Tokyo (東京, Tōkyō, bahasa Inggris: /ˈtki/,[8] bahasa Jepang: [toːkʲoː] ( simak); lit. "Ibukota Timur") nama resminya Metropolitan Tokyo (東京都 Tōkyō-to), adalah salah satu dari 47 prefektur Jepang yang menjadi ibukota Jepang sejak 1869.[9][10] Hingga 2018, Tokyo Raya menempati peringkat sebagai wilayah metropolitan terpadat di dunia.[11] Daerah perkotaan menjadi tempat kedudukan Kaisar Jepang, pemerintah Jepang dan Diet Nasional. Tokyo membentuk bagian dari wilayah Kanto di sisi tenggara pulau utama Jepang, Honshu, dan termasuk Kepulauan Izu dan Kepulauan Ogasawara.[12] Tokyo dulunya bernama Edo ketika Shōgun Tokugawa Ieyasu menjadikan kota ini sebagai markas besarnya pada 1603. Kota itu menjadi ibu kota setelah Kaisar Meiji memindahkan tahtanya dari Kyoto pada tahun 1868; pada waktu itu Edo diganti namanya menjadi Tokyo. Tokyo Metropolis dibentuk pada tahun 1943 dari penggabungan bekas Prefektur Tokyo (東京府, Tōkyō-fu) dan Kota Tokyo (東京市, Tōkyō-shi). Tokyo sering disebut sebagai kota tetapi secara resmi dikenal sebagai "prefektur metropolitan", yang berbeda dari kota biasa dan menggabungkan unsur-unsur kota dan prefektur, suatu ciri khas Tokyo.

Tokyo
東京都
Metopolitan Tokyo
Dari atas: Distrik bisnis Nishi-Shinjuku, Jembatan Pelangi, Gedung Parlemen Jepang, Shibuya, Tokyo Skytree
Bendera Tokyo
Himne daerah: Lagu Metropolitan Tokyo (東京都歌, Tōkyō-to Ka)[1]
Peta
Lokasi Tokyo di Jepang
Lokasi Tokyo di Jepang
Koordinat: 35°41′N 139°41′E / 35.683°N 139.683°E / 35.683; 139.683Koordinat: 35°41′N 139°41′E / 35.683°N 139.683°E / 35.683; 139.683
Negara Jepang
WilayahKantō
PulauHonshu
Pembagian23 distrik kota khusus, 26 kota, 1 distrik, dan 4 subprefektur
Pemerintahan
 • JenisMetropolis
 • GubernurYuriko Koike (TF)
 • Ibu kotaTokyo[2]
 • Perwakilan42
 • Penasehat11
Luas
 • Metropolitan2.187,66 km2 (84,466 sq mi)
 • Luas metropolitan
13.572 km2 (5,240 sq mi)
Peringkat45
Ketinggian
40 m (130 ft)
Populasi
 (September 2018)[3]
 • Metropolitan13.839.910
 • Kepadatan6.224,66/km2 (1,612,180/sq mi)
 • Metropolitan38.140.000 – Tokyo Raya
 • Kepadatan metropolitan2.662/km2 (6,890/sq mi)
 • 23 DKK
8.967.665
 (2015 per pemerintah prefektur)
Demonim江戸っ子 (Edokko), 東京人 (Tōkyō-jin), 東京っ子 (Tōkyōkko), Tokyoite
GDP
 (Nominal; 2015)[5][6][7]
 • TotalUS$869 miliar
 • Per kapitaUS$64,269
Zona waktuUTC+9 (Waktu Standar Jepang)
ISO 3166-2
JP-13
BungaBunga Sakura Somei-Yoshino
PohonPohon Ginkgo (Ginkgo biloba)
Burungcamar berkepala hitam (Larus ridibundus)
Situs webwww.metro.tokyo.jp
Tokyo

Tōkyō dalam kanji
Makna harfiah: Ibu Kota Timur
Nama Jepang
Kanji: 東京
Hiragana: とうきょう
Katakana: トーキョー
Kyujitai: 東亰

Dua puluh tiga Distrik Kota Khusus Tokyo (selanjutnya disebut DKK Tokyo atau DKK saja) dulunya adalah Kota Tokyo. Pada 1 Juli 1943, ia bergabung dengan Prefektur Tokyo dan menjadi Tokyo Metropolis dengan 26 kotamadya tambahan di bagian barat prefektur, dan kepulauan Izu serta kepulauan Ogasawara di tenggara Tokyo. Populasi DKK adalah lebih dari 9 juta jiwa, dengan total populasi Tokyo Metropolis melebihi 13,8 juta jiwa.[3] Prefektur ini adalah bagian dari wilayah metropolitan terpadat di dunia yang disebut Tokyo Raya dengan lebih dari 38 juta jiwa[4] dan ekonomi aglomerasi perkotaan terbesar di dunia. Hingga 2011, Tokyo menjadi tuan rumah bagi 51 perusahaan Fortune Global 500, jumlah tertinggi dari kota mana pun di dunia pada waktu itu.[13] Tokyo berada di peringkat ketiga (dua kali) dalam Indeks Pengembangan Pusat Keuangan Internasional.[butuh rujukan] Kota ini adalah rumah bagi berbagai jaringan televisi seperti Fuji TV, Tokyo MX, TV Tokyo, TV Asahi, Nippon Television, NHK dan Tokyo Broadcasting System.

Tokyo menempati urutan pertama dalam Indeks Kekuatan Ekonomi Global dan ketiga di Indeks Kota Global. Inventaris GaWC tahun 2018 mengklasifikasikan Tokyo sebagai kota dunia alpha+[14] – dan hingga 2014 Survei Kota Dunia TripAdvisor menempatkan Tokyo sebagai yang pertama dalam kategori "Pengalaman keseluruhan terbaik" (kota ini juga menempati peringkat pertama dalam kategori berikut: "menolong penduduk setempat", "kehidupan malam", "belanja", "transportasi umum lokal" dan "kebersihan jalan-jalan").[15] Hingga 2018 Tokyo dinilai sebagai bagi ekspatriat, menurut perusahaan konsultan Mercer[16] dan juga kota termahal ke-11 di dunia menurut survei Economist Intelligence Unit.[17] Pada 2015, Tokyo dinobatkan sebagai Kota Paling Layak Huni di dunia oleh majalah.[18] Panduan Michelin sejauh ini telah memberi Tokyo bintang-bintang Michelin terbanyak di dunia.[19][20] Tokyo menduduki peringkat pertama dari enam puluh kota dalam Indeks Kota Aman 2017.[21] QS Best Student Cities menempatkan Tokyo sebagai kota terbaik ke-3 di dunia untuk menjadi mahasiswa di tahun 2016[22] dan ke-2 di tahun 2018.[23]

Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1964, KTT G-7 1979, KTT G-7 1986, dan KTT G-7 1993, dan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugbi 2019, Olimpiade Musim Panas 2020 dan Paralimpiade Musim Panas 2020.

