Bahasa Sunda Ciamis
Bahasa Sunda Ciamis atau dialek Ciamis atau dialek Tenggara adalah sebutan untuk sekumpulan varietas bahasa Sunda yang dituturkan oleh masyarakat di wilayah tenggara Provinsi Jawa Barat, terutama Kabupaten Ciamis,[10][11] Kota Banjar, dan Kabupaten Pangandaran, serta di wilayah barat daya Provinsi Jawa Tengah seperti Kabupaten Cilacap.[12] Dialek ini merupakan varietas bahasa dan dianggap berada di salah satu sisi kontinum linguistik dengan bentuk standar bahasa Sunda yaitu bahasa Sunda Priangan yang berada di sisi lainnya, sehingga menyebabkan adanya beberapa variasi leksikon yang berbeda, tetapi secara umum tidak terdapat perbedaan linguistik yang signifikan dengan bahasa Sunda Priangan.
Bahasa Sunda Ciamis
Basa Sunda Ciamis ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮎᮤᮃᮙᮤᮞ᮪ Dialek Tenggara Dialek Priangan Timur | |||||
---|---|---|---|---|---|
Pengucapan | basa sʊnda t͡ʃiʔamɪs | ||||
Dituturkan di | Indonesia | ||||
Wilayah | |||||
Etnis | Sunda Banyumasan | ||||
Penutur | ± 1.8 juta (2020)[4][5][6][a] | ||||
| |||||
Alfabet Latin & Aksara Sunda Baku | |||||
Kode bahasa | |||||
ISO 639-3 | – | ||||
Glottolog | ciam1234 | ||||
Linguasfer | 31-MFN-ag | ||||
| |||||
Lokasi penuturan | |||||
Area tempat dituturkannya bahasa Sunda Ciamis secara mayoritas
Area tempat dituturkannya bahasa Sunda Ciamis secara minoritas | |||||
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
| |||||
Portal Bahasa | |||||
Keragaman kebahasaan di daerah Ciamis dipengaruhi oleh letak geografis yang dikelilingi oleh kabupaten dan daerah yang secara kebahasaan dianggap berbeda, di sebelah barat laut, timur laut, barat daya keadaan geografisnya bergunung-gunung, kemudian dataran rendah berupa rawa di sebelah timur (tengah dan selatan), keadaan jalan raya yang membelah dan membuka Ciamis ke barat ke Tasikmalaya, serta ke timur ke Jawa Tengah.[10]
Pengantar
Secara geografis, Kabupaten Ciamis (juga mencakup Kota Banjar & Kabupaten Pangandaran) dikelilingi oleh kabupaten-kabupaten yang memiliki ciri pemakaian bahasa yang berbeda-beda. Kabupaten Tasikmalaya di sebelah barat dianggap sebagai peralihan bahasa Sunda dialek Priangan. Kabupaten Majalengka dan Kuningan di sebelah utara dianggap sebagai daerah dialek bahasa Sunda yang berbeda dengan bahasa Sunda dialek Priangan (bahasa Sunda Majalengka dan bahasa Sunda Kuningan). Provinsi Jawa Tengah di sebelah timur merupakan daerah bahasa lain. Kondisi geografis yang seperti inilah yang memunculkan dugaan adanya pengaruh terhadap pemakaian bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis.[13]
Ciamis sebagai suatu kesatuan geografis juga kemungkinan memperlihatkan kekhasan pemakaian bahasa tertentu sehingga sering terdengar orang awam di Jawa Barat menyebut ada yang disebut "bahasa Sunda dialek Ciamis".[c][13][10]
Artikel ini akan menjelaskan pemerian bahasa Sunda Ciamis yang menyangkut dengan hal-hal seperti, bunyi-bunyi bahasa, pemakaian unsur-unsur khas, variasi kebahasaan yang terikat dengan kewilayahan, pengaruh dari bahasa asing, dan beberapa gejala bahasa lainnya.[13]
Penggunaan
Wilayah kebahasaan
Secara administratif, Kabupaten Ciamis berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah di sebelah timur. Wilayah penggunaan bahasa Sunda selain di Kabupaten Ciamis, juga digunakan di wilayah Provinsi Jawa Tengah terutama di perbatasan Ciamis bagian timur sebelah utara yang bentuk wilayah penggunaannya menjorok ke dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah (Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, dan Karangpucung).[15][16]
Lingkup penggunaan
