Kereta api Malabar

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Malabar merupakan layanan kereta api penumpang kelas campuran (lihatlah di bawah) yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia untuk melayani relasi BandungMalang di lintas selatan Pulau Jawa. Nama "Malabar" diambil dari salah satu nama gunung berapi yang terletak di sebelah selatan Stasiun Bandung, tepatnya di Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat bernama, Gunung Malabar.

Kereta api Malabar
Kereta api Malabar melintasi persawahan
Informasi umum
Jenis layananKereta api antarkota
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi II Bandung
Mulai beroperasi
  • 30 April 2010 (perjalanan petang)
  • 24 Januari 2024 (perjalanan pagi)
Operator saat iniKereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian
  • 360 penumpang per hari (petang)
  • 520 penumpang per hari (pagi)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalBandung
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirMalang
Jarak tempuh780 km
Waktu tempuh rerata12 jam 41 menit (keberangkatan pagi)
13 jam 15 menit (keberangkatan petang)[1]
Frekuensi perjalananDua kali keberangkatan tiap hari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
Kelas
  • Eksekutif & Ekonomi New Image (121-122)
  • Eksekutif & Ekonomi Premium (7013-7014)
  • Pengaturan tempat duduk
    • 50 tempat duduk disusun 2-2 (kelas eksekutif)
      kursi dapat direbahkan dan diputar
    • 80 tempat duduk disusun 2-2 (kelas ekonomi)
      kursi saling berhadapan ke kiri dan berhadapan ke kanan dan bisa direbahkan
    • 80 tempat duduk disusun 2-2 (kelas ekonomi premium)
      kursi saling berhadapan ke kiri dan berhadapan ke kanan dan bisa direbahkan
    Fasilitas restorasiAda
    Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas.
    Fasilitas hiburanAda
    Fasilitas bagasiAda
    Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara, lubang audio jack'
    Teknis sarana dan prasarana
    Lebar sepur1.067 mm
    Kecepatan operasional
    • 70 s.d. 100 km/jam (petang)
    • 70 s.d. 120 km/jam (pagi)
    Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
    Nomor pada jadwal
    • 121–122[1]
    • 7013A-7014A

    Sejarah

    Kereta api Malabar pertama kali beroperasi pada 30 April 2010, melayani penumpang dari Bandung dan sekitarnya yang melakukan perjalanan menuju Malang dan sebaliknya karena pada saat itu tidak ada satu kereta pun yang melayani rute tersebut.[2][3]

     
    Kereta api Malabar melintas di Srengseng, Tambun, Bekasi, ketika masih melayani rute Malang-Pasarsenen via Bandung pada Gapeka tahun 2019.

    Rute kereta api ini pernah diperpanjang hingga Stasiun Pasar Senen bersamaan dengan berlakunya grafik perjalanan kereta api per 1 Desember 2019.[4] Namun, rute kereta api ini kemudian dikembalikan lagi seperti semula pada 1 September 2020.

    Mulai 1 Juni 2023, layanan kelas bisnis pada kereta api Malabar akan segera dihapus, sehingga kereta api ini hanya menyisakan layanan dua kelas kereta saja; yaitu kelas eksekutif dan ekonomi tahun 2016 yang dikarenakan akan bertambah 1 kereta bagasi, yakni 2 kereta bagasi.

    Per pertengahan Mei 2023 sebelum dimulai dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api (Gapeka 2023), Kereta api Malabar ini kembali kepemilikan operasional ke Daerah Operasi II Bandung dari Daerah Operasi VIII Surabaya berserta rangkaian kereta pun dimutasi/kembali ke Depo Kereta Bandung (BD), kepemilikan operasional ini ditukar dengan Kereta api Brawijaya (karena telah disingkirkan dari Daerah Operasi I Jakarta dan kepemilikan operasional beralih ke Daerah Operasi VIII Surabaya).

    Mulai Rabu, 24 Januari 2024 dijalankan KA Malabar dengan keberangkatan pagi dari Stasiun Bandung dan dari Stasiun Malang dengan melayani kelas eksekutif dan premium menggunakan rangkaian baja nirkarat.

