Kereta api ekonomi
Kereta api ekonomi Merupakan kelas kereta penumpang di bawah kelas bisnis dalam layanan Kereta Api Indonesia. Sama halnya dengan kereta kelas bisnis, kini hampir semua kereta kelas ekonomi telah dilengkapi dengan penyejuk udara (bahasa Inggris: air conditioner (AC)). Kereta ekonomi yang ada di Indonesia dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan konfigurasi tempat duduknya. Kelas ekonomi pada pengoperasiannya banyak yang memanfaatkan subsidi berdasarkan kesepakatan public service obligation (PSO).
Pengoperasian
Satu kereta penumpang ekonomi berkapasitas 64 hingga 106 orang dengan formasi tempat duduk 2-2 maupun 3-2. Terdapat juga kereta kelas ekonomi eks-KRD MCW 301 dan MCW 302. Kereta eks-KRD masih ada yang tidak ber-AC, namun kini kereta eks-KRD telah dipensiunkan. Unit AC yang digunakan pada kereta ekonomi biasa adalah 6 unit AC split (seperti di gedung atau rumah), dan pada KA Ekonomi produksi INKA pada tahun 2010 dan setelahnya sudah menggunakan AC sentral seperti di kereta eksekutif. Sebagian kereta ekonomi dengan AC split juga mengalami modifikasi menjadi menggunakan AC sentral.
Kereta ini menjadi idaman para penumpang pada saat hari raya ataupun hari libur, walaupun dalam setiap perjalanan, kereta ini harus berhenti untuk "mengalah" (bersilang) dengan kereta api kelas atasnya. Harga tiket kereta api kelas ekonomi pun cukup terjangkau. Dalam setiap rangkaian kereta ekonomi jarak jauh, terdapat 1 kereta ekonomi, restorasi, dan pembangkit (KMP) (maupun kereta restorasi dan pembangkit (MP). Tak jarang menggunakan kereta restorasi (M1) dan pembangkit (P) secara terpisah).
Tipe subkelas pada kereta ekonomi
Kereta ekonomi reguler (subsidi/komersial/lokal)
Kereta ekonomi adalah subkelas kereta api terbawah dengan tarif yang menyesuaikan dengan perekonomian negara (karena beberapa perjalanan menggunakan Subsidi berdasarkan kesepakatan PSO). Kereta ini, pada awal sebelum 2014, memiliki ciri-ciri berupa striping (livery) jingga orange-biru bergaris kuning-orange, dengan (atau tidak dengan) logo Kemenhub di dekat pintu kiri dan logo PT KAI di dekat pintu kanan, serta merupakan produk impor sejak masa PJKA maupun buatan PT INKA.
Pada kereta ekonomi biasa juga terdapat livery lain berupa warna orange-hijau bermotif daun dengan logo Kemenhub dan PT KAI (sering disebut NutriSari karena kemiripannya), yang merupakan produk dari PT INKA produksi 2008-2009. Setelah 2014, kereta Ekonomi AC disamakan livery-nya seperti KA Jayabaya, dengan pintu berwarna oranye, meski pada awalnya terdapat kesalahan pengecatan warna pintu dalam beberapa kereta, yang seharusnya warna oranye menjadi warna biru, yang seharusnya untuk kelas eksekutif.
Kereta kelas ekonomi pada umumnya ditarik lokomotif besar seperti CC 201, CC 203, atau CC 204. Terkadang CC 206 CC 300 BB 303 Dan BB 302 dioperasikan untuk menggantikan ketiga jenis lokomotif tersebut.
Pada Januari 2015 subsidi PSO untuk kereta ekonomi jarak jauh dan jarak menengah mulai dihapus. Tidak ada lagi nama dan istilah "tarif flat" untuk semua jurusan dan tarif dibatasi oleh tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB), dan ini serupa dengan kereta bisnis maupun eksekutif. Pada 1 Maret 2015, kontrak PSO ditandatangani,[1] namun mengalami penundaan karena pada 1 April 2015 tarif kereta api jarak jauh dan menengah dinaikkan hingga dua kali lipatnya. Setelah 1 Januari 2019, beberapa layanan kereta api dicabut kontrak PSO nya sehingga menjadi kereta kelas komersial.
