Republik Rakyat Bangladesh (bahasa Bengali: গণপ্রজাতন্ত্রী বাংলাদেশ) adalah sebuah negara di Asia Selatan yang berbatasan dengan India di barat, utara dan timur, Myanmar di tenggara dan Teluk Benggala di selatan. Bersama dengan Benggala Barat di India, Bangladesh terdiri dari kawasan etno-linguistik Bengali. Bangladesh (বাংলাদেশ) secara harfiah bermakna "Negeri Bengali".

Republik Rakyat Bangladesh

গণপ্রজাতন্ত্রী বাংলাদেশ
Gônoprojatontri Banglādeśh
Lokasi Bangladesh
Ibu kota
Dhaka
Bahasa resmiBangla (বাংলা)
DemonimBangladeshi
PemerintahanRepublik parlementer[1]
• Presiden
Zillur Rahman
Sheikh Hasina Wazed
Ad.Abdul Hamid
Kemerdekaan 
• Deklarasi kemerdekaan
26 Maret 1971
Luas
 - Total
147,570 km2 (94)
 - Perairan (%)
6.9
Penduduk
 - Perkiraan 2009
162.221.000[2] (7)
1.099,3/km2 (9)
PDB (KKB)2009
 - Total
$241.295 milyar[3]
$1.465[3]
PDB (nominal)2009
 - Total
$94.507 milyar[3]
$573[3]
Gini (2000)33,4
sedang
IPM (2007)Kenaikan 0,543[4]
Error: Invalid HDI value · 146
Mata uangTaka
(BDT)
Zona waktuBST
(UTC+6)
Lajur kemudileft
Kode telepon880
Kode ISO 3166BD
Ranah Internet.bd
  1. Adjusted population, p.4,
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Ibukota dan kota terbesar Bangladesh ialah Dhaka. Bangladesh merupakan salah satu negara yang terpadat penduduknya di dunia. Luas wilayahnya kira-kira sebesar Pulau Jawa, Madura dan Bali yang digabung menjadi satu.

Perbatasan Bangladesh ditetapkan melalui pemisahan India pada tahun 1947. Negara ini merupakan sayap timur Pakistan (Pakistan Timur) yang dipisahkan dari sayap barat sejauh 1.600 kilometer. Walaupun mempunyai agama yang sama, perbedaan etno-linguistik antara kedua sayap diperburuk lagi oleh pemerintahan di Pakistan Barat yang bersikap tidak peduli. Hal ini menyebabkan kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971 selepas peperangan berdarah yang didukung oleh India. Tahun-tahun yang menyusul kemerdekaan ditandai dengan kelaparan, bencana alam, kemiskinan, huru-hara politik, korupsi dan kudeta militer.

Bangladesh mempunyai jumlah penduduk terbesar kedelapan di dunia dan merupakan salah satu negara terpadat di dunia dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Namun, pendapatan per kapita Bangladesh telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 1975 dan tingkat kemiskinan turun 20% sejak awal tahun 1990-an. Negara ini dimasukan sebagai salah satu bagian dari "Next Eleven". Ibukota Dhaka dan wilayah urban lainnya menjadi penggerak utama dibalik pertumbuhan ini.[5]

Secara geografis, negara ini berada di Delta Gangga-Brahmaputra yang subur. Bangladesh mengalami banjir angin musim tahunan, dan siklon kerap terjadi.

Sejarah

 
Somapura Mahavihara di Paharpur, Bangladesh, merupakan wihara Buddha terbesar di sub benua India. Wihara ini didirikan oleh Dharmapala dari Benggala.
 
Reruntuhan Bara Sardar Bari, bangunan di Sonargaon, bekas ibukota Isa Khan.

Sisa peradaban di Benggala raya dapat ditilik kembali ke masa empat ribu tahun yang lalu,[6] ketika wilayah tersebut dimukimi oleh orang Dravidia, Tibeto-Burma, dan Austro-Asiatik. Asal kata "Bangla" atau "Benggala" tidak diketahui, tetapi diduga berasal dari kata Bang, suku berbahasa Dravidia yang tinggal di wilayah tersebut sekitar tahun 1000 SM.[7]

Kerajaan Gangaridai dibentuk sekitar abad ke-7 SM, yang selanjutnya disatukan dengan Bihar dibawah Kekaisaran Magadha, Nanda, Maurya dan Sunga. Benggala kemudian menjadi bagian dari Kekaisaran Gupta dan Harsha dari abad ke-3 hingga abad ke-6. Setelah kejatuhannya, Shashanka mendirikan sebuah kerajaan, dan ia dianggap sebagai raja independen pertama dalam sejarah Bangladesh.

