TVRI (saluran televisi)

Saluran televisi nasional asal Indonesia

TVRI (juga disebut sebagai TVRI Nasional, TVRI Siaran Nasional, TVRI Stasiun Pusat Jakarta, atau Kanal 1 TVRI Nasional[1]) adalah saluran televisi publik nasional utama yang dimiliki oleh LPP Televisi Republik Indonesia. Saluran ini mulai mengudara sebagai stasiun televisi pertama di Indonesia sejak 24 Agustus 1962.

TVRI
Diluncurkan24 Agustus 1962; 61 tahun lalu (1962-08-24)
JaringanTVRI
PemilikLPP Televisi Republik Indonesia
SloganMedia Pemersatu Bangsa
Negara Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
Kantor pusatJalan Gerbang Pemuda, RT.1/RW.3, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10270
Saluran seindukKanal 2 (Daerah)
TVRI World
TVRI Sport HD
Situs webwww.tvri.go.id
Televisi Internet
Situs web TVRITonton langsung
TVRI KlikTonton langsung
Dens.TVTonton langsung
UseeTVTonton langsung (hanya berlaku di Indonesia)
VidioTonton langsung
Logo layar TVRI di tahun 1991-1996
Logo layar TVRI saat ini (sejak 29 Maret 2019)

TVRI menayangkan ragam program, mulai dari berita, informasi, hiburan hingga olahraga, dengan bersiaran setiap hari 24 jam.[2] Saluran ini berjaringan dengan stasiun TVRI daerah di siaran analog (kecuali DKI Jakarta dan sekitarnya) dan bersiaran secara penuh dan mandiri dari stasiun daerah di siaran digital.

Sejarah

Awal bersiaran

Dalam rangka Pesta Olahraga Asia 1962, Pemerintah Indonesia mendirikan stasiun televisi di Indonesia. Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2TV).

TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Acara tersebut disiarkan dari halaman Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka, Medan Merdeka, Gambir, Gambir, Jakarta Pusat, dengan format hitam-putih dan didukung pemancar cadangan berkekuatan 100 watt dan tiga kamera. Siaran ini sendiri dipancarkan di kanal 5 VHF, sehingga diberi nama Saluran Lima, selama 3 jam dari pukul 07:30-11:02 WIB.[3][4] Dari tanggal 17-23 Agustus 1962, TVRI melakukan siaran percobaan pada pukul 19:00-20:00 WIB selama seminggu.[butuh rujukan]

Pada 24 Agustus 1962, dari jam 16:00-19:00 WIB,[5] TVRI resmi mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Pesta Olahraga Asia 1962 dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. TVRI menayangkan siaran seputar Pesta Olahraga Asia 1962, yang dipancarkan di Saluran 9 (9 VHF) dengan daya siar 10 kW.[4] Sementara itu, saluran di 5 VHF sendiri dimanfaatkan sebagai saluran cadangan jika saluran 9 mengalami kerusakan.[6] TVRI menayangkan siaran langsung mulai pukul 10:00 WIB hingga 14:00 WIB dan siaran tunda mulai pukul 20:45 WIB hingga 23:00 WIB.

Setelah Asian Games IV berakhir, siaran TVRI sempat dinonaktifkan selama beberapa waktu sejak 12 September 1962 hingga mengudara kembali secara tidak berkala pada 19 September 1962. Penghentian siaran ini terjadi karena saat itu pihak TVRI maupun pemerintah belum memiliki ide tentang acara apapun untuk disiarkan selanjutnya, sehingga diharapkan dengan penghentian ini acara-acara dapat disiapkan dan dikonsolidasikan.[7] Kemudian, TVRI memulai siaran secara berkala pada 11 Oktober 1962.[8] Saat itu TVRI hanya bersiaran di malam hari selama 1 jam, 5 hari seminggu. Kemudian, sejak 1963 diperpanjang menjadi 2 jam, dan pada kurun waktu 1964-1967, waktu siarnya diperpanjang lagi menjadi 3,5 jam.[9]

TVRI mulai menayangkan iklan pada 1 Maret 1963. Iklan di stasiun itu di kemudian hari dikumpulkan dalam satu acara khusus Mana Suka Siaran Niaga.

