Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (atau biasa disingkat TNI Angkatan Darat atau TNI-AD) adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di darat.[2]
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat | |
---|---|
Dibentuk | 5 Oktober 1945 |
Negara | Indonesia |
Aliansi | Presiden Indonesia |
Tipe unit | Angkatan Darat |
Peran | Menegakkan kedaulatan negara dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia |
Jumlah personel |
|
Bagian dari | Tentara Nasional Indonesia |
Markas Besar | Gambir, Jakarta Pusat |
Moto | Kartika Eka Paksi (Sanskrit, lit:"burung gagah perkasa dengan satu cita-cita yang mulia") |
Warna | |
Himne | Mars Kartika Eka Paksi |
Ulang tahun | 15 Desember (Hari Juang Kartika)[1] |
Pertempuran | |
Situs web | tniad.mil.id |
Tokoh | |
Kepala Staf | Jenderal TNI Dudung Abdurachman |
Wakil Kepala Staf | Letnan Jenderal TNI Agus Subiyanto |
Inspektur Jenderal | Letnan Jenderal TNI Richard Horja Taruli Tampubolon |
Koordinator Staf Ahli | Letnan Jenderal TNI Ignatius Yogo Triyono |
Insignia | |
Bendera | |
Roundel | |
Fin Flash |
TNI Angkatan Darat dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945 bersamaan dengan dibentuknya TNI yang pada awal berdirinya bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Kekuatan TNI-AD saat ini terdiri dari 3 komando utama (kotama) pembinaan yaitu Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dan Komando Daerah Militer (Kodam).
Selain komando utama operasi, TNI-AD juga memiliki komando pendidikan yang mendidik para perwira dan calon perwira di Akademi Militer (Akmil), Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapaad), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), dan komando utama pengembangan dan doktrin yaitu Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Kodiklatad).
Sejarah
Cikal bakal lahirnya TNI pada awal kemerdekaan Indonesia dimulai dari penggabungan kekuatan bersenjata yang berasal dari para tokoh pejuang bersenjata, baik dari hasil didikan Kekaisaran Jepang (PETA), Belanda (KNIL), maupun mereka yang berasal dari laskar rakyat. Hasil penggabungan ini menghasilkan sebuah lembaga yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang kemudian berturut-turut berganti nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat (juga TKR), Tentara Republik Indonesia (TRI) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pada masa Orde Baru, Tentara Nasional Indonesia (TNI) digabung dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Penggabungan ini membentuk sebuah badan dengan nama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Berdasarkan Ketetapan MPR No. VI/MPR/2000 kembali menggunakan nama Tentara Nasional Indonesia (TNI) setelah pemisahan peran antara TNI dan Polri.
Sejak kelahirannya, TNI menghadapi berbagai tugas dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Mempertahankan kemerdekaan
Segera setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia menghadapi Sekutu/Belanda yang berusaha menjajah kembali bangsa Indonesia. Kedatangan kembali Sekutu/Belanda mendapat perlawanan kekuatan TNI bersama rakyat. Perlawanan tersebut menimbulkan pertempuran yang terjadi di mana-mana, seperti di Semarang (1945), Ambarawa (1945), Surabaya (1945), Bandung (1946), Medan (1947), Palembang (1947), Margarana (1946), Manado (1946), Sanga-Sanga (1947), Agresi Militer Belanda I (1947), Agresi Militer Belanda II (1948), dan Serangan Umum 1 Maret 1949.
Pada saat menghadapi Agresi Militer Belanda II, walaupun Pemerintah RI yang saat itu berpusat di Yogyakarta telah menyerah, Panglima Besar Jenderal Soedirman tetap melanjutkan perjuangannya, yaitu dengan cara gerilya karena berpegang teguh pada prinsip kepentingan negara dan bangsa.