Setelah mengalami periode anarkisme, dinasti Pala yang beragama Buddha menguasai wilayah ini selama empat ratus tahun, yang selanjutnya digantikan oleh dinasti Sena yang beragama Hindu. Islam masuk ke Benggala pada abad ke-12 melalui pedagang Arab. Misionaris Sufi dan penaklukan Muslim membantu penyebaran agama Islam di wilayah ini.[8]

Bakhtiar Khilji, seorang jendral Turkik, mengalahkan Lakshman Sen dari dinasti Sena dan menaklukan sebagian besar wilayah Benggala pada tahun 1204. Wilayah ini dikuasai oleh dinasti-dinasti Sultan dan tuan-tuan tanah Bhuiyan selama beberapa ratus tahun kemudian. Pada abad ke-16, Kemaharajaan Mughal menguasai Benggala dan Dhaka menjadi pusat provinsial penting dalam pemerintahan Mughal.

Pedagang Eropa datang pada abad ke-15, dan pengaruh mereka berkembang hingga British East India Company menguasai Benggala setelah Pertempuran Plassey tahun 1757.[9] Pemberontakan berdarah tahun 1857 – dikenal sebagai Pemberontakan Sepoy – menyebabkan penyerahan kekuasaan kepada mahkota kerajaan dengan viceroy sebagai penjalan pemerintahan.[10] Selama masa penjajahan, kelaparan menimpa sub benua India berkali-kali, seperti kelaparan di Benggala pada tahun 1943 yang menewaskan 3 juta orang.[11]

Abad ke-20

Berkas:Mujib7March.jpg
Pidato bersejarah Sheikh Mujibur Rahman pada 7 Maret 1971.

Antara tahun 1905 hingga 1911, dilakukan usaha untuk membagi provinsi Benggala menjadi dua zona, dengan Dhaka sebagai ibukota zona timur.[12] Ketika India terbagi pada tahun 1947, Benggala terbagi berdasarkan garis religius. Bagian barat Benggala masuk ke wilayah India, dan bagian timur bergabung dengan Pakistan sebagai provinsi yang disebut Benggala Timur (nantinya menjadi Pakistan Timur).[13]

Pada tahun 1950, reformasi tanah dilakukan di Benggala Timur dengan dihapuskannya sistem zamindar feudal.[14] Pemerintahan Pakistan saat itu didominasi oleh Pakistan Barat. Gerakan Bahasa Bengali pada tahun 1951 merupakan tanda awal perpecahan antara Pakistan Barat dan Timur.[15]

Ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat terus meningkat pada dekade-dekade berikutnya, dan Liga Awami muncul sebagai suara politik penduduk berbahasa Bengali. Mereka meminta otonomi pada tahun 1960-an dan pada tahun 1966, pemimpin pergerakan Sheikh Mujibur Rahman dipenjara; ia dilepaskan pada tahun 1969.

Pada tahun 1970, Siklon Bhola menimpa pantai Pakistan Timur. Siklon ini menewaskan hingga setengah juta jiwa,[16] namun pemerintah pusat tidak serius menangani bencana ini. Pada tahun 1970, Liga Awami memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan parlemen[17], namun Sheikh Mujibur Rahman dilarang berkuasa, sehingga kemarahan rakyat berbahasa Bengali semakin meningkat.

Setelah pembicaraan dengan Mujib, Presiden Yahya Khan menangkapnya pada 26 Maret 1971, dan melancarkan Operasi Searchlight.[18] Operasi ini menewaskan banyak orang.[19] Target utama operasi tersebut adalah kaum intelektual dan orang Hindu.[20]

Sebelum ditangkap, Sheikh Mujibur Rahman secara resmi menyatakan kemerdekaan Bangladesh dan mengarahkan semua orang untuk bertempur hingga semua tentara Pakistan berhasil diusir. Pemimpin Liga Awami mendirikan pemerintahan dalam pembuangan di Kolkata, India. Pemerintahan dalam pembuangan secara resmi diambil sumpahnya di Mujib Nagar, distrik Kustia, Pakistan Timur, pada 17 April 1971 dengan Tajuddin Ahmad sebagai perdana menteri pertamanya.

Perang Kemerdekaan Bangladesh berlangsung selama sembilan bulan. Mukti Bahini (Tentara Pembebasan) melancarkan perang gerilya besar-besaran terhadap tentara Pakistan. Pejuang kemerdekaan Bangladesh mendapatkan bantuan penuh dari India. Mukti Bahini dan India berhasil mencapai kemenangan terhadap Pakistan pada 16 Desember 1971, dengan 90.000 orang ditawan oleh India.

 
Jatiyo Smriti Soudho, didirikan untuk mengenang korban Perang Kemerdekaan Bangladesh.

Setelah merdeka, Bangladesh menjadi negara demokrasi parlementer, dengan Mujib sebagai perdana menteri. Pada pemilihan parlemen tahun 1973, Liga Awami mendapatkan suara terbanyak.

Kelaparan menimpa seluruh negeri antara tahun 1973 hingga 1974.[11] Pada awal tahun 1975, Mujib berusaha menerapkan kekuasaan sosialis satu partai melalui BAKSAL yang baru dibentuk. Pada 15 Agustus 1975, Mujib dengan kebanyakan anggota keluarganya dibunuh.[21]

Kudeta-kudeta berdarah terus berlangsung hingga Jendral Ziaur Rahman berkuasa. Ia mengembalikan sistem multi partai dan mendirikan Partai Nasionalis Bangladesh (PNB). Kekuasaan Zia berakhir setelah ia dibunuh pada tahun 1981.[21] Penguasa utama Bangladesh selanjutnya adalah Jendral Hossain Mohammad Ershad, yang memperoleh kekuasaan melalui kudeta tahun 1982. Ia terpaksa mengundurkan diri pada tahun 1990 setelah meletusnya revolusi besar-besaran.