Perkembangan selanjutnya

Awalnya, siaran TVRI hanya bisa dinikmati di Jakarta dan Jawa Barat (seiring dengan pembangunan pemancar di sana).[10] Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-20 tanggal 17 Agustus 1965, TVRI Yogyakarta resmi diluncurkan, menandai dirintisnya stasiun-stasiun TVRI daerah yang secara bertahap memperluas jangkauan siaran pusat TVRI. Dengan diluncurkannya Satelit Palapa A1 pada tanggal 8 Juli 1976, siaran nasional TVRI dapat dengan mudah menjangkau seluruh Indonesia (dari sebelumnya yang dominan di Pulau Jawa saja).[11] Hal ini diperkuat dengan Stasiun Produksi Keliling yang dibentuk secara bertahap mulai tahun 1977 di beberapa ibu kota provinsi. Selain itu, untuk memperluas penerimaan siaran TVRI, pemerintah Orde Baru sejak 16 Agustus 1976 juga mencanangkan kebijakan "Televisi Masuk Desa", dengan menempatkan pesawat-pesawat televisi di setiap kantor pemerintah di berbagai daerah.[12]

Pada tahun 1960-an dan 1970-an sendiri, siaran TVRI banyak didominasi oleh siaran impor berbasis hiburan dan menyesuaikan selera publik. Acara yang disusun sendiri mengadaptasi model acara dari luar negeri (seperti di stasiun televisi Amerika Serikat), dengan program seperti film asing (untuk anak dan dewasa), kuis, memasak, urusan terkini (current affairs), tari-tarian dan musik pop. Suplai acara ini awalnya juga berasal dari donasi maupun pinjaman dari negara-negara sahabat.[13][9] Beberapa acara penting yang pernah disiarkan TVRI pada periode-periode ini, seperti peluncuran Apollo dari luar angkasa; pertemuan Presiden Soeharto dengan Presiden AS Richard Nixon pada 1970; dan aneka acara olahraga besar, misalnya Piala Dunia FIFA dan acara tinju.[14]

Kanal siaran TVRI sendiri mengalami perubahan pada 1970-an di Jakarta, dari awalnya di kanal 9 VHF menjadi 6 VHF.[15][16] (nantinya, pada 2000-an, siaran TVRI pindah lagi ke 39 UHF). Perkembangan dalam bidang teknologi juga terjadi dalam siaran TVRI pada 1970-an, yaitu dengan penerapan televisi berwarna. Siaran berwarna sendiri mulai dipersiapkan lewat pembangunan studio dan persiapan peralatan pada 1975-1976, dan resmi mulai diterapkan pada siaran TVRI sejak 1977. Beberapa program pertama yang disiarkan dengan berwarna seperti Dunia dalam Berita. Pada akhirnya, di 1 September 1979, siaran berwarna secara resmi diberlakukan penuh pada program-program TVRI, sebagai persiapan dalam menyambut SEA Games 1979 di Jakarta.[17][8][18][10][19]

Pada April 1981, pemerintah melarang penayangan iklan di televisi yang menyebabkan tidak adanya iklan di TVRI - larangan yang baru dapat secara formal diakhiri setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002. Larangan iklan ini kemudian diikuti dengan pengurangan acara-acara impor asing di TVRI secara drastis (hanya 20% dari jam siar), untuk digantikan dengan acara lokal berbasis pembangunan dan pendidikan. Beberapa acara tersebut seperti Dari Desa ke Desa dan Daerah Membangun (informasi pembangunan) ataupun Ria Jenaka, Krida Remaja dan Si Unyil (acara pendidikan maupun pendidikan berbasis hiburan). Meskipun demikian, beberapa acara hiburan juga muncul, contohnya Selekta Pop (musik) dan Losmen (sinetron). Perubahan tersebut juga diiringi dengan mulai nampaknya sifat acara (terutama acara berita) TVRI yang dianggap sebagai corong pemerintah, dengan lebih menonjolkan pemberitaan "gunting pita" dan seremonial pejabat saja.[20] Akibatnya, popularitas TVRI mulai menurun pada era ini, terutama di kalangan penduduk kelas menengah kota yang lebih memilih cara lain, seperti kaset video demi mencari hiburan baru.[13] Meskipun demikian, seiring perluasan siaran TVRI di berbagai daerah, penonton siaran TVRI sendiri terus bertambah dari 5% penduduk Indonesia pada 1981 menjadi 64,4% penduduk pada 1991.[21] ​Acara TVRI, menurut sejumlah analisis, pada 1980-an sendiri menunjukkan sikap pemerintah Orde Baru yang paternalistik dan mementingkan persatuan dibanding keberagaman.[22]