Bahasa Sunda Ciamis digunakan di berbagai hal dan dalam berbagai keadaan, misalnya, di rumah, di sekolah, di masyarakat, dalam korespondensi, dan dalam media massa. Penggunaan di rumah dapat terjadi antara pembicaraan seorang anak dengan ayah, ibu, sanak saudara, famili lain, dan pramuwismanya. Penggunaan di sekolah antara lain meliputi bahasa pengantar, pergaulan antar peserta didik, antarguru, dan antar guru dan peserta didik. Penggunaan di masyarakat berlangsung dengan tetangga, kelompok etnik, berlangsung di masjid atau gereja, dalam pekerjaan, dan dalam hiburan. Penggunaan dalam korespondensi berlangsung dalam surat menyurat, baik resmi maupun pribadi. Penggunaan dalam media massa antara lain terjadi melalui radio, televisi, bioskop, rekaman, surat kabar, majalah, buku, dan pidato.[17]
Status bahasa
Menurut para penuturnya, bahasa Sunda Ciamis adalah bahasa baku karena dianggap memiliki pembakuan, otonomi, kesejarahan, dan vitalitasnya tersendiri, selain itu, para penuturnya menganggap bahwa bahasa Sunda mempunyai status yang tidak rendah. Seperti yang dibuktikan dengan penggunaan bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis yang cukup intensif.[18]
Peranan bahasa
Sesuai dengan kedudukannya, bahasa Sunda Ciamis berperan sebagai bahasa daerah dan dianggap penting sekali hubungannya dengan fungsi bahasa Indonesia. Dalam berbagai situasi dan kepentingan, bahasa Sunda Ciamis selalu disesuaikan. Menurut pengamatan yang telah dilakukan, bahasa Sunda Ciamis dianggap sangat penting oleh para penuturnya, di samping bahasa Indonesia yang juga mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam kehidupan para penutur tersebut.[19][20]
Tradisi sastra
Bahasa Sunda Ciamis digunakan dalam berbagai bentuk karya sastra, baik itu berupa sastra lisan, maupun sastra tulisan. Penggunaannya dapat dilihat dalam beberapa buah cerita rakyat yang diungkapkan menggunakan bahasa Sunda Ciamis.[21]
Contoh tokoh sastra yang kerap mempergunakan bahasa Sunda Ciamis dalam karya-karyanya adalah Ahmad Bakri, yang merupakan seorang sastrawan dari daerah Rancah, Ciamis.[22][23] Beberapa karya-karyanya dapat dilihat di Google Books seperti contohnya, Cécéndét Mandé Kiara, Jaman Cacing Dua Saduit, dan Cobék Belut. Tokoh lainnya seperti Godi Suwarna yang berasal dari Tasikmalaya dan menetap di Ciamis juga melakukan hal yang sama seperti dalam novel karangannya yang berjudul Sandékala.
Budaya populer
Dalam budaya populer, kosakata bahasa Sunda Ciamis sering diselipkan dalam beberapa konten YouTube buatan beberapa YouTuber seperti pada kanal Apil yang kerap melakukan penyulihan suara dari video berbahasa asing ke dalam bahasa Sunda, juga ada kanal Tukang Baceo yang sering membuat versi kover lagu-lagu terkenal dalam bahasa Sunda.
Galeri
Di bawah ini adalah beberapa contoh pantun dalam bahasa Sunda yang dibumbui dengan leksikon-leksikon khas dialek Ciamis dengan berbagai macam tema.
Pantun-pantun berbahasa Sunda Ciamis dalam poster digital | |
|
Fonologi
Fonologi yang ditemukan pada bahasa Sunda Ciamis tidak menunjukkan adanya perbedaan dengan fonologi bahasa Sunda standar.
Konsonan
Cara Ucapan | Dasar Ucapan | |||||
---|---|---|---|---|---|---|
Bibir | Ujung Lidah | Daun Lidah | Punggung Lidah | Anak Tekak | ||
Letus | Tak bersuara | p | t | c | k | |
Bersuara | b | d | j | ɡ | ||
Geser | Tak bersuara | s | h | |||
Bersuara | ||||||
Nasal | m | n | n | ŋ | ||
Sampingan | l | |||||
Getar | r | |||||
Luncuran | w | y |
Vokal
Depan | Tengah | Belakang | |
---|---|---|---|
Tinggi | i | u ɤ | |
Sedang | ə | ||
Agak Rendah | ɛ | ɔ | |
Rendah | a |
Macam dan distribusi fonem
Bagan di bawah ini menunjukkan macam dan fonem bahasa Sunda Ciamis.[25]
Distribusinya adalah sebagai berikut: | |||
/p/: | Konsonan tak bersuara, bibir, letus[26] | ||
Misalnya: | |||
patimuʔ | : | bertemu | |
ʔampah | : | rata | |
ʔrɛpʡ | : | habis |
/b/: | Konsonan bersuara, bibir, letus[26] | ||
Misalnya: | |||
bəŋkokʡ | : | sawah/tanah inventaris desa | |
gɔbagʡ | : | permainan anak-anak | |
ragabʡ | : | 1. gembira
2. canggung |
/m/: | Konsonan bibir, sengau[26] | ||
Misalnya: | |||
mɛmɛnɛran | : | berpacaran | |
kasumpɔnan | : | terpenuhi | |
kulicəm | : | muka masam |
/w/: | Konsonan bibir, luncuran[26] | ||
Misalnya: | |||
wadɛh | : | kurang pantas | |
hɛwaʔ | : | kurang pantas | |