Etimologi

Tokyo awalnya dikenal sebagai Edo (江戸), yang berarti "muara".[24] Namanya diubah menjadi Tokyo (東京, Tōkyō, "timur", dan kyō "ibu kota") ketika menjadi ibukota kekaisaran dengan kedatangan Kaisar Meiji pada tahun 1868,[25] sejalan dengan tradisi Asia Timur termasuk pemberian kata "ibu kota" () dalam setiap nama ibu kota negara (seperti Kyoto (京都), Beijing (北京) dan Nanjing (南京)).[24] Selama periode Meiji awal, kota ini juga disebut "Tōkei", sebuah pelafalan alternatif untuk kanji yang sama dengan "Tokyo". Beberapa dokumen resmi bahasa Inggris yang masih ada menggunakan ejaan "Tokei";[26] Namun, pengucapan ini sekarang sudah usang.[27]

Nama Tokyo pertama kali disarankan pada tahun 1813 dalam buku Kondō Hisaku [ja] (Rencana Rahasia Pembersamaan), yang ditulis oleh Satō Nobuhiro.[butuh rujukan] Ketika Ōkubo Toshimichi mengusulkan penggantian nama ke pemerintah selama Restorasi Meiji, menurut Oda Kanshi (織田完之),[meragukan] dia mendapat ide dari buku tersebut.

Sejarah

 
Tokugawa Ieyasu.

Tokyo asalnya merupakan desa perikanan kecil yang bernama Edo. Pada tahun 1457, Ota Dōkan membangun Istana Edo. Pada tahun 1590, Tokugawa Ieyasu berbasis di Edo, dan setelah menjadi shogun pada tahun 1603, kota ini menjadi pusat administrasi tentaranya untuk seluruh negara. Pada zaman Edo, Edo menjadi salah satu kota terbesar di dunia dengan jumlah penduduk mencapai sejuta orang menjelang abad ke-18.[28]

Edo menjadi ibukota de facto di Jepang[29] meskipun kaisar tinggal di Kyoto, ibu kota kerajaan. Setelah sekitar 263 tahun, pemerintah shogun digulingkan di bawah bendera pemulihan pemerintahan kaisar. Pada tahun 1869, ketika Kaisar Meiji pindah ke Edo di usia 17 tahun, Tokyo sudah menjadi pusat politik dan kebudayaan negara,[30] kemudian dijadikan ibu kota kerajaan de facto oleh istana sementara bekas Istana Edo menjadi Istana Kerajaan. Kota Tokyo didirikan lalu tetap menjadi ibu kota negara sehingga status kotanya dicabut pada tahun 1943 untuk digabungkan dengan "Wilayah Metropolitan" Tokyo.

Sayangnya, Tokyo mengalami dua bencana hebat pada abad ke-20, tetapi untungnya kota ini dapat pulih dari keduanya. Salah satunya adalah gempa bumi Kantō 1923 yang menyebabkan 140.000 penduduk tewas atau hilang,[31] dan yang kedua adalah Perang Dunia II, ketika Tokyo dibom bertubi-tubi pada tahun 1944 dan 1945, menyebabkan 75.000 hingga 200.000 orang tewas dan separuh kota hancur.[32]

Setelah perang, Tokyo dibangun kembali, dan berkilauan di mata dunia ketika Olimpiade Musim Panas 1964 diadakan di kota ini. Zaman 1970-an menyaksikan pembangunan pencakar langit seperti Sunshine 60, konstruksi bandara baru yang kontroversial[33] di Narita (yang agak jauh dari perbatasan kota) pada tahun 1978, dan peningkatan jumlah penduduk hingga sekitar 11 juta (dalam lingkungan wilayah metropolitan).

Jaringan kereta bawah tanah dan komuter Tokyo menjadi salah satu yang tersibuk di dunia[34] karena semakin banyak orang yang pindah ke wilayah Tokyo. Pada 1980-an, harga properti melangit dalam penggelembungan harga aset Jepang. Setelah gelembung itu meledak pada 1990-an, banyak perusahaan, bank, dan banyak orang yang terikat utang hipotik, sehingga terjadilah resesi besar yang membuat era 1990-an sebagai "dekade hilang" di Jepang,[35] tetapi kemudian berangsur-angsur membaik.

Proyek reklamasi tanah di Tokyo juga berlanjut selama berabad-abad lamanya, terutama di wilayah Odaiba yang dijadikan daerah belanja dan hiburan utama.

Geografi dan pembagian administratif

Tokyo
Tabel iklim (penjelasan)
JFMAMJJASOND
 
 
49
 
10
2
 
 
60
 
10
2
 
 
115
 
13
5
 
 
130
 
18
11
 
 
128
 
23
15
 
 
165
 
25
19
 
 
162
 
29
23
 
 
165
 
31
24
 
 
209
 
27
21
 
 
163
 
22
15
 
 
93
 
17
10
 
 
40
 
12
5
Suhu rata-rata maks. dan min. dalam °C
Total presipitasi dalam mm
Sumber: JMA

Prefektur Tokyo dibagi kepada Daratan dan kepulauan. Bagian Daratan terletak di sebelah barat laut Teluk Tokyo, sekitar 90 km timur ke barat, dan 25 km utara ke selatan. Tokyo berbatasan dengan Prefektur Chiba di timur, Prefektur Yamanashi di barat, Prefektur Kanagawa di selatan, dan Prefektur Saitama di utara. Kepulauanannya terdiri dari Kepulauan Izu dan Kepulauan Ogasawara, memanjang sekitar 1.000 km ke Samudra Pasifik.

Berdasarkan hukum Jepang, Tokyo ditentukan sebagai sebuah to (), atau terjemahannya metropolis.[36] Struktur pemerintahannya serupa dengan wilayah-wilayah lain di Jepang. Di dalam Tokyo letaknya puluhan entitas yang lebih kecil yang sering dianggap sebagai kota, meliputi 23 distrik khusus ( -ku) yang pernah membentuk Kota Tokyo hingga tahun 1943, tetapi saat ini merupakan kotamadya yang terpisah dan memerintah sendiri, yang dipimpin wali kota dan dewan, serta memegang status kota.

Selain 23 kota tersebut, Tokyo juga mencakup 26 (-shi), lima (chō atau machi), dan delapan desa ( -son atau -mura), masing-masing dikuasai pemerintah lokal. Pemerintah Metropolitan Tokyo dipimpin seorang gubernur dan perhimpunan metropolitan yang dipilih masyarakat. Kantornya terletak di daerah Shinjuku. Pemerintah Metropolitan mengatur seluruh wilayah metropolis Tokyo, termasuk sungai, bendungan, perkebunan, pulau terpencil, dan taman nasional.

Distrik kota/daerah pemilihan

Distrik-distrik khusus (特別区, tokubetsu-ku) di Tokyo meliputi wilayah yang dulunya merupakan Kota Tokyo. Pada 1 Juli 1943, Kota Tokyo digabungkan dengan Prefektur Tokyo (東京府, Tōkyō-fu) untuk membentuk "wilayah metropolitan". Hasilnya, berbeda dengan distrik kota lain di Jepang, distrik-distrik khusus di Tokyo ini merupakan munisipalitas dengan wali kota dan majelisnya sendiri.