Pada tanggal 1 Januari 1983, TVRI resmi meluncurkan TVRI Programa 2 di Jakarta, yang awalnya merupakan kanal yang hanya menyiarkan acara berita berbahasa Inggris.[23] Mulai tahun 1989, acara-acara Programa 2 mulai dikembangkan menjadi lebih sesuai dengan publik Jakarta, sehingga mulai meruntuhkan monopoli siaran pusat TVRI di siaran televisi.[24] Mengendornya pengaruh TVRI Pusat sendiri kemudian semakin besar dengan mengudaranya RCTI pada Agustus 1989. Pada tanggal 23 Januari 1991, TPI (kini MNCTV) mulai mengudara secara nasional, awalnya dengan memanfaatkan frekuensi TVRI yang tidak bersiaran pada pagi dan siang hari. Sejak saat itu TVRI tidak lagi mendominasi siaran televisi di tempat-tempat lain di Indonesia. Terlebih lagi dengan surat keputusan Menteri Penerangan yang memperbolehkan stasiun televisi swasta (yang dahulu jangkauan siarannya dibatasi hanya di kota tempat stasiun tersebut bersiaran) untuk bersiaran secara nasional.

Selama sekitar tujuh tahun, TVRI berbagi slot frekuensi saluran selama 8 jam[butuh rujukan] dengan TPI. TPI menggunakan slot saluran untuk siaran pagi dan siang sementara sedangkan TVRI menggunakan slot siaran untuk siaran sore dan malam. Penggunaan slot bersama ini berakhir pada tanggal 31 Agustus 1997[butuh rujukan] saat TPI berpindah ke frekuensi saluran milik sendiri, meskipun di beberapa daerah kerjasama ini masih berlanjut hingga 1998.[25]

Perkembangan kontemporer

Pada dekade 2000-an hingga akhir 2014,[26] TVRI bersiaran dengan nama layar TVRI Nasional sebelum kembali menjadi TVRI saja. Sejak Mei 2013, siaran TVRI Nasional juga mulai disiarkan secara HD.[27]

Hingga 2010-an, acara stasiun televisi ini umumnya tidak dianggap menarik oleh publik, dikarenakan selain tayangannya nampak "jadul", juga siarannya nampak buruk dari berbagai hal, seperti penggunaan kamera yang terkesan amatir; grafis yang nampak gelap dan kurang baik; dan belum lagi acaranya yang lebih banyak berasal dari siaran ulang (re-run) yang mencapai 60-80%.[28][29][27][30] Akibatnya, rating dari stasiun televisi pertama di Indonesia ini nampak jauh dari "adik-adik"-nya dari swasta, terkecuali jikalau acara khusus seperti pada 2012 ketika TVRI mendapat hak siar Serie A.[31]

Namun, sejak munculnya perombakan pada era Helmy Yahya dan Apni Jaya Putra, siaran TVRI perlahan-lahan mulai mengalami perbaikan, seperti dari grafis yang lebih baik, dan juga rating yang perlahan-lahan meningkat, dengan dari sebelumya ada pada 15-16, kini ke 10-12.[32] Bahkan, pada acara-acara tertentu, siaran TVRI pernah memuncaki rating dari semua acara.[33] ​Beberapa acara-acara baru ditayangkan seperti kuis, drama impor, acara dokumenter dari Discovery Channel, sampai yang terpenting adalah acara olahraga: sepak bola dan bulu tangkis. Acara sepak bola yang terpenting adalah pertandingan timnas nasional dan Liga Utama Inggris (dari Mola TV), sedangkan dalam bulu tangkis berbagai kejuaraan bulu tangkis secara konsisten ditayangkan dalam slogan "Rumah Bulutangkis".[34][35] Beberapa perubahan ini kemudian masih dipertahankan pada era pengganti Helmy, Iman Brotoseno seperti dalam penayangan acara bulu tangkis, dan kerjasama dengan pihak lain, misalnya dalam penayangan dokumenter dari Netflix pada April 2020. Sayangnya, seringkali kerjasama ini tidak direspon positif oleh beberapa pihak yang berpikir bahwa TVRI harus lebih mengutamakan "program lokal anak bangsa".[36][37]