ciŋcauw | : | cincau |
/t/: | Konsonan tak bersuara, ujung lidah, letus[26] | ||
Misalnya: | |||
tuguʔ | : | keluarga | |
talitian | : | arisan | |
badaratʡ | : | 1. jalan kaki
2. berburu babi |
/d/: | Konsonan bersuara, ujung lidah, letus[26] | ||
Misalnya: | |||
danas | : | nanas | |
cɛdol | : | gurau | |
ŋelodʡ | : | memutar |
/s/: | Konsonan tak bersuara, ujung lidah, geseran[26] | ||
Misalnya: | |||
sɛdol | : | tidak berhati-hati | |
kɔsaraʔ | : | tambang besar | |
nərpas | : | menerobos, memintas |
/l/: | Konsonan ujung lidah, sampingan[27] | ||
Misalnya: | |||
ligar | : | mekar | |
lələtʡ | : | berputar dengan cepat | |
[kɔdɔl] | : | tumpul |
/r/: | Konsonan ujung lidah, getar[27] | ||
Misalnya: | |||
rɔrɔs | : | (kata umpatan) | |
gɔrɔl | : | arisan pekerjaan | |
lilingir | : | tepi, sisi |
/c/: | Konsonan tak bersuara, daun lidah, letus[27] | ||
Misalnya: | |||
cɔdɛr | : | jahil | |
cɔcɔh | : | kata umpatan |
/j/: | Konsonan bersuara, daun lidah, letus[27] | ||
Misalnya: | |||
jahatʡ | : | 1. boros
2. jahat | |
titələjɔgʡ | : | terantuk |
/ɳ/: | Konsonan daun lidah, sengau[27] | ||
Misalnya: | |||
ɳasapʡ | : | persiapan berladang | |
babaɳɔn | : | mencuci tangan |
/y/: | Konsonan daun lidah, luncuran[27] | ||
Misalnya: | |||
yapʡ | : | mari ke sini | |
dayaŋ | : | wanita tuna susila | |
dɤy | : | 1. pemanja (bagi anak laki-laki)
2. sebutan (bagi orang yang lebih muda) |
/k/: | Konsonan tak bersuara, punggung lidah, letus[27] | ||
Misalnya: | |||
kalagian | : | tidak seperti biasanya | |
kɔwakan | : | cerukan air (di sawah atau di sungai) | |
bəsəŋɛkʡ | : | lodeh cabai |
/g/: | Konsonan bersuara, punggung lidah, letus[28] | ||
Misalnya: | |||
gambuh | : | dalang | |
digalɔkʡ | : | dicampur | |
ɳəntɔgʡ | : | 'itik manila' |
/n/: | konsonan punggung lidah, sengau[29] | ||
Misalnya: | |||
ŋalɔŋ | : | bertandang | |
ŋankriŋ | : | taluan lesung (waktu hendak selamatan) | |
ŋɔbɛŋ | : | menangkap ikan hanya dengan tangan |
/h/: | konsonan tak bersuara, anak tekak, geseran[29] | ||
Misalnya: | |||
hagɤy | : | ya | |
mahprahan | : | memberitahukan pertemuan | |
lɛmpɛh | : | reda |
/i/: | vokal depan, agak tinggi, tak bundar[29] | ||
Misalnya: | |||
ʔicakan | : | petak sawah kecil | |
bəlikan | : | cepat tersinggung | |
cipatiʔ | : | santan |
/ɛ/: | vokal depan, agak rendah, tak bundar[29] | ||
Misalnya: | |||
ʔɛtɛh | : | 'panggilan (untuk wanita yang lebih tua)' | |
bɛŋkoŋ | : | dukun sunat | |
gulɛʔ | : | gulai |
/a/: | vokal tengah, rendah, tak bundar[29] | ||
Misalnya: | |||
ʔamriŋ | : | habis | |
sanaɔn | : | berapa | |
muharaʔ | : | muara |
/ə/: | vokal tengah, sedang, tak bundar[29] | ||
Misalnya: | |||
ʔəndiʔ | : | mana | |
budəgʡ | : | tuli |
/ɤ/: | vokal belakang, tinggi, bundar[30] | ||
Misalnya: | |||
ʔɤcɤʔ | : | sebutan (untuk wanita yang lebih tua) | |
sɤsɤrian | : | tertawa-tawa | |
bɤ | : | mari ke sini |
/ɔ/: | vokal belakang, agak rendah, bundar[31] | ||
Misalnya: | |||
ʔɔgɔʔ | : | manja | |
ŋɔbɔs | : | berbincang-bincang | |
ŋalɛkoʔ | : | berliku-liku |
/u/: | vokal belakang, tinggi, bundar[31] | ||
Misalnya: | |||
ʔusumŋijih | : | musim hujan | |
ŋulucur | : | memancar | |
ləduʔ | : | malas |
Catatan
- Konsonan letus pada posisi akhir tidak dilepas.[31]
- Konsonan /c/, /j/, sengau /ɳ/, serta vokal /ə/ tidak terdapat pada posisi akhir.[31]
- Konsonan /k/ pada posisi akhir diucapkan jelas, tidak dilepas dan tidak berupa hamzah (glotal).[31]
- Bunyi hamzah /ʔ/ pada awal kata yang dimulai dengan vokal, pada tengah kata di antara dua vokal yang sejenis, dan pada akhir kata dengan suku terbuka tidak bersifat fonemis.[31]
Gugus konsonan
Gugus konsonan yang dimiliki oleh bahasa Sunda Ciamis berupa konsonan letus yang diikuti oleh /r/, /l/, atau /y/, dan konsonan /s/ yang diikuti /r/ atau /l/. Di bawah ini dijabarkan beberapa contohnya[32]
pr | : | ʔamprok | : | berjumpa |
pl | : | caplakʡ | : | alat pertanian |
py | : | ampyaŋ | : | (panganan) |