Akibat dari perlawanan tersebut akhirnya bangsa Indonesia mampu mempertahankan pengakuan atas kemerdekaan dan kedaulatan RI pada tanggal 27 Desember 1949. Perjuangan ini berhasil berkat adanya kepercayaan diri yang kuat, semangat pantang menyerah, berjuang tanpa pamrih dengan tekad
Menjaga keutuhan bangsa dan negara
TNI bersama rakyat melaksanakan operasi dalam negeri seperti penumpasan terhadap PKI di Madiun 1948 dan Gerakan 30 September 1965, terhadap pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Pemberontakan DI/TII di Aceh, Sulawesi Selatan, terhadap PRRI di Sumatera Barat, Permesta di Manado, Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan dan Tenggara, PGRS/Paraku di Kalimantan Barat, Republik Maluku Selatan di Ambon, Gerakan Aceh Merdeka di Aceh, Dewan Garuda di Sumatera Selatan, dan Organisasi Papua Merdeka di Papua. Perjuangan ini dilaksanakan demi kepentingan menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara serta berpegang teguh pada prinsip demi kepentingan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Operasi pengamanan dilaksanakan terhadap kegiatan kenegaraan seperti Pemilu, Sidang Umum MPR/Sidang Istimewa MPR, dan pengamanan terhadap terjadinya konflik komunal. Operasi pengamanan ini didasarkan pada kepentingan negara dan bangsa, penyelamatan kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia
Organisasi
TNI Angkatan Darat adalah bagian dari Tentara Nasional Indonesia. TNI Angkatan Darat disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019. Markas Besar Tentara Nasional Indonesia membawahi Markas Besar TNI Angkatan Darat.[3]
Unsur Pimpinan TNI AD
- Kepala Staf Angkatan Darat, adalah perwira tinggi bintang empat dengan pangkat Jenderal
- Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, adalah perwira tinggi bintang tiga dengan pangkat Letnan Jenderal
Unsur Pelaksana Pimpinan TNI AD
Seluruh unsur pembantu pimpinan dijabat oleh perwira tinggi bintang tiga dengan pangkat Letnan Jenderal dan perwira tinggi bintang dua dengan pangkat Mayor Jenderal
- Inspektur Jenderal Angkatan Darat
- Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat
- Staf Perencanaan dan Anggaran Angkatan Darat
- Staf Intelijen Angkatan Darat
- Staf Operasi Angkatan Darat
- Staf Personalia Angkatan Darat
- Staf Logistik Angkatan Darat
- Staf Teritorial Angkatan Darat
- Staf Latihan Angkatan Darat
Unsur Pelayanan
Komando Utama Pembinaan
- Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad)
- Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
- Komando Daerah Militer (Kodam)
Badan Pelaksana Pusat
- Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad)
- Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif)
- Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav)
- Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed)
- Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud)
- Pusat Intelijen Angkatan Darat (Pusintelad)
- Pusat Sandi dan Siber Angkatan Darat (Pussandisiad)
- Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad)
- Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad)
- Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Puskesad)
- Pusat Pembekalan Angkutan Angkatan Darat (Pusbekangad)
- Pusat Zeni Angkatan Darat (Pusziad)
- Pusat Peralatan Angkatan Darat (Puspalad)
- Pusat Perhubungan Angkatan Darat (Pushubad)
- Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto)
Direktorat
- Direktorat Topografi Angkatan Darat