Sejak saat itu, sistem pemerintahan Bangladesh kembali menjadi demokrasi parlementer. Istri Zia, Khaleda Zia, memimpin Partai Nasionalis Bangladesh menuju kemenangan pada pemilihan umum tahun 1991 dan menjadi perdana menteri perempuan pertama dalam sejarah Bangladesh. Liga Awami yang dikepalai oleh Sheikh Hasina (putri Mujib) memenangkan pemilu 1996, namun kalah kepada Partai Nasionalis Bangladesh pada tahun 2001.

Pada 11 Januari 2007, setelah terjadinya kekacauan politik, pemerintahan pemelihara (caretaker) ditunjuk untuk mengatur pemilihan umum selanjutnya. Perilaku korupsi merajalela[22] di negeri Bangladesh. Pemerintah pemelihara baru menjadikan pemberantasan korupsi sebagai prioritas utama. Akibatnya, banyak politikus, pejabat penting, pejabat kecil dan anggota partai yang ditangkap atas tuduhan korupsi. Pemerintah pemelihara mengadakan pemilu yang adil dan bersih pada 29 Desember 2008.[23] Sheikh Hasina memenangkan pemilu dan diambil sumpahnya sebagai Perdana Menteri pada 6 Januari 2009.[24]

Pemerintahan dan politik

Simbol nasional Bangladesh
Lagu kebangsaan Amar Shonar Bangla
Hewan Harimau Benggala
Burung Murai Magpie Oriental
Ikan Hilsa
Bunga Lili Air Putih
Buah Cempedak
Olahraga Kabadi
Kalender kalender Benggali
 
Jatiyo Sangshad Bhaban, gedung parlemen Bangladesh

Bangladesh merupakan negara kesatuan yang memiliki sistem pemerintahan demokrasi parlementer.[25] Presiden ialah kepala negara. Kedudukannya banyak diisi dengan menghadiri upacara-upacara kenegaraan.[26] Kendali pemerintahan sesungguhnya dipegang Perdana Menteri, yang merupakan kepala pemerintahan. Presiden dipilih oleh badan legislatif setiap 5 tahun dan memiliki kekuasaan yang normalnya terbatas dan bertambah selama masa jabatan pemerintahan pemelihara, terutama dalam mengendalikan transisi menuju pemerintahan baru. Bangladesh memiliki undang-undang sistem pergantian kekuasaan yang unik; di akhir masa jabatan sebuah pemerintahan, kekuasaan diserahkan kepada masyarakat sipil selama 3 bulan, yang menjalankan pemilu dan menyerahkan kekuasaan untuk memilih parlemen. Sistem ini pertama kali dipraktekan pada 1991 dan dilembagakan pada 1996 sebagai amandemen ke-13 dari konstitusi. [27]

Perdana Menteri dipilih melalui upacara pemilihan oleh presiden dan harus menjadi anggota parlemen, memimpin kepercayaan mayoritas anggota parlemen. Kabinet terdiri atas para menteri yang dipilih oleh Perdana Menteri dan diangkat oleh presiden. Parlemen unikameral Bangladesh, Jatiyo Sangshad, dipilih oleh rakyat melalui pemilihan suara terbanyak dari konstitusi wilayah tunggal untuk menduduki jabatannya selama 5 tahun. Hak pilih universal berlaku untuk seluruh warganegara saat usianya menginjak 18 tahun.

Konstitusi Bangladesh ditulis pada 1972 dan telah mengalami empat belas amandemen. Hukum lainnya yang berlaku di negara itu dibuat oleh parlemen yang merupakan turunan dari konstitusi. [27] Badan peradilan tertinggi ialah Mahkamah Agung. Hakim-hakim agung diangkat oleh presiden. Institusi peradilan dan penegakan hukum di Bangladesh lemah.[28] Pemisahan peradilan dari pemerintahan dilakukan pada 1 November 2007. Diperkirakan pemisahan ini akan membuat badan peradilan menjadi lebih kuat. Hukum-hukum di Bangladesh banyak berdasarkan pada hukum adat Inggris, namun hukum privat seperti pernikahan dan warisan berdasar pada yang termaktub dalam kitab suci, dan sehingga lingkup agama satu bisa jadi berbeda penegakan hukumnya dengan lingkup agama lainnya.

Dua partai utama di Bangladesh ialah Partai Nasionalis Bangladesh (PNB) dan Liga Awami. PNB bersekutu dengan partai Islam seperti Jamaat-e-Islami Bangladesh dan Islami Oikya Jot, sedangkan Liga Awami bersekutu dengan partai kiri dan sekular. Pemain penting lainnya ialah Partai Jatiya, dikepalai oleh mantan penguasa militer Ershad. Persaingan Liga Awami-BNP telah memahit dan memuncak dengan terjadinya demonstrasi, kekerasan, dan pembunuhan. Politik mahasiswa khususnya kuat di Bangladesh, peninggalan dari masa gerakan pembebasan. Hampir semua partai memiliki sayap mahasiswa aktif, dan mahasiswa telah dipilih ke parlemen.