Prefektur Tokyo mempunyai 23 distrik khusus yang terdiri dari:

 
Shibuya, yang dianggap sebagai pusat budaya remaja Jepang, mempunyai salah satu penyeberangan umum tersibuk di dunia, di depan pintu keluar Hachikō stasiun Shibuya.

Cityscape

Arsitektur di Tokyo sebagian besar dibentuk oleh sejarah Tokyo. Dua kali dalam sejarah Tokyo telah ditinggalkan dalam keadaan tinggal reruntuhan: pertama saat gempa bumi Kanto 1923 melanda dan kemudian setelah pengeboman besar-besaran dalam Perang Dunia II.[37] Karena itu, lansekap kota Tokyo sebagian besar terdiri dari arsitektur modern dan kontemporer, dan bangunan tua dalam jumlah jarang.[38] Tokyo menampilkan banyak bentuk arsitektur modern yang terkenal secara internasional termasuk , [[en:Asahi_Beer_Hall|Asahi Beer Hall], , dan . Tokyo juga memiliki dua menara khas: Tokyo Tower, dan Tokyo Skytree baru, yang merupakan menara tertinggi di Jepang dan dunia, dan struktur tertinggi kedua di dunia setelah Burj Khalifa di Dubai.[39]

Tokyo juga memiliki banyak taman dan kebun. Ada empat taman nasional di Prefektur Tokyo, termasuk Taman Nasional Fuji-Hakone-Izu, yang mencakup semua Kepulauan Izu.

Pemandangan panorama Tokyo dari Tokyo Skytree

Lingkungan dan Alam

Tokyo telah memberlakukan langkah untuk memotong gas rumah kaca. Gubernur Shintaro Ishihara menciptakan sistem tutup emisi pertama di Jepang, yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan total 25% pada tahun 2020 dari level 2000.[40] Tokyo adalah contoh pulau bahang perkotaan, dan fenomena ini sangat serius di DKK-nya.[41][42] Menurut Pemerintah Metropolitan Tokyo,[43] suhu rata-rata tahunan telah meningkat sekitar 3°C selama 100 tahun terakhir. Tokyo telah dikutip sebagai "contoh meyakinkan dari hubungan antara pertumbuhan perkotaan dan iklim."[44]

Pada tahun 2006, Tokyo memberlakukan "Proyek 10 Tahun untuk Tokyo Hijau" yang akan direalisasikan pada 2016. Ini menetapkan tujuan meningkatkan pohon pinggir jalan di Tokyo menjadi 1 juta buah (dari semula 480.000 buah), dan menambah 1.000 ha ruang hijau yang mana 88 ha di antaranya akan menjadi sebuah taman baru bernama "Umi no Mori" (hutan laut) yang akan berada di pulau reklamasi di Teluk Tokyo yang dulunya merupakan tempat pembuangan sampah.[45] Dari 2007 hingga 2010, 436 ha dari 1.000 ha ruang hijau yang direncanakan telah dibuat dan 220.000 pohon ditanam sehingga total menjadi 700.000. Pada tahun 2014, pohon sisi jalan di Tokyo telah meningkat menjadi 950.000, dan tambahan 300 ha ruang hijau telah ditambahkan.[46]

Demografi

Pada Oktober 2012, perkiraan sensus resmi menunjukkan 13,506 juta jiwa bermukim di Tokyo dengan 9,214 juta jiwa diantaranya tinggal di dalam 23 distrik Tokyo.[47] Saat siang hari, jumlah penduduk bertambah hampir 2,5 juta jiwa karena karyawan dan siswa pergi pulang dari wilayah pinggiran. Efek ini bahkan lebih menonjol di tiga DKK utama, yaitu Chiyoda, Chūō, dan Minato, yang populasi kolektifnya pada Sensus Nasional 2005 adalah 326.000 jiwa pada malam hari, dan melonjak hingga 2,4 juta jiwa pada siang hari.[48]

Pada tahun 1889, Kementerian Dalam Negeri mencatat 1.375.937 jiwa tinggal di Kota Tokyo dari total 1.694.292 jiwa tinggal di Tokyo-fu.[49] Pada tahun yang sama, total 779 warga negara asing tercatat tinggal di Tokyo. Kebangsaan yang paling umum adalah Inggris (209 penduduk), diikuti oleh warga negara Amerika Serikat (182) dan warga negara dinasti Qing (137).[50]

 
Populasi sejarah Tokyo sejak 1920
WNA terdaftar[51]
Kebangsaan Populasi (2018)
  Republik Rakyat Tiongkok 199.949
  Korea Selatan 90.438
  Vietnam 32.334
  Filipina 32.089
    Nepal 26.157
  Taiwan 18.568
  Amerika Serikat 17.578
  India 11.153
  Myanmar 9.719
  Thailand 7.958
Lainnya 75.557
 
Bagan ini adalah tingkat pertumbuhan kotamadya Tokyo, Jepang. Diperkirakan berdasarkan sensus yang dilakukan pada 2005 dan 2010.
Pertambahan
  10.0% dan lebih
  7,5 – 9,9%
  5,0 – 7,4%
  2,5 – 4,9%
  0,0 – 2,4%
Pengurangan
  0,0 – 2,4%
  2,5 – 4,9%
  5,0 – 7,4%
  7,5 – 9,9%
  10,0% dan lebih
Penduduk Tokyo[48]
Berdasarkan wilayah1

Tokyo
DKK
Tama
Kepulauan

12,79 juta
8,653 juta
4,109 juta
28.000

Berdasarkan umur2

Remaja (usia 0-14)
Bekerja (usia 15-64)
Pensiunan (usia 65+)

1,461 juta (11,8%)
8,546 juta (69,3%)
2,332 juta (18,9%)

Berdasarkan waktu3

Siang
Malam

14,978 juta
12,416 juta

Berdasarkan kewarganegaraan

Penduduk asing

364.6534 (2,9% total)

1 Diperkirakan pada 1 Oktober 2007.

2 per 1 Januari 2007.

3 Sensus Nasional hingga 2005.

4 per 1 Januari 2006.

Ekonomi

 
Tokyo Skytree, menara tertinggi di dunia
 
Bursa Efek Tokyo
 
Ginza adalah area perbelanjaan kelas atas yang populer di Tokyo[meragukan] sebagai salah satu distrik perbelanjaan paling mewah di dunia.
 
Kantor pusat Bank of Japan di Chūō, Tokyo
 
Menara Tokyo di malam hari
 
Shibuya menarik banyak wisatawan.