    Tarif

    Tiket untuk kereta api Malabar relasi Malang–Bandung untuk kelas ekonomi mencapai Rp. 260.000—320.000,00 dan harga untuk kelas eksekutif mencapai Rp. 450.000—625.000,00. Harga tersebut adalah harga normal yang dapat berlaku untuk hari kerja dan akir pekan.[5]

    Stasiun pemberhentian

    Provinsi Kota/Kabupaten Stasiun[1] Keterangan Status
    Jawa Timur Kota Malang Malang T
    Stasiun terminus, terintegrasi dengan Commuter Line Penataran dan Tumapel
    Malang Kotalama
    Terintegrasi dengan Commuter Line Penataran
    Kabupaten Malang Kepanjen
    Kabupaten Blitar Wlingi
    Kota Blitar Blitar T
    Stasiun terminus, terintegrasi dengan Commuter Line Dhoho dan Penataran
    Kabupaten Tulungagung Tulungagung
    Terintegrasi dengan Commuter Line Dhoho
    Kota Kediri Kediri
    Kabupaten Nganjuk Kertosono
    Nganjuk -
    Kota Madiun Madiun -
    Kabupaten Ngawi Ngawi -
    Daerah Istimewa Yogyakarta Kota Yogyakarta Yogyakarta P Y YA
    Terintegrasi dengan Commuter Line Yogyakarta dan Commuter Line Prambanan Ekspres serta KA bandara YIA dan bus Trans Jogja
    Jawa Tengah Kota Surakarta (Solo) Solo Balapan Y AS
    Terintegrasi dengan Commuter Line Yogyakarta dan KA bandara BIAS serta terintegrasi dengan layanan bus antarkota dan Trans Jateng di Terminal Tirtonadi melalui akses jembatan penyembrangan orang.
    Kabupaten Klaten Klaten Y AS
    Terintegrasi dengan Commuter Line Yogyakarta dan KA bandara BIAS
    Kabupaten Purworejo Kutoarjo P
    Terintegrasi dengan Commuter Line Prambanan Ekspres
    Kabupaten Kebumen Kebumen -
    Gombong -
    Kabupaten Cilacap Kroya -
    Maos -
    Sidareja -
    Jawa Barat Kota Banjar Banjar
    Kabupaten Ciamis Ciamis
    Kota Tasikmalaya Tasikmalaya
    Kabupaten Garut Cipeundeuy Terletak di dekat Jalan Raya Bandung—Ciamis
    Leles C
    Terintegrasi dengan Commuter Line Garut
    Kota Bandung Kiaracondong B C
    Terintegrasi dengan Commuter Line Bandung Raya dan Garut
    Bandung B C
    Stasiun ujung, terintegrasi dengan Commuter Line Bandung Raya dan Garut serta bus Trans Metro Pasundan (2D 3D 4D)

    Legenda

    Stasiun ujung (terminus)
    Berhenti untuk semua arah dan jadwal
    Berhenti untuk jadwal malam
    Berhenti hanya untuk arah Malang (satu arah)
    Berhenti hanya untuk arah Bandung (satu arah)

    Insiden

    • Pada 4 April 2014, kereta api Malabar terguling di Tasikmalaya, Jawa Barat di km 244 petak Stasiun Ciawi-Cirahayu yang mengakibatkan empat korban dilaporkan tewas dan dua korban lainnya terjepit di antara kereta yang terguling. Kereta api ini terguling akibat adanya tanah longsor sehingga ia terguling ke dalam jurang.[6]
    • Pada 2 Januari 2016, dua kereta penumpang kereta api Malabar yang sedang terparkir di bengkel lokomotif terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Pemadam kebakaran telah melakukan pendinginan pada dua kereta yang terbakar.[7]
    • Pada 29 Oktober 2016, kereta api Malabar menabrak truk bermuatan alat berat backhoe di Kaliwuluh, Kebakkramat, Karanganyar—di utara bekas Stasiun Grompol. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi lokomotif CC 206 13 95 tersebut harus menjalani perbaikan besar-besaran. Kejadian ini mengakibatkan perjalanan kereta api yang melalui lintas tersebut mengalami keterlambatan parah.[5]

    Referensi

    Lihat pula

    Pranala luar