Pada tahun 2021, TVRI mengubah format gambar menjadi 1080i 16:9 untuk siaran SD dan HD.

Perkembangan waktu siaran

Pada dekade 1960-an, TVRI hanya bersiaran di malam hari. Hingga tahun 1969, TVRI hanya bersiaran selama 4,5 jam di Minggu malam.[38] Namun pada dekade-dekade berikutnya, TVRI menambah jam siaran hingga sore hari. Siaran pagi kemudian dihadirkan hanya pada hari Minggu, serta pada hari libur nasional dan acara kenegaraan.

Hingga awal 2021, TVRI bersiaran setiap pukul 03:45 hingga 01:30 WIB (khusus selama bulan Ramadan bersiaran 21,5 jam, mulai pukul 02:30 WIB), menjadikan TVRI salah satu dari sedikit jaringan televisi nasional yang tidak melakukan siaran pada dini hari. Mulai pertengahan April 2021 (bertepatan dengan awal Ramadan 1442 H), TVRI mulai mencoba bersiaran 24 jam setiap hari.

Transmisi

TVRI memiliki 361 stasiun transmisi (dengan 125 di antaranya adalah stasiun transmisi digital), yang diklaim mampu menjangkau hingga 78,2% masyarakat Indonesia. Hal ini menjadikan TVRI sebagai saluran televisi dengan jangkauan terluas di antara jaringan televisi mana pun di Indonesia. Stasiun-stasiun transmisi ini dikelola oleh 32 stasiun TVRI daerah di seluruh Indonesia.[39]

Berikut ini daftar frekuensi TVRI (Nasional) di berbagai kabupaten/kota di Indonesia. Selain Jabodetabek dan sebagian Banten, TVRI dapat disaksikan di siaran analog melalui stasiun TVRI daerah; praktik yang akan diakhiri secara bertahap pada tahun 2022.