Dua partai Islam, Jagrata Muslim Janata Bangladesh (JMJB) dan Jama'atul Mujahideen Bangladesh (JMB) yang dianggap radikal, dilarang pada Februari 2005. Beberapa serangan bom berskala kecil yang terjadi sejak 1999 diduga dilakukan oleh kedua kelompok tersebut. Anggota-anggota partai yang dicurigai sebagai pelaku telah ditahan. Pemerintah Bangladesh dipuji oleh pemimpin-pemimpin dunia akan posisi anti terorisnya yang kuat.

Hubungan luar negeri dan militer

Pembagian administratif

 
Divisi-divisi di Bangladesh.

Bangladesh terbagi menjadi tujuh divisi (bibhag)[29][30] yang dinamai menurut ibukota masing-masing: Barisal (বরিশাল), Chittagong (চট্টগ্রাম), Dhaka (ঢাকা), Khulna (খুলনা), Rajshahi (রাজশাহী), Sylhet (সিলেট),dan Rangpur (রংপুর).

Divisi terbagi menjadi distrik (zila). Terdapat sekitar 64 distrik di Bangladesh. Masing-masing distrik terbagi menjadi upazila (sub distrik) atau thana (stasiun polisi). Setiap stasiun polisi, kecuali yang terdapat di daerah metropolitan, dibagi lagi menjadi beberapa kesatuan. Kesatuan-kesatuan ini terdiri dari banyak desa-desa. Di wilayah metropolitan, stasiun polisi terbagi menjadi ward, yang dibagi lagi menjadi mahallas. Tidak ada pejabat terpilih pada tingkat divisi, distrik atau upazila, dan pemerintahan hanya terdiri dari pejabat pemerintahan. Pemilihan langsung yang memilih seorang ketua dan beberapa anggota diadakan di setiap kesatuan (atau ward).

Dhaka adalah ibukota dan kota terbesar di Bangladesh. Kota utama lainnya adalah Chittagong, Khulna, Rajshahi, Sylhet, Barisal, Bogra, Comilla, Mymensingh dan Rangpur. Di kota-kota tersebut diadakan pemilihan walikota, sementara munisipalitas lainnya memilih seorang ketua. Walikota dan ketua memiliki masa jabatan selama lima tahun.

Kota Populasi kota (perkiraan 2008)[31] Populasi metro (perkiraan 2008)[31]
Dhaka 7.000.940 12.797.394
Chittagong 2.579.107 3.858.093
Khulna 855.650 1.388.425
Rajshahi 472.775 775.495
Sylhet 463.198 -
Barisal 210.374 -
Rangpur 251.699 -

Geografi dan iklim

 
Gambar satelit yang menampilkan ciri fisik Bangladesh
 
Peta Bangladesh

Bangladesh terletak di Delta Sungai Gangga-Brahmaputra yang terbentang rendah. Delta ini terbentuk oleh pertemuan Sungai Gangga (nama setempat Padma atau Pôdda), Brahmaputra (Yamuna atau Jomuna), dan Meghna dan anak-anak sungainya yang berhubungan dari Himalaya. Tanah aluvial yang diendapkan oleh sungai-sungai itu telah menciptakan beberapa dari daratan yang amat subur di dunia ini.

Sebagian besar Bangladesh berada 10 meter dpl, dan dipercaya sekitar 10% tanah akan banjir jika permukaan laut naik hingga 1 m. [32] Titik tertinggi di Bangladesh ialah di Mowdok dan di Simprugdesh yang berkisar antara 1,052 m (3,451 kaki) di Bidang Bukit Chittagong ke tenggara negeri.[33] Bagian utrama pesisir terdiri atas hutan berawa, Sundarbans, hutan bakau terbesar di dunia dan tempat bagi flora dan fauna yang berbeda, termasuk Macan Kekaisaran Benggala. Pada 1997, kawasan ini dinyatakan terancam. [34]

Tak terpengaruh Tropis Cancer, iklim Bangladesh bersifat tropis dengan musim dingin yang sejuk dari Oktober hingga Maret, musim panas yang panas dan kering dari Maret ke Juni. Musim hujan Mosoon yang hangat dan lembab berlangsung dari Juni ke Oktober dan memasok sebagian besar curah hujan negeri itu. Bencana alam, seperti banjir, siklon tropis, dan badai tornado terjadi hampir tiap tahun, serta dikombinasikan dengan efek penebangan hutan, penurunan tanah dan erosi. Cox's Bazar, di selatan kota Chittagong, memiliki garis pantai yang tak terputus sepanjang 120 kilometer (75 mil); sering dikutip sebagai merupakan pantai alami terpanjang di dunia (pernyataan ini sulit dibuktikan dan sulit dibantah).

Ekonomi

 
Para nelayan dekat kota Cox's Bazaar di Bangladesh selatan. Banyak industri di Bangladesh tetap primitif menurut standar modern.
 