Tokyo merupakan satu dari tiga pusat keuangan dunia, bersama dengan New York dan London.[52][53] Tokyo merupakan metropolitan ekonomi terbesar di dunia. Menurut studi oleh PricewaterhouseCoopers, Tokyo Raya (mencangkup Tokyo hingga Yokohama dengan 38 juta penduduk) memiliki produk domestik bruto sejumlah US$2 triliun pada 2012 (menurut keseimbangan kemampuan berbelanja).[54] Pada tahun 2008, 47 perusahaan yang masuk kedalam daftar Fortune Global 500 berbasis di Tokyo.[55]

Seperti yang tertera di atas, Tokyo adalah pusat keuangan dunia utama;[56] dan menjadi rumah dari beberapa bank investasi terbesar di dunia dan perusahaan asuransi, dan berfungsi sebagai hub untuk industri transportasi, penerbitan, elektronik dan penyiaran Jepang. Selama pertumbuhan ekonomi Jepang yang terpusat setelah Perang Dunia II, banyak perusahaan besar memindahkan kantor pusat mereka dari kota-kota seperti Osaka (ibukota komersial bersejarah) ke Tokyo, dalam upaya untuk mengambil keuntungan dari akses yang lebih dekat dengan pemerintah pusat. Tren ini mulai melambat karena pertumbuhan populasi yang berkelanjutan di Tokyo dan tingginya biaya hidup di sana.

Economist Intelligence Unit menilai Tokyo sebagai kota dengan biaya hidup tertinggi di dunia selama 14 tahun berturut-turut hingga tahun 2006.[57]

Tokyo muncul sebagai pusat keuangan internasional (IFC) terkemuka pada 1960-an dan telah digambarkan sebagai salah satu dari tiga "pusat komando" untuk ekonomi dunia, bersama dengan New York City dan London.[58] Dalam Indeks Pusat Keuangan Global 2017, Tokyo mendapat peringkat sebagai pemilik pusat keuangan paling kompetitif kelima di dunia (bersama kota-kota seperti London, Kota New York, San Francisco, Chicago, Sydney, Boston, dan Toronto di 10 besar), dan ketiga yang paling kompetitif di Asia (setelah Singapura dan Hong Kong).[59] Pasar keuangan Jepang dibuka perlahan pada tahun 1984 dan mempercepat internasionalisasi dengan "Big Bang Jepang" pada tahun 1998.[60] Meskipun Singapura dan Hong Kong muncul sebagai pusat keuangan yang bersaing, IFC Tokyo berhasil mempertahankan posisi terkemuka di Asia.

Bursa Saham Tokyo adalah bursa saham terbesar Jepang, dan terbesar ketiga di dunia menurut kapitalisasi pasar, dan keempat terbesar menurut akuisisi saham. Pada tahun 1990 di akhir masa penggelembungan harga aset Jepang, Tokyo memiliki lebih dari 60% nilai pasar saham dunia.[61]

Menurut Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Tokyo memiliki 8.460 ha (20.900 hektar) lahan pertanian pada tahun 2003,[62] menjadikannya sebagai yang terakhir di antara prefektur-prefektur di negara ini. Tanah pertanian terkonsentrasi di Tokyo Barat. Bahan tahan lama seperti sayuran, buah-buahan, dan bunga dapat dengan mudah dikirim ke pasar di bagian timur prefektur. Komatsuna dan bayam adalah sayuran yang paling penting; pada tahun 2000, Tokyo memasok 32,5% komatsuna yang dijual di pasar produk utamanya.[butuh rujukan]

Dengan 36% wilayahnya yang masih ditutupi oleh hutan, Tokyo memiliki pertumbuhan luas cryptomeria dan cemara Jepang, terutama di kawasan pegunungan Akiruno, Ōme, Okutama, Hachiōji, Hinode, dan Hinohara. Penurunan harga kayu, kenaikan biaya produksi, dan bertambahnya usia lanjut di antara populasi kehutanan telah mengakibatkan penurunan hasil Tokyo. Selain itu, serbuk sari, terutama dari cryptomeria, adalah alergen utama bagi pusat populasi terdekat. Teluk Tokyo pernah menjadi sumber utama ikan. Sebagian besar produksi ikan Tokyo berasal dari pulau-pulau terluar, seperti Izu Ōshima dan Hachijō-Jima. Cakalang, nori, dan aji adalah beberapa produk laut hasil teluk Tokyo.[butuh rujukan]

Teluk Tokyo dahulu merupakan sumber utama ikan. Saat ini, kebanyakan dari produksi ikan Tokyo datang dari kepulauan luar, seperti Izu ŌShima dan Hachijōjima. Cakalang, nori, dan aji merupakan salah satu contoh produk perikanan.

Pariwisata di Tokyo juga merupakan salah satu kontributor ekonomi utama. Pada tahun 2006, 4,81 juta orang asing dan 420 juta kunjungan Jepang ke Tokyo dilakukan; nilai ekonomi dari kunjungan ini mencapai 9,4 triliun yen menurut Pemerintah Metropolitan Tokyo. Banyak turis mengunjungi berbagai pusat kota, toko, dan distrik hiburan di seluruh lingkungan distrik kota khusus (DKK) Tokyo; khususnya untuk anak-anak sekolah dalam study tour, kunjungan ke Tokyo Tower adalah keharusan (de rigueur). Penawaran budaya termasuk budaya pop Jepang yang ada di mana-mana dan distrik terkait seperti Shibuya dan Harajuku, atraksi subkultural seperti pusat anime Studio Ghibli, serta museum seperti Tokyo National Museum, yang menampung 37% dari harta karun nasional karya seni negara (87/233).

Pasar Ikan Tsukiji di Tokyo adalah pasar grosir ikan dan makanan laut terbesar di dunia, dan juga salah satu pasar makanan grosir terbesar dalam bentuk apa pun. Pasar Tsukiji berpegang teguh pada tradisi pendahulunya, pasar ikan Nihonbashi, dan melayani sekitar 50.000 pembeli dan penjual setiap hari. Pengecer, penjual utuh, pelelang, dan warga negara sering mengunjungi pasar, menciptakan mikrokosmos unik dari kekacauan terorganisir yang masih terus menyulut bahan bakar kota dan pasokan makanannya setelah lebih dari empat abad.[63] Mereka dipindah ke Pasar Toyosu baru pada Oktober 2018.[64]

Transportasi

 
Stasiun Tokyo adalah terminal kereta antarkota utama di Tokyo.
 
Bandara Haneda
 
Tokyo Metro dan Toei Subwayadalah dua operator kereta bawah tanah utama di Tokyo.
 