Provinsi Kabupaten/Kota Frekuensi analog (PAL) Frekuensi digital (DVB-T2)[40]
DKI Jakarta, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 31 dan 39 UHF 42 UHF
Banten Serang, Cilegon ?
Jawa Barat Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur 40 UHF 35 UHF
Cianjur Selatan 31 UHF
Bogor[41] 38 UHF
Cikarang 38 UHF
Garut 43 UHF
Cirebon, Indramayu 48 UHF
Kuningan 29 UHF 23 UHF
Tasikmalaya, Ciamis, Banjar 32 UHF 23 UHF
Sukabumi, Pelabuhan Ratu 29 UHF
Subang, Purwakarta 31 UHF
Sumedang, Majalengka 27 UHF 37 UHF
Jawa Tengah Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Salatiga 23 UHF 28 UHF
Kudus 48 UHF
Blora, Cepu 30 UHF
Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan 28 UHF
Wonogiri 30 UHF
Magelang, Temanggung 30 UHF
Jepara, Pati, Rembang 30 UHF
Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Cilacap 30 UHF
Purworejo, Kebumen 28 UHF
Wonosobo 48 UHF
Yogyakarta, Solo, Sleman, Wonosari, Wates, Bantul, Klaten   29 UHF[42]
DI Yogyakarta 22 UHF
Jawa Timur Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan, Sidoarjo 26 UHF 35 UHF
Malang, Probolinggo, Batu 31 UHF
Pamekasan, Sumenep 48 UHF
Jember, Bondowoso, Situbondo 48 UHF 29 UHF
Kediri, Pare, Nganjuk, Kertosono, Blitar, Jombang, Tulungagung 39 UHF
Bojonegoro, Tuban 43 UHF
Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo 32 UHF 43 UHF
Trenggalek 11 VHF
Pacitan 28/52 UHF
Aceh Banda Aceh 36 UHF 29 UHF
Sabang 35 UHF
Langsa 29 UHF
Singkil, Pulau Banyak 46 UHF
Simeulue 29 UHF
Sumatera Utara Medan, Binjai, Deli Serdang 47 UHF 28 UHF
Pematangsiantar, Kisaran 50 UHF 29 UHF
Toba, Samosir 46 UHF
Sibolga, Pandan 30 UHF
Padangsidempuan 29 UHF
Gunungsitoli 29 UHF
Sumatera Barat Padang, Pariaman 25 UHF 30 UHF
Solok 32 UHF
Bukittinggi, Padang Panjang 29 UHF
Pasaman Barat 42 UHF
Riau Pekanbaru 40 UHF 39 UHF[43]
Pasir Pengaraian 28 UHF
Dumai, Bengkalis 32 UHF
Tembilahan 30 UHF
Kepulauan Riau Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjungpinang 48 UHF
Anambas 45 UHF
Natuna 43 UHF
Jambi Jambi 45 UHF 44 UHF
Kuala Tungkal 36 UHF
Sungai Penuh 30 UHF
Sumatera Selatan Palembang, Prabumulih, Kayuagung 46 UHF 29 UHF
Bangka Belitung Pangkalpinang, Sungai Liat 27 UHF 45 UHF
Muntok 28 UHF
Toboali 45 UHF
Bengkulu Bengkulu 48 UHF 34 UHF
Mukomuko, Ipuh 45 UHF
Lampung Bandar Lampung, Metro, Kalianda 40 UHF 33 UHF
Simpang Pematang 27 UHF
Kotabumi, Pringsewu 31 UHF
Kalimantan Barat Pontianak 32 UHF
Singkawang, Bengkayang, Sanggau Ledo 34 UHF
Sambas 4 VHF 36 UHF
Sekayam 5 VHF 36 UHF
Sintang 7 VHF 34 UHF
Semitau 4 VHF
Nanga Pinoh 6 VHF
Sukadana 5 VHF
Kalimantan Tengah Palangkaraya 29 UHF 30 UHF
Sampit 28 UHF
Kalimantan Selatan Banjarmasin, Marabahan, Martapura, Pelaihari 40 UHF 31 UHF
Amuntai, Barabai, Kandangan, Rantau 30 UHF
Kalimantan Timur Samarinda, Tenggarong, Bontang, 28 UHF
Balikpapan 22 UHF 38 UHF
Kutai Barat, Sendawar 31 UHF
Kalimantan Utara Tanjung Selor, Tarakan 30 UHF
Malinau 28 UHF
Nunukan 34 UHF
Bali Denpasar, Singaraja, Buleleng, Gilimanuk, Karangasem, Kintamani 29 UHF 30 UHF
Nusa Tenggara Barat Mataram, Pujut 29 UHF
Suwela 44 UHF
Bima 28 UHF
Nusa Tenggara Timur Kupang 50 UHF 29 UHF
Soe 28 UHF
Kefamenanu 32 UHF
Atambua 30 UHF
Waingapu 28 UHF
Labuan Bajo 29 UHF
Ende 32 UHF
Maumere 30 UHF
Sulawesi Utara Manado, Tondano, Tomohon 48 UHF 29 UHF
Bolaang Mongondow 28 UHF
Sangihe 31 UHF
Talaud 46 UHF
Gorontalo Gorontalo, Paguyaman 40 UHF 34 UHF
Sulawesi Tengah Palu 5 VHF 35 UHF
Donggala 32 UHF
Parigi Moutong 32 UHF
Sulawesi Tenggara Kendari 34 UHF 30 UHF
Bombana 46 UHF
Wakatobi 46 UHF
Sulawesi Barat Mamuju 30 UHF 28 UHF
Sulawesi Selatan Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene, Takalar 37 UHF 28 UHF
Bulukumba, Bantaeng 29 UHF
Parepare 28 UHF
Maluku Ambon 32 UHF 33 UHF
Masohi 29 UHF
Saumlaki 28 UHF
Maluku Utara Ternate, Sofifi 28 UHF
Morotai 28 UHF
Papua Barat Manokwari 28 UHF
Sorong 28 UHF
Bintuni 46 UHF
Papua Jayapura 48 UHF 43 UHF
Tanah Merah 46 UHF
Merauke 28 UHF