- Direktorat Ajudan Jenderal Angkatan Darat
- Direktorat Keuangan Angkatan Darat
- Direktorat Hukum Angkatan Darat
Dinas Militer
- Dinas Sejarah Angkatan Darat
- Dinas Penerangan Angkatan Darat
- Dinas Psikologi Angkatan Darat
- Dinas Informasi dan Pengolahan Data Angkatan Darat
- Dinas Jasmani Angkatan Darat
- Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat
- Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat
- Dinas Kelaikan Angkatan Darat
- Dinas Pengadaan Angkatan Darat
Pendidikan TNI AD
Pangkalan
Kecabangan
Tanda Kepangkatan
Di TNI Angkatan Darat, sebagaimana di kecabangan lainnya, kepangkatan terdiri dari, Perwira, Bintara dan Tamtama. Adapun pangkat tertinggi di Angkatan Darat adalah Jenderal Besar dengan bintang lima. Sampai saat ini ada 3 orang perwira TNI Angkatan Darat yang dianugerahi pangkat tersebut. Mereka adalah:
Kepala
TNI Angkatan Darat dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad). Kasad saat ini dijabat oleh Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Kekuatan
Persenjataan dan Perlengkapan Infanteri
Senjata ringan
Nama | Asal | Tipe | Kaliber | Keterangan |
---|---|---|---|---|
Pindad P1/P2[4] | Indonesia | Pistol semiotomatis | 9x19mm | Versi lokal dari Browning Hi-Power, dengan lisensi dari FN Herstal. Sekitar 30.000 P1 dan 2.000 P2 diproduksi. |
Pindad G2 Elite dan G2 Combat | Indonesia | Pistol semiotomatis | 9x19mm | Senjata standar TNI AD. |
Pindad PM2[4] | Indonesia | Pistol mitraliur | 9x19mm | |
MP5 series | Jerman | Pistol mitraliur | 9x19mm | Digunakan oleh pasukan khusus. |
AK-47[4] | Uni Soviet | Senapan serbu | 7.62x39mm | |
Pindad SS1[4] | Indonesia | Senapan serbu | 5.56x45mm | Didasarkan pada FN FNC. |
Pindad SS2[4] | Indonesia | Senapan serbu | 5.56x45mm | Modenisasi SS1. |
M16[4] | Amerika Serikat | Senapan serbu | 5.56x45mm | |
M4 Carbine | Senapan Serbu | 5.56x45mm | ||
FAMAS | Prancis | Senapan Serbu | 0.223 | |
HK 416 | Jerman | Senapan Serbu | 5.56x45mm NATO | |
Pindad SPR-1[4] | Indonesia | Senapan runduk | 7.62x51mm | |
Pindad SPR-3[4] | Indonesia | Senapan runduk | 7.62x51mm | |
Pindad SPR-2[4] | Indonesia | Senapan anti material | 12.7x99mm | |
Pindad SM3 | Indonesia | Senapan mesin ringan | 5.56x45mm | Versi lokal FN Minimi. |
Pindad SM2[4] | Indonesia | Senapan mesin serbaguna | 7.62x51mm | Versi lokal FN MAG. |
Pindad SMB-QCB | Indonesia | Senapan mesin berat | 12.7x99mm | Versi lokal CIS 50MG. |
Granat dan Sistem Roket
Nama | Asal | Tipe | Jumlah | Keterangan |
---|---|---|---|---|
Pindad SPG1 | Indonesia | Pelontar granat senapan | Pelontar granat yang pertama kali diproduksi lokal | |
M79 | Amerika Serikat | Pelontar geranat tembakan tunggal | ||
AT-13 Metis M | Rusia | Pelontar rudal anti-tank | ||
M80[5] | Yugoslavia | Rudal panggul | ||
PF-89 | China | Roket Anti Tank |
Tank
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
Leopard Revolution | Jerman | Tank tempur utama | 61 | Paket upgrade Leopard 2 dari Rheinmetall. Dipesan oleh Jenderal Pramono Edhie Wibowo [6][7] | |
Leopard 2A4 | Jerman | Tank tempur utama | 42 | Satu paket dengan Leopard Revolution[8][9] | |
AMX-13 | Prancis | Light Tank | 325 | Ditingkatkan kemampuannya di PT Pindad[10] | |
FV101 Scorpion 90 | Britania Raya | Light Tank | 100 | Sebagian akan dipindah ke pulau Kalimantan[10] |
Angkut Personel Ringan
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
AMX-VTT | Prancis | Pengangkut personel lapis baja | 200 | ||