Hamazakibashi JCT di Shuto Expressway
 
Tokyo Metro

Sebagai pusat Wilayah Tokyo Raya, Tokyo adalah pusat transportasi kereta api, darat dan udara domestik dan internasional di Jepang. Namun, wilayah udaranya berada di bawah hak eksklusif militer AS setelah Perang Dunia II dan beberapa rute penerbangan dikembalikan ke Jepang.[65] Transportasi umum di dalam Tokyo didominasi oleh jaringan kereta dan kereta bawah tanah yang bersih dan efisien[66] yang dijalankan oleh berbagai operator, dengan bus, monorel, dan trem memainkan peran pengumpan sekunder. Terdapat 62 jalur kereta listrik dan lebih dari 900 stasiun kereta di Tokyo.[67]

Sebagai hasil dari Perang Dunia II, pesawat Jepang dilarang terbang di atas Tokyo.[68] Karena itu, Jepang membangun bandara di luar Tokyo. Bandara Internasional Narita di Prefektur Chiba adalah pintu gerbang utama bagi pelancong internasional ke Jepang. Perusahaan-perusahaan penerbangan Japan Airlines, All Nippon Airways, Air Japan dan Delta Air Lines semuanya menjadikan Narita sebagai hub penerbangan. Bandara Haneda di tanah reklamasi di Ōta mewadahi penerbangan domestik dan internasional.

Beberapa pulau dalam administrasi Tokyo juga memiliki bandara sendiri. Hachijōjima (Bandara Hachijojima), Miyakejima (Bandara Miyakejima), dan Izu Ōshima (Bandara Oshima) menyediakan layanan ke Bandara Internasional Tokyo dan bandara-bandara lain.

Kereta api adalah metode transportasi utama di Tokyo[butuh rujukan] yang memiliki jaringan rel bawah tanah yang paling luas di dunia dan jaringan rel permukaan yang sama luasnya. JR East memegang jaringan rel terbesar di Tokyo, termasuk Jalur Yamanote yang mengitari pusat kota Tokyo. Jaringan bawah tanah berada di bawah pengawasan dua organisasi terpisah, yaitu Tokyo Metro milik swasta dan Biro Transportasi Metropolitan Tokyo milik pemerintah. Pemerintah metropolitan dan pengusaha swasta bersama-sama mengoperasikan rute bus dan rute trem. Layanan lokal, regional dan antarnegara juga tersedia, dengan terminal-terminal utama di stasiun-stasiun kereta api besar seperti Tokyo, Shinagawa, dan Shinjuku.

Jalan tol menghubungkan ibukota ke titik-titik lain di Tokyo Raya, wilayah Kanto, hingga ke Kyushu dan Shikoku. Untuk membangunnya dengan cepat sebelum Olimpiade Musim Panas 1964, sebagian besar dibangun di atas jalan yang ada.[69]Ada juga transportasi lain seperti taksi yang beroperasi di DKK dan kota-kota besar. Juga, feri jarak jauh yang melayani pulau-pulau dalam administrasi Tokyo serta mengangkut penumpang dan kargo ke pelabuhan domestik dan asing.

Pendidikan

 
Auditorium Yasuda di Universitas Tokyo di Bunkyō
 
Auditorium Okuma di Universitas Waseda di Shinjuku
 
Hibiya High School di Chiyoda

Tokyo memiliki banyak universitas, akademi, dan sekolah kejuruan. Banyak universitas paling bergengsi di Jepang berada di Tokyo, termasuk Universitas Tokyo, Universitas Hitotsubashi, Institut Teknologi Tokyo, Universitas Waseda, Universitas Sains Tokyo, dan Universitas Keio.[70] Beberapa universitas nasional terbesar di Tokyo adalah:

Hanya ada satu universitas negeri non-nasional, yaitu Tokyo Metropolitan University. Ada juga beberapa universitas yang terkenal dengan kelas bilingualnya (kelas perkuliahan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Jepang), antara lain Sekolah Pascasarjana Manajemen Universitas Globis, Universitas Kristen Internasional, Universitas Sophia, dan Universitas Waseda.

Tokyo juga merupakan markas besar Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Taman kanak-kanak yang dikelola publik, sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama (SMP) dioperasikan oleh DKK setempat atau pemerintah munisipal. Sekolah menengah atas (SMA) negeri di Tokyo dijalankan oleh Dinas Pendidikan Metropolitan Tokyo dan disebut "Sekolah Menengah Metropolitan". Tokyo juga memiliki banyak sekolah swasta dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah. Berikut daftarnya.

Budaya

 
Museum Nasional Sains dan Inovasi Baru yang juga dikenal sebagai "Miraikan"
 
Jalan Takeshita di Harajuku
 
Perayaan festival di Tokyo.

Tokyo memiliki banyak museum. Di Taman Ueno, ada Museum Nasional Tokyo, museum terbesar di negara itu dan diperuntukkan khusus untuk seni Jepang tradisional; Museum Nasional Seni Barat dan Kebun Binatang Ueno. Museum lainnya termasuk Museum Nasional Sains dan Inovasi Baru di Odaiba; Museum Edo-Tokyo di Sumida, Tokyo Sumida yang melintasi Sungai Sumida dari pusat Tokyo; Museum Nezu di Aoyama; dan Perpustakaan Parlemen Jepang, Arsip Nasional, dan Museum Nasional Seni Modern dengan koleksi-koleksi seni modern Jepang serta lebih 40.000 film-film Jepang dan asing[71] yang berada di dekat Istana Kekaisaran.

Di Tokyo juga ada banyak teater pementasan, termasuk teater milik negara dan swasta untuk drama Jepang. Seperti Teater Noh Nasional untuk noh dan Kabuki-za untuk Kabuki.[72] Orkestra simfoni dan bermacam-macam organisasi musik mendendangkan musik modern dan tradisional di sini. Tokyo juga menjadi tuan rumah acara musik pop dan rock Jepang dan internasional di berbagai tempat, dari klub malam hingga arena terkemuka internasional seperti Nippon Budokan.

 
Sanja Matsuri di Asakusa

Di seluruh Tokyo juga diadakan beraneka festival. Contohnya adalah perayaan Sannō di Kuil Hie, Sanja di Kuil Asakusa, dan festival dwitahunan Kanda Matsuri. Perayaan Kanda meliputi arak-arakan mikoshi dan ribuan orang yang menyambutnya. Pada hari Sabtu terakhir setiap bulan Juli, pertunjukan kembang api besar-besaran di atas Sungai Sumida menarik lebih sejuta penonton. Bila bunga sakura berkembang pada musim semi, penduduk Tokyo berkumpul di Taman Ueno, Taman Inokashira, dan Kebun Negara Shinjuku Gyoen untuk berpiknik di bawah pohon sakura.

Harajuku, sebuah kawasan di Shibuya, terkenal di mata dunia karena imejnya sebagai pusatnya hiburan anak muda, fashion,[73] dan cosplay.