Acara

Pada siaran terestrial analog, 3 jam dari acara-acara TVRI "ditutupi" dengan siaran lokal dari stasiun TVRI daerah (saat ini dari jam 15:00-18:00 WIB) – sehingga TVRI baru bersiaran selama 21 jam di medium tersebut. Praktik ini dijadwalkan akan berakhir secara bertahap (bergantung masing-masing stasiun daerah) hingga 2 November 2022 pada saat siaran analog secara resmi setop sepenuhnya.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005, TVRI diamanatkan "memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat". Sebagai saluran televisi berformat umum, TVRI menyiarkan beragam jenis program yang di antaranya berupa acara berita, pendidikan, dan hiburan.

Hingga 12 April 2021, acara hiburan TVRI di antaranya ialah acara musik Musik Indonesia dan Rumah Musik Indonesia, drama Guest House: Losmen Reborn, serta komedi Pasti Gerr. Acara hiburan terdahulu di antaranya acara musik Kamera Ria dan Aneka Ria Safari, acara komedi Ria Jenaka, serta acara kuis Berpacu dalam Melodi dan Siapa Dia?; di samping sejumlah drama seri/sinetron seperti Aku Cinta Indonesia, Losmen, dan Keluarga Rahmat. Sejumlah acara televisi impor juga pernah ditayangkan, seperti Little House on the Prairie dan Oshin.

Acara anak-anak saat ini di antaranya adalah Anak Indonesia, Arena 123, dan Mari Menggambar. Acara anak-anak Si Unyil yang legendaris termasuk salah satu acara yang pernah tayang di saluran ini.

Berita

Acara berita di TVRI memiliki sejarah panjang di Indonesia, dengan bidang berita yang telah ada setidaknya sejak tahun 1964.[44] Di masa Orde Baru, TVRI pernah menjadi satu-satunya stasiun yang boleh menyajikan "berita" di televisi. Acara-acara beritanya saat itu wajib direlai di stasiun-stasiun televisi swasta; kewajiban ini baru dicabut pada 30 Juli 2000.

Saat ini, Klik Indonesia adalah acara berita induk di TVRI, disiarkan tiga kali sehari.

Acara gelar wicara yang ditayangkan saat ini di antaranya Indonesia Bicara, Indonesia Sehat, dan Forum Fristian.

Olahraga

Acara perdana TVRI secara resmi adalah acara olahraga, yakni siaran langsung Asian Games IV 1962. Pada dekade 1970-an dan 1980-an, TVRI juga tercatat pernah membawa berbagai kompetisi olahraga ke televisi, seperti Piala Dunia yang dimulai sejak 1978.[45]

Acara olahraga saat ini di antaranya Rumah Bulutangkis dan Olahraga Tradisional, di samping TVRI Sport sebagai acara berita olahraga. Acara olahraga terdahulu di antaranya Arena dan Juara serta Dari Gelanggang ke Gelanggang.

Pada tahun 2018, TVRI mendapatkan kedua hak siar EFL Championship, Carabao Cup hanya musim 2018-19 saja dan TVRI juga akan menyiarkan Coppa Italia dan Piala Super Italia selama 3 musim yakni 2018-19 hingga 2020-21 berkat kerjasama dengan pemilik lisensi dari UseeTV.

Pada tahun 2019, TVRI mendapatkan hak siar Premier League untuk setahun hanya musim 2019–20 saja berkat kerjasama dengan pemilik lisensi dari Mola TV.

Hingga tahun 2021, TVRI memegang beberapa hak siar kompetisi olahraga dari dalam dan luar negeri, seperti Indonesian Basketball League, pertandingan bulutangkis dari Badminton World Federation, dan Formula E. Sebagian kompetisi tersebut tayang bersamaan di TVRI dan TVRI Sport HD.