br | : | dɔbrah | : | bobol |
bl | : | ʔɔblɔkʡ | : | sejenis bakul |
by | : | ʔubyagʡ | : | umum |
tr | : | kɔntraŋ | : | sejenis keranjang |
dr | : | balɛndraŋ | : | sayur sisa |
kr | : | ŋankriŋ | : | taluan lesung (waktu hendak selamatan) |
kl | : | klandiŋan | : | petai cina |
gr | : | jagragʡ | : | tersedia |
gl | : | səglɔŋ | : | telan |
cr | : | kancraʔ | : | ikan mas |
cl | : | clɔbɛkan | : | petak sawah kecil |
jr | : | gajrugʡ | : | gapai |
jl | : | gajləŋ | : | lompat |
sr | : | sraŋɛŋɛʔ | : | matahari |
Kontras konsonan dan vokal
Dalam wilayah ucapan dicurigai adanya beberapa kontras konsonan dan vokal yang di antaranya:[33]
/p : t/ | paraʔ : taraʔ | : | langit-langit : tak pernah |
/c : k/ | dicanduŋ : dikanduŋ | : | dimadu : dikandung |
/b : d/ | bukaʔ : dukaʔ | : | buka : tidak tahu |
/j : g/ | jəroʔ : gəroʔ | : | dalam : panggil |
/s : h/ | panas : panah | : | panas : panah |
/m : n/ | manah : nanah | : | hati : nanah |
/l : r/ | lanjaŋ : ranjaŋ | : | gadis : tempat tidur |
/w : y/ | ʔawi : ʔayi | : | bambu : adik |
/i : u/ | ʔirit : ʔirut | : | hemat : tarik |
/ɤ : u/ | tɤtɤp : tutup | : | tatap : tutup |
/ɛ : ə/ | sɛrah : sərah | : | bulir padi : serah |
/a : ɔ/ | jagaʔ : jagoʔ | : | kelak : jago |
Unsur-unsur khas
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Prawiraatmaja, Suriamiharja & Hidayat dalam buku Geografi Dialek Bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis (1979), ditemukan adanya unsur-unsur yang khas dipergunakan di wilayah Kabupaten Ciamis, juga di dalam buku Kamus Basa Sunda (2006) karya R.A. Danadibrata, tercatat beberapa entri yang memuat kosakata khas yang digunakan di wilayah Ciamis,[34] unsur-unsur tersebut dijabarkan di bawah ini.[35][36][37]
Unsur leksikal
No. | Leksikon | Glos | Ref. | No. | Leksikon | Glos | Ref. | No. | Leksikon | Glos | Ref. | No. | Leksikon | Glos | Ref. |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | amring | habis | [38] | 11 | karari | daun kelapa kering | [39] | 21 | kosi | pernah | [40] | 31 | mantak | kalau-kalau | [41] |
2 | ligar | mekar | [42] | 12 | corabi | serabi | [43] | 22 | tugu | keluarga | [44] | 32 | kalagian | tumben | [39] |
3 | mantang | ubi jalar | [45] | 13 | bagedor | pohon pisang | [46] | 23 | lalangko | alat pemikul | [47] | 33 | sanaon | berapa | [48] |
4 | becis | dingin | [49] | 14 | géndot | genjer | [50] | 24 | kancra | ikan mas | [51] | 34 | kodol | tumpul | [52] |
5 | garit/garitan | alat pertanian | [53] | 15 | jahat | boros | [54] | 25 | amil | lebai | [55] | 35 | bagbagan | tempat
mencuci di pinggir kolam |
[56] |
6 | bedan | jelek | [49] | 16 | janggél | (panganan) | [57] | 26 | gembip | tembam | [58] | 36 | belis | setan | [59] |
7 | cipatri | santan | [60] | 17 | tukang kemasan | tukang mas | [61] | 27 | hageuy | ya | [62] | 37 | béngkong | dukun sunat | [63] |
8 | pané | dulang | [64] | 18 | usuk | kaso-kaso | [64] | 28 | nyéréd | menarik dari depan | [65] | 38 | gandul | pepaya | [66] |
9 | gobag | (permainan anak-anak) | [67] | 19 | kuwu | kepala desa | [68] | 29 | padasan | tempat wudu | [69] | 39 | cuang | (mari) kita | [70] |
10 | danas | nanas | [71] | 20 | golongan | kepala kampung | [72] | 30 | roros | (kata umpatan) | [73] | 40 | ogén | juga | [74] |
Selain unsur-unsur leksikal yang dihasilkan oleh inovasi internal maupun eksternal seperti pada tabel di atas, ada pula kosakata yang terdapat dalam kedua dialek (Sunda Priangan & Sunda Ciamis), tetapi memiliki makna yang berbeda, seperti contohnya isukan dalam dialek Priangan bermakna "besok", sementara dalam dialek Ciamis bermakna "kapan-kapan", "besok" sendiri dalam bahasa Sunda Ciamis adalah isuk, contoh lainnya adalah ngaruy yang dalam dialek Ciamis bermakna "gerimis", sementara dalam dialek Priangan bermakna "mengeluarkan air liur yang tak terbendung karena berhasrat ingin menghabiskan makanan".[75][76] Beberapa partikel juga khas digunakan di wilayah Ciamis, seperti beu 'berikanlah padaku' dan jih 'ih'.