Kereta ekonomi lama diproduksi pada tahun 1953-1954, 1964-1966, 1968, 1973, 1975-1976, 1978, 1980, 1985, dan merupakan produk impor dari berbagai pabrik yakni Nippon Sharyo dan Arad Rumania. Khusus untuk kereta ekonomi buatan tahun 1993 dan seterusnya adalah produk rakitan baru ataupun modifikasi PT INKA Madiun. Pada tahun 2010 ke atas INKA sudah tak lagi memproduksi kereta ekonomi biasa, dan difokuskan pada kereta rangkaian kereta ini telah mengikuti striping selendang pecut seperti KA Jayabaya.
Perombakan dari Kereta Ekonomi Standar ke Kereta Ekonomi Modern
Pada akhir tahun 2019, untuk pertama kalinya kereta ekonomi standar yang sebelumnya menggunakan AC Split mengalami perombakan di Balai Yasa Gubeng, Surabaya. Kereta ini dialokasikan untuk Kereta api Gaya Baru Malam Selatan (sekarang dialokasikan untuk Kereta api Singasari). Kereta yang mengalami perombakan sehingga pengurangan fasilitas dengan jumlah tempat duduk dari 106 menjadi 80 (saling berhadapan/40 menghadap ke kanan dan 40 menghadap ke kiri) dan pemasangan AC sentral, dan interior kereta seperti dengan kereta ekonomi plus/ekonomi premium.[2] Banyak di antara kereta ekonomi ini yang usianya tidak terlalu tua, mengingat kereta ekonomi modern sendiri menggunakan rangkaian keluaran tahun 2005 s.d 2009.
Kereta ekonomi plus produksi 2016
Pada tanggal 4 Juli 2016, PT Kereta Api Indonesia meluncurkan rangkaian kereta ekonomi produksi 2016 yang "memiliki kenyamanan dan keeleganan seperti kelas eksekutif". Rangkaian ini diproduksi oleh PT INKA Madiun dan dipesan sebanyak lima set. Peluncuran kereta ekonomi ini dilaksanakan menjelang musim mudik 2016 untuk menghadapi angkutan lebaran 2016 yang diperkirakan akan meningkat tajam. Awalnya, kereta ekonomi ini digunakan untuk kereta api Kutojaya Utara ekstra lebaran sebagai angkutan lebaran yang pada saat itu finalisasi baru berjalan 85%. Kereta tersebut memiliki fasilitas AC, televisi, dan tempat duduk standar kelas ekonomi sebanyak 80 tempat duduk.[3]
Kereta api tersebut kemudian direncanakan untuk mengganti rangkaian kereta api bisnis milik Fajar, Senja Utama Yogya dan kereta api Mutiara Selatan yang kemudian dimutasi untuk rangkaian kereta bisnis untuk perjalanan Semarang dan Cirebon. Akan tetapi, kereta tersebut kemudian dikritik oleh sejumlah pengguna jasa dan bahkan sampai kepada para pecinta kereta api (railfans) karena jarak antar kursi yang sempit dan mengakibatkan kaki penumpang tidak leluasa. Oleh karena itulah, PT KAI memutuskan menarik kereta ekonomi tersebut dan mengembalikan sejumlah rangkaian lama untuk tiga kereta api tersebut. Kereta ekonomi kemudian dijalankan hanya di sebagian KA jarak menengah saja, menanti giliran desain ulang kereta tersebut.[4]
Rangkaian Kereta ekonomi 2016 kebanyakan dialokasikan ke KA jarak menengah seperti Kereta api Kaligung (Semarang Poncol-Brebes pp.), kereta api Ambarawa Ekspres (Surabaya Pasar Turi-Semarang Poncol pp.), serta Kereta api Menoreh (Semarang Tawang-Pasarsenen pp.) (Pengecualian karena kereta api ini tergolong KA jarak jauh); maupun kelas campuran seperti Kereta api Argo Cheribon (Gambir-Tegal/Pemalang pp.). Karakteristiknya adalah kaca panorama dupleks (seperti Kereta api Argo Bromo Anggrek), tempat duduk yang menghadap ke tengah rangkaian (dengan pivot tempat duduk nomor 11 dan 12), serta "jarak tempat duduk menyerupai jarak antar tempat duduk kelas ekonomi di Boeing 747".
