Azmatkhan
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
AZMATKHAN / AL-AZMATKHAN / AL-AZHAMATKHAN bahasa Arab: آل عظمت خان / آل عظمة خان, translit. Al-Aẓamātkhān / Al-Azhamatkhan (Al-Azhamatkhan Al-Husaini), Salah Satu Qabilah Ba'Alawi / 'Alawiyin. juga dieja Al-Azmatkhan, Al-Azhmatkhan, Al-Azhamatkhan atau Al-Azhamatchan (bahasa Urdu: آل عظمت خان) adalah salah satu Marga dari Qabilah Dzurriyyah Rasulullah Hadhramaut yang banyak tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Nama Al-Azhamatkhan berasal dari penggabungan dua kata dalam bahasa Urdu, Azhamat yang berartikan "Mulia" dan Khan sebuah gelar bangsawan dari India yang memiliki arti "Keluarga", jadi Azhamatkhan artinya "Keluarga Mulia" (Keturunan Nabi Muhammad SAW). hal ini dikarenakan pertalian nasab keluarga ini bersambung kepada nabi mulia kita yaitu Sayyidina Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.[1]
Banyak tersebar di Nusantara ( Indonesia), umumnya dari trah keturunan Kesultanan Islam, keluarga Kyai / Ulama generasi awal dakwah Islam di Nusantara, yang mana mereka pada awalnya bergelar mulia Habib atau Sayyid atau Syarif, namun karena penjajahan Belanda, Jepang dan lain sebagainya, generasi Walisongo ini harus menyembunyikan Identitas Zuriyahnya' atau Gelar Kebangsawanannya dalam rangka menyelamatkan diri dan keluarga nya. Selanjutnya mereka mengasimilasikan dirinya dengan nama atau gelar setempat. Seperti : Tubagus, Kemas, Raden Mas, dan sebagainya.
AZMATKHAN / AL-AZHMATKHAN / AL-AZHAMATKHAN | |
---|---|
Kelompok etnis | Arab |
Region saat ini | Hampir seluruh dunia |
Etimologi | Azhamat (Mulia) Khan (Keluarga) |
Anggota | Semua keturunan dari Al-Imam Abdul Malik Azmatkhan, terutama yang tergabung dalam Lembaga Nasab Internasional yaitu Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy. Sebuah lembaga nasab bertaraf Internasional, yang berdiri di Kerajaan Azmatkhan Hyderabad India, 19 September 1869 Masehi. Didirikan oleh Sultan Sayyid Mir Mahbub Alikhan Azmatkhan bin Mir Muhammad Quthbuddin Azmatkhan. Lembaga ini mendata dan menetapkan 3110 qabilah dari Fam Al-Hasani & Al-Husaini, di 7 Benua, 195 negara. |
Keluarga terkait | Bani Alawi. |
Tanda kehormatan | Habib, Sayyid & Sayyidah, Syarif & Syarifah. |
Tradisi | Wali Songo dan tradisi intelektual Pesantren |
Marga Azmatkhan merupakan keturunan dari Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik Al-Azhamatkhan bin As-Sayyid Alawi 'Amm Al-Faqih[pranala nonaktif permanen] bin As-Sayyid Muhammad Shahib Al-Mirbath, beliau merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik Al-Azhamatkhan berhijrah dari Hadhramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadhramaut.
Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik Al-Azhamatkhan bin As-Sayyid Alawi 'Amm Al-Faqih[pranala nonaktif permanen] kemudian menikahi putri bangsawan Hyderabad dan mendapatkan gelar "Al-Azhamatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Hyderabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik Al-Azhamatkhan berasal dari garis keturunan "Sayyid" (Keturunan Nabi Muhammad SAW). Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3]
Riwayat
Sayyid Abdul Malik lahir di kota Qasam, Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadhramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Azmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Qabilah Ba'Alawi asal Hadhramaut dari gelombang pertama yang masuk di nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4]
Asimilasi
Karena sejarah panjang perkawinan silang yang ekstensif, terutama dengan bangsawan lokal, kebanyakan dari keturunan Azmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Azmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus,[6] Masagus, Masayu, Kemas, atau Nyimas, Kiagus atau Nyayu dll. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Azmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4]
Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Azmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Azmatkhan adalah Kesultanan Banten,[2] Kesultanan Palembang,[7][8] Kesultanan Pajang, dan Kerajaan Sumedang Larang. Sedangkan di Kerajaan Champa,[9] Kerajaan Pattani,[9] Kesultanan Kelantan,[9] Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak,[10] para keturunan Azmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2]
Untuk mencatat dan mempertahankan silsilah keluarga Azmatkhan, para habaib Azmatkhan sedunia mendirikan Lembaga Asyraf Azmatkhan Ahlulbait Internasional, sebuah organisasi nasab internasional yang bertujuan untuk mencatat silsilah setiap keturunan Muhammad datuk dari seluruh sayyid.[4]
Tokoh terkenal
Tokoh agama
- Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5]
- Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama
- Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama
- Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama
- Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama
- Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama
- Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama
- Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama
- Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton
- Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama
- Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama
- Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama
- Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram
- Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama
- Syekh Tubagus Ahmad Bakri as-Sampuri (Mama Sempur) - ulama
- K.H. Hasyim Asy'ari - ulama
- K.H. Hasan Genggong - ulama, pimpinan Pesantren Zainul Hasan Genggong
- K.H. Tubagus Muhammad Falak Abbas (Mama Falak) - ulama
- Abuya Dimyathi al-Bantani - ulama
- Abuya Muhtadi Dimyathi - ulama
- K.H. Ma'ruf Amin[11] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU
- K.H. Said Aqil Siradj[12][13] - ulama, Ketua Umum PBNU
- Shohibul Faroji Azmatkhan - ulama, syekh dan ahli nasab ahlul bait
Tokoh kerajaan
- Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa
- Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama
- Sri Susuhunan Abdurrahman - raja Palembang pertama
- Prabu Geusan Ulun (Pangeran Angkawijaya) - raja Sumedang Larang Islam pertama
- Pati Unus - raja Demak kedua
- Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta
- Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II
- Pangeran Bodrowongso - Perdana Menteri Kesultanan Palembang Darusalam
- Syarif Muhammad ash-Shafiuddin dari Banten - Sultan Banten sekarang
- Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarani Al-Jawi - Sultan Agung Mataram Hanyakrakusuma Pahlawan Nasional
- Radin Intan II - Pahlawan Nasional
Pejuang dan pahlawan nasional
- Ageng Tirtayasa dari Banten - sultan Banten, Pahlawan Nasional Indonesia
- Sultan Mahmud Badaruddin II - sultan Palembang, pahlawan nasional
- Kiagus Muhammad Saleh - Pejuang, Ulama Banyuwangi, pendiri GP Ansor dan salah satu pendiri NU
- Radin Inten II - pahlawan nasional
- Hasyim Asy'ari[14] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama
- Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah
- As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama
- Wahid Hasyim[15] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama
- Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani - pejuang, residen Banten
Tokoh lain
- Abdurrahman Wahid[15] - ulama, Presiden Indonesia ke-4
- Rd. H. Jhody Arya Prabawa - Pengusaha, Diplomat, Pengajar
- Tubagus Anis Angkawijaya - Inspektur Jenderal Polisi, Kapolda Jawa Barat
- Tubagus Armand Maulana - penyanyi
- Tubagus Dedi Gumelar - politikus
- Tubagus Tema Mursadat - pemain sepak bola
Nasab
Lihat pula
- Walisongo
- Ahlul Bait
- Sayyid
- Sunan
- Shohibul Faroji
- Alawiyyin(((Alhabib as-sayyid sayyidil walid Habib muhammad ali purmadi( Nasirun ali nasrulloh) Al-Azhamatkhan lahir karang kemiri Bin kasraji bin kawi binti tasillah bin gunawitana lahir Taman sari makam kandang aur bin Raden purmadi Al Azhamatkhan pahlawan pejoang lahir cilacap makam kandang aur panusupan cilongok banyumas bin Raden umar said sunan muria Al Azhamatkhan bin Raden sahid sunan kalijaga Al Azhamatkhan bin ahmad bin mansur bin ali nuruddin bin ahmad jalaluddin bin abdullah bin Alhabib As-sayyid abdul malik al azhamatkan bin alwi ammil fakih bin muhammad shahib marbat bin ali khala ghasam bin alwi bin muhammad bin alwi almubdakir bin ubaidillah bin ahmad almuhajir bin isa annakib bin muhammad jamaluddin bin ali uraidi bin Ja, far shadiq bin muhammad al bagir bin ali zainal abiddin bin husein bin fatimah azzahra binti nabi muhammad Rosululloh saw,
Referensi
Catatan kaki
- ^ a b Syaibani, Aeni (2013-12-16). "Inilah Asal-usul Marga Azmat Khan (Sejarah Islam Dari India, Thailand Hingga Indonesia)". islamidia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-11. Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ a b c d bin Muhammad al-Masyhur, Sayyid Abdurrohman (1984). شمس الظهيرة في نسب أهل البيت من بني علوي [Syamsu Azh Zhahirah fi Nasabi Ahli al-Bait min Bani 'Alawi] (PDF). Jeddah: 'Alim al-Ma'rifat. hlm. 521–531.
- ^ Sardar, Ziauddin; Yassin-Kassab, Robin, ed. (2013). Critical Muslim 07: Muslim Archipelago. Oxford University Press. hlm. 159. ISBN 978-1-849043847.
- ^ a b c d e Majeliswalisongo (2010-11-08). "Manakib Alawiyyah ke-1 (al-Imam Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammul Faqih)". Majelis Dakwah Wali Songo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ a b Niam, Mukafi (2016-07-16). "Habib Zen Minta Maaf Jika Ada Keturunan Rasulullah Minta Dilayani". nu.or.id. NU Online. Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ administrator (2013-10-22). "Asal-usul Gelar Ratu dan Tubagus". Tempo Nasional (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ bin Thahir Al-Haddad, Al-Habib Alwi (1997). Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh. Jakarta: Lentera Basritama. hlm. 67. ISBN 9789798880087.
- ^ Noegraha, Nindya (2001). Asal-usul Raja-raja Palembang dan Hikayat Nakhoda Asyiq dalam Naskah Kuno: Koleksi Perpustakaan Nasional RI. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. ISBN 9789799316455.
- ^ a b c Buyers, Christopher (2008). "Kelantan Genealogy (2)". www.royalark.net. Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ Suhardy, Haydar (2015-07-30). "Kisah Raja Muda dari Demak yang Menantang Portugis". National Geographic Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-12. Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ Suriyanto (2017-02-03). "Ma'ruf Amin Kiai Nomor Satu NU dan Cicit Imam Masjidil Haram". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2017-10-11.
- ^ Fathoni (2017-01-18). "Mengenal Lebih Dekat KH. Said Aqil Siroj". Situs resmi Nahdlatul Ulama. Diakses tanggal 2017-10-13.
- ^ Nahdlatululama.id (2017-05-23). "Silsilah Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj". Nahdlatul Ulama. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-13. Diakses tanggal 2017-10-13.
- ^ Irawan (2016), hlm. 668.
- ^ a b Irawan (2016), hlm. 670.
Bibliografi
- Irawan, Aguk (2016). Penakluk Badai: Novel Biografi KH. Hasyim Asy'ari (edisi ke-IV). Yogyakarta: Qalam Nusantara. hlm. 668-670. ISBN 9786027128958.
Pranala luar
- (Indonesia) Himpunan Nasab Al-Alawiyyin di Naqobatul Ayrof al-Kubro
- (Arab) Situs Darus Sadat al-Ashraf Diarsipkan 2010-02-27 di Wayback Machine., Aal Azhamat Khan Al-Ba'Alawi