Buruh di sawah, pemandangan umum di seluruh Bangladesh.

Meski mendukung segala usaha dalam dan luar negeri untuk meningkatkan prospek ekonomi dan demografi, Bangladesh tetaplah negara ini terbelakang dan kelebihan penduduk serta pengaturan pemerintahan yang tidak efektif. Pendapatan per kapita pada 2004 kurang dari US$440, dan banyak indikator ekonomi lainnya yang kurang mengesankan.[35] Namun, seperti yang dicatat Bank Dunia pada Laporan Negeri Juli 2005-nya, negeri ini telah membuat kemajuan pesat dalam pengembangan manusia dengan berfokus pada pemberantasan tingkat buta huruf yang berhasil, memperoleh kesetaraan jender pada dalam sekolah, dan mengurangi pertumbuhan penduduk.


Rami pernah menjadi mesin ekonomi negeri ini. Saham pasar ekspor dunianya memuncak pada PD II dan akhir 1940-an pada 80% [36] dan malah di awal 1970-an terhitung sekitar 70% penerimaan ekspornya. Namun, produk polipropilena mulai menggantikan produk rami di seluruh dunia dan industri rami mulai gulung tikar. Bangladesh juga memiliki jumlah produksi yang signifikan dalam hal padi, teh, dan mustar.

Meski dua pertiga penduduk Bangladesh adalah petani, lebih dari tiga perempat penerimaan ekspor Bangladesh berasal dari industri garmen, [37] yang mulai menarik investor asing pada 1980-an karena buruh murah dan nilai tukar mata uang asing yang rendah. Industri ini kini memperkerjakan 40% wanita pekerja di Bangladesh. Pemasukan dari mata uang asing juga diperoleh dari penduduk Bangladesh yang tinggal di negara lain. Pada 2002, industri garmen ini ini mengekspor produk senilai US$5 milyar . [38]

Rintangan bagi pertumbuhan termasuk bencana badai dan banjir yang sering datang, perusahaan milik negara yang tidak efisien, fasilitas pelabuhan yang salah urus, pertumbuhan di angkatan buruh yang tidak memiliki ruang kerja yang cukup, penggunaan sumber daya energi yang tidak efisien (seperti gas alam), pembangkit listrik yang tak mencukupi, perwujudan yang lambat dari reformasi ekonomi, pertarungan politik, dan korupsi. Menurut Laporan Singkat World Bank Juli 2005: "Di antara hambatan paling signifikan bagi Bangladesh untuk berkembang ialah buruknya pemerintahan dan lemahnya lembaga masyarakat." [39]

Masih menurut Bank Dunia walaupun segala rintangan yang melintang, sejak 1990 negeri ini telah mencapai tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 5%. Industri kelas menengah dan industri konsumen menjadi saksi adanya pertumbuhan. Pada Desember 2005 Goldman Sachs menamakan Bangladesh sebagai salah satu "Sebelas Berikutnya", setelah 4 negara dianggap memiliki pertumbuhan ekonomi "BRIC" (Brazil, Rusia, India, dan RRC) yang cepat [40]. Tujuh negara ini juga termasuk Mesir, Indonesia, Pakistan dan beberapa negara lain. Bangladesh mengalami peningkatan tajam dalam investasi asing langsung. Sejumlah perusahaan multinasional, termasuk Unocal Corporation dan Tata merupakan penyumbang investasi utama, dengan prioritas penanaman modal dalam sektor gas alam. Pada Desember 2005, Central Bank of Bangladesh mencanangkan perkembangan PDB sekitar 6,5%. [41]

Satu sumbangan penting pada pengembangan ekonomi ialah pencangan kredit mikro oleh Muhammad Yunus secara meluas (dianugerahi Penghargaan Perdamaian Nobel pada 2006) melalui Grameen Bank. Dari akhir 1990-an, Grameen Bank memiliki 2,3 juta anggota, bersama dengan 2,5 juta anggota organisasi lain yang mirip. [42]

Untuk meningkatkan perkembangan ekonomi pemerintah merancang beberapa zona pemrosesan ekspor untuk menarik investasi asing, yang diatur oleh Otoritas Zona Pemrosesan Ekspor Bangladesh. Lihat juga: Pendidikan di Bangladesh

Demografi

Perkiraan terkini dari penduduk Bangladesh berkisar dari 142 hingga 147 juta, menjadikannya negara dengan peringkat ke-7 berpenduduk terpadat di dunia. Diperkirakan sekitar 1.000 orang menempati 1 km persegi wilayah. Perkembangan penduduk Bangladesh berada di antara yang tertinggi dunia pada 1960-an dan 1970-an, sedang perhitungannya bertambah dari 50 menjadi 90 juta, namun dengan pengenalan pengendalian kelahiran pada 1980-an mengurangi peningkatan populasi sebanyak dua persen. Jumlah tingkat kesuburan kini 3,2 dibandingkan dengan 6,2 pada 3 dasawarsa yang lalu. Penduduknya relatif muda, dengan kelompok usia 0–25 sejumlah 60%, sedang 3% itu 65 atau lebih tua. Harapan hidup 63 tahun bagi lelaki dan wanita.[43]