Tarantula 6x6 | Republik Korea | Kendaraan tempur infanteri | 22 | Ditempatkan pada dua batalyon, yakni di Yonkav 1 Tank/Kostrad dan Yonkav 9 Serbu/Kodam Jaya.[10] | |
Marder 1A3 | Jerman | Kendaraan tempur infanteri | 50 | Satu paket dengan Leopard Revolution.[8][9][11] | |
V-150 Commando | Amerika Serikat | Pengangkut personel lapis baja | 200 | ||
VAB | Prancis | Pengangkut personel lapis baja | 46 | Awalnya terdapat 14 disediakan. 32 lagi dibeli tahun 2006 untuk misi perdamaian Indonesia di Lebanon.[12] | |
Alvis Stormer | Britania Raya | Pengangkut personel lapis baja | ~70 | Termasuk varian pengangkut personel lapis baja, mobil komando, ambulans, derek, ranpur logistik, dan ranpur jembatan.[13] | |
Pindad APS-3 ANOA | Indonesia | Pengangkut personel lapis baja | 380+[14] | Pemesanan Anoa pertama oleh TNI AD pada tahun 2008 sebanyak 154 unit untuk berbagai tipe. tahun 2011 memesan 11 unit tipe APC semua. Tahun 2012 memesan 61 unit.[15] | |
Pindad APR-1V | Indonesia | Pengangkut personel lapis baja | 40 | 2004 | Pendahulu Pindad APS-3. Dirancang berdasarkan rangka truk komersial milik Isuzu. Pesanan lanjutan batal akibat gempa bumi Samudra Hindia 2004. |
Kendaraan Lapis Baja
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
FV601 Saladin | Britania Raya | Mobil lapis baja | 69 | Secara bertahap akan diganti dengan Pindad Badak | |
Ferret[16] | Britania Raya | Mobil lapis baja | 55 | ||
Cadillac Gage Commando Scout | Amerika Serikat | Mobil lapis baja | 26 | 1983 | |
BTR-40[16] | Uni Soviet | Mobil lapis baja | 100-130 | 1963–1965 | Dimodifikasi di Indonesia dari pengangkut personel lapis baja menjadi varian intai lapis baja.[17] |
Pindad Badak | Indonesia | Mobil lapis baja | 50 | 2016[18] |
Sarana pendukung dan logistik
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
M151 MUTT | Amerika Serikat | Kendaraan angkut ringan | |||
Dodge M37 | Amerika Serikat | Kendaraan angkut ringan | |||
Renault Sherpa 2 | Prancis | Kendaraan angkut ringan | 30 | Juli 2011 | Diumumkan pada Juli 2011[19] |
Land Rover LWB | Britania Raya | Kendaraan angkut ringan | |||
Steyr Puch Haflinger 700 AP | Austria | Kendaraan angkut ringan | |||
Toyota Hilux | Jepang | Kendaraan angkut ringan | |||
Isuzu D-Max | Jepang | Kendaraan angkut ringan | |||
Ford Ranger | Amerika Serikat | Kendaraan angkut ringan | |||
Nissan Q4W73 | Jepang | Truk ringan | |||
DAF YA400 | Belanda | Truk angkut | |||
Unimog | Jerman | Truk menengah | |||
Steyr 680M | Austria | Truk menengah | |||
Bedford MK | Britania Raya | Truk ringan | |||
AM General M35 | Amerika Serikat | Truk menengah | |||
Steyr 17M29 | Austria | Truk menengah | |||
FAW CA150PL2 | Tiongkok | Truk menengah | |||
XR311 FAV | Amerika Serikat | Kendaraan serang cepat | |||
Cakra FAV | Indonesia | Kendaraan serang cepat |
Artileri, sistem pertahanan udara dan radar
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
Astros II | Brasil | Peluncur roket multilaras | 63[20] | Multikaliber | |
NDL-40 | Indonesia | Peluncur roket multilaras | 50 | Kaliber 77 mm, buatan PT DI | |
M48 | Yugoslavia | Meriam gunung | 144 | ||
AZP S-60 | Uni Soviet | Artileri antipesawat kaliber 57mm | 256 | ||
Oerlikon Skyshield[21] | Swiss | Artileri antipesawat kaliber 35mm | - | ||
M101 [22] | Amerika Serikat | Artileri tarik | 180 | ||
KH 178 | Korea Selatan | Artileri tarik | 72 | ||
KH 179 | Korea Selatan | Artileri tarik kaliber 155mm | |||
FH-2000[22] | Singapura | Artileri tarik | 8 | ||
