Ramuan tradisional adalah media pengobatan yang menggunakan tanaman dengan kandungan bahan – bahan alamiah sebagai bahan bakunya. Berbagai jenis tanaman yang berkhasiat obat sebenarnya banyak yang dapat diperoleh di sekitar kita, seperti di halaman rumah, punggir jalan, atau di dapur sebagai bahan atau bumbu masakan[1].

Berkas:Obat Tradisional.jpg
Ramuan Tradisional

Sejarah Ramuan Tradisional

Pengobatan tradisional telah dilakukan oleh nenek moyang sejak zaman dahulu dan diwariskan secara turun temurun kepada anak cucunya[2]. Di Indonesia pun, penggunaan ramuan tradisional erat kaitannya dengan pengobatan tradisional yang diwariskan secara turun – temurun[2]. Selain di Indonesia, ramuan tradisional juga [[dapat ditemukan di negara – negara lain, seperti Cina, Jepang, Korea, Malaysia, India, suku Indian di Amerika, dan negara di Afrika[2]. Bahkan, Cina terkenal sebgai gudang ramuan tradisional. Pengobatan dengan ramuan tradisional, di negeri tirai bambu ini, telah dilakukan sejak zaman Dinasti Ming, sekitar tahun 1368 – 1644[2]. Pada zaman itu para tabib secara turun temurun rajin mencatat berbagai resep berkhasiat obat yang ditemukan[2].

Beberapa Contoh Tanaman Obat Tradisioanal

 
Lidah buaya merupakan salah satu contoh tanaman tradisional yang berkhasiat untuk berbagai penyakit, seperti ambeien dan diabetes melitus
  1. Kayu manis ( Cinnamomum burmanii ) dimanfaatkan untuk mengobati penyakit batuk / sesak napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung[3].
  2. Jeruk nipis ( Citrus aurantifolia ) , buahnya berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit demam, batuk kronis, kurang darah, menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air kecil[3].
  3. Cabai merah ( Capsicum annuum L. ), buahnya berkhasiat sebagai obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin[3].
  4. Lengkuas ( Languas galanga L. Stuntz ) dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kulit, bersifat antifungi dan anti bakteri , serta menambah selera makan[3].
  5. Lidah buaya atau aloevera selain dimanfaatkan untuk kesuburan rambut, juga dapat mengobati penyakit ambeien,diabetes melitus, dan serangan jantung[3].

Faktor Peningkatan Penggunaan Obat Tradisional

Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh beberapa faktor, yaitu[4]:

  1. Harga obat – obatan buatan pabrik yang sangat mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah.
  2. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik.
  3. Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern. Artinya, pembuatan obat – obatan pabrik menggunakan rumus kimia yang telah disentetis dari kandungan bahan alami ramuan tradisional.

Hubungan Pengobatan Tradisional dengan Kalangan Medis

Berawal dari kebutuhan persediaan obat yang sangat mendesak pada zaman pendudukan Jepang, kalangan medis mulai melakukan banyak penelitian dan uji klinis terhadap banyak tanaman obat, terutama tanaman obat asli Indonesia[5]. Saat ini, dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dari penelitian – penelitian tanaman obat, kalangan medis banyak yang menganjurkan untuk menggunakan pengobatan dengan ramuan tradisional[5]. Tak jarang, para dokter mengombinasikan pengobatan modern dengan pengobatan yang menggunakan ramuan tradisonal[5].

Keuntungan Menggunakan Ramuan Tradisional

  1. Harga ramuan tradisional lebih murah jika dibandingkan dengan obat – obatan buatan pabrik, karena bahan baku obat – obatan buatan pabrik sangat mahal dan harganya sangat tergantung pada banyak komponen[6].
  2. Bahan ramuan tradisional sangat mudah didapatkan di sekitar kita, bahkan dapat ditanam sendiri untuk persediaan keluarga[6].
  3. Pengolahan ramuannya juga tidak rumit, sehingga dapat dibuat di dapur sendiri tanpa memerlukan peralatan khusus dan biaya yang besar. Hal tersebut sangat berbeda dengan obat - obatan medis yang telah dipatenkan, yang membutuhkan peralatan canggih dalam prose pembuatannya dan butuh waktu sekitar 25 tahun agar diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)[6].


Efek Samping Negatif Obat Tradisional

Penggunaan ramuan tradisional memiliki efek samping negatif yang sangat kecil jika dibandingkan dengan obat – obatan medis modern[6]. Hal ini dikarenakan, bahan baku ramuan tradisional sangat alami atau tidak bersifat kimiawi[6]. Selama mengikuti takaran yang dianjurkan, proses pembuatannya higienis, dan cara penyimpanan yang baik, maka efek samping negatif ramuan tradisional ini tidak perlu dikhawatirkan[6].


Perawatan, Pemupukan, dan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Obat

Perawatan Tanaman Obat

Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat[7]. Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum[7].


Pemupukan dan Pengendalian Hama Penykit

 
Tanaman Tembakau

Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida[7]. Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baiktanah maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada bahan - bahan kimia[7]. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik[7]. Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman[7]. Pupuk organik yang digunakan di antaranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun[7]. Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau[7].


Lihat Pula


Pranala Luar





Referensi

  1. ^ 273 Ramuan Tradisional, Penulis Redaksi AgroMedia, Penerbit AgroMedia
  2. ^ a b c d e Tanaman obat tradisional, Jilid 2.Thomas A.N.S,Kanisius, 1992
  3. ^ a b c d e Resep-resep obat tradisional Seri pendidikan kesejahteraan keluarga.Pinus Lingga.Penebar Swadaya, 1990
  4. ^ Cara Benar Meracik Obat Tradisional.dr. Lestari Handayani, M. Med (PH) & Dra. Suharmiati, Msi, Apt.AgroMedia
  5. ^ a b c Femina: gaya hidup masa kini, Jilid 19, Terbitan 6-9 Penerbit P.T. Gaya Favorit Press, 1991
  6. ^ a b c d e f Mengatasi Penyakit pada Anak dengan Ramuan Tradisional.Penulis dr. Lestari Handayani, M.Med (PH) & Dra. Herti Maryani Penerbit AgroMedia
  7. ^ a b c d e f g h Obat Tradisional. Penulis Hardi Soenanto. Penerbit Elex Media Komputindo. ISBN 9792748350, 9789792748352