Unsur morfologis
Unsur khas yang ditemukan dalam tataran leksikal di antaranya yaitu:[75]
Unsur morfosintaksis
- ka-(A)/sing ka-(A) = sing (A) dalam bahasa Sunda Standar.[78]
Variasi kebahasaan
Berdasarkan daerah kebahasaannya, kekhasan bahasa Sunda Ciamis juga dapat dibagi lagi ke dalam beberapa sub-wilayah, seperti daerah utara dan daerah selatan. Perbandingan kekhasan daerah utara dan selatan tersebut dapat dijabarkan di bawah ini.[79]
No. | Utara | Selatan | Ref. | Glos | No. | Utara | Selatan | Ref. | Glos | No. | Utara | Selatan | Ref. | Glos |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | énéng | gudél | [80] | anak kerbau | 9 | jango | angkatan | [81] | tangkai sejenis
alat penangkap ikan |
17 | léngké | langko/lalangko | [47] | alat pemikul |
2 | anak sapi | gudél | [82] | anak sapi | 10 | galah | gobag | [67] | permainan
anak-anak |
18 | muhara | muara | [83] | muara |
3 | papangé | bangbarung
babancik |
[84] | kayu bagian
pintu yang terlangkahi |
11 | bagedor | gebog
gedebong gedebog |
[46] | pohon pisang | 19 | oblok | tolombon leutik | [85] | sejenis bakul |
4 | warang | bésan | [86] | besan | 12 | janggél | ganyél
baganyél jalén |
[57] | panganan | 20 | raginang | rangginang | [87] | panganan |
5 | (ka)lungguh(an) | bengkok | [88] | sawah/tanah
inventaris desa |
13 | kacang
banten |
kacang
manila |
[89] | kacang tanah | 21 | sangu poé | sangu wadang | [90] | nasi sisa |
6 | cingcau | camcau | [91] | cincau | 14 | lurah/rurah | golongan | [72] | kepala kampung | 22 | sorabi | surabi | [43] | serabi |
7 | cipatri | cipatri | [92] | santan | 15 | icakan | kotakan | [93] | petak sawah kecil | 23 | ||||
8 | ganong | derep | [94] | menuai | 16 | kungsi | kosi | [40] | pernah | 24 |
Variasi di daerah pesisir
Di daerah pesisir seperti Pangandaran, bahasa Sunda memiliki beberapa variasi lagi yang berkenaan dengan lafal, bentuk kata, dan arti. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Afsari & Muhtadin (2019) dalam jurnal kebahasaan Pustaka,[95] ditemukan adanya perbedaan fonologis, perbedaan morfologis, perbedaan semantis, dan perbedaan onomasiologis, seperti yang dijabarkan di bawah ini.[96][97][98]
Perbedaan fonologis | Perbedaan morfologis | Perbedaan semantis | Perbedaan onosmasiologis | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Variasi
bahasa |
Bentuk
Standar |
Glos | Variasi
bahasa |
Bentuk
Standar |
Glos | Variasi
bahasa |
Bentuk
Standar |
Glos | Variasi
bahasa |
Bentuk
Standar |
Glos |
cucun | turun | turun | koh | ongkoh | (kata penujuk) | kanjat | meujeuhna | cukup atau pas (sesuai) | siram | mandi | mandi |
uhun | muhun | iya | curugan | curug | air terjun | kunir | konéng | kunyit | tangkar | tulang sapi | tulang sapi[e] |
miando | mindo | menambah nasi | harah | har | (interjeksi) | balandongan | panggung | panggung pertunjukan | |||
baé | waé | lagi, saja | samarukeun | sarukeun | disamakan | mendi | mana | mana |
Begitu pula dengan hasil penelitian Widyastuti (2017) dalam jurnal bahasa sastra dan budaya Lokabasa,[99] ditemukan bermacam-macam istilah pemakaian bahasa Sunda di wilayah Sidamulih, Pangandaran yang berbeda dengan bahasa Sunda baku,[100] berkenaan dengan istilah keturunan,[101] kata ganti,[101] bagian rumah,[102] peralatan,[102] makanan dan minuman,[102] penyakit,[102] pekerjaan,[102] tumbuhan dan buah-buahan,[102] hewan,[103] sifat-sifat manusia,[103] musim dan keadaan alam,[103] serta istilah kehidupan desa dan masyarakat.[103] Ditemukan pula adanya perbedaan fonetik,[104] semantis,[105] onosmasiologis,[106] dan semasiologis.[107]
Gejala bahasa lainnya
Adanya gejala-gejala dalam bahasa Sunda Ciamis menimbulkan perbedaan bunyi yang menciptakan variasi berupa sinonoim atau kata-kata yang maknanya sama tetapi bunyinya berbeda. Gejala-gejala tersebut dijabarkan di bawah ini.[108]
Variasi bunyi
Vokal
- ɤ dan e : lɤpɤt dan lepetʡ 'sejenis lontong'[109]
- a dan ɔ : dɔbrah dan dɔbroh 'bobol'[109]
- ɛ dan ɔ : cɛlɛbɛkan dan cɔlɔbɛkan 'petakan sawah kecil'[109]
- a dan ə : diharəbʡ dan dihərəbʡ 'diiris'[109]
- u dan ɔ : kusi dan kɔsi 'pernah'[109]
- a dan i : kalikibən dan kilikibən 'sakit perut setelah makan'[109]
- a dan ɛ : gandonɤn dan gɛndonɤn gondok'[109]
- i dan ɛ : niniʔ dan nɛnɛʔ 'nenek'[109]
- i dan ɔ : ʔəniŋ dan ʔənɔŋ 'sebutan untuk perempuan'[109]
- i dan ə : patimuʔ dan patemuʔ 'bertemu'[109]
Konsonan
- h dan k : digalɔh dan digalɔk 'dicampur'[109]
- g dan h : gədəbɔgʡ dan gədəbɔŋ 'pohon pisang'[109]
- g dan r : gədəbɔgʡ dan gədəbɔr 'pohon pisang'[109]
- ŋ dan r : gədəbɔŋ dan gədəbɔr 'pohon pisang'[109]
- b dan p : cɛlɛbɛkan dan cɛlɛpɛkan 'petakan sawah kecil'[109]
- c dan s : kacumpɔnan dan kasumpɔnan 'terpenuhi'[109]
- d dan g : danas dan ganas 'nanas'[109]
- l dan h : gaɳɔl dan gaɳɔh 'sejenis ubi'[109]