Masakan di Tokyo dipuji di seluruh dunia. Pada November 2007, Michelin mengeluarkan panduan untuk rumah makan terbaik di Tokyo, memberikan total 191 bintang, atau sekitar dua kali lebih banyak dari yang diperoleh pesaing terdekatnya, Paris. Pada 2017, 227 restoran di Tokyo telah diberi penghargaan (92 di Paris). Dua belas tempat makan dikaruniai penghargaan hingga tiga bintang (Paris memiliki 10), sedangkan 54 menerima dua bintang, dan 161 memperoleh satu bintang. Di kalangan dua belas tempat makan besar itu, tiga buah menghidangkan masakan Jepang tradisional, dua lagi adalah toko sushi dan tiga yang selebihnya adalah restoran masakan Prancis.[74]

Olahraga

 
Tokyo Dome, markas bagi Yomiuri Giants
 
Arena gulat sumo Ryōgoku Kokugikan

Tokyo, dengan beragam olahraga, adalah rumah bagi dua klub baseball profesional, Yomiuri Giants yang bermain di Tokyo Dome dan Tokyo Yakult Swallows di Stadion Meiji-Jingu. Asosiasi Sumo Jepang juga bermarkas di Tokyo, tepatnya di arena sumo Ryōgoku Kokugikan di mana tiga turnamen sumo resmi diadakan setiap tahun (pada bulan Januari, Mei, dan September). Klub sepak bola di Tokyo termasuk F.C. Tokyo dan Tokyo Verdy 1969, keduanya bermain di Stadion Ajinomoto di Chōfu, dan FC Machida Zelvia di Stadion Nozuta di Machida. Klub bola basket termasuk Hitachi SunRockers, Toyota Alvark Tokyo, dan Tokyo Excellence.

Tokyo merupakan basis dua klub bisbol profesional, yaitu Yomiuri Giants yang berbasis di Tokyo Dome, dan Tokyo Yakult Swallows di Stadion Meiji-Jingu.

Asosiasi Sumo Jepang juga bermarkas di Tokyo, yaitu di arena sumo Ryōgoku Kokugikan, tempat tiga kejuaraan sumo resmi diadakan tiga kali setahun (pada bulan Januari, Mei, dan September). Klub sepak bola di Tokyo meliputi FC Tokyo dan Tokyo Verdy 1969, keduanya bermain di Stadion Ajinomoto di Chōfu.

Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1964. Stadion Olimpiade Tokyo juga dijadikan tempat penyelenggaraan beberapa acara olahraga internasional. Dengan banyak tempat olahraga kelas dunia, Tokyo juga menjadi tuan rumah berbagai acara olahraga tingkat nasional dan internasional seperti tenis, renang, maraton, sepak bola Amerika, judo, karate, dan sebagainya. Gelanggang Olahraga Metropolitan Tokyo di Sendagaya, Shibuya, merupakan sebuah kompleks olahraga besar yang berisi kolam renang, kamar latihan, dan arena tertutup yang luas.

Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1964, sehingga menjadi kota Asia pertama yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas. Stadion Nasional (juga dikenal sebagai Stadion Olimpiade) menjadi tuan rumah sejumlah acara olahraga internasional. Pada 2016, stadion ini digantikan oleh Stadion Nasional Baru. Dengan sejumlah tempat olahraga kelas dunia, Tokyo sering menjadi tuan rumah acara olahraga nasional dan internasional seperti turnamen bola basket, turnamen bola voli wanita, turnamen tenis, pertandingan renang, maraton, pertandingan uni rugby dan rugby 7, sepakbola, pertandingan pameran sepak bola Amerika, judo, dan karate. Gimnasium Metropolitan Tokyo, di Sendagaya, Shibuya, adalah kompleks olahraga besar yang mencakup kolam renang, ruang pelatihan, dan arena dalam ruangan yang besar. Menurut Around the Rings, gimnasium tersebut telah menjadi tuan rumah kejuaraan dunia senam artistik pada Oktober 2011, meskipun Federasi Senam Internasional awalnya meragukan kemampuan Tokyo untuk menjadi tuan rumah kejuaraan setelah tsunami 11 Maret.[75] Tokyo juga dipilih sebagai tuan rumah sejumlah pertandingan untuk Piala Dunia Rugbi 2019. Tokyo juga terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2020 dan Paralimpiade Musim Panas 2020 pada 7 September 2013.

Pemandangan kota

 
Panorama Shinjuku dan Gunung Fuji.
 
Panorama Istana Kekaisaran Tokyo yang diambil di Marunouchi.
 
Pohon sakura di Istana Kekaisaran Tokyo.

Dalam kebudayaan populer

 
Akihabara adalah kawasan paling populer untuk penggemar anime, manga, dan game
 
Kantor pusat Fuji TV

Sebagai prefektur dengan populasi terbesar di Jepang dan pusat siaran dan studio terbesar di negara itu, Tokyo sering menjadi latar bagi banyak sinema Jepang, acara televisi, serial animasi (anime), komik web, novel ringan, video game, dan buku komik (manga). Dalam genre kaiju (film monster), landmark Tokyo biasanya dihancurkan oleh monster raksasa seperti Godzilla dan Gamera.

Beberapa sutradara Hollywood telah beralih ke Tokyo sebagai latar belakang untuk pembuatan film di Jepang. Contoh-contoh film pascaperang antara lain Tokyo Joe, My Geisha, Tokyo Story dan film James Bond bertajuk You Only Live Twice. Contoh-contoh film keluaran terbaru antara lain Kill Bill, The Fast and the Furious: Tokyo Drift, Lost in Translation, Babel, dan Inception.

Penulis Jepang Haruki Murakami mengambil Tokyo sebagai latar dari beberapa novelnya (termasuk novel Norwegian Wood). Dua novel pertama David Mitchell (number9dream dan Ghostwritten) juga menampilkan kota tersebut. Pelukis Inggris kontemporer Carl Randall menghabiskan 10 tahun tinggal di Tokyo sebagai seorang seniman berandal, menciptakan karya yang menggambarkan jalan-jalan kota yang ramai dan ruang publik.[76][77][78][79][80]

Hubungan Internasional

Tokyo adalah anggota pendiri Asian Network of Major Cities 21 dan merupakan anggota Dewan Otoritas Lokal untuk Hubungan Internasional. Tokyo juga merupakan anggota pendiri C40 Cities Climate Leadership Group.

Kota kembar dan perjanjian persahabatan

Hingga 2016, Tokyo memiliki hubungan kota kembar atau perjanjian persahabatan dengan kota-kota 12 kota/negara bagian berikut:[81]

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ 東京都歌・市歌 (dalam bahasa Jepang). Tokyo Metropolitan Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 11, 2011. Diakses tanggal September 17, 2011. 
  2. ^ "Archived copy" 都庁は長野市. Tokyo Metropolitan Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 19, 2014. Diakses tanggal April 12, 2014.  Shinjuku adalah lokasi Kantor Pemerintah Metropolitan Tokyo. Tapi Tokyo bukan "kota". Oleh karena itu, demi kenyamanan, notasi prefektur adalah "Tokyo".
  3. ^ a b 東京都の人口(推計)– Population of Tokyo (estimate). Tokyo Metropolitan Government Bureau of Statistics Department. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 2, 2018. Diakses tanggal October 22, 2018. 
  4. ^ a b United Nations (March 12, 2017). "The World's Cities in 2016" (PDF). United Nations. 
  5. ^ 都民経済計算(都内総生産等)平成27年度年報. www.metro.tokyo.jp. 
  6. ^ "Yearly Average Rates". OFX. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 16, 2015. 
  7. ^ "2015 Japan Population" (PDF). 
  8. ^ "Tokyo definition and meaning". Collins English Dictionary. n.d. Diakses tanggal June 15, 2018. 
  9. ^ "Tidak ada undang-undang untuk menentukan di mana ibukota Jepang berada. Karena Tokyo dibangun untuk menstabilkan Timur dan Utara. " Dewan Legislatif Biro Dewan
  10. ^ "Japan's Local Government System". Tokyo Metropolitan Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 11, 2013. Diakses tanggal August 5, 2013. 
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama UN-World-Cities-2018
  12. ^ Nussbaum, Louis-Frédéric. (2005). "Tōkyō" in Japan Encyclopedia, pp. 981–982 di Google Books
    in "Kantō" p. 479 di Google Books
  13. ^ Fortune. "Global Fortune 500 by countries: Japan". CNN. Diakses tanggal July 22, 2011. 
  14. ^ "GaWC – The World According to GaWC 2018". Lboro.ac.uk. April 13, 2018. Diakses tanggal March 22, 2019. 
  15. ^ "Tokyo Tops Among Global Travelers, According To TripAdvisor World City Survey". TripAdvisor. TripAdvisor LLC. May 20, 2014. Diakses tanggal September 1, 2014. 
  16. ^ "2018 Cost of Living Rankings". Mercer. Mercer LLC. June 26, 2018. Diakses tanggal March 22, 2019. 
  17. ^ "Uptown top ranking". The Economist. June 17, 2015. Diakses tanggal October 17, 2015. 
  18. ^ "The Monocle Quality of Life Survey 2015 – Film". 
  19. ^ 「ミシュランガイド東京・横浜・鎌倉2011」を発行 三つ星が14軒、二つ星が54軒、一つ星が198軒に. Michelin Japan. November 24, 2010. 
  20. ^ "Tokyo is Michelin's biggest star". The Times. November 20, 2007. 
  21. ^ "Safe Cities Index 2015 Infographic – NEC: Safe Cities". January 7, 2015. 
  22. ^ "QS Best Student Cities 2016". Top Universities. 
  23. ^ "QS Best Student Cities 2018". Top Universities (dalam bahasa Inggris). April 30, 2018. Diakses tanggal July 12, 2018. 
  24. ^ a b Room, Adrian. Placenames of the World. McFarland & Company (1996), p. 360. ISBN 0-7864-1814-1.
  25. ^ US Department of State. (1906). A digest of international law as in diplomatic discussions, treaties and other international agreements (John Bassett Moore, ed.), Volume 5, p. 759; excerpt, "The Mikado, on assuming the exercise of power at Yedo, changed the name of the city to Tokio".
  26. ^ Fiévé, Nicolas & Paul Waley (2003). Japanese Capitals in Historical Perspective: Place, Power and Memory in Kyoto, Edo and Tokyo. hlm. 253. 
  27. ^ 明治東京異聞~トウケイかトウキョウか~東京の読み方 (dalam bahasa Jepang). Tokyo Metropolitan Archives. 2004. Diakses tanggal September 13, 2008. 
  28. ^ McClain, James (1994). Edo and Paris: Urban Life and the State in the Early Modern Era. Cornell University Press. hlm. 13. ISBN 080148183X. 
  29. ^ Sorensen, Andre (2004). The Making of Urban Japan: Cities and Planning from Edo to the Twenty First Century. RoutledgeCurzon. hlm. 16. ISBN 0415354226. 
  30. ^ "History of Tokyo". Tokyo Metropolitan Government. Diakses tanggal 2007-10-17. 
  31. ^ Tokyo-Yokohama earthquake of 1923. Britannica Online Encyclopedia.
  32. ^ Tipton, Elise K. (2002). Modern Japan: A Social and Political History. Routledge. hlm. 141. 
  33. ^ "Tokyo Narita International Airport (NRT) Airport Information (Tokyo, Japan)". Diakses pada 11 September 2008.
  34. ^ "Rail Transport in The World's Major Cities" (PDF). Japan Railway and Transport Review. Diakses tanggal 2007-10-17. 
  35. ^ Saxonhouse, Gary R. (ed.) (2004). Japan's Lost Decade: Origins, Consequences and Prospects for Recovery. Blackwell Publishing Limited. ISBN 1405119179. 
  36. ^ "Local Government in Japan" (PDF). Council of Local Authorities for International Relations. hlm. 8. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-09-23. Diakses tanggal 2008-09-14. 
  37. ^ Hidenobu Jinnai. Tokyo: A Spatial Anthropology. University of California Press (1995), pp. 1-3. ISBN 0-520-07135-2.
  38. ^ Hidenobu Jinnai. Tokyo: A Spatial Anthropology. University of California Press (1995), pp. 1-3. ISBN 0-520-07135-2.
  39. ^ "Tokyo – GoJapanGo". Tokyo Attractions – Japanese Lifestyle. Mi Marketing Pty Ltd. Diakses tanggal April 18, 2012. 
  40. ^ "World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)". Wbcsd.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 4, 2009. Diakses tanggal October 18, 2008. 
  41. ^ Barry, Roger Graham & Richard J. Chorley. Atmosphere, Weather and Climate. Routledge (2003), p. 344. ISBN 0-415-27170-3.
  42. ^ Toshiaki Ichinose, Kazuhiro Shimodozono, and Keisuke Hanaki. Impact of anthropogenic heat on urban climate in Tokyo. Atmospheric Environment 33 (1999): 3897–3909.
  43. ^ "Heat Island Control Measures". kankyo.metro.tokyo.jp. January 6, 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 24, 2008. Diakses tanggal October 29, 2010. 
  44. ^ Barry, Roger Graham; Chorley, Richard J. (1987). Atmosphere, Weather and Climate. London: Methuen Publishing. hlm. 344. ISBN 978-0-416-07152-8. 
  45. ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal January 16, 2013. Diakses tanggal July 11, 2012. 
  46. ^ "2012 Action Program for Tokyo Vision 2020 – Tokyo Metropolitan Government". Metro.tokyo.jp. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 9, 2012. Diakses tanggal December 23, 2012. 
  47. ^ 東京都の人口(推計). Tokyo Metropolitan Government. Diakses tanggal January 17, 2015. 
  48. ^ a b "Population of Tokyo". Tokyo Metropolitan Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 23, 2008. Diakses tanggal January 1, 2009. 
  49. ^ 東京府 編 (1890). 東京府統計書. 明治22年 [Tōkyō-Fu Statistics Book (1889)] (dalam bahasa Japanese). 1. 東京府. hlm. 40–41.  (National Diet Library Digital Archive) (digital page number 32)
  50. ^ 東京府 編 (1890). 東京府統計書. 明治22年 [Tōkyō-Fu Statistics Book (1889)] (dalam bahasa Japanese). 1. 東京府. hlm. 66–67.  (National Diet Library Digital Archive) (digital page number 46)
  51. ^ "Tokyo Statistical Yearbook 2018" (Excel 97). Bureau of General Affairs, Tokyo Metropolitan Government. Diakses tanggal September 5, 2018. 
  52. ^ "Financial Centres, All shapes and sizes". The Economist. Diakses tanggal 2007-10-14. 
  53. ^ Sassen, Saskia (2001). The Global City: New York, London, Tokyo (edisi ke-2nd). Princeton University Press. ISBN 0691070636. 
  54. ^ PriceWaterhouseCoopers, "UK Economic Outlook, March 2007", page 5. ""Table 1.2 – Top 30 urban agglomeration GDP rankings in 2005 and illustrative projections to 2020 (using UN definitions and population estimates)"" (PDF). Diakses tanggal 2007-03-09. 
  55. ^ "Global 500 Our annual ranking of the world's largest corporationns". CNNMoney.com. Diakses tanggal 2008-12-04. 
  56. ^ "Financial Centres, All shapes and sizes". The Economist. September 13, 2007. Diakses tanggal October 14, 2007. 
  57. ^ "Oslo is world's most expensive city: survey". Reuters. January 31, 2006. Diakses tanggal February 1.  (inactive).
  58. ^ Sassen, Saskia (2001). The Global City: New York, London, Tokyo (edisi ke-2nd). Princeton University Press. ISBN 978-0-691-07063-6. 
  59. ^ "The Global Financial Centres Index 21" (PDF). Long Finance. March 2017. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal June 11, 2017. 
  60. ^ Ito, Takatoshi; Melvin, Michael. "NBER WORKING PAPER SERIES - JAPAN'S BIG BANG AND THE TRANSFORMATION OF FINANCIAL MARKETS" (PDF). www.nber.org. 
  61. ^ Tokyo stock exchange
  62. ^ Horticulture Statistics Team, Production Statistics Division, Statistics and Information Department, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (July 15, 2003). "Statistics on Cultivated Land Area" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2006-06-28. Diakses tanggal 2008-10-18. 
  63. ^ Hannerz, Ulf (2005). "The Fish Market at the Center of the World (Review)". The Journal of Japanese Studies. 31 (2): 428–431. doi:10.1353/jjs.2005.0044. 
  64. ^ Kato, Issei (September 29, 2018). "As Tokyo's historic Tsukiji market closes, fishmongers mourn". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 3, 2018. Diakses tanggal October 4, 2018. 
  65. ^ Japan gets approval for new flight routes over Haneda airport using U.S. airspace Japan Times
  66. ^ "A Country Study: Japan". The Library of Congress. Chapter 2, Neighbourhoods. Diakses tanggal October 24, 2007. 
  67. ^ "Orientation – Tokyo Travel Guide | Planetyze". Planetyze (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal July 18, 2017. 
  68. ^ Wilayah udara Yokota Rapcon militer AS diatur dalam enam tingkat berbeda pada ketinggian antara 2.450 dan 7.000 meter, membentang di atas Tokyo dan delapan prefektur lainnya. Japan Times
  69. ^ "Revamping Tokyo's expressways could give capital a boost". Yomiuri Shimbun. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 2, 2012. Diakses tanggal October 8, 2012. 
  70. ^ "QS University Rankings: Asia 2016". QS Quacquarelli Symonds Limited. Diakses tanggal June 13, 2016. 
  71. ^ "National Cultural Facilities" (PDF). The Agency for Cultural Affairs. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-10-25. Diakses tanggal 2007-10-18. 
  72. ^ Milner, Rebecca (2013). "Pocket Tokyo." 4th Edition. Lonely Planet Publications. ISBN 978-1-74220-581-6
  73. ^ Perry, Chris (April 25, 2007). "Rebels on the Bridge: Subversion, Style, and the New Subculture" (Flash). Self-published (Scribd). Diakses tanggal December 4, 2007. 
  74. ^ "Tokyo 'top city for good eating'". BBC News. November 20, 2007. Diakses tanggal October 18, 2008. 
  75. ^ "Tokyo Keeps Gymnastics Worlds, Bolsters Olympics Ambitions". Aroundtherings.com. May 23, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 1, 2012. Diakses tanggal December 23, 2012. 
  76. ^ BBC World Service: World Update. 'Carl Randall – Painting the faces in Japan's crowded cities'., BBC World Service, 2016 
  77. ^ BBC News. 'Painting the faces in Japan's crowded cities'., BBC News – Arts & Entertainment, 2016 
  78. ^ 'Tokyo Portraits by Carl Randall'., The Daiwa Anglo Japanese Foundation, London, 2014 
  79. ^ 'The BP Portrait Awards 2013'., The National Portrait Gallery, London, 2012 
  80. ^ 'Japan Portraits'., Carl Randall – artist website, 2016 
  81. ^ "Sister Cities (States) of Tokyo – Tokyo Metropolitan Government". Diakses tanggal May 30, 2016. 
  82. ^ "Friendship and cooperation agreements". Paris: Marie de Paris. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 1, 2016. Diakses tanggal September 10, 2016. 