Secara etnis Bangladesh itu homogen, terdiri dari orang Bengali yang merupakan 98% populasi. Sisanya sebagian migran Bihari dan penduduk asli. Ada 13 suku yang tinggal di Jalur Bukit Chittagong, suku terbanyak ialah Chakma. Kawasan tersebut sering terjadi "ketegangan" antar etnis sejak lahirnya Bangladesh. [44] Suku terbanyak di luar Jalur Bukit itu ialah Santhal dan Garo (Achik). Perdagangan manusia telah menjadi masalah yang tersisa di Bangladesh [45] dan imigrasi ilegal menyisakan pertentangan dengan Myanmar [46] and India. [47]

Bahasa utamanya, seperti di Benggala Barat, ialah Bangla (Bengali), bahasa Indo-Arya yang berasal dari bahasa Sansekerta (seperti Hindi, Punjabi, dan Gujarati serta beberapa bahasa lainnya). Bahasanya ditulis menggunakan aksaranya sendiri. Bangla ialah bahasa resmi Bangladesh. Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa kedua di antara kelas menengah dan atas dan di pendidikan tinggi. Sejak KepPres 1987, Bangla digunakan sebagai korespondensi resmi kecuali korespondensi asing.


Dua agama utama di Bangladesh yang dipraktekan secara luas adalah Islam (83% menurut CIA di 1998, 88% menurut perkiraan Departemen Luar Negeri AS tahun 2005) dan Hindu (11% menurut perkiraan Departemen Luar Negeri AS tahun 2005). Etnis Bihari menjadi kelompok mayoritas yang menganut Muslim Syiah. Kelompok agama lain termasuk Budha, Kristen, dan animisme.

Tingkat kesehatan dan pendidikan kini meningkat dengan stabil seiring dengan berkurangnya tingkat kemiskinan. Namun, Bangladesh tetaplah salah satu negara termiskin di dunia. Sebagian besar orang Bangladesh tinggal di pedesaan dan hidup dengan pertanian untuk menyambung hidup. Hampir separuh penduduknya hidup kurang dari 1 USD per hari. [48]

Kesehatan menjadi masalah utama, dikarenakan dari kontaminasi air permukaan, hingga arsen yang terkadung di air tanah, [49] dan serangan penyakit termasuk malaria, leptospirosis dan demam berdarah. Tingkat melek huruf di Bangladesh sekitar 41%. [50]

Ada perbedaan jender, meski tingkat buta huruf sekitar 50% dan 31% di antara wanita, menurut perkiraan UNICEF 2005. [51] Tingkat buta huruf telah menurun karena banyak program yang diperkenalkan di negeri ini. Di antara yang berhasil ialah program makanan untuk pendidikan yang diperkenalkan pada 1993, [52] dan program beasiswa untuk wanita di tingkat pendidikan dasar dan menengah. [53]

Budaya

Berkas:Mahasthan.gif
Reruntuhan biara Buddha masa kuno di Mahasthangarh, Bogra

Sebuah negara baru dari bangsa yang tua, Bangladesh memiliki budaya yang mencakup unsur kuno dan modern. Bahasa Bangla mambanggakan peninggalan sastra yang kaya, yang diterima Bangladesh dengan negara bagian India Benggala Barat. Teks tertulis awal bahasa Bangla ialah Charyapada dari abad ke-8. Sastra Bangla di abad pertengahan sering merupakan keagamaan (spt. Chandidas), atau adaptasi dari bahasa lain (mis. Alaol). Sastra Bangla matang pada abad ke-9. Ikon terbesarnya ialah sastrawan Rabindranath Tagore dan Kazi Nazrul Islam. Bangladesh juga memiliki tradisi panjang dalam sastra rakyat, dibuktikan dengan Maimansingha Gitika, Thakurmar Jhuli atau cerita-cerita yang berkaitan dengan Gopal Bhar.

Tradisi musik Bangladesh berdasarkan pada lirik (Baniprodhan), disertai minimal instrumental. Tradisi Baul ialah peninggalam musik rakyat Bangla yang unik, dan ada sejumlah tradisi musik lainnya di Bangladesh, yang bermacam-macam dari satu daerah dengan daerah lain. Gombhira, Bhatiali, Bhawaiya ialah beberapa dari bentuk musik yang banyak dikenal. Musik rakyat Bengal sering disertai dengan ektara, instrumen 1 dawai. Instrumen lainnya termasuk dotara, dhol, suling, dan tabla. Bangladesh juga memiliki warisan aktif dalam musik klasik India Utara. Dengan cara yang sama, tarian Bangladesh membentuk tarikan dari tradisi rakyat, khususnya dari kelompok-kelompok suku, seperti tradisi tari India yang lebih luas. Bangladesh membuat sekitar 80 film setahun.[54] Film Hindi juga cukup terkenal, begitupun film dari Kolkata, yang memiliki industri perfilman bahasa Benggalinya sendiri yang sedang berkembang. Sekitar 200 harian diterbitkan di Bangladesh, bersama dengan lebih dari 1800 majalah. Namun minat baca lemah, hampir sekitar 15% penduduk.[55] Orang Bangladesh mendengarkan sejumlah program radio nasional lokal dan nasional dari Bangladesh Betar, seperti BBC dan Voice of America Bangladesh. Ada saluran televisi yang dikendalikan negara, namun di tahun-tahun terakhir, saluran-saluran yang dimiliki swasta juga berkembang pesat.