Poprad (versi rudal Grom dalam sishanud Kobra [23]) | Polandia | Rudal darat-ke-udara jarak pendek | Tidak diketahui, namun dipercaya lebih dari 70 unit [24] | ||
ZU-23-2 (Buatan Polandia) | Polandia | Artileri Anti-Pesawat kaliber 23mm | - | ||
Rapier | Britania Raya | Rudal darat-ke-udara | 120 | Akan diganti | |
RBS-70[25] | Swedia | Rudal darat-ke-udara | 45 | ||
Mistral[26] | Prancis | Rudal darat-ke-udara | - | ||
QW-3[27] | Tiongkok | Rudal darat-ke-udara | - | ||
AMX Mk 61 | Prancis | Artileri gerak sendiri | 57 | ||
CAESAR | Prancis | Artileri gerak sendiri | 36[28] | ||
TAFLIR | Prancis | Radar | 5 |
Pesawat
Pesawat | Asal | Tipe | Versi | Beroperasi[29] | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
Aero Commander | Amerika Serikat | Helikopter angkut | 680 | 3 | |
Boeing AH-64 Apache | Amerika Serikat | Helikopter serang | AH-64E Guardian | 8 | [30] |
Bell 47 | Amerika Serikat | Helikopter multiperan | 47G | 10 | |
Bell UH-1 Iroquois | Amerika Serikat | Helikopter multiperan | Bell-205A1 | 10 | |
Bell 412 | Amerika Serikat/ Indonesia | Helikopter transpor | 412EP | 24 | Dibuat dengan lisensi di PT DI |
Britten-Norman Islander | Britania Raya | Transpor multiperan | BN-2A | 1 | |
CASA C-212 Aviocar | Spanyol/ Indonesia | Transpor taktis | 4 | Transfer produksi pada PT DI | |
Cessna 310 | Amerika Serikat | Transpor multiperan | 4 | ||
Eurocopter Bo 105 | Jerman/ Indonesia | Helikopter multiperan | 30 | Dibuat dengan lisensi di PT DI | |
Eurocopter EC120 Colibri | Prancis | Helikopter Latih | Untuk menggantikan Schweizer 300 | ||
Eurocopter Fennec | Prancis/ Indonesia | Helikopter multiperan | AS550 | 11 | Dibuat dengan lisensi di PT DI |
Mil Mi-17 Hip-H | Rusia | Helikopter serang ringan dan transpor | Mi-17V5 | 12 | |
Mil Mi-35 Hind | Rusia | Helikopter serang | Mi-35 Hind-F | 5 | [31] |
Schweizer 300 | Amerika Serikat | Helikopter latih | 300C | 6 | Akan diganti |
Galeri
-
Kendaraan Berlapis Baja Tarantula
-
Kendaraan Artileri Gerak Sendiri howitzer
-
Arisgator
Referensi
- ^ "Latar Belakang Pertempuran Ambarawa Setelah Indonesia Merdeka". katadata.co.id. Diakses tanggal 2022-12-19.
- ^ "Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019–Paralegal.id". paralegal.id. Diakses tanggal 2022-09-20.
- ^ "Pasal 154 Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019" (PDF). sipuu.setkab.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-06-19. Diakses tanggal 22 April 2020.
- ^ a b c d e f g h i j "TNI Angkatan Darat - Situs Resmi TNI Angkatan Darat" (dalam bahasa Indonesian). 19 March 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-25. Diakses tanggal 2012-03-29.
- ^ Minister of Economy and Regional Development Republic of Serbia (24 September 2010), Annual Report on the Transfers of Controlled Goods in 2008 (dalam bahasa English), Stockholm International Peace Research Institute, diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-21, diakses tanggal 30 September 2010
- ^ "TNI AD akan beli 100 tank Leopard dan 8 heli Apache dari Eropa". detiknews.com. 11 November 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-12. Diakses tanggal 14 Oktober 2012.
- ^ "Segera, TNI Miliki 150 Tank Leopard". Yahoo.com. Diakses tanggal 14 Oktober 2012.[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b Indra Wijaya (23 September 2013). "Dua Tank Leopard Tiba di Tanah Air". Tempo.co. Tempo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-08. Diakses tanggal 5 Oktober 2013.