- l dan b : gudɛl dan gudɛbʡ 'anak kerbau'[109]
- p dan t : lɛspar dan lɛstar 'datar'[109]
- b dan g : bəncɔy dan gəncɔy 'sejenis kepundung'[109]
- t dan d : bɛtan dan bɛdan 'jelek'[109]
- ŋ dan n : taluŋtas dan taluntas 'beluntas'[109]
- n dan r : risban dan risbar 'bakau'[109]
- w dan t : waluntas dan taluntas 'beluntas'[109]
- w dan b : wakul dan bakul 'dicampur'[109]
Penggugusan
- pontan → pɔntran 'tempat membawa makanan'[110]
- cɔlɔbɛkan → clɔbɛkan 'petakan sawah kecil'[110]
- cipatiʔ → cipatriʔ 'santan'[110]
Penghilangan fonem di awal
- ŋaran → ʔaran 'nama'[110]
- tɛtɛh → ʔɛtɛh 'sebutan untuk wanita yang lebih tua[110]
- bibi → ʔibi 'bibi'[110]
Penghilangan fonem di tengah
- buhayaʔ → buayaʔ 'buaya'[110]
- muharaʔ → muaraʔ 'muara'[110]
- titiŋkuhɤn → titiŋkuɤn 'sejenis penyakit'[110]
Penghilangan fonem di akhir
Penambahan fonem di awal
Penambahan fonem di tengah
- mutuʔ → muntuʔ 'muntu'[110]
- matakʡ → mantakʡ 'kalau-kalau'[110]
- gəbɔgʡ → gədəbɔgʡ 'pohon pisang'[110]
Penambahan unsur ka di awal
Penambahan unsur ra di awal
- mɛntɛŋ → ramɛntɛŋ '(sejenis) dukuh'[110]
Penggabungan
Metatesis
Perulangan suku kata awal (dwipurwa)
- bɛlɛcɛkʡ → bɛbɛlɛcɛkʡ 'petak sawah kecil'[111]
- caŋkir → cacaŋkir 'gelas'[111]
- dəmpəl → dədəmpəl 'panganan dari jagung'[111]
- gajih → gagajih 'lemak'[111]
- jəŋkɔk → jəjəŋkɔk 'kursi kecil'[111]
- kərak → kəkərakʡ 'intip'[111]
- lamukʡ → lalamukʡ 'mega'[111]
- mutuʔ → mumutuʔ 'muntu'[111]
Variasi perulangan utuh (dwilingga) dan perulangan suku kata awal (dwipurwa)
- ʔɤrihʔ ɤrihɤn → ʔɤɤrihɤn 'sejenis penyakit'[111]
- kamiʔ kamian → kakamian 'masing-masing'[111]
- mɛnɛrmɛnɛran → mɛmɛnɛran 'berkasih-kasihan'[111]
Perulangan utuh (dwilingga) dan perubahan vokal
- ʔumah ʔumah 'berumah tangga'[111]
- sanakʡ sanakʡ 'saudara sepupu'[111]
- rawas rawas 'sayup-sayup, samar-samar'[111]
- tabaŋ tabaŋ 'samar-samar'[111]
- camatʡ cimutʡ 'makan tidak bernafsu'[111]
- kulaŋ kalɛŋ 'tangkai alat penangkap ikan'[111]
- putar patɛr 'tak terkelola'[111]
- sipah sipih 'jahil'[111]
- ʔugaʔ ʔagɛʔ 'bergegas'[111]
- umplaŋampleŋ 'luntang-lantung'[111]
- uŋkal ɛŋkɔl 'berbelit-belit'[112]
- ʔurayʔaruy 'ke sana ke mari bersama-sama'[112]
Tambah unsur an di akhir
Di samping gejala sinonim, ditemukan pula gejala homonim atau kata yang sebentuk tetapi mempunyai makna yang berbeda.[112]
ʔirigʡ | 1. | 'tempat menjemur opak' | 2. | 'alat penangkap ikan' | ||
jahatʡ | 1. | 'boros' | 2. | 'jahat' | ||
badaratʡ | 1. | 'jalan kaki' | 2. | 'berburu babi' | ||
kaguguʔ | 1. | 'ingin tertawa' | 2. | 'terbawa' | ||
ŋalɔŋ | 1. | 'bergadang' | 2. | 'menatap lama misalnya dari jendela' | ||
kapiŋ | 1. | 'tanggal' | 2. | 'batas' | ||
mancuŋ | 1. | 'mancung' | 2. | 'seludang kelapa' | ||
ləpatʡ | 1. | 'lupa' | 2. | 'salah' | ||
ligar | 1. | 'mekar' | 2. | 'luruh' | ||
jarambah | 1. | 'senang bermain jauh' | 2. | 'tempat mencuci di atas kolam' | ||
gəbɔgʡ | 1. | 'pohon pisang' | 2. | 'sejenis bakul' | ||
ragabʡ | 1. | 'canggung' | 2. | 'senang' | ||
katikʡ | 1. | 'didik' | 2. | 'pakai' | ||
kəciŋ | 1. | 'penakut' | 2. | 'kecut' | 3. | 'malas' |
ɳeredʡ | 1. | 'menarik' | 2. | 'mendorong' | 3. | 'menggeser' |
Lihat pula
Rujukan
Keterangan
- ^ Didasarkan pada hitungan kasar jumlah penduduk di wilayah tersebut dan asumsi semua penduduk di wilayah tersebut menggunakan dialek ini.
- ^ Glottolog versi 4.8 menuliskan dialek Ciamis sebagai sebuah cabang dari bahasa Sunda Priangan.[9]
- ^ Kebenaran pendapat umum ini masih harus terus dibuktikan, antara lain dengan meneliti kekhasan kebahasaan di kabupaten-kabupaten dan daerah sekeliling Kabupaten Ciamis, dan kemudian membandingkannya dengan kekhasan kebahasaan di daerah Ciamis yang telah dikemukakan.
- ^ Contoh penggunaan unsur ini terdapat pada kata pakbeledug 'berbunyi beledug', bandingkan dengan bentuk bahasa Sunda baku ngabeledug.
- ^ Kata tangkar di daerah Pangadaran digunakan untuk menyatakan tulang sapi, sedangkan dalam bahasa Sunda Priangan, tangkar digunakan untuk menyatakan tulang hewan yang masih muda atau lunak, seperti tulang telinga dan tulang iga pada burung.
- ^ Unsur ka di sini bukan merupakan awalan karena ka berhadapan dengan kata benda. Dalam bahasa Sunda tidak ada ka awalan yang diikuti kata benda.
- ^ Kata saladah 'selada' dan aɛr 'air' diduga menjadi asal dari kata ini.
Sitiran
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 32-33.
- ^ Wahyuni (2010), hlm. 72.
- ^ Hidayat (2014), hlm. 2.
- ^ Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis (2020).
- ^ Maarif (2021).
- ^ Kementerian Dalam Negeri (2020).
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ Hammarström, Forkel & Haspelmath (2022).
- ^ a b c Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 70.
- ^ Wagiati, Darmayanti & Zein (2021), hlm. 154.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 71.