Kereta ekonomi premium
Kereta produksi 2017
Kelas ekonomi premium merupakan generasi subkelas ekonomi terbaru PT Kereta Api Indonesia. Kereta ini merupakan kereta hasil produksi PT INKA Madiun, serta memiliki dimensi dan karakteristik tempat duduk yang sama seperti kereta api ekonomi plus new image 2016, yakni 40 tempat duduk menghadap ke depan, 40 lainnya ke belakang, sehingga memusat. Perbedaan yang ada meliputi tempat duduk yang memiliki tuas reclining (kecuali kursi khusus difabel yang memiliki karakteristik seperti kelas bisnis, yakni kursi khusus ujung yang bisa digeser arah hadapnya), besi di bawah kursi dihilangkan agar kaki terasa nyaman saat menapaki lantai, dipasangnya empat unit televisi, serta adanya lampu baca. Kereta ini menggunakan livery yang berbeda, yakni strip berwarna merah-kuning-merah dengan ornamen bunga teratai dan logo PT KAI di tengahnya. Untuk keperluan angkutan Lebaran 2017, diproduksi tiga set yang sudah selesai diujicobakan.[5]
Pada tanggal 15 Juni 2017, kereta ekonomi premium dijalankan untuk keperluan arus mudik-lebaran sebagai kereta api Mataram Premium (Lempuyangan-Pasarsenen pp.), Mantab Premium (Madiun-Semarang Tawang-Pasarsenen pp.), dan GBMS Premium (Surabaya Gubeng-Pasarsenen pp.). Sementara Tawang Jaya Premium (Semarang Poncol-Pasarsenen pp.) dijalankan pada tanggal 20 Juni 2017. Mulai tanggal 26 September 2017, rangkaian ekonomi premium juga dialokasikan untuk KA Wijaya Kusuma (Solo Balapan - Yogyakarta - Cilacap pp) yang akan diluncurkan dan beroperasi secara reguler, lalu 2 hari berikutnya, KA GBMS Premium (Surabaya Gubeng - Pasarsenen) yang dalam perkembangannya beroperasi reguler dengan nama kereta api Jayakarta Premium.[6]
Pada Nataru 2017-2018, rangkaian kereta ekonomi premium ini sebagian besar hanya dialokasikan untuk kereta api tambahan saja. Kereta api tambahan saat nataru di antaranya kereta api Tawang Jaya premium (Semarang-Pasar Senen pp.), Argo Parahyangan Premium (Sekarang KA Pangandaran) (Gambir-Bandung pp.), kereta api Tambahan Surabaya-Malang pp., dan kereta api Mutiara Timur Tambahan (atau julukan sebagai Kereta api Sancaka Timur) (Yogyakarta-Banyuwangi pp.).[7][8] Sejak 2019, rangkaian kereta ini sudah mulai digunakan reguler di Sumatra dan Jawa.
Kereta produksi 2018-2019
Pada tanggal 19 Januari 2018, PT KAI (persero) mengujicoba rangkaian kereta kelas ekonomi premium terbarunya setelah selesai manufaktur dari PT INKA (persero) sebagai produsen kereta penumpang, gerbong datar dan rangkaian kereta api di Indonesia. Rangkaian ini memiliki perbedaan dengan rangkaian kereta produksi sebelumnya, yakni eksteriornya menggunakan bahan stainless steel (sehingga tampak mengilap, berbeda dengan bahan mild steel sebelumnya) dengan livery pita warna oranye di tengah kereta diapit dua pita berwarna abu-abu muda kebiruan yang masing-masing terletak di sisi pintu, serta logo PT KAI di bagian dekat pintu kiri. Untuk interior masih sama dengan kereta api premium plus produksi 2017 dengan perbedaan pada lampu hias serta adanya port audio jack.
Rangkaian ini diuji coba tanggal 19 Januari di lintas Madiun-Cirebon lewat Purwokerto lalu kembali ke Madiun lewat Semarang. Selain itu, INKA juga memproduksi kereta eksekutif terbaru 2018 yang juga akan diujicobakan.[9]
Rangkaian ini merupakan rangkaian kelas Ekonomi pertama sejak ekonomi kemenhub 2010 yang tidak menyertakan kereta difabel, serta rangkaian pertama yang memiliki kereta makan kelas eksekutif (M1) dan pembangkit (P) langsung dari pabrik PT INKA Madiun, tidak lagi menggunakan Kereta Restorasi Berpembangkit (MP3) untuk sumber dayanya.
Penomoran
Format penomoran lama untuk kereta kelas ekonomi yaitu K3-xxyzz ddd. Artinya, K3 adalah kereta penumpang ekonomi, xx adalah tahun mulai operasi, y adalah jenis bogie, dan zz (nomor urut), serta ddd merupakan kepemilikan depo. Misalnya: K3-65590 artinya kereta kelas 3 (ekonomi) yang mulai dinas tahun 1965 dengan jenis bogie K5 urutan ke-90 ditambah dua atau tiga alfabet yang artinya kereta itu milik depo tertentu.
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 Tahun 2010, penomoran diubah. Semua kereta penumpang menggunakan format penomoran K3 x yy zz. Artinya, K3 adalah kereta penumpang ekonomi, x adalah jenis penarik: 0 untuk lokomotif, 1 untuk Kereta Rel Listrik, 2 untuk Kereta Rel Diesel Elektrik, serta 3 untuk Kereta Rel Diesel Hidraulis; yy adalah tahun operasi, dan zz adalah nomor urut dalam produksi keseluruhan pada tahun yy. Contoh: K3 0 17 43 JAKK, artinya kereta ekonomi yang ditarik lokomotif (0) mulai dinas tahun 2017 (17), dan memiliki nomor urut 43 dalam produksi keseluruhan tahun 2017, serta diikuti oleh dua, tiga sampai empat huruf alfabet yang menandakan kepemilikan depo, dalam hal ini, Jakarta Kota (JAKK).
Kereta api kelas ekonomi di Indonesia
Layanan kereta api kelas Ekonomi Premium (mild steel atau stainless steel) di Pulau Jawa dan Sumatra
Nama KA | Relasi | Lintas KA | Depo Kereta | Kelas | Buatan Tahun | Status KA | Saat ini Operasional di |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Jayakarta | Jakarta Pasar Senen-Surabaya Gubeng | Lintas Tengah Jawa | Jakarta Kota (JAKK) | Ekonomi Premium | 2017 | Beroperasi | Daerah Operasi I Jakarta |
Kuala Stabas | Tanjungkarang-Baturaja | Lintas Lampung | Tanjungkarang (TNK) | Ekonomi Premium | 2017 | Beroperasi | Divisi Regional IV Lampung |
Kertajaya | Jakarta Pasar Senen-Surabaya Pasarturi | Lintas Utara Jawa | Surabaya Pasarturi (SBI) | Ekonomi Premium | 2019 | Beroperasi | Daerah Operasi VIII Surabaya |
Kutojaya Utara | Jakarta Kota-Kutoarjo | Lintas Tengah Jawa | Kutoarjo (KTA) | Ekonomi Premium | 2018 | Beroperasi | Daerah Operasi V Purwokerto |
Layanan kereta api kelas ekonomi plus di Pulau Jawa
Nama KA | Relasi | Lintas KA | Depo Kereta | Kelas | Buatan Tahun | Status KA | Saat ini Operasional di |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Menoreh | Jakarta Kota-Semarang Tawang | Lintas Utara Jawa | Semarang Poncol (SMC) | Ekonomi Plus | 2016 | Sebagai Ka Fakultatif (Dijalankan pada hari tertentu) | Daerah Operasi IV Semarang |
Majapahit | Jakarta Pasar Senen-Semarang Tawang-Malang | Lintas Utara Jawa | Malang (ML) | Ekonomi Plus | 2016 | Beroperasi sebagai Ka Tambahan Nataru (Natal Dan Tahun Baru) | Daerah Operasi VIII Surabaya |
Jaka Tingkir | Jakarta Pasar Senen-Purwosari | Lintas Tengah Jawa | Solo Balapan (SLO) | Ekonomi Plus | 2012 dan 2014 | Beroperasi | Daerah Operasi VI Yogyakarta |
Ambarawa Ekspres | Semarang Poncol-Surabaya Pasarturi | Lintas Utara Jawa | Semarang Poncol (SMC) | Ekonomi Plus | 2016 | Beroperasi | Daerah Operasi IV Semarang |
Layanan kereta api kelas ekonomi Subsidi / Komersial / KRD Komuter / KA Lokal / KA Aglomerasi di Pulau Jawa dan Sumatra
Nama KA | Relasi | Lintas KA | Depo Kereta | Kelas | Status KA | Saat ini Operasional di |
---|---|---|---|---|---|---|
Matarmaja | Jakarta Pasar Senen-Semarang Tawang-Malang | Lintas Utara Jawa | Malang (ML) | Ekonomi Komersial | Beroperasi | Daerah Operasi VIII Surabaya |
Pasundan | Kiaracondong-Surabaya Gubeng | Lintas Selatan Jawa | Bandung (BD) | Ekonomi Komersial | Beroperasi | Daerah Operasi II Bandung |
Tawang Jaya | Jakarta Pasar Senen-Semarang Poncol | Lintas Utara Jawa | Semarang Poncol (SMC) | Ekonomi Komersial | Dihentikan sementara (akibat pandemi COVID-19) | Daerah Operasi IV Semarang |
Progo | Jakarta Pasar Senen-Lempuyangan | Lintas Tengah Jawa | Yogyakarta (YK) | Ekonomi Komersial | Beroperasi | Daerah Operasi VI Yogyakarta |
Nama KA | Relasi | Lintas KA | Depo Kereta | Kelas | Status KA | Saat ini Operasional di |
---|---|---|---|---|---|---|
Kahuripan | Kiaracondong-Blitar | Lintas Selatan Jawa | Bandung (BD) | Ekonomi Subsidi | Beroperasi | Daerah Operasi II Bandung |
Kutojaya Selatan | Kiaracondong-Kutoarjo | Kutoarjo (KTA) | Ekonomi Subsidi | Beroperasi | Daerah Operasi V Purwokerto | |
Serayu | Jakarta Pasar Senen-Kiaracondong-Purwokerto | Purwokerto (PWT) | Ekonomi Subsidi | Beroperasi | Daerah Operasi V Purwokerto | |
Bengawan | Jakarta Pasar Senen-Purwosari | Lintas Tengah Jawa | Solo Balapan (SLO) | Ekonomi Subsidi | Beroperasi | Daerah Operasi VI Yogyakarta |
Airlangga | Jakarta Pasar Senen-Surabaya Pasarturi | Lintas Utara Jawa | Surabaya Pasarturi (SBI) | Ekonomi Subsidi | Beroperasi | Daerah Operasi VIII Surabaya |
Sri Tanjung | Ketapang-Surabaya Gubeng-Lempuyangan | Lintas Timur Jawa | Ketapang (KTG) | Ekonomi Subsidi | Beroperasi | Daerah Operasi IX Jember |
Probowangi | Surabaya Gubeng-Ketapang | Sidotopo (SDT) | Ekonomi Subsidi | Beroperasi | Daerah Operasi VIII Surabaya | |
Tawang Alun | Ketapang-Malang Kotalama | Ketapang (KTG) | Ekonomi Subsidi | Beroperasi | Daerah Operasi IX Jember | |
Rajabasa | Tanjungkarang-Kertapati | Lintas Sumatra Selatan-Lampung | Tanjungkarang (TNK) | Ekonomi Subsidi | Beroperasi | Divisi Regional IV Lampung |
Serelo | Lubuklinggau-Kertapati | Lintas Sumatra Selatan | Kertapati (KPT) | Ekonomi Subsidi | Beroperasi | Divisi Regional III Palembang |
Putri Deli | Medan-Tanjungbalai | Lintas Sumatra Utara | Medan (MDN) | Ekonomi Subsidi | Beroperasi | Divisi Regional I Medan |
Siantar Ekspres | Medan-Pematang Siantar | Medan (MDN) | Ekonomi Subsidi | Beroperasi | Divisi Regional I Medan |
Nama KA | Relasi | Depo Kereta | Kelas | Tipe | Status KA | Saat ini Operasional di |
---|---|---|---|---|---|---|
Prameks | Yogyakarta-Kutoarjo | Yogyakarta (YK) Kutoarjo (KTA) |
Ekonomi Komuter | KRDE | Beroperasi | KAI Commuter |
Komuter Lamongan | Surabaya Pasarturi-Lamongan | Surabaya Pasarturi (SBI) | Ekonomi Komuter | KRDI | Beroperasi | KAI Commuter |
Komuter Sidro | Indro-Surabaya Pasarturi-Sidoarjo | Surabaya Pasarturi (SBI) | Ekonomi Komuter | KRDI | Beroperasi | KAI Commuter |
Jenggala | Sidotopo (SDT) | Ekonomi Komuter | KRDI | Beroperasi | KAI Commuter | |
Komuter Susi | Surabaya Kota-Sidoarjo | Sidotopo (SDT) | Ekonomi Komuter | KRDI | Beroperasi | KAI Commuter |
Komuter SuBang | Surabaya Kota-Bangil | Sidotopo (SDT) | Ekonomi Komuter | KRDI | Beroperasi | KAI Commuter |
Kertalaya | Kertapati-Indralaya | Kertapati (KPT) | Ekonomi Perintis | Bus Rel | Tidak beroperasi | Divisi Regional III Palembang |
Lihat pula
Referensi
- ^ Majalah KA Edisi Januari 2015
- ^ Firmansyah, Fikri. "PT KAI Sulap Kereta KA Gaya Baru Malam Selatan, Jadikan Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ Baru Diluncurkan, Ini Dia Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif
- ^ Kereta Ekonomi Terbaru Dipetisi, Berikut Tindak Lanjurt dari PT KAI
- ^ Inilah Kereta Api Ekonomi Premium Class
- ^ Tribun Bisnis: Jadwal dan Harga Tiket Kereta Api Ekonomi Premium untuk Mudik Lebaran
- ^ http://suryamalang.tribunnews.com/2017/06/20/kereta-api-premium-ini-siap-angkut-warga-malang-catat-tarif-tiketnya-saat-mudik-lebaran
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-07. Diakses tanggal 2018-02-07.
- ^ https://www.kaorinusantara.or.id/newsline/104347/berbodi-stainless-rangkaian-ekonomi-premium-produksi-2018-diuji-coba
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia Diarsipkan 2015-11-25 di Wayback Machine.