TVRI secara tradisional menyiarkan acara-acara multiolahraga, seperti PON, SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade; namun saat ini telah ada kecenderungan TVRI tidak menyajikan sebagian atau semua dari acara-acara tersebut disebabkan tidak memiliki atau tidak ada keharusan berbagi hak siar. Pada Olimpiade Musim Panas 2016, misalnya, TVRI tidak menyiarkan seluruh pertandingannya secara langsung.[46]

Dokumenter dan pendidikan

Acara dokumenter saat ini di antaranya ialah Pesona Indonesia dan Inspirasi Indonesia, keduanya diproduksi oleh stasiun TVRI daerah. Acara lainnya seperti Jendela Dunia, yang menayangkan dokumenter impor singkat tentang budaya dunia.

TVRI pernah dua kali menayangkan acara pendidikan instruksional: pada tahun 2004-2014[butuh rujukan] saat TVRI merelai acara-acara TV Edukasi milik Departemen Pendidikan Nasional, dan pada tahun 2020-2021 saat TVRI menayangkan blok program Belajar dari Rumah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Acara serupa sebelumnya pernah disiarkan melalui frekuensi milik TVRI antara tahun 1991-1997, namun disiarkan oleh TPI yang saat itu masih menggunakan fasilitas TVRI.

Pada April 2019, TVRI pernah menayangkan seri-seri dokumenter dari Discovery Channel. Penayangan ini sempat menjadi salah satu pertimbangan Dewan Direksi saat itu dalam memberhentikan direktur utama saat itu Helmy Yahya pada awal 2020 lalu. Seri-seri tersebut berhenti tayang pada pertengahan tahun tersebut.

Agama

TVRI merupakan salah satu dari sedikit jaringan televisi nasional yang menyiarkan acara keagamaan untuk berbagai penganut agama, terutama enam agama yang diakui di Indonesia. TVRI juga memelopori siaran adzan Maghrib di televisi setiap hari, yang kini lazim disiarkan di sebagian besar jaringan televisi nasional Indonesia.[butuh rujukan]

Acara keagamaan Islam di TVRI di antaranya ialah Serambi Islami dan Satukan Shaf Indonesia, di samping acara dokumenter seperti Jejak Islam. Selama bulan Ramadan, TVRI juga menayangkan beragam acara keagamaan tambahan. Saluran ini juga secara rutin menayangkan Salat Jumat secara langsung dari Masjid Istiqlal di Jakarta, juga pembacaan Asmaul Husna setelah adzan Maghrib dan adzan Subuh. Acara-acara khusus juga disiarkan langsung dari Masjid Istiqlal, seperti Salat Id saat Idulfitri dan Iduladha.

Acara keagamaan selain Islam disatukan dalam acara induk berupa Mimbar Agama. Terdapat lima acara Mimbar Agama, masing-masing untuk penganut agama Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. TVRI juga kerap menayangkan secara langsung acara khusus perayaan hari raya agama-agama tersebut, seperti Natal Nasional dan Imlek Nasional.