- ^ a b c Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 18.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 13.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 11.
- ^ Wagiati, Darmayanti & Zein (2021), hlm. 160.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 12.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 13-14.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 14.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 15.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 16-17.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 17.
- ^ Rosidi (2011), hlm. 130.
- ^ a b Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 19.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 18-23.
- ^ a b c d e f g Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 20.
- ^ a b c d e f g Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 21.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 21-22.
- ^ a b c d e f Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 22.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 22-23.
- ^ a b c d e f Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 23.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 23-24.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 24.
- ^ Wahya (2018), hlm. 165.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 25-37.
- ^ Wahya (2018), hlm. 162.
- ^ Wahya (2018), hlm. 166.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 80.
- ^ a b Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 31.
- ^ a b Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 133.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 33.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 92.
- ^ a b Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 175.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 134.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 93.
- ^ a b Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 114.
- ^ a b Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 136.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 170.
- ^ a b Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 27.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 116.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 137.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 145.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 99.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 120.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 138.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 85.
- ^ a b Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 121.
- ^ Danadibrata (2006), hlm. 220.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 89.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 28.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 125.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 30.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 90.
- ^ a b Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 128.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 154.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 115.
- ^ a b Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 110.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 130.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 156.
- ^ Danadibrata (2006), hlm. 149.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 111.
- ^ a b Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 131.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 166.
- ^ Danadibrata (2006), hlm. 472.
- ^ a b Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 26.
- ^ Eriga (2016), hlm. 4-5.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 173.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 37.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 60-61.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 81.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 109.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 82.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 147.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 86.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 155.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 91.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 168.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 100.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 124.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 172.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 102.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 103.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 132.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 105.
- ^ Afsari & Muhtadin (2019), hlm. 13-16.