Tradisi masakan Bangladesh berhubungan dekat dengan masakan India dan Timur Tengah sebagaimana banyak memiliki sifat unik juga punya kitan dengan masakan Indonesia yaitu Aceh. Nasi dan ikan ialah kegemaran tradisional; menimbulkan perkataan umum bahwa "nasi dan ikan membuat Bengali" (machhe bhate bangali). Konsumsi daging telah bertambah dengan produksi lebih banyak di tahun-tahun terkini. Orang Bangladesh membuat daging manis khusus dari produksi susu; beberapa yang umum ialah Rôshogolla, Chômchôm dan Kalojam.

Sari (shaŗi) sejauh ini ialah pakaian yang biasa dikenakan wanita Bangladesh. Namun salwar kameez (shaloar kamiz) juga cukup terkenal, dan di daerah kota beberapa wanita mengenakan pakaian Barat. Di antara para lelaki, pakaian Eropa banyak disukai. MMereka juga menggunakan gabungan kurta-paejama, sering pada kesempatan keagamaan. Lungi, sejenis rok panjang, banyak dikenakan wanita Bangladesh.

Kedua 'Id, 'Idul Fithri dan 'Idul Adha ialah hari raya terbesar dalam kalender Islam. Hari-hari sebelum Idul Fithri disebut Chãd Rat (malam bulan), dan sering ditandai dengan mercon. Hari libur Islam lainnya juga diakui. Festival utama Hindu ialah Durga Puja and Saraswati Puja. Buddha Purnima, yang memperingati Gautama Buddha, ialah salah satu festival Buddha terpenting sedangkan Natal, disebut Bôŗodin (Hari besar) dalam bahasa Bangla diperingati penduduk minoritas Kristen. Festival sekuler terpenting ialah Nôbobôrsho atau Tahun Baru Benggali, awal kalender Benggali. Festival lainnya termasuk Nobanno, Poush parbon (festival Poush) dan hari raya nasional seperti Shohid Dibosh.

Kriket ialah salah satu olahraga di Bangladesh yang terkenal. Pada 2000, tim kriket Bangladesh dianugerahi status Test cricket dan bergabung dengan liga elit TimNas yang diijinkan oleh Dewan Kriket Internasional untuk memainkan pertandingan uji pada tahun 2000. Olahraga penting lainnya termasuk sepak bola, hoki lapangan, tenis, bulu tangkis, bola tangan tim, voli, catur, karambol, dan kabadi (কাবাডি). Kabadi adalah sebuah tim olahraga 7 sisi yang dimainkan tanpa bola atau peralatan lain, yang merupakan olahraga nasional Bangladesh sejak 1972. Dewan Pengendalian Olahraga Bangladesh didirikan di tahun 1972, dan sejak 2005 mengatur 29 federasi olahraga terpenting.


