang di sini adalah satu-satunya yang ada di Taiwan.

Iklim

Pulau ini terletak di dekat garis balik utara. Iklimnya tropis dan suhu tahunan rata-rata sekitar 22 derajat celcius.[6] Di utara, hujan paling deras antara Januari dan Maret, karena muson timur laut. Di Taipei, rata-rata 2.400 mm curah hujan per tahun jatuh antara 2003 dan 2012,[7] itu sekitar tiga kali lebih banyak daripada di Belanda. Selama musim panas, yang berlangsung dari Juni hingga September, suhu dan kelembapannya tinggi. Di bagian tengah dan selatan pulau, pengaruh muson lebih sedikit. Antara bulan Juli dan Oktober terjadi siklon tropis di seluruh pulau. Tidak ada salju, kecuali di pegunungan.

Pembagian administratif

 

Terdapat pembagian administratif dengan jenis dan tingkatan yang berbeda.

157 kecamatan (區 qū), 17 kota-yang-dikelola-pusat (縣轄市 xiànxiáshì), 41 kawasan perkotaan (鎮 zhèn), dan 153 kawasan perdesaan (鄉 xiāng) menduduki tingkatan ketiga. Kecamatan berada di bawah kota istimewa atau kota provinsi; sedangkan kota-yang-dikelola-pusat, kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan berada di bawah kabupaten.

Desa (里 lǐ atau 村 cūn) menduduki tingkatan keempat; sedangkan lingkungan (鄰 lín) menduduki tingkatan kelima.

Sejarah

 
Peta Formosa sekitar tahun 1640, karya Johannes Vingboons

Taiwan kira-kira 4.000 SM sampai permulaan abad ke-17 hanya dihuni oleh populasi Austronesia. Pada tahun 1583, Portugis sebagai bangsa Eropa pertama, berhasil mencapai pulau ini, dan menyebutnya sebagai "Ilha Formosa" (pulau yang indah); sebelumnya disebut sebagai Tapanga oleh penduduk setempat. Setelah kekalahan Belanda dan Spanyol, terdapat imigran dari daratan utama Tiongkok yang mewakili mayoritas penduduk.

Pada tahun 1624 Perusahaan Hindia Timur Belanda, dalam bahasa Belanda: Vereenigde Oostindische Compagnie, disingkat VOC, berlabuh dan menempatkan dirinya di Taiwan, karena dilarang di daratan utama Tiongkok (ketika itu disebut Cathay). Dewan di Formosa Belanda diselenggarakan dari sebuah benteng yang disebut Benteng Zeelandia di kota Tainan. Pulau itu tidak diduduki, tetapi ada kerja sama dengan para kepala kampung setempat. VOC mengatur pendidikan, yang dengannya orang-orang pribumi dikristenkan. Perkebunan tebu ditata.

Masyarakat pribumi terkait dengan orang Filipina. Karena keberhasilan ekonomi VOC dalam perdagangan gula tebu, semakin banyak migran Cina menetap di sana sejak 1635 dan seterusnya. Pada kira-kira tahun 1645 perang saudara meletus di daratan utama Tiongkok, ketika itulah dinasti Ming diusir oleh dinasti Qing, sepasukan besar pemimpin pemberontak Zheng Chenggong alias Koxinga pergi ke pulau Taiwan dan bergabung dengan VOC. Sampai tahun 1683 keturunan Koxinga memerintah pulau itu sebagai Kerajaan Dongning. Pada tahun itu dinasti Qing menaklukkan pulau Taiwan dan menjadi bagian administratif dari provinsi Fujian di Tiongkok.

Pengelolaan Taiwan dipisahkan dari provinsi Fujian pada tahun 1885 dan sejak saat itu membentuk provinsi sendiri: provinsi Taiwan. Bagaimanapun, pada tahun 1895, Cina harus menyerahkan seluruh provinsi Taiwan kepada Kekaisaran Jepang berdasarkan perjanjian Shimonoseki. Di Taiwan, penentang perjanjian itu memproklamasi Republik Formosa, yang bertujuan untuk mengalahkan Jepang dan untuk berhubungan kembali dengan kekaisaran Tiongkok. Karena bantuan dari daratan utama Tiongkok gagal terwujud, pemberontakan gagal dan Taiwan dikuasai Jepang selama 50 (lima puluh) tahun, sampai Jepang harus mengembalikan pulau itu ke Tiongkok sebagai akibat kekalahannya pada Perang Tiongkok-Jepang Kedua.

Hingga akhir Perang Dunia Kedua, Taiwan secara internasional disebut sebagai Formosa dan merupakan jajahan Jepang. Pada tahun 1945, Taiwan diserahkan ke Republik Tiongkok. Taiwan tidak diakui sebagai negara merdeka oleh Partai Komunis Tiongkok/Republik Rakyat Tiongkok dan pemerintah komunis menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya. Di bawah tekanan diplomatik dan ekonomi yang berat dari Republik Rakyat Tiongkok, semakin banyak negara harus membatalkan hubungan diplomatik mereka dengan Republik Tiongkok. Di atas dasar prinsip satu Tiongkok, pemerintah Republik Rakyat Tiongkok tidak mengizinkan negara lain untuk memelihara hubungan dengan Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Tiongkok sekaligus secara bersamaan. Belanda dan Belgia juga tidak mengakui pemerintah di Taipei.

Republik Tiongkok secara resmi tidak diakui oleh mayoritas masyarakat internasional, tetapi mayoritas negara di dunia mempertahankan hubungan ekonomi dan budaya yang terpisah dengan pulau itu, sering kali melalui apa yang disebut kedutaan. Namun, 17 negara (16 anggota PBB dan Kota Vatikan) telah secara resmi mengakui Republik Tiongkok sebagai satu-satunya pemerintah yang sah di pulau itu. Akibatnya, negara-negara ini tidak memiliki hubungan resmi dengan Republik Rakyat Tiongkok (Komunis) yang berbasis di Beijing. Kota Vatikan adalah sekutu diplomatik Republik Tiongkok paling masyhur. Tujuh belas negara yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Secara formal, pemerintah Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Tiongkok tidak memiliki hubungan selama beberapa dasawarsa. Konsultasi berjalan di jalur organisasi non-pemerintah dan kemudian di tingkat resmi. Pada hari Selasa, 11 Februari 2014, menteri Taiwan untuk daratan utama Tiongkok, Wang Yu-chi bertemu dengan Zhang Zhijun, wakil menteri luar negeri Tiongkok dan bertanggung jawab untuk urusan Taiwan; pertemuan pertama antarperwakilan pemerintah dalam 65 tahun terakhir.[8]

Taiwan diduduki pada paro pertama abad ke-17 oleh para pendatang dari Fujian, diantaranya ada banyak pendukung Dinasti Ming yang melarikan diri dari kekuasaan kaisar baru Dinasti Qing. Pada 1683, Dinasti Qing secara resmi mencaplok Taiwan, dan kemudian menjadi bagian dari Kekaisaran Tiongkok. Setelah Perang Tiongkok-Jepang Pertama, pada tahun 1895, Jepang menguasai Taiwan, dan menjadikannya koloni selama 50 tahun.

Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, yaitu pada akhir Perang Pasifik tahun 1945, Taiwan dikembalikan ke Tiongkok.

Kaum Nasionalis, yang dipimpin oleh Sun Yat-sen, menggulingkan Dinasti Qing yang dipegang oleh Suku Manchu, kemudian mereka mendirikan Republik Tiongkok dan mengakhiri Kekuasaan Dinasti yang bercorak kekaisaran pada akhir tahun 1911. Republik Tiongkok pada waktu itu memiliki daratan utama Tiongkok dan semua wilayah yang kini disebut Mongolia.

Kekuatan Partai Nasionalis Tiongkok, Kuomintang, dipimpin oleh Chiang Kai-Shek dan 1,5 juta orang pengikutnya berlindung di Pulau Taiwan pada tahun 1949, setelah kekalahannya dalam perang saudara dari pihak Komunis. Setelah pecahnya Perang Korea, di mana pemerintah komunis Republik Rakyat Tiongkok menyelamatkan diri dari jatuhnya Korea Utara, Amerika Serikat memberikan bantuan militer dan politik kepada Kuomintang. Sampai tahun 1971 pemerintah di Taiwan mewakili Tiongkok di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tumbuhnya ekonomi dan pengaruh politik Republik Rakyat Tiongkok, dan persyaratannya untuk membina hubungan diplomatik dengan cara mengakhiri segala hubungan resmi dengan Taiwan telah menaikkan posisi politik Republik Rakyat Tiongkok, tetapi tidak mampu mengucilkan ekonomi Taiwan yang menjadi salah satu negara termaju di Asia.

Provinsi Taiwan dan beberapa pulau kecil dibangun dengan sangat baik, dengan pusat pemerintahan di Taipei, berhadapan dengan Republik Rakyat Tiongkok di daratan utama. Kuomintang, partai negara, menguasai pulau itu secara otoriter selama empat dasawarsa. Baru pada tahun 1986-1987, Kuomintang menghentikan perang dan membolehkan kegiatan partai politik oposisi, dan setahun kemudian keadaan darurat diberlakukan setelah sebelumnya terjadi pada tahun 1949.

Republik Tiongkok merasa memiliki hak untuk mewakili Tiongkok yang demokratis. Sementara itu, Komunis di Beijing juga menghimbau Tiongkok untuk tetap gigih, meskipun masih harus mengabaikan Taiwan dan penduduk pulau kecil lainnya.

Pada pemilihan presiden tahun 2000, calon dari pihak opisisi, Partai Progresif Demokratik, Chen Shui-bian terpilih, yang mengupayakan proklamasi kemerdekaan penuh Taiwan dari Tiongkok.

Politik

Setelah Republik Tiongkok memindahkan basis kekuasaannya ke Taiwan, Republik Tiongkok berharap bahwa suatu saat mereka akan menaklukkan daratan utama Tiongkok. Tetapi kaum Komunis Tiongkok semakin menguat, sehingga kaum Nasionalis Tiongkok tidak pernah pulang kembali. Kaum Komunis mendaku bahwa mereka telah menggantikan Republik Tiongkok sebagai satu-satunya pemerintah Tiongkok dan juga menganggap Taiwan sebagai miliknya.

Terdapat orang di Taiwan yang tidak pernah mau menjadi bagian dari Republik Rakyat Tiongkok. Mereka percaya akan kemerdekaan Taiwan sepenuhnya dan ingin mengubah nama Republik Tiongkok menjadi "Republik Taiwan", sehingga Taiwan tidak lagi memiliki hubungan leluhur dengan Tiongkok ataupun kebudayaan Tiongkok. Beberapa orang lainnya ingin bergabung dengan Republik Rakyat Tiongkok; mereka ingin penyatuan kembali Tiongkok. Beberapa orang lagi ingin menyerang Republik Rakyat Tiongkok dan menggabungkan kembali Tiongkok di bawah naungan Republik Tiongkok. Beberapa orang lainnya ingin tetap berada dalam status quo, yang berarti membiarkan segala sesuatunya seperti sekarang ini.

Penduduk

 
Kepadatan populasi per wilayah (akhir tahun 2011)

Sebagian besar penduduk terdiri dari Suku Han, sebagian besar keturunan para pemukim pertama dari Fujian selatan dan utara Guangdong, yang berbicara dalam bahasa Tionghoa, dialek Hokkien dan Hakka. Sekitar 15% dari penduduk adalah pendukung Kuomintang dari seluruh bagian Tiongkok yang tiba setelah tahun 1945, dan yang terutama berbahasa Mandarin. Orang-orang tua yang tinggal di Taiwan sebelum pendudukan Tiongkok mencapai sekitar 2% dan hidup terutama di wilayah pegunungan.

Penduduk asli Taiwan adalah berbagai suku Austronesia. Penduduk asli Taiwan ini tidak terkait dengan orang Tionghoa, melainkan terkait dengan sebagian besar penduduk Filipina dan pulau-pulau lain di sekitarnya.

Klaim asing pertama di wilayah itu adalah milik Belanda. Selama sekitar 30 tahun negara ini berada di bawah kekuasaan Belanda yang dipusatkan dari Benteng Zeelandia yang masih ada di kota Anping (Tainan). Setelah jenderal pemberontak Tiongkok Koxinga (Zheng Chenggong) mengusir Belanda dari pulau itu pada pertengahan abad ke-17 untuk menetap di sana di luar kekuasaan kaisar Tiongkok, imigran datang dari daratan utama Tiongkok, terutama dari Fujian. Kelompok populasi besar lainnya adalah Hakka. Awalnya, hanya pria yang diizinkan beremigrasi ke Taiwan, di mana banyak pria menikahi pribumi setelah tiba. Mayoritas penduduk asli berasimilasi dengan para imigran yang datang lebih akhir.

Gelombang imigrasi besar terakhir adalah pada tahun 1949, ketika sekitar 700.000 perwakilan elit Tiongkok serta sekitar 800.000 tentara nasionalis yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek melarikan diri dari tentara komunis Mao Zedong ke Taiwan. Mereka membentuk 20% dari populasi yang pada waktu itu sedikit, tetapi sepenuhnya mengendalikan bidang politik dan ekonomi. Orang-orang daratan ini masih disebut waishengren, "orang-orang dari provinsi lain". Bersama dengan Hakka, Minnan dan penduduk asli Taiwan, mereka membentuk salah satu dari empat kelompok besar di Taiwan.

Pada tahun 2012, negara itu memiliki 23,2 juta penduduk, hampir seimbang antara pria dan wanita.[9] Pada tahun 1983 ada 18,8 juta penduduk, tetapi ada 8% lebih banyak pria daripada wanita.[9] Pertumbuhan populasi tahunan rendah, dalam lima tahun terakhir hingga 2012 ini rata-rata sekitar 0,3% dan terutama disebabkan oleh rendahnya jumlah kelahiran. Negara ini semakin tua dan median usia telah meningkat dari 24,0 tahun pada tahun 1982 menjadi 38,4 tahun pada tahun 2012.[10] Dasar dari piramida penduduk telah menyempit dalam tiga dekade ini, jumlah penduduk antara 0 sampai 14 tahun telah berkurang setengahnya menjadi 14,6% dari total sedangkan jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas telah berlipat ganda menjadi 11,2%.[10] Kepadatan penduduk negara ini adalah 644 orang/km² pada tahun 2012.[9] Harapan hidup rata-rata adalah 76 tahun (pada 2012).[11]

Perkotaan

 
Taipei

Hampir tiga perempat populasi menetap di kota-kota besar berpenduduk lebih dari 150.000 jiwa. Pada tahun 2012 adalah 72,7%; sedangkan 23,1% lainnya menetap di daerah-daerah berpenduduk 20.000 sampai 150.000 jiwa. Pada tahun 1983, 95% penduduk juga tinggal di daerah-daerah berpenduduk lebih dari 20.000 jiwa.[12]

Kota-kota berpenduduk lebih dari 100.000 jiwa adalah: ibu kota Taipei, Kaohsiung, Xindian, Xinzhuang, Zhongli, Hsinchu, Hualian, Taichung, Zhanghua, Jiayi, Tainan, Kaohsiung, Pingdong dan Taitung.

Beberapa kota berpenduduk 25.000 sampai 100.000 jiwa: Danshui, Han, Luodong, Zhutung, Zhunan, Miaoli, Dongshi, Buli, Nantou, Yuanlin, Lugang, Xiluo, Douliu, Huwei, Beigang, Qishan, Kangshan, Magong (di pulau Pescadores).

Beberapa kota dan desa berpenduduk kurang dari 25.000 jiwa: Dajia, Fengyuan, Xihu, Erlin, Dounan, Pozi, Xuejia, Madou, Jiali, Xinhua.

Agama

Statistik pemerintah untuk tahun 2009 menunjukkan bahwa seluruh pulau Taiwan memiliki 14.993 bangunan keagamaan dengan populasi 23 juta penduduk, atau satu bangunan keagamaan per 1.500 penduduk. Mayoritas bangunan keagamaan adalah kuil Tao sebanyak 9.202 (78,4% dari total jumlah bangunan keagamaan). Ada juga 2.291 kuil Buddha (19,5%) dan di tempat ketiga kuil Ikuanisme (1,7%). Mengenai gereja, ada tiga kali lebih banyak gereja Protestan daripada gereja Katolik Roma. Gereja-gereja terutama di Taipei, Hualien dan Taitung.

Sebagian besar bangunan keagamaan ada di Tainan (1.245). Di tempat kedua dan ketiga adalah Kaohsiung (1.142) dan Pingtung (1.068). Sebagian besar bangunan keagamaan di ketiga kota ini adalah Tao dan Buddha.[13]

Bahasa

Bahasa resmi Taiwan adalah bahasa Mandarin, di Taiwan disebut "Guoyu" ("bahasa nasional"). Sebelum Kuomintang datang ke Taiwan, penduduk lebih banyak menggunakan bahasa Jepang dan bahasa Taiwan (yang merupakan cabang dari bahasa Hokkien dan ranting dari bahasa Min Selatan); dialek bahasa Tionghoa ini berasal dari Fujian. Orang-orang Kuomintang datang dari daratan utama Tiongkok dan tidak mengerti bahasa Taiwan, dan memutuskan bahwa sejak saat itu bahasa Mandarin resmi digunakan. Kini, hampir semua orang di Taiwan mampu berbahasa Mandarin, meskipun mayoritas menggunakan bahasa Taiwan sebagai bahasa ibu mereka.

Sebagian besar orang Taiwan mampu berbicara dalam bahasa Mandarin Baku, singkatnya bahasa Mandarin, dan dialek lokal lainnya seperti bahasa Min Selatan (bahasa Taiwan) atau bahasa Hakka. Selain bahasa Mandarin dan Taiwan, bahasa Hakka Taiwan juga diucapkan di gugusan pulau di sekitar Pulau Taiwan. Selain itu, sejumlah kecil bahasa dari rumpun bahasa Austronesia dituturkan oleh minoritas pribumi. Hingga tahun 2004, bahasa Austronesia di Taiwan disebut bahasa Formosa (cabang dari bahasa Austronesia) (kecuali bahasa Yami), tetapi kini rumpun itu tidak lagi terdiri dari 23, melainkan tersisa dua bahasa. 21 bahasa lainnya telah diberikan status cabang terpisah dalam bahasa Austronesia, dimana dalam setiap grup terdapat satu hingga lima bahasa. Bahasa Yami adalah satu-satunya anggota rumpun bahasa Melayu-Polinesia yang ada di Taiwan, dan bahasa ini dituturkan oleh 3.000 orang di sebuah kepulauan kecil antara Taiwan dan Filipina. Dengan demikian ia juga menjadi salah satu bahasa di Filipina bagian utara.

Bahasa Kanton atau lebih umumnya bahasa Yue yang dipertuturkan di beberapa bagian Tiongkok selatan (misalnya, Provinsi Guangdong, Hong Kong dan Makau), tidaklah dipertuturkan di Taiwan. Sebagian kecil pribumi Taiwan berbicara dalam bahasa-bahasa pribumi, tetapi Tionghoa lainnya memperlakukan mereka secara buruk, dan banyak pribumi dan bahasa-bahasanya berjuang untuk tetap bertahan. Beberapa orang Taiwan yang tua-tua yang bersekolah ketika negara ini dijajah Jepang mampu berbicara dalam bahasa Jepang.

Setelah pemerintah Nasionalis mengungsi dari daratan utama Tiongkok pada tahun 1949, mereka membawa serta bahasa mereka, yaitu bahasa Mandarin, dan menjadikannya sebagai satu-satunya bahasa resmi. Kemudian setiap orang di Republik Tiongkok harus belajar bahasa Mandarin. Tetapi, berbeda dengan orang di daratan utama Tiongkok, orang Taiwan tidak pernah menggunakan aksara Han sederhana, sehingga mereka selalu menggunakan aksara Han tradisional. Pada masa lalu, para siswa dilarang menggunakan bahasa ibu di sekolah dan mereka diperintahkan untuk hanya menggunakan bahasa Mandarin. Bahasa Taiwan, Hakka, dan bahasa-bahasa daerah dipandang buruk sampai dasawarsa 1990-an, ketika pendidikan dalam bahasa-bahasa tersebut mulai diajarkan di beberapa sistem sekolah. Bahasa-bahasa itu digalakkan, tetapi ketika itu banyak orang muda hanya mampu berbicara dalam bahasa Mandarin.

Alih aksara (romanisasi) tulisan Guoyu pernah menjadi masalah selama beberapa waktu. Daratan utama Tiongkok telah menggunakan Hanyu Pinyin sejak dasawarsa 1950-an ("Peking" saat ini ditulis sebagai "Beijing"; dan "Kuomintang" sebagai "Guomindang"). Bagaimanapun, kata "Taiwan" mengikuti sistem transkripsi Wade-Giles lama, yang sebelumnya juga digunakan di daratan utama Tiongkok. Karena sistem Wade-Giles memiliki keterbatasan yang signifikan, terutama berkaitan dengan nada dan hembusan yang diinginkan, maka dicarilah alternatif. Kuomintang memilih Hanyu Pinyin, Partai Rakyat Demokrat memilih sistemnya sendiri, Tongyong Pinyin. Setelah kemenangan pemilihan Kuomintang pada tahun 2008, Hanyu Pinyin menjadi satu-satunya sistem resmi di Republik Tiongkok pada tahun 2009.

Transkripsi resmi di Taiwan sekarang adalah Hanyu Pinyin, sama seperti di daratan utama Tiongkok. Meskipun demikian, tidak seperti daratan utama, orang Taiwan memilih transkripsi nama mereka sendiri: itulah mengapa sebagian besar orang Taiwan dikenal dengan nama mereka dalam transkripsi Wade-Giles. Ini juga berlaku untuk politisi Kuomintang seperti Ma Ying-jeou (bukan Ma Yingjiu). Nama tempat sering dalam transkripsi Pinyin (misalnya Zhubei), tetapi kota yang paling penting sering masih dalam transkripsi Wade-Giles (misalnya Taipei, bukan Taibei). Karena sedikit orang yang tahu bagaimana kedua sistem bekerja dengan tepat, sering terdapat campur aduk berbagai transkripsi untuk tempat yang sama.

Taiwan juga memiliki alfabet sendiri: zhuyin, juga disebut bopomofo, diambil dari bunyi empat huruf pertamanya. Dengan sistem transkripsi ini, yang sebelumnya juga digunakan di daratan utama, anak-anak belajar membaca dan menulis di sekolah. Pinyin juga digunakan untuk ini di daratan utama. Karena alasan ini, semua orang Tionghoa di daratan utama mengetahui Pinyin, sementara sebagian besar orang Taiwan tidak tahu bagaimana Pinyin bekerja, juga tidak tahu cara kerja Wade-Giles.

Ekonomi

Sejarah ekonomi modern Taiwan dimulai pada tahun 1895 ketika pulau itu dikuasai Jepang. Jepang melihat sebagian besar masyarakat pertanian di Taiwan yang mengandalkan padi dan tebu sebagai tanaman yang paling penting.[14] Dengan diperkenalkannya kadaster, kepemilikan tanah mulai ditertibkan. Selain itu, investasi dilakukan dalam bentuk pelatihan petani dan pengenalan teknik pertanian baru, sehingga produksi dan pendapatan petani meningkat tajam. Antara tahun 1905 sampai 1909, produktivitas per hektare Taiwan adalah sekitar setengahnya produktivitas per hektare Jepang, tetapi pada tahun 1935-1939 meningkat sebanyak 80%.[14] Pada dasawarsa 1930-an, industri muncul untuk memasok bahan baku dan bahan untuk industri perang Jepang. Selain itu, pabrik juga dibangun untuk memenuhi kebutuhan Taiwan sendiri dan negara memasuki fase pembangunan ekonomi substitusi impor yang berlangsung hingga dasawarsa 1960-an pada abad ke-20.[14]

Pada abad ke-20, ekonomi Taiwan mengalami pertumbuhan yang pesat. Pada awal abad ke-21, dua per tiga dari pendapatan domestik bruto (PDB) bersumber dari sektor jasa, dan cabang utama industri adalah produksi alat-alat teknologi informasi dan produk-produk canggih lainnya. PDB pada tahun 2004 adalah sebesar 25.300 dollar Amerika Serikat per kapita, diukur menurut keseimbangan daya beli.

Setelah perang, banyak orang Tionghoa melarikan diri dari daratan ke Taiwan. Mereka mengambil alih pemerintahan dan manajemen pabrik-pabrik bekas Jepang. Pemerintah memprakarsai reformasi pertanian yang sukses untuk meningkatkan surplus pertanian.[14] Kombinasi basis industri yang ada, perlindungan produsen domestik dengan tarif impor, dan bantuan AS menyebabkan pertumbuhan yang kuat dalam produksi industri.[14] Pada dasawarsa 1960-an, peluang pertumbuhan domestik terbatas dan kebijakannya terfokus pada pertumbuhan ekspor selama ini.[14] Antara tahun 1982 sampai 1987, ekonomi Taiwan tumbuh sangat cepat, dengan pertumbuhan rata-rata 10,2% per tahun. Antara tahun 1952 sampai 1988, produk nasional bruto per kapita naik dari $ 48 menjadi $ 6.000 dan pangsa total ekspor barang industri naik dari 8% menjadi 94%. Jepang menjadi mitra dagang terpenting setelah perang. Setelah tahun 1967, volume perdagangan dengan Amerika Serikat sangat besar, tetapi AS sekarang tergeser oleh Republik Rakyat Tiongkok.[14]

Transportasi

Sekitar satu jam di sebelah barat Taipei, dekat Taoyuan, terletak Bandar Udara Internasional Taoyuan Taiwan. Ini adalah bandar udara terbesar di Taiwan. Pelabuhan Kaohsiung dan Keelung sangat penting untuk lalu lintas pengiriman dengan kapal. Pelabuhan Kaohsiung memproses kargo paling banyak dan terletak di pantai barat daya pulau itu. Ini termasuk sepuluh besar pelabuhan kontainer terbesar di dunia dan ada banyak industri di sekitar pelabuhan. Keelung terletak di utara sekitar 40 kilometer sebelah timur Taipei. Ini adalah pelabuhan terbesar kedua di negara ini. Jaringan kereta api telah diperluas sejak 2007 dengan jalur kecepatan tinggi. Jalur Rel Kecepatan Tinggi Taiwan memiliki panjang sekitar 335 kilometer dan membentang di sepanjang pantai barat dari Taipei ke Kaohsiung. Setelah pembukaan, lalu lintas udara domestik berkurang setengahnya karena banyak penumpang lebih menyukai kereta.

Energi

Taiwan miskin sumber daya alam. Sekitar 97% dari energi yang dikonsumsi oleh negara itu diimpor.[15] Minyak dan produk minyak mencakup sekitar 50% dari total impor energi, diikuti oleh batu bara dengan pangsa 30%.[15] Dalam beberapa tahun terakhir, kepentingan minyak telah mengalami penurunan karena impor gas alam cair yang lebih tinggi. Taiwan Power Company bertanggung jawab untuk produksi, transportasi dan distribusi listrik. Taipower didirikan segera setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua pada tanggal 1 Mei 1946. Sampai tahun 2013, perusahaan ini telah membangun lebih dari 30.000 MW kapasitas, sekitar 70%-nya terdiri dari pembangkit listrik tenaga minyak, gas dan batu bara. Pembangkit listrik tenaga nuklir mewakili sekitar seperenam dari kapasitas dan bagian dari energi terbarukan adalah sekitar 6%. Sisanya adalah pembangkit listrik tenaga air. Terdapat produsen independen dengan pembangkit listrik mereka sendiri, tetapi mereka memasok kekuatan mereka ke Taipower yang membawanya ke 13 juta pelanggannya.

Pada tahun 2014, negara menghasilkan 81% energi nuklir, atau setara dengan 14 juta ton minyak (Mtoe). (1Mtoe = 11,63 TWh, miliar kilowatt jam) Sekitar 40 Mtoe dari 110 Mtoe TPES (total pasokan energi primer) hilang selama konversi, terutama pembangkit listrik dengan fosil dan bahan bakar nuklir. 21 Mtoe digunakan untuk produk non-energik seperti pelumas, aspal dan petrokimia. 47 Mtoe tersisa untuk pengguna akhir, dimana 20 Mtoe = 230 TWh listrik.[16]

Emisi karbon dioksida adalah 250 megaton, setara 11 ton per orang,[17] jauh lebih dari rata-rata dunia 4,5 ton per orang.[18]

Lihat pula

Kepustakaan

  • (Inggris) Statistical Yearbook of the Republic of China, 2017
  • Y. Demeer dan A. Gamblin, Taiwan (Formose), République de Chine, Paräis (Presses universitaires de France), 1979 (Edisi 1). 128 halaman.
  • Xing-hu Kuo, Freies China - Asiatisches Wirtschaftswunder, Stuttgart (Seewald Verlag), 1982. 223 halaman.
  • Jules Nadeau, Vingt millions de Chinois "made in Taiwan" , Montréal (Éditions Québec/Amérique), 1988. 410 halaman.
  • André Gamblin, Taiwan République de Chine - La victoire du dragon (économie, tourisme, civilisation, diplomatie, politique), Paräis (Sedes), 1993.

Catatan

  1. ^ Waishengren biasanya merujuk kepada orang yang berimigrasi dari daratan utama Tiongkok ke Taiwan setelah tahun 1945, juga Tionghoa pengungsi yang tiba di Taiwan setelah Perang Saudara Tiongkok, dan seluruh keturunannya yang dilahirkan di Taiwan. Waishengren tidak termasuk warga negara Republik Rakyat Tiongkok yang belum lama ini pindah ke Taiwan.
  2. ^ Pribumi Taiwan secara resmi dikategorikan ke dalam 16 kelompok etnis terpisah oleh Republik Tiongkok. Exec. Yuan (2014), hlm. 49

Referensi

  1. ^ Exec. Yuan (2014), hlm. 36.
  2. ^ a b c d "Republic of China (Taiwan)". International Monetary Fund. Diakses tanggal 28 Oktober 2013. 
  3. ^ "GINI index". World Bank. Diakses tanggal 26 Juli 2013. 
  4. ^ "2014 Human Development Report Summary" (PDF). United Nations Development Programme. 2014. hlm. 21–25. Diakses tanggal 27 Juli 2014. 
  5. ^ http://geofon.gfz-potsdam.de/eqinfo/list.php?page=2
  6. ^ Statistical yearbook 2012, hal. 3
  7. ^ Statistical yearbook 2012, p. 5
  8. ^ (Belanda)Lima pertanyaan tentang Tiongkok dan Taiwan, Blogaap
  9. ^ a b c Statistical yearbook 2012, hal. 11
  10. ^ a b Statistical yearbook 2012, hal. 13
  11. ^ Statistical yearbook 2012, hal. 30
  12. ^ Statistical yearbook 2012, hal. 22
  13. ^ (Prancis)Taiwan aujourd'hui
  14. ^ a b c d e f g (Inggris) Univerisity of Colorado Taiwan in the Global Economy, Penulis: Frank Hsiao dan Mei-Chu Hsiao, diakses pada 15 Oktober 2014
  15. ^ a b Statistical yearbook 2012, hal. 122-123
  16. ^ (Inggris)IEA - Report Taipei: balances for 2014
  17. ^ (Inggris)IEA - Report Taipei: indicators for 2014
  18. ^ (Inggris)IEA - Report World: indicators for 2014

Pranala luar

Pemerintahan

Lainnya