- ^ Afsari & Muhtadin (2019), hlm. 14.
- ^ Afsari & Muhtadin (2019), hlm. 15.
- ^ Afsari & Muhtadin (2019), hlm. 16.
- ^ Widyastuti (2017), hlm. 101-111.
- ^ Widyastuti (2017), hlm. 103.
- ^ a b Widyastuti (2017), hlm. 104.
- ^ a b c d e f Widyastuti (2017), hlm. 105.
- ^ a b c d Widyastuti (2017), hlm. 106.
- ^ Widyastuti (2017), hlm. 106-107.
- ^ Widyastuti (2017), hlm. 108.
- ^ Widyastuti (2017), hlm. 109-110.
- ^ Widyastuti (2017), hlm. 110.
- ^ Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 64-69.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 64.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 67.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 68.
- ^ a b c d e Prawiraatmaja et al. (1979), hlm. 69.
Bibliografi
- Afsari, A.S.; Muhtadin, T. (2019). "Variasi Bahasa Sunda di Daerah Pesisir Jabar Selatan". Pustaka: Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya. 19 (1): 13–16. doi:10.24843/PJIIB.2019.v19.i01.p03 . ISSN 2528-7516.
- Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis (2020). "Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2020" (pdf). www.ciamiskab.bps.go.id. Diakses tanggal 10 November 2020.
- Danadibrata, R.A. (2006). Kamus basa Sunda. Bandung: Diterbitkan atas kerjasama dengan Kiblat Buku Utama dan Universitas Padjadjaran. ISBN 979-3631-91-0. OCLC 607505727.
- Eriga, B. (2016). Efektivitas Komunikasi Interpersonal Menggunakan Dua Bahasa Yang Berbeda Di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran (Tesis S-1). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto. http://repository.iainpurwokerto.ac.id/977/.
- Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2022). "Ciamis". Glottolog 4.7. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- Hidayat, E. (2014). Tindak Tutur Deklaratif Dalam Wacana Khotbah Jumat Bahasa Sunda Di Masjid Baiturrahman Desa Bener Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap (Tesis S-1). Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/31582/.
- Kementerian Dalam Negeri (2020). "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 21 Agustus 2021.
- Maarif, S. (2021). "Angka Pertumbuhan Penduduk di Pangandaran Menurun pada 2020". timesindonesia.co.id. Diakses tanggal 26 Desember 2021.
- Prawiraatmaja, D.; Surimiharja, A.; Hidayat (1979). Geografi Dialek Bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. OCLC 248296391.
- Rosidi, A. (2011). Badak Sunda dan Harimau Sunda Kegagalan Pelajaran Bahasa. Bandung: Dunia Pustaka Jaya. ISBN 9789794195727.
- Wagiati; Darmayanti, N.; Zein, D. (2021). "Dialektologi Perseptual Variasi Linguistik Bahasa Sunda Dialek Ciamis Provinsi Jawa Barat". Metalingua. 19 (1): 151–162. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 2023-02-05.
- Wahya (2018). "Model Penjelasan Lema Kosakata Dialek dalam Kamus Basa Sunda R. A. Danadibrata". Metahumaniora. 8 (2): 161–169. doi:10.24198/metahumaniora.v8i2 .
- Wahyuni, S. (2010). "Tarik-Menarik Bahasa Jawa Dialek Banyumas dan Bahasa Sunda di Perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat Bagian Selatan sebagai Sikap Pemertahanan Bahasa oleh Penutur". Seminar Nasional Pemertahanan Bahasa Nusantara: 70–77.
- Widyastuti, T. (2017). "Bahasa Sunda Dialek Pangandaran di Kecamatan Sidamulih (Kajian Fonologis)". Lokabasa: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra dan Budaya Daerah serta Pengajarannya. 8 (1): 101–111. doi:10.17509/jlb.v8i1.15971 .
Pranala luar
Bahasa Sunda Ciamis
- Lema khas Ciamis dalam entri kamus bahasa Sunda karya R.A. Danadibrata di Google Books
- Ki Ganda dan Ki Sari Edisi Transliterasi Teks dan Terjemah, Wawacan berbahasa Sunda Ciamis
- Rangga Maléla Cerita berbahasa Sunda Ciamis karya Olla S. Sumarnaputra.
- Bajigur Kana Hénpon Kumpulan cerita berbahasa Sunda Ciamis yang dikompilasi oleh Wahyu Heriyadi
- Pepeling pak ustadz Cerita pendek berbahasa Sunda Ciamis dari seorang narablog (diarsipkan di sini)
- Nganjang ka Imah Haji Damiri Cerita pendek berbahasa Sunda Ciamis dari seorang narablog
- Ciamis Mah Gak Ada [Khas Ciamis Pisan], sebuah video YouTube yang menjabarkan beberapa leksikon khas bahasa Sunda Ciamis
Bahasa Sunda Umum
- Pedoman Ejaan Bahasa Sunda Yang Disempurnakan
- Kamus Sunda-Indonesia Repositori Kemdikbud
- Kamus Bahasa Sunda-Inggris oleh F.S. Eringa
- Konverter Aksara Latin-Aksara Sunda di kairaga.com
- Tabel Karakter Unicode Aksara Sunda di unicode-table.com