Pendidikan

Referensi

  1. ^ Constitution of Bangladesh, Part V, Chapter 1, Article 66.
  2. ^ Department of Economic and Social Affairs Population Division. "World Population Prospects, Table A.1" (.PDF). 2008 revision. United Nations. Diakses pada 12 Maret 2009.
  3. ^ a b c d "Bangladesh". International Monetary Fund. Diakses tanggal 2010-04-21. 
  4. ^ "Human Development Report 2009. Human development index trends: Table G" (PDF). The United Nations. Diakses tanggal 2009-10-05. 
  5. ^ Sandeep Mahajan, "Bangladesh: Strategy for Sustained Growth", Poverty Reduction and Economic Management Network, World Bank (July 26, 2007)
  6. ^ Bharadwaj, G (2003). "The Ancient Period". Dalam Majumdar, RC. History of Bengal. B.R. Publishing Corp. 
  7. ^ James Heitzman and Robert L. Worden, ed. (1989). "Early History, 1000 B.C.-A.D. 1202". Bangladesh: A country study. Library of Congress. ISBN 8290584083. OCLC 15653912. 
  8. ^ Eaton, R (1996). The Rise of Islam and the Bengal Frontier. University of California Press. ISBN 0-520-20507-3. OCLC 26634922 76881262 Periksa nilai |oclc= (bantuan). 
  9. ^ Baxter, C (1997). Bangladesh, from a Nation to a State. Westview Press. ISBN 0-8133-3632-5. OCLC 47885632. 
  10. ^ Baxter, hal.30–32
  11. ^ a b Sen, Amartya (1973). Poverty and Famines. Oxford University Press. ISBN 0-19-828463-2. OCLC 10362534 177334002 191827132 31051320 40394309 53621338 63294006 Periksa nilai |oclc= (bantuan). 
  12. ^ Baxter, hal. 39–40
  13. ^ Collins, L (1986). Freedom at Midnight, Ed. 18. Vikas Publishers, New Delhi. ISBN 0-7069-2770-2. 
  14. ^ Baxter, hal. 72
  15. ^ Baxter, hal. 62–63
  16. ^ Bangladesh cyclone of 1991. Britannica Online Encyclopedia.
  17. ^ Baxter, hal. 78–79
  18. ^ Salik, Siddiq (1978). Witness to Surrender. Oxford University Press. ISBN 0-19-577264-4. 
  19. ^ Rummel, Rudolph J., "Statistics of Democide: Genocide and Mass Murder Since 1900", ISBN 3-8258-4010-7, Chapter 8, table 8.1. Rummel comments that, In East Pakistan (now Bangladesh) [General Agha Mohammed Yahya Khan and his top generals] also planned to murder its Bengali intellectual, cultural, and political elite. They also planned to indiscriminately murder hundreds of thousands of its Hindus and drive the rest into India. And they planned to destroy its economic base to insure that it would be subordinate to West Pakistan for at least a generation to come. This despicable and cutthroat plan was outright genocide.
  20. ^ LaPorte, R (1972). "Pakistan in 1971: The Disintegration of a Nation". Asian Survey. 12(2): 97–108. 
  21. ^ a b Mascarenhas, A (1986). Bangladesh: A Legacy of Blood. Hodder & Stoughton, London. ISBN 0-340-39420-X. OCLC 13004864 16583315 242251870 Periksa nilai |oclc= (bantuan). 
  22. ^ "Bangladesh tops most corrupt list". BBC News. 2005-10-18. Diakses tanggal 2007-04-13. 
  23. ^ The associated press
  24. ^ Reuters
  25. ^ Constitution of Bangladesh
  26. ^ Background Note: Bangladesh, US Department of State, Mei 2007
  27. ^ a b "Constitutional Amendments". Banglapedia. Asiatic Society of Bangladesh. Diakses tanggal 2006-07-14. 
  28. ^ Bangladesh Today, Asia Report N°121, International Crisis Group, October 23, 2006
  29. ^ <http://www.bdnews24.com/details.php?cid=2&id=151976&hb=top>
  30. ^ CIA World Factbook 2007
  31. ^ a b "Statistical pocket book Bangladesh – 2008" (PDF). Bangladesh Bureau of Statistics. Diakses tanggal 2009-10-10. 
  32. ^ Ali, A (1996). "Vulnerability of Bangladesh to climate change and sea level rise through tropical cyclones and storm surges". Water, Air, & Soil Pollution. 92 (1-2): 171–179. 
  33. ^ Summit Elevations: Frequent Internet Errors. Dikeluarkan 13 April 2006.
  34. ^ IUCN (1997). "Sundarban wildlife sanctuaries Bangladesh". World Heritage Nomination-IUCN Technical Evaluation. 
  35. ^ Bangladesh Country Statistics, Unicef
  36. ^ "Jute". Banglapedia. Asiatic Society of Bangladesh. Diakses tanggal 2006-07-14. 
  37. ^ Roland, B (2005). "Bangladesh Garments Aim to Compete". BBC. 
  38. ^ Rahman, S (2004). "Global Shift: Bangladesh Garment Industry in Perspective". Asian Affairs. 26 (1). 
  39. ^ Bangladesh - Country Brief, World Bank, Juli 2005
  40. ^ "South Korea, Another `BRIC' in Global Wall". 2005-12-09. 
  41. ^ Annual Report 2004-2005, Bangladesh Bank
  42. ^ Schreiner, Mark (2003). "A Cost-Effectiveness Analysis of the Grameen Bank of Bangladesh,". Development Policy Review. 21 (3): 357–382. 
  43. ^ "World Health Report 2005". World Health Organization. 
  44. ^ Rashiduzzaman, M (1998). "Bangladesh's Chittagong Hill Tracts Peace Accord: Institutional Features and Strategic Concerns". Asian Survey. 38 (7): 653–670. 
  45. ^ Gazi, R (2001). Trafficking of Women and Children in Bangladesh, Special Publication No. 11 (PDF). ICDDR,B. 
  46. ^ AI Index: ASA 16/005/2004, Amnesty International
  47. ^ "report covering the issue". BBC News. 
  48. ^ "Congressional Budget Justification - FY 2005". USAID. 
  49. ^ Nickson, R (1998). "Arsenic poisoning of Bangladesh groundwater". Nature (6700): 338. 
  50. ^ "2005 Human Development Report". UNDP. 
  51. ^ UNICEF: Bangladesh Statistics.
  52. ^ Ahmed, A (2002). The food for education program in Bangladesh: An evaluation of its impact on educational attainment and food security, FCND DP No. 138. International Food Policy Research Institute. 
  53. ^ Khandker, S (2003). Subsidy to Promote Girls’ Secondary Education: the Female Stipend Program in Bangladesh. World Bank, Washington, DC. 
  54. ^ Film menarik di Banglapedia
  55. ^ Koran dan majalah di Banglapedia

Lihat pula

Pranala luar

Templat:Link FA Templat:Link FA