Penyiar

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Hamdani, Robitho (2021). "Migrasi TV Digital #tvri#migrasi#tvdigital". Diakses tanggal 19 Juni 2021.  Robitho Hamdani merupakan seorang penyiar TVRI.
  2. ^ TVRI Nasional (Instagram) (2020). "Halo #PemirsaTVRI! kini, TVRI sudah melangsungkan siaran nasional dan YouTube live streaming selama 24 jam". Diakses tanggal 27 April 2020. 
  3. ^ Kajian Ekonomi Politik Media: Komodifikasi Pekerja dan Fetisisme Komoditas ...
  4. ^ a b TELEVISI REPUBLIK INDONESIA
  5. ^ Ishadi S.K. 2014. Media dan Kekuasaan - Televisi di Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto. Jakarta: Penerbit Buku Kompas., hlm. 32.
  6. ^ 20 tahun Indonesia merdeka, Volume 9
  7. ^ Memotret telematika Indonesia, menyongsong masyarakat informasi nusantara: sebuah wacana sosiokultural tentang teknologi telekomunikasi dan informasi di Indonesia
  8. ^ a b Kitley, Philip (2000). Television, Nation and Culture in Indonesia. Athens: Ohio University Center for International Studies. 
  9. ^ a b Default SOROTAN: BUKAN CUMA SUARA PEMERINTAH
  10. ^ a b Sejarah Departemen Penerangan RI.
  11. ^ Reportase: Panduan Praktis Reportase untuk Media Televisi
  12. ^ Televisi Masuk Desa
  13. ^ a b Televisi Jakarta di atas Indonesia
  14. ^ Television, Regulation and Civil Society in Asia
  15. ^ Media, Volume 1,Masalah 1-12
  16. ^ Tangan Dingin Ishadi Soetopo Kartosapoetro Mengembangkan TVRI Sampai...
  17. ^ Broadcasting in the Malay World: Radio, Television, and Video in Brunei ...
  18. ^ Alex Leo Zulkarnain, orang yang kembali
  19. ^ Pers Indonesia, Volume 1
  20. ^ Ekonomi Politik Media Penyiaran
  21. ^ Default Nasib suplemen
  22. ^ Matinya rating televisi
  23. ^ Media komunikasi massa televisi
  24. ^ Tvri siap buka empat programa 2
  25. ^ Default TVRI BATALKAN SIARAN LANGSUNG RAKER DPR-MENKEU MARIE MUHAMMAD
  26. ^ Arena 123 TVRI 14 DESEMBER 2014 Part 2
  27. ^ a b Quo Vadis TVRI
  28. ^ Penyiar Berita TVRI Malu Duduk di Meja Siaran
  29. ^ "TVRI Mati Suri Sejak Ada TV Swasta Keluarga Soeharto"
  30. ^ 48 TAHUN TVRI: HIDUP SEGAN MATI TAK MAU
  31. ^ Save RRI TVRI
  32. ^ Helmy Yahya: Saya tidak percaya TVRI dapat Liga Inggris
  33. ^ Program TVRI Puncaki Rating, Sinetron RCTI dan SCTV Dikalahkan
  34. ^ Pasang Surut TVRI, dari TV Pertama hingga Kisruh Helmy Yahya
  35. ^ 7 Perubahan TVRI di Tangan Helmy Yahya
  36. ^ Ketika Orang Berbusa-Busa Bilang 'Karya Anak Bangsa', Maksudnya Tuh Apa Sih?
  37. ^ Daripada Siarkan Konten Asing, TVRI Diminta Perbanyak Acara Lokal
  38. ^ Kompas, 2 Maret dan 5 Oktober 1969. Dikutip dari "JADWAL ACARA TVRI JAKARTA 2 MARET & 5 OKTOBER 1969". Kaskus. Diakses tanggal 25 March 2021. 
  39. ^ TVRI Nasional (Instagram) (2020). "Ucapan Selamat HUT ke-58 TVRI dari Direktur Utama LPP TVRI, Iman Brotoseno..." Diakses tanggal 30 Agustus 2020. 
  40. ^ "Peta Sebaran Lokasi Stasiun Radio - ISR Mux TV Digital". SDPPI Maps Open Data Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Diakses tanggal 24 November 2021. 
  41. ^ TVRI Jawa Barat juga mempunyai stasiun pemancar yang berpusat di Gunung Tela, Bogor meski sudah ada stasiun pemancar dari Jakarta yang menjangkau Jabodetabek.
  42. ^ TVRI Jawa Tengah juga bersiaran di multiplekser TVRI Yogyakarta.
  43. ^ TVRI Kepulauan Riau juga bersiaran di multiplekser TVRI Riau, Pekanbaru.
  44. ^ Hidayat, Dedi N; Gazali, Effendi; et. al. (2000). Pers dalam "Revolusi Mei": Runtuhnya Sebuah Hegemoni. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 
  45. ^ Hutari, Fandy (2018). "Menonton Piala Dunia di Zaman Orba, di Layar TVRI". Tirto.id. Diakses tanggal 21 Juli 2021. 
  46. ^ TVRI Nasional (Twitter) (2016). "Konfirmasi mengenai Siaran Olimpiade Rio 2016..." Diakses tanggal 22 Juni 2021. 

Pranala luar