- ^ a b Wakhid Muqodam (6 September 2014). "Puluhan Tank Siap Meriahkan Peringatan HUT TNI". suarasurabaya.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-08. Diakses tanggal 7 September 2014.
- ^ a b c Rujukan kosong (bantuan)
- ^ "General Cache Information of Marder" (dalam bahasa English). Military Today. Diakses tanggal 7 Agustus 2015.
- ^ "TNI defends purchase of 32 armored vehicles" (dalam bahasa English). The Jakarta Post. 18 September 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-04. Diakses tanggal 10 Juli 2007.
- ^ "Stormer - Light Armoured Vehicles - Jane's Land Forces". Jane's Information Group. 18 Januari 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-06. Diakses tanggal 2012-03-29.
- ^ "Pindad Delivers 40 Units of 6x6 Armoures Personnel Carrier to Department of Defence" (Siaran pers). Pindad. Agustus 2009. Diakses tanggal 19 Maret 2011. Diarsipkan 2010-03-23 di Wayback Machine.
- ^ "Malaysia dan Irak Tunggu Kesepakatan PT Pindad Untuk Boyong Panser Anoa". detikcom. detikNews. 16 Oktober 2012. Diakses tanggal 16 Oktober 2012.
- ^ a b "Stockholm International Peace Research Institute-The Independent Resource on Global Security". Sipri.org. Diakses tanggal 2 Januari 2014.
- ^ "BTR-40 series of wheeled armoured vehicles". JEDsite. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-26. Diakses tanggal Januari 2011.
- ^ Cahyani, Dewi Rina (2016-01-20). Cahyani, Dewi Rina, ed. "Jusuf Kalla Pesan 50 Panser Badak Buatan Pindad". Tempo.co. Diakses tanggal 2018-06-12.
- ^ "Renault Trucks Defense Receive New Orders form Indonesia". Renault Trucks Defense. Juli 2011. Diakses tanggal Juli 2011.
- ^ "Компания «Авибрас» поставит СВ Индонезии РСЗО «Астрос-2»" (dalam bahasa Russian). Arms Trade. 9 November 2012. Diakses tanggal 14 November 2012.
- ^ "Air Force Orders anti-Aricraft Weapons". Embassy of the Republic of Indonesia for Norway. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-24. Diakses tanggal 7 Agustus 2015.
- ^ a b http://pussenarmed.kodiklat-tniad.mil.id/index.php?option=com_content&view=article&id=46&Itemid=180[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Indo Defence 2010: 4th Indonesia Tri Service Dafence and Aerospace Exhibition" (dalam bahasa English). Army Recognation. 10 November 2010. Diakses tanggal 10 November 2010.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-03. Diakses tanggal 2012-03-29.
- ^ Haryo Adjie Nogo Seno (10 Februari 2009). "RBS-70 : Rudal Pencegat Supersonik Jarak Dekat". IndoMiliter. Diakses tanggal 10 Februari 2009.
- ^ Saiful Munir (12 Oktober 2014). "Spesifikasi Alutsista Rudal Mistral Milik TNI AD". Sindonews.com. SindoNews. Diakses tanggal 7 Agustus 2015.
- ^ Hendri Firzani (3 Januari 2008). "Rudal Cina Warisan Jenderal Djoko". Gatra. Archived from the original on 2013-03-21. Diakses tanggal 2013-01-23.
- ^ http://defense-studies.blogspot.com/2012/09/dua-howitzer-caesar-155-mm-tiba-di.html
- ^ "World Military Aircraft Inventory", Aerospace Source Book 2007, Aviation Week & Space Technology, January 15, 2007.
- ^ Palupi Annisa Auliani (6 Oktober 2011). "Sjafrie:Kalau PT DI Bisa Lebih Murah, Kemenhan akan Beli Lebih Banyak". Republika.co.id. Diakses tanggal 6 Oktober 2011.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-20. Diakses tanggal 2012-03-29.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi