Sirat

jembatan mitologi dalam tradisi Islam
Revisi sejak 14 Oktober 2021 07.11 oleh Auf Salman Alfarisi (bicara | kontrib) (kata yang dipilih untuk lebih mengartikan lebih luas dengan memberi link kata yang di maskut)

Al-Shirath (Arab:الصراط; Ash-Shirāth) adalah titian yang terbentang di atas permukaan neraka Jahannam yang sangat licin, memiliki kait, caka dan duri.[1][2] Setelah melewati masa di Mahsyar, kaum Muslim akan dibentangkan shirath bagi mereka di atas Jahannam sehingga mereka melintasi di atasnya dengan kecepatan sesuai dengan kadar keimanan mereka. Orang yang pertama kali melewatinya adalah Nabi Muhammad ﷺ, kemudian Nabi Muhammad ﷺ berdiri di tepi shirath seraya berdoa, “Rabbi, selamatkan, selamatkan!”[3] Jika ada umat-Nya yang pernah menyekutukan Allah dengan kesyirikan besar dan belum bertaubat sebelum kematiannya, akan mengakibatkan kekekalan di dalam neraka.

Adapun orang-orang kafir dengan berbagai jenisnya, musyrikin, penyembah berhala, atheis dan yang lainnya, mereka itu akan dimasukkan ke dalam neraka dan akan dibukakan ketujuh pintu Jahannam bagi mereka. Sesuai dengan surah Az Zumar: 71,

Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahanam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya. (Az-Zumar 39:71)

dan Surah Al-Hijr 15:44,

Jahanam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.(Al-Hijr 15:44)

Etimologi

Kata shirath secara akar bahasa memiliki arti 'tertelan'.[4] Penamaan jembatan ini mengapa disebut sebagai jembatan shirath adalah berdasarkan kedua hadits shahih berikut ini, "Maka dibuatlah ash-shirath di atas jahannam ...."[5] "...dan diutus amanah dan kekerabatan, maka keduanya berdiri di kedua tepi ash-shirath ...."[6]

Wujud shirath

Jembatan yang menghubungkan mahsyar dengan surga, menurut keterangan sahabat Abu Said al-Khudry, "Jembatan ini lebih kecil dari rambut dan lebih tajam dari pedang."[7][8]

Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menciptakan shirath yang berada di atas neraka, yaitu jembatan yang terletak di tengah-tengah neraka Jahannam yang sangat licin dan dapat menggelincirkan. Jembatan ini mempunyai 7 gardu (pos), yang setiap gardu jaraknya sama dengan perjalanan 3000 tahun, seribu tahun berupa tanjakan yang tinggi, seribu tahun berupa dataran, dan seribu tahun berupa lereng yang curam. Dia lebih kecil dan lembut daripada rambut, lebih tajam daripada pedang, dan lebih gelap dibandingkan malam yang pekat. Setiap gardu mempunyai 7 cabang, setiap cabang bentuknya bagai panah yang ujungnya tajam. Duduklah setiap hamba di atas setiap gardu tersebut dan ditanyakan kepadanya tentang perintah-perintah Allah."

Pertanyaan disetiap pos

Selama perjalanan di shirath, setiap seorang hamba akan ditanyakan tentang apa saja yang telah ia kerjakan selama hidupnya. Pertanyaan disetiap pos adalah sebagai berikut:

  • Pos pertama iman,
  • Pos kedua salat,
  • Pos ketiga zakat,
  • Pos keempat puasa,
  • Pos kelima haji dan umroh,
  • Pos keenam wudhu' dan mandi junub,
  • Pos ketujuh tentang sikap terhadap kedua orang tua, menyambung tali persaudaraan dan penganiayaan terhadap sesama makhluk hidup.

Jika seorang hamba lolos dari semua pertanyaan-pertanyaan ini, maka tetaplah ia pada pos dan jika tidak, maka ia akan dilemparkan ke dalam neraka. Dalam suatu riwayat diceritakan: Sesungguhnya ketika manusia melewati jembatan, maka api neraka berada di bawah telapak kaki mereka, ada yang berada di atas kepala mereka, ada yang berada di sebelah kanan dan kiri mereka, serta ada yang berada di belakang dan di depan mereka. Allah berfirman dalam Surah Maryam:

...dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu, hal itu bagi Tuhanmu adalah kepastian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zhalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut." (Maryam 18:71-72).

Sedangkan api neraka itu selalu memakan tubuhnya, mulai dari kulit sampai dagingnya, sehingga orang yang lewat di atas jembatan itu bagaikan arang yang hitam, kecuali orang-orang yang selamat dari api neraka. Sebagian mereka ada yang melewati neraka tanpa disertai rasa takut terhadap apapun dari kesulitan dan tidak pula merasakan panasnya, hingga ia berkata pada akhir perjalanannya: "Dimanakah jembatan itu?" Lalu dikatakan kepadanya: "Telah engkau lalui jembatan itu tanpa kesusasahan berkat rahmat Allah."

Sepuluh kumpulan manusia di shirath

Manusia yang pertama kali menginjakkan kakinya di shirath adalah Nabi Muhammad ﷺ, dia akan memimpin kumpulan-kumpulan umatnya. Kumpulannya terbagi menjadi 10 bagian, yaitu:

  • Kumpulan pertama berhasil melintasi seperti kilat yang memancar.
  • Kumpulan kedua melintasi seperti hembusan angin yang kencang.
  • Kumpulan ketiga melintasi seperti penunggang kuda yang baik/tercepat.
  • Kumpulan yang keempat seperti burung terbang yang cepat.
  • Kumpulan yang kelima berlari.
  • Kumpulan keenam berjalan.
  • Kumpulan ketujuh berdiri dan duduk karena mereka dahaga dan penat. Dosa-dosa terpikul di atas belakang mereka. Nabi Muhammad ﷺ berhenti di atas shirath. Setiap kali, Nabi Muhammad ﷺ melihat seorang dari umatnya bergelayut di atas shirath, kemudian ia akan menarik tangannya dan membangunkan dia kembali.
  • Kumpulan kedelapan menarik muka-muka mereka dengan rantai karena terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Bagi yang buruk, mereka akan menyeru: "Wahai Muhammad!" Nabi Muhammad ﷺ kemudian berkata: "Tuhan! Selamatkan mereka! Tuhan! Selamatkan mereka"!
  • Kumpulan kesembilan dan kesepuluh tertinggal di atas shirath, mereka tidak diizinkan untuk menyeberang.

Dikatakan bahwa, di pintu surga, ada pohon yang mempunyai banyak dahan. Jumlah dahannya tidak terkira, hanya Allah saja yang mengetahui. Di atasnya ada anak-anak yang telah mati semasa di dunia ketika umur mereka belum baligh (dewasa). Apabila mereka melihat orang tua mereka, mereka menyambutnya dan mengiringi mereka memasuki surga. Mereka memberikan gelas-gelas dan ceret serta handuk dari sutera.

Catatan kaki

  1. ^ Hadits shahih diriwayatkan oleh Imam Muslim, juz I, no. 352
  2. ^ "Shirath disitus web dinul-islam.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-25. Diakses tanggal 2009-06-19. 
  3. ^ Diriwayatkan oleh Imam Muslim.
  4. ^ Etimologi Shirath
  5. ^ Hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim.
  6. ^ Hadits riwayat Imam Muslim
  7. ^ Hadits dari sahabat Muhammad yaitu Abu Said.
  8. ^ "Sampai kepadaku bahwa jembatan ini (ash-shirath) lebih lembut dari rambut dan lebih tajam dari pedang". (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim 1/167).

Pranala luar