Bacaan lanjut

Panduan

  • Bender, Andrew, and Timothy N. Hornyak. Tokyo (City Travel Guide) (2010)
  • Mansfield, Stephen. Dk Eyewitness Top 10 Travel Guide: Tokyo (2013)
  • Waley, Paul. Tokyo Now and Then: An Explorer's Guide. (1984). 592 pp
  • Yanagihara, Wendy. Lonely Planet Tokyo Encounter (2012)

Kontemporer

  • Allinson, Gary D. Suburban Tokyo: A Comparative Study in Politics and Social Change. (1979). 258 pp.
  • Bestor, Theodore. Neighbourhood Tokyo (1989). online edition
  • Bestor, Theodore. Tsukiji: The Fish Market at the Centre of the World. (2004) online edition
  • Fowler, Edward. San'ya Blues: Labouring Life in Contemporary Tokyo. (1996) ISBN 0-8014-8570-3.
  • Friedman, Mildred, ed. Tokyo, Form and Spirit. (1986). 256 pp.
  • Jinnai, Hidenobu. Tokyo: A Spatial Anthropology. (1995). 236 pp.
  • Reynolds, Jonathan M. "Japan's Imperial Diet Building: Debate over Construction of a National Identity". Art Journal. 55#3 (1996) pp. 38+.
  • Sassen, Saskia. The Global City: New York, London, Tokyo. (1991). 397 pp.
  • Sorensen, A. Land Readjustment and Metropolitan Growth: An Examination of Suburban Land Development and Urban Sprawl in the Tokyo Metropolitan Area (2000)
  • Taira, J. [re]TOKYO. (2018). San Francisco: ORO Editions. ISBN 978-1-940743-66-0
  • Waley, Paul. "Tokyo-as-world-city: Reassessing the Role of Capital and the State in Urban Restructuring". Urban Studies 2007 44(8): 1465–1490. ISSN 0042-0980 Fulltext: Ebsco

Pranala luar